Oleh :
Nama : Agus Saparudin
NIM : 1611011
A. Definisi Lansia
Lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun keatas. Lansia bukan penyakit,
namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia
adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis.
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual.
B. Klasifikasi
Depkes RI (2003) mengklasifikasikan lansia dalam kategori, antara lain:
1) Pralansia (prasenilis), seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
2) Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3) Lansia resiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
4) Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Menurut WHO, dalam Dewi (2014) lansia diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
1) Elderly : 60-70 tahun.
2) Old : 75-89 tahun.
3) Very Old : > 90 tahun.
C. Karakteristik lansia
Karakteristik lansia, antara lain :
1) Berusia lebih dari 60 tahun.
2) Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari
kebutuhan biopsikososial hingga spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga
kondisi maladaptif.
3) Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
D. Tipe-tipe lansia
Lansia dapat dikelompokkan dalam beberapa tipe yang bergantung pada
karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dam
ekonominya, tipe ini antara lain :
1) Tipe Optimis
Lansia santai dan periang, penyesuaian cukup baik, memandang lansia dalam
bentuk bebas dari tanggung jawab dan sebagai kesempatan untuk meuruti
kebutuhan pasifnya.
2) Tipe Konstruktif
Mempunyai integritas baik, dapat menikmati hidup, mempunyai toleransi
tinggi, humoris, fleksibel dan sadar diri. Biasanya sifat ini terlihat sejak muda.
3) Tipe Ketergantungan
Lansia ini masih dapat diterima ditengah masyaraka, tetapi selalu pasif, tidak
berambisi, masih sadar diri, tidak mempunyai inisiatif dan tidak praktis dalam
bertindak.
4) Tipe Defensif
Sebelumnya mempunyai riwayat jabatan/pekerjaan yang tidak stabil, selalu
menolak bantuan. Sering tidak terkontrol, memegang teguh kebiasaan, bersifat
kompulsif aktif, takut mengahadi “menjadi tua” dan menyenangi masa pensiun.
5) Tipe Militan dan Serius
Lansia yang tidak mudah menyerah, serius, senang berjuang, dan bisa menjadi
panutan.
6) Tipe Pemarah dan Frustasi
Lansia yang pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, selalu menyalahkan
orang lain, menunjukkan penyesuaian yang buruk, dan sering mengekspresikan
kepahitan hidupnya.
7) Tipe Bermusuhan
Lansia yang selalu mengganggap orang lain yang menyebabkan kegagalan,
selalu mengeluh, bersifat agresif dan curiga. Umumnya memiliki pekerjaan
yang tidak stabil di saat muda, menganggap tua sebagai hal yang tidak baik,
takut mati, iri hati terhadap orang yang masuh muda, senang mengadu unruk
pekerjaan, dan aktif menghindari masa yang buruk.
8) Tipe Putus Asa, Membenci dan Menyalahkan Diri Sendiri
Bersifat kritis dan menyalahkan diri sendiri, tidak memiliki ambisi, mengealami
penurunan sosio-ekonomi, tidak dapat menyesuaikan diri, lansia tidak hanya
mengalami kemarahan, tetapi juga depresi, menganggap usia lanjut sebagai
masa yang tidak menarik dan berguna.
E. Perubahan sistem tubuh lansia
Perubahan sistem tubuh pada lansia, antara lain:
1) Perubahan Fisik
a. Sel
Pada lansia jumlah selnya akan lebih sedikit dan ukurannya akan lebih besar,
cairan tubuh dan cairan intraseluler akan berkurang, proporsi protein di otak,
otot, ginjal, darah, dan hati juga ikut berkurang. Jumlah sel otak akan
menurun, mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan otak menjadi
menjadi atrofi.
b. Sistem Persarafan
Rata-rata berkurangnya saraf neocortical sebesar 1 per detik, hubungan
persarafan cepat menurun, lambat dalam merespon baik dalam gerakan
maupun jarak waktu, khususunya dengan stres, mengecilnya saraf
pancaindra, serta menjadi kurang sensitif terhadap sentuhan.
c. Sistem Pendengaran
Gangguan pada pendengaran (presbiakusis), membran timpani mengalami
atrofi, terjadi pengumpulan dan pengerasan serumen karena peningkatan
keratin, pendengaran menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan
jiwa atau stres.
