Oleh :
RAFIKA HARIYANTI
1
technique of sampling concecutive as much as 17 respondents. Data collected with the
observation sheet signs and symptoms the effectiveness of breathway and analysed with
wilcoxon. Wilcoxon test result showed the value of ρ = 0.001 and α = 0.05 so that ρ < α
then the H1 accepted means there is influence the giving chest physiotherapy toward
effectiveness of breathway.Chest fisoterapi action is effective in helping patients reduce
the signs and symptoms of impurity ineffective breath path where this sign is visible
discharge of secretions or thickened on the respiratory tract. Nurse need to improve of
their skill in providing nursing services with quite good following a training – training
so that they can provide services in nursing comprehensive for giving effectiveness of
breathway.
Key Words : Effectiveness Breathway, Astma, Chest physiotherapy
2
penderita yang mengalami Ashmaticus yang bisa menimbulkan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas. komplikasi jantung, utamanya ventrikel
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan kanan oleh karena kegagalan ventilasi
oleh peneliti terhadap 5 pasien asma menyebabkan hypo oksidasi HB
diperoleh data 3 pasien (60%) hanya sehingga pasien terlihat syanosis.
dilakukan nebulizer untuk dapat Karena terjadinya retensi O2 kemudian
mengeluarkan dahaknya sehingga jalan menjadi keracunan CO2 akhirnya
nafas pasien lebih efektif, 2 pasien pasien akan meninggal (Putri, 2013).
(40%) menggunakan fisioterapi dada Salah satu terapi pengobatan
untuk mengeluarkan dahak dan jalan asma antara lain fisioterapi. Peranan
nafas lebih efektif. yang dimiliki fisioterapi cukup penting
Rendahnya masukan O2 ke untuk mengatasi gejala yang disebabkan
paru-paru terutama pada alveolus oleh penyakit brokhitis akut. Chest
menyebabkan terjadinya peningkatan Physiotherapy atau Fisioterapi dada
tekanan CO2 dalam alveolus atau yang merupakan kelompok terapi yang
disebut dengan hiperventilasi, yang digunakan dengan kombinasi untuk
akan menyebabkan terjadi alkalosis memobilisasi sekresi pulmonar. Tujuan
respiratorik dan penurunan CO dalam fisioterapi dada adalah membuang
kapiler (hipoventilasi) yang akan sekresi bronkial, memperbaiki ventilasi,
menyebabkan terjadi asidosis dan meningkatkan efisiensi otot-otot
respiratorik. Hal ini dapat menyebabkan pernafasan (Ariasti, 2014).
paru-paru tidak dapat memenuhi fungsi Upaya yang dapat dilakukan
primernya dalam pertukaran gas yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
membuang karbondioksida sehingga penderita dan keluarga dalam
menyebabkan konsentrasi O2 dalam melakukan penanganan pertama ketika
alveolus menurun dan terjadilah terjadi serangan asma yaitu pemberian
gangguan difusi, dan akan berlanjut edukasi tentang penatalaksanaan
menjadi gangguan perfusi dimana fisioterapi dada seperti postural
oksigenisasi ke jaringan tidak memadai drainage, clapping, breathing excersie
sehingga akan terjadi hipoksemia dan dan batuk efektif sehingga penderita
hipoksia (Corwin, 2011). Nafas dapat melakukan pertolongan pertama
kemudian menjadi sulit/sesak (dispnoe) pada kekambuhan asma dengan tepat.
terutama saat ekspirasi sehingga Peran perawat dalam penatalaksanaan
nampak penderita bernafas pendek oleh asma selain menggunakan nebulizer
karena saluran nafas menjadi sempit. dapat memberikan latihan batuk efektif
Serangan ini bisapendek dan sembuh agar dapat membantu pasien dalam
total akan tetapi bila penyakit ini memenuhi kebutuhan oksigen. Oleh
menjadi kronis maka rongga dada karena itu peneliti tertarik untuk
menjadi kaku, inspirasi bertambah mengkaji dan melakukan penelitian
pendek, ekspirasi bertambah sulit dengan Judul pengaruh fisioterapi dada
sehingga harus dibantu oleh otot-otot terhadap bersihan jalan nafas pada
elevator pada leher sehingga pasien asma.
menyebabkan leher terlihat bertambah
tegang. Bila serangannya bertambah METODE PENELITIAN
kronis (serangan asma tidak mereda) Desain penelitian ini pra
dalam waktu lama maka serangannya eksperimen dengan pre postest design.
akan meningkat menjadi lebih berat Variabel penelitian ada dua yaitu
yang biasa disebut dengan Status pemberian fisioterapi dada sebagai
2
variabel independen dan efektifitas DATA KHUSUS
bersihan jalan nafas sebagai variabel 1. Keefektifan Bersihan Jalan Nafas
dependen. Populasi penelitian yaitu Sebelum dan Sesudah pemberian
seluruh penderita asma dewasa di RS fisioterapi dada
Sumberglagah Kabupaten Mojokerto. Tabel 2 Tabulasi Perbedaan
Sampel diambil dengan menggunakan keefektifan bersihan jalan
teknik concecutive sampling sebanyak nafas sebelum dan sesudah
17 responden. Data dikumpulkan pemberian fisioterapi dada
dengan lembar observasi tanda dan di Rumah Sakit
gejala efektifitas bersihan jalan nafas Sumberglagah Mojokerto
dan dianalisa dengan uji wilcoxon. Bulan Mei 2018
Bersihan Jalan Sebelum Sesudah
HASIL PENELITIAN Nafas f % f %
Tidak Efektif 17 100 6 35,3
Data Umum Efektif 0 0 11 64,7
1. Karakteristik Responden Total 17 100 17 100
Berdasarkan Data Umum Sumber : Data Primer, Mei 2018
Tabel 1 Karakteristik Responden
Berdasarkan Data Umum Tabel 2 menunjukkan bahwa
di Rumah Sakit Kusta terdapat perbedaan bersihan jalan nafas
Sumberglagah Mojokerto responden setelah diberikan fisioterapi
Bulan Mei 2018 dada dimana sebelum diberikan
Umur F % fisioterapi dada seluruh responden
17-25 tahun 4 23,5 mengalami bersihan jalan nafas yang
26-35 tahun 13 76,5 tidak efektif dan setelah diberikan
36-45 tahun 0 0 fisioterapi dada terdapat 11 responden
46-50 tahun 0 0 (64,7%) yang bersihan jalan nafasnya
Pekerjaan dalam kategori efektif .
Bekerja 13 76,5
Tidak Bekerja 4 23,5 2. Hasil Uji Statistik Pengaruh
Total 17 100 Fisioterapi Dada Terhadap
Keefektifan Bersihan Jalan Nafas
Sumber : Data Primer, Mei 2018
Tabel 3 Tabulasi Hasil Uji Statistik
Tabel 1 menunjukkan bahwa Pengaruh Fisioterapi Dada
sebagian besar responden berumur 26- Terhadap Keefektifan
35 tahun sebanyak 13 responden Bersihan Jalan Nafas di
(76,5%). Dan sebagian besar responden Rumah Sakit Sumberglagah
mempunyai pekerjaan sebagai pegawai Mojokerto Bulan Mei 2018
swasta, berwirswasata atau sebagai PNS Mean Sum of
N Rank Ranks
sebanyak 13 responden (76,5%)
Bersihan Negative 0a ,00 ,00
Jalan Nafas - Ranks
Bersihan Positive 11b 6,00 66,00
Jalan Nafas Ranks
Ties 6c
Total 17
ρ = 0,001
Hasil uji Wilcoxon pada table 3
diperoleh data ρ = 0,001, α = 0,05
sehingga ρ < α maka H0 ditolak dan H1
3
diterima berarti ada pengaruh sekret yang sangat banyak. Adanya
pemberian tindakan fisioterapi dada penumpukan sekret atau sekret tersebut
terhadap keefektifan bersihan jalan menyebabkan responden mengalami
nafas pasien asma bronchial di Rumah bersihan jalan nafas yang tidak efektif.
Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto.
