Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 5 CANTIGI FIRDA AULIA

PENYAMBUNGAN MATERIAL 01 1806202090

1. Jelaskan prinsip kerja friction welding dengan skematis gambar. Serta keuntungan
dan keterbatasan dari friction welding. Berilah contoh aplikasi dilapangan!

Friction welding adalah proses solid state welding dimana sambungan diperoleh
akibat gaya tekan antara permukaan benda kerja yang saling kontak dan berputar relatif
terhadap lainnya untuk menghasilkan panas dan deformasi plastis permukaan kedua
ujungnya.

Prinsip kerjanya:
a. Dua buah benda kerja ditekan
dan diputar sehingga akibat friksi
keduanya akan timbul panas.
b. Selanjutnya dipakai untuk
proses penyambungan.

Tahap-tahapnya dapat dijelaskan dari


gambar di samping:
a. Benda diputar,
b. Benda yang diam ditekan ke
benda yang berputar,
c. Terjadi gesekan,
d. Terjadi penyambungan.

Keuntungan Keterbatasan
Bisa digunakan untuk menggabungkan Preparasi benda akan sangat menentukan
material yang tidak sama. hasil pengelasan
Preparasi joint yang relatif mudah Biaya peralatan dan mesin tinggi

Dapat digunakan untuk desain yang sulit Meskipun sederhana, peralatan relatif berat

Logam Free Machining dan Non-


Menghasilkan daerah HAZ yang kecil
Forgeable akan sulit disambung
Tidak membutuhkan flux, filler, dan gas Benda kerja harus simetri, karena akan
pelindung diputar pada sumbunya

Contoh aplikasi-nya :
 Industri aerospace (menggabungkan aluminium dengan high-strength steel),
 Industri nuklir (menggabungkan aluminium-alloys dengan stainless steel dan
high-nickel-alloy untuk pipa larutan cryogenic dan vessel).
2. Jelaskan prinsip kerja Roll Bonding dengan skematis gambar. Serta keuntungan
dan keterbatasan dari Roll Bonding. Berilah contoh aplikasi dilapangan!

Roll Bonding termasuk proses pengelasan padat dimana proses penekanannya


menggunakan peralatan rol, baik dengan pemanasan dari luar atau tidak. Bila tanpa
menggunakan panas dari luar, prosesnya disebut pengelasan rol dingin, sedang bila
menggunakan panas dari luar prosesnya disebut pengelasan rol panas.

Prinsip kerja dari Roll Bonding adalah penggabungan dua benda kerja
menggunakan dua rol yang menekan dua benda kerja tersebut. Pada saat dilakukan
penekanan, penekanan dapat dilakukan dalam keadaan panas (hot roll bonding) ataupun
tidak (cold roll bonding). Roll Bonding umum ditemui pada industri pipa untuk kilang
minyak dan gas, dimana diinginkan adanya pemberian lapisan aluminium murni atau
paduan 1% Zn yang akan memberikan proteksi anodik terhadap baja.

Keuntungan Keterbatasan
Pengelasan dapat diproses Material yang dapat disambung
secara kontinu hanya dapat berbentuk plat
Penyambungan dapat terjadi
Biaya peralatan dan mesin tinggi
secara cepat
Dapat terjadi deformasi yang
Proses pengelasan dapat diotomasi
tidak diinginkan
Cocok untuk produksi masal Ruang yang dibutuhkan sangat besar
Dapat terjadi distorsi yang
Dapat untuk dissimilar metal
membengkokan material

Contoh aplikasi-nya : Pembuatan U.S Quarters, terbuat dari dua lapisan terluar
merupakan 75%Cu-25%Ni (Cupronikel) dan bagian tengah berupa Cu murni.
3. Jelaskan prinsip kerja friction stir-welding (FSW) dengan skematis gambar. Berilah
contoh jenis material logam yang umumnya diaplikasikan untuk jenis pengelasan
ini. Serta Sebutkan beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan
metoda FSW!

Friction stir welding dapat digunakan untuk mengelas paduan aluminium atau
tembaga yang age-hardenable, dimana paduan-paduan semacam itu sulit dilakukan
fusion welding dikarenakan adanya solidification dan liquation cracking. Contoh jenis
material logam yang umumnya diaplikasikan untuk jenis pengelasan ini adalah
Alumunium dan paduannya, Magnesium, Copper (tembaga), Zinc, dan Lead.

Prinsip kerja friction stir welding :


a. Pin yang berputar dengan kecepatan
3000-4000 rpm diletakkan pada
material,
b. Material dipanaskan karena adanya
friksi,
c. Material yang telah dipanaskan
tersebut akan mencapai temperatur
plastisasi (800F untuk aluminum),
d. Material yang telah terplastisasi
tersampir kembali ke pin,
e. Material tersebut mengalami
pendinginan dengan terbentuknya
butir-butir yang lebih halus
dibandigkan dengan material
induknya.

Keuntungan FSW:
 Lebih kuat dan lebih bersih bila dibandingkan dengan fusion welds,
 Keuletan tinggi pada las,
 Energi efisiensi,
 Simpel dan bersih (tidak ada fume, arcs, spatter),
 Perlakuan sesudah dan straightening tidak diperlukan,
 Low distrosi dan shrinkage,
 Tidak ada porosity, lack of fusion, perubahan komposisi pada material.

4. Sebutkan beberapa parameter las untuk Friction Stir Welding (mis. jumlah rpm
minimum) pada Aluminium paduan dan gambarkan & jelaskan skematis daerah
lasannya!

Beberapa parameter las untuk Friction Stir Welding pada Aluminium paduan :

a. Spindle Speed: Kecepatan putar dari spindle, berpengaruh terhadap energi kinetik.
b. Axial Force: Pemberian tekanan pada benda kerja. Spindle speed akan lebih sulit
berputar (lebih pelan) bila axial force lebih tinggi.
c. Flywheel Size: Momen inersia dari flywheel, sangat berpengaruh kepada weld
energy.
d. Weld Energy: Energi yang diberikan pada proses welding.
e. Metal Loss: Total pengurangan dimensi pada benda kerja
f. Total Time: Total dari waktu pemanasan ditambah waktu penyambungan

Contoh parameter las untuk Friction Stir Welding batang Aluminum Alloy 1100
berdiameter 25 mm (ASM Handbook Vol 6):

Parameter Nilai
Spindle Speed 5700 rpm
Axial Force 27 kN
Flywheel Size 0,11 kgm2
Weld Energy 20 kJ
Metal Loss 3,8 mm
Total Time 1s

Skematis daerah las akibat perbedaan parameter Flywheel Energy:

Pengaruh flywheel energy dapat dilihat pada gambar diatas. Bila flywheel
energy terlalu rendah, maka weld upset yang terbentuk menjadi lebih tebal dan
kurang baik. Sedangkan bila flywheel energy terlalu besar, maka akan terbentuk
weld upset yang terlalu melebar dan juga kurang baik.

Skematis daerah las akibat perbedaan parameter Initial Peripheral Velocity:


Pengaruh Initial Peripheral Velocity dapat dilihat pada gambar diatas. Bila
Initial Peripheral Velocity terlalu rendah, maka weld upset yang terbentuk
menjadi terlalu melebar yang tidak baik, dan heat affected zone yang tidak merata
yang juga menyebabkan sambungan menjadi tidak baik. Sedangkan bila Initial
Peripheral Velocity terlalu besar, yang terjadi adalah heat affected zone yang
lebih lebar. Namun, secara kasat mata tidak terlalu terlihat efeknya dibandingkan
dengan yang normal (medium).

Skematis daerah las akibat perbedaan parameter Axial Force:

Pengaruh dari Axial Force dapat dilihat pada gambar di atas. Hal yang
akan terjadi adalah kebalikan dari efek Initial Peripheral Velocity. Hal ini
dikarenakan ketika Axial Force lebih besar, maka Initial Peripheral Velocity yang
akan terjadi menjadi berkurang.

5. Berilah penjelasan mengenai material pengaduk (friction stirrer) yang dipakai


untuk proses FSW. Jelaskan jenis material yang dipakai dan perlakuan apa saja
yang diberikan di bagian permukaan material tsb!

Material yang cocok antara lain AISI H13, AISI H22, dan lainnya. Material
tersebut harus memiliki melting point yang lebih tinggi dari benda kerja. Sebaiknya
material pengaduk harus memiliki melting point setidaknya 100 F lebih tinggi dari benda
kerja atau 200 F untuk aluminium. Lebih lanjut material pengaduk tersebut juga harus
memiliki kekuatan yang lebih baik dibandingkan benda kerja. Selain itu material pun
harus memiliki ketahanan aus yang baik, dan machinability yang baik. Jenis perlakuan
permukaan yang dapat dilakukan antara heat treatment berupa hardening, tempering
(menurunkan kekerasan menjadi 45-47 HRC), dan annealing (untuk remachining).

6. Jelaskan prinsip kerja las dingin (cold welding). Sebutkan beberapa syarat utama
agar material dapat disambung dengan metoda ini.

Las dingin atau biasa disebut dengan cold welding adalah salah satu proses solid
state welding dimana prinsip kerjanya berupa sambungan dihasilkan dari tekanan dua
buah material pada temperatur ruang. Proses ini tidak memerlukan panas sama sekali
baik itu dari luar ataupun ditimbulkan oleh proses pengelasannya.

Prinsip kerja las dingin pada dasarnya adalah dua buah benda kerja yang saling
berhadapan kedua ujungnya (butt), dijepit oleh alat penjepit, selanjutnya tekanan
diberikan dikedua ujung tersebut sehingga terjadi proses penyambungan. Proses ini
memerlukan gaya yang cukup besar agar terjadi kontak antar muka yang baik.

