Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME AK.

FORENSIK BAB 1 & 2

Mata Kuliah : Akuntansi Forensik dan Investigasi Fraud


Dosen Pengampu : Pak Andi Alfiansyah Wisudawan SE,MA

Disusun Oleh :
M. Andhi Wijaya (1812321036) / AKUNTANSI D

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BHAYANGKARA
TAHUN AJARAN 2021 - 2022
BAB I
Akuntansi Forensik dahulu digunakan untuk keperluan pembagian warisan atau
pengungkapan motive pembunuhan. Bermula dari penerapan akuntansi dalam persoalan hukum,
maka istilah yang dipakai adalah akuntansi (dan bukan audit) forensik. Perkembangan sampai
dengan saat ini pun kadar akuntansi masih kelihatan. Misalnya dalam perhitungan ganti rugi
dalam pengertian sengketa maupun kerugian akibat kasus korupsi atau secara sederhana
akuntansi forensik menangani fraud khususnya dalam pengertian corruption dan
misappropriation of asset

Akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi pada masalah hukum.Yang


diterapkan pada masalah hukum bukan saja akuntansi,tetapi juga auditing.oleh karena itu,istilah
akuntansi dalam definisi akuntansi digunakan dalam arti seluas – luasnya,yakni disiplin
akuntansi yang meliputi auditing. Akuntansi forensik di praktikkan dalam bidang yang
luas,seperti :

1) Dalam penyelesaian sengketa antarindividu


2) Di perusahaan swasta dengan berbagai bentuk hukum(perusahaan tertutup/jual beli saham
dan obligasi)
3) Perusahaan yang sahamnya dimi liki negara BUMN,BUMD
4) Departemen/kementrian,pemerintah pusat dan daerah,dll

Definisi akuntan forensik tersebut di atas dapat diperluas,yaitu penerapan disiplin


akuntansi dalam arti luas,trmasuk auditing,pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di
dalam atau di luar pengadilan,di sektor publik maupun privat.Penggunaan akuntan forensik di
sektor publik lebih menonjol dari sektor privat karena julah perkara yang lebih banyak. Banyak
orang memahami profesi dokter dalam peraturan diatas dikenal dengan sebutan dokter forensik.
Akuntan forensik bertugas memberikan pendapat hukum dalam pengadilan (litigation), namun
juga berperran dalam bidang hukum diluar pengadilan (non litigation) misalnya dalam
membantu merumuskan alternatif penyelesaian perkara dalam sengketa, perumusan perhitungan
ganti rugi dan upaya menghitung dampak pemutusan / pelanggaran kontrak.

Beberapa hal dapat memicu terjadinya sengketa,yaitu:

1) Uang atau aset lain


2) Reputasi
3) Peluang bisnis
4) Gaya hidup
5) Hak – hak lain yang berkaitan dengan transaksi bisnis
Sengketa dapat dipicu oleh perbedaan penafsiran mengenai sesuatu yang sudah dia tur
dalam perjanjian atau mengenai sesuatu yang memang belum diatur.Faktor – faktor yang dapat
menentukan berhasil atau gagalnya penyelesaian sengketa oleh pihak – pihak yang bersengketa
adalah sebagai berikut :

1) Berapa besar konsekuensi keuangan pada pihak yang bersengketa


2) Seberapa jauh pertikaian pribadi,rasa iri atau dendam antar pihak – pihak
3) Seberapa besar dampak dari publisitas negatif yang ditimbulkan
4) Seberapa besar beban emosional yang harus ditanggung

Sengketa sering kali diselesaikan di luar hukum/pengadilan dan lebih memilih


menggunakan jasa debt collector,misal kasus utang – piutang .Akuntansi forensik adalah
perpaduan sederhana antara akuntansi dan hukum.Dalam kasus yang lebih pelik,ada stu bidang
tambahan (di samping akuntansi dan hukum) adalah audit.

Dalam sgitiga akuntansi forensik ini adalah konsep hukum yang paling penting dalam
menetapkam ada atau tidaknya kerugian.Kerugian adalah titipertama segitiga akuntansi
forensik.Titik kedua dalam segitiga akuntansi forensik adalh perbuatan melawan hukum.Titik
ketiga dalam segitiga akuntansi forensik adalah adanya keterkaitan antara kerugian dan
perbuatan melawan hukum atau ada hubungan kausalitas antara kerugian dan perbuatan melawan
hukum.Perhitungan besarnya kerugian adalah ranahnya para akuntan forensik.

Untuk kajian sistem yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi fraud secara
umum,kita dapat menggunakan istila FOSA.Untuk kajian sistem yang bertujuan untuk
mengidentifikasi potensi korupsi secara spesifik,kita dapat menggunakan istilah COSA.FOSA
dapat dilakukan oleh organisasi itu sendiri,misal pada perusahaan swasta FOSA dikeerjakan oleh
auditor internal dan bagian hukum atau unit di bawah derektur kepatuhan atau unit lainnya yang
ditunjuk komite audit.
BAB II
Fraud sangat merugikan berbagai pihak karena dapat menghancurkan pemerintahan
maupun bisnis. Fraud berupa korupsi lebih luas daya penghancurnya. Pada dasarnya cakupan
akuntansi forensik adalah fraud dalam arti yang luas. Association of Certified Fraud Examiners
mengelompokkkan fraud dalam tiga kelompok yaitu corruption (korupsi), asset misappropriation
(penjarahan aset), dan fraudulent financial statement (laporan keuangan yang dengan sengaja
dibuat menyesatkan). Dalam hal ini, akuntan forensik menjadi spesialis yang lebih khusus lagi
daripada akutan pada umumnya yang berspesialisasi dalam auditing. Ia menjadi fraud auditor
atau fraud examiner yang memiliki spesialisasi dalam bidang fraud.

Sorotan utama mengenai fraud pada umumnya dan korupsi pada khususnya adalah pada
kelemahan corporate governance atau kelemahan di sektor korporasi, tetapi prinsip umumnya
adalah kelemahan di sektor governance, baik korporasi maupun pemerintahan. Di Indonesia hal
ini sangat jelas terlihat dalam perkara-perkara korupsi dari para penyelenggara negara dan dari
kajian mengenai integritas yang dibuat KPK.

Salah satu dampak kelemahan governance adalah adanya fraud atau perkara korupsi yang
melibatkan para penyelenggara negara. Sedangkan dampak kelemahan governance di korporasi
lebih kepada pengaruh di pasar modal yaitu harga saham perusahaan akan lebih rendah dimana
seharusnya mempunyai nilai yang lebih tinggi kalau mereka kalau mereka mempunyai good
corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik).

Ada beberapa kajian global mengenai korupsi yang menilai Indonesia antara lain adalah
Corruption Perceptions Index (CPI), Global Corruption Barometer (GCB), Bribe Payers Index
(BPI), Political and Economic Risk Consultancy (PERC), dan Global Competitiveness Index
(GCI).

Setiap tahun KPK melakukan survei integritas. Survei ini merupakan wewenang KPK
dalam pelaksanaan tugas koordinasi dan supervisi. KPK berwenang melakukan pengawasan,
penelitian, atau penelaahan terhadap instansi yang melaksanakan pelayanan publik. Berbeda
dengan indeks tentang korupsi yang dibahas sebelumnya, indeks integritas yang diterbitkan KPK
tidaklah semata-mata didasarkan atas persepsi. Tujuan survei ini adalah sebagai berikut.

1) Menelusuri akar permasalahan korupsi di sektor pelayanan publik.


2) Mengubah perspektif layanan dari orientasi lembaga penyedia layanan publik atau
petugasnya (sisi penawaran) ke perspektif pelanggan (sisi permintaaan).
3) Mendorong lembaga publik mempersiapkan upaya pencegahan korupsi yang efektif di
wilayah dan layanan yang rentan terjadinya korupsi.

Anda mungkin juga menyukai