Tugas Metodologi Kep. Berfikir Kritis
Tugas Metodologi Kep. Berfikir Kritis
Disusun oleh:
203110126
1.A
Dosen Pembimbing :
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat dan hidayah yang Allah SWT anugerahkan kepada kita sehingga
saya dapat menyusun tugas dengan judul “Berfikir kritis dalam Pengambilan Keputusan”. Tugas
ini disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metodologi Keperawatan.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak yang sudah mendukung penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Selanjutnya penulis berharap supaya tugas
ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Penulis sangat menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami sangat terbuka atas kritik dan saran positif
dari pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Berfikir Kritis.................................................................................... 2
B. Pengertian Pengambilan Keputusan.................................................................... 2
C. Berpikir Kritis dalam Proses Pengambilan Keputusan…………....................... 6
D. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis…………………………………. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 10
B. Saran ................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari dan setiap aktivitas, manusia selalu terlibat di dalam
pengambilan suatu keputusan, baik keputusan sederhana maupun yang kompleks. Proses dalam
pengambilan keputusan selalu terkait dengan proses berpikir kritis..
Berpikir kritis merupakan topik utama dan penting dalam pendidikan modern. Sebagai
seorang pendidik, diharapkan tertarik untuk mengajarkan bagaimana berpikir kritis kepada
peserta didiknya. Para pendidik sebaiknya mengajarkan peserta didiknya “how to think”
bukan “how to learn”. Tujuan khusus mengajar berpikir kritis dalam ilmu pengetahuan atau
disiplin ilmu lainnya adalah untuk meningkatkan keahlian peserta didik dalam berpikir dan
mempersiapkan para peserta didik menjadi lebih berhasil di dunia ini. Oleh karena itu guru
harus memiliki pengetahuan mengenai cara meningkatkan keterampilan berpikir kritis untuk
menunjang proses pengambilan keputusan para siswa.
Karena pentingnya pembahasan mengenai berpikir kritis dan peranannya dalam
pengambilan keputusan, maka kami akan membahas mengenai berpikir kritis, indikator berpikir
kritis, membangun pemikiran kritis, pengambilan keputusan, fase pengambilan keputusan serta
peranan berpikir kritis dalam pengambilan keputusan dalam makalah ini.
B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian dari berfikir kritis?
2. Apakah pengertian pengambilan keputusan?
3. Bagaimana peranan berfikir kritis dalam proses pengambilan keputusan?
4. Bagaimana cara mengembangkan kemampuan berfikir kritis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian berfikir kritis.
2. Untuk mengetahui pengertian pengambilan keputusan.
3. Untuk mengetahui peranan berfikir kritis dalam proses pengambilan keputusan.
4. Untuk mengatahui cara mengembangkan kemampuan berfikir kritis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berfikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir
kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai
pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini
(Patrick, 2000:1). Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para ahli.
Review yang dilakukan dari 56 literatur tentang strategi pengajaran ketrampilan berpikir
pada berbagai bidang studi pada siswa sekolah dasar dan menengah menyimpulkan bahwa
beberapa strategi pengajaran seperti strategi pengajaran kelas dengan diskusi yang menggunakan
pendekatan pengulangan, pengayaan terhadap materi, memberikan pertanyaan yang
memerlukan jawaban pada tingkat berpikir yang lebih tinggi, memberikan waktu siswa berpikir
sebelum memberikan jawaban dilaporkan membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan berpikir. Dari sejumlah strategi tersebut, yang paling baik adalah
mengkombinasikan berbagai strategi. Faktor yang menentukan keberhasilan program
pengajaran ketrampilan berpikir adalah pelatihan untuk para pengajar. Pelatihan saja tidak akan
berpengaruh terhadap peningkatan ketrampilan berpikir jika penerapannya tidak sesuai dengan
harapan yang diinginkan, tidak disertai dukungan administrasi yang memadai, serta program
yang dijalankan tidak sesuai dengan populasi siswa (Cotton K., 1991).
Penulis menilai strategi belajar kelas lebih sesuai pada pengajaran tingkat dasar dan
menengah seperti hasil-hasil penelitian yang dilaporkan pada. Pada pendidikan tingkat lanjut
mahasiswa dipersiapkan untuk dapat belajar lebih mandiri sebagai modal yang diperlukan pada
saat bekerja. Merka juga melaporkan bahwa strategi pengajaran yang diarahkan melalui
komputer (CAI) mempunyai hubungan positif terhadap perkembangan intelektual dan
pencapaian prestasi. Strategi tersebut dapat menjadi pilihan dalam pendidikan tinggi, sehingga
mahasiswa dapat mengatur cara belajarnya secara mandiri.
Strategi pengajaran berpikir kriti s pada program sarjana kedokteran yang dilakukan di
Melaka Manipal Medical College India adalah dengan memberikan penilaian menggunakan
pertanyaan yang memerlukan ketrampilan berpikir pada level yang lebih tinggi dan belajar
ilmu dasar menggunakan kasus klinik untuk mata kuliah yang sudah terintegrasi menggunakan
blok yang berbasis pada sistem organ. Setelah kuliah pendahuluan, mahasiswa diberikan kasus
klinik serta sejumlah pertanyaan yang harus dijawab beserta alasan sebagai penugasan. Jawaban
didiskusikan pada pertemuan berikutnya untuk meluruskan a danya kesalahan konsep dan
memperjelas materi yang belum dipahami oleh mahasiswa. Hasilnya menunjukkan bahwa
mahasiswa pada program tersebut menunjukkan prestasi yang lebih baik dalam mengerjakan
soal-soal hapalan maupun soal yang menuntut jawaban yang memerlukan telaah yang lebih
dalam. Mahasiswa juga termotivasi untuk belajar (Abraham RR., et al., 2004)
Menurut Osman (2005) ada beberapa hal yang dapat menghalangi proses berpikir
kritis dalam pengambilan keputusan, antara lain: (1) sulit berubah, mind set yang kaku,
petunjuk praktek secara tradisional, kebiasaan dan rutinitas; (2) takut membuat kekeliruan;
(3) enggan untuk mengambil resiko atau mencari strategi alternatif; (4) pengambilan
keputusan tanpa cukup data atau tanpa didukung oleh dasar pemikiran rasional; (5) kegagalan
menilai efektivitas dari pengobatan.(Ivone,2010)
A. Kesimpulan
B. Saran