Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol.9, No.1, 2021. Hal 37-44
Tersedia online di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/refrensi/index
ISSN 2548-6152 (online)
ISSN 2089-0532 (cetak)
1
Budi Prihatminingtyas*; 2Whinny Qori Fatima; 3Livia Khairunisa
123
Program Studi Manajemen, Universitas Tribhuwana Tunggadewi
E-mail: hatmining@yahoo.co.id*
ABSTRACT
The purpose of this study was to explained the management and conformity of the report with PSAK
No. 45 and the accountability and transparency of the financial statements of the Al-Maun Orphanage.
This research used descriptive qualitative research. The results showed that financial management was
still relatively simple, because it came from infaq, sodaqoh and regular donors. According to the
contract between the donor and the orphanage, the financial statements were also not in accordance
with PSAK No. 45, because the financial statements only limited to cash income and expenditure,
besides that they were not yet classified as accountable, due to the lack of understanding of the
orphanage manager about financial management, but it is classified as simple transparent, because the
financial statements of the orphanage were only given to those who want to know about the financial
statements at the orphanage.
Keywords: orphanage; accountability; finance, transparent
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengelolaan dan kesesuaian laporan dengan PSAK
No. 45 serta akuntabilitas dan transparansi laporan keuangan Panti Asuhan Al-Maun. Penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan
keuangan masih tergolong sederhana, karena berasal dari infaq, sodaqoh dan donatur tetap. Penggunaan
sesuai akad antara penyumbang dana dan panti asuhan. Laporan keuangan juga masih belum sesuai
dengan PSAK No. 45, karena laporan keuangan hanya sebatas pemasukan dan pengeluaran kas, selain
itu masih belum tergolong akuntabel, karena kurangnya pemahaman pengelola panti asuhan tentang
manajemen keuangan, namun sudah tergolong transparan yang sederhana, karena laporan keuangan
panti asuhan hanya diberikan kepada yang ingin mengetahui tentang laporan keuangan di panti asuhan.
Kata Kunci: Panti asuhan; pertanggung jawaban; keuangan; transparan
keuangan yang transparan dan akuntabel. Salah satu lokasi yang menunjukan
Akuntabilitas yaitu pertanggung jawaban laporan keuangan adalah panti asuhan Al-
atas informasi yang disampaikan harus Maun di Desa Ngajum, Kecamatan
sesuai dengan keadaan. Transparansi Ngajum, Kabupaten Malang. Panti asuhan
adalah keterbukaan pengelolaan dana mendapatkan sumber pendanaan untuk
dengan tujuan untuk mengurangi praktik aktivitas sehari-hari dari sumbangan
korupsi, kolusi dan nepotisme (Dini, 2014). masyarakat sekitar, belum mendapatkan
Transparansi, akuntabilitas yang baik dan bantuan dana dari pemerintah. Laporan
masyarakat akan percaya terhadap keuangan di panti asuhan masih sederhana
pengelolaan keuangan panti asuhan. Jika berupa pemasukan dan pengeluaran dana.
laporan keuangan tidak transparan maka Berbagai kegiatan untuk anak yatim di
akan menurunkan tingkat kedermawanan Panti Asuhan Al-Maun antara lain: kegiatan
masyarakat terhadap panti asuhan. formal dan kegiatan informal. Kegiatan
Organisasi nirlaba harus ada manajemen pembelajaran agama, matematika, bahasa
dan pengurus organisasi untuk mencapai inggris, ilmu pengetahuan alam yang
tujuan organisasi. Dalam memilih diajarkan guru dan ustadz sukarelawan.
pengurus, organisasi nirlaba memilih Selanjutnya perlu dilakukan analisis
pemimpin dan pengurus yang amanah dan akuntabilitas dan transparasi dalam
bertanggung jawab dalam melaksanakan organisasi tersebut.
tugas.
Dimensi akuntabilitas suatu METODE PENELITIAN
organisasi yaitu, akuntabilitas kejujuran, Penelitian ini merupakan kualitatif,
hukum yang terkait, akuntabilitas yang dilakukan di Panti Asuhan Al-Maun
pelayanan dan respon yang cepat. Desa Ngajum, Kecamatan Ngajum,
Akuntabilitas program menjelaskan Kabupaten Malangdengan metode
mengenai pertimbangan untuk mencapai kualitatif dengan triangulasi data, dimana
tujuan. Akuntabilitas keuangan yaitu sumber data primer diperoleh secara
pertanggung jawaban pengelolaan dana langsung di Panti Asuhan Al-Maun,
(Nur Aisyah, 2019). Pendapatan panti sedangkan data sekunder diperoleh dari
asuhan diperoleh dari shodaqoh, infaq, laporan keuangan dan profil Panti Asuhan
kotak amal dan donatur tetap. Pendapatan Al-Maun (Sugiyono, 2018). Teknik analisa
berpengaruh bagi kelangsungan suatu data menggunakan metode deskriptif
kegiatan, semakin besar pendapatan yang analitis dengan memusatkan perhatian
diperoleh maka semakin besar aktivitas terhadap masalah untuk ditarik suatu
yang dilakukan (Prihatminingtyas, 2019). kesimpulan.
Prinsip keterbukaan kepada masyarakat
jika diterapkan kedalam laporan keuangan HASIL DAN PEMBAHASAN
akan menjadi sesuatu yang baik karena Panti Asuhan Al-Maun memiliki visi
akan mudah dipahami, memiliki relevansi sebagai pondok pesantren dalam rangka
dan daya banding yang tinggi serta pembentukan karakter dan perbaikan
pemberian informasi yang luas tentang akhlaq, pendidikan dan agama bagi anak
keuangan tersebut (Ardhiyanti, 2013). yatim, dengan misi: 1) Memperluas
pengetahuan agama anak yatim dengan
40
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol.9, No.1, 2021. Hal 37-44
dari kas, setara kas dan perlengkapan. asuhan belum memiliki liabilitas, serta
Sedangkan aset tidak lancar terdiri dari aset neto yang terdapat dalam laporan
peralatan. Kas dan setara kas panti asuhan posisi keuangan adalah aset neto tidak
Al-Maun didapatkan dari shodaqoh, infaq, terikat. Aset neto tidak terikat diperoleh
kotak amal dan donatur tetap yang berasal dari aset neto awal bulan dikurangi
dari masyarakat panti asuhan Al-Maun pengeluaran bulan Desember 2019.
tidak memiliki liabilitas, transaksi Laporan aktivitas panti asuhan juga
dilakukan ketika ada pengeluaran kas, disajikan pada tabel 2 berikut.
berdasarkan laporan keuangan panti