Anda di halaman 1dari 5

Pendugaan dengan Menggunakan Fungsi Produksi

Cobb-Douglas : sebuah Tinjauan

Oleh: Soekartawi

Summe
The Cobb-Douglas production function As beey used 'idely because of its
convenience in interpreting elasticitiec of production. Ttñc production func-
tion is simpie and fairly manageable from on estimation point of view and
it describes the economic data well. However, it is not w'ithout in problems.
The problems of multicollinearity, management bias, simultanems equation
bias. risk bias and random coefficient bias aye usually faced on estimating
the Cobb-Douglas production function.

Salah satu hasil telaahan yang dilaporkan oleh Sawit dan Nurmanaf (EKI,
28, no. 4, Desember , 1980) adalah telaahan tentang fungsi produksi Cobb-
Douglas (CD) yang menghasilkan angka elastisitas yang negatif (Tabel 7).
Kalau "penemuan" itu benar, berarti suatu hal yang menarik untuk didiskusi-
kan , karena elastisitas yang negatif dari suatu fungsi CD adalah berlawanan
dengan teori yang selama ini dü kuti. Dengan kata lain, kalau "penemuan"
itu benar, berarti diperlukan argumen baru yang mampu menjelaskan menga-
pa hal itu bisa tejadi. Tinjauan ini, dimaksudkan untuk mencoba membantu
memecahkan masalah tersebut, khususnya sebelum memberikan argumen
baru yang bisa mendukung "penemuan" yang dilaporkan itu. Hal int akan
menjadi penting, karena pendugaan yang keliru bisa menghasilkan kesimpul-
an yang kelini pula.

EKl, VoL OX, No. 1, Marcfi 1982


Bentuk aljabar dari fungsi produksi CD. dipat dituliskan eeperti persamaan

bt (d + u)
= b Xt X2

( d*
u)

dimana Y = variabel yang dijelaskan, X¡ variabel yang menjelaskan untuk in-


put i, ‘i = elastisitas pioduksi terhadap input i, b pmameter,n=jumkh
variabel yang menjelaskan ("independent vañable ), d kemlahan yang Bse-
babkan karena faktor "dummy" dan u = kesalahan yang disebabkan karena
pengaruh faktor acak ("residual term"). Berdasarkan anggapan yang dipakai,
agar diperoleh peridugaan yang baik, nilai eip d + H anggap no1, sehingga
produk rata-rata, Y/X dan produk batas, MP. = b.Y Dalam keadaan
returns i i’
terhadap Xi, maka X. $arus negatif. Int arti-
nya, bÍ hanis lebih besar dari no1 dan kurang dari satu.
Secara teori memang ada tiga maeam "returns to scale" yaitu "increa-
sing returns to scale", "constant returns to srale" dan "diminishing returns
to scale". Dalam praktek, untuk membuat pendugaan terhadap elastisitas
produksi, makn konsep "increasing returns to scale" tidak pemah tejadi. '
Sementan itu yang banyak tejadi adalah konsep "diminishing returns to
scale”; tetapi beberapa peneliti melakukan asumsi "constant returns to scale",
dimana Z b = 1. Dengan demikian, apakali itu "deminishing atau constant
returns to scale", maka setiap niiai b harus lebih besar dari no1 dan kurang

Wawanmra dengan Profmsoi lohn Dillon, 6 ñgustui 1981 . Lihat putt: heady den
Dillon (1972, mb 7). "ñgdcultural Production Function"; Dillon t1977, Lab 1), ’be
Analysis of Response in Crop and Livatock Production".

