Anda di halaman 1dari 81

Etika Profesi dan

Etika Publik
Oleh :
Syarif Burhanuddin
OUTLINE PAPARAN
1.PENDAHULUAN
2.PEMAHAMAN KONSEP ETIKA
a. Kode etik
b. Bentuk-Bentuk Kode Etik dan Implikasi
3.AKTUALISASI ETIKA
4.PENUTUP
PENDAHULUAN
PENGERTIAN ETIKA

ETIKA BERPERAN SEBAGAI

• SISTEM PENILAIAN PERILAKU SERTA


• KEYAKINAN UNTUK MENENTUKAN PERBUATAN YANG PANTAS GUNA MENJAMIN
ADANYA PERLINDUNGAN HAK-HAK INDIVIDU,
• MENCAKUP CARA-CARA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMBANTU
MEMBEDAKAN HAL-HAL YANG BAIK DAN YANG BURUK SERTA
• MENGARAHKAN APA YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN SESUAI NILAI-NILAI YANG
DIANUT.
(CATALANO, 1991)
Etika

Ethos (Yunani)
Pola perilaku atau kebiasaan yang baik dan dapat diterima oleh lingkungan
pergaulan seseorang atau sesuatu organisasi tertentu.
Banyak dikembangkan dalam suatu sistem organisasi sebagai norma norma yang
mengatur dan mengukur profesionallisme seseorang.
Etika Kedokteran, Etika Jurnalistik, Etika Hukum, dll.

5
Prinsip-Prinsip Etika

❑ Prinsip Keindahan (Beauty) baik dan layak

❑ Prinsip Persamaan (Equality) hak dan kewajiban

❑ Prinsip Kebaikan (Goodness) hormat dan obyektif

❑ Prinsip Keadilan (Justice) apa yang semestinya

❑ Prinsip Kebebasan (Liberty) bebas bertanggjwb

❑ Prinsip Kebenaran (Truth) fakta dan keyakinan


(Supriyadi, 2001: 19-20; The Liang Gie, 1987)
ETIKA
Menurut Bertens (2000):
1 2 3

Ilmu tentang Kumpulan Nilai mengenai


apa yang baik dan asas atau nilai benar dan salah
apa yang buruk yang berkenaan yang dianut suatu
dan tentang hak dengan akhlak golongan atau
dan kewajiban masyarakat
moral (akhlak)

ETIKA ETIKA ETIKA


ALIRAN PEMIKIRAN ETIKA

TEORI TEORI TEORI TEORI


EMPIRIS RASIONAL INTUITIF WAHYU

Manusia Manusia
Etika diambil secara Ketentuan
menentukan
dari naluriah atau baik dan
apa yang baik
pengalaman otomatis buruk datang
dan buruk
dan mampu dari Yang
berdasar
dirumuskan membedakan Maha Kuasa
penalaran
sebagai hal yang baik
atau logika
kesepakatan dan buruk
ETIKA – PERAN – PROSES – PRODUK – STAKE HOLDER

YAN Masyarakat Luas

TINDAKAN

WAS
Bagaimana Pemda

Dimana PERAN ASN


PRODUK ASN-
PUPR PROSES
Kapan
ETIKA • Pelayanan BANG
PUPR
• Keputusan K/L
ASN Infrastruktur Infrastruktur • Konstruksi PUSAT
• Kebijakan (PPB- • Pelayanan
Siapa PUPR SIDLAKOM) • Perijinan
Infrastruktur
• Perekat
Apa
Wilayah
Legislatif
Kenapa
TUR

NILAI Masyarakat Umum


BIN
KOMPETENSI APA YANG DIBANGUN

untuk membangun integritas moral, kejujuran,


semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab, dan memperkuat professionalisme
serta menguasai kompetensi bidang.

(Pasal 63 UU ASN)
HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN ANEKA

AKUNTABILITAS

ANTI KORUPSI NASIONALISME

3 PERAN
ASN

KOMITMEN
MUTU ETIKA
3/22/2021
2.1
akuntabilitas
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi
AKUNTABILITAS
1. Memahami nilai-nilai dasar dan konsep akuntabilitas serta
mengaktualisasikannya;

2. Mempunyai pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan
dalam masyarakat;

3. Memahami tugas yang harus dilaksanakan dan sadar akan pentingnya kinerja
untuk organisasi

4. Melayani masyarakat secara adil dan merata;

5. Menunjukkan sikap netralitas PNS dari kepentingan tertentu;

6. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten;

7. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar akuntabilitas.