d. Sistem Penglihatan
Timbul sklerosis pada sfingter pupil dan hilangnya respons terhadap sinar,
kornea lebih berbentuk seperti bola (sferis), lensa lebih suram (keruh) dapat
menyebabkan katarak, meningkatnya ambang, pengamatan sinar dan daya
adaptasi terhadap kegalapan menjadi lambat dan sulit untuk melihat dalam
keadaan gelap, hilangnya daya akodomosi, menurunnya lapang pandang, dan
menurunnya daya untuk membedakan antara warna biru dengan hijau pada
skala pemeriksaan.
e. Sistem Kardiovaskular
Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal, kemampuan
jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh
darah perifer untuk iksigenais, sering terjadi postural hipotensi, tekanan
darah meningkat diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh
darah perifer.
f. Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
Suhu rubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis + 35 derajat celcius, hal
ini diakibtkan oleh metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks
menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi
rendahnya aktifitas otot.
g. Sistem Pernapasan
Otot-otot prnapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya
aktivitas dari silia, paru-paru kehilangan elastisitas sehingga kapasitas residu
meningkat, menarik napas lebih berat, kapasitas pernpasan maksimum
menurun. Ukuran alveoli melebar dari normal dan jumlahnya berkurang,
omsigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, kemampuan untuk batuk
berkurang dan penurunan kekuatan otot pernapasan.
h. Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi, indra pengecapan mengalami penurunan, esofagus melebar,
sensitivitas akan rasa lapar menurun, produksi asam lambung dan waktu
pengososngan lambung menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul
konstipasi, fungsi absorbsi menurun, hati (liver) semakin mengecil dan
menurunnya tempat penyimpanan, serta berkurangnya suplai aliran darah.
i. Sistem Genitourinaria
Ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun
hingga 50%, fungsi tubulu berkurang (berakibat pada penurunan kemampuan
ginjal untuk mengonsentrasikan urine, berat jenis urin menurun, proteinuria
biasanya +1), blood urea nitrogen (BUN) meningkat hingga 21 mg%, nilai
ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. Otot – otot kandung kemih
(vesica urinaria) melemah, kapasitasnya menurun hingga 200 ml dan
menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat, kandung kemih sulit
dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine. Pria usia dengan 65 tahun
ke atas sebagian besar mengalami pembesaran prostat hingga + 75% dari
besar normalnya.
j. Sistem Endokrin
Menurunnya produksi ACTH, TSH, FSH, dan LH, aktivitas tiroid, basal
metabolic rate (BMR), daya pertukaran gas, produksi aldosteron, serta
sekresi hormon kelamin seperti progesteron, esterogen, dan testosteron.
k. Sistem Integumen
Kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit
kasar dan bersisik, menurunna respon terhadap trauma, mekanisme proteksi
kulit menurun, kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu,
rambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisit akibat
menurunnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku
jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti
tanduk, kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya. Kuku menjadi
pudar dan kurang bercahaya.
l. Sistem Muskuloskeletal
Tulang kehilangan kepadatannya (desity) dan semakin rapuh, kifosis,
persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami
sklerosis, atrofi serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat.
2) Perubahan Mental
Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan mental adalah perubahan
fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan (hereditas), lingkungan,
tingkat kecerdasan (intellegence quotient-IQ), dan kenangan (memory).
Kenangan dibagi menjadi dua, yaitu kenangan jangka panjang (berjam-jam
sampai berhari-hari yang lalu) mencakup beberapa perubahan dan kenangan
jangka pendek atau seketika (0-10 menit) biasanya dapat berupa kenangan
buruk.
3) Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial terjadi terutama setelah seseorang mengalami
pensiun. Berikut adalah hal-hal yang akan terjadi pada masa pensiun.
a. Kehilangan sumber finansial atau pemasukan (income) berkurang.
b. Kehilangan status karena dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup
tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya.
c. Kehilangan teman atau relasi.
d. Kehilangan pekerjaan atau kegiatan.
e. Merasakan atau kesadaran akan kematian (sense of awareness of mortality).
