Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BUNGA DAN BAGI HASIL

Dosen Pengampu:Dr.Dini Vientiany,MA

Disusun Oleh

Kelompok 12

Jui Fivri Purba (0506212043)

Putri Aidah Febrianty (0506212104)

Tia Deja Pohan (0506213190)

MANAJEMEN 1 (B)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMAATERA UTARA

2021
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi MahaPanyayang,
penyusun panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yangtelah melimpahkan rahmat,
hidayah, kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah pengantar ilmu
ekonomi ini dengan judul BUNGA DAN BAGI HASIL.Makalah ini telah penyusun susun
semaksimal mungkin dengan bantuandari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini.

Untuk itu penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari
sepenuhnya bahwa masih adakekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itudengan tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari
pembacaagar penyusun dapat memperbaiki makalah ini.Akhir kata penyusun berharap semoga
makalah tentang BUNGA DAN BAGI HASIL ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca
pada umumnya dan kepada penyusun khususnya.

Medan,13 Desember 2021

ii
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………..…………..ii
Daftar Isi………………………………………………………………………….…………iii
BAB I…………………………………………………………………………………..….....4
Pendahuluan…………………………………………………………………………..……...4
A.latar Belakang……………………………………………………………..…….....4
b.Rumusan Masalah…………………………………………………………...……...4
BAB II……………………………………………………………………………..…..….......5
Pembahasan……………………………………………………………………………….….5
A.Bunga Bank………………………………………………….……………………..5
B,Bagi Hasil…………………………………………………………………………..7
C.Perbedaan Bunga Bank dan Bagi Hasil………………………………………...….10
BAB III……………………………………………………………………………………….11
Penutup……………………………………………………………………………….11
Kesimpulan…………………………………………………………………………...11
Daftar Pustaka……………..………………………………………………………….12

iii
BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Bank memiliki fungsi sebagai tempat penghimpun dan penyalur dana darimasyarakat
dan untuk masyarakat. Dalam dunia perbankan di Indonesia kitamengenal dua jenis
bank yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah. Bank selain me mber ikan keunt ungan
bagi nasabah juga past inya memiliki t ujuan unt uk m e m p e r o l e h k e u n t u n g a n
unt uk d ir in ya sendir i. Inilah yang a k h i r n y a memunculkan sistem bagi
keuntungan antara bank dan nasabah.
Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu perbedaan antara Bank Syariahdan Bank
Konvensional ialah terletak pada sistem bagi keuntungan. Bank Syariahmenerapkan sistem
bagi hasil, sementara bank Konvensional menerapkan sistembunga. Islam mendorong
praktik bagi hasil serta mengharamkan riba. Keduanyas a ma - sa ma me mbe r ik a n
keu nt u ng a n ba g i p e m i l ik d a na, na mu n ked ua n ya mempunyai perbedaan yang sangat
nyata
Bunga adalah balas jasa yang diberikan oleh pihak bank (konvensional)unt uk
nasabah yang memiliki simpanan dan harus dibayarkan nasabah yang memiliki
pinjaman kepada bank, dan riba adalah pengambilan tambahan sebagai syarat yang harus
dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman diluar biaya pokok. Sementara
bagi hasil adalah alternatif pembagian keuntungan yang s ist e mnya ber dasar ka n dar i
penet apa n akad di awa l ya ng t e la h d is e pakat i sebelumnya dan akan meningkat
seir ing dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan.

B.Rumusan Masalah
1.Apa pengertian bunga bank?
2.Apa pengertian bagi hasil?
3.Apa perbedaan bunga bank dengan bagi hasil?
C.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas semua masalah yang telah
disebutkan diatas,sehingga dapat memperluas wawasan pembaca tentang bunga dan bagi hasil.

4
BAB II
Pembahasan
A.Bunga Bank
Bunga merupakan terjemahan dari kata “interest” yang berarti tanggungan pinjaman
uang atau persentase dari uang yang dipinjamkan. Menurut KamusBesar Bahasa
Indonesia, bunga adalah imbalan jasa penggunaan uang atau modal yang diba yar pada
wakt u t ert ent u ber dasarkan ket ent uan at au kesepakat an, umumnya dinyatakan sebagai
persentase dari modal pokok.
Bunga bank juga dapat didefinisikan sebagai balas jasa yang diberikanoleh bank
dengan prinsip konvensional kepada nasabah yang melakukan transaksis i mp a n at au
p in ja m k ep a da ba nk. Ad a ber bag a i ma ca m je n is bu ng a ba nk, misalnya bunga
deposito, bunga tabungan, giro, dan lain-lain.
Berdasarkan metodenya, bunga bank dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1.Bunga Simpanan
Bunga simpanan merupakan bunga yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang
menyimpan uangnya di bank. Pemberian bunga ini didasarkan pada porsent ase dari
simpanan pokok, dimana sumber bunganya berasal dari keuntungan utang-piutang
yang dilakukan pihak bank.
Contoh: jasa.
2.Bunga Pinjaman
Bunga p in ja ma n a d a la h bunga yang d ibe r ik a n kepada nasabah
y a n g me lakukan pe minja ma n uang di bank, dima na na nt inya nasa ba h
har us membayar melebihi jumlah pinjaman pokok dengan batasan waktu tertentu
Contoh: bunga kredit.

Bunga sama dengan riba karena secara riil operasional di perbankan konvensional, bunga
yang dibayarkan oleh nasabah peminjam kepada pihak atas pinjaman yang dilakukan, jelas
merupakan tambahan. Karena nasabah melakukan transaksi dengan pihak bank berupa pinjam
meminjam berupa uang tunai.

5
Didalam Islam yang namanya konsep pinjam meminjam dikenal dengan namanya Qardh
(Qardhul Hasan) merupakan pinjaman kebajikan. Dimana Allah SWT, berfirman : “Siapakah
yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik ( menafkahkan hartanya di jalan
Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang
banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan.”(Q. S Al-Baqarah : 245) Pinjaman qardh tidak ada tambahan, jadi seberapa besar
yang dipinjam maka dikembalikan sebesar itu juga.
Namun, berbeda apabila akad atau transaksi tersebut mengandung jual beli, sewa
maupun bagi hasil. Jadi, Dalam transaksi simpan-pinjam dana, secara konvensional si pemberi
pinjaman mengambil tambahan dalam bentuk bunga tanpa adanya suatu penyeimbang yang
diterima si peminjam hal ini merupakan riba yang telah diharamkan oleh Allah SWT didalam Al-
Qur’an dan Hadist sebagai berikut : “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba” Q.S Al-Baqarah : 275 dan juga dalam Hadist Rasulullah bersabda : “Jabir berkata bahwa
Rasulullah mengutuk orang yang menerima riba, orang yang membayarnya, dan orang yang
mencatatnya, dan dua orang saksinya, kemudian beliau bersabda, “Mereka itu semuanya sama.”
(H.R Muslim no. 2995 dalam kitab Al-Musaqqah).
Majelis ulama Indonesia (MUI), mengeluarkan fatwa tentang bunga bank
(interest/fai’dah), yaitu;
1. Bunga (interest/fa’idah) adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksi pinjaman uang (al
qaradh) yang diperhitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan/hasil
pokok tersebut, berdasarkan tempo waktu, diperhitungkan secara pasti di muka, dan pada
umumnya berdasarkan persentase.
2. Riba adalah tambahan (ziyadah) tanpa imbalan yang terjadi karena penagguhan dalam
pembayaran yang diperjanjikan sebelumnya.

Fungsi & Manfaat Bunga Bank

Bunga bank sendiri memiliki fungsi dan manfaatnya tersendiri. Bagi bank, bunga
berfungsi sebagai sumber pendapatan bagi bank. Misalnya saja saat bank menawarkan bantuan
dalam bentuk kredit yang dapat dipinjam dengan syarat dan ketentuan berlaku bagi nasabah.

6
Kredit yang dipinjam nantinya dibayarkan kembali ke bank dengan angsuran setiap bulan
ditambah dengan suku bunga yang disepakati oleh kedua pihak saat perjanjian peminjaman. Jadi,
bunga dari angsuran kredit pun bisa menjadi masukan bersih untuk bank.

Sementara, bagi nasabah sendiri bunga bank memiliki manfaat untuk menambah dana
nasabah. Bank memerlukan nasabah untuk menghimpun dana, nasabah menyimpan dana dalam
bentuk deposito. Bank biasanya memberikan bunga kepada nasabah sebagai tambahan
jika saldo yang terdapat di dalam rekening lebih dari Rp500.000. Sementara, untuk deposito ada
pilihan dimana penyimpanan dana yang dilakukan oleh nasabah bisa diambil sesuai dengan
pilihan deposito berjangka yang dilakukan. Keuntungannya adalah adanya bunga yang dikalikan
dengan penyimpanan deposito yang dilakukan oleh nasabah. Jadi saat deposito telah masuk
masanya untuk diambil uang yang tadi disimpan akan bertambah karena bunga bank tersebut.

B.Bagi Hasil

1.Pengertian Bagi Hasil


Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing. Profit
sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan:
“distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan.” Bagi hasil
adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan
perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak bank syariah.
Dalam hal ini terdapat dua pihak yang melakukan perjanjian usaha, maka hasil atas usaha
yang dilakukan oleh kedua pihak atau salah satu pihak, akan dibagi sesuai dengan porsi masing-
masing pihak yang melakukan akad perjanjian. Pembagian hasil usaha dalam perbankan syariah
ditetapkan dengan menggunakan nisbah. Nisbah yaitu persentase yang disetujui oleh kedua belah
pihak dalam menentukan bagi hasil atas usaha yang dikerjasamakan. Sistem keuangan Islam,
yang berpilarkan prinsip bagi hasil sebagai pengganti prinsip bunga, mendudukkan perbankan
tidak hanya sebagai lembaga intermedisi keuangan, tetapi lebih pada lembaga intermediasi
investasi.

7
2.Mekanisme Bagi Hasil
1. Profit sharing
Profit sharing berarti kesepakatan untuk membagikan keuntungan dari suatu usaha.Keuntungan
yang berasal dari pendapatan yang sudah dikurangi dengan ongkos produksi atau operasional
sehingga hasil yang didapatkan merupakan keuntungan bersih.

2. Gross profit sharing

Sedikit berbeda dengan profit sharing, gross profit sharing juga merupakan kesepakatan
bagi hasil.Hanya saja, pembagian keuntungan hasil usaha dihitung berdasarkan pendapatan yang
dikurangi harga pokok penjualan. Laba tersebut belum dikurangi dengan pajak, biaya
administrasi, serta biaya pemasaran lainnya. Hal tersebut bisa pula disebut dengan pembagian
laba kotor.

3. Revenue sharing

Berbeda dengan dua poin sebelumnya. Revenue sharing adalah pendapatan yang belum
dikurangi dengan biaya operasional dan komisi dalam sistem perbankan.Hal ini dihitung dari
total pendapatan pengelolaan dana.Dalam sistem syariah, pola ini dapat digunakan untuk
keperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah.

Dalam perbankan syariah, mekanisme yang digunakan kebanyakan menganut


prinsip profit sharing atau pembagian laba bersih antara kreditur dan juga debitur. Sementara itu,
dalam sistem kesepakatan usaha, mekanismenya bisa ditentukan berdasarkan skema bagi hasil
yang dipilih sesuai dengan akad atau perjanjian di awal.

3.Prinsip Bagi Hasil

1. Adanya kesepakatan yang jelas

Dalam sebuah kesepakatan, tentu harus ada kejelasan bagaimana hal tersebut dilakukan.Hal ini
terutama berlaku untuk permodalan, apakah pihak investor memberikan seluruh modalnya, atau

8
hanya sebagian. Jika pihak-pihak yang bersepakat sama-sama menyetorkan modal, perlu ada
persentase pembagian jika rasio modal yang diberikan berbeda-beda.

