Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Kewajiban
Menurut SFAC No. 3 kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang terjadi
dimasa yang akan datang yang timbul dari kegiatan masa lalu entitas ketika terjadi transfer
aktiva atau ketika entitas menerima jasa dari entitas lain. FASB mendefinisikan kewajiban
sebagai pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang timbul dari
keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer aset atau
menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain di masa datang sebagai akibat transaksi
atau kejadian masa lalu). Sedangkan menurut IASC, kewajiban adalah utang saat ini yang
timbul dari kejadian perusahaan di masa lalu yang diharapkan hasilnya menjadi aliran keluar
sumber daya manfaat ekonomi.

Karakteristik Dasar Kewajiban

1. Suatu objek harus memuat tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan entitas
bisnis untuk melunasi, menunaikan, atau melaksanakan tanggung jawab tersebut dengan
cara mengorbankan manfaat ekonomisnya di masa depan untuk dapat dikategorikan
sebagai kewajiban. Karakteristik ini ditambahkan oleh (de Quidt, Fetzer et al. 2015) yang
menyatakan bahwa kewajiban terjadi akibat hubungan antara dua pihak atau lebih.

2. Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa datang harus
timbul akibat keharusan sekarang. Makna dari sekarang disini adalah waktu, yaitu
tanggal pelaporan keberadaanya. Beberapa keharusan yang tercakup dalam pengertian
kewajiban ini adalah keharusan kontraktual, keharusan konstruktif, keharusan demi
keadilan, dan keharusan bergantung atau bersyarat. Meskipun secara definisi keharusan-
keharusan ini menimbulkan kewajiban, namun tidak semua kewajiban diakui dalam
akuntansi.

3. Kewajiban juga timbul akibat kejadian masa lalu. Kewajiban yang berasal dari kegiatan
konstruktif harus diakui saat ini untuk menjadi dasar pembayaran kewajiban tersebut di
masa depan.

4. Nilai jatuh tempo telah ditentukan melalui estimasi atas kewajiban, yang didasarkan pada
jumlah kewajiban dan jangka waktu pelunasan kewajiban

Karakteristik pendukung kewajiban lainnya adalah:

1. Keharusan untuk membayar dalam bentuk kas.

2. Identitas terbayar jelas.


3. Berkekuatan hukum

B. Pengakuan
pengakuan lebih berkaitan dengan pedoman umum untuk memenuhi karakteristik
kualitatif informasi. Sehingga elemen laporan keuangan hanya dapat diakui bila kriteria,
definisi, Relevance, reliable, dan keterukuran terpenuhi. Dalam hal kewajiban, kaidah
pengakuan adalah prosedur aplikasi untuk menandai bahwa kewajiban telah mengikat.
Sehingga suatu kewajiban dapat dibukukan (dicatat). Kam memberikan empat kaidah
pengakuan untuk menunjukkan pengakuan kewajiban yaitu :

1. Ketersediaan Dasar Hukum


Dalam hal ini, Faktur pembelian (invoice) dan tanda penerimaan barang (receiving
report) adalah dasar hukum yang cukup menyakinkan untuk mengakui kewajiban.
Jadi, kaidah ini tidak mutlak sehingga kewajiban juga dapat diakui bila terdapat bukti
substantif adanya keharusan konstruktif atau demi keadilan.

2. Penerapan Konsep Dasar Konservatisme


penjabaran teknis kriteria reliable. Seperti rugi dapat segera diakui tapi tidak demikian
dengan untung. Ini berarti kewajiban dapat diakui segera, sedangkan aset tidak.
Contohnya kewajiban jaminan suku cadang sudah dapat diakui meskipun belum terjadi.

3. Substansi Ekonomi Transaksi


kewajiban dapat atau bahkan harus diakui jika secara substantif sewa guna tersebut
sebenarnya adalah pembelian angsuran. Contohnya Utang sewa guna (lease obligations)
dapat diakui pada saat transaksi meskipun tidak ada transfer hak milik dalam transaksi
sewa guna tersebut.

C. Pengukuran

Menurut (Suwardjono 2005) dan didukung oleh (Gillman and Hogan 1999) menyatakan
bahwa pengukuran yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat
terjadinya adalah penghargaan sepakatan dalam transaksi tersebut dan bukan jumlah rupiah
pengorbanan ekonomis di masa depan. Penghargaan ini berlaku untuk kewajiban jangka
panjang. Kos penundaan dianggap tidak cukup material sehingga jumlah rupiah kewajiban
yang diakui akan sama dengan jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik masa depan
untuk kewajiban jangka pendek. Penghargaan sepakatan suatu kewajiban merefleksikan nilai
setara tunai atau nilai sekarang kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber
ekonomik seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya. Berikut ini adalah hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pengukuran:

1. Kewajiban dalam pembelian kredit. Dalam pembelian aset pengukuran yang objektif
adalah kos tunai atau kos tunai implisit. Kewajiban juga harus diukur sesuai dengan aset.
2. Diskon atau premium utang obligasi, Untuk suatu kontrak dengan pokok pinjaman dan
bunga periodik pengukuran yang tepat adalah kos tunai implisit.
3. Diskon obligasi dilaporkan sebagai pengurang nilai nominal dalam obligasi di neraca.
4. Premium obligasi apabila belum diamortisasi merupakan utang.
5. Kewajiban moneter dan non moneter. Kewajiban sendiri dapat bersifat moneter maupun
non moneter.

Anda mungkin juga menyukai