Syarat utama agar material dapat disambung dengan metoda ini ialah:
a. Minimal satu logam yang akan memiliki sifat ulet / sangat liat.
b. Tidak mengalami pengerasan regang yang drastis.

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Threshold Deformation serta kegunaan nilai
tersebut pada suatu material. Berilah contoh perhitungan untuk material tembaga!

Threshold deformation merupakan parameter yang sangat penting yang berfungsi


untuk menentukan kekuatan maksimum yang dapat dicapai dari proses cold welding.
Kegunaan threshold deformation adalah untuk mengetahui batasan minimum agar
material memiliki ikatan pada saat mengalami deformasi dingin.

Contoh perhitungan untuk material Aluminum dan Paduannya:


Ketebalan awal (T0) = 16 mm
Ketebalan akhir (Tf) = 10 mm
Maka,

% 𝑑𝑒𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖 = × 100% = × 100% = 37,5%

8. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi nilai threshod deformation. Serta
jelaskan hubungan threshold deformation dengan pressure dan preparasi
permukaan untuk proses cold welding!

Faktor yang mempengaruhi nilai threshold deformation ialah:


a. Jenis material
b. Struktur kristal material
c. Persiapan permukaan
d. Tekanan (pressure) yang diberikan ke material
Hubungan antara threshold deformation dengan pressure dan preparasi
permukaan untuk proses cold welding: Semakin tinggi tekanan yang diberikan, maka
nilai threshold deformation akan semakin rendah, dimana ini melambangkan bahwa
kekuatan sambungannya tinggi. Lalu, semakin baik surface preparation yang dilakukan,
maka nilai threshold deformation yang didapat akan semakin rendah pula.

9. Jelaskan prinsip kerja explosive welding dengan skematis gambar. Berilah contoh
aplikasi dilapangan!

Explosion Welding adalah proses solid state welding dimana sambungan


dihasilkan oleh tumbukan (impak) berkecepatan tinggi benda kerja akibat ledakan
(detonasi).

Prinsip kerjanya menggunakan tiga komponen, yaitu base metal, prime metal,
explosive. Secara rinci, prinsip kerjanya adalah:

a. Ketiga komponen disusun dimana prime component diletakan pada lapisan tengah
dan detonator di bagian atasnya.
b. Dengan meledakan detonator maka prime component akan menumbuk base metal
sehingga deformasi plastis terjadi dan kedua pelat tersambung.

Gambar. Prinsip kerja Explosive Welding


Contoh aplikasi di lapangan seperti pada saat cladding material :

Selain itu, biasanya explosive welding dapat dilakukan pada material baja karbon
dengan baja tahan karat, titanium pada low carbon steel, dan iron-nickel base alloy pada
low carbon steel.

10. Jelaskan prinsip kerja ultrasonic welding dengan skematis gambar serta mekanisme
penyambungan (bonding) dari metoda ini. Jelaskan hubungan energi panas yang
dipakai dengan properties material yang disambung. Serta berilah contoh aplikasi
dilapangan!

Ultrasonic Welding adalah proses solid state welding dimana sambungan


dihasilkan oleh energi vibrasi ber-frekuensi tinggi dan tekanan pada benda kerja. Ikatan
sambungan (bonding) terjadi tanpa adanya peleburan dari logam induk.
Prinsip kerja dari ultrasonic welding adalah penggunaan energi ultrasonik pada
frekuensi tinggi (20 – 60 kHz) untuk menghasilkan getaran mekanik beramplitudo rendah
(1 – 25 μm). Getaran ini menghasilkan panas pada antarmuka sambungan dari workpiece
yang dilas, dimana pada akhirnya akan membuat material meleleh dan menyatu. Getaran
tersebut juga dapat menghilangkan lapisan oksida yang terbentuk di permukaan logam.
Ultrasonic welding umum diaplikasikan untuk mengelas material berbahan dasar
termoplastik.

Hubungan antara energi panas yang dipakai dan sifat material yang disambung :


𝐸=
dimana E adalah energi (Joule), K adalah konstanta dari sistem pengelasan, H adalah
Vickers Hardness Number, dan T adalah ketebalan benda kerja yang bersentuhan dengan
sonotrode (mm). Dari persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin keras suatu
material yang digunakan, energi panas yang dibutuhkan akan semakin besar.

11. Bandingkan beberapa kemampuan spot resistance welding dan ultrasonic welding
untuk penyambungan material!

Spot Resistance Welding Ultrasonic Welding


Memiliki daerah lebur Tidak memiliki daerah lebur

Menghasilkan asap saat pengelasan Kualitas sambungannya seragam

Memercikkan bunga api Tekanan yang dibutuhkan kecil


Memerlukan energi yang tinggi untuk Memerlukan energi yang rendah untuk
logam dengan konduktivitas tinggi logam dengan konduktivitas tinggi
Umumnya digunakan untuk
Rentan terjadi sengatan listrik
workpiece berukuran kecil

Anda mungkin juga menyukai