Anda di halaman 1dari 16

BIOSORPSI ION Ni(II) OLEH KULIT BUAH KOPI ARABIKA

(Coffea arabica)

Serly Tandigau, Nursiah La Nafie, Prastawa Budi

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin


Kampus Tamalanrea Makassar 90425

Abstrak. Kulit buah kopi arabika merupakan material yang melimpah dan murah.
Material ini telah digunakan sebagai adsorben dalam proses biosorpsi untuk
penghilangan ion logam Ni(II) dari limbah cair. Biosorpsi ion logam Ni(II) oleh
kulit buah kopi arabika dilakukan pada variasi ukuran partikel, waktu kontak, pH
dan konsentrasi. Kapasitas adsorpsi ion Ni(II) oleh kulit buah kopi ditentukan
dengan menggunakan isotermal adsorpsi Langmuir dan Freundlich. Konsentrasi
ion logam Ni(II) sebelum dan setelah adsorpsi ditentukan dengan menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
waktu optimum yang diperoleh adalah 50 menit dan pH optimum adalah 6 dengan
menggunakan ukuran partikel 120 mesh. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa
biosorpsi ion logam Ni(II) dengan menggunakan kulit buah kopi arabika sesuai
dengan model isotermal Langmuir dengan nilai kapasitas biosorpsi (Qo) yakni
sebesar 18,86 mg/g. Gugus fungsi yang terlibat dalam biosorpsi ion logam Ni(II)
oleh kulit buah kopi adalah gugus hidroksil (-OH).

Kata Kunci : Biosorpsi, SSA, Isotermal Adsorpsi, Ni(II), Kulit Buah Kopi Arabika

ABSTRACT. Arabica coffee fruit peel is a material that is abundant and cheap.
The material has been used as an adsorbent in the biosorption process for the
removal of metal ions of Ni(II) from wastewater. Biosorption of Ni(II) ion by
dragon fruit peel was done on the variation of particle size, variation of contact
time, pH and concentration. Adsorption capacity was studied by both isotherm
adsorptions of Langmuir and Freundlich. The concentration of metal ions Ni(II)
before and after adsorption was determined using Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS). Results showed that the optimum time was 50 minutes
and the optimum pH was 6 with 120 mesh of particle size of biosorption. Results
showed that the biosorption of Ni(II) ion using Arabica coffee fruit peel fullfilled
the isotherm Langmuir model with the biosorption capacity (Qo) of 18.86 mg/g.
The functional group involved in metal ion biosorption of Ni(II) by the peel of
coffee fruit is a hydroxyl group (-OH).

Keyword : Biosorption, AAS, Adsorption Isotherm, Ni(II), Arabica Coffee Fruit

Peel.
PENDAHULUAN dengan cara memanfaatkan
Pertumbuhan penduduk dunia kemampuan akumulasi logam berat
yang sangat cepat dan perkembangan oleh mikroorganisme (Soeprijanto
industri yang makin pesat dkk., 2005).
menyebabkan makin banyak bahan Biosorpsi merupakan
buangan yang bersifat racun yang alternatif untuk menyerap logam
dibuang ke lingkungan. Bahan-bahan berat karena adanya komponen
buangan ini yang nantinya menjadi material biologi yang memiliki
limbah dan mencemari lingkungan kapasitas pengikatan yang besar
dalam jumlah yang sulit dikontrol (Kratochvil dkk., 1998 dalam Nova
secara tepat. Zat-zat pencemar lebih dkk., 2012). Biosorpsi merupakan
didominasi oleh bahan buangan proses penyerapan analit oleh
logam berat salah satunya adalah biomassa. Biosorpsi memanfaatkan
Nikel (Tangio, 2013). kemampuan material biologis untuk
Nikel (Ni) merupakan salah mengakumulasikan logam berat dari
satu logam berat, yang banyak larutan secara metabolisme ataupun
digunakan pada peralatan dapur fisik-kimiawi (Diantariani dkk.,
(sendok dan peralatan memasak), 2008).
ornamen-ornamen rumah dan Beberapa biomaterial sangat
gedung, serta komponen industri. berpotensi sebagai penyerap logam
Selain sebagai logam esensial, nikel berat umumnya berasal dari limbah
juga memiliki efek berbahaya (Axtell pertanian. Aslam dkk (2010)
dkk., 2003). Nikel lebih beracun membuktikan bahwa daun peepal
pada tumbuhan. Ambang batas nikel (Ficus Religiosa) yang mengandung
dalam air minum adalah 0,04 mg/L gugus karboksilat, hidroksil, dan
(Suhendrayatna, 2001). amino dapat mengikat logam Nikel.
Pada dasarnya logam berat Pada tahun 2010, Raj dkk.,
dalam air buangan dapat dipisahkan membuktikan asam amino dari biji
dengan berbagai cara, yaitu cara kelor dapat mengadsorpsi ion Ni(II).
fisika dan kimia (Wisjnuprapto, 1996 Hasar (2002) melaporkan kulit
dalam Soeprijanto dkk, 2005). batang bakau yang mengandung
Pengolahan secara fisika yang polisakarida, lignin, polifenol, dan
umumnya dilakukan dengan cara asam hidroksida juga telah
adsorpsi misalnya dengan karbon dibuktikan sebagai penyerap ion
aktif dan penyaringan membran. Cu(II) dan Ni(II). Kulit semangka
Metode lain yang digunakan seperti yang memilikki kandungan pektin,
oksidasi/reduksi, penukaran ion, selulosa dan protein mampu menjadi
filtrasi, penguapan, osmosis balik adsorben logam Ni2+ dan Co2+
dan ekstraksi. Tetapi teknik-teknik (Lakshmipathy dan sarada, 2013).
atau metode ini memiliki kekurangan Hasil-hasil penelitian tersebut
seperti pengikatan logam yang tidak menunjukkan bahwa limbah
sempurna, membutuhkan banyak pertanian yang mengandung gugus-
bahan kimia serta energi, dan gugus fungsional dapat diolah lebih
menghasilkan produk endapan dan lanjut sebagai adsorben yang dapat
air beracun sebagai hasil sampingan digunakan untuk menyerap logam
(Vierra dan Volesky, 2000). berat dari perairan. Kulit buah kopi
Sedangkan pengolahan secara Arabika (Coffea arabica) merupakan
biologi atau biosorpsi dilakukan limbah hasil pertanian yang
keberadaannya sangat banyak. Di PROSEDUR
perkebunan kopi, limbah padat kulit Penyiapan Biosorben Kulit Kopi
buah kopi belum dimanfaatkan Arabika (Coffea arabica)
secara optimal. Kulit buah kopi Arabika yang
Kulit kopi merupakan hasil telah diambil di cuci dengan air
ikutan panen yang selama ini bersih untuk menghilangkan kotoran
menjadi sampah dan hanya dijadikan dan partikel-partikel lain. Kemudian
bahan organik serta pakan ternak kulit kopi Arabika dicuci lagi dengan
(Budiari, 2014). Nuraini (2012) akuades hinggga bersih kemudian
dalam Disafitri (2012) ditiriskan. Kulit buah kopi
mengungkapkan bahwa kulit buah dikeringkan dengan suhu ruangan.
kopi Arabika mengandung selulosa, Kulit kopi Arabika yang sudah
dan lignin yang berpotensi mengikat kering selanjutnya digiling dan
logam berat seperti logam nikel dari diayak dengan saringan variasi 60,
larutan. Senyawa-senyawa yang 80, 120 dan 150 mesh. Serbuk kulit
terkandung dalam kulit buah kopi buah kopi Arabika yang bersih
Arabika mengandung gugus –OH disimpan dalam oven 80 oC selama
dan –COOH. Gugus- gugus aktif 24 jam lalu disimpan dalam desikator
tersebut jika ditinjau dari Hard Soft sebelum ditimbang.
Acid Base (HSAB) digolongkan
sebagai basa keras sementara logam Pembuatan Larutan Baku Ni(II)
Ni(II) dikategorikan sebagai asam 100 mg/L
borderline. Untuk pembuatan larutan
baku Ni(II) 1000 mg/L dilakukan
BAHAN DAN METODE dengan cara Ni(NO3)2.6H2O
Bahan Penelitian ditimbang sebanyak 4,9564 gram,
Bahan-bahan yang digunakan kemudian dilarutkan dengan
pada penelitian ini adalah kulit buah akuabides hingga volume 1 L.
kopi Arabika (Coffea arabica), Selanjutnya, larutan baku Ni(II) 1000
Ni(NO3)2.6H2O, akuades, kertas mg/L dipipet 100 mL dan diencerkan
saring Whatman 42, kertas saring sampai volume 1 L untuk membuat
biasa, kertas label, dan pH universal. larutan baku 100 mg/L.

Alat Penelitian Penentuan pengaruh ukuran


Alat-alat yang digunakan partikel terhadap biosorpsi ion
pada penelitian ini adalah alat-alat Ni(II) oleh kulit buah kopi
gelas yang umumnya digunakan di Arabika (Coffea arabica)
laboratorium, Spektrofotometer Serbuk kulit buah kopi
Serapan Atom (SSA) buck scientific Arabika dengan variasi ukuran 60
model 205 VGP, neraca analitik, mesh, 80 mesh, 120 dan 150 mesh
oven, magnetic stirrer, ayakan dimasukkan masing-masing
ukuran 60, 80, 120 dan 150 mesh, sebanyak 0,2 gram ke dalam 4
stopwatch, desikator dan buah erlenmeyer ukuran 100 mL,
spektrofotometer FT-IR Shimadzu selanjutnya dimasukkan secara
prestige 21. berturut-turut 50 mL larutan ion
logam Ni(II) dengan konsentrasi 100
mg/L pada pH 5,1. Campuran
tersebut diaduk selama 10 menit
kemudian disaring dan filtratnya dimana konsentrasi teradsorpsi
dikumpul untuk diukur kadar Ni(II) (Cadsorpsi) terbesar.
dengan AAS. Kadar Ni(II) dalam
larutan Ni(II) sebelum adsorpsi juga Penentuan Kapasitas Biosorpsi Ion
diukur. Setiap percobaan dilakukan Ni(II) oleh Kulit Buah Kopi
secara duplo. Percobaan blanko Arabika (Coffea arabica)
dilakukan seperti di atas tetapi tanpa Serbuk kulit buah kopi
pengadukan. Arabika yang bersih dan kering
dimasukkan masing-masing
Penentuan Waktu Optimum sebanyak 0,2 gram ke dalam 6 buah
Biosorpsi Ion Ni (II) oleh Kulit Erlenmeyer ukuran 100 mL,
Buah Kopi Arabika (Coffea selanjutnya dimasukkan secara
arabica) berturut-turut 50 mL larutan ion
Serbuk kulit buah kopi logam Ni(II) dengan konsentrasi 50,
Arabika yang bersih dan kering 100, 150, 200, 250, dan 300 mg/L.
dimasukkan masing-masing Campuran tersebut dikocok selama
sebanyak 0,2 gram ke dalam 10 buah waktu dan pH optimum, kemudian
labu Erlenmeyer ukuran 100 mL disaring dan filtratnya dikumpul
dan ditambahkan 50 mL larutan untuk diukur kadar nikelnya (Ni2+)
Ni(II) dengan konsentrasi 100 mg/L dengan AAS. Kadar Ni(II) dalam
dan dikocok dengan menggunakan larutan Ni(II) sebelum adsorpsi juga
magnetic stirrer selama 10, 15, 20, diukur. Dilakukan secara duplo.
30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90 menit. Percobaan blanko dilakukan seperti
Kemudian campuran disaring dan di atas tetapi tanpa pengocokan.
filtratnya ditampung untuk diukur
kadar nikelnya (Ni2+) dengan SSA. Analisis FT-IR
Setiap percobaan dilakukan 2 Biosorben kulit buah kopi
kali pengulangan. Percobaan blanko Arabika sebelum dan setelah
dilakukan seperti di atas tetapi tanpa ditambah dengan larutan Ni(II)
pengadukan. Waktu optimum konsentrasi 100 mg/L dengan pH dan
adalah dimana konsentrasi adsorpsi waktu optimum dan dikeringkan
(Cadsorpsi) terbesar . pada suhu 50 oC lalu dianalisi
dengan FT-IR (Fourier Transform
Penentuan pH Optimum Biosorpsi Infra Red). Sampel digeruskan
Ion Ni(II) oleh Kulit Buah Kopi dengan KBr dalam mortar
Arabika (Coffea arabica) menggunakan perbandingan massa
Serbuk kulit kopi Arabika 1:10. Hasil campuran dimasukkan ke
(Coffea arabica) sebanyak 0,2 gram dalam tempat khusus berbentuk bulat
ditambahkan ke dalam 50 mL larutan kemudian divakumkan untuk
ion logam Ni(II) dengan konsentrasi melepaskan air. Campuran dipres
100 mg/L pada pH 2. Campuran beberapa saat (10 menit) pada
dikocok selama waktu optimum dan tekanan 72 Torr (8 hingga 20 ton per
disaring. Absorbansi filtrat diukur satuan luas) untuk menghasilkan
dengan AAS. Percobaan diulang bulatan tipis. Pembacaan spectra data
dengan pH berbeda masing-masing IR menggunakan software Grams
3, 4, 5, 6 dan 7. Percobaan blanko Research.
dilakukan seperti di atas tetapi tanpa
pengocokan. pH optimum adalah pH
HASIL DAN PEMBAHASAN mesh jumlah ion Ni(II) yang
teradsorpsi sebesar 16,51mg/g.
Pengaruh Ukuran Partikel
Terhadap Biosorpsi Ion Ni(II) oleh
Kulit Buah Kopi Arabika (Coffea
arabica)
Gambar 1 menunjukkan bahwa
jumlah ion logam Ni(II) yang
terserap ukuran partikel 60 mesh
yaitu 13.06 mg/g. Jumlah ini terus
meningkat seiring dengan makin
kecilnya ukuran partikel yang
diberikan. Pada ukuran partikel 120

18
diadsorpsi (qe, mg/g)

17
jumlah Ni(II) yang

16

15

14

13

12
50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160
Ukuran (mesh)

Gambar 1. Pengaruh Ukuran partikel terhadap jumlah ion Ni(II) yang diadsorpsi
oleh kulit buah kopi Arabika.

Selanjutnya kapasitas biosorpsi kulit penurunan kadar Ni(II) semakin


kopi pada 150 mesh penyerapannya besar. Hal ini disebabkan karena
sebesar 16,61 mg/g. Pengujian pada semakin kecil ukuran diameter
ukuran partikel kulit buah kopi yang adsorben berarti luas permukaan
kecil menyebabkan tingginya logam kontak antara adsorben dengan ion
Ni yang terserap. Hal ini terjadi logam Ni(II) semakin besar. Selain
karena semakin kecil ukuran partikel itu, luas permukaan juga berbanding
kulit buah kopi, semakin banyak lurus dengan banyak pori yang
bahan terlarut yang tersaring, dimiliki per satuan partikel adsorben
sehingga kandungan anion maupun (Aji, dkk, 2012).
kation semakin cepat bereaksi Berdasarkan jumlah
dengan logam-logam yang efektivitas penyerapan yang
terkandung didalam adsorben memperlihatkan persentase
(Nurhayati, 2011 dalam wibowo, A penyerapan untuk ukuran 120
dan Ardian, P., 2013 ). dengan 150 yang selisih
Semakin kecil ukuran persentasenya sangat kecil.
diameter adsorben, persentase Penelitian lebih lanjut digunakan
ukuran partikel 120 mesh dengan Pengaruh Waktu Optimum
kapasitas sebesar 16,51 mg/g, selain Biosorpsi Ion Ni(II) oleh Kulit
memudahkan dalam proses Buah Kopi Arabika (Coffea
penyaringan juga untuk menghindari arabica)
terjadinya peristiwa agregasi.

16.2
16
diadsorpsi (qe, mg/g)

15.8
jumlah Ni(II) yang

15.6
15.4
15.2
15
14.8
14.6
14.4
0 20 40 60 80 100
. waktu (menit)
Gambar 2. Pengaruh waktu kontak terhadap kapasitas adsorpsi ion Ni2+ oleh
adsorben kulit buah Kopi Arabika.

Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat yang menunjukkan terjadinya


bahwa jumlah ion Ni(II) yang adsorpsi secara reversible
terserap pada menit 10 adalah 14.53 (Ekmekyapar, dkk, 2006).
mg/g. Jumlah ini terus meningkat Hal yang sama dilaporkan
hingga mencapai batas optimum oleh Effendi (2015) yang
dengan jumlah ion teradsorpsi menggunakan arang sekam padi
sebesar 16.12 mg/g pada menit ke- yang teraktivasi untuk mengadsorpsi
50. Kemampuan adsorpsi logam logam Ni(II) dan Pb (II). Dimana
Ni(II) menjadi turun mendekati titik waktu kontak optimum pada 50
jenuh setelah melewati 50 menit. menit Amaliah, dkk (2012) dalam
Kondisi ini sesuai teori bahwa penelitian pemanfaatan karang
semakin lama waktu kontak antara sebagai biosorben ion logam Ni(II)
adsorben dengan zat terlarut maka memperoleh waktu optimum 90
akan semakin banyak zat terlarut menit. Krishna dan Swamy (2011)
yang teradsorpsi. Akan tetapi, jumlah dalam penelitian adsorpsi logam
zat terlarut yang teradsorpsi akan Ni(II) dengan menggunakan biji
mencapai batas optimum pada waktu pepaya diperoleh waktu kontak 90
tertentu, Hal ini menunjukkan bahwa menit. Abbasi, dkk (2013)
sisi aktif dari permukaan kulit buah memperoleh waktu kontak optimum
kopi sudah jenuh. Terjadinya 30 menit dalam penelitian
penurunan kapasitas adsorpsi setelah penyerapan logam Co2+ dan Ni2+ dari
waktu optimum dapat juga perairan dengan menggunakan kulit
disebabkan oleh proses desorpsi pisang. Waktu kontak optimum
biosorpsi logam Ni(II) pada beberapa Pengaruh pH Terhadap Biosorpsi
penelitian menunjukkan hasil yang Ion Ni(II) oleh Kulit Buah Kopi
berbeda-beda, bergantung pada jenis Arabika (Coffea arabica)
biosorben yang digunakan. Penentuan pH optimum
dilakukan untuk mengetahui pH
interaksi dimana biosorben menyerap
Ni(II) secara maksimum.
16
14
diadsorpsi (qe, mg/g)
jumlah Ni(II) yang

12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8
pH
Gambar 3. Pengaruh pH terhadap kapasitas adsorpsi ion Ni2+ oleh adsorben kulit
buah Kopi Arabika.

Gambar 3 menunjukkan bahwa pada kemungkinan disebabkan karena


pH rendah jumlah ion Ni(II) yang pada keadaan ini terjadi
teradsorpsi oleh kulit buah kopi kesetimbangan situs aktif biomassa
sangat kecil 2,21 mg/g. Hal ini dengan ion logam dan pada kondisi
disebabkan karena pada pH rendah ini kemungkinan disebabkan terjadi
ion H+ berkompetisi dengan kation endapan. Ion Ni(II) membentuk
logam Ni2+ untuk berikatan dengan endapan dengan ion OH- dalam
gugus aktif pada adsorben (Ahmad bentuk ikatan Ni(OH)2. Akibat
dkk., 2009). Jumlah ini terus adanya pengendapan ini, ion Ni(II)
meningkat hingga mencapai batas yang ada dalam larutan berkurang
optimum dengan jumlah ion sehingga jumlah yang diadsorpsi
teradsorpsi sebesar 14,91 mg/g pada juga berkurang.
pH 6. Terjadinya peningkatan ini Hal yang sama dilaporkan
disebabkan karena semakin besar oleh Amaliah, dalam penelitian
pH, maka gugus-gugus aktif pemanfaatan karang sebagai
adsorben mengalami deprotonasi dan biosorben ion logam Ni(II) dengan
memiliki muatan negatif yaitu ion kapasitas adsorpsi maksimum pada
OH- yang sangat reaktif terhadap pH 6. Penggunaan arang aktif dari
logam sehingga logam yang kulit biji kopi untuk mengadsopri zat
teradsorpsi semakin besar. warna Methylene blue juga optimal
Pada pH 7 konsentrasi Ni pada pH 6 dan Naphthol yellow
yang teradsorpsi menurun. Hal ini optimal pada pH 2 (Purnomo, 2010).
Mildayati (2009) melaporkan keasaman yang cukup luas yakni
biosorpsi logam Ni(II) optimum pada pada pH 5-9.
pH 5 dengan menggunakan ampas Oleh karena jumlah ion Ni(II)
sagu. Malimongan (2015) yang diadsorpsi oleh kulit buah kopi
melaporkan pemanfaatan kulit buah Arabika (Coffea arabica) maksimum
coklat sebagai biosorben ion logam pada pH 6, penelitian lebih lanjut
Ni(II) dengan kapasitas adsorpsi untuk menentukan kapasitas adsorpsi
optimum pada pH 5. Hal ini sesuai dilakukan pada pH tersebut.
dengan yang dilaporkan oleh
Shofiyani dan Gusrizal (2006) bahwa Kapasitas Adsorpsi Ion Ni(II) oleh
adsorpsi Ni(II) terjadi secara Kulit Buah Kopi Arabika (Coffea
optimum pada rentang media arabica)

18
17
16
diadsorpsi ()qe,mg/g
Jumlah Ni(II) yang

15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
0 50150100 200 250 300 350
Konsentrasi
Gambar 4. Jumlah ion Ni(II) yang diadsorpsi sebagai fungsi konsentrasi pada
waktu 50 menit dan pH 6.

Gambar diatas menunjukkan bahwa semakin meningkat seiring dengan


semakin tinggi konsentrasi maka meningkatnya konsentrasi suatu
jumlah ion Ni (II) yang diadsorpsi larutan selama sisi ikatan belum
oleh kulit buah kopi semakin besar jenuh.
dan kemudian cenderung tetap yang Untuk mengetahui kapasitas
diakibatkan oleh biosorben yang biosorpsi ion Ni(II) oleh Kulit buah
telah mengalami kejenuhan. Hal ini Kopi Arabika (Coffea arabica),
seperti yang dilaporkan oleh amini maka digunakan persamaan
(2008) dan Dilek (2001), yang Langmuir dan persamaan Freundlich.
menyatakan bahwa jumlah ion logam Hasilnya dapat dilihat pada Gambar
yang diadsorpsi oleh biosorben akan 5 dan Gambar 6.
9
8
7
6
5
Ce/qe

4 y = 0.053x + 0.856
3 R² = 0.962
2
1
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Ce

Gambar 5. Isotermal Langmuir untuk biosorpsi ion Ni(II) oleh kulit buah kopi
arabika (Coffea arabica)

1.4
1.2
1
0.8
Log qe

0.6
0.4
y = 0.214x + 0.753
0.2 R² = 0.910
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Log Ce

Gambar 6. Isotermal Freundlich untuk biosorpsi ion Ni(II) oleh kulit buah kopi
arabika (Coffea arabica)

Model isotermal adsorpsi yang 1) yaitu 0,962 sedangkan pada


sesuai dapat dilihat dengan cara isotermal adsorpsi Freundlich
2
membandingkan nilai garis kuadrat diperoleh R sebesar 0,910. Intercept
terkecil. Gambar 5 dan 6 dan slope isotermal dari adsorpsi
menunjukkan bahwa adsorpsi ion Langmuir memberikan nilai
Ni(II) oleh kulit bauh kopi arabika kapasitas biosorpsi (Qo) sebesar
(Coffea arabica) lebih sesuai dengan 18,86 mg/g atau 0,31 mmol/g dan b
isotermal langmuir. Hal ini dapat (intensitas biosorpsi) sebesar 0,061
dilihat dari koefisien korelasi R2 L/mg.
dengan nilai paling besar (mendekati
Isotermal Langmuir Penentuan gugus fungsi yang
mengasumsikan bahwa situs-situs berperan aktif dalam kulit buah kopi
aktif yang terdapat pada permukaan arabika (Coffea arabica) ditentukan
adsorben adalah homogen dimana dengan menggunakan FTIR. Serbuk
situs aktif dan energi yang terjadi kulit buah kopi sebelum dan setelah
adalah sama, interaksi antara adsorpsi dianalisis dengan
adsorben dan adsorbat terjadi pada mengunakan FTIR. Interaksi antara
lapisan pertama atau disebut lapis ion Ni(II) dengan kulit buah kopi
tunggal (monolayer) pada permukaan Arabika (Coffea arabica) dapat
adsorben sehingga terjadi ikatan kuat telihat pada spektrum hasil
antara situs aktif dengan Ni(II). pembacaan spektroskopi IR.
Menurut Kojima dan Lee Menurut Pavasant, dkk
(2001) dalam Pravasant dkk (2005), (2005), dalam membandingkan
adsorben yang berbeda memberikan antara sampel sebelum dan sesudah
karakteristik adsorpsi yang berbeda adsorpsi, dapat dilihat dari adanya
pula. Oleh karena itu, kesesuaian dari pergeseran yang >10 cm-1.
isotermal adsorpsi bergantung pada Pergeseran ini memperlihatkan
biosorben yang digunakan. adanya proses pengikatan logam
pada permukaan sampel yag
Penentuan Gugus Fungsi yang digunakan. Gambar 7 menunjukkan
Terlibat dalam Biosorpsi Ion spektrum FTIR dari kulit buah kopi
Logam Ni(II) oleh Kulit Buah Arabika sebelum dan sesudah
Kopi Arabika (Coffea arabica) adsorpsi.

(a)

(b)

Gambar 7. Spektrum Hasil Analisa FT-IR Biosorben kulit Buah Kopi Arabika
(Coffea arabica) (a) Sebelum Kontak dengan Ion Ni(II) dan (b)
Setelah Kontak dengan Logam Ni (II)
karakterisasi adsorben Kulit buah
Kedua Gambar spektrum kopi sebelum dan sesudah adsorpsi
FTIR diatas tidak menunjukkan dapat ditunjukkan pada Tabel 1.
perbedaan yang signifikan. Data

Tabel 1 Karakterisasi spektra FT-IR pada adsorben kulit buah Kopi Arabika
sebelum dan sesudah adsorpsi
Puncak Puncak Adsorpsi (cm-1)
IR Sebelum adsorpsi Setelah Adsorpsi Keterangan
1 3396,64 3412,08 Ikatan gugus –OH
2 2926,01 2926,01 Vibrasi –CH
3 1734,01 1730,15 C=O
4 1413,82 1420,25 Tekukan CH2
5 1381,03 1375,25 C-H
6 1249,87 1247,94 Uluran C-O
7 767,67 769,60 Tekukan O-H
8 536,21 540,07 Uluran C-C
Sumber : Zahroh, 2010.

Pada Spektra FTIR biomassa kulit formasi gugus CH pada bilangan


buah Kopi setelah diinteraksikan gelombang 1381,03 cm-1.
dengan Ni(II) seperti pada Gambar Untuk membentuk kompleks,
7(b), terlihat bahwa beberapa serapan orbital kosong pada 4s2 mengalami
mengalami pergeseran bilangan hibridisasi menyediakan 4 orbital
gelombang. Hal ini terlihat pada yaitu di 4s dan 4p, kemudian diisi
pergeseran bilangan gelombang dari oleh 4 pasang elektron yang
3396,64 cm-1 dan 1413, 82 cm-1. berasal dari gugus hidroksil (–OH)
Pada serapan tersebut mengalami sebagai ligan yang menempati satu
selisih pergeseran bilangan orbital 3d, satu di orbital 4s dan dua
gelombang yang lebih besar orbital 4p.
dibandingkan serapan yang lain. Berdasarkan Gambar 7,
Pergeseran bilangan gelombang dari spektrum FTIR puncak (-OH) tidak
3396,64 cm-1 menjadi 3412,08 cm-1 hilang tetapi hanya bergeser saja,
(ulur-OH). Hal ini menunjukkan dapat disimpulkankan bahwa ikatan
adanya interaksi ion Ni(II) dengan yang terjadi merupakan ikatan
gugus fungsi hidroksil (-OH) yang kovalen koordinasi. Kemudian
terdapat dalam kulit buah kopi pergeseran bilangan gelombang
Arabika. Bilangan gelombang pada menjadi lebih besar, menunjukkan
daerah 2926 cm -1 menunjukkan makin kuat ikatan yang terjadi
adanya vibrasi –CH dari gugus alkil (Tannasal, 2015).
dari selulosa. Bilangan gelombang
1413 cm-1 menunjukkan formasi dari
CH2 pada struktur monomer selulosa.
Diperkuat pula oleh perubahan
Energi Total= 74,029 kkal/mol
Gambar 8. Gugus Hidroksil –OH Yang tidak terhalangi efek sterik

Energi Total= 104.602 kkal/mol

Gambar 9. gugus Hidroksil –OH yang terhalangi efek sterik


Melihat hasil FT-IR pada (–OH) dan pada gugus (–CO)
Gambar 7, maka diperkirakan ada memiliki kemampuan yang sama
ikatan antara gugus fungsi hidroksil besar untuk menarik elektron karena
(–OH) yang berasal dari lignin adanya efek konjugasi sehingga
maupun selulosa dengan ion Ni(II) kemungkinan yang bergeser adalah
karena adanya gugus hidroksil (– gugus (–CO) (Tannasal, 2015).
OH) pada selulosa dan lignin yang Gugus –OH tanpa sterik dapat dilihat
tidak terhalangi oleh efek sterik pada Gambar 8 dan rintangan sterik
sementara pada pektin gugus pada gugus –OH dapat dilihat pada
hidroksilnya terhalangi oleh adanya Gambar 9.
efek sterik dan juga gugus (–OH) Perkiraan bentuk interaksi
pada pektin yang berasal dari gugus yang dihasilkan dapat dilihat pada
(–COOH), oksigen pada gugus Gambar 10.

H OH CH2OH
H H O
O OH H H OH
H OH H H3CO
H O O
H
CH2 H OH
O
OH HO OCH3

OH

OH Ni2+ OH

OH

OCH3 OH OH
O
H OH CH2
HO H H O O
OH H H
OCH3 H OH H
H O O
CH2OH H
H OH

Sumber : La Nafie dkk.,2012


Gambar 10. Bentuk Interaksi antara ion Ni(II) dengan Lignin dan selulosa (reaksi
ini diadopsi dari bentuk reaksi antara logam Cd(II) dengan Serbuk
Kayu Meranti Merah)
mesh dengan waktu optimum 50
KESIMPULAN menit dan pH optimum 6. Biosorpsi
Adsorpsi ion Ni(II) dengan ion Ni(II) oleh kulit buah kopi
serbuk kulit buah kopi Arabika Arabika memenuhi isotermal
(Coffea arabica) optimum pada 120 Langmuir dengan nilai Qo sebesar
18,86 mg/g atau 0,31 mmol/g. minor, Bioresour. Technol,
Gugus fungsi yang terlibat pada 89: 41-48.
biosorpsi ion Ni(II) oleh kulit buah Babarinde, A., Babalola, J.O.,
kopi Arabika yaitu gugus hidroksil Ashidi, J., Adegoke, J.,
(-OH). Osundeko, A., Nworie, C.D.,
Nwaeze, U.B., dan Obadina,
DAFTAR PUSTAKA M.S., 2013, Kinetic and
Abbasi, Z., dkk., 2013, Adsorptive Thermodynamic Parameters
Removal of Co2+ and Ni2+ by for The Biosorption of Ni(II),
Peels of Banana from Cr(III), and Co(II) from
aqueous Solution, Universal Solutions using Cocoa
Journal of Chemistry 1(3): (Theobroma cacao) Leaf, The
90-95. Pacific J. of Sci. Tech., 14
Ahalya, N., Kanamadi, R.D., (1): 283-294.
Ramachandra, T.V., 2008, Borba, C.E., Guirardello, R., Sva,
Biosorption of E.A., Veit, M.T., dan
Chromium(VI) by Tavares, C.R.G., 2006,
Tamarindus Indica Pod Removal of Nickel (II) Ions
Shells, Journal of From Aqueous Solution By
Environmental Science Biosorption In A Fixed Bed
research international 1 (2): Coloum ; Experimental And
77-81. The Theoretical Break
Ahalya, N., Ramachandra, T.V., Through Curves, Biochem
Kanamadi, R.D., 2003, Eng. J., 30: 184-191.
Biosorption of Heavy Metals, Das, N., Karthika, P., Vimala, R.,
Research Journal of Vinodhini, V., 2008, Use of
Chemistry and Environment, Natural Products as
4 (7). Biosorbent of Heavy Metals :
Ahmad, F., 2009, Tingkat An Overview, Natural
Pencemaran Logam Berat Product Radiance 7 (2):
dalam Air Laut dan Sedimen 133-138.
Di Perairan Pulau Muna, Davies, F.TJ., Puryear, J.D.,Newton,
Kabaena, dan Buton Sulawesi R. J., Egilla, J.N.,Saraiva
Tenggara, Makara, Sains 13 Grossi, J.A., 2002,
(2): 117-124. Mycorrhizal Fungi Increase
Ahmad, A., Rafatullal, M., Sulaiman, Chromium Uptake By
O., Ibrahim, M.H., Chii, Sunflower Plants: Influence
Y.Y., and Siddique, B.M., on Tissue Mineral
2009, Removal of Cu(II) and Concentration, Growth and
Pb(II) ions from aqueous Gas Exchang, Journal of
solutions by adsorption on Plant Nutrition 11 (25):
sawdust of Meranti wood, 2389-2407.
Desalination, 250: 300-310. Diantariani, N.P., Sudiarta, I.W., dan
Axtell, N.R., Sternberg, S.P.K dan Elantiani, N.K., 2008, Proses
Claussen, K., 2003, Lead and Biosorpsi dan Desorpsi Ion
Nickel Removal using Cr(VI) pada Biosorben
Microspora and Lemna Rumput Laut Euscheuma
spinosium, Jurnal Kimia, 2 kimia Indonesia, 4 (1): 183-
(1): 45-52. 190.
Effendi, 2015, Adsorbsi Logam Suardana, I. N., 2008, Optimalisai
Ni(II) dan Pb(II) dengan Daya Adsorpsi Zeolit
Menggunakan Arang Sekam Terhadap Ion Kromium(III),
Padi yang Teraktivasi H3PO4, Jurnal Penelitian dan
skripsi, Fakultas Sains dan pengembangan Sains &
teknologi, Universitas Islam Humaniora, 2 (1): 17-33.
sunan Kalijaga, Yogyakarta. Suprihatin dan Erriek, A., 2009,
Ekmekyapar, F., Ali, A., Kemal Biosorpsi Logam Cu(II) dan
Y.B., Avni C., 2006, Cr(VI ) Pada Limbah
Biosorption of copper (II) by Elektroplating Dengan
Non Living Lichen Biomass Menggunakan Biomasa
of Cladonia rangiformis Phanerochaete
hoffm, J. Ha. Mate. B, chrysosporium, Jurnal tekik
137(1): 293-298. Kimia, 4 (1) : 250-254.
Sayed, G., Dessouki, H., dan Svehla, G., 1990, Buku Teks Analisis
Ibrahim, S., 2010, Anorganik Kualitatif Makro
Biosorption of Ni(II) and dan Semimikro, diterjemahkan
Cd(II) Ions from Aqueous oleh Setiono dan Hadyana, P.T
Solution Onto Rice Straw, Kalman Media Pustaka,
Chemical Science Journal, 1- Jakarta .
11. Tanasal, A.M., Nafie, N., dan Taba,
Sembodo, B.S.T., 2006, Model P., 2015, Biosorpsi ion logam
Kinetika Langmuir untuk Cd(II) oleh kulit Buah Naga
Adsorpsi Timbal pada Abu (Hylocereus polyrhizus),
Sekam Padi, Ekuilibrium, 5 Skripsi, Jurusan Kimia
(1): 28-33. Fakultas MIPA, Universitas
Shofiyani,S., dan Gusrizal, 2006, Hasanuddin.
Pengaruh pH dan Penentuan Vierra, R.H.S.F. dan Volesky, B.,
Kapasitas Adsorpsi Logam 2000, Biosorption: Solution
Berat Pada Biomassa Eceng To Pollution, Internal
Gondok (Eichhornia Microbiol, 3 :17-24.
crassipes), indo.J.Chem, 6 Vinodhini, V., Das, N., 2009,
(1): 56-60. Mechanism of Cr(VI)
Simanihuruk, K., dan Sirait, J., 2010, Biosorption by Nemm
Silase Kulit Buah Kopi Sawdust , American-Eurasian
Sebagai Pakan Dasar Pada Journal of Scientific Research
Kambing Boerka Sedang 4 (4): 324-329.
Tumbuh, Seminar Nasional Widaningrum, Maskiyah dan
Teknologi Peternakan dan Suismono, 2007, Bahaya
Veteriner,: 557-566. Kontaminasi Logam Berat
Soeprijanto, Elsony, A., Dalam Sayuran Dan
Sulistyowati, E., 2005, Alternatif Pencegahan
Kinetika biosorpsi ion logam Pencemarannya, Buletin
berat Cr(VI) menggunakan Teknologi Pascapanen
biomassa Saccharomyces Pertanian, 3: 16-27.
cerevisiae, Jurnal teknik
Wong, W.W., Phuah, E.T., Al- Microorganism, Tesis tidak
Kharkhi, A., Liong M.T., dipublikasikan, Jimma
Nadiah, Rosma W.A., and University, College of
Easa A.M., 2008, Biosorbent Agriculture, and Veterinary
Ingradients from Durian Rind Medicine and Centre for
Waste, School of Industrial Development and
Technology, University Sains Environment (CDE), Swiss.
Malaysia, Penang. Wibowo, A.Y., Putra, A., 2013,
Yesuf, Y.K., 2010, Chemical Pengaruh Ukuran Partikel
Composition and in Vitro Batu Apung Terhadap
Digestibility of Coffee Kemampuan Serapan Cairan
Pulp and Coffee Husk Limbah Logam Berat, Jurnal
Ensiled with Grass Fisika, 2(3), Issnn 2302-8491,
(Hyperchennia Hirta) Hay 155-161.
and Effective

Anda mungkin juga menyukai