Etika Publik
Oleh :
Syarif Burhanuddin
OUTLINE PAPARAN
1.PENDAHULUAN
2.PEMAHAMAN KONSEP ETIKA
a. Kode etik
b. Bentuk-Bentuk Kode Etik dan Implikasi
3.AKTUALISASI ETIKA
4.PENUTUP
PENDAHULUAN
PENGERTIAN ETIKA
Ethos (Yunani)
Pola perilaku atau kebiasaan yang baik dan dapat diterima oleh lingkungan
pergaulan seseorang atau sesuatu organisasi tertentu.
Banyak dikembangkan dalam suatu sistem organisasi sebagai norma norma yang
mengatur dan mengukur profesionallisme seseorang.
Etika Kedokteran, Etika Jurnalistik, Etika Hukum, dll.
5
Prinsip-Prinsip Etika
Manusia Manusia
Etika diambil secara Ketentuan
menentukan
dari naluriah atau baik dan
apa yang baik
pengalaman otomatis buruk datang
dan buruk
dan mampu dari Yang
berdasar
dirumuskan membedakan Maha Kuasa
penalaran
sebagai hal yang baik
atau logika
kesepakatan dan buruk
ETIKA – PERAN – PROSES – PRODUK – STAKE HOLDER
TINDAKAN
WAS
Bagaimana Pemda
(Pasal 63 UU ASN)
HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN ANEKA
AKUNTABILITAS
3 PERAN
ASN
KOMITMEN
MUTU ETIKA
3/22/2021
2.1
akuntabilitas
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi
AKUNTABILITAS
1. Memahami nilai-nilai dasar dan konsep akuntabilitas serta
mengaktualisasikannya;
2. Mempunyai pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan
dalam masyarakat;
3. Memahami tugas yang harus dilaksanakan dan sadar akan pentingnya kinerja
untuk organisasi
• Untuk itu integritas menjadi penting bagi setiap pegawai ASN. Senantiasa menjunjung tinggi
nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memuaskan
publik.
• Adapun fungsinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan negara, setiap pegawai
ASN harus memiliki jiwa nasionalisme yang kuat, memiliki kesadaran sebagai penjaga
kedaulatan negara, menjadi pemersatu bangsa mengupayakan situasi damai di seluruh
wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI.
3/22/2021
2.3
etika
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi
PENGERTIAN DAN FUNGSI ETIKA
PENGERTIAN
MORAL (asal kata “MORES”), berarti Tata Cara, Kebiasaan, Adat.
ETIKA, adalah seperangkat nilai yang dijadikan acuan.
ETIKA KERJA, adalah nilai-nilai yang menjadi acuan dalam aktivitas kerja atau suatu profesi.
PERILAKU BERMORAL, adalah perilaku yang sesuai dengan harapan kelompok sosial.
PERILAKU ETIS, adalah perilaku yang sesuai dengan sistem nilai yang ditetapkan.
FUNGSI ETIKA
FUNGSI ETIKA
• Goetsch and Davis (2006: 5) berpendapat bahwa belum ada definisi mutu yang dapat
diterima secara universal, namun mereka telah merumuskan pengertian mutu sebagai
berikut. “Quality is a dynamic state associated with products, services, people,
processes, and environments that meets or exceeds expectation.”
• Menurut definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi
dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna.
