Anda di halaman 1dari 9

“ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN SINDROM STEVEN JOHNSON”


Disusun oleh:
Fatma Susanti (1811008)
Yudhaty Andra N (1811020)
Sindrom Steven Jhonson merupakan kelainan kulit yang bersifat fatal dan merupakan
kondisi paling ekstrim dari eritema multiformis. Kondisi ini dipicu oleh penggunaan
medikasi. Antibiotik, agens anti kejang NSAID, dan sulfonamida adalah obat-obatan
yang paling sering menimbulkan kejadian ini. Seluruh permukaan tubuh dapat
dipenuhi oleh eritema dan lepuhan. (Brunner & Suddarth, 2013).

Stevens Johnson Syndrome adalah sebuah kondisi mengancam jiwa yang


mempengaruhi kulit dimana kematian sel menyebabkan epidermis terpisah dari
dermis. Sindrom ini diperkirakan oleh karena reaksi hipersensitivitas yang
mempengaruhi kulit dan membrane mukosa. Walaupun pada kebanyakan kasus
bersifat idiopatik, penyebab utama yang diketahui adalah dari pengobatan, infeksi dan
terkadang keganasan. (Kusuma & Nurarif, 2015).

dapat disimpulkan bahwa sindrom steven  johnson yaitu suatu sindrom yang terjadi
pada kulit/integumen, dimana seluruh permukaan tubuh dipenuhi oleh eritema dan
lepuhan, yang kebanyakan diketehui disebabkan oleh respon dari pengobatan, infeksi,
dan terkadang keganasan.
Etiologi
Beberapa penyebab menurut kusuma& nurarif 2015:
• Infeksi (biasanya merupakan lanjutan dari infeksi seperti virus herpes simpleks, influenza,
gondongan/mumps, histoplasmosis, virus Epstein-Barr, atau sejenisnya).
• Efek samping dari obat-obatan (allopurinol, diklofenak, fluconazole, valdecoxib, sitagliptin, penicillin,
barbiturat, sulfanomide, fenitoin, azitromisin, modafinil, lamotrigin, nevirapin, ibuprofen,
ethosuximide, carbamazepin).
• Keganasan (karsinoma dan limfoma).
• Faktor idiopatik (hingga 50%).
• Sindrom steven johnson juga dilaporkan secara konsisten sebagai efek samping yang jarang dari
suplemen herbal yang mengandung gingseng. Sindrom steven johnson juga mungkin disebabkan oleh
karena penggunaan kokain.

Manifestasi Klinis
Menurut Bunner & suddarth,2013 :
• Konjungtiva terasa panas atau gatal
• Nyeri tekan kutaneus
• Demam
• Sakit kepala
• Batuk
• Sakit tenggorokan
• Malaise
• Mialgia (nyeri dan sakit)
Menurut Kusuma& Nurarif 2015 pada Sindrom Steven Johnson dapat terlihat adanya
kelainan berupa :
1. Kelainan kulit
Kelainan kulit dapat berupa eritema, vesikal, dan bulla. Eritema mberbentuk seperti
cincin (pinggir eritema tengahnya relatif hiperpigmentasi) yang berkembang menjadi
urtikari atau lesipapuler berbentuk target dengan pusat ungu atau lesi sejenis dengan
vesikel kecil.

2. Kelainan selaput lendir di orifisium


Kelainan selaput lendir di orifisium yang tersering ialah pada mukosa mulut/bibir
(100%), kemudian disusul dengan kelainan di lubang alat genitalia (50%), sedangkan di
lubang hidung dan anus jarang (masing-masing 8% - 4%).
3. Kelainan mata
Kelainan pada mata merupsksn 80% diantara semua kasus, yang sering terjadi ialah
conjunctivitis kataralis. Selain itu dapat terjadi conjunctivitis purulen, pendarahan,
simblefaron, ulcus cornea, iritis/iridosiklitis yang pada akhirnya dapat terjadi kebutaan
sehingga dikenal trias yaitu stomatitis, conjunctivitis, balanitis, uretritis.
Patofisiologi
Patogenesisnya belum jelas, diperkirakan karena reaksi alergi tipe III dan IV. Reaksi tipe
III terjadi akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang membentuk
mikropresipitasi sehingga terjadi aktivasi sistem komplemen. Akibatnya terjadi
akumulasi netrofil yang kemudian melepaskan lisozim dan menyebabkan kerusakan
jaringan pada organ sasaran. Reaksi tipe IV terjadi akibat limfosit T yang tersensitisasi
berkontak kembali dengan antigen yang sama, kemudian limfokin dilepaskan sehingga
terjadi reaksi radang (Muttaqin, 2012).

Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : Biasanya dijumpai leukositosis atau eosinofilia. Bila disangka
penyebabnya infeksi dapat dilakukan kultur darah.
2. Histopatologi : Kelainan berupa infiltrat sel mononuklear, oedema, dan esktravasasi
sel darah merah. Degenerasi lapisan basalis. Nekrosis sel epidermal dan spongiosis
dan edema intrasel di epidermis.
3. Imunologi : Dijumpai deposis IgM dan C3 di pembuluh darah dermal superficial
serta terdapat komplek imun yang mengandung IgG, IgM, IgA. 
Penatalaksanaan
Penanganan secara cepat bertujuan untuk mengontrol keseimbangan dan
elektrolit, mencegah sepsis, dan mencegah komplikasi pada mata.
Focus penanganan adalah pemberian asuhan yang suportif diantaranya :
• Semua pengobatan yang tidak penting dihentikan dengan segera
• Operasi debridement untuk mengangkat kulit yang rusak
• Pemberian cairan intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit
• Penggantian cairan diberikan melalui NGT dan oral secepat mungkin
• Pemberian imunoglobin melalui intravena untuk mempercepat kondisi
dan penyembuhan kulit
• Pemberian antibiotic
• Perawatan topikal

Anda mungkin juga menyukai