F. Proses Menua
1) Pengertian Menua
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai pada satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Proses menua merupakan kombinasi berbagai macam faktor yang
saling berkaitan. Sampai saat ini banyak definisi dan teori yang menjelaskan
tentang proses menua yang tidak seragam. Secara umum proses menua di
definisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik,
profresif dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan beradaptasi terhadap lingkungna untuk dapat bertahan hidup. Proses
menua yang terjadi bersifat individual, yang berarti tahap proses menua terjadi
pada orang dengan usia berbeda, setiap lansia memiliki kebiasaan yang berbeda
dan tidak ada satu faktor pun yang dapat mencegah proses menua.
2) Teori Menua
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori
biologi, teori psikologis, teori sosial dan teori spiritual :
a. Teori Biologis
Teori genetik
Teori ini menyebutkan bahwa manusia dan hewan terlahir dengan program
genetil yang mengatur proses menua selama rentang hidupnya. Setiap spesies
di dalam inti selnya memiliki suatu jam genetik. jam biologis sendiri dan
setiap spesies mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah diputar
menurut replikasi tertentu sehingga bila jam ini berhenti berputar maka ia akan
mati.
Wear and Tear Theory
Menurut teori “pemakaian dan perusakan” (Wear and Tear Theory)
disebutkan bahwa proses menua terjadi akibat kelebihan usaha dan stres
yang menyebabkan sel tubuh menjadi lelah dan tidak mampu meremajakan
fungsinya. Proses menua merupakan suatu proses fisiologis.
Teori Nutrisi
Teori nutrisi menyatakan bahwa proses menua dan kualitas proses menua
dipengaruhi intake nutrisi seseorang sepanjang hidupnya. Intake nutrisi yang
bauk pada setiap tahap perkembangan akan membantu meningkatkan
kualitas kesehatan seseorang. Semakin lama seseorang mengkonsumsi
makanan bergizi dalam rentang hidupnya, maka ia akan hidup lebih lama
dengan sehat.
Teori Mutasi Somatik
Menurut teori ini penuaan terjadi karena adanya mutasi omatik akibat
pengarung llingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam proses
transkripsi DNA dan RNA dan dalam proses translasi RNA protein / enzim.
Kesalahan ini terjadi terus menerus sehingga akhirnya akan terjadi
penurunan fungsi organ atau perubahan sel normal menjadi sel kanker atau
penyakit.
Teori Stress
Teori stres mengungkapkan bahwa proses menua terjadi akibat hilangnya
sel-sel yang bisa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan sel
yang menyebabkan sel tubuh lelah terpakai.
Slow Immunology Theory
Menurut teori ini, sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia
dan masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan
organ tubuh.
Teori Radikal Bebas
Radikal bebas terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat
dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan
regenerasi.
Teori Rantai Silang
Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi sel-sel kimia yang tua dan
usang menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini
menyebabkan penurunan elastisitas, kekacauan dan hilangnya fungsi sel.
b. Teori Psikologis
Teori Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut hierarki Maslow tentang kebutuhan dasar manusia, setiap manusia
memiliki kebutuhan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya itu. Dalam
pemenuhan kebutuhannya, setiap individu memiliki prioritas. Seorang
individu akan berusaha memenuhi kebutuhan di piramida lebih atas ketika
kebutuhan di tingkat piramida bawahnya telah terpenuhi. Kebutuhan pada
piramida tertinggi adalah aktualisasi diri. Ketika individu mengalami proses
menua, ia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan di piramida tertinggi
yaiitu aktualisasi diri.
Teori Individualisme Jung
Menurut teori ini, kepribadian seseorang tidak hanya berorientasi pada dunia
luar namun juga pengalaman pribadi. Keseimbangan merupakan faktor yang
sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Menurut teori ini proses
menua dikatakan berhasil apabila seorang individu melihat ke dalam dan
nilai dirinya lebih dari sekedar kehilangan atau pembatasan fisiknya.
Teori Pusat Kehidupan Manusia
Teori ini berfokus pada identifikasi dan pencapaian tujuan kehidupan
seseorang menurut 5 fase perkembangan, yaitu masa anak-anak (belum
memiliki tujuan hidup yang realistis), remaja dan dewasa muda (mulai
memiliki konsep tujuan hidup yang spesifik), dewasa tengah (mulai memiliki
tujuan hidup yang lebih kogkrit dan berusaha untuk mewujudkannnya), usia
pertengahan (Usia Pertengahan), dan lansia (saatnya berhenti untuk
melakukan pencapaian tujuan hidup).
Teori Tugas Perkembangan
Menurut tugas tahapan perkembangan ego Ericksson, tugas perkembangan
lansia dalah integrity versus despair. Jika lansia dapat menukan arti dari
hidup yang dijalaninya, maka lansia akan memilik integritas ego untuk
menyesuaikan dan mengatur proses menua yang dialaminya. Jika lansia tidak
memiliki integritas maka ia akan marah, depresi dan merasa tidak adekuat,
dengan kata lain mengalami keputusan.
c. Teori Sosiologis
Teori Interaksi Sosial (social exchange theory)
Menurut teori ini pada lansia terjadi penurunan kekuasaan dan prestise
sehingga interaksi sosial mereka juga berkurang, yang tersisa hanyalah harga
diri dan kemampuan nmereka untuk mengikuti pemerintah.
Teori Penarikan Diri
Kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan
mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari
pergaulan disekitarnya. Lansia mengalami kehilangan ganda, yang meliputi
kehilangan peran, hambatan kontak sosial dan berkurangnya komitmen.
Teori Aktivitas
Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses bergantung pada
bagaimana seorang lansia merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitas
serta mempertahankankan aktivitas tersebut lebih penting dibandingkan
kuantitas dan aktivitas yang dilakukan.
Teori Berkesinambungan (Continuity Theory)
Menurut teori ini, setiap orang pasti berubah menjadi tua namun kepribadian
dasar dan pola individu tidak akan mengalami perubahan. Pengalaman hidup
seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat menjadi
lansia.
Subculture Theory
Menurut teori ini lansia dipandang sebagai bagian dari sub kultur. Secara
antropologis, berarti lansia memiliki norma dan standar budaya sendiri.
Standar dan norma budaya ini meliputi perilaku, keyakinan, dan harapan
yang membedakan lansia dari kelompok lainnya.
G. Tugas Perkembangan Lansia
Adapun tugas perkembangan lansia, antara lain :
1) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun
2) Mempersiapkan diri untuk pensiun
3) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
4) Mempersiapkan kehidupan baru
5) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial secara santai
6) Mempersiapkan diri untuk kematian dan kematian pasangannya
H. Pathway Proses Menua
Fase 1 subklinik
Fase 2 transisi Fase 3 klinik
DAFTAR
Polusi udara, diet yangPUSTAKA
tak sehat dan stres
Peningkatan radikal
bebas
Kerusakan sel-seDNA
(sel-sel tubuh)
Penyakit degeneratif
(DM, osteoporosis,
hipertensi, penyakit
jantung koroner)
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboatorium rutin yang perlu diperiksa pada pasien lansia untuk
mendeteki dini gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada pasien lansia yang
belum diketahui adanya gangguan / penyakit tertentu (penyakit degeneratif) yaitu :
1. Pemerikasaan hematologi rutin
2. Urin rutin
3. Glukosa
4. Profil lipid
5. Alkalin pospat
6. Fungsi hati
7. Fungsi ginjal
8. Fungsi tiroid
9. Pemeriksaan feses rutin
B. Konsep Hipertensi
2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan
konsisten diatas 140/90 mmHg.
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka morbiditas maupun
mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg menunjukkan fase darah yang
sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 mmHg menunjukkan fase darah
yang kembali ke jantung
2.2Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1 Hipertensi essensial (primer)
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
2 Hipertensi sekunder
Hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain seperti gangguan kelenjar tiroid
(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme).
2.3 Etiologi
Penyebab hipertensi pada lansia, antara lain :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kekmampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi
Faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi ada 2, antara lain :
1. Faktor yang dapat diubah
a. Gaya hidup modern
b. Pola makan tidak sehat
c. Obesitas
Festi, Pipit. 2018. Buku Ajar LANSIA, Lanjut Usia, Perspektif Dan Masalah
Patricia Gonce Morton et.al. (2011). Keperawatan Kritis: pendekatan asuhan holistic
ed.8; alih bahasa, Nike Esty wahyuningsih. Jakarta: EGC
Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta. Deepublish.