• Produk yang bermutu sebagai hasil kerja organisasi diperoleh
ETIKA
• POLITIK, EKONOMI, SOSIAL, HUKUM
• PROFESI, PELAYANAN PUBLIK,
• ADMINISTRASI/GOVERNANCE, SENI
MINDSET
EMPAT HIRARKI ETIKA
Makro
Etika Organisasi
Etika Profesi
Mikro
ETIKA PROFESI
• Nilai benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan pekerjaan
profesional
• Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip profesionalisme
(kapabilitas teknis,kualitas kerja, komitmen pada profesi)
• Dapat dirumuskan ke dalam kode etik profesional yang berlaku
secara universal
• Penegakan etika profesi melalui sanksi profesi (pencabutan lisensi)
ETIKA ORGANISASI
• Konsep baik-buruk dan benar-salah yang terkait dengan kehidupan organisasi
• Dapat dirumuskan ke dalam kode etik organisasi yang berlaku secara universal
hubungan sosial
• Nilai bersumber dari agama, tradisi, dan dinamika sosial
• Pada umumnya etika sosial tidak tertulis,tetapi hidup dalam memori publik, dan
terinternalisasi melalui sosialisasi nilai di masyarakat
• Etika sosial menjadi basis tertib sosial [Jepang, tidak boleh mengganggu dan
merepotkan orang lain]
3/22/2021
NILAI-NILAI DASAR ETIKA PUBLIK
• Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN,
yakni sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun.
ETIKA
PUBLIK
MODALITAS TINDAKAN
AKUNTABILITAS INTEGRITAS
TRANSPARASI PUBLIK
NETRALITAS
Sumber: Haryatmoko, Etika Publik Untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi, 2011
DIMENSI ETIKA PUBLIK
• Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik:
1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
• Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip moral, sehingga
etika publik membentuk integritas pelayanan publik.
• Etika Publik menuntut lebih dari kompetensi teknis karena harus mampu
mengidentifikasi masalah-masalah dan konsep etika yang khas dalam pelayanan
publik.
• Oleh karena itu, etika publik mengarahkan analisa politik sosial budaya (polsosbud)
dalam perspektif pencarian sistematik bentuk pelayanan publik dengan
memperhitungkan interaksi antara nilai-nilai masyarakat dan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh lembaga-lembaga publik.
DIMENSI ETIKA PUBLIK
• Kualitas Pelayanan : Integritas Pelayanan Publik
• Variabel - Pengalaman & Potensi Mitigasi
• Indikator :
– Pengalaman Korupsi
– Cara Pandang terhadap korupsi
– Lingkungan Kerja
– Perilaku petugas layanan
– Upaya Pencegahan
Sub Indikator :
1. Frekuensi gratifikasi
2. Nilai/jumlah
6. Kepraktisan SOP
tingkat perbaikan Permen
9. Upaya pencegahan
DIMENSI ETIKA PUBLIK
2. Dimensi Modalitas
Pemerintah bersih adalah syarat kemajuan suatu bangsa.
Korupsi disebabkan lemahnya integritas pejabat publik, kurangnya partisipasi dan lemahnya
pengawasan.
• Membangun integritas publik pejabat dan politisi harus disertai perbaikan sistem
akuntabilitas dan transparansi yang didukung modalitas etika publik, yaitu bagaimana
bisa bertindak baik atau berperilaku sesuai standar etika?
• Cara bagaimana etika bisa berfungsi atau bekerja?
• Struktur seperti apa yang mampu mengorganisir tindakan agar sesuai dengan etika?
• Infrastruktur semacam apa yang dibutuhkan agar etika publik berfungsi?
Unsur-unsur modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas,
transparansi dan netralitas.
NILAI-NILAI ETIKA PUBLIK
Nilai-nilai etika yang disepakati bersama sebagai pola perilaku dikenal
sebagai kode etik. Kode etik dirumuskan dalam rangka pencegahan
terhadap kemungkinan perilaku yang tidak santun, dan demi kepentingan
organisasi .
Pelayanan kepada masyarakat adalah pelayanan di atas pelayanan kepada diri sendiri.
Rakyat adalah berdaulat dan mereka yang bekerja dalam instansi pemerintah pada akhrnya
bertanggung jawab kepada rakyat.
Hukum mengatur semua tindakan dari instansi pemerintah.
Manajemen yang efektif dan efisien adalah dasar bagi administrasi negara.
Sistem penilaian kecakapan yang sama, kesemptan yang sama, dan asas-asas itikad baik akan
didukung, dijalankan, dan dikembangkan.
