OLEH
180522064
Tanggal Dekan
Medan, 2020
Menyetujui
Pembimbing
tahun 2015 - 2018 ” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau
lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin,
dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan
SANTA ELISABETH BR
PANGARIBUAN NIM : 180522064
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB
SEKTOR OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2015 - 2018
ii
This research aims to determine the effect of Sales Growth, Assets Growth, Size,
Assets Structure, on Capital Structure in the Manufacture Company Sub Sector
Automotive And Its Components Listed In Indonesia Stock Exchange In 2015 - 2018. The
analysis process is a classic assumption test and then testing the hypothesis. The statistical
method used is multiple linear regression.
Based on the research results obtained, it shows that all variables simultaneously
influence capital structure, while the research results partially indicate that sales growth
and assets structure variables do not have a significant effect on capital structure.
Partially, assets growth and size variables have a positive and significant effect on capital
structure in the manufacture company sub sector automotive and its components listed in
Indonesia Stock Exchange.
Keywords : Sales Growth, Assets Growth, Size, Assets Structure, And Capital
Structure.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur, dengan rahmad dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
program pendidikan S-1 dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Penulis menyadari bahwa peneliti ini tidak terlepas dari bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai ditulis dengan baik,
untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA selaku Ketua
Sumatera Utara.
telah meluangkan waktu, pikiran, motivasi dan tenaga sehingga saya dapat
iv
5. Kepada orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dan
doa kepada penulis, dan juga kepada para sahabat dan teman seperjuangan
Penulis skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan
penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam
penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi
para pembaca.
vi
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................64
LAMPIRAN..................................................................................................67
DAFTAR TABEL
semakin melesat, terlihat dari jumlah ekspor dalam bentuk komponen kendaraan
merangkak naik hingga 13 kali lipat, dari 6,2 juta pieces pada 2016 menjadi 81
juta pieces di 2017. Bahkan, di pasar ASEAN saat ini, permintaan kendaraan
dalam bentuk terurai atau completely knock down (CKD) kian meningkat. Oleh
Sumber pendanaan yang didapat oleh suatu perusahaan dapat berasal dari
dana internal maupun dana eksternal. Sumber dana internal merupakan dana yang
diperoleh dari hasil kegiatan operasional perusahaan yang terdiri dari laba ditahan
dan depresiasi. Sumber dana eksternal merupakan sumber dana yang diperoleh
dari luar perusahaan yang terdiri dari supplier, bank-bank, dan pasar modal
(Riyanto, 2010:156-161).
struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan, karena
menciptakan struktur modal yang optimal dengan cara menghimpun dana dari
dalam maupun luar perusahaan secara efisien, yang berarti bahwa keputusan
atau dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Biaya modal yang timbul merupakan
Fahmi (2012: 182) menyatakan bahwa struktur modal dapat diukur dengan
tingkat Debt to Equity Ratio (DER) yang merupakan perbandingan total hutang
yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin besar DER maka
semakin besar pula resiko yang harus dihadapi perusahaan, karena pemakaian
hutang sebagai sumber pendanaan jauh lebih besar daripada modal sendiri.
Riyanto (2010: 23) menyatakan bahwa terdapat pedoman struktur modal, salah
satunya yaitu pedoman struktur modal vertikal. Pedoman struktur modal vertikal
mengenai besarnya modal pinjaman atau hutang dengan besarnya jumlah modal
sendiri. Berdasarkan anggapan bahwa pembelanjaan yang sehat itu awalnya harus
dibangun atas dasar modal sendiri, maka pedoman struktur modal tersebut
menetapkan bahwa besarnya jumlah modal pinjaman atau hutang dalam suatu
modal sendiri. Koefisien utang, yaitu angka perbandingan antara jumlah modal
asing atau utang dengan modal sendiri tidak boleh melebihi 1:1. Pada intinya,
Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya mendanai usahanya dengan modal sendiri.
Struktur modal dalam penelitian ini di-proxy dengan Debt to Equity Ratio
(DER) yang merupakan perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2018 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Debt to Equity Ratio (DER)
Perusahaan Otomotif dan Komponennya
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015-2018
DER
No. Nama Perusahaan Kode
2015 2016 2017 2018
11 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 1,12 1,30 1,28 1,38
Sumber : www.idx.co.id
Tabel 1.1 di atas menunjukkan nilai rata-rata DER dari tahun 2015-2018
Indonesia. Rata-rata DER tahun 2015 adalah 1,10. Selanjutnya, rata-rata DER
tahun 2016 adalah 1,45. DER di tahun 2015 dan 2016 menunjukkan bahwa DER
di atas 1, yang berarti perusahaan lebih banyak menggunakan dana dari hutang
untuk aktivitas investasinya daripada modal sendiri. Rata-rata DER tahun 2017
adalah 0,96 dan rata-rata DER di tahun 2018 adalah 0,95 yang menunjukkan
bahwa DER tahun 2017 dan tahun 2018 di bawah 1, berarti perusahaan lebih
memiliki DER lebih dari 1 akan memiliki resiko bisnis yang lebih tinggi
jumlah hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri dan hal ini tidak
tidak sesuai dengan teori struktur modal yang optimal, yang seharusnya jumlah
hutang perusahaan tidak boleh lebih besar dari modal sendiri. Sementara itu,
pada perusahaan yang mempunyai DER tertentu yang besarnya kurang dari 1. Jika
DER lebih dari 1 berarti resiko yang ditanggung investor menjadi meningkat.
sub sektor otomotif dan komponnenya diatas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan dari
beberapa faktor yang berpengaruh penting terhadap struktur modal yang optimal.
disini ialah sebagai berikut : pengaruh utang dibandingkan saham pada posisi
saat ini memiliki kendali suara (lebih dari 50 persen saham) tetapi tidak berada
dalam posisi untuk membeli saham tambahan lagi, maka manajemen mungkin
akan memilih utang sebagai pendanaan baru. Jadi pertimbangan kendali dapat
mengarah pada penggunaan baik itu utang maupun ekuitas karena jenis modal
Dalam penelitian ini tidak akan dibahas semua faktor yang mempengaruhi
keputusan struktur modal perusahaan, hanya beberapa faktor yang akan dibahas
yang lebih tinggi akan mengandalkan sumber pendanaan eksternal berupa hutang
jangka panjang. Hal ini disebabkan karena sumber pendanaan internal tidak lagi
berbagai asset tetap. Keputusan tersebut didorong dengan berbagai hal, salah
satunya untuk meningkatkan proses produksi. Asumsi pecking order theory untuk
memenuhi kebutuhan pendanaan didasari cost of capital yang mana biaya atas
dengan sumber pendanaan yang lain. Namun apabila sumber dana internal tidak
mampu maka lebih di utamakan memilih utang disebabkan biaya emisi yang lebih
tinggi maka sumber eksternal yang dipilih cenderung dari utang. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizal, Nasir dan Hanif (2014) pertumbuhan
dilakukan oleh Putra dan Diantini (2015) pertumbuhan aset tidak berpengaruh
bahwa ukuran perusahaan menjadi faktor penting dalam penentu struktur modal,
dan banyak studi menemukan bahwa perusahaan yang besar lebih banyak
menggunakan utang daripada perusahaan kecil (Chen dan Strange, 2006:20). Ini
dikarenakan semakin besar perusahaan, maka lebih memiliki arus kas yang lebih
stabil, yang dapat mengurangi risiko dari penggunaan utang (Chen dan Strange,
2006:20). Selain itu perusahaan besar memiliki default risk yang lebih rendah dan
semakin besar perusahaan maka perusahaan dapat memakai utang lebih banyak,
ini terkait rendahnya risiko perusahaan besar. Rendahnya risiko perusahaan juga
akan menyebabkan biaya utang perusahaan besar juga lebih rendah dibandingkan
utang lebih banyak lagi (Song, 2005:19). Berdasarkan hasil penelitian yang
modal, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sawitri dan Lestari (2015)
menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang yang lebih
baik akan lebih memiliki kemudahan dalam memperoleh pinjaman dari pihak
waktu. Hal ini konsisten dengan trade-off theory, dimana perusahaan yang
memiliki struktur aset yang baik akan memiliki high target debt ratio (Dincergok
Putra dan Diantini (2015) struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal,
sedangkan menurut hasil penelitan yang dilakukan oleh Rizal, Nasir dan Hanif
modal.
Tabel 1.2
Research Gap
Variabel Dependen Variabel Independen Pengaruh Peneliti Sebelumnya
peneliti hanya menemukan sub sektor otomotif dan komponennya yang memiliki
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor- Faktor Yang
penjualan, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, struktur aset baik secara parsial
Manfaat dari penelitian ini selain bermanfaat bagi penulis, juga diharapkan dapat
1. Bagi Penulis
diteliti.
akan datang.
