DC Ny Asiang 26 TH
DC Ny Asiang 26 TH
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sesak napas
Anamnesis Terpimpin :
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas dirasakan sejak kurang lebih satu minggu
yang lalu namun memberat sejak satu hari terakhir, sesak dirasakan hilang timbul, terutama saat
beraktifitas. Pasien bertambah sesak ketika berbaring terlentang dan sering terbangun ketika malam
hari akibat sesak napas. Saat ini pasien hanya dapat duduk dan tetap sesak, Riwayat sesak
sebelumnya ada terutama saat aktivitas berat, nyeri dada ada, di seluruh lapang dada, dirasakan terus
menerus dan memberat ketika pasien menarik. Batuk tidak ada. Demam tidak ada. Riwayat demam
sebelumnya tidak ada. Hidung tersumbat tidak ada. Hilang indra pengecap atau penghidu tidak ada.
Nyeri tenggorokan tidak ada. Riwayat kontak dengan pasien COVID-19 tidaka ada.
Pasien juga mengeluhkan kedua kaki bengkak sejak 1 minggu yang lalu, terutama saat beraktifitas
dan menurun ketika pasien berbaring, nyeri pada tungkai tidak ada, Riwayat bengkak pada tungai
ada terutama saat berdiri lama.
Lemas ada sejak satu bulan yang lalu, lemas dirasakan terus menerus, tidak dipengaruhi aktivitas.
Perdarahan spontan tidak ada, Riwayat perdarahan spontan tidak ada.
Pasien juga mengeluhkan luka-luka pada gusi dan mulut, kulit wajah kemerahan ada, terutama ketika
terkena cahaya matahari, nyeri kepala tidak ada, rambut rontok tidak ada. Nyeri pada persendian
1
tidak ada. Mual tidak ada. Muntah tidak ada. Nyeri ulu hati tidak ada. Nafsu makan baik. Penurunan
berat badan tidak ada.
Buang air kecil lancar, volume kesan kurang. kira-kira sebanyak 200-300 cc per hari, warna kuning.
tampak berbuih. Nyeri saat Buang air kecil tidak ada, riwayat Buang air kecil berpasir tidak ada.
Buang air kecil campur darah tidak ada
Buang air besar biasa, terakhir satu hari yang lalu, konsistensi lunak warna kuning, buang air besar
bercampur darah tidak ada, Riwayat buang air besar hitam encer tidak ada,
Riwayat di diagnosis dengan myelodispasia sejak tahun 2018. Pasien rutin konsumsi siklosporin
(sandimun) 100mg/12jam/oral tetapi 2 bulan yang lalu di stop dan diganti dengan
methylprednisolone 8mg/12jam/oral.
Riwayat Penyakit
- Riwayat penyakit jantung sebelumnya tidak diketahui
- Riwayat Diabetes melitus tidak ada
- Riwayat tekanan darah tinggi tidak ada
- Riwayat penyakit asma dan penyakit paru menahun di sangkal
- Riwayat penyakit ginjal sebelumnya tidak ada
- Riwayat keganasan tidak ada
Riwayat Keluarga
- Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga disangkal.
- Riwayat penyakit infeksi pernafasan di keluarga tidak ada.
- Riwayat hipertensi dan diabetes melitus dikeluarga di sangkal.
- Riwayat penyakit keganasan dalam keluarga disangkal.
Riwayat Psikososial
- Status : Pasien telah menikah dan memiliki 3 orang
- Riwayat pekerjaan : Ibu rumah tangga
- Olahraga : tidak ada yang khusus
2
- Kebiasaan makanan : Biasa
- Kebiasan tertentu :
Riwayat merokok tidak ada
Riwayat mengkonsumsi minuman beralkohol sebelumnya tidak ada
Riwayat konsumsi jamu-jamuan dan obat herbal tidak ada
Deskripsi Umum
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Status Gizi : lebih ( BB = 60 kg, TB = 160 cm, IMT = 25.4 kg/m2 )
Tanda Vital
TekananDarah : 110/70 mmHg, posisi duduk pada lengan kanan
Nadi : 105 kali/menit, reguler, kuat angkat
Pernapasan : 26 kali/menit, reguler, thorakoabdominal
Suhu : 36,6 ˚C, aksiler
SpO2 : 97 %, naik menjadi 98% dengan modalitas nasal kanul 3 liter per menit
Rectal Touche :
Spinther ani mencekik, ampulla kosong, mukosa licin, massa tidak ada
Handshoen : sisa feses ada warna kuning, lendir dan darah tidak ada.
4
Pemeriksaan Penunjang
Tabel 1. Laboratorium 21/05/2021 (RS WAHIDIN SUDIROHUSODO)
5
Bj >= 1.0.30 1.005-1.035
Protein +++ Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubine Negatif Negatif
Urobilinogen Normal Normal
Keton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Blood +++ Negatif
Leukosit ++ Negatif
Vit C 0
BMP (15/01/18)
Kesan : Myelodisplasia syndrome refractory anemia
6
Gambar 5. Hasil Foto thoraks (21/5/2021)
Kesan :
- Cardiomegaly DD efusi pericard
- Efusi pleura dextra
7
Echocardiografi Bedside 21/05/2021
- Fungsi sistolik ventrikel kiri turun EF 30-35%
- Fungsi sistolik ventrikel kanan kesan baik, TAPSE 2.2 cm
- Dilatasi LA dan LV
- Global hypokinetic
- Calcified of AML, Restrictive of PML kesan moderate to severe MR
- ERAP 8
- Efusi Pericard dianterior RA 1.4 CM, anterior RV 1.4 cm, lateral LV 0.6 cm, kesan Mild to moderate
pericardial effusion tanpa tanda impending tamponade
Daftar Masalah
1. Acute Decompensated Heart Failure ec Suspek Libman-Sack endocarditis
2. Efusi perikard causa Perikarditis
3. Efusi pleura dextra causa Pleuritis
4. Sistemik lupus erimatosus ACR 5/11 SLEDAI 15
5. Suspek Nefritis Lupus
6. Acute on chronic kidney disease G3A3 dd/ AKI AKIN I
7. Infeksi saluran kemih komplikata
8. Hipoalbuminemia
9. Hiperkalemia
10. Myelodysplasia Syndrome
8
DAFTAR MASALAH DAN PENGKAJIAN
4. Systemic lupus Erythematosus ACR 5/11 MEX SLEDAI 15 (aktivitas Penyakit berat)
Dipikirkan atas dasar adanya keluhan sesak napas, kemerahan diwajah dan sariawan, Pada fisis
ditemukan konjungtiva pucat, malar rash, mouth ulcer, pericarditis dan pleuritis. Pada pemeriksaan
penunjang ditemukan anemia (5.3 mg/dl), leukopenia (3.100), trombositopenia (4.000). Coomb test
+2, sel LE positif. Pada pemeriksaan urinalisa di dapatkan protein +3, blood +3, dan leukosit +2. Pada
pemeriksaan foto thorax didapatkan Cardiomegaly DD efusi pericard, Efusi pleura dextra. Berdasarkan
kriteria ACR di dapatkan ACR 5/11 : Malar rash, oral Ulcers, pleuritis/pericarditis, gangguan ginjal
dan gangguan hematologic.
Berdasarkan penilaian aktivitas penyakit didapatkan MEX SLEDAI 15 (aktivitas berat) meliputi :
i. Gangguan neuroligis :0
ii. Gangguan ginjal : 6 proteinuria (+3), hematuria (+3)
iii. Vasculitis 0
iv. Hemolitik/trombositopenia : 3 (Hb : 5.3, comb test +2, trombosit 4.000)
v. Miositis 0
vi. Artritis :0
vii. Serositis : 2 (Efusi Pericard dan efusi pleura)
viii. Gangguan mukokutaneus : 2
10
ix. Demam/fatique 1
x. Leukopenia/limfopenia :1
Plan Diagnostik:
- C3 dan C4
Plan Terapi :
- Metilprednisolon 500mg dalam natrium clorida 0.9% 100 cc/24jam/intravena (hari 1)
- Hidroxycloroquin 200 mg/12jam/oral
- Cavit D3 tab/24jam/oral
Plan Monitoring :
- Monitoring Skor MEX SLEDAI
Plan Edukasi
- Menjelaskan penyakit, rencana pemeriksaan, penatalaksanaan, komplikasi, dan
prognosis dari penyakit yang diderita pasien
11
6. Acute on chronic kidney disease G3A3 dd/ AKI AKIN I
Dipikirkan atas atas adanya keluhan lemas, sesak napas, disertai bengkak seluruh tubuh dan oligouria.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan konjuntiva anemis. hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
hasil peningkatan ureum kretinin (ureum/kretinin : 102/1.40) dengan eGFR 51.2 hipoalbuminemia
dengan nilai albumin :2.3. dari hasil urinalisa didapatkan hasil : proteinuria (+++). Hematuria (+++),
leukosituria (++). Namun untuk memastikan diagnosis pasti pada pasien ini masih diperlukan
pemeriksaan penunjang lainnya.
Plan Diagnostik:
- USG abdomen
Plan Terapi :
- Diet protein 0.6-0.8 mg/kgbb/hari
- Diet purin dan fosfat
- Asam amino essensial 250cc/24jam/intravena
- Konsul Ts Ginjal Hipertensi
- Atasi penyakit dasar
Plan Monitoring :
Plan Edukasi
- Menjelaskan penyakit, rencana pemeriksaan, penatalaksanaan, komplikasi, dan
prognosis dari penyakit yang diderita pasien
12
8. Hipoalbuminemia (1.3)
Dipikirkan atas dasar keluhan bengkak pada seluruh tubuh terutama kedua tungkai. dari
pemeriksaan fisis ditemukan edema tungkai bilateral. pada hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil hipoalbumin (1.3), Adapun hipoalbumin pada pasien ini dapat dikaitkan
dengan tingkat aktivitas dan kerusakan parenkim ginjal pada pasien dengan Nefritis lupus.
maupun intake oral yang menurun.
Plan Diagnostik:-
Plan Terapi :
Koreksi albumin : (3.5 -1.3) x 60 x 0.8 = 4 botol
25
: Human albumin 25% 100cc/24jam/intravena
Plan Monitoring :
- Monitoring Klinis dan tanda vital
- Monitoring albumin post koreksi
Plan Edukasi
- Menjelaskan penyakit, rencana pemeriksaan, penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosis dari
penyakit yang diderita pasien.
9. Hiperkalemia
Dipikirkan atas dasar adanya nilai kalium 5.8 mmol/l. Hiperkalemia dapat diakibatkan karena gangguan
eksresi di ginjal.
Plan diagnostik : elektrolit urin, Analisa Gas Darah
Plan Terapi :
- Diet rendah kalium
- Calcium Polyesterene Sulfonate (Kalitake) 1 sachet/8 jam/oral
Plan monitoring :
- Tanda vital dan EKG
Plan Edukasi :
- Edukasi tentang kondisi pasien, perjalanan penyakit, dan pemeriksaan lanjutan yang akan dilakukan
13
didapatkan WBC 3.100, HGB 5,3, PLT 4000, Pada hasil ADT didapatkan Pansitopenia suspek Kausa
Myelodysplastic Syndrome (MDS) dan hasil BMP didapatkan kesan myelodysplasia syndrome
refractory anemia.
Plan Diagnostic : -
Plan Terapi :
Tranfusi PRC 3 bag (1bag/hari)
Tranfusi TC 8 bag
Plan Monitoring :
Awasi keadaan umum dan tanda-tanda perdarahan
Cek DR post tranfusi
Plan Edukasi :
Edukasi mengenai kondisi penyakit yang diderita, pemeriksaan yang akan dilakukan dan rencana
penatalaksanaan
14
FOLLOW UP
PLT : 4.000 uL
Neut : 82.8 %
Lymph : 13.3 %
NLR : 6.2
Na/K : 130/5.8
Ur/Kr : 102/1.40 mg/dl
Albumin : 1.3 gr/dl
Coomb test : + 2
Urinalisa 21/05/2021
Blood : +3
Leukosit : +2
Protein : + 3
ADT (21/05/2021)
Kesan : Pansitopenia suspek Kausa
Myelodysplastic Syndrome (MDS)
16
BMP (15/01/18)
Kesan : Myelodisplasia syndrome refractory
anemia
A:
- Acute Decompensated Heart Failure
- Efusi perikard causa Perikarditis
- Efusi pleura dextra causa Pleuritis
- Sistemik lupus erimatosus ACR 5/11
SLEDAI 17
- Suspek Nefritis Lupus
- Acute on chronic kidney disease G3A3
dd/ AKI AKIN I
- Infeksi saluran kemih komplikata
- Hipoalbuminemia
- Hiperkalemia
- Myelodysplasia Syndrome
HOM A: Terapi :
- Transfusi PRC 3 bag, 1 bag /
22 mei 2021 - Sistemik lupus erimatosus ACR 5/11
hari dengan premedikasi
SLEDAI 17
dexamethasone
(06.00) - Suspek Nefritis Lupus
1amp/intravena dan lasix
- Acute on chronic kidney disease G3A3
1amp/intravena
dd/ AKI AKIN I
LIAD kamar - Transfusi Trombocyte
1/II/3
Concentrate 8 unit
Plan :
- Awasi tanda perdarahan
spontan
- Cek darah rutin post transfusi
17
Rheuma A:
- connecta
22 mei 2021 - Sistemik lupus erimatosus ACR 5/11 - Pulse
SLEDAI 17 methylprednisolon
(06.00) - Myelodysplasia Syndrome 500mg/24jam/intravena
- CHF NYHA III (H+2)
- AKI dd/ Acute on chronic G3A3 dd/ - Omeprazole 40 mg / 24
LIAD kamar
1/II/3 Nefritis Lupus jam / intravena
- Hidroxycloroquin 200 mg
/ 12 jam/oral
- Cavid D3 tab/24jam /oral
Plan :
- Cek ANA propfile
18
Ginjal Hipertensi A/ Terapi :
- AKI dd/ Acute on chronic G3A3 dd/ -
22 mei 2021 Connecta
Nefritis Lupus - Diet protein 0.6-0.8 gram /
- Sistemik lupus erimatosus ACR 5/11 kgBB
(06.00)
SLEDAI 17 / hari
- Hiperkalemia - Diet rendah fosfat dan purin
LIAD kamar 1/II/3 - Asam amino essensial 250 cc
/ 24 jam/ intravena
- Calcium Polyesterene
Sulfonate 5g/8jam/oral
Plan :
- Balance cairan/ 24 jam
Cek elektrolit, ureum/kretinin/
48 jam
Cardio A: Terapi :
- Congestive Heart Failure NYHA III - Furosemid 5mg/jam/syringe
22 mei 2021 pump.
- Moderate to Severe MR
- Mild to Moderate pericard effusion
(06.00) Plan :
- Echocardiography
LIAD kamar
1/II/3
19
INTERNA S : Sesak napas ada. Batuk ada, lendir ada, Terapi :
23 mei 2021 warna putih. Demam tidak ada. Sakit kepala - Oksigen 3 liter/menit via
tidak ada. mual ada, muntah tidak ada, nasal kanul
(06.00) sariawan ada. bengkak pada seluruh tubuh ada. - Diet rendah protein 0.6-
Buang air kecil warna kuning volume kurang 0.8 gram/kgbb/hari
(500 cc/24jam) - Diet rendah, purin dan fosfat
LIAD kamar
1/II/3 Buang air besar terakhir 1 hari yang lalu - Connecta
warna kuning, padat. - Asam amino essensial 250 cc
/ 24 jam/intravena
O : keadaan umum : Sakit Berat / komposmentis - Pulse Methylprednisolone
/ Gizi cukup 500 mg dalam Nacl 0.9%
TD : 90/ 60 100 cc / 24 jam /intravena
mmHg N : 102 x/ (hari 3)
menit - Ceftriaxone 2 gram / 24 jam /
S : 36.4oC intravena (H+3)
RR : 24 x/m - Omeprazole 40 mg / 24 jam /
SpO2 : 97% dengan O2 2 lpm Nasal intravena
Pemeriksaan Fisik - Human albumin 25% 100 cc /
Mata : Konjungtiva pucat ada, sklera ikterus
24 jam /intravena
tidak ada, edema palpebra tidak ada
- Hidroxycloroquin 200 mg / 12
Mulut : bibir kering, oral ulcer ada.
jam/oral
Leher: DVS R+3 cmH2O, pembesaran KGB
- Calcium Polyesterene
tidak ada
Sulfonate 5g/8jam/oral
Thoraks : Redup pada basal hemithorax
- Cavit D3 tab/24jam/oral
bilateral setinggi ICS VIII posterior Bunyi
- Transfusi PRC 3 bag, 1 bag /
pernapasan vesikuler, menurun pada basal
hari dengan premedikasi
hemithorax bilateral setinggi ICS VIII
dexamethasone
posterior, ronki ada pada hemithorax
1amp/intravena dan lasix
bilateral, wheezing tidak ada
1amp/intravena (sudah
Cor : bunyi jantung I- II murni reguler kesan
menjauh masuk 2 bag PRC)
Shifting dullnes
Plan :
- Monitoring keadaaan
20
Status Rheumatologi : umum, dan tanda vital
GAIT : Sulit dinilai - kontrol albumin post koreksi
ARM : fenomena Raynaud tidak ada,
- kontrol DR post tranfusi
LEG : Edema pretibial dan dorsum pedis
- USG abdomen (Pasien belum
bilateral ada, nyeri tekan tidak ada
dapat baring)
SPINE : Sulit dinilai
- Cek ana profil (tunggu hasil)
Hasil laboratorium : 21/05/2021 -> 22/05/2021
WBC : 3.100 -> 3.100 uL
HGB : 5.3 -> 6.5g/dl
Urinalisa 21/05/2021
Blood : +3
Leukosit : +2
Protein : + 3
ADT (21/05/2021)
Kesan : Pansitopenia suspek Kausa
Myelodysplastic Syndrome (MDS)
BMP (15/01/18)
Kesan : Myelodisplasia syndrome refractory
anemia
21
Foto thorax (21/05/2021)
Kesan :
- Cardiomegaly DD efusi pericard
- Efusi pleura dextra
A:
- Acute Decompensated Heart Failure
- Efusi perikard causa Perikarditis
- Efusi pleura dextra causa Pleuritis
- Sistemik lupus erimatosus ACR 5/11
SLEDAI 15
- Suspek Nefritis Lupus
- Acute on chronic kidney disease G3A3
dd/ AKI AKIN I
- Infeksi saluran kemih komplikata
- Hipoalbuminemia
- Hiperkalemia
- Myelodysplasia Syndrome
HOM A: Terapi :
- Transfusi PRC 3 bag, 1 bag /
23 mei 2021 - Myelodysplasia Syndrome
hari dengan premedikasi
- Sistemik lupus erimatosus ACR 5/11
dexamethasone
(06.00) SLEDAI 15
1amp/intravena dan lasix
- CHF NYHA III
1amp/intravena
- AKI dd/ Acute on chronic G5A3 dd/
LIAD kamar - Transfusi Trombocyte
1/II/3 Nefritis Lupus
Concentrate 8 unit
Plan :
- Awasi tanda
perdarahan spontan
- Cek darah rutin post
transfuse
22
Rheuma A/:
- connecta
23 mei 2021 - Sistemik lupus erimatosus ACR 5/11 - Pulse
SLEDAI 15 methylprednisolon
(06.00) - Myelodysplasia Syndrome 500mg/24jam/intravena
- AKI dd/ Acute on chronic G5A3 dd/ (H+3)
Nefritis Lupus - Omeprazole 40 mg / 24
LIAD kamar
1/II/3 - CHF NYHA III jam / intravena
- Hidroxycloroquin 200 mg
/ 12 jam/oral
- Cavid D3 tab/24jam /oral
Plan :
- Cek ANA propfile (tunggu
hasil)
Ginjal Hipertensi A/ Terapi :
- AKI dd/ Acute on chronic G3A3 dd/
23 mei 2021 - Connecta
Nefritis Lupus - Diet protein 0.6-0.8 gram /
- Sistemik lupus erimatosus ACR 5/11 kgBB
(06.00)
SLEDAI 17 / hari
- Hiperkalemia - Diet rendah fosfat dan purin
LIAD kamar - Asam amino essensial 250 cc
1/II/3 / 24 jam/ intravena
- Kalitake 5gr/8jam/oral
- Edukasi hemodialisa
(keluarga berunding)
Plan :
- Balance cairan/ 24 jam
- Cek elektrolit, ureum/kretinin/
48 jam
23
Cardio A: Terapi :
- Congestive Heart Failure NYHA III - Furosemid 5mg/jam/syringe
23 mei 2021
- Moderate to Severe MR pump.
- Mild to Moderate pericard effusion
(06.00)
Plan :
Echocardiography (Bila KU
memungkinkan)
LIAD kamar
1/II/3
24
pernapasan vesikuler, menurun pada basal 1amp/intravena dan lasix
hemithorax bilateral setinggi ICS VIII 1amp/intravena
posterior, ronki ada pada hemithorax - Post Tranfusi TC 5 bag
bilateral, wheezing tidak ada
Cor : bunyi jantung I- II murni reguler kesan Plan :
menjauh - Monitoring keadaaan
Abdomen : Cembung, ikut gerak napas, umum, dan tanda vital
peristaltik ada kesan normal. Ascites ada.
- Kontrol Ureum dan kreatinin
Shifting dullnes
- kontrol albumin post koreksi
- kontrol DR post tranfusi
Status Rheumatologi :
- USG abdomen (Pasien belum
GAIT : Sulit dinilai
dapat baring)
ARM : fenomena Raynaud tidak ada,
- Cek ana profil (tunggu hasil)
LEG : Edema pretibial dan dorsum pedis
bilateral ada, nyeri tekan tidak ada
SPINE : Sulit dinilai
Urinalisa 21/05/2021
Blood : +3
Leukosit : +2
Protein : + 3
25
ADT (21/05/2021)
Kesan : Pansitopenia suspek Kausa
Myelodysplastic Syndrome (MDS)
BMP (15/01/18)
Kesan : Myelodisplasia syndrome refractory
anemia
A:
- Acute Decompensated Heart Failure
- Efusi perikard causa Perikarditis
- Efusi pleura dextra causa Pleuritis
- Sistemik lupus erimatosus ACR 5/11
SLEDAI 15
- Suspek Nefritis Lupus
- Acute on chronic kidney disease G3A3
dd/ AKI AKIN I
- Infeksi saluran kemih komplikata
- Hipoalbuminemia
- Hiperkalemia
- Myelodysplasia Syndrome
26
HOM A: Terapi :
- Post Transfusi PRC 3 bag, 1
24 mei 2021 - Myelodysplasia Syndrome
bag / hari dengan
- Sistemik lupus erimatosus ACR 5/11
premedikasi dexamethasone
(06.00) SLEDAI 15
1amp/intravena dan lasix
- CHF NYHA III
1amp/intravena
- AKI dd/ Acute on chronic G5A3 dd/
LIAD kamar - Post Transfusi Trombocyte
1/II/3 Nefritis Lupus
Concentrate 5 unit
Plan :
- Awasi tanda
perdarahan spontan
- Cek darah rutin post
transfusi
Rheuma - Sistemik lupus erimatosus ACR 5/11
- connecta
24 mei 2021 SLEDAI 17
- Methylprednisolone 16 mg
- Myelodysplasia Syndrome
– 0 - 16 mg / oral
(06.00) - AKI dd/ Acute on chronic G5A3 dd/
- Omeprazole 40 mg / 24
Nefritis Lupus
jam / intravena
- CHF NYHA III
LIAD kamar - Hidroxycloroquin 200 mg
1/II/3
/ 12 jam/oral
- Cavid D3 tab/24jam /oral
Plan :
- Cek ANA propfile (tunggu
hasil)
Ginjal Hipertensi A/ Terapi :
- AKI dd/ Acute on chronic G3A3 dd/
24 mei 2021 - Connecta
Nefritis Lupus - Diet protein 0.6-0.8 gram /
- Sistemik lupus erimatosus ACR 5/11 kgBB
(06.00)
SLEDAI 15 / hari
- Hiperkalemia - Diet rendah fosfat dan purin
LIAD kamar - Asam amino essensial 250 cc
1/II/3
/ 24 jam/ intravena
- Kalitake 5gr/8jam/oral
- Edukasi hemodialisa
27
(keluarga belum bersedia)
Plan :
- Balance cairan/ 24 jam
- Cek elektrolit, ureum/kretinin/
48 jam
Cardio A: Terapi :
- Congestive Heart Failure NYHA III - Furosemid 5mg/jam/syringe
24 mei 2021 - Moderate to Severe MR pump.
- Mild to Moderate pericard effusion
(06.00) Plan :
- Echocardiography (Bila KU
memungkinkan)
LIAD kamar
1/II/3
28
- Calcium Polyesterene
Leher: DVS R+3 cmH2O, pembesaran KGB
Sulfonate 5g/8jam/oral
tidak ada
Thoraks : Redup pada basal hemithorax
bilateral setinggi ICS VIII posterior Bunyi Plan :
- Monitoring keadaaan
pernapasan vesikuler, menurun pada basal
umum, dan tanda vital
hemithorax bilateral setinggi ICS VIII
- Analisa Gas Darah
posterior, ronki ada pada basal bilateral,
- kontrol albumin post koreksi
wheezing tidak ada
- kontrol DR post tranfusi
Cor : bunyi jantung I- II murni reguler kesan
menjauh - USG abdomen (Pasien belum
Abdomen : Cembung, ikut gerak napas, dapat baring)
peristaltik ada kesan normal. Ascites ada. - Edukasi Hemodialisa
(keluarga berunding)
Shifting dullnes
Status Rheumatologi :
GAIT : Sulit dinilai
ARM : fenomena Raynaud tidak ada,
LEG : Edema pretibial dan dorsum pedis
bilateral ada, nyeri tekan tidak ada
SPINE : Sulit dinilai
29
24/05/2021
PT 11.6
APTT 35.9
INR 1.13
D Dimer 5.00
Fibrinogen 107.6
Urinalisa 21/05/2021
Blood : +3
Leukosit : +2
Protein : + 3
ADT (21/05/2021)
Kesan : Pansitopenia suspek Kausa
Myelodysplastic Syndrome (MDS)
BMP (15/01/18)
Kesan : Myelodisplasia syndrome refractory
anemia
Ana Profile :
dsDNA ++
Nucleosomes (NUC) +
Histones (HI) +
DFS70 ++
A:
- Uremic Lung
- Congestive Heart Failure NYHA III
(pebaikan)
- Efusi perikard causa Perikarditis
- Efusi pleura dextra causa Pleuritis
30
- Sistemik lupus erimatosus SLEDAI 15
- Suspek Nefritis Lupus
- Acute on chronic kidney disease G3A3
dd/ AKI AKIN III
- Infeksi saluran kemih komplikata
- Hipoalbuminemia
- Hiperkalemia
- Myelodysplasia Syndrome
HOM A: Terapi :
- Post Transfusi PRC 3 bag, 1
26 mei 2021 - Myelodysplasia Syndrome
bag / hari dengan
- Sistemik lupus erimatosus ACR 5/11
premedikasi dexamethasone
(06.00) SLEDAI 17
1amp/intravena dan lasix
- CHF NYHA III
1amp/intravena
- AKI dd/ Acute on chronic G5A3 dd/
LIAD kamar - Post Transfusi Trombocyte
1/II/3 Nefritis Lupus
Concentrate 5 unit
Plan :
- Awasi tanda
perdarahan spontan
Plan :
- Cek ANA profile (tunggu
hasil)
31
Ginjal Hipertensi A/ Terapi :
- AKI dd/ Acute on chronic G5A3 dd/ -
25 mei 2021 Connecta
Nefritis Lupus - Diet protein 0.6-0.8 gram /
- Sistemik lupus erimatosus SLEDAI 17 kgBB
(06.00)
- Hiperkalemia / hari
- Diet rendah fosfat dan purin
LIAD kamar - Asam amino essensial 250 cc
1/II/3 / 24 jam/ intravena
- Calcium Polyesterene
Sulfonate 5g/8jam/oral
- Edukasi hemodialisa
(keluarga belum bersedia)
Plan :
- Balance cairan/ 24 jam
- Cek elektrolit, ureum/kretinin/
48 jam
Cardio A: Terapi :
- Congestive Heart Failure NYHA III - Furosemid 5mg/jam/syringe
25 mei 2021 - Moderate to Severe MR pump.
- Mild to Moderate pericard effusion
(06.00) Plan :
Echocardiography (Bila KU
memungkinkan)
LIAD kamar
1/II/3
32
mmHg N : 115 x/ - Ceftriaxone 2 gram / 24 jam /
menit intravena (H+5)
S : 36.1oC - Omeprazole 40 mg / 24 jam /
RR : 28 x/m intravena
SpO2 : 88-91% dengan O2 3 lpm Nasal 93-
95% dengan O2 5 lpm Nasal - Post Human albumin 25%
Pemeriksaan Fisik 100 cc / 24 jam /intravena
Mata : Konjungtiva pucat ada, sklera ikterus
- Methylprednisolone 16 mg –
tidak ada, edema palpebra tidak ada
0 - 16 mg / oral
Mulut : bibir kering, oral ulcer ada.
- Hidroxycloroquin 200 mg / 12
Leher: DVS R+3 cmH2O, pembesaran KGB
jam/oral
tidak ada
- Cavit D3 tab/24jam/oral
Thoraks : Redup pada basal hemithorax
- Calcium Polyesterene
bilateral setinggi ICS VIII posterior Bunyi
Sulfonate 5g/8jam/oral
pernapasan vesikuler, menurun pada basal
- Edukasi Hemodialias
hemithorax bilateral setinggi ICS VIII
(keluarga berunding)
posterior, ronki ada pada hemithorax
bilateral, wheezing tidak ada
Plan :
Cor : bunyi jantung I- II murni reguler kesan
- Cek AGD
menjauh
Abdomen : Cembung, ikut gerak napas, - Monitoring keadaaan
peristaltik ada kesan normal. Ascites ada. umum, dan tanda vital
Shifting dullnes - kontrol albumin post koreksi
- kontrol DR post tranfusi
33
Neut : 82.8 -> 91.8 -> 87.8%
24/05/2021
PT 11.6
APTT 35.9
INR 1.13
D Dimer 5.00
Fibrinogen 107.6
Urinalisa 21/05/2021
Blood : +3
Leukosit : +2
Protein : + 3
ADT (21/05/2021)
Kesan : Pansitopenia suspek Kausa
Myelodysplastic Syndrome (MDS)
BMP (15/01/18)
Kesan : Myelodisplasia syndrome refractory
anemia
34
Ana Profile :
dsDNA ++
Nucleosomes (NUC) +
Histones (HI) +
DFS70 ++
A:
- Uremic Lung
- Congestive Heart Failure NYHA III
(pebaikan)
- Efusi perikard causa Perikarditis
- Efusi pleura dextra causa Pleuritis
- Sistemik lupus erimatosus SLEDAI 15
- Suspek Nefritis Lupus
- Acute on chronic kidney disease G3A3
dd/ AKI AKIN II
- Infeksi saluran kemih komplikata
- Hipoalbuminemia
- Hiperkalemia
- Myelodysplasia Syndrome
HOM A: Terapi :
- Post Transfusi PRC 3 bag, 1
26 mei 2021 - Myelodysplasia Syndrome
bag / hari dengan
- Sistemik lupus erimatosus SLEDAI 17
premedikasi dexamethasone
(06.00) - CHF NYHA III
1amp/intravena dan lasix
- AKI dd/ Acute on chronic G5A3 dd/
1amp/intravena
Nefritis Lupus
LIAD kamar - Post Transfusi Trombocyte
1/II/3
Concentrate 5 unit
Plan :
- Awasi tanda
perdarahan spontan
35
Rheuma - Sistemik lupus erimatosus SLEDAI 15
- connecta
26 mei 2021 - Myelodysplasia Syndrome - Omeprazole 40 mg / 24
- AKI dd/ Acute on chronic G5A3 dd/ jam / intravena
(06.00) Nefritis Lupus
- Methylprednisolone 16 mg
- CHF NYHA III
– 0 - 16 mg / oral
LIAD kamar - Hidroxycloroquin 200 mg
1/II/3
/ 12 jam/oral
- Cavid D3 tab/24jam /oral
- Kalitake 5gr/8jam/oral
- Edukasi hemodialisa
(keluarga belum bersedia)
Plan :
- Balance cairan/ 24 jam
- Cek elektrolit,
ureum/kretinin/ 48 jam
Cardio A: Terapi :
- Congestive Heart Failure NYHA III - Furosemid 5mg/jam/syringe
26 mei 2021
- Moderate to Severe MR pump.
- Mild to Moderate pericard effusion
(06.00)
Plan :
- Echocardiography (Bila KU
memungkinkan)
LIAD kamar
1/II/3
36
Interna S : pasien bertambah sesak, muntah frekuensi Terapi :
26 mei 2021 satu kali isi makanan, penurunan kesadaran. - 02 12 lpm via simple mask
AGD 26/05/2021
pH 7.409
SO2 99.7
PO2 195.4
PCO2 15.7
HCO3 10.0
BE -14.8
37
A:
- impending gagal napas
38
Resume
Perempuan, 26 tahun, masuk Instalasi Gawat RS Wahidin Sudirohusodo dengan keluhan utama
dipsneu yang dirasakan sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit, keluhan ini disertai atypical chest pain,
PND ada, DOE ada, malaise, edema, serta oligouria. Pasien memiliki Riwayat MDS sejak 2018 dan rutin
mengkonsumsi sandimun. Dari hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan takipneu (Pernapasan 26 kali per
menit), saturasi oksigen 97% dengan nasal kanul 2 liter per menit. Dari hasil pemeriksaan fisik kepala :
didapatkan konjungtiva pucat, pada pemeriksaan thorax didapatkan penurunan bunyi pernapasan pada basal
hemithorax dextra disertai ronkhi pada hemithorax bilateral. Pelebaran batas jantung ada, suara jantung
kesan menjauh, murmur sistolik di ICS V sinistra ada, friction rub ada, pada pemeriksaan extremitas
didapatkan udem pada dorsum dan pretibial bilateral. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan gangguan
hematologi dengan hb 5.3, disertasi comb test +2, dan gambaran Pansitopenia suspek Kausa Myelodysplastic
Syndrome (MDS) pada pemeriksaan apusan darah tepi, selain itu didapatkan trombositopenia (plt : 4.000),
leukopenia (3.100), namun dipikirkan akibat pengaruh SLE karena anamnesis dan fisis pasien mengarahkan
kami ke SLE. Gangguan ginjal berupa peningkatan ureum kretinin (ureum/kretinin : 102/1.40),
hipoalbuminemia (albumin : 1.3) yang diikuti proteinuria (+++/300). Hematuria (+++/200), leukosituria
(+++/500), pada pemeriksaan urinalisa. Dari pemeriksaan Foto thorax didapatkan cardiomegaly dd/ efusi
pericard dan efusi pleura dextra.
Berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang maka pasien ini kami
diagnosis sebagai Acute Decompensated Heart Failure, Efusi perikard causa Perikarditis, Efusi pleura dextra
causa Pleuritis, Sistemik lupus erimatosus ACR 5/11 SLEDAI 17, Suspek Nefritis Lupus, Acute on chronic
kidney disease G3A3 dd/ AKI AKIN I, Infeksi saluran kemih komplikata, Hipoalbuminemia, Hiperkalemia,
Myelodysplasia Syndrome
Pada hari perawatan keenam kondisi pasien semakin memburuk, sesak napas bertambah berat hingga
pasien mengalami kondisi impending gagal napas dan apneu dan akhirnya dinyatakan meninggal pada pukul
20.40.
39
KERANGKA KONSEP
ARDS
Dyspneu
Pericard Efuion
Uremic CHF
Lung
SLE
Hemolitik
anemia
Mitral
Regurgitasi
MDS RA
DEATH
40
DISKUSI
Pasien masuk Instalasi Gawat Darurat dengan keluhan utama sesak napas yang memberat sejak
1 hari terakhir disertai riwayat PND dan DOE, disertai bengkak pada seluruh tubuh terutama edema
tungkai. Keluhan ini juga disertai malaise, malar rash dan mouth ulcer. Pasien diketahui memiliki
riwayat penyakit myelodysplasia syndrome sejak 2018 dan rutin kontrol. Sebelumnya pasien rutin
mengkonsumsi sandimun hingga 2 bulan yang lalu di hentikan karena penigkatan fungsi hati. Dan
dilanjutkan dengan methylprednisolone 8mg/12jam/oral. Sebelumnya juga pasien dicurigai
menderita Sistemik lupus eritomatosus dimana pada bulan maret didapatkan hasil pemeriksaan Sel
LE positif. Keluhan sesak napas pada pasien dipikirkan disebabkan acute dokompensata heart
failure. pasien ADHF cenderung datang dengan tanda dan gejala kongesti dan retensi cairan
(penambahan berat badan, dispnea saat beraktivitas, ortopnea, edema penyok) daripada dengan
edema paru atau syok kardio genik yang menjadi ciri disfungsi sistolik LV akut. ADHF adalah hasil
dari mekanisme kompensasi neuro humoral kronis, seringkali tidak teratur yang bertindak untuk
mempertahankan status quo hemodinamik meskipun fungsi LV memburuk. Dekompensasi terjadi
ketika ujung keseimbangan menuju kelebihan cairan karena mekanisme kompensasi terbukti tidak
memadai atau benar-benar gagal semuanya.1 Keterlibatan katup sering terjadi pada pasien SLE,
terutama pada pasien dengan antikoagulan lupus positif. Libman dan Sacks menggambarkan temuan
postmortem dari lesi katup verukosa, terutama pada volving katup mitral. Studi histopatologi telah
mengidentifikasi dua jenis lesi: lesi aktif, ditandai dengan akumulasi fibrin, nekrosis fokal dan
infiltrat mononuklear, dan lesi jaringan parut dengan jaringan fibrosa vaskularisasi dan
kalsifikasi. Vegetasi terletak di dasar katup, membuat sebagian besar kasus tidak bergejala dan
kadang-kadang menyebabkan murmur jantung. Dalam 3% sampai 4% kasus, terdapat gangguan
hemodinamik.
