ABSTRAK
Penelitian tentang pembuatan asam asetat dari limbah cair kulit kopi (coffea
arabika. Sp) telah dilakukan. Limbah cair kulit kopi dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan asam asetat, dan diharapkan dapat menghasilkan mutu asam asetat
yang baik sesuai dengan standar mutu asam asetat dari nira aren (Arenga pinnata)
SNI 01-4371-1996. Proses fermentasi dilakukan dalam dua tahapan, tahap pertama
adalah fermentasi limbah cair kulit kopi menjadi alkohol secara anaerob, tahap
kedua adalah fermentasi alkohol menjadi asam asetat secara aerob. Fermentasi
secara aerob dilakukan dengan memvariasikan penambahan bakteri acetobachter
aceti dan tanpa penambahan acetobachter aceti, serta variasi waktu yaitu selama 7,
10, dan 15 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam asetat yang diperoleh
tanpa penambahan bakteri A. Aceti tidak memenuhi standar mutu sedangkan
dengan penambahan bakteri A. aceti telah memenuhi standar mutu yaitu: kadar
asam asetat: 6,48%, kadar alkohol: 4,35%, TPT: 1,27%, pH: 4 dan cemaran logam
(Pb: -0,3116, Cu: -0,7397, Zn: -0,5623).
ABSTRACT
The research about acetic acid from waste coffee pulp (Coffea arabica. Sp) has
been started. Waste coffee pulp can be used to produce acetic acid, and is
expected to produce acetic acid based on palm juice (Arenga pinnata) SNI 01-
4371-1996 quality. The fermentation process is in two stages, first stage is
fermentation waste coffee pulp into alcohol, second stage is the fermentation
alcohol to acetic acid with addition of bacteria A. aceti and without A. aceti. In this
study the fermentation time varied for 7, 10, and 15 days. The results showed that
acetic acid which obtained without using A. Aceti has not met quality standards.
However acetic acid by using bacteria A. aceti has met quality standards of acetic
acid: 6.48% alcohol content: 4.35%, TPT: 1.27%, pH: 4 and contaminant metals
(Pb: -0.3116, Cu: -0.7397, Zn: -0.5623).
43
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 11 No.2, Desember 2013 ISSN 1693-248X
44
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 11 No.2, Desember 2013 ISSN 1693-248X
dihasilkan dari limbah cair kulit kopi bergantung pada besarnya populasi
arabika (coffea arabika, Sp). Proses bakteri asam asetat dan ketersediaan
fermentasi dilakukan dalam 2 tahapan etanol.
yaitu fermentasi secara anaerob untuk Pada permulaan proses
menghasilkan alkohol dan fermentasi fermentasi, khamir memerlukan
secara aerob alkohol dengan oksigen untuk pertumbuhannya
penambahan bakteri A. aceti dan tanpa sehingga fermentasi terjadi secara
penambahan bakteri A. Aceti untuk aerob. Setelah terbentuk CO2, reaksi
menghasilkan asam asetat. Variasi akan berubah menjadi anaerob. Apabila
waktu fermentasi secara aerob terdiri terdapat udara pada proses fermentasi,
dari 7, 10 dan 15 hari. Asam asetat maka alkohol yang dihasilkan lebih
yang dihasilkan kemudian diuji sedikit karena terjadi respirasi yang
mutunya berdasarkan standar mutu dari mengakibatkan terjadinya konversi gula
nira aren (arenga pinnata) SNI 01- menjadi karbondioksida (CO2) dan air
4371-1996 yang meliputi pengujian (H2O).
terhadap nilai total asam asetat, kadar Berdasarkan data pada Tabel 1,
alkohol, total padatan terlarut, pH, uji maka dapat dikatakan bahwa proses
kelarutan (air, alkohol, gliserol), dan pembentukan alkohol pada fermentasi
cemaran logam (Pb, Cu dan Zn). limbah cair kulit kopi berlangsung
selama 3 hari. Kadar alkohol yang
HASIL DAN PEMBAHASAN diperoleh pada hari ke 3 adalah
sebanyak 6,55 (%) brik. Penelitian
Khamir (ragi roti) dan bakteri (A. yang dilakukan oleh Raudah dan
aceti) merupakan salah satu Ernawati (2012) menunjukkan bahwa
mikroorganisme yang berperan aktif setelah 72 jam konsentrasi dan yield
dalam proses fermentasi terutama bioetanol naik menjadi 62 %, dan pada
selama proses pemecahan gula menjadi 82 jam konsentrasi bioetanol turun
alkohol dan perubahan alkohol menjadi menjadi 40,3 %.
asam asetat. Sebelum dilakukan perlakuan
Kandungan glukosa yang terdapat fermentasi untuk menghasilkan asam
di dalam limbah cair kulit kopi, sangat asetat dengan penambahan A. aceti dan
berpengaruh terhadap pembentukan tanpa A. aceti terlebih dahulu dilakukan
alkohol dan asam asetat selama uji TPT, kadar alhokol dan pH seperti
fermentasi. Selain karbohidrat, di peroleh pada Tabel 1.
komponen lain yang mempunyai Dari Tabel 1, pada hari pertama
peranan penting dalam proses ragi masih dalam tahap adaptasi.
fermentasi antara lain protein, vitamin, Setelah berada dalam substrat selama
lemak dan asam nukleat. Alkohol 24 jam (1 hari), ragi mulai melakukan
merupakan sumber karbon yang proses konversi gula menjadi alkohol
diperlukan untuk pertumbuhan sel, dan sebagian lagi menjadi CO2. Pada
tetapi pada kadar tertentu justru waktu 1-3 hari, ragi menjalani tahap
menghambat pertumbuhan atau bahkan pertumbuhan (fase log), hal ini terlihat
membunuh sel bakteri asam asetat. dari kadar alkohol yang dihasilkan
Sedangkan asam asetat merupakan semakin tinggi. Hasil fermentasi selama
produk metabolit yang terbentuknya 3 hari didapat kandungan alkohol
45
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 11 No.2, Desember 2013 ISSN 1693-248X
46
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 11 No.2, Desember 2013 ISSN 1693-248X
Tabel 3. Hasil pengamatan fermentasi alkohol dari limbah cair kulit kopi
menjadi asam asetat
Gambar 1. Grafik pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar asam asetat. Dengan
A. aceti (♦), tanpa A. aceti (■).
47
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 11 No.2, Desember 2013 ISSN 1693-248X
48
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 11 No.2, Desember 2013 ISSN 1693-248X
mendenaturasi protein dan melarutkan kulit kopi yaitu hasil fermentasi sangat
lemak, sehingga dinding sel khamir bervariasi, dimana pada perlakuan A.
rusak dan plasma membeku, aceti yaitu total padatan terlarut awal
selanjutnya khamir akan mati. mencapai 2,18% brix kemudian secara
Proses fermentasi asam asetat bila terus-menerus mengalami penurunan
kadar alkohol dalam substrat tersebut pada hari ke-15 yaitu 1,27% brix.
menurun maka bakteri A. aceti akan Sedangkan total padatan terlarut awal
mengoksidasi asam asetat dalam dengan perlakuan tanpa A.aceti
substrat menjadi CO2 dan H2O. mencapai 3,53% brix dan akan
Selama fermentasi alkohol, menurun pada hari ke-15 yaitu 1.97%
alkohol dioksidasi hingga pada akhir brix (Gambar 3.) Total padatan terlarut
fermentasi, kadar alkohol rata-rata berkurang sesuai dengan bertambahnya
dalam substrat pada awal fermentasi waktu fermentasi. Selain itu juga
sebesar 8,2% perlakuan A. aceti dan pengurangan total padatan terlarut
tanpa A. aceti yaitu 5,9% (Tabel 2). disebabkan oleh makin berkurangnya
Pada Gambar 2, menunjukkan sumber nutrien dan substrat pada
penurunan kadar alkohol yaitu larutan.
perlakuan dengan A.aceti pada hari ke-
15 menghasilkan kadar alkohol yaitu Pengaruh Lama Fermentasi
4,35 % dan perlakuan tanpa A.aceti Terhadap Nilai pH.
pada hari ke-15 yaitu menghasilkan Laju pertumbuhan mikroba
kadar alkohol sekitar 2,85% tergantung pada nilai pH, karena pH
disebabkan penurunan kadar alkohol ini mempengaruhi fungsi membran enzim
terjadi, karena pada saat fermentasi dan komponen lainnya. pH sangat
berlangsung, kandungan alkohol yang berguna untuk mengatur aktivitas
telah dioksidasi akan menghasilkan fermentasi di dalamnya. Selain itu juga
asam asetat dan H2O. Kandungan berfungsi untuk menghentikan kegiatan
alkohol akhir pada produk asam asetat fermentasi bila dianggap telah cukup.
telah memenuhi standar nira aren Jasad renik pada umumnya dapat
(Arenga pinnata) SNI 01-4371-1996 tumbuh pada kisaran pH 3-6.
tentang asam asetat fermentasi yang Kebanyakan bakteri mempunyai pH
mempersyaratkan sisa alkohol asam optimum sekitar pH 6.5-7.5. Pada pH di
asetat fermentasi maksimal 10% bawah 5.0 dan di atas 8.5, bakteri tidak
(Baharuddin dan Syahidah, 2008). dapat tumbuh dengan baik, kecuali
bakteri asam asetat dan bakteri yang
Pengaruh Lama Fermentasi mengoksidasi sulfur. Sebaliknya,
Terhadap Total Padatan Terlarut khamir menyukai pH 4-5 dan dapat
(TPT) tumbuh pada kisaran pH 2.5-8.5. Oleh
Gula merupakan salah satu sumber karena itu, khamir tumbuh pada pH
karbon yang dibutuhkan untuk rendah dimana pertumbuhan bakteri
pertumbuhan A. aceti. terhambat (Waluyo, 2007).
Total padatan terlarut rata-rata Pada Gambar 4. menunjukkan
dalam substrat mengalami penurunan bahwa dengan peningkatan waktu lama
selama 15 hari fermentasi asam asetat. fermentasi terjadi penurunan pH pada
Total padatan terlarut dari limbah cair kedua jenis perlakuan (dengan A.aceti
49
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 11 No.2, Desember 2013 ISSN 1693-248X
Tabel 5. Kualitas asam asetat dari limbah cair kulit kopi berdasarkan hasil
penelitian.
Hasil uji
Hasil uji
dengan
Kriteria Pengujian Persyaratan Keterangan tanpa bakteri Keterangan
bakteri A.
A. aceti
aceti
Keadaan:
- Bentuk Cairan encer Cairan encer Memenuhi Cairan encer Memenuhi
Khas Khas Khas
- Bau Memenuhi Memenuhi
as.asetat as.asetat as.asetat
Kadar asam asetat
Min 4 6,475 Memenuhi 4,115 Memenuhi
(% b/b)
Sisa alkohol
Maks 10 4,35 Memenuhi 2,7 Memenuhi
(% b/b)
Padatan terlarut Belum
Maks 1,5 1,27 Memenuhi 1,97
(% b/b) Memenuhi
Cemaran logam:
-Timbal (Pb)
Maks 1 -0,3116 Memenuhi -0,3116 Memenuhi
mg/kg
-Tembaga (Cu) Maks 5,0 -0,7397 Memenuhi -0,7397 Memenuhi
50
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 11 No.2, Desember 2013 ISSN 1693-248X
mg/kg
-Seng (Zn)
Maks 2,0 -0,5623 Memenuhi -0,5623 Memenuhi
mg/kg
Asam asetat yang baik apabila
Hasil penelitian dari limbah cair kadar alkoholnya rendah sebab apabila
kulit kopi menjadi asam asetat kadar alkoholnya tinggi akan
menunjukkan bahwa rata-rata kadar memberikan efek yang kurang baik
asam asetat limbah cair kulit kopi bagi konsumen juga mengurangi
(coffea arabika. Sp) sebesar 4,115% kualitas dari asam asetat itu sendiri.
dan nilai ini memenuhi mutu asam Hasil penelitian pada total
asetat tentang asam asetat fermentasi padatan terlarut menunjukkan bahwa
yang mempersyaratkan kadar asam total padatan terlarut yang diperoleh
asetat dalam cuka fermentasi minimal sebesar 1,97 % dan belum memenuhi
4%. Asam asetat merupakan komponen mutu asam asetat tentang asam asetat
utama dari asam asetat yang merupakan fermentasi yang mempersyaratkan total
karakteristik khas bagi asam asetat. padatan terlarut dalam asam asetat
Prinsip pembuatan asam asetat yaitu maksimal 1,5 %. Jumlah padatan
fermentasi gula-gula sederhana menjadi terlarut yang melebihi SNI diduga
alkohol dan fermentasi alkohol lebih disebabkan oleh karena adanya
lanjut menjadi asam asetat. Hasil kontaminasi bahan-bahan lain terhadap
penelitian pada kadar alkohol limbah kulit kopi yang ditandai dengan
menunjukkan bahwa rata-rata sisa kurang jernihnya limbah cair yang
alkohol limbah cair kulit kopi (coffea diperoleh. Dengan demikian, dapat
arabika. Sp) sebesar 2,7% dan nilai ini dikatakan bahwa semakin rendah
memenuhi mutu asam asetat tentang kandungan jumlah padatan terlarut
asam asetat fermentasi yang maka semakin bersih limbah cair kulit
mempersyaratkan sisa alkohol asam kopi tersebut.
asetat fermentasi maksimal 10%.
Tabel 4. Hasil uji kelarutan dan cemaran logam pada produk asam asetat dari
limbah cair kulit kopi.
51
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 11 No.2, Desember 2013 ISSN 1693-248X
DAFTAR PUSTAKA
52