Anda di halaman 1dari 64

KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


HIPERTENSI

Oleh :
Nama : Agus Saparudin
NIM : 1611011

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PATRIA HUSADA BLITAR
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

A. Definisi Lansia
Lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun keatas. Lansia bukan penyakit,
namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia
adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis.
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual.
B. Klasifikasi
Depkes RI (2003) mengklasifikasikan lansia dalam kategori, antara lain:
1) Pralansia (prasenilis), seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
2) Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3) Lansia resiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
4) Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Menurut WHO, dalam Dewi (2014) lansia diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
1) Elderly : 60-70 tahun.
2) Old : 75-89 tahun.
3) Very Old : > 90 tahun.
C. Karakteristik lansia
Karakteristik lansia, antara lain :
1) Berusia lebih dari 60 tahun.
2) Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari
kebutuhan biopsikososial hingga spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga
kondisi maladaptif.
3) Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
D. Tipe-tipe lansia
Lansia dapat dikelompokkan dalam beberapa tipe yang bergantung pada
karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dam
ekonominya, tipe ini antara lain :
1) Tipe Optimis
Lansia santai dan periang, penyesuaian cukup baik, memandang lansia dalam
bentuk bebas dari tanggung jawab dan sebagai kesempatan untuk meuruti
kebutuhan pasifnya.
2) Tipe Konstruktif
Mempunyai integritas baik, dapat menikmati hidup, mempunyai toleransi
tinggi, humoris, fleksibel dan sadar diri. Biasanya sifat ini terlihat sejak muda.
3) Tipe Ketergantungan
Lansia ini masih dapat diterima ditengah masyaraka, tetapi selalu pasif, tidak
berambisi, masih sadar diri, tidak mempunyai inisiatif dan tidak praktis dalam
bertindak.
4) Tipe Defensif
Sebelumnya mempunyai riwayat jabatan/pekerjaan yang tidak stabil, selalu
menolak bantuan. Sering tidak terkontrol, memegang teguh kebiasaan, bersifat
kompulsif aktif, takut mengahadi “menjadi tua” dan menyenangi masa pensiun.
5) Tipe Militan dan Serius
Lansia yang tidak mudah menyerah, serius, senang berjuang, dan bisa menjadi
panutan.
6) Tipe Pemarah dan Frustasi
Lansia yang pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, selalu menyalahkan
orang lain, menunjukkan penyesuaian yang buruk, dan sering mengekspresikan
kepahitan hidupnya.
7) Tipe Bermusuhan
Lansia yang selalu mengganggap orang lain yang menyebabkan kegagalan,
selalu mengeluh, bersifat agresif dan curiga. Umumnya memiliki pekerjaan
yang tidak stabil di saat muda, menganggap tua sebagai hal yang tidak baik,
takut mati, iri hati terhadap orang yang masuh muda, senang mengadu unruk
pekerjaan, dan aktif menghindari masa yang buruk.
8) Tipe Putus Asa, Membenci dan Menyalahkan Diri Sendiri
Bersifat kritis dan menyalahkan diri sendiri, tidak memiliki ambisi, mengealami
penurunan sosio-ekonomi, tidak dapat menyesuaikan diri, lansia tidak hanya
mengalami kemarahan, tetapi juga depresi, menganggap usia lanjut sebagai
masa yang tidak menarik dan berguna.
E. Perubahan sistem tubuh lansia
Perubahan sistem tubuh pada lansia, antara lain:
1) Perubahan Fisik
a. Sel
Pada lansia jumlah selnya akan lebih sedikit dan ukurannya akan lebih besar,
cairan tubuh dan cairan intraseluler akan berkurang, proporsi protein di otak,
otot, ginjal, darah, dan hati juga ikut berkurang. Jumlah sel otak akan
menurun, mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan otak menjadi
menjadi atrofi.
b. Sistem Persarafan
Rata-rata berkurangnya saraf neocortical sebesar 1 per detik, hubungan
persarafan cepat menurun, lambat dalam merespon baik dalam gerakan
maupun jarak waktu, khususunya dengan stres, mengecilnya saraf
pancaindra, serta menjadi kurang sensitif terhadap sentuhan.
c. Sistem Pendengaran
Gangguan pada pendengaran (presbiakusis), membran timpani mengalami
atrofi, terjadi pengumpulan dan pengerasan serumen karena peningkatan
keratin, pendengaran menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan
jiwa atau stres.
d. Sistem Penglihatan
Timbul sklerosis pada sfingter pupil dan hilangnya respons terhadap sinar,
kornea lebih berbentuk seperti bola (sferis), lensa lebih suram (keruh) dapat
menyebabkan katarak, meningkatnya ambang, pengamatan sinar dan daya
adaptasi terhadap kegalapan menjadi lambat dan sulit untuk melihat dalam
keadaan gelap, hilangnya daya akodomosi, menurunnya lapang pandang, dan
menurunnya daya untuk membedakan antara warna biru dengan hijau pada
skala pemeriksaan.
e. Sistem Kardiovaskular
Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal, kemampuan
jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh
darah perifer untuk iksigenais, sering terjadi postural hipotensi, tekanan
darah meningkat diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh
darah perifer.
f. Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
Suhu rubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis + 35 derajat celcius, hal
ini diakibtkan oleh metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks
menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi
rendahnya aktifitas otot.
g. Sistem Pernapasan
Otot-otot prnapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya
aktivitas dari silia, paru-paru kehilangan elastisitas sehingga kapasitas residu
meningkat, menarik napas lebih berat, kapasitas pernpasan maksimum
menurun. Ukuran alveoli melebar dari normal dan jumlahnya berkurang,
omsigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, kemampuan untuk batuk
berkurang dan penurunan kekuatan otot pernapasan.
h. Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi, indra pengecapan mengalami penurunan, esofagus melebar,
sensitivitas akan rasa lapar menurun, produksi asam lambung dan waktu
pengososngan lambung menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul
konstipasi, fungsi absorbsi menurun, hati (liver) semakin mengecil dan
menurunnya tempat penyimpanan, serta berkurangnya suplai aliran darah.
i. Sistem Genitourinaria
Ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun
hingga 50%, fungsi tubulu berkurang (berakibat pada penurunan kemampuan
ginjal untuk mengonsentrasikan urine, berat jenis urin menurun, proteinuria
biasanya +1), blood urea nitrogen (BUN) meningkat hingga 21 mg%, nilai
ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. Otot – otot kandung kemih
(vesica urinaria) melemah, kapasitasnya menurun hingga 200 ml dan
menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat, kandung kemih sulit
dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine. Pria usia dengan 65 tahun
ke atas sebagian besar mengalami pembesaran prostat hingga + 75% dari
besar normalnya.
j. Sistem Endokrin
Menurunnya produksi ACTH, TSH, FSH, dan LH, aktivitas tiroid, basal
metabolic rate (BMR), daya pertukaran gas, produksi aldosteron, serta
sekresi hormon kelamin seperti progesteron, esterogen, dan testosteron.
k. Sistem Integumen
Kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit
kasar dan bersisik, menurunna respon terhadap trauma, mekanisme proteksi
kulit menurun, kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu,
rambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisit akibat
menurunnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku
jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti
tanduk, kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya. Kuku menjadi
pudar dan kurang bercahaya.
l. Sistem Muskuloskeletal
Tulang kehilangan kepadatannya (desity) dan semakin rapuh, kifosis,
persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami
sklerosis, atrofi serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat.
2) Perubahan Mental
Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan mental adalah perubahan
fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan (hereditas), lingkungan,
tingkat kecerdasan (intellegence quotient-IQ), dan kenangan (memory).
Kenangan dibagi menjadi dua, yaitu kenangan jangka panjang (berjam-jam
sampai berhari-hari yang lalu) mencakup beberapa perubahan dan kenangan
jangka pendek atau seketika (0-10 menit) biasanya dapat berupa kenangan
buruk.
3) Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial terjadi terutama setelah seseorang mengalami
pensiun. Berikut adalah hal-hal yang akan terjadi pada masa pensiun.
a. Kehilangan sumber finansial atau pemasukan (income) berkurang.
b. Kehilangan status karena dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup
tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya.
c. Kehilangan teman atau relasi.
d. Kehilangan pekerjaan atau kegiatan.
e. Merasakan atau kesadaran akan kematian (sense of awareness of mortality).
F. Proses Menua
1) Pengertian Menua
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai pada satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Proses menua merupakan kombinasi berbagai macam faktor yang
saling berkaitan. Sampai saat ini banyak definisi dan teori yang menjelaskan
tentang proses menua yang tidak seragam. Secara umum proses menua di
definisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik,
profresif dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan beradaptasi terhadap lingkungna untuk dapat bertahan hidup. Proses
menua yang terjadi bersifat individual, yang berarti tahap proses menua terjadi
pada orang dengan usia berbeda, setiap lansia memiliki kebiasaan yang berbeda
dan tidak ada satu faktor pun yang dapat mencegah proses menua.
2) Teori Menua
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori
biologi, teori psikologis, teori sosial dan teori spiritual :
a. Teori Biologis
 Teori genetik
Teori ini menyebutkan bahwa manusia dan hewan terlahir dengan program
genetil yang mengatur proses menua selama rentang hidupnya. Setiap spesies
di dalam inti selnya memiliki suatu jam genetik. jam biologis sendiri dan
setiap spesies mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah diputar
menurut replikasi tertentu sehingga bila jam ini berhenti berputar maka ia akan
mati.
 Wear and Tear Theory
Menurut teori “pemakaian dan perusakan” (Wear and Tear Theory)
disebutkan bahwa proses menua terjadi akibat kelebihan usaha dan stres
yang menyebabkan sel tubuh menjadi lelah dan tidak mampu meremajakan
fungsinya. Proses menua merupakan suatu proses fisiologis.
 Teori Nutrisi
Teori nutrisi menyatakan bahwa proses menua dan kualitas proses menua
dipengaruhi intake nutrisi seseorang sepanjang hidupnya. Intake nutrisi yang
bauk pada setiap tahap perkembangan akan membantu meningkatkan
kualitas kesehatan seseorang. Semakin lama seseorang mengkonsumsi
makanan bergizi dalam rentang hidupnya, maka ia akan hidup lebih lama
dengan sehat.
 Teori Mutasi Somatik
Menurut teori ini penuaan terjadi karena adanya mutasi omatik akibat
pengarung llingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam proses
transkripsi DNA dan RNA dan dalam proses translasi RNA protein / enzim.
Kesalahan ini terjadi terus menerus sehingga akhirnya akan terjadi
penurunan fungsi organ atau perubahan sel normal menjadi sel kanker atau
penyakit.
 Teori Stress
Teori stres mengungkapkan bahwa proses menua terjadi akibat hilangnya
sel-sel yang bisa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan sel
yang menyebabkan sel tubuh lelah terpakai.
 Slow Immunology Theory
Menurut teori ini, sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia
dan masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan
organ tubuh.
 Teori Radikal Bebas
Radikal bebas terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat
dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan
regenerasi.
 Teori Rantai Silang
Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi sel-sel kimia yang tua dan
usang menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini
menyebabkan penurunan elastisitas, kekacauan dan hilangnya fungsi sel.
b. Teori Psikologis
 Teori Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut hierarki Maslow tentang kebutuhan dasar manusia, setiap manusia
memiliki kebutuhan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya itu. Dalam
pemenuhan kebutuhannya, setiap individu memiliki prioritas. Seorang
individu akan berusaha memenuhi kebutuhan di piramida lebih atas ketika
kebutuhan di tingkat piramida bawahnya telah terpenuhi. Kebutuhan pada
piramida tertinggi adalah aktualisasi diri. Ketika individu mengalami proses
menua, ia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan di piramida tertinggi
yaiitu aktualisasi diri.
 Teori Individualisme Jung
Menurut teori ini, kepribadian seseorang tidak hanya berorientasi pada dunia
luar namun juga pengalaman pribadi. Keseimbangan merupakan faktor yang
sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Menurut teori ini proses
menua dikatakan berhasil apabila seorang individu melihat ke dalam dan
nilai dirinya lebih dari sekedar kehilangan atau pembatasan fisiknya.
 Teori Pusat Kehidupan Manusia
Teori ini berfokus pada identifikasi dan pencapaian tujuan kehidupan
seseorang menurut 5 fase perkembangan, yaitu masa anak-anak (belum
memiliki tujuan hidup yang realistis), remaja dan dewasa muda (mulai
memiliki konsep tujuan hidup yang spesifik), dewasa tengah (mulai memiliki
tujuan hidup yang lebih kogkrit dan berusaha untuk mewujudkannnya), usia
pertengahan (Usia Pertengahan), dan lansia (saatnya berhenti untuk
melakukan pencapaian tujuan hidup).
 Teori Tugas Perkembangan
Menurut tugas tahapan perkembangan ego Ericksson, tugas perkembangan
lansia dalah integrity versus despair. Jika lansia dapat menukan arti dari
hidup yang dijalaninya, maka lansia akan memilik integritas ego untuk
menyesuaikan dan mengatur proses menua yang dialaminya. Jika lansia tidak
memiliki integritas maka ia akan marah, depresi dan merasa tidak adekuat,
dengan kata lain mengalami keputusan.
c. Teori Sosiologis
 Teori Interaksi Sosial (social exchange theory)
Menurut teori ini pada lansia terjadi penurunan kekuasaan dan prestise
sehingga interaksi sosial mereka juga berkurang, yang tersisa hanyalah harga
diri dan kemampuan nmereka untuk mengikuti pemerintah.
 Teori Penarikan Diri
Kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan
mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari
pergaulan disekitarnya. Lansia mengalami kehilangan ganda, yang meliputi
kehilangan peran, hambatan kontak sosial dan berkurangnya komitmen.
 Teori Aktivitas
Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses bergantung pada
bagaimana seorang lansia merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitas
serta mempertahankankan aktivitas tersebut lebih penting dibandingkan
kuantitas dan aktivitas yang dilakukan.
 Teori Berkesinambungan (Continuity Theory)
Menurut teori ini, setiap orang pasti berubah menjadi tua namun kepribadian
dasar dan pola individu tidak akan mengalami perubahan. Pengalaman hidup
seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat menjadi
lansia.
 Subculture Theory
Menurut teori ini lansia dipandang sebagai bagian dari sub kultur. Secara
antropologis, berarti lansia memiliki norma dan standar budaya sendiri.
Standar dan norma budaya ini meliputi perilaku, keyakinan, dan harapan
yang membedakan lansia dari kelompok lainnya.
G. Tugas Perkembangan Lansia
Adapun tugas perkembangan lansia, antara lain :
1) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun
2) Mempersiapkan diri untuk pensiun
3) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
4) Mempersiapkan kehidupan baru
5) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial secara santai
6) Mempersiapkan diri untuk kematian dan kematian pasangannya
H. Pathway Proses Menua

Fase 1 subklinik
Fase 2 transisi Fase 3 klinik

Usia 25-35 Penurunan hormon


I.
(testosteron, growt hormon, Usia 35-45 Usia 45 produksi hormon
J. estrogen) Penurunan hormon 25 sudah berkurang
% hingga akhirnya berhenti

DAFTAR
Polusi udara, diet yangPUSTAKA
tak sehat dan stres

Peningkatan radikal
bebas

Kerusakan sel-seDNA
(sel-sel tubuh)

Sistem dalam tubuh mulai


terganggu spti : penglihatan
menurun, rambut beruban,
stamina & enegi berkurang,
wanita (menopause),pria
(andopause).

Penyakit degeneratif
(DM, osteoporosis,
hipertensi, penyakit
jantung koroner)
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboatorium rutin yang perlu diperiksa pada pasien lansia untuk
mendeteki dini gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada pasien lansia yang
belum diketahui adanya gangguan / penyakit tertentu (penyakit degeneratif) yaitu :
1. Pemerikasaan hematologi rutin
2. Urin rutin
3. Glukosa
4. Profil lipid
5. Alkalin pospat
6. Fungsi hati
7. Fungsi ginjal
8. Fungsi tiroid
9. Pemeriksaan feses rutin

B. Konsep Hipertensi
2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan
konsisten diatas 140/90 mmHg.
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka morbiditas maupun
mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg menunjukkan fase darah yang
sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 mmHg menunjukkan fase darah
yang kembali ke jantung
2.2Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1 Hipertensi essensial (primer)
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
2 Hipertensi sekunder
Hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain seperti gangguan kelenjar tiroid
(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme).
2.3 Etiologi
Penyebab hipertensi pada lansia, antara lain :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kekmampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi
Faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi ada 2, antara lain :
1. Faktor yang dapat diubah
a. Gaya hidup modern
b. Pola makan tidak sehat
c. Obesitas

2. Faktor yang tidak dapat diubah


a. Genetik
b. Usia
c. Jenis kelamin
2.5 Patofisiologi
Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisarerjadi melalui beberapa cara
yaitu jantung memompa lebih kuat sehinggamengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya, arteri besar kehilangankelenturanya dan menjadi kaku sehingga
mereka tidak dapat mengembang padasaat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Darah di setiap denyutanjantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang
sempit dari pada biasanya danmenyebabkan naiknya tekanan. inilah yang terjadi
pada usia lanjut, dimanadinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arterioskalierosis. Dengan carayang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat
terjadi vasokonstriksi, yaitujika arter kecil (arteriola) untuk sementara waktu untuk
mengarut karenaperangsangan saraf atau hormon didalam darah. Bertambahnya
darah dalamsirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi
jikaterhadap kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah
garamdan air dari dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.
2.6 Pathway
2.7 Manifestasi Klinis
Sebagian besar penderita tekanan darah tinggi umumnya tidak menyadari
kehadirannya. Bila ada gejala, penderita darah tinggi mungkin merasakan keluhan-
keluhan berupa : kelelahan, bingung, perut mual, masalah pengelihatan, keringat
berlebihan, kulit pucat atau merah, mimisan, cemas atau gelisah, detak jantung keras
atau tidak beraturan (palpasi), suara 11 berdenging di telinga, disfungsi ereksi, sakit
kepala, pusing.
2.8 Penatalaksanaan
1. Non farmakologis
a. Menurunkan berat badan jika ada kegemukan,
b. Mengurangi minum alcohol,
c. Meningkatkan aktivitas fisik aerobik,
d. Mengurangi asupan garam,
e. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat,
f. Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat,
g. Menghentikan merokok,
h. Mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol.
2. Farmakologis
a. Pilihan pertama untuk pengobatan pada penderita hipertensi lanjut usia
adalah diuretic atau penyekat beta.
b. Pada Hipertensi Terisolasi, direkomendasikan penggunaan diuretic dan
antagonis kalsium.
c. Antagonis kalsium nikardipin dan diuretic tiazid sama dalam menurunkan
angka kejadian kardiovaskuler
d. Pada penderita hipertensi dengan gangguan fungsi jantung dan gagal jantung
kongestif, diuretik, penghambat ACE (angiotensin convening enzyme) atau
kombinasi keduanya merupakan pilihan terbaik.
2.9 Komplikasi
1. Penyakit ginjal kronis
2. Penyakit arteri perifer
3. Retinopati
4. Otak
a. Stroke atau transient ishemic attack
5. Jantung
a. Hipertrofi ventrikel kiri
b. Angina atau infark miokardium
c. Gagal jantung

1.1. Konsep Keperawatan


A. Pengkajian
Pengkajian secara Umum
1. Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis
Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang
terdekat, alamat, nomor registrasi.
2. Riwayat atau adanya factor resiko
a. Riwayat garis keluarga tentang hipertensi
b. Penggunaan obat yang memicu hipertensi
3. Aktivitas / istirahat
a. Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.
b. Frekuensi jantung meningkat
c. Perubahan irama jantung
d. Takipnea
4. Integritas ego
a. Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau
marah kronik.
b. Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan
dengan pekerjaan).
5. Makanan dan cairan
a. Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang
digoreng,keju,telur)gula-gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi
kalori.
b. Mual, muntah.
c. Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun).
6. Nyeri atau ketidak nyamanan
a. Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung)
b. Nyeri hilang timbul pada tungkai.
c. Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
d. Nyeri abdomen.
Pengkajian Persistem
1. Sirkulasi
a. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner atau
katup dan penyakit cerebro vaskuler.
b. Episode palpitasi,perspirasi.
2. Eleminasi
a. Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi
atau riwayat penyakit ginjal masa lalu.
3. Neurosensori
a. Keluhan pusing.
b. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam).
4. Pernapasan
a. Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
b. Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
c. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
d. Riwayat merokok
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
3. Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontriksi
4. Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau
keterbatasan kognitif
C. Intervensi
 Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular
Cerebral
1. Intervensi : Mempertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi
2. Intervensi : Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan
sakit kmepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan
leher, tenang, redupkan lampu kamar, tekhnik relaksasi.
Rasional : tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral dan
yang memperlambat atau memblok respons simpatis efektif dalam
menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya
3. Intervensi : Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase kontriksi yang
dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya mengejam saat bab, batuk
panjang, membungkuk
Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan
sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular cerebral

 Dx 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum


1. Intervensi : kaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan frequency
nadi lebih dari 20 kali per menit diatas frequency istirahat :
peningkatan tekan darah yang nyata selama atau sesudah aktivitas
( tekanan sistolik meningkat 40 mmhg atau tekanan diastolic meningkat
20 mmhg) dispnea atau nyeri dada : kelemahan dan keletihan yang
belebihan :pusing atau pingsan.
Rasional : menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon
fisiologi terhadap stress, aktivitas bila ada merupakan indikator dari
kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.
2. Intervensi : instruksikan pasien tentang teknik penghematan energy,
misalnya menggunakan kursi saat mandi,duduk saat menyisir rambut
atau menyikat gigi,melakukan aktivitas dengan perlahan.
Rasional : teknik memghemat energy mengurangi penggunaan energy,
juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
 DX 3 : Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi berhubungan
dengan peningkatan afterload, vasokontriksi
1. Intervensi: pantau TD.ukur pad kedua tangan atau paha untuk
evaluasi awal.gunakan ukuran manset yang tepat dan teknik yang
akurat.
Rasional : perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang
lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vascular.
Hipertensi berat diklasifikasikan pada orang dewasa sebagai
peningkatan tekanan diastolic sampai 130, hasil pengukuran
diastolic diatas 130 dipertimbangkan sebagai penigkatan pertama,
kemudian maligna. Hipertensi sistolik juga merupakan faktor resiko
yang di tentukan untuk penyakit cerebrovaskular dan penyakit iskemi
jantung bila tekanan diastolic 90-115.

 DX 4 : Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi


atau keterbatasan kognitif
1. Intervensi : Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar, termasuk
orang terdekat
Rasional : Kesalahan konsep dan menyangkal diagnose karena
perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat
pasien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan, dan
prognosis. Bila pasien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan
pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku tidak akan
dipertahankan.
2. Intervensi : Tetapkan dan nyatakan batas TD normal. Jelaskan
tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal
dan otak
Rasional : Memberikan dasar untuk pemahaman tentang
peningkatan TD dan mengklarifikasi istilah medis yang sering
digunakan. Pemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala
adalah ini untuk memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan
meskipun ketika merasa sehat
3. Intervensi : Hindari mengatakan TD “normal” dan gunakan istilah
“terkontrol dengan baik” saat menggambarkan TD pasien dalam
batas yang diinginkan
Rasional : Karena pengobatan untuk hipertensi adalah sepanjang
kehidupan, maka dengan penyampaian ide “terkontrol” akan
membantu pasien untuk memahami kebutuhan untuk melanjutkan
pengobatan/medikasi
4. Intervensi : Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko
kardiovaskular yang dapat diubah misalnya obesitas, diet tinggi
lemak jenuh, dan kolesterol, pola hidup monoton, merokok, dan
minum alcohol( lebih dari 60cc/hari dengan teratur), pola hidup
penuh stress.
Rasional : Faktor-faktor resiko ini telah menunjukkan hubungan
dalam menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskular serta
ginjal.
D. Evaluasi
1. Pasien melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang atau terkontrol
2. Pasien berpartisupasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan
3. Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah
atau beban kerja jantung.
4. Menunjukkan perubahan pola makan ( misalnya pilihan makan,
kuantitas,dan sebagainya), mempertahankan berat badan yang diinginkan
dengan pemeliharaan kesehatan optimal.
5. Mengidentivikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya
6. Pasien menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen
pengobatan
Daftar Pustaka

Festi, Pipit. 2018. Buku Ajar LANSIA, Lanjut Usia, Perspektif Dan Masalah

Patricia Gonce Morton et.al. (2011). Keperawatan Kritis: pendekatan asuhan holistic
ed.8; alih bahasa, Nike Esty wahyuningsih. Jakarta: EGC

Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta. Deepublish.

Muhith, Abdul. 2016. Pendidikan keperawatan gerontik. Yogyakarta. CV ANDI


OFFSET.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR
FORMAT PENGKAJIAN GERONTIK

1. Identitas Klien
a. Nama : Ny. I
b. Umur : 62 tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SD/sederajat
e. Pekerjaan : pedagang
f. Suku/bangsa : Jawa
g. Status marital : Menikah
h. Tanggal pengkj : 24 September 2020
i. Ruang :-
j. Alamat : Dsn.Dermosari Rw02 Rw02 Ds.Gadungan
Kec.Gandusari
2. Identitas Penanggungjawab
a. Nama : An. A
b. Umur : 29 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SMA/ sederajat
e. Pekerjaan : Pedagang
f. Hub. Dgn klien: Anak
g. Alamat : Dsn. Dermosari Rw02 Rw02 Ds. Gadungan Kec.
Gandusari

3. Status Kesehatan Saat Ini


Klien mengatakan sering mengeluhkan nyeri pada kepala bagian belakang.
Nyeri seperti tertusuk-tusuk. Nyeri sering timbul apabila kurang tidur. Klien
mengatakan ia suka mengonsumsi sayur kemaren dan ikan asin sebagai
lauknya. Klien tidak pernah memeriksakan penyakitnya ke dokter atau
layanan kesehatan dikarenakan adanya pandemi. Terakhir kali periksa ke
dokter sudah 1 tahun yang lalu. Sebelumnya apabila nyeri kepala kambuh
hanya diobati dengan obat yang di beli di apotek.

4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan sudah mengetahui bahwa ia mempunyai penyakit
darah tinggi namun Ny. I tidak menjaga pola makannya dengan baik.
Akhir-akhir ini klien sering mengeluhkan nyeri pada kepalanya. Apabila
kambuh nyeri kepala klien hanya tidur dan tidak dapat melakukan
akytifitas seperti biasa.
b. Kesehatan dahulu
Ny. I mempunyai riwayat darah tinggi sejak 1 tahun yang lalu.
c. Kesehatan keluarga
Ny. K tinggal hanya bersama anaknya yaitu Anaknya dan suaminya.
Dalam kelaurga tidak ada masalah dalam kesehatan. Hanya Ny. I yang
sering mengalami nyeri kepala.

5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan Umum :  baik  sedang  lemah
Tingkat kesadaran : Compos mentis
Penampilan : Rapi
Tanda vital :
Tekanan Darah : 160/100 mmHg
Nadi : 70x/menit
Respiratory Rate : 20x/menit
Suhu : 36,2 ˚C

b. Sistem respirasi
Pola nafas irama:  Teratur  Tidak teratur
Jenis  Dispnoe  Kusmaul  Ceyne Stokes Lain-
lain:
Suara nafas:  verikuler  Stridor  Wheezing  Ronchi
Lain-lain:
Sesak nafas  Ya  Tidak
Batuk  Ya  Tidak

c. Sistem kardiovaskuler
Irama jantung:  Reguler  Ireguler
S1/S2 tunggal  Ya  Tidak
Nyeri dada:  Ya  Tidak
Bunyi jantung:  Normal  Murmur  Gallop lain-
lain
CRT:  < 3 dt  > 3 dt
Akral:  Hangat  Panas  Dingin kering

 Dingin basah

d. Sistem gastrointestinal
Nafsu makan:  Baik  Menurun Frekuensi: 2/3
x/hari
Porsi makan:  Habis  Tidak Ket:
Diet : -
Minum : ± 1000-1500 CC Jenis: air putih
Mulut dan Tenggorokan
Mulut:  Bersih  Kotor  Berbau
Mukosa  Lembab  Kering  Stomatitis
Tenggorokan  Nyeri telan  Kesulitan menelan
 Pembesaran tonsil  Lain-lain: Tidak
Abdomen  Tegang  Kembung Ascites Nyeri
tekan, lokasi:
Peristaltik : 6 x/menit
Pembesaran hepar  Ya  Tidak
Pembesaran lien  Ya  Tidak
Buang air besar : 1 x/hari Teratur:  Ya  Tidak
Konsistensi : Lunak Bau: Cukup menyengat Warna:
kuning
Lain-lain: -

e. Sistem genitourinaria
Kebersihan:  Bersih  Kotor
Urin: Jumlah: 4-5/hr Warna: Kuning Bau: berbau khas
Alat bantu (kateter, dan lain-lain): -
Kandung kencing: Membesar  Ya  Tidak
Nyeri tekan  Ya Tidak
Gangguan:  Anuria  Oliguri  Retensi
 Nokturia  Inkontinensia Lain-lain: Tidak
ada
f. Sistem musculoskeletal Sistem/integument
Kemampuan pergerakan sendi:  Bebas  Terbatas
Kekuatan otot:4 4
4 4

Kulit
Warna kulit:  Ikterus  Sianotik  Kemerahan  Pucat

 Hiperpigmentasi
Turgor:  Baik  Sedang  Jelek
Odema:  Ada  Tidak ada Lokasi
Luka  Ada  Tidak ada Lokasi
Tanda infeksi luka  Ada  Tidak ada
Yang ditemukan : kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain :-
Tidak terkaji

g. Sistem neurosensori
Penglihatan (mata)
Pupil :  Isokor  Anisokor  Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva :  Anemis  Ikterus  Lain-lain:
Lain-lain : -
Pendengaran/Telinga : normal
Gangguan pendengaran :  Ya  Tidak Jelaskan: -
Lain-lain :-
Penciuman (Hidung)
Bentuk :  Normal  Tidak Jelaskan:
Gangguan Penciuman :  Ya  Tidak Jelaskan:
Lain-lain

h. Sistem endokrin
Pembesaran Tyroid  Ya  Tidak
Hiperglikemia  Ya  Tidak Nilai GDA :
Hipoglikemia  Ya  Tidak
Luka gangren  Ya  Tidak
Pus  Ya  Tidak
Lain-lain :

6. Pengkajian Psikososial dan Spiritual


a) Psikososial
Hubungan klien dengan keluarga, baik, klien juga mengatakan setiap
selalu berkumpul bersama untuk menonton tv. Hubungan klien dengan
teman/tetangga baik, apabila ada tetangga yang sakit klien selalu
menjenguk. Namun karena masa pandemi Ny. I lebih sering
menghabiskan waktunya dengan keluarga saja.

b) Emosional
Klien tidak memiliki masalah emosional tertentu.

Identifikasi masalah emosional :


Pertanyaan tahap I
 Apakah klien mengalami sukar tidur ?
 Ya  Tidak

 Apakah klien sering merasa gelisah


 Ya  Tidak

 Apakah klien sering murung atau menangis sendiri?


 Ya  Tidak

 Apakah klien sering was-was atau khawatir ?


 Ya  Tidak

Lanjutkan ketahap 2 bila minimal ada satu jawaban “ya” pada tahap I
Pertanyaan tahap II
 Keluhan lebih dari 3 bulan/lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
 Ya  Tidak

 Ada masalah atau banyak pikiran ?

 Ada gangguan/masalah dengan keluarga klien ?


 Ya  Tidak

 Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter ?


 Ya  Tidak

 Cenderung mengurung diri ?


 Ya  Tidak
Jika ada minimal 1 jawaban “ya” maka : masalah emosional (+)
Masalah emosisonal klien : tidak ada

c) Spiritual

Klien mengatakan selalu melaksanakan sholat 5 waktu.

7. Pengkajian Fungsional Klien


a. Kartz Indeks
A. Mandiri dalam makan, kontinensia
Ya
(BAB/BAK), menggunakan pakaian,
pergi ke toilet, berpindah, dan mandi
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu
fungsi diatas
C. Mandiri kecuali mandi dan salah satu
fungsi yang lain
D. Mandiri kecuali mandi, berpakaian,
dan satu fungsi yang lain
E. Mandiri kecuali mandi, berpakaian,
ke toilet, dan salah satu fungsi yang lain
F. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet,
berpindah dan salah satu fungsi yang lain
G. Ketergantungan semua fungsi di atas
H. Lain-lain
b. Bartel Indeks
Dengan
No Kriteria Mandiri Ket
Bantuan
Makan Frekuensi : 2-3x/hari
Jumlah : sedang
1. 5( ) 10 ( √ )
Jenis : nasi, lauk pauk
dan sayur
Minum Frekuensi :
Jumlah : ± 1000-1500
2. 5( ) 10 (√ )
cc/hari
Jenis : air putih
Berpindah dari kursi roda Klien tidak menggunakan
3. ke tempat tidur atau 5 – 10 ( ) 15 (√ ) kursi roda
sebaliknya
Personal toilet (cuci muka, Frekuensi : 2x/hari
4. menyisir rambut, dan 0( ) 5 (√)
gosok gigi)
Keluar masuk toilet
(mencuci pakaian,
5. 5( ) 10 (√ )
menyeka tubuh, atau
menyiram)
6. Mandi 5( ) 15 (√ ) Frekuensi : 1-2 x/hari
7. Jalan di permukaan datar 0( ) 5 (√ )
Naik turun tangga Di bantu karena pusing dan
8. 5 (√ ) 10 ( )
takut jatuh
9. Mengenakan pakaian 5( ) 10 (√ )
10. Kontrol bowel 5( ) 10 ( √) Frekuensi : : 4-5/hari
Frekuensi : Frekuensi :
(BAB 1-2X/hr)
11. Kontrol bladder 5( ) 10 (√ ) Klien tidak pernah melakukan
Olahraga dan latihan olahraga

Rekreasi dan pemanfaatan Klien jarang pergi rekrasi,


waktu luang pemanfaatan waktu luang
12. 5( ) 10 (√ )
dengan menonton TV
bersama keluarga.

Total Score : 115


Klien Ketergantungan sebagian
Jadi bartel indeks klien, termasuk kategori :
Mandiri : 130
Ketergantungan sebagian : 65-125
Ketergantungan total : < 60
8. Pengkajian Status Mental Gerontik
a. Short Portable Mental Status Quisioner (SPMSQ)
Benar Salah No Pertanyaan
√ 1 Tanggal berapa hari ini ?
√ 2 Hari apa sekarang ?
√ 3 Apa nama tempat ini ?
√ 4 Dimana alamat anda ?
√ 5 Berapa umur anda ?
√ 6 Kapan anda lahir ?
√ 7 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
√ 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
√ 9 Sebutkan nama ibu anda ?
√ 10 Kurang 3 dari 20 terus menerus secara menurun

Total score : 8

Jadi klien mengalami :


Fungsi intelektual utuh : jika jumlah salah 0-3
Fungsi intelektual ringan : jika jumlah salah 4-5
Fungsi intelektual sedang : jika jumlah salah 6-8
Fungsi intelektual berat : jika jumlah salah 9-10
b. Mini Mental Status Exam
Aspek Nilai Nilai
No Kriteria
kognitif Maks Klien
“Tahun berapa sekarang? Musim apa?
1 Orientasi 5 4 Tanggal berapa? Hari apa? Bulan
apa?
“Sedang ada di manakah kita
Orientasi 5 5 sekarang? Negara? Kota? Nama
tempat? Ruang apa? Lantai berapa?
Peneliti menyebutkan tiga benda yang
tidak berhubungan, tiap satu benda
disebutkan dalam waktu satu detik.
Kemudian peneliti meminta
responden menyebutkan ketiga benda
tersebut kembali. Tiap benda yang
dapat disebutkan dengan benar oleh
responden diberikan nilai satu poin.
2 Registrasi 3 3
Apabila responden tidak dapat
menyebutkan dengan benar ketiga
benda tersebut, hal ini dapat diulangi
sebanyak enam kali. Bila responden
sudah melewati tahap ini, minta
responden untuk mengingat ketiga
kata tersebut karena akan ditanyakan
kembali
“Saya ingin Anda menghitung
mundur mulai dari angka 100. Namun
Perhatian dan tiap angka yang Anda sebutkan
3 5 5 tersebut harus sudah dikurangi 7.”
kalkulasi
Alternatif lain “Mengeja kata DUNIA
dari belakang.” (A-I-N-U-D)
Minta klien untuk mengingat objek
pada nomor 2 (registrasi) dan nilai 1
4 Mengingat 3 3 poin untuk jawaban benar untuk
masing-masing objek

Tunjukkan pada klien suatu benda dan


minta pada klien menyebutkan namanya
o Jam tangan
o Pulpen
Minta klien untuk mengulang kata-kata
5 Bahasa 9 9 berikut “tak ada jika atau tetapi”

 Pernyataan benar 2 buah : tak ada,


tetapi
Minta klien untuk mengikuti perintah
yang terdiri dari 3 langkah :
“ambil kertas ditangan anda, lipat dua
dan taruh dilantai”

o Ambil kertas ditangan anda


o Lipat dua
o Taruh dilantai

Perintahkan klien untuk mengikuti hal


berikut :

o “Tutup mata anda”

Perintahkan klien untuk membuat


kalimat dan suatu gambar
o Tulis satu kalimat
o Manyalin gambar

Total Nilai 30 29

Total Score :
Aspek kognitif dan fungsi mental baik : jika total skor > 23
Kerusakan aspek fungsi mental ringan : jika total skor 18-22
Terdapat kerusakan aspek fungsi : jika total skor < 17
mental berat
9. Pengkajian Status Mental Gerontik
Nilai 1 : Jika klien menunjukkan kondisi di bawah ini
Nilai 0 : Jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini

Komponen Langkah Kriteria Nilai


utama dalam
bergerak
Perubahan Mata dibuka Tidak bangun dari tempat duduk
posisi/gerakan Bangun dari dengan satu gerakan, tetapi mendorong
keseimbangan kursi tubuhnya keatas dengan tangan atau
bergerak ke depan kursi terlebih 0
dahulu, tidak stabil pada saat berdiri
pertama kali

Duduk ke Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk


kursi ditengah kursi 0

Menahan Pemeriksa mendorong sternum


dorongan pada (perlahan-lahan sebanyak 3 kali).
sternum Klien menggerakkan kaki, memegang
objek untuk dukungan, kaki tidak 0
menyentuh sisi-sisinya

Mata ditutup Kriteria sama dengan kriteria untuk


Bangun dari mata terbuka 0
kursi

Duduk ke Kriteria sama dengan kriteria untuk


kursi mata terbuka 0

Menahan Kriteria sama dengan kriteria untuk


dorongan pada mata terbuka 1
sternum

Perputaran Menggerakkan kaki, memegang obyek


leher untuk dukungan, kaki tidak menyentuh
sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing
atau keadaan tidak stabil 0

Gerakan Tidak mampu untuk menggapai


menggapai sesuatu dengan bahu fleksi max, 0
sesuatu sementara berdiri pada ujung-ujung
jari kaki tidak stabil, memegang
sesuatu untuk dukungan
Membungkuk Tidak mampu membungkuk untuk
mengambil objek-objek kecil dari
lantai, memegang objek untuk bisa
berdiri, memerlukan usaha-usaha 0
multiple untuk bangun

Gaya berjalan Minta klien Ragu-ragu tersandung, memegang


dan gerak untuk berjalan objek untuk dukungan
ke tempat 0
yang
ditentukan

Ketinggian Kaki tidak naik dari lantai secara


langkah kaki konsisten (menggeser atau menyeret
(saat berjalan) kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi 0
(>50 cm)

Kontinuitas Setelah langkah-langkah awal,


langkah kaki langkah-langkah menjadi tidak
(diobservasi konsisten, memulai mengangkat satu 0
dari sampinh kaki sementara yang lain menyentuh
klien) tanah

Kesimetrisan Tidak berjalan pada garis lurus,


langkah bergelombang dari sisi ke sisi
(diobservasi 0
dari samping
klien)

Penyimpanga Tidak berjalan pada garis lurus,


n jalur pada bergelombang dari sisi ke sisi
saat berjalan
(diobservasi 0
dari belakang
klien)

Berbalik Berhenti sebelum berbalik, jalan


sempoyongan, bergoyang, memegang
obyek untuk dukungan

Total Score : 1

0-5 : Resiko jatuh rendah


6-10 : Resiko jatuh sedang
11-15 : Resiko jatuh tinggi
10. Status Depresi
Lingkari angka yang menjadi penilaian
Skor Uraian
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih

B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan

C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal

D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas

E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat beuruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah

F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI


3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri

G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI


3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri
H MENARIK DIRI DARI SOSIAL
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & tidak perduli
pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik

J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI


3 Merasa bahwa saya jelek / tampak menjijikan
2 Merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan
1 Saya khawatir saya tampak tua / tidak menarik & ini membuat saya tidak
Menarik
0 Tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya

K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya

L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya

M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan : Klien tidak ada depresi / minimal
0 – 4 : Depresi Tidak Ada / Minimal
5 – 7 : Depresi Ringan
8 – 15 : Depresi Sedang
>16 : Depresi Berat

106
11. Apgar Keluarga

Penilaian :
Pertanyaan-pertanyaan yang di Jawab :
a. Selalu : Skore 2
b. Kadang-kadang : Skore 1
c. Hampir Tidak Pernah : Skore 0
No Uraian Fungsi Skore
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu ADAPTATION 2
pada waktu sesuatu menyusahkan saya.
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya & PARTNERSHIP
mengungkap- kan masalah dengan saya 2

3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)


saya menerima & mendukung keinginan saya GROWTH 2
untuk melakukan aktivitas / arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan afek & berespons terhadap AFFECTION 2
emosi-emosi saya seperti marah, sedih /
mencintai.
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya & saya
menyediakan waktu bersama-sama. RESOLVE 2
TOTAL 10

Keterangan :
Skor >6 : Tidak terjadi disfungsi sosial
Skor 4 – 6 : Tejadi disfungsi sosial menengah
Skor ≤3 : Tejadi disfungsi sosial tinggi

Kesimpulan : klien tidak terjadi disfungsional sosial


DEPARTEMEN KEPERAWATAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
STIKes PATRIA HUSADA BLITAR

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA


Hari, tanggal : Kamis, 24 September 2020 Jam :10.00 WIB
1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. S
b. Umur KK : 64 Tahun
c. Alamat dan telepon : Ds. Dermosari RT: 02 RW: 02 Kec.Gandusari
d. Pekerjaan KK : Petani
e. Pendidikan KK : SD
f. Agama KK : Islam
g. Suku bangsa KK : Jawa
h. Komposisi keluarga :
No Nama JK Hub. dg Umur Pendidikan Agama Pekerjaan
KK Terakhir
1 Tn. S L Suami 64 SD Islam Petani
2 Ny. I P Istri 62 SD Islam Pedagang
3. An. A P Anak 29 SMA Islam Pedagang
4. An. F L Anak 25 SMA Islam Peternak

i. Genogram
Keterangan:
Suami :

Klien :

Anak :

Tinggal serumah:

j. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny. I merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami dan anak.
k. Suku bangsa
Keluarga Ny. I termasuk dalam suku bangsa jawa.
l. Agama
Keluarga Ny. I semua beragama Islam.

m. Status sosial ekonomi keluarga


Ny.I keseharian bekerja sebagai pedagang berpenghasilan Rp.1.000.000-Rp.1.500.000
perbulan, suaminya bekerja sebagai petani dengan penghasilan perbulan sebanyak
Rp.1.500.000, An. A bekerja sebagai pedagang berpenghasilan Rp.1.500.000 perbulan
dan An. F bekerja sebagai peternak berpenghasilan Rp.1.500.000-Rp.2.000.000
perbulan.
n. Aktivitas rekreasi keluarga
Klien mengatakan keluarganya jarang melakukan rekreasi bersama hanya saja hiburan
setiap harinya yaitu menonton TV bersama.
2. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Ny. I saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa
dimana keputusan beada pada anak pertama yaitu An. A
B. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga Ny. I merupakan tahap Keluarga lanjut usia. Tugas
perkembangan keluarga yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat ini keluarga merasa
belum terpenuhi, karena anaknya yang belum menikah masih tinggal serumah dengan
Ny. I
b. Riwayat kesehatan keluarga inti
Ny.I mempunyai penyakit hipertensi Ny.I tidak tahu riwayat jantung yang dialami apakah
ada hubungannya dengan penyakit hipertensi yang dialami. Ny. I hanya mengandalkan
obat dari mantri Ny. I rutin meminum obat. Suami Ny. I jarang sekali sakit hanya
mengeluhkan nyeri pada punggung tidak mempunyai masalah kesehatan yang serius,
tidak ada masalah istirahat, makan maupun kebutuhan dasar yang lain, tidak mempunyai
keturunan hipertensi sedangkan anaknya tidak memiliki keluhan kesehatan. Keluarga
mengatakan meskipun Ny. I minum obat secara rutin tetapi masih sering kali sakit.
c. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ny. I menderita hipertensi tapi keluarga Ny. I dari pihak Bapak/Ibu tidak ada yang
menderita hipertensi.
3. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah
1) Denah rumah
Rumah Ny. I memiliki bebrapa ruangan yaitu ruang tamu , 3 buah kamar, ruang
keluarga, ruang makan, dapur berada di belakang dekat dengan kamar mandi. Memiliki
sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang yang baik, dan memiliki sistem
penerangan ruang yang baik.

R. tamu B T

R. kluarga
S

R.makan kam
ar
k.man
di dapur kamar kamar

2) Keadaan lingkungan dalam rumah


Rumah Ny. I terlihat rapi dan bersih lantainya bertekel dengan adanya ruang tamu, ruang
keluarga, 3 kamar tidur dan dapur yang cukup besar. Masing – masing kamar memiliki
jendela dan penerangan yang cukup. Posisi rumah berdekatan dengan tetangga dan letak
strategis pinggis jalan raya.
3) Keadaan lingkungan di luar rumah
a) Pemanfaatan halaman
Halaman rumah digunakan untuk menjemur pakaian dan terdapat beberapa tanaman
hias.
b) Sumber air minum
Keluarga memiliki sumur yang letaknya di dialam rumah. Dan dalam mengambil air
keluarga memanfaatkan pompa air/sanyo.
c) Pembuangan air kotor
Keluarga memiliki selokan untuk membuang limbah keluarga. Selokan tersebut
mengalir ke daerah yang lebih rendah dan dalam keadaan terbuka lancar untuk
resapan.
d) Pembuangan sampah
Untuk pembuangan sampah keluarga selalu mengumpulkan terlebih dahulu semua
sampah selanjutnya sampah tersebut akan dibakar.
e) Jamban
Jenis jamban yang digunakan adalah wc duduk dengan pembuangan septic tank
f) Sumber pencemaran
Keluarga memilihara ayam. Kadang hewan peliharaan nya berada di halaman
belakang rumah yang agak berdekatan dengan ruang dapur.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Selama ini karakteristik tetangga mempunyai kebiasaan apabila ada salah satu
tetangganya yang sakit mereka menjenguk dan apabila ada tetangga yang mempunyai
hajat mereka akan saling bantu.
c. Mobilitas geografi keluarga
Dari awal Ny. I tetap tinggal di rumah yang sekarang. Alat transportasi yang digunakan
keluarga sehari-hari adalah sepeda motor dan sepeda mini.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga mempunyai hubungan yang baik dengan tetangga.
e. Sistem pendukung keluarga dan ecomap
Faktor pendukung keluarga dalam keluarga Ny. I adalah keluarga besar/saudara-saudara
Ny. I yang tinggal berdekatan. Dimana apabila keluarga Ny. I memerlukan bantuan maka
keluarga yang lain akan membantu.
4. RUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Dalam keluarga Ny. I pola komunikasi yang digunakan adalah polakomunikasi terbuka,
setiap keluarga mempunyai hak untuk berbicara danmenyampaikan pendapatnya.
Komunikasi yang digunakan oleh keluargaadalah komunikasi dua arah. Dalam keluarga
Ny. I mengatakan tidak  pernah terjadi suatu masalah dalam proses komunikasi, apabila
terjadi hanyahal kesalahpahaman kecil yang dapat diselesaikan dengan
membicarakannya bersama keluarga.
b. Struktur kekuatan atau kekuasaan keluarga
Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah bersama. Pengambilan
keputusan adalah Ny. I di buat dengan mempertimbangkan setiap masukan dari anggota
keluarga yaitu anaknya.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Ny. I berperan sebagai ibu rumah tangga ia mampu berperan dan melaksanakan
kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu, Ny. 1 bekerja untuk membantu ekonomi
keluarga sebagai pedagang. Tn. S berperan sebagai kepala kelurga mencari nafkah dan
bertanggungjawab memenuhi kebutuhan Ny. I dan An. F bekerja sebagai petani.
Sedangkan Tn. B sudah bekerja dan berperan sesuai dengan hak dan kewajibannya
sebagai anak.
d. Nilai dan norma
Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya jawa dimana suami bertindak sebagai
pencari nafkah dan istri dirumah mengurus anak dan menyiapkan kebutuhan rumah
tangga yang lain, menurut pendapat keluarga bisa saja istri bertindak sebagai pencari
nafkah tambahan asalkan tugas sebagai seorang istri dan ibu tidak terabaikan. Tanggung
jawab merawat dan mendidik anak adalah tetap tanggung jawab bersama. Keluarga
mengatakan landasan agama dalam keluarga sangat berperan penting sebagai pondasi
keutuhan keluarga. Keluarga Ny. I juga berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya dan tidak ada nilai dan norma budaya yang bertentangan dengan kesehatan.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afeksi
1) Kebutuhan – kebutuhan keluarga, pola – pola respon
Seluruh keluarga membutuhkan satu sama lain. Ny. I di bantu suaminya Tn. S mampu
menggambarkan kebutuhan keluarga nya secara rinci, mulai dari kebutuhan makanan,
pakaian, pendidikan, dan kesehatan.
2) Hubungan keakraban
Setiap anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain, secepat mungkin
memeriksakan ke jasa pelayanan kesehatan terdekat atau membelikan obat di apotik.
3) Perpisahan dan kekerabatan
Dalam keluarga hanya terjadi keterpisahan yang bersifat sementara, ketika salah seorang
anggota keluarga ada yang harus pergi keluar kota, sehingga komunikasi dilakukan
melalui telepon.
b. Fungsi sosial
1) Cara pola asuh pada anak
Keluarga Ny. I mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksisosial pada
anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan membiarkan anak berinteraksi
dan menjalin hubungan baik dengan kerabat maupun tetangga dengan bekerja bersama
maupun mengikuti poskamling atau ronda.
2) Siapa yang menjadi pelaku sosialisasi anak–anak
Yang menjadi pelaku sosial dijalankan oleh suami dan istri secara bersama-sama.
3) Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola asuh
Faktor budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan anak yaitu kondisi etnis dan suku.
Yang lebih menitikberatkan urusan keseharian anak, ibu lebih memilih untuk
membiarkan anak untuk menangani urusan keseharianya secara mandiri.
4) Estimasi resiko masalah pengasuhan
Saat ini keluarga tidak memiliki masalah dalam pengasuhan anak karena anak sudah
dewasa dan dapat berfikir secara mandiri mana yang terbaik baginya.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Keadaan kesehatan
Keluarga dalam keadaan sehat, hanya saja Ny. I sering merasakan sakit pada bagian
kepala ketika tekanan darahnya tinggi dan ketika ketika sedang mengalami sakit Ny.I
hanya mengandalkan obat dan keluarga tidak memeriksakan Ny. I kepuskesmas atau
rumah sakit.
2) Kebersihan perorangan
Keluarga mengatakan mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari, cuci rambut maksimal 3
hari sekali dan gosok gigi pada waktu mandi. Ny. I mandi 2 kali dalam sehari.
3) Penyakit yang sering diderita
Penyakit yang sering di derita oleh keluarga yaitu Ny. I dengan penyakit hipertensi.
4) Penyakit keturunan
Tidak memiliki penyakit keturunan.
5) Penyakit kronis atau menular
Tidak memiliki penyakit menular. Pada keluarga ini hanya Ny. I yang memiliki penyakit
jantung.
6) Kecacatan
Tidak memiliki kecacatan yang dialami oleh keluarga.
7) Pola makan
Pola makan Ny. I teratur dengan makan 3 kali sehari dengan porsi yang cukup dan lauk
pauk yang cukup, begitu pula dengan Tn. S dan An. F tidak memiliki masalah dalam pola
makan.
8) Pola istirahat
Pola istirahat keluarga cukup 7-8 jam/hari.
9) Ketergantungan obat atau bahan
Anggota keluarga tidak ada yang memiliki ketergantungan pada obat.
10) Mencari pelayanan kesehatan
Anggota keluarga mencari pelayanan kesehatan terdekat yaitu dokter praktek.
d. Fungsi reproduksi
4) STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Keluarga mengatakan merasa tidak ada masalah yang dirasakan dalam waktu kurang dari
enam bulan ini. Semua dirasakan oleh keluarga baik-baik saja.
b. Kemampuan berespon terhadap stressor
Ny.I mengatakan apabila ada masalah yang dirasa sangat berat makamereka akan
memecahkannya secara bersama-sama, dibicarakan bersamakemudian dicari jalan keluar
yang terbaik.
c. Strategi koping yang digunakan
Jika terdapat masalah dalam keluarga, keluarga lebih suka berunding bersama untuk
memecahkannya atau meminta pendapat pada orang yang lebih tahu. Apabila terdapat
keluarga yang sakit dan pada waktu itu tidak mempunyai uang keluarga mempergunakan
uang tabungan yang disimpan di bank.

6. PEMERIKSAAN FISIK
Hari/ Tgl : Kamis, 24 September 2020
TB BB LLA TD N R S Keterangan
No Nama
Cm Kg Cm Mm/Hg x/’ x/’ ºC keluhan
Ny. I
mengatakan
1. Ny. I 160 65 170/100 88 20 36 pusing dan
nyeri pada
bagian kepala.
2. Tn. S - - - - - - -
3. An. A - - - - - - -
4. An. F - - - - - - -

7. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA


a. Persepsi terhadap masalah
Keluarga menganggap masalah kesehatan Ny. I adalah masalah yang wajar karena Ny. I
sudah tua. Keluarga menggangap orang yang sudah lanjut usia pasti selalu memiliki masalah
kesehatan. Namun kelurga kurang tau perawatan yang dapat dilakukan ketika Ny. I
mengalami hipertensi.
b. Harapan terhadap masalah
Keluarga mengatakan ingin mendapatkan berbagai informasi mengenai kesehatan demi
menjaga kesehatan seluruh anggota keluarganya. Terutama untuk kesehatan Ny. I perlukah
meminum obat terus atau tidak.
8. KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI COVID-19
Keluarga mengatakan bahwa dengan adanya COVID-19 sangat meresahkan, keluarga jadi
tidak bisa seenaknya keluar rumah kalau tidak terlalu penting sekali seperti bekerja.
Keluarga juga mengatakan tidak berani pergi ke layanan kesehatan. Kalaupun
mengharuskan keluar rumah keluarga selalu memakai masker dan membawa handsanitizer.
Keluarga juga sudah membiasakan cuci tangan dan menyediakan kran cuci tangan di depan
rumah.
KUESIONER COVID-19

Nama: Ny. I
Usia: 62 tahun
Pekerjaan: pedagang
Pendidikan terakhir: SD
Jenis kelamin: Perempuan
Pernahkah mendapatkan informasi tentang covid 19? Ya
Jika Pernah dari mana? Petugas kesehatan, medsos. Lain-lain : di balai desa setempat
Kuesioner Pengetahuan
1. Covid 19 dapat menular melalui percikan ludah (B)
2. Covid 19 dapat bertahan di logam selama lebih dari 10 jam (B)
3. Orang tanpa gejala (OTG) adalah orang yang confirm covid 19 namun tidak menunjukan
gejala (B)
4. Anak-anak dan ibu hamil bukanlah kelompok beresiko terinfeksi covid 19 (S)
5. Suhu tubuh ≥ 38 derajat celcius, batuk pilek kadang mual dan diare merupakan gejala
dari infeksi covid 19 (B)
6. 1 meter adalah jarak aman untuk menghindari tertularnya covid 19 (S)
7. Masker kain tidak dapat digunakan lebih dari 4 jam (S)
8. Berjemur pada jam 12 merupakan salah satu cara untuk meningkatkan imunitas tubuh
kita (B)
9. Menghindari berita negatif , memposting hal-hal yang lucu dan berpikir positif pada
sesuatu merupakan cara untuk membuat diri kita bahagia (B)
10. Orang dapat dikatakan konfirmasi positif covid 19, apa bila tes rapid orang tersebut
dinyatakan positif (B)

Kuesioner perilaku pencegahan penularan


Satu minggu terakhir (Selalu. Sering , kadang2 , Tidak pernah)
1. Keluar rumah memakai masker Selalu
2. Selalu berjarak > 1 meter jika berada di luar rumah Kadang2
3. Mengganti pakaian dan mandi jika baru keluar rumah Tidak pernah
4. Mencuci tangan setelah memegang uang Kadang2
5. Mencuci tangan setelah memegang logam di tempat Kadang2
umum
6. Handpone selalu di cuci setiap hari Tidak pernah
7. Tidak menghindari kerumunan jika sudah Tidak pernah
menggunakan masker
8. Tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan yang Selalu
sangat mendesak
9. Mengganti masker kain yang digunakan setiap 4 jam Tidak pernah
10. Mengajak anak/orang tua untuk mencegah kebosanan Selalu
di rumah
11. Makan makanan bergizi Kadang2
12. Minum ± 2 liter Selalu
13. Berjemur di jam 9-11 WIB Selalu
14. Melakukan peregangan otot/olah raga Kadang2
15. Tidur ± 7 jam sehari Kadang2
16. Perpikir positif pada semua masalah Kadang2
17. Menghindari berita negatif Selalu
18. Memposting berita lucu Tidak pernah
19. Melakukan hobi yang membuat gembira Selalu
20. Mendoakan supaya covid 19 segera hilang dari bumi. Selalu

SRQ
 Bacalah petunjuk ini sebelum mengisi
 Pertanyaan berikut mungkin pernah anda alami selama 30 hari setelah mendengar ada
warga Blitar ada yang confirm covid 19.
 Apabila anda mengalami masalah yang disebutkan dalam 30 hari setelah mendengar ada
warga Blitar yang confrim covid 19 beri tanda (√) pada kolom Y
 Sebaliknya, jika anda tidak mengalami beri tanda (√) pada kolom T

No Dalam 30 hari setelah mendengar ada warga Blitar yang confirm Y T


caovid 19. (pasien covid pertama di Blitar)
1 Apakah anda sering merasakan sakit kepala? √
2 Apakah anda kehilangan nafsu makan? √
4 Apakah tidur anda tidak nyenyak? √
5 Apakah anda mudah menjadi takut? √
6 Apakah anda merasa cemas, tegang dan kwatir? √
7 Apakah tangan anda gemetaran? √
8 Apakah anda mengalami gangguan pencernaan? √
9 Apakah anda merasa sulit berfikir jernih? √
10 Apakah anda merasa tidak bahagia? √
11 Apakah anda lebih sering menangis? √
12 Apakah anda merasa sulit untuk menikmati aktivitas sehari-hari? √
13 Apakah anda mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan? √
14 Apakah aktivitas/tugas sehari-hari anda terbengkalai? √
15 Apakah anda merasa tidak mampu berperan dalam kehidupan ini? √
16 Apakah anda kehilangan minat terhadap banyak hal? √
17 Apakah anda merasa tidak berharga? √
18 Apakah anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup anda? √
19 Apakah anda merasa lelah sepanjang waktu? √
20 Apakah anda merasa tidak enak di perut atau merasa demam, sakit √
saat menelan, susah bernafas?
Data Etiologi Diagnosa Keperawatan
Ds : Faktor umur Nyeri Kronis
- Ny. I mengatakan nyeri pada
bagian kepala.
- Ny. I mengatakan nyeri apabila
kurang tidur atau aktifitas lebih elastisitas pembuluh darah
- P : Nyeri timbul ketika kurang menurun
tidur dan aktifitas lebih
- Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
- R : Nyeri di kepala bagian perubahan struktur pembuluh
belakang darah
- S : Skalan nyeri 3
- T : hilang timbul

Do : kekakuan pembuluh darah


- Ekspresi wajah tampak (vasokontriksi)
menahan sakit
- Klien tampak memegang
kepalanya yang terasa sakit gangguan sirkulasi darah ke otak

nyeri kepala
Ds : Ketidakmampuan keluarga dalam Ketidakefektifan
- Ny. I mengatakan suka merawat dan menjaga kesehatan pemeliharaan kesehatan
memakan sayur kemaren anggota keluarga
dengan lauk ikan asin
- Ny. I sudah lama tidak
memeriksakan kesehatannya
kelayanan kesehatan
- Keluarga mengatakan apabila
ada keluarga yang sakit hanya
dibelikan obat di apotek atau di
warung
- Keluarga baru akan
memeriksakan ke jasa
pelayanan kesehatan apabila
dirasa sudah parah.

Do :
- Ny. I dan keluarga tidak tau
bagaimana cara penanganan
penyakit Ny. I

Skala Prioritas Masalah


a. Nyeri Kronis
No Prioritas Skor / bobot Pembenaran
1 Sifat masalah 3/3x1 = 1 Nyeri yang dirasakan harus diatasi karena
Skala : aktual sangat menggangu aktivitas dari Ny. I saat
ini
2 Kemungkinan masalah 2/2x2 = 2 Karena apabila nyeri timbul dan sangat
dapat diubah mengganggu maka Ny. I akan segera
Skala : mudah meminum obat/jamu untuk menghilangkan
nyeri
3Potensial masalah cukup 2/3x1 = 2/3 Jika nyerinya tidak segera diatasi maka
untuk dicegah nyeri tersebut akan sangat menggangu rasa
Skala : cukup nyaman
4 Menonjolnya masalah 2/2x1 = 1 Penanganan segera akan menentukan hasil
Skala : masalah berat harus serta tindakan keperawatan selanjutnya.
segera ditangani
Jumlah
b. Management kesehatan tidak efektif
No Prioritas Skor / bobot Pembenaran
1 Sifat masalah 3/3x1 = 1 Bila keluarga tidak menerapkan hidup
Skala : aktual sehat akan mempengaruhi kesehatannya
2 Kemungkinan masalah 1/2x2 = 1 Perubahan membutuhkan waktu yang
dapat diubah tidak singkat
Skala : sebagian
3 Potensial masalah cukup 2/3x1 = 2/3 Jika tidak segera diinformasikan
untuk dicegah kebiasaan yang tidak sehat akan terus
Skala : cukup berlanjut dan akan memengaruhi kualitas
hidup dari Ny. I maupun keluarga

4 Menonjolnya masalah 2/2x1 = 1 Karena terkait dengan masalah kesehatan


Skala : masalah berat harus Ny. I maka pemberian informasi harus
segera ditangani segera disampaikan terkait dengan
masalah kesehatan keluarga
Jumlah 3 2/3

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Kronis
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Intervensi Keperawatan
SDKI SLKI SIKI
Nyeri Kronis Setelah dilakukan intervensi selama Keluarga mampu mengenal
1x24 jam masalah terkait dengan kesehatan
1. Keluarga mampu mengenal
masalah terkait dengan kesehatan SIKI: Edukasi proses penyakit
SLKI: Kontrol gejala aktivitas
Ekspektasi meningkat 5 Observasi:
1. Ekspektasi meningkat - Identifikasi kesiapan dan
2. Kemampuan memonitor kemampuan menerima
munculnya gejala secara informasi
mandiri Terapeutik:
3. Kemampuan memonitor - Sediakan materi dan
keparahan gejala pendidikan kesehatan
4. Kemampuan melakukan - Jadwalkan pendidikan
tindakan pencegahan untuk kesehatan sesuai kesepakatan
mengurangi gejala - Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi:
- Jelaskan penyebab dan factor
resiko penyakit
- Jelaskan tanda dan gejala
yang ditimbulkan oleh
penyakit
- Ajarkan cara meredakan atau
mengatasi gejala yang
dirasakan

Setelah dilakukan intervensi Keluarga mampu memutuskan


keperawatan selama 1x 24 jam untuk merawat keluarga
2. Keluarga mampu memutuskan SIKI: Dukungan pengambilan
untuk merawat keluarga keputusan
SLKI: - Observasi:
- Identifikasi persepsi
mengenai masalah dan
informasi yang memicu
konflik
Terapeutik:
- Fasilitasi mengklarifikasi
nilai dan harapan yang
membantu membuat pilhan
- Diskusikan kelebihan dan
kekurangan dari setiap solusi
- Motivasi mengungkapkan
tujuan perawatan yang
diharapkan
- Fasilitasi pengambilan
keputusan secara kolaboratif
- Hormati hak pasien untuk
menerima atau menolak
informasi
Edukasi:
- Informasikan alternative
solusi secara jelas
- Berikan informasi yang
diminta pasien
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam
memfasilitasi pengambilan
keputusan

Setelah dilakukan intervensi Keluarga mampu merawat


keperawatan selama 1x 24 jam anggota keluarga untuk
3. Keluarga mampu merawat meningkatkan kesehatan
anggota keluarga untuk SIKI: Manajemen nyeri
meningkatkan kesehatan Observasi :
SLKI: Kontrol nyeri - Identifikasi lokasi,
Ekspektasi meningkat 5 karakteristik, durasi,
1. Klien mampu melaporkan frekuensi, kualitas, dan
nyeri yang dirasakan intensitas nyeri
2. Keluarga mampu mengenali - Identifikasi skala nyeri
onset nyeri yang dirasa - Identifikasi respon nyeri non
3. Kemampuan keluarga verbal
menggunakan teknik - Identifikasi factor yang
nonfarmakologis meningkat memperberat dan
4. Dukungan keluarga memperingan nyeri
meningkat Terapeutik:
- Berikan teknik non
farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri seperti
terapi pijat, kompres
dingin/hangat
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi:
- Jelaskan penyebab periode
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian
analgesik jika perlu
Setelah dilakukan intervensi Keluarga mampu memodifikasi
keperawatan selama 1x 24 jam lingkungan
4. Keluarga mampu memodifikasi SIKI: Manajemen kenyamanan
lingkungan lingkungan
SLKI:- Observasi:
- Identifikasi sumber
ketidaknyamanan (suhu
ruang kebersihan)
Terapeutik:
- Sediakan ruangan yang
tenang dan mendukung
- Fasilitasi kenyamanan
lingkungan (mis. selimut,
kebersihan lingkungan)
- Atur posisi yang nyaman
Edukasi:
- Jelaskan tujuan manajemen
lingkungan
Setelah dilakukan intervensi Keluarga mampu memanfaatkan
keperawatan selama 1x 24 jam fasilitas kesehatan
5. Keluarga mampu SIKI: Konsultasi
memanfaatkan fasilitas Observasi:
kesehatan - Identifikasi tujuan konsultasi
SLKI: - - Identifikasi masalah yang
menjadi fokus konsultasi
- Identifikasi model konsultasi
yang sesuai
Terapeutik:
- Fasilitasi kesepakatan jadwal
konsultasi
- Fasilitasi memutuskan
pilihan alternative solusi
Edukasi:
- Jelaskan masalah yang
sedang dihadapi pasien
- Jelaskan alternative solusi
yang dapat dilakukan oleh
pasien atau keluarga
- Jelaskan keuntungan dan
kerugian masing-masing
solusi
Management Setelah dilakukan intervensi selama Keluarga mampu mengenal
kesehatan 1x24 jam masalah terkait dengan kesehatan
keluarga tidak 1. Keluarga mampu mengenal SIKI: Edukasi proses penyakit
efektif masalah terkait dengan kesehatan Observasi:
SLKI: Tingkat pengetahuan - Identifikasi kesiapan dan
Ekspektasi meningkat 5 kemampuan menerima
Perilaku sesuai anjuran informasi
1. Verbalisasi minat dalm belajar Terapeutik:
2. Kemampuan menjelaskan - Sediakan materi dan media
pengetahuan tentang suatu pendidikan kesehatan sesuai
topik dengan masalah kesehatan
3. Kemampuan menggambarkan - Jadwalkan pendidikan
pengalaman sebelumnya yang kesehatan sesuai kesepakatan
sesuai dengan topik - Berikan kesempatan untuk
4. Perilaku sesuai dengan bertanya
pengetahuan Edukasi:
- Jelaskan penyebab dan factor
resiko penyakit
- Jelaskan tanda dan gejala
yang ditimbulkan oleh
penyakit
- Ajarkan cara meredakan atau
mengatasi gejala yang
dirasakan

Setelah dilakukan intervensi Keluarga mampu memutuskan


keperawatan selama 1x 24 jam untuk merawat keluarga
2. Keluarga mampu memutuskan SIKI: Dukungan pengambilan
untuk merawat keluarga keputusan
SLKI: - Observasi:
- Identifikasi persepsi
mengenai masalah dan
informasi yang memicu
konflik
Terapeutik:
- Fasilitasi mengklarifikasi
nilai dan harapan yang
membantu membuat pilhan
- Diskusikan kelebihan dan
kekurangan dari setiap solusi
- Motivasi mengungkapkan
tujuan perawatan yang
diharapkan
- Fasilitasi pengambilan
keputusan secara kolaboratif
- Hormati hak pasien untuk
menerima atau menolak
informasi
Edukasi:
- Informasikan alternative
solusi secara jelas
- Berikan informasi yang
diminta pasien
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam
memfasilitasi pengambilan
keputusan

Setelah dilakukan intervensi Keluarga mampu merawat


keperawatan selama 1x 24 jam anggota keluarga untuk
3. Keluarga mampu merawat meningkatkan kesehatan
anggota keluarga untuk SIKI: Pendampingan keluarga
meningkatkan kesehatan Observasi :
SLKI: Manajemen kesehatan - Identifikasi kebutuhan
keluarga kelaurga terkait masalah
Ekspektasi meningkat 5 kesehatan keluarga
1. Kemampuan menjelaskan - Identifikasi tugas kesehatan
masalah kesehatan yang keluarga yang terhambat
dialami - Identifikasi dukungan
2. Aktivitas keluarga mengatasi spiritual yang mungkin untuk
masalah kesehatan tepat keluarga
3. Tindakan untuk mengurangi Terapeutik:
factor resiko - Yakinkan keluarga bahwa
anggota keluarga akan
diberikan pelayanan yang
terbaik
- Berikan harapan yang
realistis
- Bina hubungan saling
percaya dengan keluarga
- Dukung mekanisme koping
adaptif yang digunakan
keluarga
Edukasi:
- Ajarkan mekanisme koping
yang dapat dijalankan
keluarga

Setelah dilakukan intervensi Keluarga mampu memodifikasi


keperawatan selama 1x 24 jam lingkungan
4. Keluarga mampu memodifikasi SIKI: Dukungan pemeliharaan
lingkungan rumah
SLKI: Perilaku kesehatan Observasi:
Ekspektasi membaik 5 - Identifikasi factor yang
1. Penerimaan terhadap perubahan berkontribusi terhadap
status kesehatan gangguan pemeliharaan
2. Kemampuan melakukan rumah (mis. anggota keluarga
tindakan pencegahan masalah sakit, kematian, manajemen
kesehatan kesehatan yang buruk)
3. Kemampuan peningkatan Terapeutik:
kesehatan - Dukung anggota keluarga
4. Pencapaian pengendalian dalam menetakan tujuan
kesehatan yang dapat dicapai terkait
pemeliharaan rumah
- Fasilitasi keluarga dalam
perilaku hidup bersih dan
sehat
Edukasi:
- Ajarkan strategi menciptakan
lingkungan rumah yang
bersih
- Anjurkan modifikasi
penataan rumah yang lebih
sehat
Setelah dilakukan intervensi Keluarga mampu memanfaatkan
keperawatan selama 1x 24 jam fasilitas kesehatan
5. Keluarga mampu memanfaatkan SIKI: Edukasi program
fasilitas kesehatan pengobatan
SLKI: - Observasi:
- Identifikasi pengetahuan
tentang pengobatan yang
direkomendasikan
- Identifikasi penggunaan
kemungkinan efek terhadap
pengobatan
Terapeutik:
- Fasilitasi informasi tertulis
atau gambar untuk
meningkatkan pemahaman
- Berikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik dan
benar
Edukasi:
- Jelaskan manfaat dan efek
samping pengobatan
- Informasikan fasilitas
kesehatan yang dapat
digunkan selama pengobatan
- Anjurkan bertanya jika ada
sesuatu yang tidak
dimengerti
Implementasi
No Hari, Tanggal, jam Diagnosa Implementasi TTD
Keperawatan
1 kamis, 24 Nyeri kronis 1. Melakukan pengkajian lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
September, 10.00
intensitas nyeri yang dirasakan oleh klien
2. Melakukan pengkajian skala nyeri yang dirasakan klien
3. Melakukan pengkajian pengaruh nyeri pada kualitas hidup klien
4. Menjelaksan cara penanganan nyeri kepala ketika nyeri terasa seperti
dengan teknik non farmakologis yaitu dengan massage kepala
5. Melakukan kontrol lingkungan yang dapat memperberat rasa nyeri yang
dirasakan klien
6. Menjelaskan tentang penyebab nyeri, periode dan pemicu nyeri yang
dirasakan klien.

2 Kamis, Management kesehatan 1. Melakukan identifikasi kesiapan dan kemampuan klien dalam
24September, 10.00 keluarga tidak efektif
menerima informasi.
2. Menyediakan materi serta media pendidikan kesehatan seperti leaflet
atau video tentang hipertensi
3. Membuat kesepakatan kapan akan dilakukannya pendidikan kesehatan
4. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya apa yang tidak
dimengerti.
5. Menjelaskan faktor – faktor risiko yang dapat mempenngaruhi
kesehatan klien.
Evaluasi
No Hari, Tanggal, Diagnosa Evalusi TTD
Jam Keperawatan
1 Kamis, 24 Nyeri Kronis S : Ny. I mengatakan sudah mengetahui cara untuk
september 10.00 meredakan rasa nyeri
O : Ny. I mengatakan sudah bisa melakukan
penanganan ketika nyeri terasa.
- P : Nyeri timbul ketika kurang tidur dan
terlalu lama melakukan suatu aktivitas
- Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
- R : Nyeri di kepala bagian belakang
- S : Skalan nyeri 3
- T : hilang timbul
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

2 Kamis, 24 Management S : Ny. I sepakat tentang jadwal pendidikan


September, kesehatan kesehatan yang akan dilakukan
10.00 keluarga tidak O : Ny. I dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
efektif perawat tentang faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai

  • AsKep Struma
    AsKep Struma
    Dokumen33 halaman
    AsKep Struma
    Andra Clalu Cyng Ue
    100% (1)
  • Silvy
    Silvy
    Dokumen14 halaman
    Silvy
    Andra Clalu Cyng Ue
    Belum ada peringkat
  • LP BBL
    LP BBL
    Dokumen13 halaman
    LP BBL
    Andra Clalu Cyng Ue
    Belum ada peringkat
  • Askep Meningitis KMB 4
    Askep Meningitis KMB 4
    Dokumen16 halaman
    Askep Meningitis KMB 4
    Andra Clalu Cyng Ue
    Belum ada peringkat
  • Sindrom Steven
    Sindrom Steven
    Dokumen9 halaman
    Sindrom Steven
    Andra Clalu Cyng Ue
    Belum ada peringkat
  • Sindrom Steven
    Sindrom Steven
    Dokumen9 halaman
    Sindrom Steven
    Andra Clalu Cyng Ue
    Belum ada peringkat
  • Alga Cladophora
    Alga Cladophora
    Dokumen9 halaman
    Alga Cladophora
    Andra Clalu Cyng Ue
    Belum ada peringkat
  • PNEUMOTORAKS
    PNEUMOTORAKS
    Dokumen29 halaman
    PNEUMOTORAKS
    Andra Clalu Cyng Ue
    100% (1)
  • Makalah KMB 1
    Makalah KMB 1
    Dokumen29 halaman
    Makalah KMB 1
    Andra Clalu Cyng Ue
    100% (1)