Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN

KONSEP DIRI

Disusun oleh :

 Ade Mutiara S T
 Alifia Agyan W
 Almira Fauzya E
 Anngita Puspa
 Azzahra Fatimah A
 Ghina Chalista N
 Nabilah Eka Sidi
 Septi Rahmawati

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


BAB I

KASUS

Seorang perempuan berusia 35 tahun, datang ke poli Jiwa alasan sering dikamar.
Keluarga mengatakan satu bulan yang lalu post op pengakatan Rahim/histeriktomi dan sudah
menikah 10 tahun belum dikarunia anak. Hasil pengkajian pasien mengatakan khawatiran
suami menikah lagi, saya sangat sulit menerima bahwa saya tidak bisa hamil lagi, saya kesal
pada diri saya sendiri dan malu dengan mertua saya karena sering menanyakan kapan punya
anak? Saya ini orang tidak berguna. Pasien tampak sedih dan menunduk.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengkajian
a. Identitas
Nama : Ny. A
Umur : 35
Jenis Kelamin : Perempuan
b. Data subjektif
- Pasien mengatakan sedih
- Pasien mengatakan merasa tidak berguna lagi
- Pasien mengatakan kekhawatiran suami akan menikah lagi
- Pasien mengatakan malu pada keluarga
- Pasien mengatakan kesal pada diri sendiri
c. Data Objektif
- Pasien kurang kooperatif dan sering menundukan kepala
- Pasien tampak pucat dan lesu
- Pasien tampak menarik diri
- Pasien sering terlihat melamun
- Pasien tampak berbicara kacau
- Pasien tampak menghindari kontak mata
d. Riwayat Kesehatan lalu pasien
Keluarga pasien mengatakan 1 bulan lalu pasien mengalami post op
pengangkatan Rahim/histerektomi.
e. Data Psikososial
1. Data Psiko
Penatalaksaan diri : Keluarga pasien mengatakan ia selalu menyediri dan
merenung dalam kamar serta sering berbicara kacau.
2. Data Sosial
Pasien merasa malu dengan keluarga dan mempunyai hubungan kurang baik
dengan anggota keluarga serta suami karena akan kekhawatirannya terhadap
suami untuk menikah lagi.
3. Data Spiritual
Pasien beragama islam dan pasien selalu menjalankan ibadah 5 waktu dan ia
selalu berdoa kepada tuhan agar diberi ketabahan.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pohon masalah dari kasus Ny. A bahwa pasien merasa dirinya tidak
berguna dan membuat menyendiri dalam kamar. Diagnose yang didapat:
1. Gangguan Isolasi Sosial
2. Gangguan Interaksi Sosial
3. Berduka.

