MAKALAH
Tugas Mandiri
Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan
Dosen Prof.Dr.H.Syuaeb Kurdie, M.Pd
Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
Disusun oleh:
NUR’AZIZAH
NIM. 20086030014
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini menunjukkan arah
yang lebih luas. Penilaian program pendidikan menyangkut penilaian terhadap tujuan
pendidikan, isi program,
Strategi pelaksanaan program dan sarana pendidikan. Penilaian proses belajar mengajar
menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru siswa dan
keterlaksanaan program belajar mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil
belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka panjang.
Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada
objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung,
baik dalam bentuk validitas maupun reliabilitas. Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses
belajar siswa sebagaimana adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat tergantung pada kualitas
alat penilaiannya di samping pada cara pelaksanaannya.
Standarisasi tes mengisyaratkan uji validitas dan reliabilitas tes . tes yang sudah standar
atau baku akan memiliki nilai manfaat praktis karena hasil yang diperoleh dari penerapan tes itu
akan diperoleh skor yang sahih dan konsisten. Oleh karena itu guru sebelum menerapkan tes
kepada siswa, sebaiknya terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitas tes yang telah dibuat.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulisan makalah ini akan difokuskan pada pembahasan tentang
“Validitas dan Reliabilitas Tes” agar dapat lebih memahami apa itu sebenarnya validitas dan
reliabilitas serta lebih memahami bagaimana mengetahui suatu alat penilaian dikatakan
mempunyai kualitas yang baik.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana karakteristik tes hasil belajar yang baik ?
2. Apakah yang dimaksud dengan validitas tes hasil belajar ?
3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi validitas tes hasil belajar ?
2
4. Apakah yang dimaksud dengan reliabilitas tes hasil belajar ?
5. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas tes hasil belajar ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat menguraikan tujuan dari masalah
tersebut, yaitu:
1. Untuk mengetahui karakteristik tes hasil belajar yang baik.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan validitas tes hasil belajar.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi validitas tes hasil belajar.
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan reliabilitas tes hasil belajar.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas tes hasil belajar
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Dalam menggunakan validitas suatu tes, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Mengacu pada materi yang hendak diujikan.
b. Mengacu pada hasil dari suatu tes atau instrument evaluasi yang dikenakan pada sekelompok
individu.
c. Berkaitan dengan derajar dengan istilah validasi tinggi, sedang, rendah.
d. Mengacu pada penggunaan hasil evaluasi.
5
Merupakan derajat dimana suatu tes dapat meramalkan seberapa baik siswa akan
melaksanakan tugas di dalam situasi mendatang. Validitas peramalan ditentukan dengan
cara merumuskan hubungan antara skor tes dengan ukuran keberhasilan pada situasi yang
diinginkan.
3. Uji Validitas
a. Validitas eksternal
Merupakan teknik validitas yang mengkorelasikan antara skor hasil pengukuran baru
dengan skor hasil pengukuran lain yang memiliki tujuan sama.
Rumus Korelasi Product Moment :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan
X = skor hasil pengukuran baru
Y = skor rapor
N = jumlah siswa
6
b. Validitas Internal
Merupakan teknik validitas yang berusaha ingin mengetahui kesesuaian antara satu butir dengan
keseluruhan butir. Dua teknik yang digunakan yaitu analisis bagian atau faktor dan analisis butir.
D. Reliabilitas Tes
1. Pengertian
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dipercaya atau
dapat diandalkan. Reliabilitas mengacu pada keajegan hasil evaluasi, yakni konsistensi skor tes
(test score) dari masa ke masa.jika seorang guru memperoleh skor yang sama pada tes yang sama
pada kelompok siswa yang sama pada waktu yang berbeda, maka dia dapat menyimpulkan
bahwa hasil tes itu memiliki derajat reliabilitas tes yang tinggi dari suatu masa ke masa.
konsistensi hasil evaluasi itu menjadi sangat berharga. Jika didasarkan pada data yang valid dan
ditetapkan secara objektif.
Suatu hasil evaluasi pada umumnya tidak pernah mencapai konsistensi secara sempurna.
Beberapa jenis pengukuran tentu memiliki berbagai jenis kesalahan ada bebrapa faktor berkaitan
dengan karakteristik yang bersifat temporer atau permanen. Sumber lain berkaitan dengan
karakteristik tes itu atau cara melaksanakan ujian, pensekoran dan penafsiran hasil ujian.
7
b. Estimasi reliabilitas biasanya mengacu pada jenis konsistensi tertentu.
c. Reliabilitas adalah penting, namun bukan menjadi prasyarat bagi validitas.
d. Reliabilitas selalu menggunakan statistic.
2. Teknik-teknik reliabilitas
Penghitungan reliabilitas untuk tes acuan normative setidak-tidaknya lebih mudah
dibandingkan dengan pernghitungan validitasa. Ada banyak jenis reliabilitas yang berbeda-beda,
masing-masing ditentukan dengan cara-cara yang bebeda dan massing-masing menjelaskan jenis
konsistensi yang berbeda .teknik reliabilitas tes ulang, bentuk satara, dan belah dua semua nya
ditentukan melalui korelasi.
a. Teknik Reliabilitas Untuk Tes Acuan Normatif
Skor tes dapat menjadi reliable atau konsisten secara berbeda. Skor itu dapat
dikatagorisasikan sesuaikan dengan apakak sekor-sekor itu diperoleh dari satu tes yang diujikan
sekali, dua kali, ataukah dua tes diujukan dalam satu waktu sekali.rliabelitas ini dapat
diestimasikan dengan menggunakan teknik korelasi, dan diungkap dengan angka decimal antara
0,00 sampai dengan 1,00
1) Reliabilitas tes ulang (test-retest reliability)
Teknik reliabilitas tes ulang adalah derajat dimana skor tes tetap konsisten sepanjang masa. Ia
menunjukan sebaran skor yang terjadi dari bebrapa kegiatan ujian sebagai hasil dari kesalahan
pengukuran
2) Reliabilitas bentuk setara (Equivalent-form Reliability)
Teknik reliabilitas setara adalah dua tes yang identik kecuali untuk soal-soal aktual. Dua bentuk
tes itu mengukur bidang isi pelajaran yang sama, jumlah soal sama, struktur soal sama, tingkat
kesulitan sama, dan petunjukn ujian, penskoran dan penafsiran sama.
3) Reliabilitas Belah Dua (Spil-Half Reliabiliy)
Reliabilitas belah dua merupakan jenis reliabilitas yang didasarkan pada konsistensi internal dari
suatu tes. Karena prosedur reliabilitas belah dua hanya memerlukan satu kali ujian, maka sumber
kesalahan pengukuran dapat dikurangi, seperti perbedaan situasi dan kondisi ujian, yang dapat
terjadi pada perhitungan reliabilitas tes ulang.
4) Reliabilitas kesetaraan nasional (Retional Equivalence Reliability)
Reliabilitas kesataraan nasional tidak dihitung melalui korelasi, namun melalui penetapan
hubungan antara satu butir soal dengan seluruh butir lainnya dan total butir soal dalam tes.
8
b. Reliabilitas Tes Acuan Patokan
Reliabilitas tes acuan patokan mengacu pada konsistensi tes mengukur apa yang diukur.
Perhatian tes acuan patokan adalah asesmen derajat stabilitas atau kesetaraan, yakni reliabilitas
bentuk tes ulamg dan kesetaraan.
1) Tes acuan patokan non-materi
Walaupun secara teoritik variabilitas skor yang dicapai siswa tidak ada dalam tes acuan
patokan, namun demikian variabilitas itu tetap ada. Oleh karena itu apabila tes acuan patokan itu
diterapkan dan tingkat kinerja setiap siswa dicatat, maka hampir selalu terjadi variabilitas skor.
Derajat variabilitas itu akan bervariasi dari kelompok ke kelompok dan dari tes ke tes lainnya.
Apabila terdapat variabilitas skor, maka dapat digunakan pengukuran tradisional untuk
menghitung reliabilitas. Pendekatan yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas
pada tes acuan patokan hingga sekarang ini belum ada yang diterima oleh semua pihak.
2) Tes acuan patokan materi
Livingston telah mengusulkan pendekatan untuk membuat estimasi reliabilitas tes acuan
patokan. Rumus yang digunakan pada dasarnya adalah generalisasi dari teori reliabilitas klasik.
Rumus yang digunakan itu menghitung reliabilitas tes acuan patokan dengan cara pertama-tama
menghitung reliabilitas tradisional, seperti pada acuan tes normatif, kemudian menyesuaikan
berdasrkan pada kriteria skor tes acuan patokan. Rumus yang digunakan hanya cocok untuk jenis
tes materi.
9
1. Panjang Tes (length of test)
Kemunginan cara paling rasional untuk meningkatkan reliabilitas adalah menambah
jumlah butiran soal.penambahan butiran soal akan memperbaiki sampel ranah perilaku yang
diujikan, perbaikan sampel ranah perilaku itu akan menghasilkan validitas lebih tinggi dan
mengurangi faktor kebetulan seperti tekanan.
Walaupun sampel perilaku itu banyak dan dapat menjaddikan butir soal semakn banyak
pula,namun perlu diperhatiakan adalah butiran soal itu jangan terlalau banyak sehinnga waktu
yang disediakan untuk ujian tidak cukup untuk siswa yang mengerjakannya. Pendeknya,
semakin banyak butir soal yang ada pada suatu tes maka semakin baik sampel perilaku yang
diukur didalam tes tersebut.
2. Sebaran skor (spread of scores)
Metode korelasi untuk mengestimasi reliabilitas memerlukan sebaran sekor. Jika sebaran
sekor itu sempit, maka koefisien reliabilitas akan menjadi randah.begitu pula jika sebaran skor
itu luas, maka koefisien reliabiltas akan menjadi tinggi. Sebaran skor yang diperoleh siswa pada
suatu tes adalah tergantung pada tingkat kesulitan butir soal yang disajikan dan kemampuan
siswa dalam mengerjakan soal.
3. Keobjektivan skor (score objectivity)
Tes objektif merupakan tes yang mampu mengurangi subjektivitas penskoran, artinya :
setiap orang yang menskor hasil tes akan menemukan skor yang sama pada siswa yang sama.
Untuk meningkatkan objektivitas, proses pensekoran harus dilakuakan seobjektif mungkin dan
mengurangi pengaruh guru dalam menskor hassil ujian siswa.
10
buruk untuk dijadikan sebagai indeks reliabilitas. Demikian pula, koefisein 0,60 dapat dikatakan
baik untuk penelitian prediktif, namun masih belum memuaskan untuk mengestimasi reliabilitas.
Berkenaan dengan validitas, seringkali penyusunan tes menghitung koefesien korelasi
untuk menentukan validitas prediktif, yakni derajat hubungan antara skor prediktor dengan
kriterium. Koefesien 0,40, misalnya, akan memiliki sedikit makna bagi tujuan prediksi, karena
hal ini menunjukkan korelasi yang rendah, dan menunjukkan variasi 16%, sehingga tidak mampu
digunakan untuk memprediksi skor kriterium. Oleh karena itu tes yang skor koefesien korelasi di
bawah 0,50 umumnya tidak memiliki manfaat untuk digunakan sebagai instrumen untuk
memprediksi kemampuan sekelompok atau individu siswa. Berkenaan dengan reliabilitas,
berapakah skor koefesien reliabilitas yang baik untuk sebuah tes. Untuk tes kemampuan dan
prestasi belajar yang standar, umumnya skor koefesien korelasi yang dilipih adalah 0,90. Tes
kepribadian umumnya menetapkan skor koefesien korelasi minimal 0,80.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara sederhana pengertian validitas adalah derajat kemampuan suatu tes mengukur apa
yang hendak diukur. Ada bebrapa teknik untuk mengukur validitas tes, yaitu validitas tes isi,
validitas konstrak, validitas kongkaren, dan validitas peramalan.
Reliabilitas mengacu pada keajegan hasil evaluasi, yakni konsistensi skor tes dari masa
ke masa. Ada bebrapa teknik untuk mengukur reliabilitas tes, yaitu teknik reliabilitas belah dua,
bentuk setara, bentuk tes-retes, dan bentuk kesetaraan rasional.
12
BAB IV
Daftar Pustaka
http://files.remajabelajar.webnode.com/2000000096c18b6d142/UJI_VALIDITAS_DAN_RELIA
13