Anda di halaman 1dari 9

BAB III

IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA

A. Sosialisasi Wawasan Nusantara


Untuk mengetuk hati nurani setiap warga negara Indonesia agar sadar
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sosialisasi wawasan nusantara dijadikan pola
yang mendasai cara berfikir, bersikap dan bertindak dalam rangka menghadapi,
menyikapi dan menangani permasalahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang berorientasi kepada kepentingan rakyat dan keutuhan wilayah tanah air
yang mencakup implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamananserta tantangan-tantangan yang akan muncul.
Sosialisasi wawasan nusantara juga berguna agar mencerminkan tanggung jawab
berdasarkan pada nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 dan dapat memberi arah pandang
bangsa Indonesia pada prinsip persatuan dan kesatuan bangsa.
1. Menurut sifat/ atau cara penyampaian, yang dapat dilaksanakan sebagai berikut
a. Langsung
Dalam penyampaian secara langsung dapat seperti ceramah, diskusi, dan
dialog. Penyampain secara langsung lebih efektif dan aktif. Penyampain secara
langsung dapat meningkatkan ke aktifan dari pendengar. Sosialisasi secara
langsung juga sering digunakan lembaga-lembaga formal. Karena dalam
penyampaian secara langsung pendengar dapat bertanya langsung apabila materi
yang dijelaskan kurang jelas kepada penyampai materi. Tanpa adanya perantara
pendengar dan penyampai akan lebih akbrab dan mengenal. Karena dalam
penyampain secara langsung penyampai dan pengdengar bertatap muka secara
langsung.
Dengan bertatap muka secara langsung pengdengar akan berkonsentrasi dan
memperhatikan saat penyampaian materi. Dalam pemnyampaian secara langsung
pendengar akan terbiasa untuk tenang dan berkonsentrasi penuh terhadap
penyampaian materi. Dan penyampaian secara langsung
b. Tidak langsung.
Penyampain tidak langsung terdiri dari media elektronik dan media cetak.
Penyampain tidak langsung akan lebih sulit di pahami karena dalam penyampain
tidak langsung terdapat perantara yaitu media elektronik dan media cetak.
Sosialisasi tidak langsung dapat menyulitkan oarang untuk memahami sosialisasi
itu sendiri jika penalarannya kurang baik.
2. Menurut metode penyampaian yang berupa :
a. Keteladanan
Melalui metode penularan keteladanan dalam sikap perilaku kehidupan
sehari-hari kepada lingkungannya terutama dengan memberikan contoh-contoh
berpikir, bersikap dan bertindak mementingkan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan sehingga timbul semangat kebangsaan yang
selalu cinta tanah air. Dengan memberikan contoh yang baik kepada anak usia
dini maka diharapkan nantinya dapat memiliki pribadi yang baik dan Orang yang
lebih tua harus memiliki sifat yang lebih dewasa agar memberi contoh perilaku
yang baik kepada orang lain. Dan menjadi panutannya.
b. Edukasi
Yakni melalui metode pendekatan formal dan informal. Pendidikan dormal
ini dimulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, pendidikan
karier di semua strata dan bidang profesi, penataran, kursus dan sebagainya.
Dipendidikan formal guru sebagai pembimbing harus dapat memberi didikan
yang baik dan nemanamkan pendidikan karekter kepada muridnya.
Sedangkan pendidikan non-formal dapat dilaksanakan di lingkungan
keluarga, pemukiman, pekerjaan, dan organisasi kemasyarakatan. Dalam lingkup
terkecil keluarga harus memberi contoh perilaku yang baik dan nasehat yang
dapat mengembangkan perkembangan pada anak. Lingkungan juga harus dalam
lingkungan yang baik agar mendapat contoh dan perilaku yang baik yang warga
sekitar.
c. Komunikasi
Tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi wawasan nusantara melalui
metode komunikasi adalah tercapainya hubungan komunikatif secara baik yang
akan mampu menciptakn iklim saling menghargai, menghormati, mawas diri, dan
tenggang rasa sehingga terciptanya kesatuan bahasa dan tujuan tentang wawasan
nusantara. Dengan memiliki komunikasi yang baik antar sesama masyarakat,
maka akan tercipta keharmonisan diantara masyarakat. Masyarakat juga dapat
saling membantu.
Dalam Komunikasi yang baik masyarakat dapat menyampaikan informasi
yang di dapat dari para pemateri dengan penuh tanggungjawab. Komunikasi yang
baik sesama masayarakat dapat menyatukan satu sama lainnya, namun
komunikasi yang baik dilakukan dengan secara langsung atau bertatap muka.
Karena dengan komunikasi secara langsung dapat menggurangi kesalah pahaman
informasi yang diberikan.
d. Integrasi
 Tujuan yang ingin dicapai dari pemasyarakatan/sosialisasi wawasan
nusantara melalui metode ini adalah terjalinnya pemahaman tentang wawasan
nusantara akan membatasi konflik di Indonesia. Kionflik yang terjadi padat
dihadapi nanti dengan mudah, baik pada saat ini maupun di masa mendatang dan
akan memantapkan kesadaran untuk mengutamakan kepentingan nasional dan
cita-cita tujuan nasional. Dengan kesadaran masyarakat atas persatuan dan
kesatuan maka masyarakat dapat menjauhkan diri dari konflik atau masalah yang
akan terjadi.

B. Sasaran Implementasi Wawasan Nusantara


Sasaran utama implementasi wawasan nusantara adalah masyarakat Indonesia.
Untuk mengetuk hati nurani setiap masyarakat Indonesia agar sadar bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara diperlukan pendekatan / pemasyarakatan. Dengan adanya
wawasan nusantara dan menerapakan sesuai dengan UUD dan Pancasila, maka kita
harus dapat memiliki sikap dan perilaku perjuangan, cinta tanah air serta rela berkorban
bagi nusa dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya
ditanamkan sikap wawasan nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap
bangsa dan negara. Implementasi wawawasan nusantara dapat di terapkan dalam
berbagi bidang kehidupan.
1. Dalam bidang politik
a. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti uu
partai politik, uu pemilihan umum, dan uu pemilihan presiden. pelaksaan
undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan mementingkan persatuan
bangsa.
b. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di ndonesia harus sesuai
dengan hukum yang berlaku. seluruh bangsa indonesia harus mempunyai dasar
hukum yang sama bagi bagi setiap warga negara, tanpa pengecualian.
c. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga
pemerintahan untuk meningkatkan semangat kebangsaan dan kesatuan.
2. Dalam bidang ekonomi
Implementasi atau penerapan wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari
cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah
menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. imlementasi wawasan
nusantara senatiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara
utuh dan menyeluruh. Disamping itu, juga dapat mencerminkan tangung jawab
pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyaraka antar daerah
secara timbal balik serta jelestarian sumber daya alam itu sendiri.
Prinsip-prinsip implemantasi wawasan nusantara dalam bidang ekonomi yaitu :
a. Kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik
bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara
merata.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah tanpa
meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah masing-masing dalam
pengembangan kehidupn ekonomi.
c. Kehidupan perekonomian diseluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai
usaha bersama dengan asas kekeluargaan dalam sistem kerakyatan untuk
kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya.
Dalam bidang ekonomi, implementasi wawasan nusantara akan menciptakan
tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata. contohnya sebagai
berikut :
1. Menyeimbangkan keuangan pusat dan daerah dengan keluarnya undang-
undang No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan
daerah. Pembagian yang semula 80% anggaran daerah harus menuggu
didatangkan dari pusat, padahal 90% hasil-hasil daerah diserahkan pada
pemerintahan pusat kini diubah menjadi
 Hasil pajak bumi dan bangunan, 10% untuk pemerintah pusat dan 90%
untuk daerah
 Hasil bea perolehan hak tas tanah dan bangunan, 20% untuk pusat 80%
untuk daerah
 Hasil kehutanan, pertambangan, umum, dan perikanan, 20% untuk
daerah dan 80% untuk daerah
3. Bidang Sosial Budaya
Budaya atau kebudayaan secara etimoologis adalah segala sesuatu yang dihasilkan
oleh kekuatan budi manusia. kebudayaan diungkapkan sebagai cita, rasa, dan karsa.
Secara universal kebudayaan masyarakat yang heterogen mempunyai unsur-unsur yang
sama, yaitu :
a. Sistem religi dan upacara keagamaan sistem masyarakat dan organisasi
kemasyarakatan.
b. Sistem pengetahuan
c. Bahasa
d. Sistem mata pencarian
e. Sistem teknologi dan peralatan
4. Bidang Pertahanan dan Keamanan
a. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan
kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan akttif, karena kegiatan
tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara
lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-
hal yang menganggu keamanan kepada aparat dan belajar kemiliteran.
b. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah juga menjadi
ancama bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan
membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda
daerah dengan kekuatan keamanan.
c. Membangun TNI yang professional serta menyediakan sarana dan prasarana
yang memadai bagi egiatan pengamanan wilayah Indonesia.

C. Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara


Tantangan dalam Implementasi Wawasan Nusantara ini dapat
dimaksudkan juga penerapan cara pandang Bangsa Indonesia terhadap
rakyat, bangsa, dan NKRI. Wawasan Nusantara menjadi pola yang
mendasari cara bersikap, berpikir, dan bertindak dalam menghadapi berbagai
masalah yang bersangkutan dengan kehidupan masyarakat dan
Negara. Penerapan wawasan nusantara juga tercermin pada pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa
dan negara daripada kepentingan pribadi atau kelompok.
1. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan peranan dalam
bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan
kondisi nasional yang tidak merata mengakibatkan keterbelakangan dan
ini merupakan ancaman bagi integritas.
Dalam hal ini yang mencakup pembangunan nasional harus dapat
meratakan pembangunan secara nasional juga. Namun ternyata
pembangunan nasional malah tidak merata. Banyak daerah yang tertinggal
dari pembangunan. Sehingga dapat menimbulkan kemiskinan dan
kesenjangan sosial di masyarakat. Kemiskinan akan menjadi masalah
turun temurun yang akan selalu terjadi di masyarakat daerah tertinggal.
Dan jika kesenjangan terjadi terus menurus dapat menyebabkan konflik
antara si kaya dan si miskin. Jika masalah itu tidak segera diatasi maka
semakin banyak pula masalah yang bermunculan. . Sehingga
pemberdayaan untuk kepentingan rakyat banyak perlu mendapat prioritas
utama mengingat Wawasan Nusantara memiliki makna persatuan dan
kesatuan dalam kebhinekaan untuk lebih mempererat kesatuan bangsa
Pembangunan di setiap daerah seharusnya dapat direncanakan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan fasilitas juga harus
diberikan kepada daerah yang tingkat kesejahteraan ekonominya rendah.
2. Globalisasi
Perkembangan IPTEK , perkembangan IPTEK saat ini sudah
sangat maju dan cepat berkembang. Semua orang didunia hampir
setiap hari menggunakan IPTEK. Perkembangan IPTEK juga
membawa dampak bagi masyarakat Indonesia. Jika masyarakat tidak
dapat membentengi diri dengan iman dan kepribadian, itu dapat
berdampak buruk bagi masyarakat Indonesia. Dampak yang sering
terjadi adalah kecanduan pada IPTEK. Jika sudah seperti itu sulit
untuk menganggulanginya.
Seperti juga halnya jika masyarakat terlalu sering menggunakan
IPTEK, bisa jadi masyarakat akan lupa akan segala hal. Hal ini juga
dapat memengaruhi kepribadian dari masyarakat itu sendiri. Ia akan
menjadi sosok yang individualisme dan tergantung pada IPTEK.
Karena hal itu dapat membahayakan kepribadian masyarakat
indonesia, harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup dan
bijaksana.
Perkembangan Teknologi yang sangat maju dan cepat
berkembang tidak hanya berdampak pada mental dan juga kesahatan.
Tidak hanya pada kesehatan, tetapi jika kita tidak bisa mengikuti
berkembangannya maka bisa terjadi penyisihan. Oleh karena itu kita
harus berperan dalam perkembangan IPTEK agar kita dapat
memanfaatkannya dengan baik dan
3. Kesadaran Bela Negara
Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
nasionalisme di dalam diri masyarakat. Negara Indonesia adalah
negara kepualaun Indonesia di dasarkan atas paham negara
kesatuan, menempatkan kewajian di muka sehingga kepentingan
umum atau masyarakat, bangsa dan negara harus didahulukan dari
kepentingan pribadi dan golongan.Bela negara sesungguhnya adalah
suatu sikap mental warga negara sebagai wujud rasa cinta kepada
bangsa dan tanah air. Bela negara itu sendiri dapat berupa fisik
maupun non-fisik. Bela negara secara fisik adalah pembelaan
terhadap setiap hambatan, gangguan, halangan dan tantangan yang
dilakukan warga negara untuk melindungi bangsa dan negaranya.
Secara non-fisik, bela negara adalah suatu bentuk  pembelaan
berdasarkan hak-hak, kewajiban dan kehormatan serta profesi dan
kemampuan masing-masing warga negara untuk meningkatkan
ketahanan nasional dan mampu menghadapi ancaman yang berupa
politik, ekonomi dan sosial  budaya. Bela negara secara non-fisik
dapat berupa melestarikan budaya Indonesia seperti tarian tradisional
dan bahasa daerah.
Wawasan Nusantara diperlukan kesadaran setiap warga
negara Indonesia untuk dapat mengerti, memahami dan menghayati
tentang hak dan kewajiban warga negara sehingga sadar sebagai
bangsa Indonesia yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila, UUD
1945 dan Wawasan Nusantara. guna mencapai cita-cita dan tujuan
nasional. Saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia menunjukan
kesadaran bela negara yang optimal, dimana seluruh rakyat bersatu
padu berjuang tanpa mengenal perbedaan, tanpa pamrih dan tidak
kenal menyerah yang ditunjukan dalam jiwa heroism dan patriotism
karena senasib sepenanggungan dan setia kawan melalui perjuangan
fisik untuk mengusir penjajah demi merdeka. Di dalam aspek
kehidupan, khususnya untuk memerangi keterbelakangan,
kemiskinan, kesenjangan social, memberantas korupsi, kolusi dan
nepotisme, menguasai IPTEK, meningkatkan kualitas SDM guna
memiliki daya saing / kompetitif, transparan dan memelihara serta
menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai