Anda di halaman 1dari 92

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR


MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR OTOMOTIF
DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2015
- 2018

OLEH

SANTA ELISABETH BR PANGARIBUAN

180522064

PROGRAM STUDI STRATA 1


DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : SANTA ELISABETH BR PANGARIBUAN


NIM : 180522064
PROGRAM STUDI : S1 AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB
SEKTOR OTOMOTIF DAN
KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2015 - 2018
Tanggal Ketua Departemen Akuntansi

(Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak,


CPA) NIP. 19580222 198203 1003

Tanggal Dekan

(Prof. Dr. Ramli, SE MS)


NIP. 19580602 198803 1001
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : SANTA ELISABETH BR


PANGARIBUAN
NIM 180522064
PROGRAM STUDI : S1 AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB
SEKTOR OTOMOTIF DAN
KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2015 - 2018

Medan, 2020
Menyetujui
Pembimbing

(Drs. Irwan Djanahar, MAFIS., Ak. )


NIP. 19560113 198103 1 004
Telah diuji pada
Tanggal 24 Agustus 2020

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua Penguji : Drs. Irwan Djanahar, MAFIS., Ak

Penguji : Dra. Mutia Ismail, MM.Ak

Pembanding : Risanty, SE, M.Si.Ak


PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan ini menyatakan

bahwa skripsi yang berjudul “ Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan

Komponennya Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2015 - 2018 ” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau

lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin,

dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan

etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, September 2020

Yang membuat pernyataan

SANTA ELISABETH BR
PANGARIBUAN NIM : 180522064
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB
SEKTOR OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2015 - 2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan


Penjualan, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Struktur Aset Terhadap
Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan
Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2018.
Proses analisis yang dilakukan adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan
pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear
berganda.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, menunjukkan bahwa
seluruh variabel berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal, sedangkan
hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan
penjualan, dan variabel struktur aset yang tidak berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal. Secara parsial variabel pertumbuhan aset dan ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia.

Kata Kunci: Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan Aset, Ukuran


Perusahaan, Struktur Aset, Struktur Modal.

ii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS THAT AFFECTING THE
CAPITAL STRUCTURE IN THE MANUFACTURES
COMPANY SUB SECTOR AUTOMOTIVE AND ITS
COMPONENTS LISTED IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE IN 2015 – 2018

This research aims to determine the effect of Sales Growth, Assets Growth, Size,
Assets Structure, on Capital Structure in the Manufacture Company Sub Sector
Automotive And Its Components Listed In Indonesia Stock Exchange In 2015 - 2018. The
analysis process is a classic assumption test and then testing the hypothesis. The statistical
method used is multiple linear regression.
Based on the research results obtained, it shows that all variables simultaneously
influence capital structure, while the research results partially indicate that sales growth
and assets structure variables do not have a significant effect on capital structure.
Partially, assets growth and size variables have a positive and significant effect on capital
structure in the manufacture company sub sector automotive and its components listed in
Indonesia Stock Exchange.
Keywords : Sales Growth, Assets Growth, Size, Assets Structure, And Capital
Structure.
KATA PENGANTAR

Puji Syukur, dengan rahmad dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL

PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR OTOMOTIF DAN

KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2015 - 2018”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan

program pendidikan S-1 dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa peneliti ini tidak terlepas dari bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai ditulis dengan baik,

untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA selaku Ketua

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Irwan Djanahar, MAFIS., Ak selaku Dosen Pembimbing yang

telah meluangkan waktu, pikiran, motivasi dan tenaga sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

iv

Universitas Sumatera Utara


4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM.Ak dan ibu Risanty, SE, M.Si.Ak selaku dosen

penguji dan dosen pembanding saya.

5. Kepada orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dan

doa kepada penulis, dan juga kepada para sahabat dan teman seperjuangan

yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan

penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam

penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi

para pembaca.

Medan, Agustus 2020


Penulis

Santa Elisabeth Br Pangaribuan


NIM: 180522064

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
PERNYATAAN......................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
ABSTRACT ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI.............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL...................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................... 9
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................ 10
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 12


2.1. Landasan Teori ............................................................... 12
2.1.1. Definisi Struktur Modal ...................................... 12
2.1.2. Teori Struktur Modal ......................................... 13
2.1.2.1. Teori Trade-Off................................... 13
2.1.2.2. Pecking Order Theory ....................... 13
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ...... 13
2.3. Penelitian Terdahulu ....................................................... 15
2.4. Kerangka Konseptual...................................................... 18
2.4.1. Hubungan Pertumbuhan Penjualan Terhadap
Struktur Modal .................................................... 19
2.4.2. Hubungan Pertumbuhan aset Terhadap
Struktur Modal .................................................... 19
2.4.3 Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap
Struktur Modal .................................................... 20
2.4.4 Hubungan Struktur aset Terhadap
Struktur Modal .................................................... 20
2.5. Hipotesis Penelitian ........................................................ 21

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 23


3.1. Jenis Penelitian ............................................................... 23
3.2. Jenis dan Sampel ............................................................ 23
3.3. Metode Pengumpulan Data ............................................ 24
3.4. Definisi Operasional Variabel ........................................ 25
3.5. Skala Pengukuran Variabel ............................................ 28
3.6. Metode dan Teknik Analisis Data .................................. 30
3.6.1. Teknik Analisis Data........................................... 30
3.6.1.1. Statistik Deskriptif ................................ 30
3.6.1.2. Model Uji Asumsi Klasik ..................... 31
3.6.1.2.1. Uji Normalitas..................... 31

vi

Universitas Sumatera Utara


3.6.1.2.2. Uji Multikolienaritas..............33
3.6.1.2.3. Uji Heterokedastisitas............34
3.6.1.2.4. Uji Autokorelasi.....................34
3.6.1.3. Analisis Regresi Linier Berganda............36
3.6.1.4. Uji Hipotesis............................................36
3.6.1.4.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
.................................................36
3.6.1.4.2. Uji Signifikansi Parsial
(t-Test).......................................37
3.6.1.4.3 Uji Signifikan Simultan
(F-Test)......................................37

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN...........................................39


4.1. Gambaran Umum...............................................................39
4.2. Hasil Penelitian..................................................................39
4.2.1 Analisis Data Deskriptif..........................................39
4.2.2 Model Uji Asumsi Klasik.......................................43
4.2.2.1. Uji Normalitas...........................................43
4.2.2.2. Uji Multikolinearitas.................................46
4.2.2.3. Uji Heterokedastisitas...............................48
4.2.2.4. Uji Autokorelasi........................................50
4.2.2.5. Analisis Regresi Linier Berganda.............51
4.2.2.6 Uji Hipotesis..............................................52
4.2.2.6.1 Uji Koefisien Determinasi
(R2).............................................52
4.2.2.6.2 Uji Signifikansi Parsial
(t-Test)........................................53
4.2.2.6.3 Uji Signifikansi Simultan
(F-Test).......................................55
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................60


5.1. Kesimpulan.........................................................................60
5.2. Keterbatasan Penelitian......................................................61
5.3. Saran...................................................................................62

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................64
LAMPIRAN..................................................................................................67
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


1.1. Debt to Equity Ratio (DER).............................................3
1.2. Research Gap...................................................................8
2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu......................................17
3.1. Daftar Populasi dan Sampel.............................................24
3.2. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel . 28
4.1. Statistik Deskriptif...........................................................40
4.2. Uji Normalitas.................................................................45
4.3. Uji Multikolionearitas.....................................................47
4.4. Hasil Uji Autokorelasi.....................................................50
4.5. Hasil Uji Signifikan Parsial (t-Test)................................54
4.6. Hasil Uji Signifikan Simultan (F-Test)...........................56
DAFTAR GAMBAR

No. Tabel Judul Halaman


4.1 Histogram Normal P-P Plot.................................................45
4.2 Grafik Normal P-P Plot........................................................46
4.3 Uji Heteroskedastisitas.........................................................48
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Populasi Perusahaan yang Masuk yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.......................................................66
2 Tabulasi Hasil Perhitungan Debt To Equity Ratio (DER)
Sampel Penelitian Tahun 2015-2018...................................67
3 Tabulasi Hasil Perhitungan Pertumbuhan Penjualan
Sampel Penelitian Tahun 2015-2018...................................68
4 Tabulasi Hasil Perhitungan Pertumbuhan aset
Sampel Penelitian Tahun 2015-2018...................................69
5 Tabulasi Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan
Sampel Penelitian Tahun 2015-2018....................................70
6 Tabulasi Hasil Perhitungan Struktur aset
Sampel Penelitian Tahun 2015-2018....................................71
7 Analisis Statistik Deskriptif..................................................72
8 Hasil Uji Asumsi Klasik.......................................................73
9 Hasil Uji Hipotesis...............................................................76
10 Titik Presentase Distribusi t.................................................77
11 Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilitas = 0,05.......78
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kementerian Perindustrian mencatat, kinerja industri otomotif di Indonesia

semakin melesat, terlihat dari jumlah ekspor dalam bentuk komponen kendaraan

merangkak naik hingga 13 kali lipat, dari 6,2 juta pieces pada 2016 menjadi 81

juta pieces di 2017. Bahkan, di pasar ASEAN saat ini, permintaan kendaraan

dalam bentuk terurai atau completely knock down (CKD) kian meningkat. Oleh

karena itu, pemerintah berkomitmen menciptakan iklim usaha yang kondusif

sehingga mendorong penambahan investasi baru maupun ekspansi. Untuk

melakukan ekspansi serta menjalankan kegiatan-kegiatan usaha industri otomotif

ini tentulah tidak sedikit dana yang dibutuhkan.

Sumber pendanaan yang didapat oleh suatu perusahaan dapat berasal dari

dana internal maupun dana eksternal. Sumber dana internal merupakan dana yang

diperoleh dari hasil kegiatan operasional perusahaan yang terdiri dari laba ditahan

dan depresiasi. Sumber dana eksternal merupakan sumber dana yang diperoleh

dari luar perusahaan yang terdiri dari supplier, bank-bank, dan pasar modal

(Riyanto, 2010:156-161).

Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

dihadapi manajer keuangan. Keputusan untuk memilih sumber pendanaan atau

komposisi pemilihan atas pendanaan disebut sebagai struktur modal. Masalah

struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan, karena

tinggi rendahnya struktur modal suatu perusahaan akan mencerminkan bagaimana

Universitas Sumatera Utara


posisi finansial perusahaan tersebut. Manajer keuangan dituntut untuk mampu

menciptakan struktur modal yang optimal dengan cara menghimpun dana dari

dalam maupun luar perusahaan secara efisien, yang berarti bahwa keputusan

manajer mampu meminimalisir biaya modal yang ditanggung oleh perusahaan

atau dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Biaya modal yang timbul merupakan

suatu konsekuensi langsung dari keputusan yang diambil.

Fahmi (2012: 182) menyatakan bahwa struktur modal dapat diukur dengan

tingkat Debt to Equity Ratio (DER) yang merupakan perbandingan total hutang

yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin besar DER maka

semakin besar pula resiko yang harus dihadapi perusahaan, karena pemakaian

hutang sebagai sumber pendanaan jauh lebih besar daripada modal sendiri.

Riyanto (2010: 23) menyatakan bahwa terdapat pedoman struktur modal, salah

satunya yaitu pedoman struktur modal vertikal. Pedoman struktur modal vertikal

memberikan batas rasio yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan

mengenai besarnya modal pinjaman atau hutang dengan besarnya jumlah modal

sendiri. Berdasarkan anggapan bahwa pembelanjaan yang sehat itu awalnya harus

dibangun atas dasar modal sendiri, maka pedoman struktur modal tersebut

menetapkan bahwa besarnya jumlah modal pinjaman atau hutang dalam suatu

perusahaan dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh melebihi besarnya jumlah

modal sendiri. Koefisien utang, yaitu angka perbandingan antara jumlah modal

asing atau utang dengan modal sendiri tidak boleh melebihi 1:1. Pada intinya,

struktur modal yang optimal harus mengutamakan kepentingan pemegang saham.

Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya mendanai usahanya dengan modal sendiri.
Struktur modal dalam penelitian ini di-proxy dengan Debt to Equity Ratio

(DER) yang merupakan perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri.

Data mengenai DER perusahaan-perusahaan otomotif dan komponennya yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2018 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1
Debt to Equity Ratio (DER)
Perusahaan Otomotif dan Komponennya
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015-2018

DER
No. Nama Perusahaan Kode
2015 2016 2017 2018

1 Astra International Tbk ASII 0,94 0,87 0,89 0,98

2 Astra Otoparts Tbk AUTO 0,41 0,39 0,37 0,41

3 Garuda Metalindo Tbk BOLT 0,21 0,25 0,65 0,78

4 Indo Kordsa Tbk BRAM 0,60 0,50 0,40 0,35

5 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 1,15 1,01 1,31 1,32

6 Gajah Tunggal Tbk GJTL 2,25 2,20 2,20 2,35

7 Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS 2,71 1,00 2,38 2,38

8 Indospring Tbk INDS 0,33 0,20 0,13 0,13

9 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 1,78 8,26 0,16 0,10

10 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA 1,15 1,01 0,96 0,98

11 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 1,12 1,30 1,28 1,38

12 Selamat Sempurna Tbk SMSM 0,54 0,43 0,34 0,30

Rata-Rata 1,10 1,45 0,92 0,95

Sumber : www.idx.co.id
Tabel 1.1 di atas menunjukkan nilai rata-rata DER dari tahun 2015-2018

pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Rata-rata DER tahun 2015 adalah 1,10. Selanjutnya, rata-rata DER

tahun 2016 adalah 1,45. DER di tahun 2015 dan 2016 menunjukkan bahwa DER

di atas 1, yang berarti perusahaan lebih banyak menggunakan dana dari hutang

untuk aktivitas investasinya daripada modal sendiri. Rata-rata DER tahun 2017

adalah 0,96 dan rata-rata DER di tahun 2018 adalah 0,95 yang menunjukkan

bahwa DER tahun 2017 dan tahun 2018 di bawah 1, berarti perusahaan lebih

banyak menggunakan modal sendiri untuk aktivitas investasinya. Perusahaan yang

memiliki DER lebih dari 1 akan memiliki resiko bisnis yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki DER kurang dari 1.

Dengan nilai DER yang berada di atas 1 berarti perusahaan memiliki

jumlah hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri dan hal ini tidak

tidak sesuai dengan teori struktur modal yang optimal, yang seharusnya jumlah

hutang perusahaan tidak boleh lebih besar dari modal sendiri. Sementara itu,

kebanyakan investor lebih tertarik menanamkan modalnya dalam bentuk investasi

pada perusahaan yang mempunyai DER tertentu yang besarnya kurang dari 1. Jika

DER lebih dari 1 berarti resiko yang ditanggung investor menjadi meningkat.

Berdasarkan fenomena naik dan turunnya DER perusahaan manufaktur

sub sektor otomotif dan komponnenya diatas, maka peneliti tertarik untuk

meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan dari

angka DER ( struktur modal) diatas.

Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan juga


menjadi hal yang penting sebagai dasar pengambilan keputusan. Penentuan

keputusan struktur modal perusahaan umumnya dengan mempertimbangkan

beberapa faktor yang berpengaruh penting terhadap struktur modal yang optimal.

Brigham dan Houston (2011:189) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal antara lain: stabilitas penjualan, struktur aset,

leverage operasi, tingkat pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, pajak, kendali,

sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemerintah, kondisi

pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan. Maksud kendali

disini ialah sebagai berikut : pengaruh utang dibandingkan saham pada posisi

kendali suatu perusahaan dapat mempengaruhi struktur modal. Jika manajemen

saat ini memiliki kendali suara (lebih dari 50 persen saham) tetapi tidak berada

dalam posisi untuk membeli saham tambahan lagi, maka manajemen mungkin

akan memilih utang sebagai pendanaan baru. Jadi pertimbangan kendali dapat

mengarah pada penggunaan baik itu utang maupun ekuitas karena jenis modal

yang memberikan perlindungan terbaik kepada manajemen akan bervariasi dari

satu situasi ke situasi yang lain.

Dalam penelitian ini tidak akan dibahas semua faktor yang mempengaruhi

keputusan struktur modal perusahaan, hanya beberapa faktor yang akan dibahas

dalam penelitian ini, antara lain : pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aset,

ukuran perusahaan, struktur aset.

Faktor pertama adalah pertumbuhan penjualan. Pengambilan keputusan

terkait pemilihan unsur struktur modal dapat dipengaruhi oleh tingkat

pertumbuhan penjualan perusahaan. Firnanti (2011:119-128) mengemukakan


bahwa menurut pecking order theory, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan

yang lebih tinggi akan mengandalkan sumber pendanaan eksternal berupa hutang

jangka panjang. Hal ini disebabkan karena sumber pendanaan internal tidak lagi

mencukupi untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. Berdasarkan uraian

tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan

perusahaan, semakin tinggi tingkat penggunaan hutang oleh perusahaan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian Sawitri dan Lestari (2015) pertumbuhan penjualan

berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan hasil penelitian Arilyn (2015)

pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Faktor kedua yaitu pertumbuhan aset. Growth asset menunjukkan

keputusan yang dilakukan oleh manajer dalam menginvestasikan dananya di

berbagai asset tetap. Keputusan tersebut didorong dengan berbagai hal, salah

satunya untuk meningkatkan proses produksi. Asumsi pecking order theory untuk

memenuhi kebutuhan pendanaan didasari cost of capital yang mana biaya atas

laba ditahan sebagai sumber pendanaan internal lebih rendah dibandingkan

dengan sumber pendanaan yang lain. Namun apabila sumber dana internal tidak

mampu maka lebih di utamakan memilih utang disebabkan biaya emisi yang lebih

murah. Ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan asset yang

tinggi maka sumber eksternal yang dipilih cenderung dari utang. Berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizal, Nasir dan Hanif (2014) pertumbuhan

aset berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Putra dan Diantini (2015) pertumbuhan aset tidak berpengaruh

terhadap struktur modal.


Faktor ketiga ukuran perusahaan. Hasil dari banyak studi menyimpulkan

bahwa ukuran perusahaan menjadi faktor penting dalam penentu struktur modal,

dan banyak studi menemukan bahwa perusahaan yang besar lebih banyak

menggunakan utang daripada perusahaan kecil (Chen dan Strange, 2006:20). Ini

dikarenakan semakin besar perusahaan, maka lebih memiliki arus kas yang lebih

stabil, yang dapat mengurangi risiko dari penggunaan utang (Chen dan Strange,

2006:20). Selain itu perusahaan besar memiliki default risk yang lebih rendah dan

memiliki probabilitas kebangkrutan yang lebih rendah daripada perusahaan kecil

(Elsas dan Florysiak, 2008:11), sehingga menurut hipotesis trade-off theory,

semakin besar perusahaan maka perusahaan dapat memakai utang lebih banyak,

ini terkait rendahnya risiko perusahaan besar. Rendahnya risiko perusahaan juga

akan menyebabkan biaya utang perusahaan besar juga lebih rendah dibandingkan

perusahaan kecil, sehingga mendorong akan perusahaan untuk menggunakan

utang lebih banyak lagi (Song, 2005:19). Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Arilyn (2015) ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur

modal, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sawitri dan Lestari (2015)

ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Faktor keempat yaitu struktur aset. Margaretha dan Ramadhan (2010:8)

menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang yang lebih

baik akan lebih memiliki kemudahan dalam memperoleh pinjaman dari pihak

eksternal. Semakin tinggi proporsi tangible assets perusahaan, semakin tinggi

keyakinan kreditur bahwa perusahaan akan mempu melunasi pinjamannya tepat

waktu. Hal ini konsisten dengan trade-off theory, dimana perusahaan yang
memiliki struktur aset yang baik akan memiliki high target debt ratio (Dincergok

dan Yalciner, 2011:86-100). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Putra dan Diantini (2015) struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal,

sedangkan menurut hasil penelitan yang dilakukan oleh Rizal, Nasir dan Hanif

(2014) menunjukkan bahwa struktur aset tidak berpengaruh terhadap struktur

modal.

Tabel 1.2
Research Gap
Variabel Dependen Variabel Independen Pengaruh Peneliti Sebelumnya

Pertumbuhan Berpengaruh Sawitri dan Lestari (2015)


penjualan signifikan
Tidak Arilyn (2015)
berpengaruh
signifikan
Pertumbuhan aset Berpengaruh Rizal, Nasir dan Hanif
signifikan (2014)
Tidak Putra dan Diantini (2015)
berpengaruh
signifikan
Struktur modal Ukuran perusahaan Berpengaruh Arilyn (2015)
signifikan
Tidak Sawitri dan Lestari (2015)
berpengaruh
signifikan
Struktur aset Berpengaruh Putra dan Diantini (2015)
signifikan
Tidak Rizal, Nasir dan Hanif
berpengaruh (2014)
signifikan
Sumber: Review Penelitian Terdahulu
Peneliti tertarik meneliti perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan

komponennya ini karena dibandingkan sub sektor perusahaan manufaktur lain,

peneliti hanya menemukan sub sektor otomotif dan komponennya yang memiliki

rata-rata angka DER diatas 1.

Berdasarkan ketidakkonsistenan dari hasil penelitian sebelumnya, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor- Faktor Yang

Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Sub Sektor

Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2015- 2018”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal

perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponennya yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018?”

2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan aset terhadap struktur modal perusahaan

manufaktur sub sektor otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2015-2018?”

3. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan

manufaktur sub sektor otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2015-2018?”


4. Bagaimana pengaruh struktur aset terhadap struktur modal perusahaan

manufaktur sub sektor otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2015-2018?”

5. Bagaimana pengaruh pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aset, ukuran

perusahaan, struktur aset secara bersama-sama atau simultan terhadap struktur

modal perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponennya yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018?”

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya,

maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan

penjualan, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, struktur aset baik secara parsial

maupun simultan terhadap struktur modal perusahaan otomotif dan komponennya

yang terdaftar Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini selain bermanfaat bagi penulis, juga diharapkan dapat

bermanfaat terhadap perusahaan-perusahaan yang diteliti dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi Penulis

Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang

diteliti.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat bermanfaat sebagai tambahan masukkan untuk menyempurnakan

penelitian selanjutnya yang sejenis dengan menggunakan atau menambah


variabel agar hasil penelitian menjadi lebih lengkap dan baik pada masa yang

akan datang.

3. Bagi Praktisi

Dapat bermanfaat sebagai masukkan pengambilan keputusan mengenai

pengaruh pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan,

struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi Struktur Modal

Menurut Sjahrial (2014:250) “struktur modal merupakan perimbangan

antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari : saham preferen dan

saham biasa”. Maksudnya, saham preferen merupakan kombinasi antara

modal sendiri dengan hutang jangka panjang, sedangkan saham biasa

merupakan bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh

investor, sehingga kedua jenis saham ini digunakan untuk membiayai

kegiatan operasional perusahaan.

Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:283) “struktur modal merupakan

salah satu keputusan keuangan yang kompleks karena berhubungan dengan

variabel keputusan keuangan lainnya”.

Menurut Sartono (2001:125) “struktur modal adalah merupakan

perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang

jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Dengan kata lain stuktur

modal merupakan bagian dari struktur keuangan”.

Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial

perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang

jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri (shareholders’

equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan. Kebutuhan dana

untuk memperkuat struktur modal suatu perusahaan dapat bersumber dari


internal dan eksternal, dengan ketentuan sumber dana yang dibutuhkan

tersebut bersumber dari tempat-tempat yang dianggap aman (safety position)

dan jika dipergunakan memiliki nilai dorong dalam memperkuat struktur

modal keuangan perusahaan. Dalam artian ketika dana itu dipakai untuk

memperkuat struktur modal perusahaan, maka perusahaan mampu

mengendalikan modal tersebut secara efektif dan efisien serta tepat sasaran.

(Fahmi, 2018:193)

2.1.2 Teori Struktur Modal

2.1.2.1 Teori Trade-Off

Teori trade-off muncul karena penggabungan teori Modigliani-Miller

yang memasukkan biaya kebangrutan dan biaya agensi. Hal ini

mengindikasikan adanya trade-off antara penghematan pajak dari utang

dan biaya kebangkrutan (Hanafi, 2004:311). Semakin besar proporsi

utang maka semakin besar perlindungan pajak yang diperoleh. Di sisi

lain, semakin besar proporsi utang maka semakin besar biaya

kebangkrutan yang mungkin timbul. Dengan demikian, struktur modal

optimal dapat dicapai oleh perusahaan dengan menyeimbangkan

keuntungan dari perlindungan pajak dengan beban dari penggunaan

jumlah utang yang semakin besar (Sartono, 2001:247).

2.1.2.2 Pecking Order Theory

Myers and Majluf mengemukakan sebuah teori struktur modal yaitu

Pecking Order Theory. Pecking order theory adalah teori menjelaskan

penyebab dari suatu perusahaan dalam menentukan keputusan


pendanaannya dengan mengikuti hirarki sumber dana yang disukai oleh

perusahaannya. (Myers dan Majluf, 1984: 581)

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Menurut Brigham dan Houston (2011:273) terdapat empat faktor yang

dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan struktur modal, antara lain :

a. Kelangsungan hidup jangka panjang (Long-run viability)

Manajer perusahaan besar, khususnya yang menyediakan produk dan jasa

yang penting, memiliki tanggung jawab untuk menyediakan jasa yang

berkesinambungan. Oleh karena itu, perusahaan harus menghindari tingkat

penggunaan hutang yang dapat membahayakan kelangsungan hidup jangka

panjang perusahaan.

b. Konservatisme Manajemen

Alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat

dikurangkan dalam penghitungan pajak, sehingga menurunkan biaya utang

yang sesungguhnya.

c. Fleksibilitas keuangan

Kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam

keadaan yang memburuk. Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa

penyedia modal yang mantap diperlukan untuk operasi yang stabil, dan

merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan jangka panjang.

d. Konservatisme atau agresivitas manajemen

Sebagian manajemen lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian

perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan laba.


Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal atau yang

memaksimalkan nilai, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang

ditargetkan atau yang telah ditetapkan manajer.

Menurut Riyanto (2010:297) faktor-faktor yang mempengaruhi struktur

modal, antara lain : tingkat bunga, stabilitas pendapatan, susunan Aset, kadar

risiko Aset, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat

manajemen, besarnya suatu perusahaan.

Sedangkan, menurut Weston dan Brigham (1994:174) ada beberapa faktor

yang mempengaruhi struktur modal perusahaan, antara lain : stabilitas penjualan,

struktur aset, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak,

pengendalian, sifat manajemen, sikap kreditur dan konsultan, kondisi pasar,

kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan.

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah pertumbuhan

penjualan, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, struktur aset dan struktur

kepemilikan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Rizal, Nasir dan Hanif (2014)

menganalisis lima faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan otomotif

dan komponen yang listing di BEI tahun 2008-2011, yaitu : struktur aset,

pertumbuhan aset, profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan aset dan profitabilitas t hitung

4,714 hingga 2,446 t hitung mempengaruhi struktur modal, karena t tabel 2,002.
Sedangkan struktur aset dengan t hitung -0,245, t hitung untuk ukuran perusahaan

dan kepemilikan manajerial menjadi -0,054 dan t hitung 1,703 tidak berpengaruh

pada struktur modal karena t tabel 2,002. Nilai Adjusted R square sama dengan

0,381, yang berarti 38,1% dari variabel independen dalam penelitian ini mampu

mempengaruhi variabel dependen, sedangkan sisanya 61,9% dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini, seperti: risiko bisnis,

penjualan stabilitas, dll.

Penelitian yang dilakukan oleh Arilyn (2015) menganalisis enam faktor-

faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan otomotif yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2002-2013 yaitu : profitabilitas,

ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan penjualan, struktur kepemilikan,

tarif pajak. Pengujian hipotesis menggunakan regresi data panel. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal,

sementara profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan, struktur

kepemilikan dan tarif pajak tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Diantini (2015) menganalisis

empat faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan otomotif yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempunyai laporan keuangan dan data

yang diperlukan secara lengkap selama tahun 2009 - 2013, yaitu : profitabilitas,

kepemilikan manajerial, struktur aset, pertumbuhan aset. Teknik analisis yang

dipakai pada penelitian ini adalah teknik analisis regresi liniear berganda. Hasil

penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara

struktur aset dan struktur modal, karena perusahaan yang memiliki struktur aset
yang tinggi, dapat menjaminkan Aset tetapnya untuk memperoleh biaya utang

yang rendah. Hal ini menyebabkan perusahaan akan menambah struktur

modalnya, sedangkan tiga variabel lain pada penelitian ini yaitu : profitabilitas,

pertumbuhan aset, dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh pada struktur

modal.

Penelitian yang dilakukan oleh Sawitri,Lestari (2015) menganalisis tiga

faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan industri

otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013 yaitu : risiko bisnis, ukuran

perusahaan, pertumbuhan penjualan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : risiko

bisnis dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal sedangkan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap struktur modal pada industri otomotif di Bursa Efek Indonesia periode

2010-2013.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Variabel Hasil Penelitian


(Tahun) Penelitian
1. Rizal, Nasir dan Independen: 1.
Hanif (2014) struktur aset,
pertumbuhan aset,
profitabilitas,
ukuran perusahaan,
kepemilikan
manajerial

Dependen:
struktur modal
2 1.

3 1.

4 1.

Sumber: Review Penelitian Terdahulu

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui

dalam suatu masalalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan

secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan


variabel dependen. Pada penelitian ini, variabel independen yang digunakan

adalah pertumbuhan penjualan (X1), pertumbuhan aset (X2), ukuran perusahaan

(X3), struktur aset (X4). Sedangkan variabel dependennya adalah struktur modal

(Y).

2.4.1 Hubungan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal

Pengambilan keputusan terkait pemilihan unsur struktur modal dapat

dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan. Firnanti

(2011:119-128) mengemukakan bahwa menurut pecking order theory,

perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi akan

mengandalkan sumber pendanaan eksternal berupa hutang jangka panjang.

Hal ini disebabkan karena sumber pendanaan internal tidak lagi mencukupi

untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut,

dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan,

semakin tinggi tingkat penggunaan hutang oleh perusahaan tersebut.

2.4.2 Hubungan Pertumbuhan Aset Terhadap Struktur Modal

Growth asset menunjukkan keputusan yang dilakukan oleh manajer

dalam menginvestasikan dananya di berbagai asset tetap. Keputusan tersebut

didorong dengan berbagai hal, salah satunya untuk meningkatkan proses

produksi. Asumsi pecking order theory untuk memenuhi kebutuhan

pendanaan didasari cost of capital yang mana biaya atas laba ditahan sebagai

sumber pendanaan internal lebih rendah dibandingkan dengan sumber

pendanaan yang lain. Namun apabila sumber dana internal tidak mampu

maka lebih di utamakan memilih utang disebabkan biaya emisi yang lebih
murah. Ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan asset yang

tinggi maka sumber eksternal yang dipilih cenderung dari utang.

2.4.3 Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Hasil dari banyak studi menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan

menjadi faktor penting dalam penentu struktur modal, dan banyak studi

menemukan bahwa perusahaan yang besar lebih banyak menggunakan utang

daripada perusahaan kecil (Chen dan Strange, 2006:20). Ini dikarenakan

semakin besar perusahaan, maka lebih memiliki arus kas yang lebih stabil,

yang dapat mengurangi risiko dari penggunaan utang (Chen dan Strange,

2006:20). Selain itu perusahaan besar memiliki default risk yang lebih rendah

dan memiliki probabilitas kebangkrutan yang lebih rendah daripada

perusahaan kecil (Elsas dan Florysiak, 2008:11), sehingga menurut hipotesis

trade-off theory, semakin besar perusahaan maka perusahaan dapat memakai

utang lebih banyak, ini terkait rendahnya risiko perusahaan besar. Rendahnya

risiko perusahaan juga akan menyebabkan biaya utang perusahaan besar juga

lebih rendah dibandingkan perusahaan kecil, sehingga mendorong akan

perusahaan untuk menggunakan utang lebih banyak lagi (Song, 2005:19).

2.4.4 Hubungan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal

Margaretha dan Ramadhan (2010:8) menyatakan bahwa perusahaan

yang memiliki jaminan terhadap hutang yang lebih baik akan lebih memiliki

kemudahan dalam memperoleh pinjaman dari pihak eksternal. Semakin tinggi

proporsi tangible assets perusahaan, semakin tinggi keyakinan kreditur bahwa

perusahaan akan mempu melunasi pinjamannya tepat waktu. Hal ini


konsisten dengan trade-off theory, dimana perusahaan yang memiliki struktur

aset yang baik akan memiliki high target debt ratio (Dincergok dan Yalciner,

2011:86-100).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka kerangka konseptual

penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Pertumbuhan Penjualan (X1) H1

Pertumbuhan Aset (X2) H2

H3 Struktur Modal (Y)


Ukuran Perusahaan (X3)

Struktur Aset (X4) H4

H5

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual


Sumber : Hasil olahan Penulis, 2020

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji

secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat

dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk

yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. (Erlina, 2011:30)

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat

penelitian serta kerangka konseptual yang telah dijelaskan maka dapat dirumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut :


H1 : Pertumbuhan Penjualan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

struktur modal.

H2 : Pertumbuhan aset secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal.

H3 : Ukuran Perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal.

H4 : Struktur aset secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

H5 : Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan aset, Ukuran Perusahaan, Struktur aset

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap struktur modal.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian asosiatif kausal. Menurut Rochaety, dkk (2009:11), “penelitian asosiatif

kausal merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel atau lebih”. Penelitian ini menguji pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Variabel Pertumbuhan Penjualan,

Pertumbuhan aset, Ukuran Perusahaan, Struktur aset berpengaruh terhadap

variabel dependen Struktur Modal (Y).

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan obyek yang akan diteliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan

komponennya yang terdaftar di BEI pada tahun 2015 - 2018 yang berjumlah 13

perusahaan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Sudjana (2001:239) menyatakan bahwa “Purposive

sampling adalah teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasar

kriteria atau tujuan tertentu (disengaja)”. Purposive sampling di sini menggunakan

judgement sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan beberapa kriteria

tertentu. Beberapa kriteria yang ditentukan adalah :

1.Perusahaan otomotif dan komponennya yang mempublikasikan laporan

keuangan dengan lengkap dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik pada
periode 2015- 2018.

2.Perusahaan tersebut tidak sedang dalam proses delisting.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

metode dokumentasi yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan

menganalisis data sekunder berupa laporan keuangan, laporan keuangan auditan

dan laporan auditor independen, maupun informasi lainnya yang diperoleh dari

website resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan website resmi masing-

masing perusahaan otomotif dan komponennya.

Tabel 3.1
Daftar Populasi dan Sampel
NO Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel
1 2

1 Astra International Tbk ASII √ √ Sampel 1


2 Astra Otoparts Tbk AUTO √ √ Sampel 2
3 Garuda Metalindo Tbk BOLT √ √ Sampel 3
4 Indo Kordsa Tbk BRAM √ √ Sampel 4
5 Goodyear Indonesia Tbk GDYR √ √ Sampel 5
6 Gajah Tunggal Tbk GJTL √ √ Sampel 6
7 Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS √ √ Sampel 7
8 Indospring Tbk INDS √ √ Sampel 8
9 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN √ √ Sampel 9

10 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA √ √ Sampel 10


11 Nipress Tbk NIPS - √ -
12 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS √ √ Sampel 11
13 Selamat Sempurna Tbk SMSM √ √ Sampel 12
Sumber:www.idx.co.id (diolah oleh peneliti)

Berdasarkan kriteria tersebut, perusahaan yang menjadi sampel penelitian

terdiri dari 12 perusahaan dari 13 perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan
komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015 - 2018,

dengan jumlah tahun pengamatan (12 x 4 tahun = 48 tahun pengamatan).

3.4. Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau

memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang

diperlukan peneliti untuk mengukur. Dilihat dari sudut pandang hubungannya

variable yang digunakan dalam penelitian ini teridiri dari variabel independen dan

variabel dependen.

1. Dependent variable (variabel terikat)

Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Setyawan et al (2016:

108-117) mengungkapkan sumber dana perusahaan yang terdiri atas utang

dan modal perusahaan dapat digambarkan dengan struktur modal. Hasil

keputusan berbagai sumber pendanaan tersebut yang akan dimanfaatkan

perusahaan untuk mengoptimalkan atau meningkatkan nilai harga pasar

saham. Proxy yang digunakan untuk menghitung struktur modal adalah debt

equity to ratio (DER) rumus sebagai berikut:


total debt
Struktur Modal/DER = x 100%
total equity

2. Independent Variable (Variabel bebas)

Variabel independen (variabel bebas) adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (Sugiyono, 2017 : 33).

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri atas:


a. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengukur tingkat

pertumbuhan penjualan perusahaan apakah menurun atau naik

dengan membandingkan penjualan periode sekarang dengan periode

yang lalu.

penjualant – penjualant−1 x 100%


Pertumbuhan penjualan = penjualan t−1

b. Pertumbuhan Aset

Pertumbuhan aset adalah potensi pertumbuhan yang diukur dengan

rasio selisih total aset pada tahun t-1, terhadap total aset t-l. Menurut

pecking order theory semakin cepat pertumbuhan aset, semakin

besar kebutuhan dana dimasa mendatang, semakin mungkin

perusahaan menahan pendapatan, bukan membayarkannya sebagai

dividen. lndikator untuk faktor ini adalah tingkat pertumbuhan

campuran yang diatur tiap tahun dalam total aset. Pertumbuhan aset

diukur dengan :

TAt−TAt−1 x 100%
GP = TAt−1

Dimana :

GP : Growth Potensial
TAt : Total Aset tahun t (sekarang)
TAt-1: Total Aset tahun t-1

c. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah perusahaan yang mempunyai saham yang

besar, dan setiap penambahan lembar sahamnya hanya berpengaruh

kecil terhadap kemungkinan hilang kontrol dari pihak dominan

terhadap perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 2010: 299). Dalam

penelitian ini ukuran perusahaan dihitung dengan rumus:

Size t = Ln ( Total Aset )

Dimana :

Size t= Ukuran perusahaan tahun t

Ln= Natural logaritma

Total Aset= Total aset perusahaan tahun t

d. Struktur Aset

Struktur aset menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat

dijadikan jaminan. Syamsudin (2007:9) mengatakan bahwa struktur

aset adalah penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-

masing komponen Aset, baik dalam Aset lancar maupun dalam Aset

tetap. Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat

menggunakan hutang dalam jumlah besar hal ini karena dari

skalanya perusahaan besar akan lebih mudah akses ke sumber dana

dibandingkan dengan perusahaan kecil, besarnya aset tetap dapat

digunakan sebagai jaminan perusahaan (Sartono, 2001:77). Dari

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur aset merupakan

perbandingan antara Aset tetap dan total Aset yang dapat


menentukan besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen

Aset.
Aset
Struktur aset = x 100%
Tetap

Total Aset

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran merupakan suatu proses pemberian angka atau symbol

pada karakteristik atau properti sesuai dengan aturan atau prosedur yang

telah ditetapkan (Erlina, 2011). Pengukuran variabel menggunakan skala,

secara umum terdapat empat jenis skala, yaitu skala nominal, skala ordinal,

skala interval, dan skala rasio. Dalam penelitian ini hanya menggunakan

skala rasio, ikhtisar dari definisi operasional dan skala pengukuran variabel

dapat dilihat dari Tabel 3.2 :

Tabel 3.2

Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel


Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala

Struktur Perimbangan atau Struktur Modal Rasio


Modal perbandingan antara =Total Utang x 100%
(Y) modal asing (jangka Total Modal
panjang) dengan modal
sendiri
Alasan memilih Debt to
Equity Ratio (DER)
karena rasio ini
menggambarkan sumber
pendanaan perusahaan.
Dengan pertimbangan
bahwa semakin besar total
utang maka akan
mempertinggi risiko
perusahaan untuk
menghadapi kebangkrutan,
dan hal tersebut akan
direspon negatif oleh
investor sehingga akan
menekan harga saham.

Pertumbuhan Kenaikkan jumlah Pertumbuhan Penjualan = Rasio


Penjualan penjualan dari tahun ke Penjualan t – Penjualan t-1x 100%
(X1) tahun atau dari waktu ke Penjualan t-1
waktu.
perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang lebih
tinggi akan mengandalkan
sumber pendanaan
eksternal berupa hutang
jangka panjang. Hal ini
disebabkan karena sumber
pendanaan internal tidak
lagi mencukupi untuk
mendukung pertumbuhan
perusahaan.
Pertumbuhan Potensi pertumbuhan aset Pertumbuhan aset Rasio
aset perusahaan yang diukur = TA t –TA t-1
(X2) dengan rasio selisih total TA t-1 x 100%
aset pada tahun t-1,
terhadap total aset t-l.

Alasan pertumbuhan asset


yang tinggi maka sumber
eksternal yang dipilih
cenderung dari utang
Ukuran Tingkat besar kecilnya Ln ( Total Aset ) Rasio
Perusahaan perusahaan yang diukur
(X3) dengan total aset yang
dimilikinya.

menurut hipotesis trade-


off theory, semakin besar
perusahaan maka
perusahaan dapat memakai
utang lebih banyak, ini
terkait rendahnya risiko
perusahaan besar
Struktur aset Perimbangan atau Struktur aset = Rasio
(X4) perbandingan antara AsetAset Tetap x 100%
tetap dengan total Aset. Total Aset

Perusahaan yang memiliki


aset tetap dalam jumlah
besar dapat menggunakan
hutang dalam jumlah besar
hal ini karena dari
skalanya perusahaan besar
akan lebih mudah akses ke
sumber dana dibandingkan
dengan perusahaan kecil,
besarnya aset tetap dapat
digunakan sebagai
jaminan perusahaan.
Sumber: data diolah oleh penulis (2020)

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

analisis data kuantitatif, untuk memperkirakan seara kuantitatif pengaruh

dari beberapa variabel independen secara bersama-sama maupun secara

sendiri-sendiri terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, metode

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

statistik dengan menggunakan software SPSS (Statistical Packagefor Sosial

Science) versi 23 , dengan, α atau tingkat kesalahan ditetapkan sebesar 5%.

Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

pengujian asumsi klasik yang kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi

dan pengujian hipotesis.

3.6.1. Teknik Analisis Data

3.6.1.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk


menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi

(Sugiyono, 2017:232). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range (Ghozali, 2016:19) .

3.6.1.2 Model Uji Asumsi Klasik

3.6.1.2.1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka

uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,

2016:154).

Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan

analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik,

dan jika data tidak normal maka digunakan statistik nonparametrik atau

lakukan treatment agar data normal. Data yang baik adalah data yang

mempunyai pola seperti distribusi normal. Untuk melihat normalitas

dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data

normal. Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik

yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang diambil dapat

dipertanggungjawabkan. Proses uji normalitas data dilakukan dengan


menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Distribusi data dapat dilihat

dengan membandingkan Zhitung dengan Ztabel dengan kriteria sebagai

berikut :

1. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) < Z tabel (1,96), atau angka

signifikan > taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan

normal,

2. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) > Z tabel (1,96), atau angka

signifikan < taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan

tidak normal.

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram

dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi

normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan

membuat hipotesis:

H0: data residual berdistribusi normal,

Ha: data residual tidak berdistribusi normal.


Bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data normal

dan H0 diterima, sebaliknya bila nilai nilai signifikansi < 0,05 berarti

distribusi data tidak normal dan Ha diterima. Data yang tidak

terdistribusi secara tidak normal dapat ditransformasikan agar menjadi

normal.

3.6.1.2.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2016:103), “uji ini bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen.” Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya

korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang

lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna di antara sesama variabel bebas,

maka konsekuensinya adalah:

1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.

Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat

nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan

menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut

off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas

adalah jika nilai VIF tidak lebih dari sepuluh dan nilai tolerance tidak

kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari

multikolinieritas.

3.6.1.2.3. Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat

ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana

terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas.

Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi ada tidaknya

heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar

Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang

menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat

heteroskedastisitas jika:

1. Titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol.

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3.6.1.2.4. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model

regresi linier terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat

problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini

sering ditemukan pada data time series. Pada data cross section,

masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Metode deteksi terhadap


autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson. Uji

Durbin Watson yaitu dengan membandingkan nilai Durbin Watson dari

hasil regresi dengan nilai Durbin Watson tabel.

Bentuk pengujian :

H0 : Tidak terjadi autokorelasi

Ha : Terjadi autokorelasi

Menggunakan tarif signifikansi 5%

Pengambilan keputusan, antara lain :

H0 diterima, jika : dU < DW < 4-dU (Tidak terjadi autokorelasi)

H0 ditolak, jika : DW < dL atau DW > 4-dL (Terjadi autokorelasi) dL

< DW< dU atau 4-dU < DW < 4-dL (Tidak ada keputusan yang

pasti).

3.6.1.3.Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda sebenarnya sama dengan analisis

regresi linear sederhana, hanya variabel bebasnya lebih dari satu buah.

Persamaan umumnya adalah:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

Dimana : Y = Struktur Modal


X1 = Pertumbuhan Penjualan
X2 = Pertumbuhan aset
X3 = Ukuran Perusahaan
X4 = Struktur aset
α = konstanta (intersept) dan

β = koefisien regresi pada masing-masing variabel bebas

e = Error

3.6.1.4 Uji Hipotesis

3.6.1.4.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen sangat terbatas.

Kelemahan koefisien determinasi adalah adanya bias terhadap

sejumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model oleh

karena itu lebih baik menggunakan Adjusted R2. Jika adjusted R2

bernilai negatif maka nilai adjusted R2 dianggap nol.

3.6.1.4.2 Uji Signifikan Parsial (t-Test)

Uji statistik t untuk menguji pengaruh variabel independen

(Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan aset, Ukuran Perusahaan,

Struktur Aset) secara parsial terhadap variabel dependen Struktur

Modal atau untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh

yang paling dominan diantara variabel yang ada. Rumus untuk uji

statistik t adalah sebagai berikut:


Keterangan :
t = Koefisien t

x̅ = Mean Sampel

µ = Mean Populasi

S = Standard Deviasi
n = Banyak Sampel
1. H0 : β = 0, artinya variabel independen berpengaruh secara

parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Peringkat variabel

dependen.

2. H1 :β ≠ 0, variabel independen berpengaruh secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.6.1.4.3. Uji Signifikan Simultan (F-Test)

Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan apakah semua

variabel independen secara bersama-sama atau serempak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian

dilakukan dengan taraf pengujian α=5% (0,05). Bentuk pengujiannya,

yaitu:
Penggunaan taraf signifikan uji F beragam, tergantung pemilihan

peneliti yaitu 0,01 (1%), 0,05 (5%) dan 0,10% (10%). Sebagai contoh

jika pengujian dilakukan dengan taraf pengujian α=5% (0,05). Bentuk

pengujiannya, yaitu:

1. Jika nilai signifikansi > 0,05, H0 diterima, arti variabel independen

berpengaruh tidak signifikan secara bersamaan terhadap variabel

dependen.

2. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, maka H 1 diterima, artinya variabel

independen berpengaruh signifikan secara bersamaan terhadap

variabel dependen.
BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linear berganda. Analisis

data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excell yang

dilanjutkan dengan pengujian asumsi klasik dan pengujian dengan regresi

berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Prosedur dimulai

dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan

menghasilkan output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, didapat 12 perusahaan manufaktur sub

sektor otomotif dan komponennya yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel

dalam penelitian ini selama periode tahun 2015-2018.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Analisis Data Deskriptif

Statistik deskriptif adalah analisis yang memberikan gambaran secara

umum karakterisitik data dari perusahaan yang dianalisis. Data deskriptif

yang digunakan dalam penelitian ini meliputi nilai maksimum, nilai

minimum, mean dan standar deviasi dari empat data independen yaitu

pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, struktur aset

serta satu variabel dependen yaitu struktur modal. Distibusi data statitik

deskriptif dari variabel-variabel tersebut dari sampel perusahaan manufaktur


sub sektor otomotif dan komponennya yamg memenuhi kriteria dan dijadikan

sampel dalam penelitian ini selama periode tahun 2015-2018 adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pertumbuhan Penjualan 48 -27.37 131.67 26.7952 43.12206
Pertumbuhan aset 48 -43.89 79.25 6.5823 16.44347
Ukuran Perusahaan 48 20.21 34.48 27.9985 3.61566
Struktur aset 48 19.65 131.67 62.9240 24.33164
Struktur Modal 48 10.24 826.13 109.4606 127.33247
Valid N (listwise) 48
Sumber : Output SPSS. Diolah oleh penulis 2020

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa:

1. Variabel pertumbuhan penjualan memiliki jumlah sampel (N)

sebanyak 48, dengan nilai minimum (terendah) -27,37, nilai

maksimum (tertinggi) 131,67 dan nilai rata-rata 26,7952. Standar

deviasi (simpangan baku) variabel ini adalah 43,12206. Nilai rata-

rata sebesar 26,7952 menunjukkan bahwa dari 48 sampel variabel

independen yaitu pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh rata-

rata sebesar 26,7952 terhadap variabel dependen yaitu struktur

modal. Standar deviasi (simpangan baku) merupakan ukuran

penyebaran yang terbaik dari suatu rangkaian data. Pertumbuhan

penjualan memiliki nilai standar deviasi sebesar 43,12206

menunjukkan bahwa penyebaran yang terbaik dari 48 sampel

pertumbuhan penjualan penelitian adalah sebesar 43,12206.


Sedangkan dari 48 sampel penelitian diperoleh nilai minimum

(terendah) yang memenuhi kriteria penelitian dalam mempengaruhi

struktur modal adalah sebesar -27,37 dan nilai maksimum (tertinggi)

adalah sebesar 131,67. Dengan demikian, nilai yang memenuhi

untuk menjadi sampel penelitian adalah nilai diantara -27,37 sampai

131,67.

2. Variabel pertumbuhan aset memiliki sampel (N) sebanyak 48,nilai

minimumnya (terendah) -43,89 dan nilai maksimumnya (tertinggi)

79,25. Sedangkan nilai rata-ratanya (mean) 6,5823 dan nilai standar

deviasinya 16,44347. Dari tabel dapat disimpulkan bahwa dari 48

sampel penelitian maka, pengaruh pertumbuhan aset terhadap

struktur modal sekitar rata-rata 6,5823 dan standar deviasi

penyebaran yaitu sebesar 16,44347 dari 48 sampel yang ada.

Sedangkan, dari penjelasan di atas bahwa nilai minimumnya sebesar

-43,89 dan nilai maksimumnya 79,25 maka dari 48 sampel

penelitian diperoleh nilai yang memenuhi kriteria dalam

mempengaruhi struktur modal adalah nilai yang berada diantara -

43,89 sampai 79,25.

3. Variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan nilai logaritma

natural dari aset total memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 48.

Nilai minimum dari variabel ini adalah 20,21 dan nilai

maksimumnya 34,48 sedangkan nilai mean (rata-rata) 27,9985. Nilai

standar deviasinya adalah 3,61566. Pengaruh variabel ukuran


perusahaan terhadap struktur modal memiliki rata-rata nilai sebesar

27,9985 dari 48 sampel penelitian yang ada. Disamping itu,

penyebaran data terbaik yang dimiliki variabel ukuran perusahaan

hanya sebesar 3,61566 dari 48 sampel penelitian. Sedangkan dari

sampel yang ada yaitu sebanyak 48 sampel, maka diperoleh nilai

yang memenuhi dalam mempengaruhi variabel dependen yaitu

struktur modal adalah nilai yang berada diantara 20,21 (minimum)

sampai nilai sebesar 34,48 (maksimum).

4. Variabel struktur aset memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 48 dan

nilai minimumnya 19,65 serta nilai maksimum dari struktur aset

sebesar 131,67. Sedangkan nilai mean (rata-rata) sebesar 62,9240

dan nilai standar deviasinya sebesar 24,33164. Dari keempat

variabel independen, variabel struktur aset yang cukup besar nilai

rata- ratanya dalam mempengaruhi struktur modal yaitu sebesar

62,9240 dari 48 sampel yang menjadi data penelitian. Disamping itu

penyebaran data yang terbaik dari struktur aset terhadap struktur

modal senilai 24,33164 dari 48 data penelitian. Nilai yang memiliki

pengaruh terhadap struktur modal adalah nilai yang berada diantara

19,65 (minimum) sampai nilai sebesar 131,67 (maksimum) dari 48

sampel penelitian.

5. Variabel dependen yaitu struktur modal yang diukur dengan DER

(debt equity ratio) memilki jumlah sampel (N) sebanyak 48. Nilai

minimumnya yaitu 10,24 dan nilai maksimumnya 826,13. Nilai


meannya sebesar 109,4606 dan nilai standar deviasinya adalah

127,33247. Dari 48 sampel penelitian, variabel struktur modal

memilki rata-rata sangat besar yaitu senilai 109,4606 yang akan

dipengaruhi oleh keempat variabel independen serta penyebaran data

yang sangat besar yaitu sebesar 127,33247. Selain itu dari 48 sampel

penelitian diperoleh nilai yang memiliki pengaruh adalah data yang

memiliki nilai antara 10,24 (minimum) sampai nilai sebesar 826,13

(maksimum).

4.2.2 Model Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui

apakah variabel pengganggu atau variabel residual terdistribusi normal.

Cara yang digunakan untuk melihat apakah data normal atau tidak

adalah dengan melakukan analisis grafik dengan melihat grafik

histogram dan probability plot dan dengan melakukan analisis statistik

yang dapat dilakukan dengan uji kolmogorov smirnov, dengan

membuat hipotesis sebagai berikut:

Ho : data residual terdistribusi normal

Ha : data residual tidak terdistribusi normal

Dengan ketentuan, apabila nilai signifikansinya >0,05 maka Ho

diterima dan sebaliknya apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari

0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Analisis grafik dapat dilakukan dengan cara melihat grafik


histogram dan probability plot. Suatu data dikatakan baik apabila data

tersebut terdistribusi normal. Pada grafik histogram, data yang

mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data

dengan bentuk lonceng.

Pada grafik P-P plot, data dikatakan terdistribusi secara normal

apabila titik-titik datanya menyebar disekitar garis pola. Pada gambar

4.2 yang terdapat dalam lampiran ix, terlihat bahwa titik-titik data tidak

menyebar dengan merata disekitar garis pola dimana ada beberapa titik

yang menjauhi garis pola, sehingga ini menunjukkan bahwa data tidak

terdisitribusi normal.

Pengujian normalitas data apakah terdistribusi normal atau tidak

dengan melihat grafik histogram dan P-P plot saja tidak cukup,

sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan analisis

statistik agar lebih meyakinkan. Analisis statistik dilakukan dengan

pengujian kolmogorov smirnov. Untuk melihat apakah data terdistribusi

normal atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai

signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi normal.

Apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tidak

terdisitribusi normal. Pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

ini:
Tabel 4.2
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 48
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .75257070
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .059
Negative -.080
Test Statistic .080
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Hasil uji kolmogorov-smirnov pada tabel 4.2 diatas

menunjukkan nilai struktur modal = 0,200000. Karena nilai

signifikansinya 0,200000 > 0,05 berarti data terdistribusi normal

sehingga uji hipotesis dapat dilakukan.

Gambar 4.1
Histogram Normal P-P Plot
Dengan melihat grafik histogram pada gambar 4.1 terlihat grafik
sudah berbentuk lonceng dengan sisi kiri dan sisi kanan telah merata.

Gambar 4.2
Grafik Normal P-P Plot
Sama halnya dengan gambar 4.2 grafik P-P Plot tersebut terlihat

bahwa titik-titik menyebar di sepanjang garis diagonal dan tidak

menjauhi garis diagonal. Hal ini berarti menunjukkan data terdistribusi

normal dan tidak menyalahi aturan uji normalitas. Selain uji normalitas

data dengan grafik dilakukan juga melalui statistik.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat

apakah pada model regresi terdapat adanya korelasi diantara variabel

independen. Karena model yang baik seharusnya tidak terjadi

multikolinearitas diantara variabel independen. Sebab jika terjadi

multikolinearitas diantara sesama variabel independen konsekuensinya

yaitu koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, varian dan standar
error setiap koefisien regersi menjadi tidak terhingga.

Cara untuk mendeteksi terjadinya multikolinearitas yaitu dengan

melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor ) dan nilai tolerance. Jika

nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,01 maka dapat disimpulkan tidak

terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardize
Coefficients d Collinearity Statistics

Model Coefficients T Sig.


B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -5.044 3.554 -1.419 .163


Pertumbuhan
.006 .004 .282 1.349 .184 .351 2.845
Penjualan

Pertumbuhan aset .022 .007 .393 3.066 .004 .932 1.073

Ukuran Perusahaan 2.118 1.040 .316 2.036 .048 .638 1.568


Struktur aset .484 .462 .189 1.047 .301 .470 2.127

a. Dependent Variable: Struktur Modal

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai pertumbuhan penjualan

variabel independen lebih besar dari 0,01. Nilai tolerance Pertumbuhan

Penjualan 0,351; Pertumbuhan aset 0,932; Ukuran Perusahaan 0,638;

Struktur aset 0,470. Nilai VIF keempat variabel independen lebih kecil

10. Nilai VIF Pertumbuhan Penjualan 2,845 ; Pertumbuhan aset 1,073;

Ukuran Perusahaan 1,568 dan Struktur aset 2,127.

Dari nilai VIF dan Tolerance dimana nilai variabel independennya

semua memenuhi asumsi uji multikolinearitas maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen.


4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat

apakah dalam model regresi terjadi perbedaan variabel residu dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heterokedastisitas yaitu dengan melihat gambar grafik

scatterplott yang dhasilkan dari pengolahan data menggunakan program

SPSS. Jika dari grafik scatterplott membentuk pola tertentu maka dapat

disimpulkan bahwa telah terjadi heterokedastisitas. Apabila dari grafik

scatterplott tidak membentuk suatu pola tertentu dimana titik-titik

menyebar dibawah angka 0 dan y maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Gambar 4.3
Uji Heteroskedastisitas

Pada grafik scatterplott yang ada pada gambar 4.3 terlihat

bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola

tertentu serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol dan

sumbu y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas


pada model regresi. Penyebaran titik-titik ini dikarenakan adanya

perbedaan data observasi yang satu dengan yang lain sehingga model

regresi dapat digunkan untuk melihat pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model

regresi linier terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat

problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini

sering ditemukan pada data time series. Pada data cross section,

masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Metode deteksi terhadap

autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson. Uji

Durbin Watson yaitu dengan membandingkan nilai Durbin Watson dari

hasil regresi dengan nilai Durbin Watson tabel.

Bentuk pengujian :
H0 : Tidak terjadi autokorelasi
Ha : Terjadi autokorelasi
Menggunakan tarif signifikansi 5%

Pengambilan keputusan, antara lain :


1) H0 diterima, jika : dU < DW < 4-dU (Tidak terjadi
autokorelasi)
2) H0 ditolak, jika : DW < dL atau DW > 4-dL (Terjadi
autokorelasi)
3) dL< DW< dU atau 4-dU < DW < 4-dL (Tidak ada
keputusan yang pasti).

Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin


Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel
yang menjelaskan.

Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Durbin-Watson
Estimate

1 .748a .560 .476 .65863 1.755


Predictors: (Constant), Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan aset, Ukuran
Perusahaan, Struktur aset

Dependent Variable: Struktur modal

Dari hasil output di atas didapat nilai DW yang dihasilkan dari

model regresi adalah 1.755. Sedangkan dari tabel DW dengan

signifikansi 0,05 untuk jumlah data 48 dengan 4 variabel bebas

diperoleh nilai dU sebesar 1.7206. Karena nilai DW (1.7555) berada

pada daerah antara 1.7206 dan (4-1.7206 = 2.2794) sehingga hasil uji

autokorelasinya adalah DU < DW < 4-DU yaitu

1.7206<1.7555<2.2794, maka berarti tidak ada autokorelasi.


4.2.2.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.5
Hasil Uji Parsial
Coefficientsa

Unstandardized Standardize
Coefficients d
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) -5.044 3.554 -1.419 .163


Pertumbuhan
.006 .004 .282 1.349 .184
Penjualan

Pertumbuhan aset .022 .007 .393 3.066 .004

Ukuran Perusahaan 2.118 1.040 .316 2.036 .048


Struktur aset .484 .462 .189 1.047 .301

a. Dependent Variable: Struktur Modal

Dari tabel 4.5 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi

berganda sebagai berikut:

Y = -5.044 + 0.006X1 + 0.022X2 + 2.118X3 + 0.484X4 + e

a. Koefisien konstan adalah -5.044 nilai konstanta bernilai negatif

artinya jika skor variabel pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aset,

ukuran perusahaan, struktur aset dianggap tidak ada atau sama

dengan nol, maka skor struktur modal akan semakin berkurang.

b. X1 adalah variabel pertumbuhan penjualan yang memiliki nilai

koefisien regersi kearah yang positif sebesar +0,006 Hal ini

mempunyai arti bahwa kenaikan 1% variabel pertumbuhan penjualan

maka struktur modal akan mengalami kenaikan sebesar 0,006

dengan asumsi variabel yang tetap.

c. X2 adalah variabel pertumbuhan aset yang memiliki nilai koefisien


regresi kearah yang positif sebesar +0.022 Hal ini mempunyai arti

bahwa kenaikan 1% variabel pertumbuhan aset maka struktur modal

akan mengalami kenaikan sebesar 0,022 dengan asumsi variabel

yang tetap.

d. X3 adalah ukuran perusahaan yang memiliki nilai koefisien regresi

kearah yang positif sebesar +2,118 Hal ini mempunyai arti bahwa

kenaikan 1% variabel ukuran perusahaan maka struktur modal akan

mengalami kenaikan sebesar 2,118 dengan asumsi variabel yang

tetap.

e. X4 adalah struktur aset yang memiliki nilai koefisien regresi kearah

yang positif sebesar +0,484 Hal ini mempunyai arti bahwa kenaikan

1% variabel pertumbuhan penjualan maka struktur modal akan

mengalami kenaikan sebesar 0,484 dengan asumsi variabel yang

tetap.

4.2.2.6 Uji Hipotesis

4.2.2.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan suatu nilai (nilai proporsi)

yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel

bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam

menerangkan variasi variabel tak bebas.


Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-
Watson

1 .748a .560 .476 .65863 1.755

a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan aset,


Ukuran Perusahaan, Struktur aset

b. Dependent Variable: Struktur modal


Sumber : output SPSS, diolah penulis, 2020

Pada nilai koefisien determinasi terletak pada kolom Adjusted

R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 0,476.

Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas, yakni

pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan,

struktur aset mempengaruhi variabel struktur modal sebesar

47,6%, dan sisanya sebesar 52,4% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain.

4.2.2.6.2 Uji Signifikan Parsial (t-Test)

Uji parsial (t-test) adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel

dependen secara individu (parsial). Apabila tingkat

signifikansi (probabilitas) lebih besar dari 0,05 maka variabel

independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur

modal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi (probabilitas) lebih

kecil dari 0,05 maka variabel independen berpengaruh

terhadap struktur modal. Hasil uji parsial dapat dilihat sebagai


berikut:

Tabel 4.5
Hasil Uji Signifikan Parsial (t-Test)
Coefficientsa

Unstandardized Standardize
Coefficients d
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) -5.044 3.554 -1.419 .163


Pertumbuhan
.006 .004 .282 1.349 .184
Penjualan

Pertumbuhan aset .022 .007 .393 3.066 .004

Ukuran Perusahaan 2.118 1.040 .316 2.036 .048


Struktur aset .484 .462 .189 1.047 .301

a. Dependent Variable: Struktur Modal

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa variabel

pertumbuhan penjualan memiliki nilai thitung sebesar 1,349

dengan nilai signifikansinya 0,184. Sedangkan nilai ttabel

sebesar 2,01 sehingga, thitung < ttabel (1,349 < 2,01) dan nilai

signifikansinya 0.163 > 0,05. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal.

Pertumbuhan aset pada tabel diatas menunjukkan nilai

thitung 3,066 dan nilai ttabel 2,01 sehingga thitung > ttabel (3,066 >

2,01). Dengan demikian pertumbuhan aset secara parsial

memiliki pengaruh terhadap struktur modal dengan nilai

signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05) artinya

pertumbuhan aset memiliki pengaruh signifikan terhadap


struktur modal.

Ukuran perusahaan menunjukkan nilai thitung 2,036 dan

nilai ttabel 2,01 sehingga thitung > ttabel (2,036 > 2,01) maka, secara

parsial ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur

modal dengan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,048

< 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur

modal.

Struktur aset menunjukkan nilai thitung 1,047 dan nilai ttabel

sebesar 2,01 maka thitung < ttabel (1,047 < 2,01) maka secara

parsial struktur aset tidak berpengaruh terhadap struktur modal

dengan nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (0,301 >

0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur aset tidak

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

4.2.2.6.3 Uji Signifikan Simultan (F-Test)

Untuk melihat pengaruh pertumbuhan penjualan, pertumbuhan

aset, ukuran perusahaan dan struktur aset terhadap struktur

modal perusahaan secara simultan dapat dihitung dengan

menggunakan F-test. Apabila tingkat signifikansinya lebih

besar dari 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama

tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Tetapi, jika nilai

signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal.


Tabel 4.6
Hasil Uji Signifikan Simultan (F-Test)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 13.795 4 3.449 5.571 .001b


Residual 26.619 43 .619
Total 40.414 47

a. Dependent Variable: Struktur Modal


b. Predictors: (Constant), Struktur aset, Pertumbuhan aset, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Penjualan

Pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa nilai p-value adalah

sebesar 0,001 < 0,05 dan dari tabel diatas menunjukkan bahwa

nilai Fhitung >Ftabel (5,571 > 2,59). Berdasarkan hasil tersebut,

variabel independen pertumbuhan penjualan, pertumbuhan

aset, ukuran perusahaan dan struktur aset secara bersama- sama

(simultan) berpengaruh signifikan terhadap stuktur modal.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisa statistik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara

bersama-sama (simultan) variabel independen yaitu pertumbuhan penjualan,

pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, struktur aset berpengaruh signifikan

terhadap struktur modal. Hal ini dapat dilihat dari F-tabel pada tabel 4.6 dimana

nilai dari signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,0001< 0,05). Nilai Fhitung >

Ftabel (5,571 > 2,57) dan nilai adjusted R square 0,476 atau 47,6% hal ini berarti

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sebesar

47,6% dan 52,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain.


Sedangkan dalam pengujian secara parsial variabel pertumbuhan penjualan

dan struktur aset yang tidak berpengaruh signifikan terhadap strutur modal.

Sedangkan variabel pertumbuhan aset dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh

signifikan positif terhadap struktur modal.

Variabel pertumbuhan penjualan secara parsial tidak memilki pengaruh

signifikan terhadap struktur modal. Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung sebesar

1,349 dengan nilai signifikansi sebesar 0,184 > 0,05 sedangkan nilai ttabel sebesar

2,01 sehingga nilai thitung < ttabel (1,348 < 2,01) . Nilai koefisien regresi

pertumbuhan penjualan sebesar 0,006 atau 0,6% menunjukkan bahwa kenaikan

pertumbuhan penjualan sebesar satu satuan maka nilai struktur modal yang dilihat

dari nilai Y akan meningkat sebesar 0,006 dengan ketentuan variabel lain

dianggap tetap. Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian Arilyn (2015).

Pertumbuhan penjualan adalah kenaikkan jumlah penjualan dari tahun ke tahun

atau dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang memiliki

pertumbuhan penjualan yang tinggi, maka perusahaan memiliki potensi

mendapatkan laba yang besar, dan laba ditahan akan ikut meningkat.Sehingga

perusahaan akan cenderung menggunakan dana internal untuk memenuhi

kebutuhan modalnya.

Pertumbuhan aset secara parsial memiliki pengaruh signifikan positif

terhadap struktur modal. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung 3,066 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,004 < 0,05 sedangkan nilai ttabel 2,01 sehingga nilai thitung

> ttabel (3,066 > 2,01). Nilai koefisien regresi pertumbuhan aset sebesar 0,022

atau 2,2% yang berarti kenaikan satu satuan nilai pertumbuhan aset maka struktur
modal akan mengalami kenaikan sebesar 0,022 dengan asumsi variabel lain tetap.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rizal, Nasir dan Hanif (2014) dimana

pertumbuhan aset berpengaruh signifikan positif. Pertumbuhan aset adalah potensi

pertumbuhan yang diukur dengan rasio selisih total aset pada tahun t-1, terhadap

total aset t-l. Menurut pecking order theory semakin cepat pertumbuhan aset,

semakin besar kebutuhan dana dimasa mendatang, semakin mungkin perusahaan

menahan pendapatan, bukan membayarkannya sebagai dividen.

Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan positif. Hal ini

ditunjukkan dari nilai thitung sebesar 2,036 dengan nilai signifikasinya sebesar

0,048 < 0,05 dan nilai ttabel sebesar 2,01 sehingga nilai thitung > ttabel (2,036 >

2,01). Selain itu, nilai koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar 2,118 atau

211,8% yang berarti bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan tiap satu satuan

maka struktur modal akan mengalami kenaikan sebesar 2,118 dengan asumsi

variabel lain tetap. Besarnya ukuran perusahaan adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif

dan komponennya, menurut hipotesis trade-off theory, semakin besar perusahaan

maka perusahaan dapat memakai utang lebih banyak untuk melakukan

diversifikasi usaha, ini terkait rendahnya risiko perusahaan besar sehingga

perusahaan menggunakan dana eksternal untuk memenuhi kebutuhannya. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Arilyn (2015) yang menyatakan bahwa

ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Struktur aset secara parsial tidak berpengaruh signifikan. Hal ini dapat

dilihat dari nilai thitung sebesar 1,047 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,301
> 0,05 dan nilai ttabel sebesar 2,01 maka nilai thitung > ttabel (1,047 > 2,01).

Nilai koefisien regresinya sebesar 0,484 atau 48,4% ini menunjukkan bahwa

setiap kenaikan variabel struktur aset setiap satu satuan maka struktur modal

mengalami kenaikan sebesar 0,484 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa struktur aset tidak berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal. Hal ini berarti bahwa besar kecilnya struktur

aset perusahaan tidak akan mempengaruhi kebijakan struktur modal perusahaan.

Hal ini disebabkan karena jenis aset yang dapat dijaminkan, maka aset tetap yang

dimiliki oleh perusahaan bukan merupakan aset multiguna yang tidak begitu baik

dijaminkan. Oleh sebab itu kreditur akan memilih Aset maupun syarat perjanjian

lainnya sebagai acuan dalam memberikan kredit kepada perusahaan, misalnya

saham, sertifikat kepemilikan, akta cash, persediaan, piutang, mesin, peralatan,

penerimaan, kontrak jual beli, rekening bank, klaim asuransi dan deposito. Hal

inilah yang menyebabkan pertambahan Aset tetap perusahaan tidak berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal perusahaan pada tingkat alpha 5%.

Hal ini menunjukkan bahwa struktur aset bukan sebagai salah satu faktor

yang mempengaruhi struktur modal, karena manajemen tidak terlalu

memperhatikan struktur aset dalam keputusan menggunakan atau menambah

hutang namun lebih disebabkan oleh Aset lancarnya. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rizal, Nasir dan Hanif (2014) yang membuktikan

bahwa variabel struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah pertumbuhan penjualan,

pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, dan struktur aset memiliki pengaruh

signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap struktur modal pada

perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponennya yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

sebanyak 12 perusahaan dari tahun 2015 sampai 2018.

Berdasarkan penjelasan hasil pada bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara simultan pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aset, ukuran

perusahaan, dan struktur aset berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Hal ini dapat dilihat nilai probability uji F yaitu sebesar 0,001 < 0,05 dan dari

tabel menunjukkan bahwa nilai F hitung >Ftabel (5,571 > 2,59).

2. Secara parsial variabel pertumbuhan penjualan tidak memilki pengaruh

signifikan terhadap struktur modal. Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung

sebesar 1,349 dengan nilai signifikansi sebesar 0,184 > 0,05 sedangkan nilai t

tabel sebesar 2,01 sehingga nilai thitung < t tabel (1,348 < 2,01).

3. Secara parsial pertumbuhan aset memiliki pengaruh signifikan positif

terhadap struktur modal. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung 3,066 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05 sedangkan nilai ttabel 2,01 sehingga
nilai thitung > ttabel (3,066 > 2,01).

4. Secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif. Hal ini

ditunjukkan dari nilai thitung sebesar 2,036 dengan nilai signifikasinya

sebesar 0,048 < 0,05 dan nilai ttabel sebesar 2,01 sehingga nilai t hitung >

ttabel (2,036 > 2,01).

5. Secara parsial struktur aset tidak berpengaruh signifikan. Hal ini dapat dilihat

dari nilai t hitung sebesar 1,047 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,301 >

0,05 dan nilai t tabel sebesar 2,01 maka nilai t hitung > t tabel (1,047 > 2,01).

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan

dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan-

keterbatasan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Variabel independen yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi hanya pada

variabel pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan,

struktur aset. Sementara ada banyak faktor-faktor lain dan rasio keuangan

lainnya yang mempengaruhi struktur modal perusahaan.

2. Variabel dependen yaitu struktur modal dibatasi pada debt to equity ratio

sehingga untuk informasi struktur modal perusahaan hanya didapat

berdasarkan satu perspektif rasio keuangan.

3. Periode penelitian dibatasi dari tahun 2015 sampai 2018.


5.3 Saran

Berdasarkan penejelasan mengenai keterbatasan penelitian diatas, maka

peneliti memberikan saran kepada pihak manajemen, investor dan peneliti

selanjutnya sebagai berikut ini:

1. Bagi pihak manajemen

Untuk variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal perusahaan, pihak

manjemen dapat mengoptimalkan struktur modalnya melalui penggunaan yang

tepat variabel tersebut dalam mengambil keputusan pengunaan keuangan.

2. Bagi pihak investor

Bagi pihak investor dapat dijadikan salah satu pertimbangan dalam mengambil

keputusan melakukan invustasi pada suatu perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat menambah variabel independen seperti

pertumbuhan penjualan, resiko bisnis, pendapatan per karyawan, umur

perusahaan dan sebagainya. Untuk menilai variabel independen maupun

dependen dapat mmenggunakan indikator lain serta menambah jumlah sampel

perusahaan dan menambah periode penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Arilyn, 2015.”Pengaruh Rasio Keuangan, Karakteristik Perusahaan Dan Tarif


Pajak Terhadap Struktur Modal Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 17, No. 2,
Desember 2015:143-148, ISSN:1410-9875.

Agung Nugroho, 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistic Penelitian Dengan
SPSS, Andi Yogyakarta, Yogyakarta

Bambang Riyanto. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, ed. 4,


BPFEYOGYAKARTA.

Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2011. Dasar-dasar Manajemen


Keuangan Terjemahan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Chen ,J. & Strange , R. (2006). The Determinants of Capital Structure: Evidence
from Chinese Listed Companies. Journal of Economic Literature.

Dincergok, B., & Yalciner, K. 2011. Capital Structure of Manufacturing Firm’s in


Developing Countries. Middle Eastern Finance and Economics 12:86-100.

Elsas, R., & Florysiak, D. (2008). Empirical Capital Structure Research: New
Ideas, Recent Evidence, and Methodological Issues. Discussion Paper at
Munich School of Management, Munich, July 2008.

Erlina, 2011. “Metodologi Penelitian”, USU Press, Medan.

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke-2, Alfabeta,


Bandung.

Fahmi, Irham, 2018. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab,
Edisi 4, Cetakan keenam, Alfabeta, Bandung.
Firnanti, Friska. 2011. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi Vol. 13 no. 2, Agustus 2011, Halaman 119-128. STIE Trisakti.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

Hanafi, 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE UGM.

Margaretha Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. “Faktor-faktor Yang


Mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 12, No. 2, Agustus 2010.

Myers, S. C&N.S Majluf., 1984, "Corporate Financing & Invesment Decision


When Firm Have Information That Investor Do Not Have", Journal of
Financial Economics, 13, pp 187-221.

Putra, Diantini, 2015.”Determinan Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Di


Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 10, No. 2, 31
Agustus 2015, ISSN 1978-6069.

Rizal, Nasir, Hanif, 2014.”Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Struktur


Modal (Studi Empiris Pada Perusahaan Automotive and Applied Product
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)”. Jurnal
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau, Pekanbaru, Vol. 1, No. 1,
2014, ISSN:2335-6854.

Rochaety, Eti, Ratih Tresnati, Abdul Madjig Latief, 2009. Metodologi Penelitian
Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, Edisi Revisi, Mitra Wacana Media,
Jakarta.

Sartono, Agus, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4, Cetakan
pertama, BPFE, Yogyakarta.
Sawitri, Lestari, 2015.”Pengaruh Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan Dan
Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Pada Industri Otomotif
di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013”. Jurnal Bisnis Dan
Akuntansi.

Setyawan, A. I. W., Topowijono, & Nuzula, N. F. (2016). Pengaruh Firm Size,


Growth Opportunity, Profitability, Business Risk, Effective Tax Rate,
Asset Tangebility, Firm Age dan Liquidity terhadap Struktur Modal
( Studi pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di
BEI. Jurnal Administrasi Bisnis, 31(1), 108–117.

Sjahrial, Dermawan, 2014. Manajemen Keuangan Lanjutan, Edisi Revisi,


Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.

Sudjana, D (2001) Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif : Bandung : Falah


Production.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sundjaja dan Barlian, 2003. Manajemen Keuangan, Edisi 4, Penerbit PT Intan


Sejati, Klaten.

Song, H.S. (2004). Capital Structure Determinants: An Empirical Study of


Swedish Companies. Presented at Conference “Innovation
Entrepreneurship and Growth”, Stockholm, November 18-20.

Syamsuddin, Lukman, 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi


dalam : Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan, Edisi
Baru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Weston, J. Fred dan Brigham, Eugene F, 1994. Dasar-Dasar Manajemen


Keuangan, Edisi 9, Cetakan Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.

www.idx.com (19 November 2019)


Lampiran 1

Daftar Populasi Perusahaan yang Masuk yang terdaftar di Bursa Efek


Indonesia

NO Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel


1 2

1 Astra International Tbk ASII √ √ Sampel 1


2 Astra Otoparts Tbk AUTO √ √ Sampel 2
3 Garuda Metalindo Tbk BOLT √ √ Sampel 3
4 Indo Kordsa Tbk BRAM √ √ Sampel 4
5 Goodyear Indonesia Tbk GDYR √ √ Sampel 5
6 Gajah Tunggal Tbk GJTL √ √ Sampel 6
7 Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS √ √ Sampel 7
8 Indospring Tbk INDS √ √ Sampel 8
9 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN √ √ Sampel 9

10 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA √ √ Sampel 10


11 Nipress Tbk NIPS - √ -
12 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS √ √ Sampel 11
13 Selamat Sempurna Tbk SMSM √ √ Sampel 12
Lampiran 2

Tabulasi Hasil Perhitungan Debt To Equity Ratio (DER)


Sampel Penelitian Tahun 2015-2018
DER
No. Nama Perusahaan Kode
2015 2016 2017 2018
1 Astra International Tbk ASII 0.94 0.87 0.89 0.98
2 Astra Otoparts Tbk AUTO 0.41 0.39 0.37 0.41
3 Garuda Metalindo Tbk BOLT 0.21 0.25 0.65 0.78
4 Indo Kordsa Tbk BRAM 0.60 0.50 0.40 0.35
5 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 1.15 1.01 1.31 1.32
6 Gajah Tunggal Tbk GJTL 2.25 2.20 2.20 2.35
7 Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS 2.71 1.00 2.38 2.38
8 Indospring Tbk INDS 0.33 0.20 0.13 0.13
9 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 1.78 8.26 0.16 0.10
10 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA 0.73 0.80 0.95 1.02
11 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 1.12 1.30 1.28 1.38
12 Selamat Sempurna Tbk SMSM 0.54 0.43 0.34 0.30
Lampiran 3

Tabulasi Hasil Perhitungan Pertumbuhan Penjualan


Sampel Penelitian Tahun 2015-2018
Pertumbuhan Penjualan
No. Nama Perusahaan Kode
2015 2016 2017 2018
1 Astra International Tbk ASII -0.09 -0.02 0.14 0.16
2 Astra Otoparts Tbk AUTO -0.04 0.09 0.06 0.13
3 Garuda Metalindo Tbk BOLT -0.11 0.04 0.00 0.13
4 Indo Kordsa Tbk BRAM 0.60 0.50 0.40 0.35
5 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 1.15 1.01 1.31 1.32
6 Gajah Tunggal Tbk GJTL -0.01 0.05 0.04 0.09
7 Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS -0.07 -0.17 0.06 0.14
8 Indospring Tbk INDS -0.07 -0.01 0.20 0.22
9 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 0.11 0.82 -0.27 -0.08
10 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA 1.15 1.01 0.96 0.98
11 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 0.05 -0.22 -0.55 0.39
12 Selamat Sempurna Tbk SMSM 0.06 0.03 0.16 0.18
Lampiran 4

Tabulasi Hasil Perhitungan Pertumbuhan aset


Sampel Penelitian Tahun 2015-2018
Pertumbuhan aset
No. Nama Perusahaan Kode
2015 2016 2017 2018
1 Astra International Tbk ASII 0.04 0.07 0.13 0.17
2 Astra Otoparts Tbk AUTO 0.00 0.02 0.01 0.08
3 Garuda Metalindo Tbk BOLT 0.01 0.02 -0.01 0.10
4 Indo Kordsa Tbk BRAM -0.05 0.01 0.03 -0.03
5 Goodyear Indonesia Tbk GDYR -0.05 -0.05 0.10 0.02
6 Gajah Tunggal Tbk GJTL 0.09 0.07 -0.03 0.08
7 Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS 0.03 -0.05 0.10 0.02
8 Indospring Tbk INDS 0.12 -0.03 -0.02 0.02
9 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 0.79 0.47 -0.44 0.12
10 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA -0.04 0.02 0.08 -0.02
11 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 0.19 0.04 -0.03 0.06
12 Selamat Sempurna Tbk SMSM 0.26 0.02 0.08 0.15
Lampiran 5

Tabulasi Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan


Sampel Penelitian Tahun 2015-2018
Ukuran Perusahaan
No. Nama Perusahaan Kode
2015 2016 2017 2018
1 Astra International Tbk ASII 33.13 33.20 33.32 33.47
2 Astra Otoparts Tbk AUTO 30.29 30.31 30.32 30.40
3 Garuda Metalindo Tbk BOLT 27.55 27.82 27.80 27.90
4 Indo Kordsa Tbk BRAM 22.15 22.17 22.19 22.17
5 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 28.14 28.05 28.15 28.23
6 Gajah Tunggal Tbk GJTL 30.49 30.56 30.53 30.61
7 Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS 30.84 30.87 31.08 34.48
8 Indospring Tbk INDS 28.57 28.54 28.52 28.54
9 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 26.50 26.89 26.31 26.43
10 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA 20.21 20.23 20.30 20.28
11 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 28.06 28.10 28.06 28.12
12 Selamat Sempurna Tbk SMSM 28.43 28.44 28.52 28.66
Lampiran 6

Tabulasi Hasil Perhitungan Struktur aset


Sampel Penelitian Tahun 2015-2018
Struktur aset
No. Nama Perusahaan Kode
2015 2016 2017 2018
1 Astra International Tbk ASII 0.57 0.20 0.59 0.61
2 Astra Otoparts Tbk AUTO 0.67 0.66 0.65 0.62
3 Garuda Metalindo Tbk BOLT 0.47 0.47 0.55 0.52
4 Indo Kordsa Tbk BRAM 0.60 0.50 0.40 0.35
5 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 1.15 1.01 1.31 1.32
6 Gajah Tunggal Tbk GJTL 0.62 0.60 0.61 0.56
7 Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS 0.51 0.55 0.58 0.60
8 Indospring Tbk INDS 0.61 0.60 0.50 0.54
9 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 0.55 0.61 0.50 0.54
10 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA 1.15 1.01 0.96 0.98
11 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 0.57 0.57 0.58 0.61
12 Selamat Sempurna Tbk SMSM 0.38 0.35 0.36 0.34
Lampiran 7

Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pertumbuhan Penjualan 48 -27.37 131.67 26.7952 43.12206
Pertumbuhan aset 48 -43.89 79.25 6.5823 16.44347
Ukuran Perusahaan 48 20.21 34.48 27.9985 3.61566
Struktur aset 48 19.65 131.67 62.9240 24.33164
Struktur Modal 48 10.24 826.13 109.4606 127.33247
Valid N (listwise) 48
Lampiran 8

Hasil Uji Asumsi


Klasik
a. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 48
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .75257070
Most Extreme Differences Absolute .080
Positive .059
Negative -.080
Test Statistic .080
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Uji Normalitas dengan Pendekatan Normal Probability Plot

b
Lampiran 8
b. Uji Normalitas dengan Pendekatan Histogram

..

c. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardize
Coefficients d Collinearity Statistics

Model Coefficients T Sig.


B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -5.044 3.554 -1.419 .163


Pertumbuhan
.006 .004 .282 1.349 .184 .351 2.845
Penjualan

Pertumbuhan aset .022 .007 .393 3.066 .004 .932 1.073


Ukuran Perusahaan 2.118 1.040 .316 2.036 .048 .638 1.568
Struktur aset .484 .462 .189 1.047 .301 .470 2.127

a. Dependent Variable: Struktur Modal


Lampiran 8
d. Uji Heterokedastisitas

e. Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin Watson


Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Durbin-Watson
Estimate

1 .748a .560 .476 .65863 1.755


a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan aset, Ukuran
Perusahaan, Struktur aset
b. Dependent Variable: Struktur modal
Lampiran 9
Hasil Uji Hipotesis

a. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Durbin-Watson
Estimate

1 .748a .560 .476 .65863 1.755


a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan aset, Ukuran
Perusahaan, Struktur aset

b. Dependent Variable: Struktur modal

b. Signifikan Pengaruh Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Unstandardized Standardize
Coefficients d
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) -5.044 3.554 -1.419 .163


Pertumbuhan
.006 .004 .282 1.349 .184
Penjualan
Pertumbuhan aset .022 .007 .393 3.066 .004

Ukuran Perusahaan 2.118 1.040 .316 2.036 .048


Struktur aset .484 .462 .189 1.047 .301

a. Dependent Variable: Struktur Modal

c. Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 13.795 4 3.449 5.571 .001b


Residual 26.619 43 .619
Total 40.414 47

a. Dependent Variable: Struktur Modal


b. Predictors: (Constant), Struktur aset, Pertumbuhan aset, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Penjualan
Lampiran 10
Lampiran 11

Anda mungkin juga menyukai