3. Intervensi dan Implementasi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi Implementasi

1. Gangg Tujuan :  Motivasi untuk  Dapat memotivasi  Memberikan


uan Setelah dilakukan berlatih pasien lebih mudah motivasi untuk
Isolasi tindakan keperawatan keterampilan berinteraksi dan berlatih
Sosial selama perawatan, pasien social bersosial dengan keterampilan
membutuhkan dukungan lingkunganyya social
koping keluarga
Kriteria hasil :
 Pasien menerima  Edukasi keluarga  Dapat mengedukasi  Memberikan
penilaian positif untuk dukungan keluarga pasien edukasi
terhadap diri sendiri keterampilan mendukung social keluarga untuk
 Adanya kontak mata social pasien mendukung
dengan lawan bicara keterampilan
 Dapat menganjurkan social
 Anjurkan pasien dapat  Menganjurkan
mempertahankan membangun keyakinan pasien
kontak mata saat dalam berkomunikasi mempertahank
berkomunikasi an kontak mata
dengan orang lain saat
berkomunikasi
dengan orang
lain
2. Ganggua  Tujuan :  Ajarkan cara  Dapat  Mengajarkan
n Setelah melakukan mengidentifik mengajarkan cara
Interaksi tindakan asi kesulitan identifikasi mengidentifika
social keperawatan pasien adaptasi yang adaptasi yang si kesulitan
selama perawatan dialami dialam adaptasi yang
membutuhkan  Anjurkan  Dapat dialami
kualitas hubungan mengidentifik mengidentifikasi  Menganjurkan
social yang kurang. asi situasi yang memicu pasien untuk
Kriteria Hasil: yang memicu kecemasan mengidentifika
1. Pasien mampu kecemasan  Dapat melatih si situasi yang
membina hubungan  Latih keterampilan memicu
erat, terbuka dan keterampilan social, sesuai kecemasan
independen dengan social, sesuai kebutuhan  Membantu
orang lain. kebutuhan melatih
2. Pasien dapat keterampilan
melakukan kontak social pasien
mata dengan orang sesuai
lain. kebutuhan
3. Pasien dapat
merasakan perasaan
nyaman dengan
situasi social.
4. Berduka • Tujuan :  Jelaskan kepada  Dapat menjelaskan  Memberikan
Setelah melakukan pasien dan kepada pasien dan penjelasan
tindakan keperawatan keluarga bahwa keluarga bahwa sikap kepada pasien
pasien selama perawatan sikap mengingkari, mengingkari, marah, dan keluarga
diharapkan psikologis marah,tawar tawar menawar, bahwa sikap
pasien membaik. menawar, depresi, depresi dan menerima mengingkari,
dan menerima adalah wajar dalam marah, tawar
 Kriteria hasil: adalah wajar menghadapi menawar,
1. Pasien memiliki dalam menghadapi kehilangan. depresi dan
kemampuan kehilangan.  Dapat mendiskusikan menerima adalah
memaknai hidup  Diskusikan strategi strategi koping yang wajar dalam
2. Pasien dapat koping yang digunakan menghadapi
menerima digunakan  Dapat kehilangan.
kehilangan  Ungkapkan mengungkapkan  Mendiskusikan
3. Pasien merasa penyangkalan penyangkalan tentang strategi koping
dirinya masih tentang kenyataan kenyataan yang digunakan
berguna untuk orang  Membantu
disekitarnya. mengungkapkan
penyangkalan
tentang
kenyataan
kepada pasien.

4. Evaluasi

Masalah Keperawatan Tanggal/Jam Catatan Perkembangan Klien Paraf


Gangguan Isolasi Sosial 23/09/2021 S : Pasien mengatakan sudah
09.00 lebih mudah berinteraksi
dengan keluarga dan orang
disekitarnya
O : Pasien tampak lebih nyaman
saat bersama keluarga dan
orang disekitarnya
A : Masalah teratasi
P : tindakan diberhentikan
Gangguan Interaksi Sosial 23/09/2021 S : pasien mengatakan sudah
12.00 dapat beradaptasi kembali
dengan lingkungan sekitar
O : Pasien dapat mengontrol rasa
cemasnya dan rasa
khawatirnya
A : Masalah teratasi
P : Tindakan diberhentikan
Berduka 23/09/2021 S : Pasien mengatakan sudah
15.00 lebih tenang dan mulai
menerima kenyataan
O : Pasien mampu mengatasi
rasa berduka dengan baik
A : Masalah teratasi
P : Tindakan diberhentikan