3/22/2021
2.2
nasionalisme
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi
NASIONALISME
• Sebagai pelaksana kebijakan publik tentu setiap pegawai ASN
harus memiliki nilai-nilai kepublikan, berorientasi pada
kepentingan publik dan senantiasa menempatkan
kepentingan publik, bangsa dan negara di atas
kepentingan lainnya, mengedepankan kepentingan
nasional ketimbang kepentingan sektoral dan golongan.
• Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adil
dan tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
NASIONALISME
• Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan. Tidak
boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan harus
diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat, menciptakan kesejahteraan
masyarakat yang lebih baik.

• Untuk itu integritas menjadi penting bagi setiap pegawai ASN. Senantiasa menjunjung tinggi
nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memuaskan
publik.

• Adapun fungsinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan negara, setiap pegawai
ASN harus memiliki jiwa nasionalisme yang kuat, memiliki kesadaran sebagai penjaga
kedaulatan negara, menjadi pemersatu bangsa mengupayakan situasi damai di seluruh
wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI.
3/22/2021
2.3
etika
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi
PENGERTIAN DAN FUNGSI ETIKA

PENGERTIAN
MORAL (asal kata “MORES”), berarti Tata Cara, Kebiasaan, Adat.
ETIKA, adalah seperangkat nilai yang dijadikan acuan.
ETIKA KERJA, adalah nilai-nilai yang menjadi acuan dalam aktivitas kerja atau suatu profesi.
PERILAKU BERMORAL, adalah perilaku yang sesuai dengan harapan kelompok sosial.
PERILAKU ETIS, adalah perilaku yang sesuai dengan sistem nilai yang ditetapkan.

FUNGSI ETIKA
FUNGSI ETIKA

SEBAGAI UKURAN BAIK-BURUK, WAJAR-TIDAK WAJAR, & BENAR-SALAH


LANDASAN BERTINDAK DALAM SEBUAH KEHIDUPAN KOLEKTIF YANG
PROFESIONAL
UNTUK MENJALANKAN VISI DAN MISI LEMBAGA / INSTITUSI
UNTUK MENJAGA CITRA LEMBAGA / INSTITUSI
Etika Profesi = φ [Sikap, Perilaku, Moral, Karakter]
• Etika : nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat (KBBI)
• Etika : suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan
dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk mentaati
ketentuan dan norma kehidupan, berlaku dalam komunitas
masyarakat/organisasi.

• Etika : nilai-nilai dan norma moral yang menjadi pegangan


bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
perilaku.
• Etika : seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang
mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan
maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh
sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi
(Maryani & Ludigdo, 2015)
Etika Profesi = φ [Sikap, Perilaku, Moral, Karakter]
• Moral : ajaran tentang baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi
pekerti, dan susila. (KBBI)
• Moral : kondisi mental yang membuat tetap berani,
bersemangat, bergairah dan disiplin. (KBBI)
• Moral : ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu
cerita. (KKBI)
• Moral : tata cara, kebiasaan, dan adat (Hurlock, 1990)
• Moral : sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya
dengan kemampuan menentukan benar salah dan baik
buruknya tingkah laku (Wantah, 2005)
• Moral : akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial atau
menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur
tingkah laku (Chaplin, 2006)
Etika Profesi = φ [Sikap, Perilaku, Moral, Karakter]
• Karakter : tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lainnya. (KBBI)
• Karakter atau Watak : sifat batin yang mempengaruhi segenap
pikiran, perilaku, budi pekerti dan tabiat yang dimiliki manusia atau
makhluk hidup lainnya. wikipedia.org
• Karakter : cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

• Karakter : sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang


membedakan seseorang dari yang lain. (Kamisa, 1997)
• Patuh : suka menurut (perintah dan sebagainya); taat pada perintah,
aturan, dan sebagainya. (KBBI)
• Patuh : suka menurut terhadap perintah, taat terhadap aturan dan
disiplin.
3/22/2021
2.4
komitmen mutu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi
KOMITMEN MUTU
• Konsep Efektivitas, Efisiensi, Inovasi, dan Mutu
1. Konsep Efektivitas dan Efesiensi

• Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8) mendefinisikan


efektivitas sebagai berikut: “Efektivitas organisasi berarti sejauh mana
organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil
mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas organisasi
berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.”
MUTU
• Konsep Dasar dan Pengertian Mutu

• Goetsch and Davis (2006: 5) berpendapat bahwa belum ada definisi mutu yang dapat
diterima secara universal, namun mereka telah merumuskan pengertian mutu sebagai
berikut. “Quality is a dynamic state associated with products, services, people,
processes, and environments that meets or exceeds expectation.”

• Menurut definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi
dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna.
• Produk yang bermutu sebagai hasil kerja organisasi diperoleh

melalui proses yang bermutu pula, dengan didukung

komitmen tinggi dari seluruh komponen organisasi.


3/22/2021
2.5
kode etik dan
perilaku pejabat
publik
INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Memiliki pemahaman tentang etika dan kode etik;
2. Memiliki pemahaman tentang nilai dasar, definisi dan lingkup etika
publik;
3. Memiliki pemahaman tentang dimensi etika publik, yang mencakup
dimensi kualitas pelayanan publik, dimensi moralitas, dan dimensi
tindakan integritas publik;
4. Memiliki pemahaman tentang tuntutan etika publik dan kompetensi;
5. Mengenali berbagai bentuk sikap dan perilaku yang yang sesuai dengan
etika publik dan perilaku yang bertentangan dengan kode etik pejabat
publik;
6. Menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan etika dan kode etik.
NILAI-NILAI UTAMA
Jujur
(tulus dan tidak menyalahgunakan wewenang)
Netralitas
Mengabdi (bertindak adil, tidak memihak)
(Loyal terhadap instansi dan bangsa)
Inovasi
Bertakwa (Memunculkan ide, gagasan, cara, metode,
Kepercayaan terhadap Tuhan tercermin dalam dan alat baru)
pekerjaan)
Efisiensi &Efektivitas
Akuntabilitas (Menggunakan sumber daya secara optimal dan
Pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan) bertanggu jawab)
Transparansi
Responsif
Tidak terdapat hal-hal yang disembunyikan dalam
(Peka dan tanggap terhadap aspirasi dan
pekerjaan)
kebutuhan masyarakat)
Rasional
(Mengedepankan tujuan, tidak mempertimbangkan Kemitraan
hal yang politis maupun intuitif/ prasangka dalam (Kesediaan untuk bekerja sama
pengambilan keputusan) dalam melakukan pekerjaan)
PENGERTIAN KODE ETIK
• Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada
hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.

• Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah


laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu (ASN).
NILAI DAN ETIKA
NILAI
AGAMA – TRADISI (ADAT) – FILSAFAT - KELUARGA

ETIKA
• POLITIK, EKONOMI, SOSIAL, HUKUM
• PROFESI, PELAYANAN PUBLIK,
• ADMINISTRASI/GOVERNANCE, SENI

MINDSET
EMPAT HIRARKI ETIKA
Makro

Etika Sosial (NASIONAL/BERNEGARA)

Etika Organisasi

Etika Profesi

Etika Pribadi – SESAMA PNS

Mikro
ETIKA PROFESI
• Nilai benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan pekerjaan
profesional
• Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip profesionalisme
(kapabilitas teknis,kualitas kerja, komitmen pada profesi)
• Dapat dirumuskan ke dalam kode etik profesional yang berlaku
secara universal
• Penegakan etika profesi melalui sanksi profesi (pencabutan lisensi)
ETIKA ORGANISASI
• Konsep baik-buruk dan benar-salah yang terkait dengan kehidupan organisasi

• Nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi modern


(efisiensi, efktivitas, keadilan, transparansi, akuntabilitas, demokrasi)

• Dapat dirumuskan ke dalam kode etik organisasi yang berlaku secara universal

• Dalam praktek penegakan kode etik organisasi dipengaruhi oleh kepentingan


organisasi, kepentingan birokrat, atau kepentingan politik dari politisi yang
membawahi birokrat

• Penegakan etika organisasi melalui sanksi


Etika Organisasi
• melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku;
• menjaga informasi yang bersifat rahasia;
• melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;
• membangun etos kerja dan meningkatkan kinerja organisasi;
• menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam
rangka pencapaian tujuan;
• memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;
• patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja;
• mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka peningkatan
kinerja organisasi;
• berorientasi pada upaya peningkatan kinerja.
3/22/2021
ETIKA SOSIAL
• Konsep benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan hubungan-

hubungan sosial
• Nilai bersumber dari agama, tradisi, dan dinamika sosial

• Pada umumnya etika sosial tidak tertulis,tetapi hidup dalam memori publik, dan
terinternalisasi melalui sosialisasi nilai di masyarakat

• Etika sosial menjadi basis tertib sosial [Jepang, tidak boleh mengganggu dan
merepotkan orang lain]

• Masyarakat memiliki mekanisme penegakan etika sosial, yaitu melalui penerapan


sanksi sosial
Etika Sosial
• memberikan pelayanan dengan empati, hormat, dan santun tanpa
pamrih dan tanpa unsur pemaksaan;
• memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta
tidak diskriminatif;
• tanggap terhadap keadaan lingkunga masyarakat;
• berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
melaksanakan tugas.