2. Adanya kejelasan usaha yang dilakukan

Jenis usaha yang dilakukan dan diketahui harus disepakati bersama, begitu pula jika pengelola
modal memutuskan untuk mengganti atau mengembangkan usahanya.Hal tersebut penting agar
tidak timbul perselisihan di kemudian hari.

3. Adanya ketentuan waktu

Dalam bagi hasil, perlu disepakati kapan proses pembagian terjadi kepada seluruh pihak, apakah
setiap bulan, atau rentang waktu lainnya.Jika terjadi keterlambatan, tentu seluruh pihak harus
memahami kondisi bisnis dan bersepakat untuk menerima keterlambatan pemberian hasil.

4. Adanya ketentuan pembagian

Seperti dijelaskan sebelumnya, terdapat berbagai mekanisme dalam membagikan hasil. Perlu
ditentukan sejak awal.

Jenis-jenis Akad Bagi Hasil

Pada penerapannya prinsip yang digunakan pada sistem bagi hasil, pada umumnya bank syariah
menggunakan kontrak kerjasama pada akad Musyarakah dan Mudharabah.

a. Musyarakah (Joint Venture Profit & Loss Sharing)

Musyarakah adalah mencampurkan salah satu dari macam harta dengan harta lainnya sehingga
tidak dapat dibedakan di antara keduanya. Dalam pengertian lain musyarakah adalah akad
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan
danresiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan
9
b. Mudharabah (Trustee Profit Sharing)

Mudharabah atau qiradh termasuk salah satu bentuk akad syirkah (perkongsian).
Mudharabah termasuk juga perjanjian antara pemilik modal (uang dan barang) dengan
pengusaha dimana pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu usaha /proyek dan
pengusaha setuju untuk mengelola proyek tersebut dengan bagi hasil sesuai dengan perjanjian.

C.Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil

Bunga Bagi Hasil


1. Penentuan tingkat suku bunga dibuat 1. Penentuan besarnya rasio bagi hasil
pada waktu akad dengan pedoman harus dibuat pada waktu akad dengan berpedoman
selalu untung pada keungkinan untung rugi
2. Besarnya prosentase berdasarkan pada 2. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
3. Bagi hasil tergantung pada keuntungan
3. Pembayaran bunga tetap seperti yang
proyek yang dijalankan sekiranya itu tidak
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah
mendapatkan keuntungan maka kerugian
proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah
akan ditanggung bersama oleh kedua belah
untung atau rugi
pihak
4. Jumlah pembayaran bunga tidak
4. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
meningkat sekalipun jumlah keuntungan
dengan peningkatan jumlah pendapatan
berlipat

10
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Mayoritas ulama menetapkan bahwa bunga bank hukumnya sama dengan riba yang berarti
dilarang Allah SWT, baik yang dipungut sedikit maupun banyak. Seseorang tidak boleh
menguasai harta riba; dan harta itu harus dikembalikan kepada pemiliknya, jika pemiliknya
sudah diketahui, dan ia hanya berhak atas pokok hartanya saja. Al-Quran dan Sunnah dengan
sharih telah menjelaskan keharaman riba dalam berbagai bentuknya; dan seberapun banyak ia
dipungut. Allah swt berfirman:

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba,” padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya”. [QS Al Baqarah (2): 275].

Dan sebagai solusi untuk perekonomian islam, sistem bagi hasil diterapkan dalam Bank Syari’ah

11
DAFTAR PUSTAKA

Antonio, M. Syafi’I. Pengenalan Umum Bank Syari’ah, Jakarta: Tazkia Institute, 1993

Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah. Jakarta: Alvabeta bekerjasama dengan
Tazkia Institut, 2002.

Muhammad, Bank Syari’ah: Analisis Kekuatan. Peluang. Tantangan dan Ancaman. Yogyakarta:
Ekonisia, 2002

Muhammad. Lembaga Keuangan Kontemporer, Yogyakarta: UII Press, 2000.

Bank Indonesia, “Ayo ke Bank: Mengetahui Perhitungan Bunga Tabungan”, Edukasi Perbankan
di http://www.bi.go.id/web/id/, 2008

Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana Prada Media Grup,
2009.

12

Anda mungkin juga menyukai