Disusun Oleh :
M. Andhi Wijaya (1812321036) / AKUNTANSI D
Dalam sgitiga akuntansi forensik ini adalah konsep hukum yang paling penting dalam
menetapkam ada atau tidaknya kerugian.Kerugian adalah titipertama segitiga akuntansi
forensik.Titik kedua dalam segitiga akuntansi forensik adalh perbuatan melawan hukum.Titik
ketiga dalam segitiga akuntansi forensik adalah adanya keterkaitan antara kerugian dan
perbuatan melawan hukum atau ada hubungan kausalitas antara kerugian dan perbuatan melawan
hukum.Perhitungan besarnya kerugian adalah ranahnya para akuntan forensik.
Untuk kajian sistem yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi fraud secara
umum,kita dapat menggunakan istila FOSA.Untuk kajian sistem yang bertujuan untuk
mengidentifikasi potensi korupsi secara spesifik,kita dapat menggunakan istilah COSA.FOSA
dapat dilakukan oleh organisasi itu sendiri,misal pada perusahaan swasta FOSA dikeerjakan oleh
auditor internal dan bagian hukum atau unit di bawah derektur kepatuhan atau unit lainnya yang
ditunjuk komite audit.
BAB II
Fraud sangat merugikan berbagai pihak karena dapat menghancurkan pemerintahan
maupun bisnis. Fraud berupa korupsi lebih luas daya penghancurnya. Pada dasarnya cakupan
akuntansi forensik adalah fraud dalam arti yang luas. Association of Certified Fraud Examiners
mengelompokkkan fraud dalam tiga kelompok yaitu corruption (korupsi), asset misappropriation
(penjarahan aset), dan fraudulent financial statement (laporan keuangan yang dengan sengaja
dibuat menyesatkan). Dalam hal ini, akuntan forensik menjadi spesialis yang lebih khusus lagi
daripada akutan pada umumnya yang berspesialisasi dalam auditing. Ia menjadi fraud auditor
atau fraud examiner yang memiliki spesialisasi dalam bidang fraud.
Sorotan utama mengenai fraud pada umumnya dan korupsi pada khususnya adalah pada
kelemahan corporate governance atau kelemahan di sektor korporasi, tetapi prinsip umumnya
adalah kelemahan di sektor governance, baik korporasi maupun pemerintahan. Di Indonesia hal
ini sangat jelas terlihat dalam perkara-perkara korupsi dari para penyelenggara negara dan dari
kajian mengenai integritas yang dibuat KPK.
Salah satu dampak kelemahan governance adalah adanya fraud atau perkara korupsi yang
melibatkan para penyelenggara negara. Sedangkan dampak kelemahan governance di korporasi
lebih kepada pengaruh di pasar modal yaitu harga saham perusahaan akan lebih rendah dimana
seharusnya mempunyai nilai yang lebih tinggi kalau mereka kalau mereka mempunyai good
corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik).
Ada beberapa kajian global mengenai korupsi yang menilai Indonesia antara lain adalah
Corruption Perceptions Index (CPI), Global Corruption Barometer (GCB), Bribe Payers Index
(BPI), Political and Economic Risk Consultancy (PERC), dan Global Competitiveness Index
(GCI).
Setiap tahun KPK melakukan survei integritas. Survei ini merupakan wewenang KPK
dalam pelaksanaan tugas koordinasi dan supervisi. KPK berwenang melakukan pengawasan,
penelitian, atau penelaahan terhadap instansi yang melaksanakan pelayanan publik. Berbeda
dengan indeks tentang korupsi yang dibahas sebelumnya, indeks integritas yang diterbitkan KPK
tidaklah semata-mata didasarkan atas persepsi. Tujuan survei ini adalah sebagai berikut.