Perlindungan terhadap kepercayaan rakyat adalah sangat penting
Pelayanan kepada masyarakat menuntut kepekaan khusus dengan ciri keadilan, keberanian,
kejujuran, persamaan, kompetensi, dan kasih sayang.
NRDW- STANDAR ETIKA PUBLIK
MODALITAS ETIKA PUBLIK
(Akuntabilitas & Transparansi)
c. Tekanan lebih banyak pada hak warga negara untuk bisa mengoreksi dan ambil
bagian dalam kebijakan publik sehingga akuntabilitas disamakan dengan
transparansi.
• aspek dalam akuntabilitas:
•
DIMENSI ETIKA PUBLIK
Integritas publik dalam arti sempit yakni tidak melakukan korupsi atau kecurangan.
• Adapun maknanya secara luas yakni tindakan yang sesuai dengan nilai, tujuan
dan kewajibannya untuk memecahkan dilema moral yang tercermin dalam
kesederhanaan hidup.
• Integritas publik juga dimaksudkan kualitas dari pejabat publik yang sesuai nilai,
standar, aturan moral yang diterima masyarakat.
• Integritas publik juga merupakan niat baik seorang pejabat publik yang didukung
oleh institusi sosial seperti hukum, aturan, kebiasaan, dan sistem pengawasan.
• Pembentukan moral, niat baik yang didukung oleh lingkungan dan pengalaman yang
menyediakan infrastruktur etika berupa sarana yang mendorong dan memberi
sanksi bagi yang melanggar norma-norma dalam pelayanan publik
INTEGRITAS PUBLIK & KONFLIK KEPENTINGAN
Kualitas perilaku individu & institusi sesuai nilai-nilai, standar dan aturan
moral
Koltholf : ciri-ciri Integritas Publik
a) Mandiri pada norma dan bervisi
b) Komit pada statemen dan tindakan
c) Peduli & tanggung jawab pada kepentingan publik
7 PRINSIP INTEGRITAS PUBLIK
4. Penataan Tatalaksana.
6. Penguatan Akuntabilitas.
7. Penguatan Pengawasan.
3. Perbandingan Alternatif
Pemanfaatan Menyalahgunakan
Fasilitas Organisasi Pengaruh Pribadi
KONFLIK KEPENTINGAN
• Pengaruh buruk dari adanya konflik kepentingan :
1. Aji mumpung (self dealing); memanfaatkan kedudukan politis untuk kepentingan yang sempit dan
sistem nepotisme.
2. Menerima/memberi suap
2. Menerima segala bentuk hadiah dari pihak swasta pada saat ia melaksanakan transaksi untuk
kepentingan kedinasan atau kepentingan pemerintah.
3. Membicarakan masa depan peluang kerja di luar instansi pada saat ia berada dalam tugas-tugas
sebagai pejabat pemerintah.
4. Membocorkan informasi komersial atau ekonomis yang bersifat rahasia kepada pihak-pihak yang
tidak berhak
5. Terlalu erat berurusan dengan orang-orang di luar instansi pemerintah yang dalam menjalankan
bisnis pokoknya tergantung kepada izin pemerintah.
IMPLIKASI KODE ETIK DALAM PELAYANAN PUBLIK
a. visioner, yaitu melaksanakan tugas untuk tujuan yang lebih besar, melihat jauh ke depan, berbuat untuk kemajuan bangsa
dan negara, serta memberikan makna dalam setiap kegiatan;
b. integritas, yaitu melaksanakan tugas dengan jujur,bersikap dan berperilaku sesuai antara perbuatan dan ucapan,
konsisten, disiplin, berani dan tegas dalam mengambil keputusan, tidak menyalahgunakan wewenang serta pro aktif dalam
upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme serta tidak melibatkan diri dalam perbuatan tercela;
c. profesional, yaitu melaksanakan tugas perumusan kebijakan, perencanaan dan program kegiatan, pengalokasian
anggaran dan pelaksanaan, serta pengawasan berdasarkan kompetensi yang dimiliki, sesuai dan patuh dengan prosedur,
bersungguhsungguh, mandiri serta memiliki komitmen terhadap pencapaian hasil pekerjaan yang optimal dan menghindari
pertentangan kepentingan;
d. tanggung jawab, yaitu melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh, memiliki sikap militan dan dapat diandalkan,
patuh terhadap sistem, transparan dalam setiap perbuatan serta dapat dipercaya; dan
e. melayani, yaitu melaksanakan tugas secara optimal dalam memberikan pelayanan yang terbaik, peduli terhadap para
pemangku kepentingan serta berempati dan memberikan solusi.
