Anda di halaman 1dari 23

BAB V

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap karyawan

yang bekerja pada Freestyle Konveksi Badung sebanyak 38 responden

dapat diketahui beberapa karakteristik responden yaitu berdasarkan jenis

kelamin, usia, tingkat pendidikan dan lama bekerja.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat dari tabel 5.1 dibawah ini:

TABEL 5.1
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN JENIS
KELAMIN
Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-Laki 25 65.8 65.8 65.8

Perempuan 13 34.2 34.2 100.0

Total 38 100.0 100.0

Sumber : Data Diolah, 2020

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diperoleh informasi respoden yang

bekerja pada Freestyle Konveksi Badung yang berjenis kelamin laki-


laki yaitu sebanyak 25 orang atau 65,8 %. Sedangkan yang berjenis

kelamin perempuan hanya sebayak 13 orang atau sebesar 34,2 %.

b. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dijelaskan pada tabel 5.2

berikut ini:

TABEL 5.2
KARAKERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN USIA
Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 21 Tahun 6 15.8 15.8 15.8

21-28 Tahun 5 13.2 13.2 28.9

29-35 Tahun 17 44.7 44.7 73.7

> 35 Tahun 10 26.3 26.3 100.0

Total 38 100.0 100.0

Sumber : Data Diolah, 2020


Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa lama

karyawan pada Freestyle Konveksi Badung yang berusia < 21th

berjumlah 6 orang atau 15,8%, yang berusia 21 th – 28 th berjumlah 5

orang atau 13,2%, responden yang berusia 29 th – 35 th berjumlah 17

orang atau 44,7% dan yang berusia > 35 th berjumlah 10 orang atau

26,3%.
c. Karakteristik respoden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dijelaskan

pada tabel 5.3:

TABEL 5.3
KARAKTERISTIK RESPODEN BERDASARKAN TINGKAT
PENDIDIKAN
Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMA 9 23.7 23.7 23.7

Diploma 13 34.2 34.2 57.9

S1 12 31.6 31.6 89.5

S2 4 10.5 10.5 100.0

Total 38 100.0 100.0

Sumber : Data Diolah, 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan usia karyawan pada

Freestyle Konveksi Badung karyawan yang berpendidikan SMA

berjumlah 9 orang atau 23,7%, karyawan yang berpendidikan

Diploma berjumlah 13 orang atau 34,2%. Karyawan yang

berpendidikan S1 berjumlah 12 orang atau 31,6%, dan Karyawan

yang berpendidikan S2 berjumlah 4 orang atau 10,5%.


d. Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja.

TABEL 5.4
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN
LAMA BEKERJA
Masa Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 1 Tahun 9 23.7 23.7 23.7

2-4 Tahun 18 47.4 47.4 71.1

> 4 Tahun 11 28.9 28.9 100.0

Total 38 100.0 100.0

Sumber : Data Diolah, 2020


Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa

responden yang merupakan karyawan pada Freestyle Konveksi

Badung karyawan yang bekerja di bawah 1th berjumlah 9 orang atau

23.7%, karyawan yang bekerja 2th – 4th berjumlah 18 orang atau

47,4% dan karyawan yang bekerja diatas 4th berjumlah 11 orang atau

28,8%.

B. Analisis Data

1. Hasil uji kualitas data


Uji validitas dan reabilitas diguakan untuk menguji kelayakan

instrument atau indikator sebagai alat ukur variabel dalam kuesioner yang

diberikan kepada 38 responden. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat

dilihat pada Tabel 5.5.


TABEL 5.5
HASIL UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS

Corrected
Cronbach' Indikato
Variabel Item-Total Keterangan
s Alpha r
Correlation
X1.1 0.827 Valid
Kepemimpinan X1.2 0.89 Valid
Transformasiona 0.89
l (X1) X1.3 0.93 Valid
X1.4 0.842 Valid
X2.1 0.681 Valid
X2.2 0.772 Valid
Komunikasi (X2) 0.777 X2.3 0.605 Valid
X2.4 0.759 Valid
X2.5 0.811 Valid
X3.1 0.555 Valid
X3.2 0.583 Valid
Budaya X3.3 0.692 Valid
0.756
Organisasi (X2) X3.4 0.651 Valid
X3.5 0.745 Valid
X3.6 0.787 Valid
Y1 0.681 Valid
Disiplin Kerja Y2 0.821 Valid
0.625
(Y) Y3 0.81 Valid
Y4 0.444 Valid
Sumber : Data Diolah, 2020

