Oleh
Ernawati Lubis
(042020005)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat tuhan YME, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah
tentang “Komunikasi Dengan Kelompok Keluarga Dengan Lansia” dengan baik. Makalah ini disusun
sebagai tugas Keperawatan Gerontik. Adapun makalah ini saya susun berdasarkan pengamatan saya
dari yang ada kaitannya dengan makalah yang saya buat. Dalam penyusunan makalah ini tentunya
tidak lepas dari adanya bantuan dari pihak tertentu, oleh karena itu kami tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih. Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.
September 2021
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang
untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan oran lain karena
komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bawa
komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks yang
melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi dengan orang
lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung
secara dinamis yang maknanya dipacu dan ditransmisikan. Untuk memperbaiki interpretasi
pasien terhadap pesan, perawat harus tidak terburu-buru dan mengurangi kebisingan dan
distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai untuk menyampaikan pesan karena
arti suatu kata sering kali telah lupa atau ada kesulitan dalam mengorganisasi dan
mengekspresikan pikiran. Instruksi yang berurutan dan sederhana dapat dipakai untuk
mengingatkan pasien dan sering sangat membantu. (Bruner & Suddart, 2001 : 188)
Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan non verbal
dari informasi dan ide. Kominikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada perasaan dan
emosi dimana individu menyampaikan hubungan ( Potter-Perry, 301 ). Komunikasi pada lansia
membutuhkan peratian khusus. Perawat harus waspada terhadap perubahan fisik, psikologi,
emosi, dan sosial yang memperngaruhi pola komunikasi. Perubahan yang berhubungan dengan
umur dalam sistem auditoris dapat mengakibatkan kerusakan pada pendengaran. Perubahan
pada telinga bagian dalam dan telinga mengalangi proses pendengaran pada lansia sehingga
tidak toleran teradap suara. Berdasarkan hal – hal tersebut kami menulis makalah ini yang
berjudul “ komunikasi pada lansia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Pengertian komunikasi dan Pengertian lansia.
2. Komunikasi pada lansia.
3. Kendala-kendala dan hambatan dalam berkomunikasi pada lansia.
4. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi dan pada reaksi
penolakan.
5. Keterampilan Komunikasi Terapeutik Pada Lansia.
6. Prinsip-Prinsip Etik Pelayanan Kesehatan Pada Lansia.
BAB II
PEMBAHASAN
Kecepatan dan tekanan suara yang tepat dengan menyesuaikan pada topik
pembicaraan dan kebutuhan lansia,berbicara dengan lansia yang dimensia dengan
pelan.tetapi berbicara dengan lansia demensia yang kurang mendengar dengan
lebih keras hati-hati karena tekanan suara yang tidak tepat akan merubah arti
pembicaraan,pertanyaan yang tepat kurang pertanyaan yang lansia menjawab ya
atau tidak.
Berikan kesempatan orang lan untuk berbicara hindari untuk mendominasi
,pembicara sebaiknya mendorontg lansia untuk berperan aktif ,Merubah topik
pembicaaraan dengan jitu menggunakan objek sekitar untuk topik pembicaraan
bila lansia tidak interest lagi
Contoh : siapa yang membelikan pakaian bapak/ibu yang bagus ini?
Gunakan kata-kata yang sederhana dan konkrit gunakan makan satu buah setelah
makan dari pada menggunakan makanan yang berserat
Gunakan kalimat yang simple dan pendek satu pesan untuk satu kalimat.
a. Perilaku : ramah tamah, sopan dan menghormati, cegah supaya tidak acuh
tak acuh, perbedaan.
b. Kontak mata : jaga tetap kontak mata.
c. Expresi wajah : mereflexsikan peraaan yang sebenarnya.
d. Postur dan tubuh : mengangguk, gerakan tubuh yang tepat, meletakan kursi
dengan tepat.
e. Sentuhan : memegang tangan, menjbat tangan.
Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi keluarga dan pada
reaksi penolakan.
2.Pendekatan psikologis
Pendekatan ini bersifat abstrak dan mengarah pada perubahan perilaku, maka umumnya
membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk melaksanakan pendekatan ini, perawat
sebagai konselor, advokat terhadap segala sesuatu yang asing atau sebagai pena,pung
masalah pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi klien.