BAB III
JURNAL
Gambaran Self Acceptance pada Fungsi Seksual Pasca Histerektomi
Abstract
Pada umumnya wanita yang sudah mengalami histerektomi dan disfungsi
seksual tentunya akan mengalami perubahan terhadap dirinya, selain perubahan
fisiologis juga mengalami perubahan terhadap psikisnya salah satunya dalam
penerimaan dirinya (self acceptance) yang menyebabkan adanya perubahan interaksi
sosialnya dengan lingkungan sekitar. Salah satu contohnya yakni penilaian buruk
yang diberikan orang lain terhadap dirinya dapat menyebabkan wanita yang sudah
melakukan histerektomi dan mengalami disfungsi seksual akan merasa kurang
percayaan diri sehingga wanita yang sudah melakukan histerektomi dan mengalami
disfungsi seksual juga mengalami masalah dalam penerimaan dirinya dan hal
tersebut dapat mengganggu aktifitas sehari-harinya dalam berinteraksi. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan Self
Acceptance sebagai upaya peningkatan fungsi seksual pasca histerektomi di
Puskesman Kebonsari Surabaya. Populasi peneltian ini adalah perempuan dengan
pasca histerektomi yang berjumlah 30 responden berdasarkan masa post histerektomi
kurang dari 24 bulan yang lalu dan terdapat di wilayah Puskesmas Kebonsari,
Surabaya. Sampel pada penelitian ini adalah perempuan dengan disfungsi seksual
pasca histerektomi yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik sampling menggunakan
total sampling. Instrument penelitian adalah : Quesioner SAS EB untuk Self
acceptance dan FSFI untuk fungsi seksual. Data dianalisis secara distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden pasca histerektomi dengan
usia 35 –50 tahun didapatkan hasil bahwa 54% responden dengan self acceptance
kurang, 20% dengan self acceptance cukup dan 26% dengan self acceptance baik.
Sebagian besar self acceptance pada fungsi seksual pasca histerektomi adalah self
acceptance kurang.

Self-esteem adalah tentang pencapaian self-study dengan menganalisis


seberapa jauh perilaku ideal diri menurut rendah pada pasien yang dilakukan
histerektomi dan merupakan salah satu masalah yang terjadi pada pasien yang
menjalani histerektomi. Hal ini terlihat dari perilaku yang ditunjukkan oleh pasien
tidak mau bergaul, menarik diri, tidak mau tahu, berteman dengan laki-laki, dan tidak
mau menikah karena merasa tidak berguna, merasa tidak berguna sebagai istri, tidak
percaya diri. , perasaan tidak mampu, rasa bersalah, mudah tersinggung. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang harga diri pada pasien yang menjalani
histerektomi di Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya. Desain penelitian
yang digunakan adalah deskriptif, yaitu penentuan sampel dengan metode total
sampling. Sampel yang diambil adalah seluruh elemen yang akan diteliti yaitu 20
responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul diolah
secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel. 

BAB IV
A. Kesimpulan
Konsep diri adalah suatu gambaran dari apa yang kita pikirkan, yang orangn lain
berpendapat mengenai diri kita dan seperti apa diri kita inginkan, yang mana konsep
diri merupakan berbagai kombinassi dari berbagai aspek, yaitu citra diri, instensitas
afektif, evaluasi diri dann kecenderungan memberi respon dengan pengakuan
terhadap diri pasien dalam keluhan yang dirasakan dan ungkapan perasaan dalam
masih proses penyembuhan psikologis dan menghilangkan rasa ketakutan akan pada
kenyataan dari data yang sudah dikumpulkan serta dikaji oleh perawat menunjukan
bahwa pasien mengalami berduka,gangguan interaksi sosial dan gangguan isolasi
social.

B. Saran
1. Seseorang harus dapat menerima suatu kehilangan pada anggota tubuh dan berfikir
diri akan masih berguna
2. Suatu gangguan sosial dapat diatasi dengan edukasi dan asuhan keperawatan yang
baik.

BAB V
Daftar Pustaka

1. Afiyah, R. K. (2010). Kualitas hidup perempuan yang mengalami histerektomi


serta faktor-faktor yang memengaruhinya di wilayah jakarta: study grounded
theory. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia.
2. Triana, T., & Widari, N. (2012). Gambaran Harga Diri pada Pasien yang
Dilakukan Histerektomi. Jurnal Kebidanan , 1 (1). Diperoleh dari
http://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Keb/article/view/247

Anda mungkin juga menyukai