Terlihat pada Tabel 5.5 variabel kepemimpinan transformasional,

komunikasi , budaya organisasi dan disiplin kerja memiliki nilai pearson

correlation lebih dari 0,30. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan dalam

kuesioner telah memenuhi syarat valid. Berdasarkan hasil perhitungan dari

setiap variabel nilai Cronbach’s Alpha dari masing-masing variabel pada


tabel 5.5 diperoleh hasil yang besarnya di atas 0,60. Hal ini berarti semua

variabel dalam kuesioner tersebut dapat dikatakan reliabel.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil uji normalitas data

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas

residual data dalam penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov-

Smirnov. Residual data penelitian dikatakan berdistribusi normal apabila

nilai probabilitas signifikansi atau koefisien Asymp. Sig. (2-tailed) lebih

besar dari level of significant yang dipakai yaitu 0,05 (5 persen). Tabel 5.7

menyajikan hasil uji normalitas penelitian sebagai berikut.

Tabel 5.7
UJI NORMALITAS DATA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 38
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 1.62787702
Most Extreme Differences Absolute .148
Positive .091
Negative -.148
Kolmogorov-Smirnov Z .909
Asymp. Sig. (2-tailed) .380

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Data Diolah, 2020


Tabel 5.7 menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikansi atau

koefisien Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti

residual data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal.

b. Hasil uji multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Adanya

multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation

factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 0,10 atau VIF kurang dari 10,

maka dapat dikatakan tidak ada multikolinieritas. Hasil uji

multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut.

Tabel 5.8
UJI MULTIKOLINEARITAS
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

Std.
Model B Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.531 1.976 2.293 .028

Kepemimpinan
.198 .158 .253 3.257 .002 .934 1.914
Transformasional

Komunikasi .088 .200 .115 2.439 .001 .820 1.957

Budaya Organisasi .284 .224 .436 3.273 .000 .812 1.429

a. Dependent Variable: Disiplin Kerja

Sumber: Data Diolah, 2020


Hasil uji multikolonieritas yang disajikan dalam Tabel 5.8

menunjukkan nilai tolerance dan VIF dari variabel Kompensasi dan

Lingkungan Kerja Fisik. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai

tolerance untuk setiap variabel lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih

kecil dari 10 yang berarti model persamaan regresi bebas dari

multikolonieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Gejala variance yang tidak sama

ini disebut dengan heteroskedastisitas, sedangkan adanya gejala residual

yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan lain disebut dengan

homokedastisitas.

Gambar 1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data Diolah, 2020

Berdasarkan hasil pengujia uji heteroskedastisitas menggunakan uji

glejser berdasarkan gambar 1 menunjukan tidak ada pola yang jelas, serta

titik yang menyebar di atas dan di bawah angka nol (0) pada sumbu Y,

maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Setelah model regeresi dinyatakan

memenuhi syarat asumsi klasik sehingga dapat memprediksi dan dipakai

sebagai model penelitian maka selanjutnya akan dilakukan pengujian

hipotesis.

3. Analisis regresi linear berganda.

Analisis regresi linier berganda merupakan analisis yang

digunakan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional


(X1), komunikasi (X2) dan Budaya Organisasi (X3) pada disiplin kerja

(Y) di Freestyle Konveksi Badung. Pengolahan data menggunakan

bantuan program SPSS menunjukan hasil penelitian pada Tabel 5.9

berikut.

Tabel 5.9
HASIL UJI ANALISIS LINIER BERGANDA

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.531 1.976 2.293 .028

Kepemimpinan
.198 .158 .253 3.257 .002
Transformasional

Komunikasi .088 .200 .115 2.439 .001

Budaya Organisasi .284 .224 .436 3.273 .000

a. Dependent Variable: Disiplin Kerja

Sumber: Data Diolah, 2020

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Diketahui nilai konstanta sebesar 4,431 mengandung arti jika

kepemimpinan transformasional (X1), komunikasi (X2) dan budaya

organisasi (X3) bernilai 0 (nol) atau konstan, maka disiplin kerja (Y)

akan meningkat sebesar 4,531.

b. β1 = 0,198; berarti, variabel kepemimpinan transformasional

memiliki hubungan positif pada disiplin kerja. Artinya, jika variabel


kepemimpinan transformasional (X1) meningkat, maka disiplin kerja

(Y) akan meningkat sebesar 0,198.

c. β2 = 0,088; berarti variabel komunikasi memiliki hubungan positif

pada disiplin kerja. Artinya, jika variabel disiplin kerja (X2)

meningkat maka disiplin kerja (Y) akan meningkat sebesar 0,088.

d. β3 = 0,284; berarti variabel budaya organisasi memiliki hubungan

positif pada disiplin kerja. Artinya, jika variabel budaya organisasi

(X3) meningkat maka disiplin kerja (Y) akan meningkat sebesar

0,284.

