Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

METODOLOGI PENELITIAN IPA


LATAR BELAKANG MASALAH DALAM PENELITIAN

Disusun oleh:

Widya Aprilia Mujiarsih (19312241005)


Pendidikan IPA A 2019

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
PRAKTIKUM 4.
LATAR BELAKANG MASALAH DALAM PENELITIAN

A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu mengembangkan latar belakang penelitian berdasarkan hasil
identifikasi masalah yang ada dalam bentuk narasi yang runtut dan sistematis.

B. Pengantar
Latar belakang masalah pada dasarnya menjelaskan alasan-alasan rasional yang
melandasi pentingnya penelitian tersebut dilakukan. Untuk membuat alasan rasional perlu
diungkapkan kesenjangan antara kenyataan yang terjadi dibandingkan dengan kenyataan
yang diharapkan atau kesenjangan antar teori yang ada. Berbagai fakta dari
lapangan/tempat penelitian perlu diungkap untuk memperkuat perlunya penelitian
dilakukan dan harus berdasarkan sumber yang dapat dipercaya baik dari jurnal penelitian
sebelumnya, buku, koran, internet yang dapat dipercaya (situs gratis dari blogspot,
wordpress dan sejenisnya belum bisa menjadi rujukan dalam mengembangkan latar
belakang), atau sumber lain yang dapat diperatnggungjawabkan.
Latar belakang masalah dalam penelitian pengembangan perlu diawali dengan
identifikasi kesenjangan-kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan kondisi ideal,
serta dampak yang ditimbulkan oleh kesenjangan-kesenjangan itu. Berbagai alternatif
untuk mengatasi kesenjangan itu perlu dipaparkan secara singkat disertai dengan
identifikasi faktor penghambat dan pendukungnya. Alternatif yang ditawarkan sebagai
pemecah masalah beserta rasionalnya dikemukakan pada bagian akhir dari paparan latar
belakang masalah. Mengembangkan latar belakang penelitian pada dasarnya akan lebih
mudah jika sudah dilakukan identifikasi masalah terlebih dahulu. Permasalahan tersebut
dikembangkan dalam bentuk narasi yang runtut dan sistematis, sehingga semua variabel
yang akan diteliti dijabarkan di latar belakang.

C. Tugas Praktikum
Tugas 1 Berdasarkan identifikasi masalah yang telah Anda susun di praktikum
sebelumnya, susunlah menjadi urut dan sistematis (dari identifikasi masalah yang bersifat
umum sampai spesifik variabel yang akan diteliti). Identifikasi masalah menjadi kalimat
utama dan didukung dengan kalimat penjelas, sehingga terbentuk narasi paragraf yang
utuh. Satu identifikasi masalah menjadi satu paragraf, dan setiap paragraf saling
menyambung antara paragraf sebelum dengan sesudahnya.
No Identifikasi Masalah Latar Belakang

1. Dalam pembelajaran Pengimplementasian kurikulum 2013 di sekolah-sekolah


dengan kurikulum 2013 merupakan salah satu bukti nyata pemerintah dalam
siswa dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
mampu belajar aktif dan melaluipendidikan. (Pardomuan, 2009) dalam
mengembangkan pembelajaran dengan kurikuum 2013 siswa dituntut
kemampuan menyelidiki, untuk mampu belajar aktif dan mengembangkan
tetapi terkait dengan kemampuan menyelidiki serta peran guru sebagai
pelajaran IPA khususnya fasilitator mampu merancang pembeajaran yang
Biologi, siswa cenderung mengharuskan siswa menyelesaikan permasalahan
malas dan bosan untuk permasalahan yang bersifat konstektual dan nyata. Dalam
mempelajari materi yang pembelajaran, siswa kurang didorong untuk
banyak konsep. mengembangkan kemampuan berpikir. Disisi lain, guru
memiliki harapan agar bahan pelajaran yang
diajarkannya dapat dikuasai siswa secara tuntas. Hal ini
juga ditambah dengan perubahan materi dalam
pembelajaran yang semakin luas cakupannya, sehingga
siswa hanya dituntut untuk menghafal tetapi ridak
dituntut untuk memahami dan menghubungkan materi
yang telah dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari
(Sanjaya, 2016). Model PjBL menjadikan siswa sebagai
pengendali pembelajaran, sehingga diharapkan siswa
menemukan sendiri masalah yang ada secara mandiri dan
mampu mencari pemecahannya. Penerapan model PjBL
sangat realistis untuk pembelajaran IPA yang
memerlukan kerja praktik dan kerja praktik tersebut akan
menghasilkan sebuah produk yang berguna bagi
kehidupan nyata siswa. PjBL dapat melatihkan pberpikir
kreatif siswa dalam membuat suatu proyek akan lebih
menyenangkan. PjBL juga dapat melatihkan kemampuan
pemecahan masalah (Kosasih & Mulyadi, 2014).

2. Semua mata pelajaran Untuk tetap bisa bersaing secara global, banyak negara
Sains seharusnya menyerukan peningkatan studi di bidang Sains,
memberikan kontribusi Teknologi, Teknik dan Matematika (STEM) di semua
pada upaya tingkat pendidikan. Semua mata pelajaran Sains
meningkatkan seharusnya memberikan kontribusi pada upaya
kemampuan Literasi meningkatkan kemampuan Literasi STEM. Belajar Sains
STEM. Guru belum dapat ditempuh dengan menambahkan teknologi
menerapkan strategi enjiniring dan matematika. Pembelajaran berbasis proyek
belajar yang inovatif pada materi pencemaran lingkungan sangat potensial
dengan menstimulus untuk memberikan pembelajaran yang bermakna, dapat
siswa berperan aktif dan melatih kemampuan siswa untuk melakukan pemecahan
ikut serta dalam masalah melalui sebuah proyek yang terintegrasi dengan
pemecahan masalah. satu atau beberapa bidang keilmuan lain seperti sains,
enjiniring, dan teknologi (Aninda et al., 2020).

3. Pembelajaran di kelas Pembelajaran dengan kemampian berpikir kreatif belum


menerapkan diterapkan secara baik karena dalam penerapannya
pembelajaran dengan pendidik hanya model pembelajaran diskusi. Hal ini
kemampuan berpikir dan membuat peserta didik menjadikan pendidik sebagai
komunikasi yang aktif, sumber informasi utama dalam pembelajaran, sehingga
dalam pelaksanaannya kurang memberdayakan peserta didik dalam kemampian
lebih ditekankan pada berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Meskipun
hafalan sehingga proses pembelajaran sudah diberikan Lembar Kegiatan Peserta
berpikir kreatif dan Didik (LKPD), namun masih saja pendidik yang banyak
kemampuan berperan untuk dalam menyelesaikan soal-soal yang
berkomunikasi jarang disajikan dalam LKPD. Selain itu yang menjadi kendala
dilatih. adalah peserta didik tidak secara total dalam mengikuti
pembelajaran dikarenakan peserta didik kurang berusaha
dalam menemukan informasi sendiri, sehingga hal ini
mengurangi makna dari pembelajaran aktif dan efektif.
Oleh karena itu dibutuhkan model pembelajaran efektif
yang baik dan benar untuk membentuk peserta didik
dapat belajar mandiri tanpa melupakan aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik, salah satunya dengan
menggunakan model project based learning (PjBL)
(Nugroho et al., 2019). Melalui model pembelajaran PjBl
kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah
peserta didik menjadi lebih aktif bertanya, menjawab dan
berdiskusi dalam kelompok untuk memecahkan masalah.
kelompok untuk memecahkan masalah (Agustina, 2016;
Wahyuni, 2021). Pembelajaran menggunakan PjBL
menjadi pengalaman bermakna karena memungkinkan
peserta didik menguasai suatu konsep, memecahkan
suatu masalah melalui penyelesaian proyek dan memberi
kesempatan berpikir kritis, mengomunikasikan dan
kreatif, dengan aspek kognitif, kreatif dan afektif serta
kemampuan komunikasi peserta didik meningkat
(Nugroho et al., 2019).
Tugas 2 Analisislah dari beberapa identfikasi masalah yang sudah Anda tuliskan menjadi
batasan masalah. Hal ini dilakukan agar rancangan penelitian Anda sesuai dengan variabel
yang Anda pilih di judul. Ketentuan dalam menyusun pembatasan masalah sebagai berikut.
1. Harus merujuk dari identifikasi masalah.
Contoh: ada 7 identifikasi masalah, namun masalah dibatasi pada identifikasi
nomernomer tertentu misalkan no. 5, 6, dan 7.
2. Selain itu di bagian akhir pembatasan masalah ditambahkan fokus penelitian meliputi
jenjang kelas dan materi yang dipilih dalam penelitian.
No Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah
1 Dalam pembelajaran dengan kurikulum 2013 siswa dituntut Dari identifikasi masalah yang
untuk mampu belajar aktif dan mengembangkan kemampuan ada, masalah dibatasi pada
menyelidiki, tetapi terkait dengan pelajaran IPA khususnya identifikasi nomor 1 dan 3.
Biologi, siswa cenderung malas dan bosan untuk mempelajari Kemudian fokus penelitian ini
materi yang banyak konsep. adalah pada kelas VIII materi
2 Semua mata pelajaran Sains seharusnya memberikan Pencemaran Lingkungan di SMP
kontribusi pada upaya meningkatkan kemampuan Literasi Negeri 4 Yogyakarta.
STEM. Guru belum menerapkan strategi belajar yang inovatif
dengan menstimulus siswa berperan aktif dan ikut serta dalam
pemecahan masalah.
3 Pembelajaran di kelas menerapkan pembelajaran dengan
kemampuan berpikir dan komunikasi yang aktif, dalam
pelaksanaannya lebih ditekankan pada hafalan sehingga
proses berpikir kreatif dan kemampuan berkomunikasi jarang
dilatih.

D. Format Laporan
Kerjakan topik praktikum ini secara individu dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Tidak ada format khusus, Anda cukup melengkapi tabel di atas berdasarkan rancangan
penelitian yang akan Anda terapkan sebagai tugas akhir skripsi.
2. Tugas Praktikum : silakan dilengkapi poin-poin yang sudah digariskan di poin C.
Lakukan copy paste dari hasil tabel di atas ke lembar dokumen yang kosong
(sebagaimana di lampiran)
3. Gunakan aplikasi komputer dalam melakukan sitasi / rujukan dalam proposal
penelitian Anda (Zotero atau mendeley).
4. Laporan hasil diskusi kelompok di upload di Besmart.
Lampiran.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengimplementasian kurikulum 2013 di sekolah-sekolah merupakan salah satu
bukti nyata pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melaluipendidikan. (Pardomuan, 2009) dalam pembelajaran dengan kurikuum 2013
siswa dituntut untuk mampu belajar aktif dan mengembangkan kemampuan
menyelidiki serta peran guru sebagai fasilitatoe mampu merancang pembeajaran yang
mengharuskan siswa menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang bersifat
konstektual dan nyata. Dalam pembelajaran, siswa kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Disisi lain, guru memiliki harapan agar bahan
pelajaran yang diajarkannya dapat dikuasai siswa secara tuntas. Hal ini juga ditambah
dengan perubahan materi dalam pembelajaran yang semakin luas cakupannya, sehingga
siswa hanya dituntut untuk menghafal tetapi ridak dituntut untuk memahami dan
menghubungkan materi yang telah dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari (Sanjaya,
2016). Model PjBL menjadikan siswa sebagai pengendali pembelajaran, sehingga
diharapkan siswa menemukan sendiri masalah yang ada secara mandiri dan mampu
mencari pemecahannya. Penerapan model PjBL sangat realistis untuk pembelajaran
IPA yang memerlukan kerja praktik dan kerja praktik tersebut akan menghasilkan
sebuah produk yang berguna bagi kehidupan nyata siswa. PjBL dapat melatihkan
pberpikir kreatif siswa dalam membuat suatu proyek akan lebih menyenangkan. PjBL
juga dapat melatihkan kemampuan pemecahan masalah (Kosasih & Mulyadi, 2014).
Untuk tetap bisa bersaing secara global, banyak negara menyerukan
peningkatan studi di bidang Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika (STEM) di
semua tingkat pendidikan. Semua mata pelajaran Sains seharusnya memberikan
kontribusi pada upaya meningkatkan kemampuan Literasi STEM. Belajar Sains dapat
ditempuh dengan menambahkan teknologi enjiniring dan matematika. Pembelajaran
berbasis proyek pada materi pencemaran lingkungan sangat potensial untuk
memberikan pembelajaran yang bermakna, dapat melatih kemampuan siswa untuk
melakukan pemecahan masalah melalui sebuah proyek yang terintegrasi dengan satu
atau beberapa bidang keilmuan lain seperti sains, enjiniring, dan teknologi (Aninda et
al., 2020).
Pembelajaran dengan kemampian berpikir kreatif belum diterapkan secara baik
karena dalam penerapannya pendidik hanya model pembelajaran diskusi. Hal ini
membuat peserta didik menjadikan pendidik sebagai sumber informasi utama dalam
pembelajaran, sehingga kurang memberdayakan peserta didik dalam kemampian
berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Meskipun pembelajaran sudah diberikan
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), namun masih saja pendidik yang banyak
berperan untuk dalam menyelesaikan soal-soal yang disajikan dalam LKPD. Selain itu
yang menjadi kendala adalah peserta didik tidak secara total dalam mengikuti
pembelajaran dikarenakan peserta didik kurang berusaha dalam menemukan informasi
sendiri, sehingga hal ini mengurangi makna dari pembelajaran aktif dan efektif. Oleh
karena itu dibutuhkan model pembelajaran efektif yang baik dan benar untuk
membentuk peserta didik dapat belajar mandiri tanpa melupakan aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik, salah satunya dengan menggunakan model project based learning
(PjBL) (Nugroho et al., 2019). Melalui model pembelajaran PjBl kemampuan berpikir
kreatif dan pemecahan masalah peserta didik menjadi lebih aktif bertanya, menjawab
dan berdiskusi dalam kelompok untuk memecahkan masalah. kelompok untuk
memecahkan masalah (Agustina, 2016; Wahyuni, 2021). Pembelajaran menggunakan
PjBL menjadi pengalaman bermakna karena memungkinkan peserta didik menguasai
suatu konsep, memecahkan suatu masalah melalui penyelesaian proyek dan memberi
kesempatan berpikir kritis, mengomunikasikan dan kreatif, dengan aspek kognitif,
kreatif dan afektif serta kemampuan komunikasi peserta didik meningkat (Nugroho et
al., 2019).
B. Identifikasi Masalah
1. Dalam pembelajaran dengan kurikulum 2013 siswa dituntut untuk mampu belajar
aktif dan mengembangkan kemampuan menyelidiki, tetapi terkait dengan pelajaran
IPA khususnya Biologi, siswa cenderung malas dan bosan untuk mempelajari materi
yang banyak konsep.
2. Semua mata pelajaran Sains seharusnya memberikan kontribusi pada upaya
meningkatkan kemampuan Literasi STEM. Guru belum menerapkan strategi belajar
yang inovatif dengan menstimulus siswa berperan aktif dan ikut serta dalam
pemecahan masalah.
3. Pembelajaran di kelas menerapkan pembelajaran dengan kemampuan berpikir dan
komunikasi yang aktif, dalam pelaksanaannya lebih ditekankan pada hafalan
sehingga proses berpikir kreatif dan kemampuan berkomunikasi jarang dilatih.

Daftar Pustaka
Agustina, R. R. (2016). UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA (KHUSUSNYA
MATERI BIOLOGI) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
PjBL (PROJECT BASED LEARNING) DALAM MATERI PENCEMARAN
LINGKUNGAN. 6.
Aninda, A., Permanasari, A., & Ardianto, D. (2020). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
BERBASIS PROYEK PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN UNTUK
MENINGKATKAN LITERASI STEM SISWA SMA. JOURNAL OF SCIENCE
EDUCATION AND PRACTICE, 3(2), 1–16. https://doi.org/10.33751/jsep.v3i2.1719
Kosasih, E., & Mulyadi, Y. (2014). Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi
Kurikulum 2013. Yrama Widya.
Nugroho, A. T., Jalmo, T., & Surbakti, A. (2019). Pengaruh Model Project Based Learning
(PjBL) Terhadap Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Kreatif. 7(3), 9.
Pardomuan. (2009). Kurikulum 2013 dan Implementasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal
Generasi Kampus, 6(2).
Sanjaya, W. (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (1st ed.).
Prenadamedia.
Wahyuni, N. P. (2021). Penerapan Pembelajaran Berbasis Meningkatkan Hasil Belajar IPA.
5(1), 9.

Anda mungkin juga menyukai