Anda di halaman 1dari 4

Kutipan Langsung dan Tidak Langsung

Dalam hal ini karakteristik informasi yang tersedia dalam organisasi akan menjadi efektif apabila
mendukung kebutuhan pengguna informasi atau pengambil keputusan. hal ini sesuai dengan
pendekatan kentijensi (Outley,1980), bahwa tingkat ketersediaan dari masing-masing
karakteristik informasi sistem akuntansi tetapi ada faktor tertentu lainnya yang akan
mempengaruhi tingkat kebutuhan terhadap informasi akuntansi manajemen

Hasil penelitian Chia dan Gul (1994) serta Chia (1995) kemudian memberikan bukti empiris
yang menyatakan karakteristik informasi akuntansi manajemen tergantung pada variable
konsektual organisasi yaitu desentralisasi, dua sub system control itu akan berpengaruh positif
terhadap kinerja manajerial. Pengaruh positif itu terjadi apabila terdapat bentuk interaksi yang fit.
Dampak interaksi antara karakeristik dari masing-masing informasi system akuntansi manajemen
dengan desentralisasi akan semakin positif terhadap kinerja manajerial, apabila dalam kondisi
tingkat desentralisasi yang tinggi para manajer didukung dengan tinggi pula

Ketidakpastian lingkungan merupakan kondisi eksternal sebagai rasa ketidakmampuan seseorang


untuk memprediksi secara akurat pada operasional perusahaan (Miliken, 1987) .

Penelitian Burn dan Stalker Gudon (1999) mengemukakan bahwa struktur organisasi yang
mekanitis (dengan ciri-ciri pembagian tugas yang spesifik dan tegas) untuk lingkungan yang
stabil sedangkan untuk organisasi yang organis (dengan ciri: Struktur fleksibel) untuk
lingkungan yang tidak stabil. Ketidakpastian lingkungan dapat dijadikan sebagai variabel
independen yang dijadikan perusahaan sulit untuk memprediksi, membuat perencanaan dan
pengendalian mengenal lebih sulit

Hasil studi empiris Ritongan dan Zainuddin (2002) , menyatakan bahwa ketidakpastian
lingkungan memiliki pengaruh terhadap Informasi Akuntansi Manajemen dimana keadaan
ketidak pastian lingkungan akan semakin tinggi dan akan makin diperlukan adanya informasi
akuntansi manajemen dengan cakupan luas, informasi tepat waktu, informasi teragregasi dan
informasi terintegrasi.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh (Anna Marina,2009) yang mengatakan bahwa

Suasana ketidakpastian lingkungan, seorang manajer mengalami kesulitan dalam membuat


perencanaan dan melakukan pengendalian akan menjadi masalah dalam membuat perencanaan
dan melakukan pengendalian akan menjadi masalah dalam situasi ketidakpastian karena
peristiwaperistiwa yang akan datang tidak dapat diprediksi.
Watson (1999) dalam Gudono (1999), menyatakan bahwa karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen mengarahkan ke mekanisme yang akan mendukung struktur organisasi. Disamping
itu semakin tinggi pengaruh ketidakpastian lingkungan, maka akan semakin diperlukannya
informasi yang berkarakteristik Sistem Akuntansi Manajemen yang memungkinkan para manajer
memiliki peran lebih besar dalam pengambilan keputusan dan lebih bertanggungjawab terhadap
unit kerja yang dipimpinnya. Adanya desentralisasi akan menyebabkan para manajer yang
dikenai guna mendukung kualitas keputusan.

Hal ini dipertegas oleh (Gudono,2002) yang menyatakan bahwa Informasi terintegrasi akan
berperan dalam mengkoordinasi kebijakan organisasi yang memiliki tingkat desentralisasi tinggi,
agar terjadi keselarasan dalam mencapai tujuan utuh perusahaan

Menurut (Anna Marina,2009) dalam penelitiannya mengatakan bahwa “ Pendekatan kontijensi


pada akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada Sistem Akuntansi
Manajemen secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam
setiap keadaan tetapi Sistem Informasi Akuntansi itu tergantung pada faktor-faktor situasional
yang ada dalam organisasi ”.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel para manajer dibagian operasional dan
pemasaran yang didasarkan pada variabel yang diteliti yaitu ketidakpastian lingkungan dan
desentralisasi. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara random
sampling atau pengambilan sampel secara acak. Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan
rumus Slovin , dengan asumsi penyimpangan 10% (Husein Umar,1999)

Menurut (Sugiyono, 2001) jenis variabel moderating adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen.
Hal ini sejalan dengan pengujian distribusi normal yang dikemukakan oleh (Anna Marina, 2009)

Pengujian distribusi normal dilakukan dengan cara melihat histogram yang membandingkan data
observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Selain itu uji normalitas dapat juga dengan
menggunakan normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data yang
sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari data distribusi normal. Jika distribusi normal
maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Menurut (Mulyadi,1997) dalam mengartikan akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua
sudut yaitu akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi dan akuntansi manajemen
sebagai salah satu tipe informasi. Sebagai salah satu tipe akuntansi yaitu akuntansi manajemen
merupakan suatu sistem pengolahan informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan
informasi keuangan bagi kepentingan pemakai intern organisasi.

Dalam hal ini sistem Manajemen organisasi dipandang harus tanggap pada perubahan
lingkungan jika ingin organisasinya tetap dapat bertahan dan meningkat kinerjanya. Selain itu,
Manajemen organisasi juga harus sensitif terhadap pengaruh perkembangan teknologi yang
mencakup informasi, peralatan teknik dan proses dalam mengubah input menjadi output. Selain
itu, manajemen harus dapat memahami dengan baik peran sistem informasi dalam organisasi
(Eliot, 1992).

Dalam hal ini (Maryasih dan Fazli, 2006) mengartikan Sistem Akuntansi Manajemen sebagai
suatu sistem yang dapat memberikan atau menyampaikan informasi yang relevan kepada
manajer dalam mengambil keputusan, perencanaan, dan pengawasan. sistem akuntansi
manajemen seharusnya didisain dari perspektif pengambilan keputusan yang strategis, oleh
sebab itu hanya informasi yang relevan untuk keputusan-keputusan tertentu saja yang dapat
disediakan. Informasi yang dikumpulkan dan dianalisis oleh akuntan manajemen digunakan
untuk mendukung tindakan-tindakan manajemen. Semua manajer bisnis memerlukan informasi
yang akurat dan tepat, untuk menunjang keputusan-keputusan berharga, perencanaan, operasi,
dan banyak keputusan lainnya

Senada dengan pendapat tersebut Mulyadi dan Setyawan (2000) menyatakan bahwa penggunaan
informasi akuntansi yang tidak tepat dalam pengukuran kinerja akan menghasilkan perilaku yang
tidak baik, dan bisa berakibat negatif. Kesulitan dalam penentuan dan penghargaan perilaku
manajerial yang layak mengakibatkan perlunya monitoring dan penghargaan atas kerja.
Menurut (Achmad dan Ira, 2009) mengatakan bahwa “ Para manajer membutuhkan dukungan
informasi untuk menjalankan aktivitasnya. Seberapa besar dukungan informasi yang diperlukan
oleh para manajer tergantung pada variabel lingkungan tugas yang dihadapinya. Karakteristik
hubungan antar sub unit organisasi dan besarnya tingkat desentralisasi yang diperlukan oleh
organisasi ”.

Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai pekerjaan yang dilakukan
seseorang dengan cara membandingkan dengan kinerja dengan uraian atau deskripsi pekerjaan
dalam suatu periode tertentu. Sehingga kinerja manajerial dapat diartikan sebagai kinerja
manajer dalam kegiatankegiatan yang meliputi perencanaan, investigasi, pengoordinasian,
evaluasi, pengawasan, pengaturan staf (staffing), dan perwakilan/representatif di lingkungan
organisasinya. (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2002)

Hal ini senada dengan yang diungkakapkan oleh Hansen dan Mowen (2000) yang menyatakan
bahwa akuntansi manajemen tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungannya, namun akuntansi
manajemen itu sendiri dapat mempengaruhi perkembangan dalam organisasi, masyarakat, dan
lingkungan lainnya.

Menurut (Poniman, 2004) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa informasi akuntansi


berpengaruh pada kinerja manajerial. Kinerja organisasi perusahaan sebagian besar dipengaruhi
oleh kinerja para karyawan, terutama para manajer. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan,
maka dibutuhkan sistem pengukuran kinerja yang dapat memberikan informasi relevan untuk
pengambilan keputusan strategis kepada para manajer.

Menurut Bouwens & Abernethy (2000) menyatakan bahwa interdependensi berpotensi untuk
menciptakan gap informasi bagi pembuat keputusan. Gap ini terjadi karena informasi yang
tersedia lebih sedikit dari yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.

Dalam hal ini Remy Prud’homme (1991) mengemukakan bahwa peningkatan pentingnya
informasi dan kemudahan perolehan informasi yang diakibatkan oleh TI akan memberikan
kemudahan bagi manajer untuk beroperasi dari lokasi mana pun dan memperoleh banyak
informasi sesuai dengan kebutuhannya

Anda mungkin juga menyukai