KODE ETIK
Pasal 6
a. menyusun strategi dan langkah taktis untuk menjamin tercapainya hasil yang akurat sesuai dengan sasaran
yang telah ditetapkan;
b. memperhatikan implikasi dari berbagai aspek (teknologi, hukum/regulasi, sosial-budaya, ekonomi, dan
pasar) terhadap perencanaan dan pelaksanaan tugas;
c. menunjukkan komitmen dan loyalitas kepada institusi melalui kerja nyata dan kontribusi penciptaan nilai yang
signifikan;
d. melaporkan kepada pihak yang berwenang segala bentuk penyimpangan dan/atau perbuatan melawan
hukum yang ditemukan dalam berbagai proses pelaksanaan pekerjaan;
e. menjaga kepercayaan dengan selalu mempertahankan sikap dan perilaku yang positif yang dapat menjadi panutan
bagi rekan sejawat;
f. menindaklanjuti pengaduan terkait berbagai kerusakan yang terjadi pada setiap infrastruktur bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat;
g. bekerja dengan akurat dan optimal demi tercapainyasasaran yang telah ditetapkan;
KODE ETIK
Pasal 6
h. bertanggung jawab sepenuhnya atas keseluruhan proses serta capaian hasil dari tugas yang dilaksanakan;
j. menunjukkan konsistensi dan persistensi yang tinggi dalam menjalankan tugas, komitmen, dan/atau keputusan yang telah
disepakati bersama;
k. menyelesaikan tugas dan melakukan manajemen waktu dan sumber daya dengan cara yang paling efisien dan paling efektif
untuk mendapatkan hasil terbaik;
l. meningkatkan kapabilitas dan kompetensi secara berkelanjutan agar dapat selalu memberi hasil yang optimal, dalam setiap
tugas yang ditangani;
n. memberikan kontribusi nyata untuk institusi pada jabatan, sesuai dengan tugas, dan fungsinya;
o. membuka akses publik mengenai informasi dan data bidang PUPR, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
p. mengindahkan etika berkomunikasi, termasuk dalam menggunakan sarana telekomunikasi pesawat seluler; dan
b. mengabaikan pengaduan terkait berbagai kerusakan yang terjadi pada setiap infrastruktur dan fasilitas fisik.
c. meminta dan menerima pemberian/hadiah selain dari apa yang berhak diterimanya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. menyalahgunakan wewenang yang diberikan dengan alasan apapun termasuk yang bertujuan untuk
menguntungkan, baik diri sendiri maupun pihak tertentu;
f. mengakui dan/atau mengambil keuntungan dari hasil kerja orang lain dengan tidak semestinya sebagai hasil kerja
pribadi;
h. membuka data/informasi yang bersifat rahasia milik organisasi kepada pihak manapun tanpa persetujuan dari yang
berwenang;
j. melakukan perbuatan yang melanggar norma hukum, dan norma kesusilaan, serta tindakan tidak terpuji lainnya.
KODE ETIK
Pasal 6
b. Tidak melakukan pertemuan dengan mitra kerja secara individual di tempat yang tidak
semestinya ;
e. Kerja sama dalam meningkatkan hubungan jejaring kerja baik internal maupun dengan pemangku
kepentingan; dan
2. Kode etik adalah rumusan eksplisit tentang kaidah-kaidah atau norma yang harus
ditaati secara sukarela oleh para pegawai di dalam organisasi publik.