1. Identitas Klien
a. Nama : Ny. I
b. Umur : 62 tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SD/sederajat
e. Pekerjaan : pedagang
f. Suku/bangsa : Jawa
g. Status marital : Menikah
h. Tanggal pengkj : 24 September 2020
i. Ruang :-
j. Alamat : Dsn.Dermosari Rw02 Rw02 Ds.Gadungan
Kec.Gandusari
2. Identitas Penanggungjawab
a. Nama : An. A
b. Umur : 29 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SMA/ sederajat
e. Pekerjaan : Pedagang
f. Hub. Dgn klien: Anak
g. Alamat : Dsn. Dermosari Rw02 Rw02 Ds. Gadungan Kec.
Gandusari
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan sudah mengetahui bahwa ia mempunyai penyakit
darah tinggi namun Ny. I tidak menjaga pola makannya dengan baik.
Akhir-akhir ini klien sering mengeluhkan nyeri pada kepalanya. Apabila
kambuh nyeri kepala klien hanya tidur dan tidak dapat melakukan
akytifitas seperti biasa.
b. Kesehatan dahulu
Ny. I mempunyai riwayat darah tinggi sejak 1 tahun yang lalu.
c. Kesehatan keluarga
Ny. K tinggal hanya bersama anaknya yaitu Anaknya dan suaminya.
Dalam kelaurga tidak ada masalah dalam kesehatan. Hanya Ny. I yang
sering mengalami nyeri kepala.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan Umum : baik sedang lemah
Tingkat kesadaran : Compos mentis
Penampilan : Rapi
Tanda vital :
Tekanan Darah : 160/100 mmHg
Nadi : 70x/menit
Respiratory Rate : 20x/menit
Suhu : 36,2 ˚C
b. Sistem respirasi
Pola nafas irama: Teratur Tidak teratur
Jenis Dispnoe Kusmaul Ceyne Stokes Lain-
lain:
Suara nafas: verikuler Stridor Wheezing Ronchi
Lain-lain:
Sesak nafas Ya Tidak
Batuk Ya Tidak
c. Sistem kardiovaskuler
Irama jantung: Reguler Ireguler
S1/S2 tunggal Ya Tidak
Nyeri dada: Ya Tidak
Bunyi jantung: Normal Murmur Gallop lain-
lain
CRT: < 3 dt > 3 dt
Akral: Hangat Panas Dingin kering
Dingin basah
d. Sistem gastrointestinal
Nafsu makan: Baik Menurun Frekuensi: 2/3
x/hari
Porsi makan: Habis Tidak Ket:
Diet : -
Minum : ± 1000-1500 CC Jenis: air putih
Mulut dan Tenggorokan
Mulut: Bersih Kotor Berbau
Mukosa Lembab Kering Stomatitis
Tenggorokan Nyeri telan Kesulitan menelan
Pembesaran tonsil Lain-lain: Tidak
Abdomen Tegang Kembung Ascites Nyeri
tekan, lokasi:
Peristaltik : 6 x/menit
Pembesaran hepar Ya Tidak
Pembesaran lien Ya Tidak
Buang air besar : 1 x/hari Teratur: Ya Tidak
Konsistensi : Lunak Bau: Cukup menyengat Warna:
kuning
Lain-lain: -
e. Sistem genitourinaria
Kebersihan: Bersih Kotor
Urin: Jumlah: 4-5/hr Warna: Kuning Bau: berbau khas
Alat bantu (kateter, dan lain-lain): -
Kandung kencing: Membesar Ya Tidak
Nyeri tekan Ya Tidak
Gangguan: Anuria Oliguri Retensi
Nokturia Inkontinensia Lain-lain: Tidak
ada
f. Sistem musculoskeletal Sistem/integument
Kemampuan pergerakan sendi: Bebas Terbatas
Kekuatan otot:4 4
4 4
Kulit
Warna kulit: Ikterus Sianotik Kemerahan Pucat
Hiperpigmentasi
Turgor: Baik Sedang Jelek
Odema: Ada Tidak ada Lokasi
Luka Ada Tidak ada Lokasi
Tanda infeksi luka Ada Tidak ada
Yang ditemukan : kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain :-
Tidak terkaji
g. Sistem neurosensori
Penglihatan (mata)
Pupil : Isokor Anisokor Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva : Anemis Ikterus Lain-lain:
Lain-lain : -
Pendengaran/Telinga : normal
Gangguan pendengaran : Ya Tidak Jelaskan: -
Lain-lain :-
Penciuman (Hidung)
Bentuk : Normal Tidak Jelaskan:
Gangguan Penciuman : Ya Tidak Jelaskan:
Lain-lain
h. Sistem endokrin
Pembesaran Tyroid Ya Tidak
Hiperglikemia Ya Tidak Nilai GDA :
Hipoglikemia Ya Tidak
Luka gangren Ya Tidak
Pus Ya Tidak
Lain-lain :
b) Emosional
Klien tidak memiliki masalah emosional tertentu.
Lanjutkan ketahap 2 bila minimal ada satu jawaban “ya” pada tahap I
Pertanyaan tahap II
Keluhan lebih dari 3 bulan/lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
Ya Tidak
c) Spiritual
Total score : 8
Total Nilai 30 29
Total Score :
Aspek kognitif dan fungsi mental baik : jika total skor > 23
Kerusakan aspek fungsi mental ringan : jika total skor 18-22
Terdapat kerusakan aspek fungsi : jika total skor < 17
mental berat
9. Pengkajian Status Mental Gerontik
Nilai 1 : Jika klien menunjukkan kondisi di bawah ini
Nilai 0 : Jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini
Total Score : 1
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat beuruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan : Klien tidak ada depresi / minimal
0 – 4 : Depresi Tidak Ada / Minimal
5 – 7 : Depresi Ringan
8 – 15 : Depresi Sedang
>16 : Depresi Berat
106
11. Apgar Keluarga
Penilaian :
Pertanyaan-pertanyaan yang di Jawab :
a. Selalu : Skore 2
b. Kadang-kadang : Skore 1
c. Hampir Tidak Pernah : Skore 0
No Uraian Fungsi Skore
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu ADAPTATION 2
pada waktu sesuatu menyusahkan saya.
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya & PARTNERSHIP
mengungkap- kan masalah dengan saya 2
Keterangan :
Skor >6 : Tidak terjadi disfungsi sosial
Skor 4 – 6 : Tejadi disfungsi sosial menengah
Skor ≤3 : Tejadi disfungsi sosial tinggi
i. Genogram
Keterangan:
Suami :
Klien :
Anak :
Tinggal serumah:
j. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny. I merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami dan anak.
k. Suku bangsa
Keluarga Ny. I termasuk dalam suku bangsa jawa.
l. Agama
Keluarga Ny. I semua beragama Islam.
R. tamu B T
R. kluarga
S
R.makan kam
ar
k.man
di dapur kamar kamar
6. PEMERIKSAAN FISIK
Hari/ Tgl : Kamis, 24 September 2020
TB BB LLA TD N R S Keterangan
No Nama
Cm Kg Cm Mm/Hg x/’ x/’ ºC keluhan
Ny. I
mengatakan
1. Ny. I 160 65 170/100 88 20 36 pusing dan
nyeri pada
bagian kepala.