4. Uji Hipotesis (Uji t)

Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh variabel

independen pada variabel dependenya. Taraf nyata atau level of significant

(α) yang digunakan adalah 5 persen (0,05). Apabila tingkat signifikansi t

lebih besar dari α = 0,05 maka H₀ diterima dan Hα ditolak yang artinya

tidak ada pengaruh variabel independen pada variabel dependen.

Sebaliknya Ha diterima atau H₀ ditolak artinya ada pengaruh variabel

independen pada variabel dependen yang diteliti jika tingkat signifikansi t

lebih kecil dari atau sama dengan α = 0,05. Hasil Uji t disajikan pada

Tabel 5.10 sebagai berikut.

Tabel 5.10
HASIL UJI T
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 4.531 1.976 2.293 .028

Kepemimpinan
.198 .158 .253 3.257 .002
Transformasional

Komunikasi .088 .200 .115 2.439 .001

Budaya Organisasi .284 .224 .436 3.273 .000

a. Dependent Variable: Disiplin Kerja

Sumber : Data Diolah, 2020

Hasil pengujian pengaruh masing-masing variabel independen

pada variabel dependen dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.

1) Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap disiplin kerja.

a. Rumusan hipotesis

H₀:β1 = 0, variabel kepemimpinan transformasional tidak

berpengaruh pada variabel disiplin kerja.


H 1 :β1 > 0, variabel kepemimpinan transformasional

berpengaruh pada variabel disiplin kerja

b. Taraf nyata = 5%.

c. Menetapkan kriteria keputusan.

❑❑
H 1 1 : diterima jika tingkat signifikansi t ≤ α = 0,05


H 1 : ditolak jika tingkat signifikansi t > α = 0,05

d. Kesimpulan
Oleh karena tingkat signifikansi t sebesar 0,002 yang lebih


kecil dari 0,05 sehingga H 1 diterima. Hal ini berarti

kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan pada

disiplin kerja.

2) Pengaruh komunikasi terhadap disiplin kerja.

a. Rumusan hipotesis


H 2 β1 = 0, variabel komunikasi tidak berpengaruh pada

variabel disiplin kerja.


H 2 :β1 > 0, variabel komunikasi berpengaruh pada variabel

disiplin kerja.

b. Taraf nyata = 5%.

c. Menetapkan kriteria keputusan.


H 2 : diterima jika tingkat signifikansi t ≤ α = 0,05


H 2 : ditolak jika tingkat signifikansi t > α = 0,05

d. Kesimpulan

Oleh karena tingkat signifikansi t sebesar 0,001 yang lebih


kecil dari 0,05 sehingga H 2 diterima. Hal ini berarti

komunikasi berpengaruh signifikan pada disiplin kerja.

3) Pengaruh budaya organisasi terhadap disiplin kerja.

a. Rumusan hipotesis

H 3 β1 = 0, variabel budaya organisasi tidak berpengaruh pada

variabel disiplin kerja.


H 3 :β1 > 0, variabel budaya organisasi berpengaruh pada

variabel disiplin kerja.

b. Taraf nyata = 5%.

c. Menetapkan kriteria keputusan.


H 3 : diterima jika tingkat signifikansi t ≤ α = 0,05


H 3 : ditolak jika tingkat signifikansi t > α = 0,05

d. Kesimpulan

Oleh karena tingkat signifikansi t sebesar 0,000 yang lebih


kecil dari 0,05 sehingga H 3 diterima. Hal ini berarti budaya

organisasi berpengaruh signifikan pada disiplin kerja.

5. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independent

berpengaruh terhadap variabel dependent secara simultan. Hasil analisis

Uji F ini dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11
Hasil Uji F
ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 109.003 3 36.334 12.599 .000a

Residual 98.049 34 2.884

Total 207.053 37

a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Kepemimpinan Transformasional, Komunikasi


b. Dependent Variable: Disiplin Kerja

Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan data pada tabel 5.11, hasil analisisi dijelaskan sebagai

berikut::

a. Menentukan formulasi hipotesis

Ho : b1,2 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang positif dan

signifikan secara simultan antara kepemimpinan

transformasional, komunikasi, dan budaya

organisasi terhadap disiplin kerja .