3.Pendekatan sosial
Pendekatan ini di laksanakan meningkatkan keterampilan berinteraksi dengan lingkungan.
Mengadakan diskusi tukar fikiran bercerita serta bermain merupakan implementasi dari
pendekatan ini agar klien dapat berinteraksi dengan sesama lansia maupun dengan petugas
kesehatan.
4.Pendekatan Spiritual
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan tuhan atau
agama yang di anutnyaterutama pada saat klien sakit atau mendekati kematian.
Ada beberapa langkah yang bisa di laksanakan untuk menghadapi klien lansia dengan penolakan
antara lain :
Yaitu membiarkan lansia bertingkah laku dalam tenggang waktu tertentu. Langkah –
langkah yang dapat di lakukan sebagai berikut :
a. Identifikasi pikiran yang paling membahayakan dengan cara observasi klien bila
sedang mengalami puncak reaksinya.
b.Ungkapakan kenyataan yang di alami klien secara perlahan di mulai dari kenyataan
yang merisaukan.
c. Jangan menyongkong penolakan klien, akan tetapi berikan perawatan yang cocok bagi
klien dan bicarakan sesering mungkin jangan sampai menolak.
Langkah ini bertujuan mempermudah proses penerimaan klien terhadap perawatan yang
akan di lakukan serta upaya untuk memandikan klien, antara lain :
a. Libatkan klien dalam perawatan dirinya, misalnya dalam perencanaan waktu, tempat
dan macam, perawatan.
b.Puji klien lansia karena usahanya untuk merawat dirinya atau mulai mengenal
kenyataan.
Langkah ini bertujuan untuk membantu perawat atau petugas kesehatan memperolah
sumber informasi atau data klien dan mengefektifkan rencana atau tindakan dapat
terealisasi dengan baik dan cepat. Upaya ini dapat di laksanakan dengan cara – cara
sebagai berikut :
a.Melibatkan keluarga atau pihak terkait dalam membantu klien lansia menentukan
perasaannya.
c.Hendaknya pihak – pihak lain memuji usaha klien lansia untuk menerima kenyataan.
d. Menyadarkan pihak lain akan pentingnya hukuman (bukan hukuman fisik)
apabila klien lansia mempergunakan penolakan atau denial.
2. Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan
pemunduran kemampuan untuk merespon verbal.
3. Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang
sosiokulturalnya.
4. Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam berfikir
abstrak
7. Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari wawancara
pengkajian.
8. Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan dengan cermat dan
tetap mengobservasi.
9. Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi pasien.
10. Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman mungkin.
11. Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitif
terhadap, suara berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan.
12. Perawat harus mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga pasien atau
orang lain yang sangat mengenal pasien.
Otonomi :
yaitu suatu prinsip bahwa seorang individu mempunyai hak untuk menentukan nasibnya, dan
mengemukakan keinginanya sendiri.Tentu sekali saja hak tersebut mempunyai batasan, akan
tetapi dibidang geriatric hal tersebut berdasar pada keadaan,apakah penderita dapat membuat
putusan secara mendiri/bebas.
Keadilan :
yaitu prinsip pelayanan geriatric harus memberikan perlakuan yang sama bagi semua
penderita. Kewajiban untuk memperlakukan seorang penderita secara wajar dan tidak
mengadakan perbedaan atas dasar karakteristik yang tidak relevan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
seseorang untuk menetapkan, mempertaankan dan meningkatkan kontrak dengan oran lain
karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir
bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang
kompleks yang melibatkan tingka laku dan hubungan serta memungkinkan individu
berasosiasi denan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa
yang terus berlangsung secara dinamis yan maknanya dipacu dan ditransmisikan.
diantaranya :
B. Saran
Komunikasi keluarga pada lansia baiknya dilakukan secara bertahap supaya mudah dalam
pemahamannya. Lansia merupakan kelompok yang sensitive dalam perasaannya oleh sebab
itu, saat komunikasi harus berhati-hati agar tidak menyinggung perasaannya.
DAFTAR PUSTAKA