2. Bersihan Jalan Nafas Setelah
PEMBAHASAN diberikan tindakan fisoterapi
1. Bersihan Jalan Nafas Pasien dada
Asma Bronchial Sebelum Tabel 2 menunjukkan bahwa
diberikan tindakan Fisioterapi setelah diberikan fisioterapi dada
Dada terdapat 11 responden (64,7%) yang
Hasil penelitian yang dilakukan bersihan jalan nafasnya dalam kategori
di RS Kusta Sumberglagah Mojokerto efektif dan 6 responden (35,3%) yang
pada tabel 2 menunjukkan bahwa mengalami bersihan jalan nafas tidak
sebelum diberikan tindakan fisioterapi efektif. Hasil penelitian Maidartati
dada seluruh pasien asma bronchial (2014) menunjukkan hasil uji statistic
mengalami bersihan jalan nafas yang menunjukan terdapat perbedaan
tidak efektif sebanyak 17 responden bermakna rerata frekwensi bersihan
(100%) . Asma adalah suatu penyakit jalan nafas sebelum dan sesudah
kronik menahun yang menyerang fisioterapi yaitu nilai P-value 0000.
saluran pernafasan (bronchiale) pada sedangkan untuk uji beda bersihan nafas
paru dimana terdapat peradangan sebelum dan sesudah fisioterapi
dinding rongga bronchiale sehingga didapatkan hasil P-value 0.225.
menyebabkan penyempitan saluran fisioterapi dada dapat diusulkan sebagai
nafas yang akhirnya seseorang tindakan rutin di Puskesmas dalam
mengalami sesak nafas (Maksum, terapi supportif bagi anak yang
2009). Asma merupakan penyakit mengalami gangguan bersihan jalan
kronis saluran pernapasan yang ditandai nafas. Fisioterapi dada adalah salah satu
oleh inflamasi, peningkatan reaktivitas dari pada fisioterapi yang sangat
terhadap berbagai stimulus, dan berguna bagi penderita penyakit
sumbatan saluran napas karena respirasi baik yang bersifat akut
penumpukan sekret atau edema bronkus maupun kronis. Fisioterapi dada ini
yang bisa kembali spontan atau dengan dapat digunakan untuk pengobatan dan
pengobatan yang sesuai (Depkes, 2007). pencegahan pada penyakit paru
obstruktif menahun, penyakit
Serangan asma yang terjadi pada pernafasan restriktif termasuk kelainan
responden penelitian ini menyebabkan neuromuskuler dan penyakit paru
timbulnya gejala bersihan jalan nafas restriktif karena kelainan parenkim paru
yang tidak efektif diantaranyan seperti fibrosis dan pasien yang
responden merasa gelisah, frekuensi mendapat ventilasi mekanik (Santoso,
pernafasan meningkat, terdapat suara 2012)
nafas tambahan dan pola pernafasan Keadaan abnormal produksi
pasien menjadi sesak. Hal ini terjadi sekret yang berlebihan (karena
karena proses penyakit asma gangguan fisik, kimiawi, atau infeksi
menimbulkan pelepasan mediator ini yang terjadi pada membran mukosa),
dalam jaringan paru mempengaruhi otot menyebabkan proses pembersihan tidak
polos dan kelenjar jalan napas, berjalan secara adekuat normal,
bronkospasme, pembengkakakan sehingga sekret ini banyak tertimbun
membran mukosa dan pembentukan
4
dan bersihan jalan menjadi tidak efektif. Hasil penelitian Mayuni (2015)
Sehingga untuk mempermudah menunjukkan hasil analisis perbedaan
pengeluaran sekret tersebut maka kapasitas vital paru pretest dan posttest
dilakukan pemberian tindakan pada kelompok perlakuan menunjukkan
fisioterapi dada seperti postural perbedaan yang signifikan antara
drainage, clapping, latihan batuk efektif kapasitas vital paru pada kelompok
dan latihan nafas dalam. Tujuan perlakuan sebelum dan setelah
pemberian teknik fisoterapi dada untuk Diaphragmatic Breathing Exercise.
