Anda di halaman 1dari 5

PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

A.    Pengembangan Kewirausahaan yang Terintegrasi pada Semua Mata Pelajaran 


Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses 
pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran
sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, terbentuknya karakter
wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik
sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas
pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan
peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan
untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai
kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan cara
mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata pelajaran
yang ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat menyampaikan
materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui sistem penilaian.
Dalam pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat
ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut harus
ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka penanaman nilai
tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilai nilai kewirausahaan dilakukan
secara bertahap dengan cara memilih sejumlah nilai pokok sebagai pangkal tolak bagi
penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada
semua mata pelajaran. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman
nilai-nilai pokok tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang
bersangkutan. Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran
pada langkah awal ada 6 (enam)  nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil resiko,
kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras.
Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada
tahap perencanaan, silabus dan RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan
pembelajarannya memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara
menyusun silabus yang terintegrsi nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan mengadaptasi
silabus yang telah ada dengan menambahkan satu kolom dalam silabus untuk mewadahi nilai-
nilai kewirausahaan yang akan diintegrasikan. Sedangkan cara menyususn RPP yang
terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP yang
sudah ada dengan menambahkan pana materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian
dengan nilai-nilai kewirausahaan.
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan
kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai
kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya
melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya
menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar
melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan
nilai-nilai kewirausahaan.
 
B.    Pengembangan Kewirausahaan yang Terintegrasi pada Mata Pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan
Prakarya dapat dipahami sebagai pra-karya, yaitu sebuah proses sebelum terjadinya
sebuah karya, termasuk di dalamnya pembinaan apresiasi dan produksi karya. Prakarya
melatih keterampilan dan kecakapan hidup, yang dalam PKW ini dibagi menjadi 4
cabang/jalur, yaitu : kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan, meliputi pengetahuan dan
keterampilan membuat serta memproduksi dengan beragam teknik dan material.
Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan akan menumbuhkan dan mendorong
peserta didik melakukan proses mengapresiasi, belajar dan berkarya, serta membekali peserta
didik dengan pengetahuan berwirausaha yang didasari dengan kreativitasnya melihat potensi
dan peluang yang khas yang ada di lingkungan daerah setempat.
Pada pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, satuan pendidikan dapat memilih 2
(dua) cabang/jalur saja yang sesuai dengan potensi lingkungan daerah setempat. Dua cabang
atau jalur tersebut diwajibkan untuk digunakan dalam satu tahun ajaran. Satuan pendidikan
diperkenankan pula untuk menerapkan 4 (empat) cabang/jalur, selama satuan pendidikan
mampu menyediakan jam tambahan. Keempat cabang dari mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan memiliki karakteristik pembelajaran yang berbeda sehingga memengaruhi
kebutuhan waktu (durasi) pembelajaran/jam pertemuan dari setiap cabang.
Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dapat digolongkan kedalam
pengetahuan transcience-knowledge, yaitu mengembangkan pengetahuan dan melatih
keterampilan kecakapan hidup berbasis seni, teknologi dan ekonomi. Pembelajaran ini
berawal dengan melatih kemampuan ekspresi-kreatif untuk menuangkan ide dan gagasan agar
menyenangkan orang lain. Kemudian, dirasionalisasikan secara teknologis sehingga
keterampilan tersebut bermuara apresiasi teknologi terbarukan, hasil ergonomis dan aplikatif
dalam memanfaatkan lingkungan sekitar dengan memperhatikan dampaknya terhadap
ekosistem, manajemen dan ekonomis.
Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ditingkat sekolah lanjutan atas didahului
dengan wawasan tentang kearifan lokal di lingkungan sekitar menuju teknologi terbarukan.
Pembelajaran dimulai dengan memahami fakta, prosedur, konsep maupun teori yang ada
melalui studi perorangan, kelompok maupun projek agar memberi dampak kepada pendidikan
karakter yang berupa kecerdasan kolektif. Hasil pembelajaran melalui eksplorasi alami
maupun buatan (artificial) ini akan memanfaatkan sebagai media sekaligus bahan pelajaran.
Adapun tujuan dari mapel Prakarya dan Kewirausahaan dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Memfasilitasi peserta didik berekspresi kreatif melalui keterampilan teknik berkarya
ergonomis, teknologi dan ekonomis
2. Melatih keterampilan mencipta karya berbasis estetika, artistik, ekosistem dan
teknologis.
3. Melatih memanfaatkan media dan bahan berkarya seni dan teknologi melalui prinsip
kreatif, ergonomis, higienis, tepat-cekat-cepat, dan berwawasan lingkungan.
4. Menghasilkan karya yang siap dimanfaatkan dalam kehidupan, bersifat pengetahuan
maupun landasan pengembangan berdasarkan teknologi kearifan lokal maupun
teknologi terbarukan.
5. Menumbuh kembangkan jiwa wirausaha melalui melatih dan mengelola penciptaan
karya (produksi), mengemas, dan usaha menjual berdasarkan prinsip ekonomis,
ergonomis dan berwawasan lingkungandapun ruang lingkup dari  setiap cabang/unsur
mapel PKW dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kerajinan dan Kewirausahaan, Kerajinan mengandalkan keterampilan tangan dan
keunikan karakter material yang digunakan untuk menghasilkan produk dengan
nilai estetis dan berfungsi dengan baik. Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan
cabang kerajinan, melatih peserta didik untuk jeli melihat peluang pasar dan
berpikir kreatif dalam pengembangan teknik keterampilan dan mengolah material
lokal.
b. Rekayasa dan Kewirausahaan, Rekayasa diartikan sebagai usaha memecahkan
permasalahan kehidupan sehari-hari dengan berpikir rasional dan kritis sehingga
menemukan solusi melalui kerangka kerja yang efektif dan efisien. Kata
‘rekayasa’ merupakan terjemahan bebas dari kata engineering yaitu perancangan
dan rekonstruksi benda atau pun produk untuk memungkinkan penemuan produk
baru yang lebih berperan dan berkegunaan.
c. Budidaya dan Kewirausahaan, Budidaya berpangkal pada kultivasi (cultivation),
yaitu suatu kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan
mewujudkan benda ataupun makhluk agar lebih besar (tumbuh), dan berkembang
(menjadi banyak). Keterampilan melakukan budidaya dan menghayati proses
kultivasi memberikan bekal kepada peserta didik untuk mampu menjadi
wirausahawan di bidang budidaya yang sesuai dengan kondisi alam dan
lingkungan sekitarnya.
d. Pengolahan dan Kewirausahaan, Pengolahan artinya membuat, menciptakan
bahan dasar menjadi benda produk jadi agar dapat digunakan untuk kegiatan
produksi dan bermanfaat secara luas. Keterampilan dan pengetahuan teknik
pengolahan serta kepekaan rasa yang dilatihkan pada pembelajaran cabang
pengolahan akan menjadi dasar dari peserta didik untuk mencari peluang
wirausaha dalam bidang pengolahan sesuai dengan potensi lingkungan sekitarnya
PEMANFAATAN HASIL INOVASI DAN KREATIVITAS DI MADRASAH
IBTIDAIYAH (MI) ISLAMIYAH DADAP

A. Manfaat Hasil Kreativitas dan Inovasi Guru di Madrasah

Dalam proses belajar dan mengajar, kreativitas dalam pembelajaran merupakan bagian
dari suatu sistem yang tak terpisahkan dengan peserta didik dan pendidik. Peranan kreativitas
guru tidak sekedar membantu proses belajar mengajar dengan mencakup satu aspek dalam
diri manusia saja, akan tetapi mencakup apek-aspek lainnya yaitu kognitif, psikomotorik dan
afektif. Secara umum kreativitas guru memiliki fungsi utama yaitu membantu menyelesaikan
pekerjaannya dengan cepat dan efisien. Namun fungsi tersebut dapat dispesifikkan menjadi
beberapa macam antara lain :

1. Kreativitas guru bermanfaat bagi peningkatan minat siswa terhada mata pelajaran.
Hasil produk kreativitas guru diharapkan akan memberikan situasi yang nyata pada
proses pembelajaran. Selama ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan verbalisme
yang tinggi pada hal-hal yang abstrak. Verbalisme adalah hal sangat sulit sekali dan
membosankan bagi siswa jika terus menerus dipacu di sekolah. Penerapan produk
kreativitas guru misalnya berupa instrumen yang mampu mengajak siswa belajar ke dunia
nyata melalui visualisasi akan mampu menurunkan rasa bosan siswa dan meningkatkan
minatnya pada mata pelajaran.

2. Kreativitas guru bermanfaat dalam transfer informasi lebih utuh.


Hasil inovasi berupa instrumen bantu pendidikan akan memberikan data atau informasi
yang utuh, hal ini terlihat pada aktifnya indera siswa, baik indera penglihatan,
pendengaran dan penciuman, sehingga siswa seakan-akan menemui situasi yang seperti
aslinya. Produk kreativitas guru akan melengkapi gambaran abstrak yang sebelumnya
dipahami siswa dan membetulkan pemahaman yang salah mengenai informasi yang
didapatkan dari teks. Pada kasus penerapan produk kreativitas guru pada laboratorium,
dengan memanipulasi objek dan situasi penelitian sedemikian rupa, maka objek dan situsi
tersebut seakan-akan sesuai dengan fenomena-fenomena yang dipelajari oleh siswa.

3. Kreativitas guru bermanfaat dalam merangsang siswa untuk lebih berpikir secara
ilmiah dalam mengamati gejala masyarakat atau gejala alam yang menjadi objek
kajian dalam belajar.
Produk kreativitas guru sangat penting dalam pengembangan kerangka berpikir ilmiah
berupa langkah rasional, sistematik, dan konsisten. Hasil-hasil kreativitas guru akan
merangsang siswa untuk membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah, observasi
data, pengolahan data serta perumusan hipotesis. Kegiatan tersebut tidak hanya
memperkuat ingatan terhadap informasi yang diserap, tetapi juga berfungsi sebagai
pembentukan unsur kognitif yang menyangkut jenjang pemahaman.

4. Hasil produk kreativitas guru akan merangsang kreativitas siswa.


Kreativitas guru dapat digunakan secara mandiri oleh siswa, dimana siswa dapat
mengembangkan kreativitasnya serta imajinasi dan daya nalarnya dalam memahami
materi yang diajarkan. Siswa akan memiliki kelancaran, keluwesan, orisinalitas dan
keunikan dalam berpikir.
B. Wadah Kreativitas dan Inovasi Guru dalam Pembelajaran di Madrasah

Kreativitas dan inovasi guru dapat diarahkan pada dua komponen pembelajaran di
kelas, yaitu produk kreativitas dan hasil inovasi yang mendukung manajemen kelas serta
hasil kreativitas dan hasil inovasi dalam bentuk media pembelajaran.

1. Kreativitas dalam Manajemen Kelas


Manajemen kelas adalah aktifitas guru dalam mengelola dinamika kelas,
mengorganisasikan sumber daya yang ada serta menyusun perencanaan aktifitas yang
dilakukan di kelas untuk diarahkan dalam proses pembelajaran yang baik. Dalam hal
manajemen kelas, kreativitas guru dalam manajemen kelas diarahkan untuk:
a. Membantu siswa di kelas dapat belajar secara kolaboratif dan kooperatif
b. Menciptakan lingkungan akademik yang kondusif dalam proses belajar

2. Kreativitas Guru dalam Penggunaan Media Pembelajaran


Media belajar adalah alat atau benda yang dapat mendukung proses pembelajaran
di kelas. Fungsi Media Belajar adalah :
a. membantu siswa dalam memahami konsep abstrak yang diajarkan,
b. meningkatkan motivasi siswa dalam belajar,
c. mengurangi terjadinya mis understanding,
d. memotivasi guru untuk mengembangkan pengetahuan.

Dalam hal media belajar, kreativitas guru dalam media belajar diarahkan untuk:
a. Mereduksi hal-hal yang terlalu abstrak dalam materi belajar
b. Membantu siswa mengintegrasikan materi belajar ke dalam situasi yang nyata

C. Peranan Guru Dalam meningkatkan Kreativitas Siswa di Madrasah

Setiap orang memiliki potensi untuk melakukan aktifitas yang kreatif. Setiap siswa baru
yang memasuki proses belajar, dalam benak mereka selalu diiringi dengan rasa ingin tahu.
Guru pada tahap ini diharapkan untuk merangsang siswa untuk melakukan apa yang
dinamakan dengan learning skills acquired, misalnya dengan jalan memberi kesempatan
siswa untuk bertanya (questioning), menyelidik (inquiry), mencari (searching), menerapkan
(manipulating) dan menguji coba (experimenting).
Kebanyakan yang terjadi di lapangan adalah aktifitas ini jarang ditemui karena siswa
hanya mendapatkan informasi yang bagi mereka adalah hal yang abstrak. Rasa ingin tahu
siswa harus dijaga dengan cara memberikan kesempatan bagi mereka untuk melihat dari
dekat, memegangnya serta mengalaminya.
Guru diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mendemontsrasikan perilaku yang kreatif. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan kreativitas siswa antara lain :
1. Guru menghargai hasil-hasil pikiran kreatif siswa
2. Guru respek terhadap pertanyaan, ide dan solusi siswa yang tidak biasa (unusual)
3. Guru menunjukkan bahwa gagasan siswa adalah memiliki nilai yang ditunjukkan
dengan cara mendengarkan dan mempertimbangkan. Pada tataran ini, guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai