Anda di halaman 1dari 3

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Tingkat pengetahuan pada pasien diabetes mellitus tipe 2

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman

seseorang dalam melakukan penginderaan dalam suatu rangsang tertentu.

Penginderaan tersebut dapat terjadi melalui penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa, dan raba dengan sendiri (Wawan dan Dewi, 2016).Menurut Notoadmodjo, pada

kenyataanya masyarakat belum mengetahui tentang penyakit diabetes millitus, hal ini

dikarenakan rendahnya tingkat pengetahuan dan minimnya akses informasi kesehatan

mengenai diabetes millitus, sehingga menyebabkan angka kejadian diabetes

meningkat dari tahun ketahun.Hal ini menjadi landasan jika pengetahuan masyarakat

yang cukup, sangat penting untuk mencegah terjadinya seseorang menderita diabetes

millitus (Notoadmodjo,2010).

Berdasarkan beberapa artikel yang telah diulas,sebagian besar responden

sebelum diberikan pendidikan kesehatan masih memiliki tingkat pengetahuan yang

rendah dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tingkat pengetahuan pasien

meningkat.

Pengetahuan sangat berhubungan dengan pendidikan, dimana pendidikan

merupakan salah satu kebutuhan dasar untuk mengembangkan diri. Berdasarkan

WHO (1954) tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku orang
atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan dapat mengubah tingkat pengetahuan

seseorang. . Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ada dua, yaitu faktor

internal (Pendidikan, Pekerjaan, Umur) dan faktor eksternal (Faktor Lingkungan,

Sosial Budaya). Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan memiliki andil yang kuat dalam peningkatan pengetahuan seseorang

untuk melakukan sesuatu yang penting bagi kesehatannnya.

4.2 Pencegahan harga diri rendah pada pasien diabetes mellitus tipe 2

Menurut asumsi peneliti harga diri adalah pandangan seseorang

terhadap dirinya, terhadap pencapaiannya apakah dia layak, berharga, mampu

untuk memenuhi ideal dirinya. Atau disebut juga harga diri adalah gambaran

sejauh mana seseorang menganggap dirinya sebagai orang yang mempunyai

kemampuan yang sama dengan orang lain. Penilaian seseorang terhadapnya

dipengaruhi oleh pandangan orang lain terhadap dirinya sendiri.Responden

dengan harga diri rendah cenderung lebih mudah untuk depresi, mudah putus

asa / menyerah, stress dan mudah melakukan kekerasan.Orang dengan harga

diri yang rendah tidak pernah merasa puasa terhadap dirinya sendiri.

Sedangkan orang yang mempunyai harga diri tinggi mempunyai sikap yang

positif dan percaya diri yang tinggi yaitu mempunyai kemampuan untuk
bangkit kembali, dengan cara mengatasi tekanan yang dialami (Baumeister et

al, 2003; dalam Myers, 2015).

Berdasarkan beberapa artikel yang telah diulas, hampir dari

setengahnya harga diri rendah yang dimiliki responden masih tinggi. Menurut

pendapat yang diutarakan Keliat dalam Gerry (2016), harga diri rendah adalah

perasaan yang tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan

akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri dan juga sering

disertai dengan kurangnya perawatan diri,berpakaian tidak rapi,selera makan

menurun.

4.3 Tingkat pengetahuan terhadap pencegahan harga diri rendah pada

penderita diabetes mellitus tipe 2

Anda mungkin juga menyukai