Perikarditis adalah salah satu temuan paling umum pada pasien SLE, dan termasuk di antara
kriteria klasifikasi American Rheumatism Association / American College of Rheu matology (ARA /
ACR). Kondisi ini dilaporkan pada 25% sampai 50% pasien, tergantung pada seri dan sebagian besar
asimtomatik. Tamponade jantung mungkin merupakan manifestasi awal dari penyakit ini.
Penyakit Sistemik Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan penyakit autoimun yang
kompleks ditandai oleh adanya autoantibodi terhadap inti sel dan banyak melibatkan banyak sistem
organ dalam tubuh. Peristiwa imunologi yang tepat yang memicu timbulnya manifestasi klinis LES
belum diketahui secara pasti. Berbagai sitokin pro inflamasi seperti TGF-β, IL-10, BAFF, IFN α , IFN
γ, IL 17 dan IL 23 memainkan peran patogenik yang penting. 2 Berbagai kriteria digunakan untuk
41
membantu dalam menegakkan diagnosis LES, mulai dari kriteria LES menurut ACR 1997, SLICC,
Berdasarkan dari kriteria diatas, pada pasien ini didapatkan manifestasi klinis berupa,
gangguan hematologic berdasarkan comb test +2 (skor 4), oral ulcers (skor 2) efusi pleura dan efusi
pericard (skor 5), gangguan ginjal dengan adanya proteinuria (skor 4) dengan total skor 15
Pada pasien ini, kami juga memikirkan adanya manifestasi pada ginjal berupa nefritis lupus, hal ini
sesuai dengan hasil laboratorium dimana didapatkan proteinuria, adanya eritrosit pada pemeriksaan
sedimen urin serta terdapat penurunan fungsi ginjal dimana terjadi peningkatan nilai ureum dan
kretinin di atas batas normal.6 Nefritis lupus terjadi akibat ketidakseimbangan antara sitokin
homeostatis dan deposisi kompleks imun. Pada individu rentan SLE, kemampuan klirens badan
apoptosis menurun dan kapasitas fagositosis makrofag juga berkurang. 8 Kompleks imun yang
terbentuk di sirkulasi kemudian diendapkan dalam glomeruli. Selain itu, autoantibodi berkaitan
langsung dengan protein membran bassal glomerulus dan membentuk kompleks imun in situ.
Kompleks imun mencetuskan respons inflamasi dengan mengaktivasi komplemen dan menarik sel-
sel radang, termasuk limfosit, makrofag dan netrofil.8,9 pada pasien ini juga didapatkan
hipoalbuminemia. Hipoalbuminemia dikaitkan dengan tingkat aktivitas dan kerusakan parenkim
ginjal pada pasien dengan NL. Gangguan fungsi ginjal pada pasien kami juga pikirkan
disebabkan oleh CRS, CRS secara umum dapat didefinisikan sebagai kelainan patofisiologis jantung
dan ginjal di mana disfungsi akut atau kronis dari 1 organ dapat menyebabkan disfungsi akut atau
kronis pada organ lainnya. CRS tipe 1 mencerminkan perburukan fungsi jantung yang tiba-tiba
(misalnya, syok kardiogenik akut atau gagal jantung kongestif dekompensasi) yang menyebabkan
cedera ginjal akut. ditandai dengan kerusakan akut pada fungsi jantung yang kemudian menyebabkan
43
penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR) dan AKI. Pencetus disfungsi jantung akut yang paling
umum yang menyebabkan AKI adalah syok kardiogenik, ADHF, infark miokard akut (MI),
regurgitasi mitral atau aorta akut, tamponade perikardial, perikarditis konstriktif, atau aritmia
berkepanjangan yang disertai hipotensi atau syok kardiogenik.7
Gangguan Hematologik juga kami dapatkan pada pasien ini berupa anemia (35.3 gr/dl),
trombositopenia (4.000/ul), dengan coombt test (+) dan hasil Apusan Darah Tepi menunjukkan pasien
dengan peningkatan resiko mortalitas yang terkait SLE sebanyak 2.36 kali. 9 Limfosit dapat menurun
akibat beberapa sebab, dapat karena penyakit SLE sendiri ataupun karena pengobatan dengan
kortikosteroid. Limfopenia absolut berkolerasi dengan aktivitas penyakit. Pasien dengan hitung limfosit
absolut kurang dari 1500 sel/mm3 menunjukkan demam, poliartritis dan kerlibatan susunan saraf
pusat yang lebih tinggi.6 Hal ini sesuai dengan kondisi pasien dimana pasien mengeluh demam dan
Berdasarkan dari skor MEX SLEDAI pada pasien ini didapatkan LES yang berat dengan
keterlibatan ginjal, paru dan hematologik yang mengancam nyawa, oleh karena itu sejak awal pasien
kami rencanakan pemberian pulse methylprednisolon 500mg/intravena selama 3 hari untuk
menginduksi efek anti inflamsi yang cepat. Selain itu pada pasien juga kami berikan
44
DAFTAR PUSTAKA
9. Lech M & Anders HJ. The Pathogenesis of Lupus Nephritis. J Am Soc Nephrol. 2013.
24:1-10
10. Djoerban Z. Kelainan Hematologik Pada Lupus Eritematosus Sistemik . In:
Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar
ilmu penyakit dalam jilid III. 6th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI.
2014: 3392-97
11. Sumariyono, Kalim H dkk. Pengelolaan Pasien LES. Diagnosis dan
Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. Jakarta Perhimpunan
Rheumatologi Indonesia; 2019. p. 23 -42
46
47
48
49
50
51
52
53