EL, Vol. . No. 1, Mich 1982


Banner dan beberapa Sumber Kemiah••
Sebelum melakukan analisa dengan menggunakan fungsi produksi (antara
variabel tidak bebas, Y dan vañ abel bebas, X), ada beberapa persyaratan yang
harus dipatuhi, yaitu : (1) ketelitian dalam memilih model j›endugaan ; (2)
pemilihan dan spesifikasi variabel yang akan digunakan, dari, {3 j pemilihan
tehnik pendugaan parameter.
Memilih model pendugaan memang bukan suatu pekejaan yang mudah,
lebih lagi kalau fasilitas untuk melakukan uji model (komputerisasi) tidak
tersedia. Baik tidaknya suatu model ditentukan oleh beberapa hal, tetapi An-
derson ' (1972) menyarankan bahwa dalam memilih suatu mode) pendugaan
hendaknya diperhatikan faktor: (1) faktor realita sebenamya, artii{ya apakah
model itu sesuai atau tidak, (2) apakah dapat dikejakan dengan fasllitas yang
tersedia dan (3) apakah dapat dan mampu menjelaskan phenomenon ysng di-
teliti. Karena dalam tinjauan .ini diarahkan pada fungsi produksi CD, maka
diasumsikan bahwa fungsi CD adalah model yang terbaik di antara model-
model pendugaan yang lain. Sekalipun demikian, masih ada beberapa asumsi
yang harus dipatuhi sebelum melakukan pendugaan dengan fungsi pr uksi
CD. Asumsi tersebut adalah: (1) contoh atau sampel yang dipakai diambil
secara acak ; (2) tejadi persaingan sempuma di antara masing-masing sampel
sehingga mereka bertindak sebagai "price takers" dimana baik Y maupun X
diperoleh secara bersaing pada harga yang bervariasi; (3) masing-masing va-
riabel yang dipakai mempunyai nilai yang bervariasi di antara masing-masing
sampel; (4) tiap kelompok sampel tertentu dihadaplmn pada tingkat tehno-
logi yang brrbeda dan karenanya tidak selalu bahwa "constant returns to
scale" itu berlaku (bisa diuji lebih dahulu); ($) kafena fungsi CD lebih mudah
diselesaikan dengan fungsi logarithma, maka tidak boleh tejadi adanya peng-
amatan (data) yang bernilai nol ' dan (6) karena merupakan fungsi linear
dalam logarithma, maka pendugaan parameter yang dilakukan harus meng-
gunakan "ordinary least square" yang memenuhi prnyaratan "BLUE" atau
"best linear unbiased estimator". *
Drngan anggapan bahwa asumsi-asumsi tersebut dipatuhi, namun juga
masih ditomukan kelainan dari haxil analisa, ini berarti masih ada sumber-

2 Andoson, J.R. (1972), Economic Ptodel and Agricultural Producñon Syatenu,


Ptoc. Ans. Soc. Anim. Prod., 9 Fel. 1972.
3 Ada tigc cara untuk mememblun menlali ini yaitu mensmtubfeu engLn y ber
nilei positif ke semua pengauiatan, membuang sampel xe•g mempunyei nilei nol stcu
rneoggenti nitei nol tersebut ‹Ing tétangan yang u gat kecil. Mcnurut pangaizman
ein terakhir int yang menunjulcicen hasil yang tmtuik. lohnt pula lohmon den Reuter
(1971) di Amy.EA.E. J'4o. 53.
lohnion, J. (1972), Econometöc Method (mb 5).

EU, VoL XXI, No. 1, March 1982


sumber kesalahan yang lain. Untuk itu Tabel 7 (laporan Sawit, et at) ditulis
kembali untuk ditelaah lebih lanjut.

Dugaen Fungi Produksi Padi TingLnt Rntn-Rnta Faktor Produm Pads Tanamnn Padi
d4ADeeJ, aG,tME 979

Elactixita s I’rodulxi
Factor Produksi
Demo Desa 5 Desa M Dem W

1. Sarana Produksi 0,23*’ 0,03 - 0,04 016°


2. Modal Tetnp -{hO4° - 0,01 0.02° 0
3. Tenaga Keja -0J1’ 0,02° 0.33° 0,22°
4. Tartah 0,79’" 0,88” 0,70°° 0,65°°
2 )
R
96 99 93

• = significant SP dan • • = significant I &.


Sumber: Sawit, M.H. dan Nut mumI, A.R. (1980), Pertumbuhan dan Pemerataan : Kasus
Perubahan bagian Penñlik Tanah dan Buruh Tant di Peds Jawa Barat 1969-
1979 (EKI, 28, no. 4, hat. 399).

Ada dua masalah yang menarik (dari segi statistik) dari angka yang ada di
Tabel di atas, yaitu (1) nilai nol (=0) pada variabel modal tetap di desa W,
dan (2) semua parameter yang bernilai negatif. Masalah (1), nilai nol mestinya
tidak mungkin tejadi karena bemilai negatif dan nilai elastisitas
produksi terhadap modal tetap harus lebih' besar nol dan kurang dari satu.
Kalau asumsi-asumsi di atas dipatuhi, namun masih tejadi nilai elastisitas
yang negatif, maka sumber kesalahan yang lain mungkin berasal dari: (1)
"multicollinearity"; (2) "management bias" ; (3) "simultaneous equation
bias" ; (4) "risk bias" dan (5) "random coefficient bias". Kelima kemungkin-
an penyebab kesalahan ini, ^ tidak dapat dijelaskan secara terperinci di sini,
karena data dasar dan angka "variance-covariance matrix" dari analisa angka
di Tabel 7 tersebut tidak dicantumkan.

5 Secara terperinci, lifrat misalnya : Mansell (196 7), ’YliminatiOn Of Management


Bias from Production function Fitted to Cross-Section mta", Econometrica, No. 35 ;
Hanoch dan levy (1969), "the Efficiency Analxm of Choices Invoicing Risk", Rev.
Ec.Std. No. 36 ; Burt (197J ), "Effects of Misspecification of Log-Linear Functions
when Sample Values are Zero or Negative", Am. J.A.E. No. 53; Gri1ich‹s (1963),
’is rates of the Aggregate Agricultural Production Function from Cross-Sectional
Data”, JFE, No. 45.

as EDI, VoL XO, No. I, March 1982


kâlipun &rrıikian, dapat mudah dilihat rnisalnya karena faktor
agregası (penggabungan). Penggabungan variabel sarana produksi yang
mungkin terdiri dari pupuk N, P, K atau pupuk hijau/kandang, pestisida dan
bibit. Sekalipun penggabungan ini didasarkan pada nilai satuan yang sama
(rupiah) masalah ini berperan besar pada "simultanoous equation bias". Be•
gitu pula halnya terhadap variabel yang lain. Penyebab yang lain mungkin
karena kesulitan dalam pengukutan nilai masing-masing variabel. Atau mung-
icin disebabkan sulitnya memberikan harga bayangan "shadow pnces ’ yang
dipakai atau mungkin setiap variabel X yang dipakai adalah "predeterministic
variables" pada hal mungkin ada pula yang bertindak sebagai ”stochaıtic

lkngan segala kelebihan yang dipunyai fungsi pıoduksi CD menyebabkan


fungsi ini banyak dipakai para peneliti. Namun demikian, yrsyaratan yang
diminta untuk melakukan pendugaan dengan fungsi CD perlu diperhatikajı
agar tidak tejadi salah atau keliru dalam pendugaan parameter yang dihasil-

Untuk kasus pendugaan dengan menggunakan data usaha pertanian di


Indonesia, memang sering ditemukan hal-hal yang sedikit "menyimpang" dari
kebiasaan yang tejadi, satu dan lain hal karena ciri usaha pertanian di'Indo-
nesia yang kompleks.

6 Perdebatan tentang he1 ini, lihat miulnya: Zellner, ltmenta den Dreze (1966) di
Econometzice No. 34: lfundlnk den Hocli (1975) di Econ. No. 33.
7 Heady den mllon (197 2), op.‹fit; Xndly ala (1972), ’production Functions end Des-
ticity of Subsdtufion Southern E to 38

Anda mungkin juga menyukai