Anda di halaman 1dari 46
WALIKOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA SALINAN PERATURAN WALI KOTA MEDAN NOMOR 44 TAHUN 2021 TENTANG PENJABARAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEWENANGAN CAMAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA KELURAHAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA MEDAN , Menimbang : a. bahwa untuk tertib administrasi dan tepat sasaran dalam Pembangunan Sarana Dan Prasarana Kelurahan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2018 Tentang Kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Kelurahan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan, perlu adanya Petunjuk Pelaksanaan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Wali Kota tentang Penjabaran Dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kewenangan Camat Dalam Rangka Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Kelurahan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan; Mengingat : 1. Undang-Undang Drt Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota- Kota Besar di dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58 Tambahan Lembaran Negara _—_ Republik Indonesia Nomor 1092 ); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik _—_ Indonesia Nomor 4286 ); JI. Kapten Maulana Lubis No. 2 Medan - 20112 Telp : 061-4512412, Fax : 061-4520782 - 061-4579228 Email : sekretariat@pemkomedan.go.id Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355) ; . Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik —_ Indonesia Nomor 4400); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); . Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran _ Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara /Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 ‘Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2020 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6523); . Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik —_ Indonesia Nomor 6206); memperhatikan 9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik _—_ Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322); 10.Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 ‘Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 63); 11.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2018 tentang Kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Kelurahan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 139); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781); 13.Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Pedoman Swakelola; 14,Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa 15.Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2013 tentang Lembaga Kemasyarakatan (Lembaran Daerah Kota Medan Tahun 2013 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 1); Keputusan Wali Kota Medan Nomor 824/15.K /VIll/2021 Tentang Pelimpahan Kewenangan Wali Kota Medan Dalam Rangka Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Kelurahan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA MEDAN TENTANG PENJABARAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEWENANGAN CAMAT DALAM RANGKA. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA KELURAHAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Wali kota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Medan. 2. Pemerintah Daerah adalah Wali Kota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Wali Kota adalah Wali Kota Medan. 4. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PD adalah Perangkat Daerah Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran /pengguna barang. 5. Kecamatan adalah bagian wilayah dari daerah kota yang dipimpin oleh camat. 6. Kelurahan adalah bagian wilayah dari Kecamatan sebagai perangkat Kecamatan. 7. Kewenangan adalah hak untuk menentukan atau mengambil kebijakan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Medan; 8. Koordinasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai keserasian dan keselarasan, keseimbangan, kesinkronan dan integritas keseluruhan kegiatan baik bersifat vertikal maupun horizontal. 9. Pembinaan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi pemberian fasilitas, bimbingan, dan arahan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kinerja. 10.Fasilitasi adalah pemberian dukungan terhadap pelaksanaan tugas tertentu yang meliputi: penyediaan tempat, peralatan, dan sumber daya manusia. 11. Sinkronisasi adalah proses pengaturan jalannya beberapa proses pada saat yang bersamaan. 12.Penjabaran adalah penjelasan secara_terperinci tentang kewenangan camat dalam pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di kelurahan. 13. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada Perangkat Daerah sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa sumber daya manusia, barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/ jasa. 14.Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh Perangkat Daerah/Kecamatan yang dibiayai oleh APBN dan atau APBD yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan sampai dengan serah terima hasil pekerjaan 15. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran—_ untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi perangkat daerah yang dipimpinnya. 16. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan PA dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsinya. 17.Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja Dana Sub Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasana Kelurahan dan Sub Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan. 18.Pejabat Pelakasana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disebut PPTK adalah pejabat pada Unit Satuan Kerja Kecamatan (Kelurahan) yang melaksanakan I(satu) atau beberapa kegiatan dalam penyelenggaraan Dana Sub Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasana Kelurahan dan Sub Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan. 19.Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disingkat UKPBJ adalah unit kerja di Pemerintah Daerah yang menjadi pusat keunggulan Pengaaan Barang/Jasa. 20. Sistem Pengadaan Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya disingkat SPSE adalah sistem elektronik yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras yang arsitekturnya dikembangkan oleh LKPP mulai dari sistem perencanaan perencanaan pengadaan, persiapan pengadaan, pemilihan Penyedia, pelaksanaan kontrak, serah terima pekerjaan, pengelolaan Penyedia, dan katalog elektronik. 21.Pejabat pengadaan adalah pejabat__adminstrasi/pejabat fungsional/personil yang bertugas melaksanakan pengadaan langsung dalam penyelenggaraan Dana Sub Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasana Kelurahan dan Sub Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan. 22.Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa yang _selanjutnya disingkat RUP adalah daftar rencana pengadaan Barang/Jasa yang akan dilaksanakan oleh Kelurahan. 23. E-Marketplace Pengadaan Barang/Jasa adalah pasar eletronik yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan Barang/Jasa Pemerintah. 24. Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah layanan pengelolaan teknologi informasi untuk memfasilitasi pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. 25.Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan Dana Sub Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasana Kelurahan dan Sub Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan. 26.Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola Tipe IV yang selanjutnya disebut Swakelola adalah cara _memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh Kelompok Masyarakat. 27.Penyelenggara Swakelola adalah tim yang menyelenggarakan kegiatan secara Swakelola. 28.Kelompok Masyarakat adalah kelompok masyarakat yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa dengan dukungan ABPN/APBD. 29.Pengadaan Barang/Jasa melalui penyedia adalah cara memperoleh Barang/Jasa yang disediakan oleh Pelaku Usaha. 30.Pelaku Usaha adalah badan usaha atau perseorangan yang melakukan usaha dan/atau kegiatan pada bidang tertentu. 31, Penyedia Barang/Jasa Pemerintah selanjutnya disebut Penyedia adalah Pelaku Usaha yang menyediakan barang/jasa berdasarkan kontrak. 32.Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan. 33.Jasa_ Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu di berbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah piker. 34.Harga Perkiraan Sendiri yang selanjutnya disingkat HPS adalah perkiraan harga barang/jasa yang ditetapkan oleh PPK yang telah memperhitungkan biaya tidak langsung, keuntungan, dan Pajak Pertambahan Nilai. 35.Pembelian secara Elektronik yang selanjutnya disebut E- purchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik atau toko daring. 36. Pengadaan Langsung Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya adalah metode pemilihan untuk mendapatkan _Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling banyak Rp. 200,000,000,00 (dua ratus juta rupiah) 37.Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PA/KPA/PPK dengan Penyedia atau Pelaksana Swakelola. 38.Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 39, Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 40.Toko Dalam Jaringan yang selanjutnya disebut Toko Daring adalah sistem informasi yang memfasilitasi Pengadaan Barang/Jasa melalui penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik Kota Medan. 41,Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran. 42.Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya disingkat SPP-LS adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran langsung kepada penyedia barang/jasa atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerimaan, peruntukan, dan waktu pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan oleh PPTK. 43. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh — penggunaan anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana atas beban pengeluaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran PD. 44, Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM 45, Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai Bendahara Umum Daerah. 46.Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan Kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah. BAB II TUJUAN Pasal 2 (1) Memberikan kepastian hukum kepada Camat dalam menyelenggarakan kegiatan pembangunan sarana dan prasana kelurahan dan pemerdayaan masyarakat di kelurahan. (2) Memberikan penjelasan dan penjabaran tentang kewenangan Camat dalam penyelenggaraan kegiatan pembangunan sarana dan prasana kelurahan dan pemerdayaan masyarakat di kelurahan. (3) Memberikan pedoman dan tata cara penyelenggaraan kegiatan pembangunan sarana dan prasana kelurahan dan pemerdayaan masyarakat di kelurahan. BAB IIL PENJABARAN KEWENANGAN Pasal 3 (1) Penjabaran kewenangan Camat dijelaskan dalam Lampiran I Peraturan ini. (2) Dalam melaksanakan Kewenangan yang sudah dilimpahkan, Camat tetap berkoordinasi dan/atau berkonsultasi dengan /kepada PD terkait. Pasal 4 Penjabaran dan petunjuk teknis pelaksanaan kewenangan Camat untuk mengefektifkan Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasana Kelurahan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan dan mengoptimalkan pelayanan publik di Kecamatan sebagai PD yang berhadapan langsung dengan masyarakat. BAB IV TEKNIS PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA Pasal 5 Pengadaan Barang/Jasa bertujuan untuk: a. Menghasilkan Barang/Jasa yang tepat dari setiap uang yang dibelanjakan, diukur dari aspek kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi, dan Penyedia; b. Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri; c. Meningkatkan peran serta Kelompok Masyarakat, Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi tingkat kelurahan; d. Meningkatkan keikutsertaan industri kreatif tingkat kelurahan dalam pembangunan; e. Mewujudkan pemerataan ekonomi dan memberikan perluasan kesempatan berusaha bagi masyarakat. Pasal 6 Pelaku Pengadaan Barang/Jasa terdiri atas: PA; KPA; PPK; Pejabat Pengadaan; Penyelenggara Swakelola; Penyedia. Peaoge Pasal 7 PA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a memiliki tugas dan kewenangan: a. b. c melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja; menetapkan PPK; menetapkan Pejabat Pengadaan yang Sumber Daya Manusianya berkedudukan di UKPBJ berdasarkan rekomendasi Kepala UKPBJ; menetapkan penyelenggara Swakelola. Pasal 8 KPA dalam Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b memiliki kewenangan dan tugas meliputi: a. b. ero melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja; mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran belanja yang telah ditetapkan; KPA dapat menugaskan PPK untuk melaksanakan kewenangan dengan berpedoman kepada peraturan Presiden yang mengatur tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah yang berlaku; menetapkan perencanaan pengadaan; menetapkan dan mengumumkan RUP; melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan; menetapkan Pejabat Penatausahaan Keuangan Pembantu di Kelurahan; menetapkan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan di Kelurahan; menguji kebenaran materil surat-surat bukti mengenai hak pihak penagih; mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yang dipimpinnya; KPA dapat dibantu oleh Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; KPA pada Pengadaan Barang/Jasa dapat merangkap sebagai PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c. Pasal 9 PPK dalam Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c memiliki tugas: rope op ao op menyusun perencanaan pengadaan; melaksanakan konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa; menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja; menetapkan rancangan kontrak; menetapkan HPS; mengusulkan perubahan jadwal pelaksanaan kegiatan; melaksanakan E-purchasing; mengendalikan kontrak; menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan;

Anda mungkin juga menyukai