“HIPOGLIKEMIA”
Oleh:
dr. Ronaa Alief Fauziyyah
Pembimbing :
dr. Sri Widodo, Sp.PD
Pendamping :
dr. Nofi Liza Meliana
dr. Retno Aptriwinasih
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
BAB I
STATUS PASIEN
A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. W
Umur : 62 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pemalang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 6 November 2019
No. RM : 00041811
2. Keluhan Utama
Penurunan Kesadaran
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSU Siaga Medika pada hari Rabu, 6
November 2019 dengan keluhan berbicara tidak nyambung sejak 30 menit
sebelum masuk RS. Sebelum pasien mengalami penurunan kesadaran, pasien
mengeluhkan lemas. Pasien belum pernah mengalami hal ini sebelumnya.
Pasien sedang mengkonsumsi obat anti diabetes 2 minggu ini. Pasien juga
mengalami penurunan nafsau makan beberapa hari ini. Demam dan
kelemahan anggota gerak disangkal.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum/kesadaran : sedang /delirium E4V2M4
2. Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 60 kg
IMT : 25kg/m2
3. Vital sign
Tekanan Darah : 150/80 mmHg
Nadi : 75 x/menit
Respiratory Rate : 22 x/menit
Suhu : 36,60C
4. Pemeriksaan kepala
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
edem palpebra (-/-)
Hidung : discharge (-/-), napas cuping hidung (-/-)
Mulut : sianosis (-)
5. Pemeriksaan leher
Tiroid : tak ada kelainan
6. Pemeriksaan dada
Dinding dada : Simetris menguning, ketinggalan gerak (-/-)
Pulmo : Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-),
rhonki (-/-)
Cor : S1>S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
7. Pemeriksaan abdomen
Dinding perut : supel
Hepar/lien : tidak teraba pembesaran
Usus : bising usus (+) normal
8. Pemeriksaan ekstremitas : Edema -/-/-/- Sianosis -/-/-/-
9. Pemeriksaan limphonodi : tak ada pembesaran kelenjar getah bening
10. Pemeriksaan reflek : reflek fisiologis +/+/+/+,
reflek patologis -/-/-/-
11. Pemeriksaan turgor kulit : capillary refill < 2 detik
12. Pemeriksaan akral : hangat +/+/+/+
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium Darah (6 November 2019)
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hemoglobin 10,5 g/dL 11.5 – 14,5
MCV 90,8 fL 78-180
MCH 29,2 Pg 27-32
MCHC 32,2 g/dL 30-36
Hematokrit 37 % 37 – 47
Leukosit 5800 /µl 4.500 – 10.500
Trombosit 205000 /µl 150.000 –450.000
Eritrosit 4,06 Juta/µl 4,0 – 5,4
Eos/Bas/Bat/Seg/Lim/Mono 2/0/0/78/14/6
Gol darah O/Rh +
Ureum 34 U/L 6-37
Kreatinin 0,8 U/L 4-50
GDS 18 mg/dl 70-140
Hb1C 6,7 Negatif
Natrium 144,3 mmol/L
Kalium 5,04 mmol/L
Klorida 107,3 mmol/L
Kalsium 1,34 mmol/L
2. EKG
Normal EKG
D. ASSESMENT
Observasi Penurunan Kesadaran ec Hipoglikemia pada DM Tipe II
Hipertensi stage II
E. PLANNING IGD
1. Infus D10% 20 tpm
2. Bolus D40% 3 flash GDS ulang pasca pemberian D40% = 179, GCS
E4V5M6
3. Injeksi Omeprazole 40mg/12jam
4. Injeksi Ondansentron 4mg/12jam
5. Konsul dr. Sp.PD
F. FOLLOW UP
Tanggal S O A P
6 Pasien E4V2M4 Observasi Infus D10% 20
November datang TD: 150/80 mmHg penurunan tpm
2019 dengan N: 75 x/m; kesadaran ec Bolus D40% 3
05.05 keluhan sulit S : 36,6 C Hipoglikemia flash GDS
diajak RR: 22 x/m pada DM tipe 2 ulang pasca
komunikasi GDS 18 pemberian D40%
dan lemas Hipertensi stage 2 = 179, GCS
E4V5M6
Injeksi
Omeprazole
40mg/12jam
Injeksi
Ondansentron
4mg/12jam
Konsul dr. Sp.PD
(hasil konsul,
evaluasi
GDS/2jam,
apabila GDS < 70
D40% 3 flash,
apabila GDS < 90
bolus D40% 1
flash
A. DEFINISI
Definisi hipoglikemi menurut American Diabetes Association (ADA)
segala episod dimana terdapat ketidaknormalan konsentrasi glukosa dalam plasma
pada individu dan menyebabkan gangguan potensial. Nilai ambang glikemik
bersifat dinamis dan tidak sama dalam reaksi respon, maka cukup sulit untuk
menentukan nilai konsetrasi glukosa secara spesifik sampai dapat memberikan
gejala. Hal ini menyebabkan ADA merekomendasikan kepada pasien DM dengan
terapi yang berhubungan dengan insulin untuk memonitor dirinya akan resiko
hipoglikemi dengan konsentrasi glukosa plasma ≤ 70 mg/dL (≤ 3.9 mmol/L). Hal
ini tidak kemudian menjadi indikasi penderita untuk memberikan terapi pada
dirinya sendiri ketika konsentrasi glukosa plasmanya ≤ 70 mg/dL (≤ 3.9 mmol/L),
melainkan lebih waspada akan tanda dan gejala hipoglikemia, mengukur ulang
konsentrasi glukosa dalam rentang waktu tertentu serta menghindari beberapa
pekerjaan seperti menyetir, kemudian hipoglikemi dapat dicegah dengan
mengkonsumsi karbohidrat atau gula per oral (Cryer, 2011).
B. PENYEBAB
Sebagian besar penyebab hipoglikemia ialah penderita DM dengan terapi
insulin atau sulfonylurea (hipoglikemia iatrogenik), tetapi juga terdapat penyebab
hipoglikemia pada pasien non-DM seperti pankereatitis atau sel tumor non-islet,
autoimun, kegagalan organ, penyakit endokrin, kelainan metabolisme dari lahir,
toksin dari makanan, dan lain-lain (sepsis, kelaparan, kegiatan yang sangat
berlebihan) (Treatment of severe diabetic hyplogicemia with: an underutilizes
therapeutic approach, 2011)
C. FAKTOR RISIKO
Beberapa faktor dapat meningkatkan resiko terjadikan hipoglikemia pada
pasien DM dengan terapi insulin, salah satunya ialah gangguan kecemasan. Angka
kejadian hipoglikemia dengan gangguan kecemasan 9 kali lebih tinggi
dibandingkan hipoglikemia dengan episode normal dari kecemasan. Usia muda
juga merupakan factor resiko terjadinya hipoglikemi berhubungan dengan
kurangnya pemahaman mengenai tanda dan gejala dari hipoglikemia, sedangkan
pada orang tua juga dapat terjadi akibat factor penuaan sehingga kurang
memahami tanda dan gejala hipoglikemia. Pencegahan terhadap hipoglikemia
berat dipengaruhi oleh pengawasan orang tua atau pengasuh penderita DM
terhadap intake makanan, dosis insulin, dan pengaturan latihan atau kegiatan
penderita. Lamanya penyakit yang diderita dan pernah mengalami episode
hipoglikemia berat juga merupakan faktor resiko dari kejadian hipoglikemi
(Treatment of severe diabetic hyplogicemia with: an underutilizes therapeutic
approach, 2011).
H. PENATALAKSANAAN
1. Stadium Permulaan (Sadar)
a. Berikan gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau sirup atau permen
atau gula murni (bukan pemanis pengganti gula) atau gula diet atau gula
diabetes) dan makanan yang mengandung karbohidrat
b. Hentikan obat hipoglikemik sementara
c. Pantau glukosa darah sewaktu tiap 1-2 jam
d. Pertahankan glukosa darah sekitar 200 mg/dl (bila sebelumnya tidak
sadar)
e. Cari penyebab
2. Stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar dan curiga hipoglikemia)
a. Diberikan larutan Dextrose 40% sebanyak 2 flakon (=50 ml) bolus
intravena
b. Diberikan cairan Dextrose 10% per infus, 6 jam per kolf
c. Periksa glukosa darah sewaktu (GDs), kalau memungkinkan dengan
glukometer:
1) Bila GDs < 50 mg/dl ditambah bolus Dextrose 40% 50ml IV
2) Bila GDs < 100 mg/dl ditambah bolus Dextrose 40% 25ml IV
d. Periksa GDs setiap 1 jam setelah pemberian Dextrose 40%
1) Bila GDs < 50 mg/dl ditambah bolus Dextrose 40% 50ml IV
2) Bila GDs < 100 mg/dl ditambah bolus Dextrose 40% 25ml IV
3) Bila GDs 100-200 mg/dl, tanpa bolus Dextrose 40%
4) Bila GDs > 200 mg/dl, pertimbangkan menurunkan kecepatan drip
Dextrose 10%
e. Bila GDs > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, pemantauan GDs
setiap 2 jam, dengan protocol sesuai diatas. Bila GDs > 200 mg/dl,
pertimbangkan mengganti infuse dengan Dextrose 5% atau NaCl 0,9%
f. Bila GDs > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, pemantauan GDs
setiap 4 jam, dengan protocol sesuai diatas. Bila GDs > 200 mg/dl,
pertimbangkan mengganti infuse dengan Dextrose 5% atau NaCl 0,9%
g. Bila GDs > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, sliding scale setiap
6 jam :