membantu pernafasan pasien lebih baik Hasil analisis perbedaan kapasitas vital
dan menigkatkan ekspansi paru. Dengan paru pretest dan posttest menunjukkan
pemberian fisioterapi dada pasien akan perbedaan yang tidak signifikan antara
terbantu untuk memperbaiki pertukaran kapasitas vital paru pada kelompok
gas tanpa meningkatkan kerja kontrol sebelum dan setelah dua minggu
pernapasan, mengatur frekuensi dan tanpa Diaphragmatic Breathing
pola napas serta latihan batuk efektif Exercise. Ada pengaruh Diaphragmatic
dapat membantu pasien dalam Breathing exercise terhadap kapasitas
mengeluarkan sekret sehingga jalan vital paru pada pasien asma di Wilayah
nafas lebih efektif. Dengan pemberian Kerja Puskesmas III Denpasar Utara
fisioterapi dada terdapat perubahan pada dengan nilai p 0,000< 0,05
pasien yaitu responden bisa Bersihan jalan nafas tidak
mengeluarkan dahak dengan maksimal efektif merupakan suatu keadaan ketika
dan banyak serta dapat membersihkan seseorang individu mengalami suatu
saluran pernapsan yang sebelumnya ancaman yang nyata atau potensial pada
terhalang oleh dahak, serta pola nafas status pernafasan sehubungan dengan
menjadi lebih teratur, pasien tidak ketidakmampuan untuk batuk secara
gelisah, suara nafas tambahan efektif (Carpenito 2009). Terdapat 2
menghilang, dan pasien dapat lebih cara penatalaksanaan bersihan jalan
tenang dan rileks. nafas yaitu secara farmakologi dan
3. Pengaruh Fisioterapi dada nonfarmakologis. Salah satu tindakan
terhadap keefektifan bersihan nonfarmakologis yaitu pemberian
jalan nafas pada pasien asma fisioterapi dada. Fisioterapi dada adalah
bronchial salah satu dari pada fisioterapi yang
Tabel 2 menunjukkan bahwa sangat berguna bagi penderita penyakit
terdapat perbedaan bersihan jalan nafas respirasi baik yang bersifat akut
responden setelah diberikan fisioterapi maupun kronis. Fisioterapi dada ini
dada dimana sebelum diberikan dapat digunakan untuk pengobatan dan
fisioterapi dada seluruh responden pencegahan pada penyakit paru
mengalami bersihan jalan nafas yang obstruktif menahun, penyakit
tidak efektif dan setelah diberikan pernafasan restriktif termasuk kelainan
fisioterapi dada terdapat 11 responden neuromuskuler dan penyakit paru
(64,7%) yang bersihan jalan nafasnya restriktif karena kelainan parenkim paru
dalam kategori efektif . Hasil analisis seperti fibrosis dan pasien yang
data menunjukkan adanya pengaruh mendapat ventilasi mekanik (Santoso,
pemberian tindakan fisioterapi dada 2012).
terhadap keefektifan bersihan jalan Hasil penelitian ini
nafas pasien asma bronchial di Rumah menunjukkan bahwa tindakan fisoterapi
Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto. dada efektif dalam membantu pasien
mengurangi tanda dan gejala bersihan
5
jalan nafas yang tidak efektif dimana dengan cukup baik yang dapat
tanda ini dapat dilihat keluarnya sekret dilakukan dengan mengikuti
atau sekret yang mengental pada saluran pelatihan–pelatihan tindakan
pernafasan, perubahan frekuensi nafas keperawatan seperti pelatihan
responden yang sebelum diberikan ketrampilan fisoterapi dada, dimana hal
mereka masih mempunyai frekuensi ini dapat dilakukan dengan peningkatan
nafas lebih dari 24 kali permenit, pengetahuan dan skill yang dimiliki
sedangkan setelah diberikan tindakan sehingga mereka dapat memberikan
fisoterapi dada frekuensi nafas menjadi pelayanan keperawatan secara
20 – 24 kali permenit, dan responden komprehensif.
sudah tidak tampak bernafas berat. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan tabulasi perbedaan Diharapkan bagi peneliti
menunjukkan meskipun fisioterapi dada selanjutnya dapat menggunakan metode
sudah dilakukan akan tetapi masih penelitian kualitatif dan menggunakan
terdapat 6 responden yang masih instrument wawancara sehingga hasil
mengalami bersihan jalan nafas tidak penelitian dapat lebih mengeksplorasi
efektif. Hal ini terjadi karena kondisi perkembangan ilmu keperawatan
pasien dalam keadaan yang lemah terutama tentang pelaksanaan tindakan
karena pengeluaran dahak tergantung fisoterapi dada pada pasien.
dari kekuatan pasien untuk membatuk
sehingga mendorong lendir keluar dari DAFTAR PUSTAKA
saluran pernapasan dan seseorang akan Andayani dan Supriyadi. 2014. Keefektifan
merasa lendir atau dahak di saluran Model Pembelajaran Guided
napas hilang dan jalan nafas akan Discovery Dengan Media Question
kembali normal atau efektif, sehingga Cards Bervisi SETS Dalam
pemberian tindakan fisioterapi dada saja Membelajarkan Kebencanaan Alam
Terintegrasi Dalam IPA. Unnes
tanpa diikuti dengan pemberian terapi
Physics Education Journal, 3(1), 6-
medis atau tindakan lainnya tidak akan 11.
membantu mengurangi gejala bersihan Apriyani. 2015. Identifikasi Diagnosis
jalan nafas yang tidak efektif. Keperawatan Pada Pasien
Kesimpulan Di Ruang Paru Sebuah Rumah
Fisoterapi dada berpengaruh Sakit. Jurnal Keperawatan,
terhadap keefektifan bersihan jalan Volume XI, No. 1, April 2015
nafas pasien asma bronchial di Rumah Ariasti. 2014. Latihan pernapasan
Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto. dengan metode buteyko
Pemberian fisioterapi dada pada pasien meningkatkan nilai force
asma bronchial dapat membantu pasien expiratory volume in 1 second
dalam mengeluarkan sekret karena (%fev) penderita asma dewasa
fisioterapi dada bermanfaat untuk derajat persisten sedang. Jurnal
mempermudah pengeluaran sekret pada Kedokteran
pasien asma sehingga pernafasan pasien Masyarakat. 2007: Vol. 23 No.
lebih longgar dan jalan nafas menjadi 2: 52-57
lebih efektif. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian
Saran Suatu Pendekatan Praktik.
1. Bagi Petugas Kesehatan (perawat) Jakarta: Rineka Cipta
Perlu peningkatan kualitas Asmadi. 2008. Tekhnik Prosedural
sumber daya manusia dalam Keperawatan: Konsep dan
memberikan pelayanan keperawatan
6
Aplikasi. Kebutuhan Dasar Ernayanti. 2015. Pengelolaan
Klien. Jakarta: Salemba Medika Ketidakefektifan Bersihan Jalan
Bachtiar, A, dkk. 2015. Pelaksaan Nafas Pada An. A Dengan Asma
Pemberian Terapi Oksigen Pada Bronkhial Di Ruang Anggrek
Pasien Gangguan Sistem RSUD Salatiga. Jurnal
Pernafasan. Jurnal Keperawatan Keperawatan STIKES Ngudi
Terapan, Vol 1, No 2, Waluyo
September 2015. Ganong, William F. 2008. Buku Ajar
Backer. 1993. Medical Fisiologi Kedokteran. Edisi 14
Surgical Nursing Jakarta : EGC.
a Psychophysiologic Approach,
Fifth Edition, W.B. Saunders
Company, USA
Barbara A, 2005. Rencana
Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
Brunner dan Suddarth. 2006.
Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC
Brunner. dan Bare, B. G. 2008. Buku
Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth
(Ed.8, Vol. 1,2). Jakarta : EGC
Carpenito, Linda Juall, 2009. Diagnosa
Keperawatan Aplikasi pada
Praktek Klinis. Jakarta: EGC
Corwin, E.J. 2009. Buku Saku
Patofisiologi, Alih bahasa
Braham. U. Jakarta : EGC
Corwin, E.J. 2011. Buku Saku
Patofisiologi, Alih bahasa
Braham. U. Jakarta : EGC
Departemen Kesehatan RI, 2007,
Pedoman Pengendalian
Penyakit Asma, Depertemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Dinas kesehatan Jawa Timur. 2013.
Profil Kesehatan Provensi Jawa
Timur 2013.Surabaya: Dinas
Kesehatan Jawa Timur.
Erika. 2011Pengaruh Clapping,
Vibrasi, dan Perkusi terhadap
tidal volume pasien yang
menggunakan ventilator. Jurnal
Keperawatan Universitas Esa
Unggul Jakarta