2013
Sardi
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/13142
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI
(Psidium guajava L.) SEBAGAI PEWARNA RAMBUT
SKRIPSI
OLEH:
SARDI
NIM 111524059
SKRIPSI
OLEH:
SARDI
NIM 111524059
OLEH:
SARDI
NIM 111524059
Dra. Lely Sari Lubis, M.Si., Apt. Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt.
NIP 195404121987012001 NIP 195107031977102001
Bismillahirrahmanirrahim
Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Pewarna Rambut” sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi
besarnya kepada Ibu Dra. Lely Sari Lubis, M.Si., Apt., dan Bapak Drs.
skripsi ini. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan
M.Si., Apt., Ibu Dra. Nazliniwati, M.Si., Apt., dan Ibu Dra. Fat Aminah, M.Sc.,
Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, arahan, kritik dan
masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ibu Prof. Dr. Julia
arahan dan bimbingan kepada penulis selama ini serta Bapak dan Ibu staf
pengajar Fakultas Farmasi USU yang telah mendidik penulis selama masa
perkuliahan.
Ayahanda tercinta Dalian dan Ibunda tersayang Turiati, semua Kakanda dan
dan pahala serta keberkahan yang sebaik-baiknya kepada semua pihak yang
tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu
Sardi
ABSTRAK
Kata kunci: jambu biji (Psidium guajava L.), tembaga (II) sulfat, pirogalol,
xanthan gum, pewarna rambut
ABSTRACT
Halaman
JUDUL ................................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................... vi
LAMPIRAN ......................................................................................... 44
Halaman
Tabel 4.2. Data pengamatan uji iritasi terhadap kulit sukarelawan ....... 39
Halaman
Halaman
Lampiran 1. Hasil identifikasi daun jambu biji (Psidium guajava L.) ... 44
PENDAHULUAN
Rambut adalah sesuatu yang keluar dari dalam kulit, tumbuh sebagai
batang-batang tanduk, dan tersebar hampir di seluruh kulit tubuh, wajah, dan
kepala, kecuali pada bibir, telapak tangan dan telapak kaki. Batang-batang
kulit dan terdapat di masing-masing bagian tubuh yang berbeda dalam panjang,
tebal, dan warnanya. Batang rambut ini tidak mempunyai saraf perasa sehingga
tidak terasa sakit bila dipangkas. Wujud rambut di berbagai tempat berbeda,
hanya terletak pada cara tumbuh, tebal, dan kedalaman akar rambut (Bariqina
wanita. Tetapi di zaman yang sudah maju seperti sekarang, julukan tersebut
tidak lagi tertuju hanya kepada kaum wanita, namun juga untuk pria. Peranan
rambut sangat penting untuk diperhatikan, karena rambut bukan hanya sebagai
benda keras, sengatan sinar matahari, dan sebagainya, tetapi juga merupakan
berkilau, sehat dan mudah diatur memberikan daya pesona tersendiri bagi
warna rambut adalah eumelanin yang menyebabkan warna hitam atau coklat
dan pyomelanin yang menyebabkan warna merah atau pirang. Di samping itu,
jumlah dan ukuran granula pigmen dan ada-tidaknya gelembung udara dalam
Bila sudah mencapai usia lanjut, warna rambut berubah menjadi putih
Indonesia disebut juga dengan semir rambut (Tranggono dan Latifah, 2007).
rias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk mengembalikan warna rambut
asli atau mengubah warna rambut asli menjadi warna baru. Keinginan untuk
yang dijadikan zat warna pada waktu itu diperoleh dari sumber alam, pada
bahan pewarna seperti klorofil, flavonoid dan tanin (Wijaya, dkk., 2011). Tanin
pembuatan obat-obatan seperti obat kumur dan obat cacing (Majundar et.al,
1979), ramuan pembuatan sabun, pasta gigi, dan kosmetik (Lutony, 1993).
Prabhu dan Teli (2011) mengekstraksi tannin dari asam jawa (Tamarindus
bahan pewarna alami pada bahan katun, wol dan kain sutra.
yaitu tanin. Jambu biji (Psidium guajava L.) dimanfaatkan selain sebagai
makanan buah segar maupun olahan yang memiliki zat gizi seperti vitamin A
dan vitamin C. Jambu biji juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk
tinggi. Salah satu pemanfaatannya adalah sebagai pewarna tekstil. Pada daun,
kulit batang dan daging buah jambu biji dapat ditemukan zat tanin (Lestari,
tanin dan antosianin inilah yang berperan sebagai pewarna. Di Malaysia, daun
jambu biji digunakan sebagai bahan pewarna sutera (Dewi, dkk., 2013).
tanaman jambu biji dengan mengolah dan memanfaatkan daun jambu biji
b. Apakah ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat diformulasikan
c. Berapakah konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) yang
a. Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) diduga dapat mengubah
b. Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) diduga dapat diformulasikan
c. Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat memberikan warna
hasil guna dari tumbuhan jambu biji. Penelitian ini juga dapat memberikan
informasi bahwa daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat digunakan
warna.
TINJAUAN PUSTAKA
Jambu biji berasal dari Amerika tropik, tumbuh pada tanah yang
gembur maupun liat, pada tempat terbuka dan mengandung air cukup banyak.
Pohon ini banyak ditanam sebagi pohon buah-buahan. Namun, sering tumbuh
liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1-1200 m di atas permukaan laut.
Jambu bji berbunga sepanjang tahun. Sekarang tanaman ini sudah menyebar
150 spesies Psidium yang menyebar ke daerah tropis dan berhawa sejuk
(Nias), biawas, jambu krutuk, jambu krikil, jambu biji, jambu klutuk (Melayu).
Jawa: jambu klutuk (Sunda), hambu bhender (Madura). Sotong (Bali), guawa
Tumbuhan jambu biji termasuk jenis perdu atau pohon kecil, tinggi 2-
letak berhadapan, daun muda berambut halus, permukaan atas daun tua licin.
membulat, tepi rata agak melekuk ke atas, pertulangan menyirip, panjang 6-14
cm, lebar 3-6 cm, berwarna hijau. Buah tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak
daun, berkumpul 1-3 bunga, berwarna putih. Buahnya berbentuk bulat sampai
bulat telur, berwarna hijau sampai hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah
yang masak bertekstur lunak, berwarna putih kekuningan atau merah jambu.
Menurut teori warna, struktur tanin dengan ikatan rangkap dua yang
coklat (Wijaya, dkk., 2011). Tanin merupakan senyawa yang dapat larut
eter, benzene dan eter(Sax dan Lewis, 1989). Struktur dan kelas tanin dapat
sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh (Hapsoh dan Hasanah, 2011).
Hasil ekstraksi dan karakterisasi zat warna alami dari daun jambu biji
sebagai barikut:
2.2.1. Pirogalol
berikut:
Pemerian : Padatan hablur putih atau hablur tidak berwarna dengan berat
molekul 126, 1
larutan akan menjadi warna gelap jika terkena udara. Jika pemakaiannya
logam lain. Ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan agar zat warna dapat
menempel lebih kuat lagi pada rambut dibandingkan pada saat sebelum
Kelarutan : 1 g larut dalam 3 ml air; dalam 0,5 ml air panas; 1 g dalam 500
warna coklat dan hitam. Warna tersebut terjadi karena tembaga sulfat berubah
menjadi tembaga oksida (Bariqina dan Ideawati, 2001). Tembaga (II) sulfat
termasuk ke dalam zat warna senyawa logam. Daya lekat zat warna senyawa
logam umumnya tidak sekuat zat warna nabati, karena itu jika digunakan
langsung harus dilakukan tiap hari hingga terbangkit corak warna yang
atau kalsium dari suatu polisakarida dengan bobot molekul besar yang
atau putih kekuningan, larut dalam air dan memberikan viskositas yang tinggi
pengemulsi. Gom ini tidak toksik, dapat tercampurkan dengan banyak bahan
farmaseutikal, dan memiliki stabilitas serta viskositas yang baik pada rentang
2.3 Ekstraksi
larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
Hasil ekstraksi disebut dengan ekstrak, yaitu sediaan pekat yang diperoleh
dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
bahan alamiah yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali
dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Ditjen POM, 2000).
A. Perkolasi
mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Alat
yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator. Serbuk simplisia yang akan
perkolator, keran dibuka dan diatur kecepatan menetes 1 ml tiap menit. Untuk
2.4 Rambut
tubuh, kecuali telapak tangan, telapak kaki dan bibir (Rostamailis, dkk., 2008).
bagian rambut yang terdiri dari tiga bagian sebagai berikut (Bariqina dan
Ideawati, 2001):
a. Ujung rambut
Pada rambut yang baru tumbuh serta sama sekali belum/tidak pernah
b. Batang rambut
Batang rambut adalah bagian rambut yang terdapat di atas permukaan kulit
berupa benang-benang halus yang terdiri dari zat tanduk atau keratin.
Batang rambut dapat dibedakan menjadi tiga lapisan yang tersusun teratur
Kutikula adalah lapisan yang paling luar dari rambut yang terdiri atas sel-
sel tanduk yang gepeng atau pipih dan tersusun seperti sisik ikan. Bagian
rambut dapat ditarik memanjang dan bila dilepaskan akan kembali pada
dapat dikeriting dan dicat karena cairan obat keriting/cat rambut dapat
pigmen yang terdapat pada korteks ini akan memberikan warna pada
Medula terletak pada lapisan paling dalam dari batang rambut yang
dibentuk oleh zat tanduk yang tersusun sangat renggang dan membentuk
udara.
c. Akar Rambut
Akar rambut adalah bagian rambut yang tertanam di dalam kulit. Bagian-
bagian terbawah umbi rambut. Jika bentuk folikel lurus maka rambut
juga lurus. Jika bentuk folikel agak melengkung maka rambut agak
2) Papil rambut
Misalnya sel-sel tunas rambut, zat protein yang membentuk keratin, zat
Umbi rambut adalah ujung akar rambut terbawah yang melebar. Struktur
bagian akar rambut ini berbeda dengan struktur batang dan akar rambut
penegak rambut yang menyebabkan rambut halus berdiri bila ada suatu
panjang lalu rontok dan kemudian terjadi pergantian rambut baru. Inilah yang
Fase anagen adalah fase pertumbuhan rambut ketika papil rambut terus
Fase ini berlangsung hanya beberapa minggu. Selama fase istirahat, rambut
berhenti tumbuh, umbi rambut mengkerut dan menjauhkan diri dari papil
Fase ini berlangsung lebih kurang 100 hari. Ketika rambut baru sudah cukup
panjang dan akan keluar dari kulit, rambut lama akan terdesak dan rontok.
Pada akhir fase ini, folikel rambut beralih ke fase anagen secara spontan.
yang terdapat di samping akar rambut. Beberapa jenis rambut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Rambut akan kelihatan bagus dan segar, tidak lengket dan kusam, serta
b. Rambut kering
Rambut kering terjadi karena keadaan kelenjar palit atau lemak bekerja
kurang aktif sehingga hasil palit atau minyak kurang dari keadaan normal
c. Rambut berminyak
Pada rambut berminyak, kelenjar palit atau lemak bekerja terlalu giat dan
dan lebat serta bila diraba terasa basah dan lekas kotor (Bariqina dan
Ideawati, 2001).
dengan bilasan warna, krayon rambut, dan semprot pewarnaan rambut (Ditjen
POM, 1985). Bahan pewarna jenis ini adalah pewarna yang mempunyai
molekul besar sehingga tidak mampu masuk ke dalam batang rambut dan
mudah terlepas, misalnya asam pirogalat dan asam tartrat serta beberapa zat
daya lekat tidak terlalu lama, daya lekatnya ada yang 4-6 minggu, ada juga 6-8
minggu. Bahan pewarna ini dapat berasal dari alami (indigo) atau zat warna
sintetik golongan nitro (senyawa amino dan nitro aromatik). Pewarnaan rambut
ini masih dapat tahan terhadap keramas, tetapi jika berulang dikeramas, zat
warna rambut yang kusam, dapat pula digunakan saat pewarnaan permanen
untuk mempertahankan kemilau rambut. Oleh sebab itu, rambut putih yang
lahan, setelah 4-6 minggu, akan menguning kecoklatan dan akhirnya rambut
akan kembali menjadi putih atau putih kekuningan (Bariqina dan Ideawati,
2001).
terdeposit pada korteks rambut (Dalton, 1985). Pewarna rambut jenis ini
memiliki daya lekat yang jauh lebih lama sehingga tidak luntur karena keramas
dengan sampo dan dapat bertahan 3-4 bulan (Ditjen POM, 1985).
seperti krim, jelli, dan cairan. Bahan pewarna ini meliputi campuran zat warna
nabati dengan zat warna senyawa logam, zat warna derivat fenol seperti
pirogalol, dan zat warna amino seperti orto atau para diaminobenzen,
berguna untuk menutupi warna rambut putih, rambut beruban, serta rambut
dengan warna asli untuk mendapatkan warna-warna yang mendekati warna asli
daya penyerapan cat. Pada umumnya, rambut halus lebih cepat dan lebih
mudah menyerap cat dibanding rambut kasar dan tebal. Keadaan rambut yang
kurang sehat, misalnya kutikula terbuka, akan cepat menyerap cat warna dalam
jumlah yang lebih besar sehingga mengakibatkan warna tidak merata. Jenis
rambut dengan kutikula yang sangat padat atau rapat dapat menolak peresapan
jangan langsung mengeramasi rambut yang baru saja diberi warna karena dapat
tertentu sangat baik untuk rambut yang telah diwarnai (Bariqina dan Ideawati,
2001).
golongan:
Zat warna alam meliputi bahan warna nabati, ekstrak, sari komponen
warna bahan nabati. Sedangkan zat warna sintetik berdasarkan pola warna
Dalam hal ini peranan pewarna rambut ditentukan oleh jenis senyawa
logam dan jenis pembangkit warnanya. Jenis senyawa logam yang digunakan
POM, 1985).
iritan kulit, reaksi iritasi ini dapat terjadi secara spontan atau tidak spontan
tergantung dari jenis zat dan kadar yang dilekatkan. Banyak produk kosmetik
yang dapat menyebabkan gangguan kulit yang bersifat iritasi ataupun alergi.
Uji keamanan yang dilakukan pada kosmetika meliputi dua aspek, yakni uji
keamanan sebagai bahan dan uji keamanan untuk produk kosmetika sebelum
untuk menetapkan apakah produk kosmetika itu memberikan efek toksik atau
kosmetika harus dikaji dan diuji efektivitas dan keamanannya. Prosedur dan
tata cara pengkajian dan pengujiannya dilakukan sama seperti halnya pada obat
dilakukan dalam uji keamanan, maka zat yang sudah digunakan dalam obat dan
rambut, perlu dilakukan uji iritasi terhadap sukarelawan. Uji iritasi ini dapat
bagian dalam atau bagian belakang telinga dan dibiarkan selama 24 jam untuk
METODE PENELITIAN
3.1 Alat-Alat
3.2 Bahan-Bahan
biji, pirogalol, tembaga (II) sulfat,xanthan gum, shampoo, aquadest dan rambut
uban.
daun jambu biji (Psidium guajava L.) dari varietas jambu biji sari. Diambil dari
Cara kerja:
perkolator sambil tiap kali ditekan hati-hati, kemudian dituangi dengan cairan
penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih
terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia (Ditjen POM, 1979). Perkolat
yang diperoleh dipekatkan dengan alat penguap vakum putar pada suhu ± 70oC
(Saati, 2006).
Serbuk inai 30 83 73
Pirogalol 5 10 15
rambut uban untuk menentukan konsentrasi pirogalol dan tembaga (II) sulfat
dengan catatan bahwa konsentrasi pirogalol tidak lebih dari 5% (Ditjen POM,
Komposisi A B
Pirogalol 1 2
pewarna rambut dengan tujuan untuk memberikan warna hitam dengan bahan
uji ekstrak daun jambu biji. Sehingga dipilih konsentrasi pirogalol 1% dan
sebagai berikut:
7. Rambut uban direndam dalam tembaga (II) sulfat 1% + xanthan gum 0,5%
9. Rambut uban direndam dalam ekstrak daun jambu biji 4% + tembaga (II)
sulfat 1%
10. Rambut uban direndam dalam ekstrak daun jambu biji 4% + xanthan gum
0,5%
12. Rambut uban direndam dalam ekstrak daun jambu biji 4% + pirogalol 1%
13. Rambut uban direndam dalam ekstrak daun jambu biji 4% + pirogalol 1%
14. Rambut uban direndam dalam ekstrak daun jambu biji 4% + tembaga (II)
Formula (%)
Komposisi
A B C D E
Ekstrak daun jambu biji 4 6 8 10 12
Pirogalol 1 1 1 1 1
Tembaga (II) Sulfat 1 1 1 1 1
Xanthan gum 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Air ad (ml) 100 100 100 100 100
Keterangan:
Formula A = Konsentrasi ekstrak daun jambu biji 4%, pirogalol 1%, tembaga
(II) sulfat 1% dan xanthan gum 0,5%.
Formula B = Konsentrasi ekstrak daun jambu biji 6%, pirogalol 1%, tembaga
(II) sulfat 1% dan xanthan gum 0,5%.
Formula C = Konsentrasi ekstrak daun jambu biji 8%, pirogalol 1%, tembaga
(II) sulfat 1% dan xanthan gum 0,5%.
Formula D = Konsentrasi ekstrak daun jambu biji 10%, pirogalol 1%,
tembaga (II) sulfat 1% dan xanthan gum 0,5%.
Formula E = Konsentrasi ekstrak daun jambu biji 12%, pirogalol 1%,
tembaga (II) sulfat 1% dan xanthan gum 0,5%.
Prosedur kerja:
Dicampurkan pirogalol, tembaga (II) sulfat, ekstrak daun jambu biji dan
campuran bahan pewarna rambut, dilakukan perendaman selama 1-4 jam, satu
ikat rambut diambil setiap jamnya untuk kemudian dicuci, dikeringkan, dan
perendaman.
3.5 Evaluasi
Prosedur kerja:
Uban yang telah diwarnai dan dibilas bersih dibiarkan terkena sinar
matahari langsung selama 5 jam mulai dari pukul 10.00-15.00WIB, setelah itu
formula pewarnaan rambut adalah orang terdekat dan sering berada di sekitar
pengujian sehingga lebih mudah diawasi dan diamati bila ada reaksi yang
terjadi pada kulit yang sedang diuji dengan kriteria sebagai berikut(Ditjen
POM, 1985):
rambut yang telah disiapkan dioleskan dengan menggunakan cotton buds pada
tempat yang akan diuji dengan diameter 2 cm, lalu dibiarkan selama 24 jam
dengan diamati setiap 4 jam sekali apakah terjadi eritema, papula, vesikula, dan
edema. Bila terjadi eritema diberi tanda +, terjadi eritema dan papula diberi
tanda ++, terjadi eritema, papula dan vesikula diberi tanda +++, terjadi edema
dan vesikula diberi tanda ++++ dan bila tidak terjadi reaksi diiberi tanda 0
(Scott, dkk.,1976).
a b
Gambar 4.1. Pengaruh perbedaan konsentrasi pirogalol dan tembaga (II)
sulfat terhadap perubahan warna rambut uban dengan lama
perendaman 4 jam
Keterangan:
a = rambut uban dalam ekstrak daun jambu biji 4%, pirogalol 1%, tembaga
(II) sulfat 1%
b = rambut uban dalam ekstrak daun jambu biji 4%, pirogalol 2%, tembaga
(II) sulfat 2%
mengandung ekstrak daun jambu biji 4%, pirogalol 2%, dan tembaga (II) sulfat
2% mengubah warna rambut uban dari putih menjadi hitam, sedangkan rambut
uban dalam formula yang mengandung pirogalol 1% dan tembaga (II) sulfat
1% dengan jumlah ekstrak daun jambu biji yang sama, mengubah warna
rambut uban (putih) menjadi coklat sedang seperti pada gambar (4.1.a).
Dengan demikian, konsentrasi pirogalol dan tembaga (II) sulfat yang akan
Hasil perendaman rambut uban dalam ekstrak daun jambu biji (4.2.b)
terjadi perubahan warna yaitu dari putih menjadi pirang gelap, dalam pirogalol
(4.2.c) berwarna pirang terang, dalam tembaga (II) sulfat (4.2.d) berwarna
sedikit kehijauan, dalam xanthan gum (4.2.e) warna tidak berubah dalam
pirogalol + tembaga (II) sulfat (4.2.f) berwarna coklat gelap, dalam pirogalol +
sulfat + xanthan gum (4.2.i) coklat terang, dalam ekstrak daun jambu biji +
tembaga (II) sulfat (4.2.k) berwarna coklat terang, dalam ekstrak daun jambu
biji + pirogalol + tembaga (II) sulfat (4.2.m) berwarna coklat sedang, dalam
ekstrak daun jambu biji + pirogalol + xanthan gum (4.2.n) berwarna coklat
terang, dalam ekstrak daun jambu biji + tembaga (II) sulfat + xanthan
gum(4.2.o) berwarna pirang terang, dan dalam ekstrak daun jambu biji +
coklat sedang.
a b c d
e f g h
i j k l
(rambut uban) menjadi pirang gelap, tetapi setelah dilakukan pencucian warna
yang terbentuk sedikit pudar. Sehingga untuk mendapatkan hasil yang optimal,
pewarna alami digunakan bersamaan dengan zat warna logam dan zat
pembangkit warna. Efek warna rambut dapat terlihat jelas pada gambar (4.2.m)
dan (4.2.p) yaitu warna coklat sedang. Penggunaan zat warna senyawa
perbedaan warna rambut uban yang dihasilkan dari proses perendaman dalam
waktu yang sama. Perbedaan warna rambut uban tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.3.
A B C D E
Gambar 4.3. Pengaruh konsentrasi ekstrak daun jambu biji terhadap perubahan
warna rambut uban dengan lama perendaman 4 jam.
Keterangan:
Formula A = Konsentrasi ekstrak daun jambu biji 4%, pirogalol 1%,
tembaga (II) sulfat 1%, dan xanthan gum 0,5% dengan
perendaman selama 4 jam.
Formula B = Konsentrasi ekstrak daun jambu biji 6%, pirogalol 1%,
tembaga (II) sulfat 1%, dan xanthan gum 0,5% dengan
perendaman selama 4 jam.
Formula C = Konsentrasi ekstrak daun jambu biji 8%, pirogalol 1%,
tembaga (II) sulfat 1%, dan xanthan gum 0,5% dengan
perendaman selama 4 jam.
Formula D = Konsentrasi ekstrak daun jambu biji 10%, pirogalol 1%,
tembaga (II) sulfat 1%, dan xanthan gum 0,5% dengan
perendaman selama 4 jam.
Formula E = Konsentrasi ekstrak daun jambu biji 12%, pirogalol 1%,
tembaga (II) sulfat 1%, dan xanthan gum 0,5% dengan
perendaman selama 4 jam.
pewarna rambut dengan beberapa variasi konsentrasi ekstrak daun jambu biji.
memberikan warna yang sama yaitu coklat sedang, formula C (ekstrak daun
jambu biji 8%) memberikan warna coklat gelap, formula D (ekstrak daun
jambu biji 10%) memberikan warna hitam sedang, dan formula E (ekstrak daun
dibuat memberikan perubahan warna pada rambut uban seperti pada Tabel 4.1
berikut:
Tabel 4.1. Data hasil pengamatan secara visual pengaruh konsentrasi ekstrak daun
jambu biji terhadap perubahan warna rambut uban.
jambu bijimaka hasil pewarnaannya menjadi lebih gelap, dalam penelitian ini
konsentrasi ekstrak daun jambu biji yang digunakan sampai 12%. Hal ini
disebabkan pada penggunaan konsentrasi ekstrak daun jambu biji 12% telah
Pencampuran ekstrak daun jambu biji, pirogalol, dan tembaga (II) sulfat
dapat memperbaiki daya lekat warna pada rambut. Zat warna dapat menempel
lebih kuat pada tangkai rambut, hal ini disebabkan karena molekul-molekul
pewarnaan rambut uban seperti terlihat pada Gambar 4.4 di bawah ini yang
a b c d
Gambar 4.4. Pengaruh waktu perendaman terhadap hasil pewarnaan rambut uban
Keterangan:
a = Perendaman selama 1 jam
b = Perendaman selama 2 jam
c = Perendaman selama 3 jam
d = Perendaman selama 4 jam
selama 1-4 jam. Penentuan waktu perendaman ini berdasarkan hasil yang
mengubah rambut uban (putih) menjadi warna hitam seperti terlihat pada
hitam sedang dan pada perendaman selama 4 jam mengubah warna putih
menjadihitam gelap.
mengarah kepada warna hitam, yaitu formula E yang terdiri dari ekstrak daun
jambu biji 12%, pirogalol 1%, tembaga (II) sulfat 1%, dan xanthan gum 0,5%.
bahwa tidak terjadi perubahan warna rambut setelah lima belas kali pencucian
Warna rambut sebelum dan setelah pencucian masih terlihat sama, tidak
terjadi perubahan. Menurut Ditjen POM (1985), warna rambut uban tetap stabil
terhadap pencucian karena adanya pencampuran zat warna alam dengan zat
warna pada rambut sebab zat warna dapat menempel lebih kuat pada tangkai
rambut.
jam dibawah sinar matahari yang dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut:
a b
Gambar 4.6. Stabilitas warna terhadap sinar matahari
Keterangan:
a = Warna rambut sebelum dipaparkan di bawah sinar matahari langsung
b = Warna rambut setelah dipaparkan di bawah sinar matahari langsung
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa warna rambut tetap sama sebelum dan
dan kadar zat yang digunakan. Selain itu, pada etiket tersebut harus tercantum
perlu tidaknya uji iritasi sebelum digunakan. Uji ini dilakukan untuk
antara komponen sehingga terbentuk zat yang bersifat iritan atau toksik.
adalah formula E yang terdiri dari ekstrak daun jambu biji 12%, pirogalol 1%,
tembaga (II) sulfat 1%, dan xanthan gum 0,5%. Hasil pengujian dapat dilihat
Sukarelawan
No. Pernyataan I II III IV V VI
1 Eritema 0 0 0 0 0 0
2 Eritema dan Papula 0 0 0 0 0 0
3 Eritema, Papula, dan Vesikula 0 0 0 0 0 0
4 Edema dan Vesikula 0 0 0 0 0 0
Keterangan:
0 = Tidak ada reaksi
+ = Eritema
++ = Eritema dan papula
+++ = Eritema, papula, dan vesikula
++++ = Edema dan vesikula
5.1 Kesimpulan
1. Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat memberikan perubahan
2. Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat diformulasi ke dalam
dari ekstrak daun jambu biji 12%, pirogalol 1%, tembaga (II) sulfat 1%, dan
5.2 Saran
guna dari ekstrak daun jambu biji, seperti dalam bidang kosmetik lainnya
dengan membuat bentuk sediaan lain, misalnya eyeshadow atau dalam bidang
Dalton, J.W. (1985). The Professional Cosmetologist. Edisi ke-3. St. Paul:
West Publishing Company. Halaman 232-233.
Danarto, Y.C., Ajie, S.P., dan Anjas, Z.P. (2011). Pemanfaatan Tanin dari
Kulit Kayu Bakau sebagai Pengganti Gugus Fenol pada Resin Fenol
Formaldehid. Jurnal Teknik Kimia FT UNS. 6(2): 252-256.
Dewi, S.U., Tedjo, P.Y., Sarayana, dan Nurjannah, R.R. (2013). Ekstraksi dan
Karakterisasi Zat Warna Alami Dari Daun Jambu Biji (Psidium
guajavaLinn) Serta Uji Potensinya Sebagai Pewarna Tekstil. Jurnal F-
MIPA UNY. 10(4): 14-15.
Ditjen POM. (1986). Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal.
16-21.
Lestari, S. (2010). The Influnce of Weight and Contact Time to Adsorb Lead
(II) by Adsorbent from Bark of Guava (Psidium guajava L.). Jurnal
Kimia F-MIPA Unmul. 8(1): 7-10.
Majundar, A.M., Kapandi, A.H., dan Pendse, G.S. (1979). Chemistry and
Pharmacology of Betel Nut Areca Catechu. Journal of Plantation
Crops. 7(2): 3.
Prabhu dan Teli (2011) dalam Jurnal Marnoto, T., Haryono, G., Gustinah, D.,
dan Artha, F.P. dengan Judul Ekstraksi Tannin Sebagai Bahan Pewarna
Alami Dari Tanaman Putrimalu (Mimosa pudica) Menggunakan Pelarut
Organik. Jurnal Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta. 14(1): 39-45.
Scott, O.P., Callahan, M.G., Faulkner, R.M., dan Jenkins, M.L. (1976).
Textbook of Cosmetology. London: Prentice-Hall Inc. Halaman 33, 202.
Sri, A.R. (2012). Penggunaan Zat Warna Kayu Secang (Caesalpinia sappan
L.) dalam Formula Sediaan Pewarna Rambut. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara.
Keterangan: Pewarnaan rambut selama 1, 2, 3, dan 4 jam dalam ekstrak daun jambu
biji 12% + pirogalol 1% + tembaga (II) sulfat 1% + xanthan gum 0,5%