Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH AKUNTANSI SERIFIKAT

DEPOSITO BERJANGKA

Mata Kuliah : Akuntansi Perbankan

Dosen Pengampu : Dr. Nanang Shonadjise., M.Si., Ak., CMA.,

Disusun Oleh :

M. Andhi Wijaya (1812321036) / AKUNTANSI D

FAKULTAS EKONOMI DAN


BISNIS UNIVERSITAS
BHAYANGKARA TAHUN AJARAN
2021 - 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami rahmat dan
hidayahnya, serta kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Akuntansi Sertifikat Deposito Berjangka” dengan tepat waktu.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya dosen mata kuliah
Akuntansi Perbankan , Bapak Dr. Nanang Shonadjise., M.Si., Ak., CMA., yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan sarang yang membangun dari pembaca, agar makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan dalam
makalah ini, penulis mohon maaf dan terima kasih.

Surabaya, 3 Oktober 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, peradaban manusia mengalami kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya
informasi dan teknologi. Kemajuan ini membuka sebuah wacana baru yang mendapatkan
perhatian luas dari warga dunia, ada yang pro dan juga kontra, ya Globalisasi. Wacana tersebut,
semakin membuka mata manusia mengenai peradaban yang dating dari belahan dunia yang
berbeda. Dari kemajuan teknologi dan informasi, membangkitkan kemajuan di bidang lain,
contohnya perdagangan antar Negara.
Dalam bidang perdagangan, permasalahan transaksi keuangan menjadi permasalahan yang cukup
krusial dan mendasar. Apalagi jika pihak yang dilibatkan memiliki lokasi yang jauh. Namun, saat
ini kita tidak perlu bersusah payah untuk menagih atau membayar. Telah tersedia transaksi yang
mudah yang telah disediakan oleh bank-bank umumyang dapat memfasilitasi transaksi antar
bank.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Sertifikat Deposito ?
2. Bagaimana karateristik sertifikat deposito ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sertifikat Deposito


Sertifikat deposito adalah simpanan berbentuk deposito yang sertifikat bukti
penyimpanannya bisa dipindahtangankan. Hal ini sudah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia
dan sertifikat deposito ditransaksikan di pasar uang. Sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI)
Nomor 19/2/PBI/2017 tentang Transaksi Sertifikat Deposito di Pasar Uang, besaran nominal
dalam penerbitan sertifikat deposito minimal adalah Rp10 miliar dan dalam bentuk valuta asing
dengan nominal sama. jangka waktu sertifikat deposito jauh lebih panjang dibanding deposito
berjangka hingga 36 bulan.
Panjangnya tenor yang diatur dalam PBI tersebut dimaksudkan guna membantu
percepatan pembentukan harga pasar yang lebih efisien. Sertifikat deposito lebih dimaksudkan
untuk investasi bukan tabungan.
Sertifikat deposito pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka yaitu simpanan dana
pihak ketiga/masyarakat dan terikat oleh jangka waktu (fixed time). Perbedaannya adalah
sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk (pembawa), sedangkan deposito berjangka diterbitkan
atas tunjuk (nama). Sebagai deposito yang diterbitkan atas pembawa berarti siapa saja boleh
menarik sertifikat deposito selama bisa menunjukkan sertifikat deposito tersebut kepada bank
penerbit. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperdagangkan oleh masyarakat setelah
mendapat izini dari Bank Indonesia. Perbedaan yang lain dengan deposito berjangka adalah
bahwa bunga bunga sertifikat deposito diperhitungkan dan dibayarkan di muka. Dengan
demikian deposan untuk sertifikat deposito pada saat mebuka deposito tersebut hanya membayar
sebesar nilai tunai sertifikat deposito ditambah sejumlah pajak bunga yang diperhitungkan di
muka. Walaupun demikian pencatatan sertifikat deposito tetap sebesar nilai nominalnya

B. Daftar Penerbit Sertifikat Deposito di Pasar Uang


Produk sertifikat deposito memang agak asing bila dibandingkan deposito jenis lainnya.
Hal ini karena regulasi yang mewajibkan bank-bank memiliki izin dari Bank Indonesia (BI).
Cuma bank dengan kriteria tertentu saja yang bisa menerbitkan sertifikat deposito, mulai dari segi
kesehatan dan kemampuan bank dari segi kebutuhan permodalannya.
Jadi hanya bank umum dan bank pembangunan saja yang bisa menjadi penerbit sertifikat
deposito. dan gak bank bisa menjadi penerbit sertifikat deposito. Berikut daftar penerbit sertifikat
deposito yang memiliki izin dari BI:

1. PT Bank Commonwealth
2. PT Bank KEB Hana Indonesia
3. PT Bank CIMB Niaga, Tbk
4. PT BPD Jawa Barat dan Banten, Tbk
5. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
6. PT Bank of Tokyo – Mitsubishi UFJ, Ltd
7. PT Bank Pembangunan Daerah NTT
8. PT Maybank Indonesia, Tbk
9. PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906
10. PT Bank Mandiri Taspen Pos
11. PT Bank DBS Indonesia
12. PT Rabobank International Indonesia
13. PT BPD Sulawesi Selatan dan Barat
14. PT Bank BNP Paribas Indonesia
15. PT Bank Mizuho Indonesia
16. PT BPD Jawa Tengah
17. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk
18. PT Bank Victoria International, Tbk
19. PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
20. Deutsche Bank AG
21. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
22. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
23. PT Bank DKI

C. Karakteristik Sertifikat Deposito


Sertifikat deposito memberikan berbagai keuntungan untuk nasabahnya antara lain:
1. Suku bunga yang ditawarkan bank cukup kompetitif dan dibayar di muka sehingga
memberi keuntungan yang jelas.
2. Mendapatkan jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sehingga dengan
berinvestasi jenis deposito ini, keamanan dana terjaga. Namun, gak melebihi ketentuan
nominal jaminan LPS sebesar Rp2 miliar.
3. Sertifikat bisa diperjualbelikan atau dijadikan jaminan kredit, makanya gak ada nama
nasabah dalam sertifikat tersebut.

D. Bunga Sertifikat Deposito, Pencairan Sertifikat Deposito, dan Penjualan


Sebelum Jatuh Tempo
Terdapat beberapa hal yang harus kamu pahami di sertifikat deposito, antara lain:
1. Bunga Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito pembayaran bunganya dilakukan di muka ketika pembelian dan
dihitung secara diskonto. Atau pembayaran bunga dari selisih nominal sertifikat deposito
dengan nilai tunai yang harus dibayar pembeli. Atau selisih harga ketika penerbitan
dengan nominal akhir yang diterima saat jatuh tempo.

2. Pencairan Sertifikat Deposito


Jangka waktu sertifikat deposito gak bisa diperpanjang otomatis seperti layaknya
deposito berjangka. Jika jatuh tempo sudah selesai, pemegang sertifikat deposito bisa
mencairkan secara tunai atau dengan mentransfer ke rekening lain. Karena sesuai dengan
jangka waktu yang ditentukan, nominal yang akan diterima pemilik sertifikat deposito
adalah sebesar nilai sertifikat deposito tersebut.

3. Penjualan Sertifikat Deposito Sebelum Jatuh Tempo


Pencairan dana sebelum jatuh tempo dalam sertifikat deposito merupakan tindakan
dengan menjual ke bank yang menerbitkannya atau ke pihak lain. Pemilik menerima
harga jual sertifikat berupa selisih dari nominal sertifikat deposito dengan diskonto.

E. Rumus Perhitungan Sertifikat Deposito


Penempatan dana dalam sertifikat deposito terjadi ketika sertifikat itu dibeli pihak lain
dari bank, berbeda dengan deposito berjangka. Nasabah mendapat keuntungan melalui bunga
dengan persentase sesuai perjanjian antara bank dan nasabah. Bunga dibayar di muka dan besaran
bunga deposito yang diterima nantinya diperhitungkan sebagai pengurang jumlah uang yang
harus dibayarkan. Sementara pembeli sertifikat mendapat bunga ketika pembelian. Rumus dalam
menghitung sertifikat deposito adalah sebagai berikut: Nilai tunai sertifikat deposito = (nominal
sertifikat deposito x 365) / 365 + (bunga x jangka waktu sertifikat deposito) .

Bunga sebelum pajak = nominal SD – nilai tunai SD

Jumlah pembayaran = nilai tunai SD – bunga setelah pajak


BAB III
KESIMPULAN

Sertifikat deposito adalah simpanan berbentuk deposito yang sertifikat bukti


penyimpanannya bisa dipindahtangankan. Sertifikat deposito pada prinsipnya sama dengan
deposito berjangka yaitu simpanan dana pihak ketiga/masyarakat dan terikat oleh jangka waktu
(fixed time). Perbedaannya adalah sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk (pembawa),
sedangkan deposito berjangka diterbitkan atas tunjuk (nama). Produk sertifikat deposito memang
agak asing bila dibandingkan deposito jenis lainnya. Hal ini karena regulasi yang mewajibkan
bank-bank memiliki izin dari Bank Indonesia (BI). Cuma bank dengan kriteria tertentu saja yang
bisa menerbitkan sertifikat deposito, mulai dari segi kesehatan dan kemampuan bank dari segi
kebutuhan permodalannya.

Anda mungkin juga menyukai