3. Bagi Praktisi
TINJAUAN PUSTAKA
antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari : saham preferen dan
jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Dengan kata lain stuktur
perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang
modal keuangan perusahaan. Dalam artian ketika dana itu dipakai untuk
mengendalikan modal tersebut secara efektif dan efisien serta tepat sasaran.
(Fahmi, 2018:193)
panjang perusahaan.
b. Konservatisme Manajemen
yang sesungguhnya.
c. Fleksibilitas keuangan
penyedia modal yang mantap diperlukan untuk operasi yang stabil, dan
modal, antara lain : tingkat bunga, stabilitas pendapatan, susunan Aset, kadar
risiko Aset, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat
dan komponen yang listing di BEI tahun 2008-2011, yaitu : struktur aset,
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil
4,714 hingga 2,446 t hitung mempengaruhi struktur modal, karena t tabel 2,002.
Sedangkan struktur aset dengan t hitung -0,245, t hitung untuk ukuran perusahaan
dan kepemilikan manajerial menjadi -0,054 dan t hitung 1,703 tidak berpengaruh
pada struktur modal karena t tabel 2,002. Nilai Adjusted R square sama dengan
0,381, yang berarti 38,1% dari variabel independen dalam penelitian ini mampu
variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini, seperti: risiko bisnis,
tarif pajak. Pengujian hipotesis menggunakan regresi data panel. Hasil penelitian
empat faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempunyai laporan keuangan dan data
yang diperlukan secara lengkap selama tahun 2009 - 2013, yaitu : profitabilitas,
dipakai pada penelitian ini adalah teknik analisis regresi liniear berganda. Hasil
struktur aset dan struktur modal, karena perusahaan yang memiliki struktur aset
yang tinggi, dapat menjaminkan Aset tetapnya untuk memperoleh biaya utang
modalnya, sedangkan tiga variabel lain pada penelitian ini yaitu : profitabilitas,
modal.
otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013 yaitu : risiko bisnis, ukuran
terhadap struktur modal pada industri otomotif di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2013.
Dependen:
struktur modal
2 1.
3 1.
4 1.
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
(X3), struktur aset (X4). Sedangkan variabel dependennya adalah struktur modal
(Y).
Hal ini disebabkan karena sumber pendanaan internal tidak lagi mencukupi
pendanaan didasari cost of capital yang mana biaya atas laba ditahan sebagai
pendanaan yang lain. Namun apabila sumber dana internal tidak mampu
maka lebih di utamakan memilih utang disebabkan biaya emisi yang lebih
murah. Ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan asset yang
menjadi faktor penting dalam penentu struktur modal, dan banyak studi
semakin besar perusahaan, maka lebih memiliki arus kas yang lebih stabil,
yang dapat mengurangi risiko dari penggunaan utang (Chen dan Strange,
2006:20). Selain itu perusahaan besar memiliki default risk yang lebih rendah
utang lebih banyak, ini terkait rendahnya risiko perusahaan besar. Rendahnya
risiko perusahaan juga akan menyebabkan biaya utang perusahaan besar juga
yang memiliki jaminan terhadap hutang yang lebih baik akan lebih memiliki
aset yang baik akan memiliki high target debt ratio (Dincergok dan Yalciner,
2011:86-100).
H5
penelitian serta kerangka konseptual yang telah dijelaskan maka dapat dirumuskan
struktur modal.
modal.
modal.
METODOLOGI PENELITIAN
dua variabel atau lebih”. Penelitian ini menguji pengaruh antara variabel
dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan
komponennya yang terdaftar di BEI pada tahun 2015 - 2018 yang berjumlah 13
perusahaan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
keuangan dengan lengkap dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik pada
periode 2015- 2018.
dan laporan auditor independen, maupun informasi lainnya yang diperoleh dari
website resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan website resmi masing-
Tabel 3.1
Daftar Populasi dan Sampel
NO Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel
1 2
terdiri dari 12 perusahaan dari 13 perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan
komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015 - 2018,
variable yang digunakan dalam penelitian ini teridiri dari variabel independen dan
variabel dependen.
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Setyawan et al (2016:
saham. Proxy yang digunakan untuk menghitung struktur modal adalah debt
yang lalu.
b. Pertumbuhan Aset
rasio selisih total aset pada tahun t-1, terhadap total aset t-l. Menurut
campuran yang diatur tiap tahun dalam total aset. Pertumbuhan aset
diukur dengan :
TAt−TAt−1 x 100%
GP = TAt−1
Dimana :
GP : Growth Potensial
TAt : Total Aset tahun t (sekarang)
TAt-1: Total Aset tahun t-1
c. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah perusahaan yang mempunyai saham yang
Dimana :
d. Struktur Aset
masing komponen Aset, baik dalam Aset lancar maupun dalam Aset
tetap. Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat
Aset.
Aset
Struktur aset = x 100%
Tetap
Total Aset
pada karakteristik atau properti sesuai dengan aturan atau prosedur yang
secara umum terdapat empat jenis skala, yaitu skala nominal, skala ordinal,
skala interval, dan skala rasio. Dalam penelitian ini hanya menggunakan
skala rasio, ikhtisar dari definisi operasional dan skala pengukuran variabel
Tabel 3.2
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
3.6.1.2.1.Uji Normalitas
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,
2016:154).
dan jika data tidak normal maka digunakan statistik nonparametrik atau
lakukan treatment agar data normal. Data yang baik adalah data yang
berikut :
signifikan > taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan
normal,
signifikan < taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan
tidak normal.
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan
membuat hipotesis:
dan H0 diterima, sebaliknya bila nilai nilai signifikansi < 0,05 berarti
normal.
adalah jika nilai VIF tidak lebih dari sepuluh dan nilai tolerance tidak
multikolinieritas.
heteroskedastisitas jika:
berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada data time series. Pada data cross section,
Bentuk pengujian :
Ha : Terjadi autokorelasi
< DW< dU atau 4-dU < DW < 4-dL (Tidak ada keputusan yang
pasti).
regresi linear sederhana, hanya variabel bebasnya lebih dari satu buah.
e = Error
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
yang paling dominan diantara variabel yang ada. Rumus untuk uji
x̅ = Mean Sampel
µ = Mean Populasi
S = Standard Deviasi
n = Banyak Sampel
1. H0 : β = 0, artinya variabel independen berpengaruh secara
dependen.
yaitu:
Penggunaan taraf signifikan uji F beragam, tergantung pemilihan
peneliti yaitu 0,01 (1%), 0,05 (5%) dan 0,10% (10%). Sebagai contoh
pengujiannya, yaitu:
dependen.
variabel dependen.
BAB IV
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excell yang
sektor otomotif dan komponennya yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel
minimum, mean dan standar deviasi dari empat data independen yaitu
serta satu variabel dependen yaitu struktur modal. Distibusi data statitik
sampel dalam penelitian ini selama periode tahun 2015-2018 adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pertumbuhan Penjualan 48 -27.37 131.67 26.7952 43.12206
Pertumbuhan aset 48 -43.89 79.25 6.5823 16.44347
Ukuran Perusahaan 48 20.21 34.48 27.9985 3.61566
Struktur aset 48 19.65 131.67 62.9240 24.33164
Struktur Modal 48 10.24 826.13 109.4606 127.33247
Valid N (listwise) 48
Sumber : Output SPSS. Diolah oleh penulis 2020
131,67.
natural dari aset total memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 48.
sampel penelitian.
(debt equity ratio) memilki jumlah sampel (N) sebanyak 48. Nilai
yang sangat besar yaitu sebesar 127,33247. Selain itu dari 48 sampel
(maksimum).
Cara yang digunakan untuk melihat apakah data normal atau tidak
4.2 yang terdapat dalam lampiran ix, terlihat bahwa titik-titik data tidak
menyebar dengan merata disekitar garis pola dimana ada beberapa titik
yang menjauhi garis pola, sehingga ini menunjukkan bahwa data tidak
terdisitribusi normal.
dengan melihat grafik histogram dan P-P plot saja tidak cukup,
normal atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai
Apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tidak
ini:
Tabel 4.2
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 48
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .75257070
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .059
Negative -.080
Test Statistic .080
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Gambar 4.1
Histogram Normal P-P Plot
Dengan melihat grafik histogram pada gambar 4.1 terlihat grafik
sudah berbentuk lonceng dengan sisi kiri dan sisi kanan telah merata.