Ha : b1,2 > 0, berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan

secara simultan antara kepemimpinan

transformasional, komunikasi, dan budaya

organisasi terhadap disiplin kerja.

b. Menentukan level of significance

Menggunakan derajat kepercayaan 95% atau tingkat

kesalahan 5% ( = 0,05),

c. Kriteria pengujian

2) Jika F Sig < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3) Jika F Sig > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

d. Menghitung F-hitung

Hasil perhitungan pada Tabel 5.11 diperoleh Fsig = 0,000

e. Keputusan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 5.11 diperoleh F

sig sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0.05. Artinya variabel

kepemimpinan transformasional, komunikasi, dan budaya

organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin

kerja.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1) Pengaruh kepemimpinan transformasional, komunikasi dan budaya


organisasi terhadap disiplin kerja karyawan pada Freestyle Konveksi
Badung
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 5.11 diperoleh F sig

sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0.05. Artinya variabel kepemimpinan

transformasional, komunikasi, dan budaya organisasi berpengaruh positif

dan signifikan secara simultan terhadap disiplin kerja.

Kepemimpinan transformasional dan secara substansial terlibat

dalam hubungan berkualitas tinggi dengan karyawan mereka, kualitas

hubungan yang terkait dengan kepemimpinan transformasional

meningkatkan persepsi karyawan tentang integritas perilaku manajer

dalam melakukan komunikasi terhadap karyawan.

Kegiatan komunikasi akan timbul jika seorang manusia

mengadakan interaksi dengan manusia lain, jadi dapat dikatakan bahwa

komunikasi timbul sebagai akibat dari adanya hubungan social. Pengertian

tersebut mengandung arti bahwa komunikasi tidak dapat dipisahkan dari


kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok

dalam budaya organisasi (Efendy,2015).

Menurut Saputra (2018) Budaya organisasi merupakan konsep

yang terus berkembang dan harus diperhatikan dalam suatu organisasi

untuk berhasil menciptakan budaya yang baik dalam perusahaan.

Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Saputra

(2018) dan Hawari (2016) menyatakan bahwa secara simultan

kepemimpinan transformasional, komunikasi dan budaya organisasi

memiliki pengaruh terhadap disiplin kerja.

2) Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap disiplin kerja


karyawan pada Freestyle Konveksi Badung.
Berdasarkan hasil uji t menunjukan tingkat signifikansi t sebesar


0,002 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H 1 diterima. Hal ini berarti

kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan pada disiplin kerja.

Nilai koefisien regresi pada uji regresi berganda menunjukan 0,198; berarti,

variabel kepemimpinan transformasional memiliki hubungan positif pada

disiplin kerja. Artinya, jika variabel kepemimpinan transformasional (X1)

meningkat, maka disiplin kerja (Y) akan meningkat sebesar 0,198.

Menurut Fahmi (2017) Kepemimpinan transformasional dibangun

dari dua kata yaitu kepemimpinan (leadership) dan transformasional

(transformasional). Kepemimpinan sebagaimana telah dijelaskan

merupakan setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk

mengkoordinasikan, mengarahkan dan mempengaruhi orang lain dalam


memilih, dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Istilah transformasi

yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi

bentuk lain yang berbeda, misalnya mentransformasikan visi menjadi

realita.

Dewi dan Mujiati (2015) menyataka bahwa gaya kepemimpinan

transformasional merupakan pemimpin dengan sosok yang visioner,

inspiratif, meningkatkan kinerja, serta bertindak sebagai pemimpin yang

efektif.

Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Fahmi

(2017), Lukita (2019) dan Dewi dan Mujiati (2015) menemukan hasil yang

sama bahwa kepempinan transformasional memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap disiplin kerja.

3) Pengaruh komunikasi terhadap disiplin kerja karyawan pada Freestyle


Konveksi Badung.
Oleh karena tingkat signifikansi t sebesar 0,001 yang lebih kecil dari


0,05 sehingga H 2 diterima. Hal ini berarti komunikasi berpengaruh

signifikan pada disiplin kerja. Nilai koefisien regresi pada uji regresi

berganda menunjukan 0,088; berarti variabel komunikasi memiliki

hubungan positif pada disiplin kerja. Artinya, jika variabel disiplin kerja

(X2) meningkat maka disiplin kerja (Y) akan meningkat sebesar 0,088.

Menurut Putra (2017) Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris

communication mempunyai banyak arti. Menurut asal katanya (etimologi),

istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communis, yang berarti
sama (common). Dari kata communis berubah menjadi kata kerja

communicare, yang berarti menyebarkan atau memberitahukan informasi

kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian yang sama. Dalam kamus

besar bahasa Indonesia (KBBI) komunikasi adalah pengiriman dan

penerimaan pesan dan berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan

yang dimaksud dapat dipahami (KBBI, 2015)

Komunikasi sangat sering dilakukan dan merupakan kebutuhan

yang sangat mendasar bagi manusia, karena hampir setiap saat dalam

kehidupan dibutuhkan berkomunikasi antar individu hingga kelompok.

Secara verbal terjadi pada saat seseorang dengan orang lain saling

menyampaikan pesan, tetapi apabila seseorang dengan orang lain dalam

jarak yang jauh dapat pula dilakukan dengan berbagai cara untuk

berkomunikasi satu sama lain.

Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Putra

(2017), Kusuma (2019) dan Gresida (2019) menemukan bahwa

komunikasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin

kerja.

4) Pengaruh budaya organisasi terhadap disiplin kerja karyawan pada


Freestyle Konveksi Badung
Oleh karena tingkat signifikansi t sebesar 0,000 yang lebih kecil dari


0,05 sehingga H 3 diterima. Hal ini berarti budaya organisasi berpengaruh

signifikan pada disiplin kerja. Nilai koefisien regresi pada uji regresi

berganda menunjukan 0,284; berarti variabel budaya organisasi memiliki


hubungan positif pada disiplin kerja. Artinya, jika variabel budaya

organisasi (X3) meningkat maka disiplin kerja (Y) akan meningkat sebesar

0,284.

Menurut Saputra (2018) Budaya organisasi pada hakikatnya,

memiliki nilai yang baik bagi kemajuan suatu organisasi. Budaya

organisasi mencakup aspek yang lebih luas dan lebih mendalam dan justru

menjadi suatu dasar bagi terciptanya suatu iklim organisasi yang ideal.

Masalah budaya organisasi (Organization Culture) akhir- akhir ini telah

menjadi suatu tinjauan yang sangat menarik terlebih dalam kondisi kerja

yang tidak menentu.

Diputri dan Rahyuda (2016) menyatakan bahwa pemimpin

organisasi harus menentukan budaya yang akan ditanamkan dalam

organisasi sehingga mencerminkan visi organisasi, mengidentifikasi

perilaku yang tepat untuk membentuk budaya tersebut dan kemudian

mengembangkan strategi untuk menanamkan perilaku ini di seluruh

organisasi.

Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh

Brahmananda (2018) dan Rahadian (2019) menemukan bahwa budaya

organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin

kerja.
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut.


1) Kepemimpinan transformasional, komunikasi, dan budaya organisasi

berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap disiplin

kerja.

2) Kepemimpinan transformasional memiliki hubungan positif pada

disiplin kerja.

3) Komunikasi memiliki hubungan positif pada disiplin kerja.

4) Budaya organisasi memiliki hubungan positif pada disiplin kerja

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan maka saran yang dapat

disampaikan adalah sebagai berikut.

1) Berdasarkan hasil analisis, Saran yang dapat diberikan berdasarkan

hasil penelitian yang telah dilakukan adalah pimpinan harus lebih

memberikan tantangan terhadap karyawan agar para karyawan lebih

termotivasi dan mengeluarkan semangat kerjanya, pimpinan

sebaiknya memberikan karyawan untuk mengeluarkan aspirasi

terhadap kebijakan dalam perusahaan, pimpinan harus lebih sering

berdiskusi terhadap para karyawannya agar dapat menimbulkan rasa

akrab dari atasan maupun bawahan, dan kontrol terhadap para

karyawan harus lebih rutin agar tugas sesuai dengan intruksi dan

aturan yang berlaku dari perusahaan

2) Bagi penelitian selanjutnyadiharapkan dapat menambah variabel

independen lainnya untuk mengetahui variabel - variabel lain yang

dapat mempengaruhi dan memperkuat atau memperlemah variabel


dependen. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperluas

populasi dan sampel penelitian, dengan maksud sampel yang

digunakan benar-benar mencerminkan kondisi dan realita yang ada

atau terjadi.

Anda mungkin juga menyukai