3/22/2021
NILAI-NILAI DASAR ETIKA PUBLIK
• Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN,
yakni sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.

2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik


Indonesia 1945.

3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.(non primordial)

6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.


NILAI-NILAI DASAR ETIKA PUBLIK
• Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
ASN, yakni sebagai berikut:
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.

9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun.

10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat


sistem karir.
SUMBER ETIKA PUBLIK
1. AGAMA
2. NORMA DAN NILAI MASYARAKAT
3. IDEOLOGI NEGARA
4. UUD
5. UU
PERILAKU
6. PP
PEJABAT
7. PERATURAN LAIN PUBLIK
(BAIK UMUM MAUPUN
DEPARTEMENTAL
8. PERATURAN DAN KETENTUAN UNIT
KERJA/LEMBAGA SETEMPAT
9. PERINTAH ATASAN
DIADAPTASI DARI: DJADJA SAEFULAH (2009)
DEFINISI DAN LINGKUP ETIKA PUBLIK
• Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.

• Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:


1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual
TUJUAN

• Tersedianya pelayanan publik yang berkualitas dan sesuai


kebutuhan.

• Pelayanan yang memberikan kemudahan masyarakat dalam


memenuhi kebutuhan dasar, ekonomi, sosial, budaya.

• Tujuan harus dirumuskan dengan prioritas jelas, program yang


terukur,
FOKUS ETIKA PUBLIK

• Penanganan konflik kepentingan yang potensi menimbulkan


tindak korupsi

• Membantu dalam menghadapi dilema antara prinsip, nilai-nilai

pribadi dan tuntutan profesional


• Integrasi nilai- nilai etika dalam proses pengambilan
keputusan
• Menghadapi logika pasar yang mempengaruhi pelayanan publik.
INTEGRITAS – ETIKA PUBLIK – AKUNTABILITAS
PELAYANAN PUBLIK
YANG BERKUALITAS RELEVAN
TUJUAN

ETIKA
PUBLIK
MODALITAS TINDAKAN
AKUNTABILITAS INTEGRITAS
TRANSPARASI PUBLIK
NETRALITAS

Sumber: Haryatmoko, Etika Publik Untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi, 2011
DIMENSI ETIKA PUBLIK
• Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik:
1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
• Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip moral, sehingga
etika publik membentuk integritas pelayanan publik.

• Etika Publik menuntut lebih dari kompetensi teknis karena harus mampu
mengidentifikasi masalah-masalah dan konsep etika yang khas dalam pelayanan
publik.

• Oleh karena itu, etika publik mengarahkan analisa politik sosial budaya (polsosbud)
dalam perspektif pencarian sistematik bentuk pelayanan publik dengan
memperhitungkan interaksi antara nilai-nilai masyarakat dan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh lembaga-lembaga publik.
DIMENSI ETIKA PUBLIK
• Kualitas Pelayanan : Integritas Pelayanan Publik
• Variabel - Pengalaman & Potensi Mitigasi
• Indikator :
– Pengalaman Korupsi
– Cara Pandang terhadap korupsi
– Lingkungan Kerja
– Perilaku petugas layanan
– Upaya Pencegahan
Sub Indikator :
1. Frekuensi gratifikasi

2. Nilai/jumlah

3. Cara pandang tingkat gratifikasi

4. Penawaran & pemberian gratifikasi

5. Kebutuhan tatap muka berulang

6. Kepraktisan SOP
tingkat perbaikan Permen

7. Keadilan dalam Pelayanan

8. Harapan atau gratifikasi

9. Upaya pencegahan
DIMENSI ETIKA PUBLIK
2. Dimensi Modalitas
Pemerintah bersih adalah syarat kemajuan suatu bangsa.
Korupsi disebabkan lemahnya integritas pejabat publik, kurangnya partisipasi dan lemahnya
pengawasan.

• Membangun integritas publik pejabat dan politisi harus disertai perbaikan sistem
akuntabilitas dan transparansi yang didukung modalitas etika publik, yaitu bagaimana
bisa bertindak baik atau berperilaku sesuai standar etika?
• Cara bagaimana etika bisa berfungsi atau bekerja?
• Struktur seperti apa yang mampu mengorganisir tindakan agar sesuai dengan etika?
• Infrastruktur semacam apa yang dibutuhkan agar etika publik berfungsi?
Unsur-unsur modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas,
transparansi dan netralitas.
NILAI-NILAI ETIKA PUBLIK
Nilai-nilai etika yang disepakati bersama sebagai pola perilaku dikenal
sebagai kode etik. Kode etik dirumuskan dalam rangka pencegahan
terhadap kemungkinan perilaku yang tidak santun, dan demi kepentingan
organisasi .

Kode etik administrasi publik (ASPA, 1981):

Pelayanan kepada masyarakat adalah pelayanan di atas pelayanan kepada diri sendiri.
Rakyat adalah berdaulat dan mereka yang bekerja dalam instansi pemerintah pada akhrnya
bertanggung jawab kepada rakyat.
Hukum mengatur semua tindakan dari instansi pemerintah.
Manajemen yang efektif dan efisien adalah dasar bagi administrasi negara.
Sistem penilaian kecakapan yang sama, kesemptan yang sama, dan asas-asas itikad baik akan
didukung, dijalankan, dan dikembangkan.
Perlindungan terhadap kepercayaan rakyat adalah sangat penting
Pelayanan kepada masyarakat menuntut kepekaan khusus dengan ciri keadilan, keberanian,
kejujuran, persamaan, kompetensi, dan kasih sayang.
NRDW- STANDAR ETIKA PUBLIK
MODALITAS ETIKA PUBLIK
(Akuntabilitas & Transparansi)

Cara bagaimana etika bisa berfungsi


a. Mekanisme pertanggung jawaban.(melaporkan, menjelaskan, memberi
alasan,menjawab, melaksanakan kewajiban)

b. Mekanisme untuk menjamin transparansi.(Prasarana, struktur,aturan,


akses informasi)
DIMENSI ETIKA PUBLIK
• Akuntabilitas berarti pemerintah harus mempertanggung jawabkan secara moral,
hukum dan politik atas kebijakan dan tindakan-tindakannya kepada rakyat.
a. Pada prinsipnya ada tiga Tekanan akuntabilitas pada pertanggungjawaban
kekuasaan melalui keterbukaan pemerintah atau adanya akses informasi bagi
pihak luar organisasi pemerintah.

b. Memahami akuntabilitas sekaligus sebagai tanggung jawab dan liabilitas


sehingga tekanan lebih pada sisi hukum, ganti rugi dan organisasi.

c. Tekanan lebih banyak pada hak warga negara untuk bisa mengoreksi dan ambil
bagian dalam kebijakan publik sehingga akuntabilitas disamakan dengan
transparansi.
• aspek dalam akuntabilitas:

DIMENSI ETIKA PUBLIK
Integritas publik dalam arti sempit yakni tidak melakukan korupsi atau kecurangan.

• Adapun maknanya secara luas yakni tindakan yang sesuai dengan nilai, tujuan
dan kewajibannya untuk memecahkan dilema moral yang tercermin dalam
kesederhanaan hidup.

• Integritas publik juga dimaksudkan kualitas dari pejabat publik yang sesuai nilai,
standar, aturan moral yang diterima masyarakat.

• Integritas publik juga merupakan niat baik seorang pejabat publik yang didukung
oleh institusi sosial seperti hukum, aturan, kebiasaan, dan sistem pengawasan.

• Pembentukan moral, niat baik yang didukung oleh lingkungan dan pengalaman yang
menyediakan infrastruktur etika berupa sarana yang mendorong dan memberi
sanksi bagi yang melanggar norma-norma dalam pelayanan publik
INTEGRITAS PUBLIK & KONFLIK KEPENTINGAN

Kualitas perilaku individu & institusi sesuai nilai-nilai, standar dan aturan
moral
Koltholf : ciri-ciri Integritas Publik
a) Mandiri pada norma dan bervisi
b) Komit pada statemen dan tindakan
c) Peduli & tanggung jawab pada kepentingan publik
7 PRINSIP INTEGRITAS PUBLIK

a. Bertindak sesuai prinsip dasar


b. Mengutamakan kepentingan publik
c. Akuntabel
d. Kompeten & efektif
e. Independen & obyektif / menghindari favoritisme/populis
f. Penggunaan sumberdaya publik dengan baik/prudent
g. Menjaga kepercayaan & legitimasi lembaga negara
TUNTUTAN ETIKA PUBLIK DAN KOMPETENSI

 Profesionalitas merupakan persyaratan yang


tidak bisa ditawar-tawar lagi bagi pejabat publik.
Suatu tugas/pekerjaan harus dikerjakan oleh
orang yang sesuai bidang keahliannya
Pentingnya Kompetensi Etika (Haryatmoko)

1. Kepekaan kerugian pihak lain/negara


2. Kepedulian terhadap korban/terdamapk
(Pembebasan tanah, kecelakaan transportasi)
3. Keadilan & non diskriminatif
PERILAKU PEJABAT PUBLIK
• Perubahan mindset ini merupakan reformasi birokrasi yang paling penting,
setidaknya mencakup tiga aspek penting yakni:

• Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;

• Kedua, merubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan ( KOLABORATIF)’;

• Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang harus


dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.

• Perubahan mindset yang juga harus dilakukan adalah perubahan sistem


manajemen, mencakup kelembagaan, ketatalaksanaan, budaya kerja, untuk
mendukung terwujudnya good governance.
REFORMASI BIROKRASI
• Reformasi Birokrasi ada 8 area perubahan yang harus dilakukan oleh seluruh
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia yakni:
1. Manajemen Perubahan.

2. Penataan Peraturan Perundang-undangan.

3. Penataan dan Penguatan Organisasi.

4. Penataan Tatalaksana.

5. Penataan Sistem Manajemen SDM.

6. Penguatan Akuntabilitas.

7. Penguatan Pengawasan.

8. Peningkatan Pelayanan Publik.


BENTUK-BENTUK KODE ETIK DAN
IMPLIKASINYA
ANALISA KEBIJAKAN PUBLIK (Munger- Haryatmoko)

1. Rumusan masalah (sebab-akibat)

2. Seleksi kriteria (fokus tujuan, jelas, operative/dapat dilaksanakan,lengkap-


akuntabel, selaras Kebijakan)

3. Perbandingan Alternatif

4. Pertimbangan aspek politik & organisasi (penerimaan, masyarakat)

5. Implementasi & evaluasi (reaksi masyarakat, efektivitas penyelesaian


masalah)
INDIKATOR KEBERHASILAN
• Kompetensi dasar yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta Diklat setelah
mempelajari materi pada Bab ini adalah:
1. Memiliki pemahaman tentang pentingnya etika dalam urusan pelayanan publik.

2. Memiliki pemahaman tentang penggunaan kekuasaan legitimasi kebijakan.

3. Memiliki pemahaman tentang konflik kepentingan.

4. Memiliki pemahaman tentang sumber-sumber kode etik bagi Aparatur Sipil


Negara.

5. Memiliki pemahaman tentang implikasi kode etik dalam pelayanan publik


PENTINGNYA ETIKA DALAM URUSAN PUBLIK
• Tetapi karena karakter filosofis dari etika publik yang merupakan
penuntun perilaku yang paling mendasar

• Pencapaian tujuan organisasi biasanya terkandung di dalam visi


atau misi dari sebuah organisasi

• warga masyarakat akan memiliki kepercayaan (trust) yang tinggi


kepada aparatur pemerintah karena pelayanan yang profesional
dan sekaligus mengandung nilai-nilai afeksi yang kuat
PENGGUNAAN KEKUASAAN : LEGITIMASI KEBIJAKAN
• Setiap jenjang pemerintahan memiliki lingkup kekuasaan masing-
masing yang dipegang oleh pejabatnya.
• Semakin tinggi dan luas kekuasaan seorang pejabat, semakin
besar juga implikasi dari penggunaan kekuasaan bagi warga
masyarakat ( statement pejabat publik bisa berdampak
luas..kasus ikan sarden).
• Oleh sebab itu, azas etika publik mensyaratkan agar setiap
bentuk kekuasaan pejabat dibatasi dengan norma etika maupun
norma hukum.
• Etika publik juga mengharuskan agar setiap kekuasaan
dipergunakan dengan tanggung jawab sesuai dengan lingkupnya
masing-masing.
konflik kepentingan
a. Adalah situasi di mana seorang penyelenggara Negara yang mendapat
kewenangan sesuai peraturan diduga memiliki kepentingan pribadi atas
penggunaan wewenangnya sehigga dapat mempengaruhi kualitas dan kinerja
yang seharusnya
b. Situasi yang menimbulkan Potensi penyalah gunaan kewenangan yang merugikan
insitusi
KONFLIK KEPENTINGAN
• konflik kepentingan dapat secara sederhana dirumuskan sebagai (McDonald,
2005):

• "a situation in which a person, such as a public official, an employee, or a


professional, has a private or personal interest sufficient to appear to influence
the objective exercise of his or her official duties.”

• Dengan demikian, konflik kepentingan adalah tercampurnya kepentingan


pribadi dengan kepentingan organisasi yang mengakibatkan kurang
optimalnya pencapaian tujuan organisasi.
Pengaruh Buruk Konflik Kepentingan

Loyalitas Ganda Aji Mumpung

Pemanfaatan DAMPAK Suap


Informasi Rahasia

Pemanfaatan Menyalahgunakan
Fasilitas Organisasi Pengaruh Pribadi
KONFLIK KEPENTINGAN
• Pengaruh buruk dari adanya konflik kepentingan :
1. Aji mumpung (self dealing); memanfaatkan kedudukan politis untuk kepentingan yang sempit dan
sistem nepotisme.

2. Menerima/memberi suap

3. Menyalahgunakan pengaruh pribadi (influence peddling); memanfaatkan pengaruh untuk


kepentingan karir atau bisnis yang sempit.

4. Pemanfaatan fasilitas organisasi/lembaga untuk kepentingan pribadi.

5. Pemanfaatan informasi rahasia; mengacaukan kedudukan formal dengan keuntungan yang


diperoleh secara informal

6. Loyalitas ganda (outside employment, moonlighting); menggunakan kedudukan dalam pemerintahan


untuk investasi pribadi ( MERANGKAP TUGAS pengawas dan obyek pengawasan).
KONFLIK KEPENTINGAN
• Paul Douglas (1993:61), misalnya, mengemukakan beberapa tindakan yang harus dihindari karena
termasuk di dalam kategori konflik kepentingan, yaitu:
1. Ikut serta dalam transaksi bisnis pribadi atau perusahaan swasta untuk keuntungan pribadi dengan
mengatasnamakan jabatan kedinasan.

2. Menerima segala bentuk hadiah dari pihak swasta pada saat ia melaksanakan transaksi untuk
kepentingan kedinasan atau kepentingan pemerintah.

3. Membicarakan masa depan peluang kerja di luar instansi pada saat ia berada dalam tugas-tugas
sebagai pejabat pemerintah.

4. Membocorkan informasi komersial atau ekonomis yang bersifat rahasia kepada pihak-pihak yang
tidak berhak

5. Terlalu erat berurusan dengan orang-orang di luar instansi pemerintah yang dalam menjalankan
bisnis pokoknya tergantung kepada izin pemerintah.
IMPLIKASI KODE ETIK DALAM PELAYANAN PUBLIK

• Kode Etik sekadar merupakan pedoman bertindak yang sifatnya


eksplisit.

• Mengenai pelaksanaannya dalam perilaku nyata, tergantung kepada


niat baik dan sentuhan moral yang ada dalam diri para pegawai atau
pejabat sendiri.
Peraturan Menteri PUPR
Nomor 07 PRT//2017/M/2017
tentang

Kode Etik dan Kode Perilaku


Pegawai Kementerian PUPR
NILAI DASAR
Pasal 5

a. visioner, yaitu melaksanakan tugas untuk tujuan yang lebih besar, melihat jauh ke depan, berbuat untuk kemajuan bangsa
dan negara, serta memberikan makna dalam setiap kegiatan;

b. integritas, yaitu melaksanakan tugas dengan jujur,bersikap dan berperilaku sesuai antara perbuatan dan ucapan,
konsisten, disiplin, berani dan tegas dalam mengambil keputusan, tidak menyalahgunakan wewenang serta pro aktif dalam
upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme serta tidak melibatkan diri dalam perbuatan tercela;

c. profesional, yaitu melaksanakan tugas perumusan kebijakan, perencanaan dan program kegiatan, pengalokasian
anggaran dan pelaksanaan, serta pengawasan berdasarkan kompetensi yang dimiliki, sesuai dan patuh dengan prosedur,
bersungguhsungguh, mandiri serta memiliki komitmen terhadap pencapaian hasil pekerjaan yang optimal dan menghindari
pertentangan kepentingan;

d. tanggung jawab, yaitu melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh, memiliki sikap militan dan dapat diandalkan,
patuh terhadap sistem, transparan dalam setiap perbuatan serta dapat dipercaya; dan

e. melayani, yaitu melaksanakan tugas secara optimal dalam memberikan pelayanan yang terbaik, peduli terhadap para
pemangku kepentingan serta berempati dan memberikan solusi.
KODE ETIK
Pasal 6

a. menyusun strategi dan langkah taktis untuk menjamin tercapainya hasil yang akurat sesuai dengan sasaran
yang telah ditetapkan;

b. memperhatikan implikasi dari berbagai aspek (teknologi, hukum/regulasi, sosial-budaya, ekonomi, dan
pasar) terhadap perencanaan dan pelaksanaan tugas;

c. menunjukkan komitmen dan loyalitas kepada institusi melalui kerja nyata dan kontribusi penciptaan nilai yang
signifikan;

d. melaporkan kepada pihak yang berwenang segala bentuk penyimpangan dan/atau perbuatan melawan
hukum yang ditemukan dalam berbagai proses pelaksanaan pekerjaan;

e. menjaga kepercayaan dengan selalu mempertahankan sikap dan perilaku yang positif yang dapat menjadi panutan
bagi rekan sejawat;

f. menindaklanjuti pengaduan terkait berbagai kerusakan yang terjadi pada setiap infrastruktur bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat;

g. bekerja dengan akurat dan optimal demi tercapainyasasaran yang telah ditetapkan;
KODE ETIK
Pasal 6
h. bertanggung jawab sepenuhnya atas keseluruhan proses serta capaian hasil dari tugas yang dilaksanakan;

i. menjalankan tugas dengan berpegang teguh pada ketentuan peraturan perundang-undangan;

j. menunjukkan konsistensi dan persistensi yang tinggi dalam menjalankan tugas, komitmen, dan/atau keputusan yang telah
disepakati bersama;

k. menyelesaikan tugas dan melakukan manajemen waktu dan sumber daya dengan cara yang paling efisien dan paling efektif
untuk mendapatkan hasil terbaik;

l. meningkatkan kapabilitas dan kompetensi secara berkelanjutan agar dapat selalu memberi hasil yang optimal, dalam setiap
tugas yang ditangani;

m. melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan;

n. memberikan kontribusi nyata untuk institusi pada jabatan, sesuai dengan tugas, dan fungsinya;

o. membuka akses publik mengenai informasi dan data bidang PUPR, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

p. mengindahkan etika berkomunikasi, termasuk dalam menggunakan sarana telekomunikasi pesawat seluler; dan

q. memberikan pelayanan prima kepada para pemangku kepentingan.


KODE ETIK
Pasal 6

2. Dalam pelaksanaan Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai dilarang:


a. melakukan pekerjaan tanpa didahului suatu proses konsultasi dan koordinasi dengan para pimpinan dan pihak
terkait,. kecuali dalam kondisi darurat;

b. mengabaikan pengaduan terkait berbagai kerusakan yang terjadi pada setiap infrastruktur dan fasilitas fisik.

c. meminta dan menerima pemberian/hadiah selain dari apa yang berhak diterimanya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;

d. menyalahgunakan wewenang yang diberikan dengan alasan apapun termasuk yang bertujuan untuk
menguntungkan, baik diri sendiri maupun pihak tertentu;

e. bertindak individualistis dan enggan bekerja sama;


KODE ETIK
Pasal 6

2. Dalam pelaksanaan Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai dilarang:

f. mengakui dan/atau mengambil keuntungan dari hasil kerja orang lain dengan tidak semestinya sebagai hasil kerja

pribadi;

g. menunjukkan sikap arogansi dan egosektoral diinternal dan eksternal organisasi;

h. membuka data/informasi yang bersifat rahasia milik organisasi kepada pihak manapun tanpa persetujuan dari yang
berwenang;

i. memiliki, mengonsumsi, dan mengedarkan narkotika, serta obat-obatan terlarang; dan/atau

j. melakukan perbuatan yang melanggar norma hukum, dan norma kesusilaan, serta tindakan tidak terpuji lainnya.
KODE ETIK
Pasal 6

Pegawai yang memasuki masa pensiun, berhenti, atau mutasi harus

menyerahkan setiap dokumen dan/atau peralatan kantor berupa yang

dipergunakan berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenang.


KODE PERILAKU
Pasal 7

a. Mengembangkan perencanaan terpadu dan antisipasi yang berbasis kewilayahan ;

b. Tidak melakukan pertemuan dengan mitra kerja secara individual di tempat yang tidak
semestinya ;

c. Berpakaian rapih sebagai perwujudan rasa hormat;

d. Melaporkan kepada pimpinan ketika meninggalkan tempat tugas;

e. Kerja sama dalam meningkatkan hubungan jejaring kerja baik internal maupun dengan pemangku
kepentingan; dan

f. Proaktif ketika melihat kerusakan infrastruktur dan fasilitas fisik.


RANGKUMAN
1. Etika Publik merupakan penuntun perilaku ( peduli, adil, empathy paling
mendasar

2. Kode etik adalah rumusan eksplisit tentang kaidah-kaidah atau norma yang harus
ditaati secara sukarela oleh para pegawai di dalam organisasi publik.

3. Setiap jenjang pemerintahan memiliki lingkup kekuasaan masing-masing yang


dipegang oleh pejabatnya. Oleh sebab itu, azas etika publik mensyaratkan agar

setiap bentuk kekuasaan pejabat dibatasi dengan norma etika


maupun norma hukum, dalam pengambilan /kebijakan
keputusan
RANGKUMAN
• Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis
dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami etika
dan kode etik pejabat publik.

• Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai


kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.
TERIMA KASIH
Setiap orang berhak menuliskan sejarahnya sendiri..

Anda mungkin juga menyukai