Gambar 4.2
Grafik Normal P-P Plot
Sama halnya dengan gambar 4.2 grafik P-P Plot tersebut terlihat
normal dan tidak menyalahi aturan uji normalitas. Selain uji normalitas
yaitu koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, varian dan standar
error setiap koefisien regersi menjadi tidak terhingga.
melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor ) dan nilai tolerance. Jika
nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,01 maka dapat disimpulkan tidak
terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardize
Coefficients d Collinearity Statistics
Struktur aset 0,470. Nilai VIF keempat variabel independen lebih kecil
apakah dalam model regresi terjadi perbedaan variabel residu dari satu
SPSS. Jika dari grafik scatterplott membentuk pola tertentu maka dapat
Gambar 4.3
Uji Heteroskedastisitas
bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola
tertentu serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol dan
perbedaan data observasi yang satu dengan yang lain sehingga model
berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada data time series. Pada data cross section,
Bentuk pengujian :
H0 : Tidak terjadi autokorelasi
Ha : Terjadi autokorelasi
Menggunakan tarif signifikansi 5%
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
pada daerah antara 1.7206 dan (4-1.7206 = 2.2794) sehingga hasil uji
Tabel 4.5
Hasil Uji Parsial
Coefficientsa
Unstandardized Standardize
Coefficients d
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
yang tetap.
kearah yang positif sebesar +2,118 Hal ini mempunyai arti bahwa
tetap.
yang positif sebesar +0,484 Hal ini mempunyai arti bahwa kenaikan
tetap.
faktor lain.
Tabel 4.5
Hasil Uji Signifikan Parsial (t-Test)
Coefficientsa
Unstandardized Standardize
Coefficients d
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
sebesar 2,01 sehingga, thitung < ttabel (1,349 < 2,01) dan nilai
thitung 3,066 dan nilai ttabel 2,01 sehingga thitung > ttabel (3,066 >
nilai ttabel 2,01 sehingga thitung > ttabel (2,036 > 2,01) maka, secara
modal.
sebesar 2,01 maka thitung < ttabel (1,047 < 2,01) maka secara
Pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa nilai p-value adalah
sebesar 0,001 < 0,05 dan dari tabel diatas menunjukkan bahwa
terhadap struktur modal. Hal ini dapat dilihat dari F-tabel pada tabel 4.6 dimana
nilai dari signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,0001< 0,05). Nilai Fhitung >
Ftabel (5,571 > 2,57) dan nilai adjusted R square 0,476 atau 47,6% hal ini berarti
dan struktur aset yang tidak berpengaruh signifikan terhadap strutur modal.
signifikan terhadap struktur modal. Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung sebesar
1,349 dengan nilai signifikansi sebesar 0,184 > 0,05 sedangkan nilai ttabel sebesar
2,01 sehingga nilai thitung < ttabel (1,348 < 2,01) . Nilai koefisien regresi
pertumbuhan penjualan sebesar satu satuan maka nilai struktur modal yang dilihat
dari nilai Y akan meningkat sebesar 0,006 dengan ketentuan variabel lain
dianggap tetap. Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian Arilyn (2015).
atau dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang memiliki
mendapatkan laba yang besar, dan laba ditahan akan ikut meningkat.Sehingga
kebutuhan modalnya.
terhadap struktur modal. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung 3,066 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,004 < 0,05 sedangkan nilai ttabel 2,01 sehingga nilai thitung
> ttabel (3,066 > 2,01). Nilai koefisien regresi pertumbuhan aset sebesar 0,022
atau 2,2% yang berarti kenaikan satu satuan nilai pertumbuhan aset maka struktur
modal akan mengalami kenaikan sebesar 0,022 dengan asumsi variabel lain tetap.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rizal, Nasir dan Hanif (2014) dimana
pertumbuhan yang diukur dengan rasio selisih total aset pada tahun t-1, terhadap
total aset t-l. Menurut pecking order theory semakin cepat pertumbuhan aset,
ditunjukkan dari nilai thitung sebesar 2,036 dengan nilai signifikasinya sebesar
0,048 < 0,05 dan nilai ttabel sebesar 2,01 sehingga nilai thitung > ttabel (2,036 >
2,01). Selain itu, nilai koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar 2,118 atau
211,8% yang berarti bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan tiap satu satuan
maka struktur modal akan mengalami kenaikan sebesar 2,118 dengan asumsi
variabel lain tetap. Besarnya ukuran perusahaan adalah salah satu faktor yang
penelitian ini sejalan dengan penelitian Arilyn (2015) yang menyatakan bahwa
Struktur aset secara parsial tidak berpengaruh signifikan. Hal ini dapat
dilihat dari nilai thitung sebesar 1,047 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,301
> 0,05 dan nilai ttabel sebesar 2,01 maka nilai thitung > ttabel (1,047 > 2,01).
Nilai koefisien regresinya sebesar 0,484 atau 48,4% ini menunjukkan bahwa
setiap kenaikan variabel struktur aset setiap satu satuan maka struktur modal
mengalami kenaikan sebesar 0,484 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
signifikan terhadap struktur modal. Hal ini berarti bahwa besar kecilnya struktur
Hal ini disebabkan karena jenis aset yang dapat dijaminkan, maka aset tetap yang
dimiliki oleh perusahaan bukan merupakan aset multiguna yang tidak begitu baik
dijaminkan. Oleh sebab itu kreditur akan memilih Aset maupun syarat perjanjian
penerimaan, kontrak jual beli, rekening bank, klaim asuransi dan deposito. Hal
Hal ini menunjukkan bahwa struktur aset bukan sebagai salah satu faktor
hutang namun lebih disebabkan oleh Aset lancarnya. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rizal, Nasir dan Hanif (2014) yang membuktikan
bahwa variabel struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
BAB V
5.1 Kesimpulan
signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponennya yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
Hal ini dapat dilihat nilai probability uji F yaitu sebesar 0,001 < 0,05 dan dari
signifikan terhadap struktur modal. Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung
sebesar 1,349 dengan nilai signifikansi sebesar 0,184 > 0,05 sedangkan nilai t
tabel sebesar 2,01 sehingga nilai thitung < t tabel (1,348 < 2,01).
terhadap struktur modal. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung 3,066 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05 sedangkan nilai ttabel 2,01 sehingga
nilai thitung > ttabel (3,066 > 2,01).
sebesar 0,048 < 0,05 dan nilai ttabel sebesar 2,01 sehingga nilai t hitung >
5. Secara parsial struktur aset tidak berpengaruh signifikan. Hal ini dapat dilihat
dari nilai t hitung sebesar 1,047 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,301 >
0,05 dan nilai t tabel sebesar 2,01 maka nilai t hitung > t tabel (1,047 > 2,01).
1. Variabel independen yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi hanya pada
struktur aset. Sementara ada banyak faktor-faktor lain dan rasio keuangan
2. Variabel dependen yaitu struktur modal dibatasi pada debt to equity ratio
Bagi pihak investor dapat dijadikan salah satu pertimbangan dalam mengambil
Agung Nugroho, 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistic Penelitian Dengan
SPSS, Andi Yogyakarta, Yogyakarta
Chen ,J. & Strange , R. (2006). The Determinants of Capital Structure: Evidence
from Chinese Listed Companies. Journal of Economic Literature.
Elsas, R., & Florysiak, D. (2008). Empirical Capital Structure Research: New
Ideas, Recent Evidence, and Methodological Issues. Discussion Paper at
Munich School of Management, Munich, July 2008.
Fahmi, Irham, 2018. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab,
Edisi 4, Cetakan keenam, Alfabeta, Bandung.
Firnanti, Friska. 2011. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi Vol. 13 no. 2, Agustus 2011, Halaman 119-128. STIE Trisakti.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Rochaety, Eti, Ratih Tresnati, Abdul Madjig Latief, 2009. Metodologi Penelitian
Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, Edisi Revisi, Mitra Wacana Media,
Jakarta.
Sartono, Agus, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4, Cetakan
pertama, BPFE, Yogyakarta.
Sawitri, Lestari, 2015.”Pengaruh Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan Dan
Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Pada Industri Otomotif
di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013”. Jurnal Bisnis Dan
Akuntansi.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pertumbuhan Penjualan 48 -27.37 131.67 26.7952 43.12206
Pertumbuhan aset 48 -43.89 79.25 6.5823 16.44347
Ukuran Perusahaan 48 20.21 34.48 27.9985 3.61566
Struktur aset 48 19.65 131.67 62.9240 24.33164
Struktur Modal 48 10.24 826.13 109.4606 127.33247
Valid N (listwise) 48
Lampiran 8
Unstandardized
Residual
N 48
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .75257070
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .059
Negative -.080
Test Statistic .080
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
b
Lampiran 8
b. Uji Normalitas dengan Pendekatan Histogram
..
c. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardize
Coefficients d Collinearity Statistics
Model Summaryb
Coefficientsa
Unstandardized Standardize
Coefficients d
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta