(Coffea arabica)
Pertumbuhan penduduk dunia yang sangat cepat dan perkembanganindustri yang makin pesat
menyebabkan makin banyak bahan buangan yang bersifat racun yang dibuang ke lingkungan. Bahan-
bahan buangan ini yang nantinya menjadi limbah dan mencemari lingkungan dalam jumlahyang sulit
dikontrolsecara tepat. Zat-zat pencemar lebih didominasi oleh bahan buangan
logam berat salah satunya adalah Nikel (Tangio, 2013).Nikel (Ni) merupakan salah satu logam berat,
yang banyak digunakan pada peralatan dapur (sendok dan peralatan memasak),
ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri. Selain sebagai logam esensial, nikel
juga memiliki efek berbahaya (Axtell dkk., 2003). Nikel lebih beracun pada tumbuhan. Ambang batas
nikel dalam air minum adalah 0,04 mg/L (Suhendrayatna, 2001). Pada dasarnya logam berat dalam air
buangan dapat dipisahkan dengan berbagai cara, yaitu cara fisika dan kimia (Wisjnuprapto, 1996
dalam Soeprijanto dkk, 2005). Pengolahan secara fisika yang umumnya dilakukan dengan cara
adsorpsi misalnya dengan karbon aktif dan penyaringan membran. Metode lain yang digunakan
seperti oksidasi/reduksi, penukaran ion, filtrasi, penguapan, osmosis balik dan ekstraksi.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Biosorpsi merupakan alternatif untuk menyerap logam berat karena adanya komponen material
biologi yang memiliki kapasitas pengikatan yang besar (Kratochvil dkk., 1998 dalam Nova dkk.,
2012). Biosorpsi merupakan proses penyerapan analit oleh biomassa. Biosorpsi memanfaatkan
kemampuan material biologis untuk mengakumulasikan logam berat dari larutan secara
metabolisme ataupun fisik-kimiawi (Diantari ani dkk., 2008).
RT Beberapa biomaterial sangat berpotensi sebagai penyerap logam berat umumnya berasal dari
limbah pertanian. Aslam dkk (2010) membuktikan bahwa daun peepal (Ficus Religiosa) yang
mengandung gugus karboksilat, hidroksil, dan amino dapat mengikat logam Nikel. Pada tahun 2010,
Raj dkk., membuktikan asam amino dari biji kelor dapat mengadsorpsi ion Ni(II). Hasar (2002)
melaporkan kulit batang bakau yang mengandung polisakarida, lignin, polifenol, dan asam
hidroksida juga telah dibuktikan sebagai penyerap ion Cu(II) dan Ni(II). Kulit semangka yang
memilikki kandungan pektin, selulosa dan protein mampu menjadi adsorben logam Ni2+ dan Co2+
(Lakshmipathy dan sarada, 2013).
BAB III
VI
METODE PENELITIAN
A. ALAT
1. Spektrofotometer Serapan
Atom (SSA) buck scientific
model 205 VGP
2. Neraca analitik
3. Oven
4. Magnetic stirrer,
5. Ayakan ukuran 60, 80, 120
dan 150 mesh
6. Stopwatch
7. Desikator
8. Pektrofotometer FT-IR
Shimadzu prestige 21.
KAPSEL
C. CARA KERJA
VII
a. Penyiapan Biosorben Kulit Kopi Arabika (Coffea arabica)
1. Kulit buah kopi Arabika yang telah diambil di cuci dengan air bersih
2. kulit kopi Arabika dicuci lagi dengan akuades hinggga bersih kemudian ditiriskan.
3. Kulit buah kopidikeringkan dengan suhu ruangan.Kulit kopi Arabika yang sudah kering selanjutnya
digiling dan diayak dengan saringan variasi 60, 80, 120 dan 150 mesh.
4. Serbuk kulit buah kopi Arabika yang bersih disimpan dalam oven 80 oC selama 24 jam lalu disimpan
dalam desikator sebelum ditimbang.
F. Penentuan Kapasitas Biosorpsi Ion Ni(II) oleh Kulit Buah Kopi Arabika (Coffea arabica)
1. Serbuk kulit buah kopi Arabika yang bersih dan kering dimasukkan masing-masing sebanyak 0,2 gram
ke dalam 6 buah Erlenmeyer ukuran 100 mL, dimasukkan secara berturut-turut 50 mL larutan ion logam
Ni(II) dengan konsentrasi 50, 100, 150, 200, 250, dan 300 mg/L.
2. Campuran tersebut dikocok selama ,waktu dan pH optimum, kemudian disaring dan filtratnya dikumpul
untuk diukur kadar nikelnya (Ni2+) dengan AAS.
3. Kadar Ni(II) dalam larutan Ni(II) sebelum adsorpsi juga diukur. Dilakukan secara duplo. Percobaan blanko
dilakukan seperti di atas tetapi tanpa pengocokan.
G. Analisis FT-IR
1. Biosorben kulit buah kopi Arabika sebelum dan setelah ditambah dengan larutan Ni(II)konsentrasi 100
mg/L dengan pH dan waktu optimum dan dikeringkan pada suhu 50 oC lalu dianalisi dengan FT-IR
(Fourier Transformnfra Red).
2. Sampel digeruskan dengan KBr dalam mortar menggunakan perbandingan massa 1:10.
3. Hasil campuran dimasukkan ke dalam tempat khusus berbentuk bulat kemudia divakumkan untuk
KAPSEL
melepaskan air.
4. Campuran dipres beberapa saat (10 menit) pada tekanan 72 Torr (8 hingga 20 ton per
5. satuan luas) untuk menghasilkan bulatan tipis. Pembacaan spectra data IR menggunakan software
Grams Research.
BAB IV X
PEMBAHASAN
a. Pengaruh Ukuran Partikel Terhadap Biosorpsi Ion Ni(II) olehKulit Buah Kopi Arabika
(Coffeaarabica)
RT
Spektrum Hasil Analisa FT-IR Biosorben kulit Buah Kopi Arabika {Coffea arabica) (a) Sebelum
Kontak dengan Ion Ni(II) dan (b) Setelah Kontak dengan Logam Ni (II
XIV
RT
Pada Spektra FTIR biomassa kulit buah Kopi setelah diinteraksikan dengan Ni(II) seperti
pada Gambar , terlihat bahwa beberapa serapan mengalami pergeseran bilangan
gelombang. Hal ini terlihat pada pergeseran bilangan gelombang dari 3396,64 cm’1
dan 1413, 82 cm’1. Pada serapan tersebut mengalami selisih pergeseran bilangan
gelombang yang lebih besar dibandingkan serapan yang lain. Pergeseran bilangan
gelombang dari 3396,64 cm'1 menjadi 3412,08 cm'1 (ulur-OH). Hal ini menunjukkan
adanya interaksi ion Ni(II) dengan gugus fungsi hidroksil (-OH) yang terdapat dalam
kulit buah kopi Arabika
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adsorpsi ion Ni(II) dengan serbuk kulit buah kopi Arabika (Coffeci circibica) optimum pada 120
mesh dengan waktu optimum 50 menit dan pH optimum 6. Biosorpsi ion Ni(II) oleh kulit buah kopi
Arabika memenuhi isotermal Langmuir dengan nilai Qo sebesar
18,86 mg/g atau 0,31 mmol/g. Gugus fungsi yang terlibat pada biosorpsi ion Ni(II) oleh kulit buah kopi
Arabika yaitu gugus hidroksil (-OH).
B. SARAN
Perlu diadakan penelitian lanjutan untuk mengetahui waktu optimum dan mengetahui Qo yang
memenuhi isotermalnya