2. Tn. S - - - - - - -
3. An. A - - - - - - -
4. An. F - - - - - - -
Nama: Ny. I
Usia: 62 tahun
Pekerjaan: pedagang
Pendidikan terakhir: SD
Jenis kelamin: Perempuan
Pernahkah mendapatkan informasi tentang covid 19? Ya
Jika Pernah dari mana? Petugas kesehatan, medsos. Lain-lain : di balai desa setempat
Kuesioner Pengetahuan
1. Covid 19 dapat menular melalui percikan ludah (B)
2. Covid 19 dapat bertahan di logam selama lebih dari 10 jam (B)
3. Orang tanpa gejala (OTG) adalah orang yang confirm covid 19 namun tidak menunjukan
gejala (B)
4. Anak-anak dan ibu hamil bukanlah kelompok beresiko terinfeksi covid 19 (S)
5. Suhu tubuh ≥ 38 derajat celcius, batuk pilek kadang mual dan diare merupakan gejala
dari infeksi covid 19 (B)
6. 1 meter adalah jarak aman untuk menghindari tertularnya covid 19 (S)
7. Masker kain tidak dapat digunakan lebih dari 4 jam (S)
8. Berjemur pada jam 12 merupakan salah satu cara untuk meningkatkan imunitas tubuh
kita (B)
9. Menghindari berita negatif , memposting hal-hal yang lucu dan berpikir positif pada
sesuatu merupakan cara untuk membuat diri kita bahagia (B)
10. Orang dapat dikatakan konfirmasi positif covid 19, apa bila tes rapid orang tersebut
dinyatakan positif (B)
SRQ
Bacalah petunjuk ini sebelum mengisi
Pertanyaan berikut mungkin pernah anda alami selama 30 hari setelah mendengar ada
warga Blitar ada yang confirm covid 19.
Apabila anda mengalami masalah yang disebutkan dalam 30 hari setelah mendengar ada
warga Blitar yang confrim covid 19 beri tanda (√) pada kolom Y
Sebaliknya, jika anda tidak mengalami beri tanda (√) pada kolom T
nyeri kepala
Ds : Ketidakmampuan keluarga dalam Ketidakefektifan
- Ny. I mengatakan suka merawat dan menjaga kesehatan pemeliharaan kesehatan
memakan sayur kemaren anggota keluarga
dengan lauk ikan asin
- Ny. I sudah lama tidak
memeriksakan kesehatannya
kelayanan kesehatan
- Keluarga mengatakan apabila
ada keluarga yang sakit hanya
dibelikan obat di apotek atau di
warung
- Keluarga baru akan
memeriksakan ke jasa
pelayanan kesehatan apabila
dirasa sudah parah.
Do :
- Ny. I dan keluarga tidak tau
bagaimana cara penanganan
penyakit Ny. I
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Kronis
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Intervensi Keperawatan
SDKI SLKI SIKI
Nyeri Kronis Setelah dilakukan intervensi selama Keluarga mampu mengenal
1x24 jam masalah terkait dengan kesehatan
1. Keluarga mampu mengenal
masalah terkait dengan kesehatan SIKI: Edukasi proses penyakit
SLKI: Kontrol gejala aktivitas
Ekspektasi meningkat 5 Observasi:
1. Ekspektasi meningkat - Identifikasi kesiapan dan
2. Kemampuan memonitor kemampuan menerima
munculnya gejala secara informasi
mandiri Terapeutik:
3. Kemampuan memonitor - Sediakan materi dan
keparahan gejala pendidikan kesehatan
4. Kemampuan melakukan - Jadwalkan pendidikan
tindakan pencegahan untuk kesehatan sesuai kesepakatan
mengurangi gejala - Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi:
- Jelaskan penyebab dan factor
resiko penyakit
- Jelaskan tanda dan gejala
yang ditimbulkan oleh
penyakit
- Ajarkan cara meredakan atau
mengatasi gejala yang
dirasakan
2 Kamis, Management kesehatan 1. Melakukan identifikasi kesiapan dan kemampuan klien dalam
24September, 10.00 keluarga tidak efektif
menerima informasi.
2. Menyediakan materi serta media pendidikan kesehatan seperti leaflet
atau video tentang hipertensi
3. Membuat kesepakatan kapan akan dilakukannya pendidikan kesehatan
4. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya apa yang tidak
dimengerti.
5. Menjelaskan faktor – faktor risiko yang dapat mempenngaruhi
kesehatan klien.
Evaluasi
No Hari, Tanggal, Diagnosa Evalusi TTD
Jam Keperawatan
1 Kamis, 24 Nyeri Kronis S : Ny. I mengatakan sudah mengetahui cara untuk
september 10.00 meredakan rasa nyeri
O : Ny. I mengatakan sudah bisa melakukan
penanganan ketika nyeri terasa.
- P : Nyeri timbul ketika kurang tidur dan
terlalu lama melakukan suatu aktivitas
- Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk
- R : Nyeri di kepala bagian belakang
- S : Skalan nyeri 3
- T : hilang timbul
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi