dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia Setiap orang berhak atas kesehatan (Pasal 4 UU Kes. No. 36 tahun 2009) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan (Pasal 5 ayat 1 UU Kes. No. 36 tahun 2009) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau (Pasal 5 ayat 2 UU Kes. No. 36 tahun 2009) Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis. Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah memiliki Kewenangan Klinis untuk menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis tersebut. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT Pasal 1 Komite Keperawatan adalah wadah non- struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi. sub komite kredensial Subkomite Kredensial sebagaimana dimaksud bertugas merekomendasikan Kewenangan Klinis yang adekuat sesuai kompetensi yang dimiliki setiap tenaga keperawatan. Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit; Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen- dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan. Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite Keperawatan merekomendasikan kepada kepala/direktur Rumah Sakit untuk menetapkan Penugasan Klinis yang akan diberikan kepada tenaga keperawatan berupa surat Penugasan Klinis. Penugasan Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan Klinis yang diberikan oleh kepala/direktur Rumah Sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan dalam lingkungan Rumah Sakit untuk suatu periode tertentu. a. Memberi kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan; b. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi dan Kewenangan Klinis yang jelas; c. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada di semua level pelayanan. Kredensial meliputi lisensi, registrasi, sertifikasi, dan akreditasi. Lisensi secara umum diartikan pemberian izin. Surat Izin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan berupa praktik mandiri. (PMK 17 2013) Surat Izin Kerja Perawat yang selanjutnya disingkat SIKP adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri Untuk mendapatkan ijin praktik keperawatan tentunya sudah diatur dalam Sistem Regulasi Keperawatan. Sistem regulasi merupakan suatu mekanisme pengaturan yang harus ditempuh oleh setiap tenaga keperawatan yang berkeinginan untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien Tujuan diterapkannya sistem Regulasi Keperawatan 1) Untuk menciptakan lingkungan pelayanan keperawatan yang berdasarkan keinginan merawat (caring environment). 2) Pelayanan keperawatan yang diberikannya merupakan pelayanan keperawatan yang manusiawi serta telah memenuhi standar dan etik profesi. 3) Menjamin bentuk pelayanan keperawatan yang benar, tepat, dan akurat serta aman bagi pasien. 4) Meningkatkan hubungan kesejawatan (kolegialitas). 5) Mengembangkan jaringan kerja yang bermanfaat bagi pasien dan keluarga, dalam suatu sistem pelayanan kesehatan. 6) Meningkatkan akontabilitas professional dan sosial, dalam suatu sistem pelayanan untuk bekerja sebaik-baiknya, secara benar, dan jujur, dengan rasa tanggung jawab yang besar untuk setiap tindakan yang dilakukannya. 7) Meningkatkan advokasi terutama bagi pasien dan keluarga. Melalui proses legislasi yang teratur. 8) Meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan keperawatan. 9) Menjadi landasan untuk pengembangan karir tenaga keperawatan Perlunya penerapan sistem regulasi yang ketat, yaitu : 1) Pelaksanaan tugas profesi di luar batas waktu yang ditentukan. 2) Kegagalan memenuhi standar pelayanan keperawatan. 3) Mengabaikan bahaya yang mungkin timbul. 4) Hubungan langsung antara kegagalan memenuhi standar layanan dengan terjadinya bahaya. 5) Terjadinya kecelakaan / kerusakan yang dialami oleh pasien Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk menjalankan praktik/ dan atau pekerjaan profesinya. STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan peraturan perundang undangan. Untuk mendapatkan STR setiap perawat wajib mengikuti ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI). Setelah perawat teregistrasi akan memperoleh STR yang dapat diperbaharui kembali setelah lima tahun (5 Tahun) yaitu melalui registrasi ulang. Registrasi ulang dilakukan dengan menggunakan 25 kredit yang diperoleh dari berbagai kegiatan imiah. Keseluruhan proses pencapaian/penilaian kredit tersebut merupakan kegiatan sertifikasi. Sertifikasi profesional, kadang hanya disebut dengan sertifikasi atau kualifikasi saja, adalah suatu penetapan yang diberikan oleh suatu organisasi profesional terhadap seseorang untuk menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas spesifik. Sertifikasi biasanya harus diperbaharui secara berkala, atau dapat pula hanya berlaku untuk suatu periode tertentu Sertifikasi adalah penilaian terhadap dokumen yang menggambarkan kompetensi perawat yang diperoleh melalui kegiatan pendidikan dan atau pelatihan maupun kegiatan ilmiah lainnya dalam bidang keperawatan. Sertifikasi merupakan kegiatan kredensial bagi setiap tenaga professional untuk menjamin masyarakat tentang kualifikasi keperawatan tenaga professional ini untuk memberikan pelayanan spesifik bagi konsumen (sistem pasien) Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi seseorang tenaga kesehatan untuk dapat menjalankan praktik dan atau pekerjaan profesinya di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi ( permenkes nomor161/MENKES/PER/I/2010 Akreditasi adalah suatu proses oleh pemerintah bersama-sama organisasi profesi menilai dan menjamin akreditasi status suatu institusi dan/atau program atau pelayanan yang menemukan struktur, proses, dan kriteria hasil. Di Indonesia, akreditasi institusi pendidikan keperawatan dilakukan oleh Pusdiknakes atau Badan Akreditasi Nasional (BAN) atau Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) setiap 5 tahun. Hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM meliputi: 1. ijazah; 2. Surat Tanda Registrasi (STR); 3. sertifikat kompetensi; 4. logbook yang berisi uraian capaian kinerja; 5. surat penyataan telah menyelesaikan program orientasi Rumah Sakit atau orientasi di unit tertentu bagi tenaga keperawatan baru; 6. surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN JENJANG KARIR PROFESIONAL PERAWAT KLINIS Lihat di BAB III Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Undang-undang No. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan Undang-Undang No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan Permenkes RI no 26 tahun 2019 tentang peraturan pelaksanaan undang-undang no 38 tahun 2014 Keputusan Menteri Kesehatan RI No HK.01.07/ MENKES/ 425/ 2020 tentang standar profesi perawat. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1239 /Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi Praktik Perawat Peraturan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/menkes/148 /I/2010 tentang izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawatan Permenkes RI No. 17 tahun 2013 perubahan izin dan penyelenggaraan praktik Perawat Permenkes RI No. 1796 /MENKES/PER/VIII/2011 tentang registrasi tenaga kesehatan Permenkes RI No. 028/MENKES/PER/I/2011 tentang Klinik Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 666/MENKES/SK/VI/2007 tentang klinik rawat inap pelayanan medik dasar. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN JENJANG KARIR PROFESIONAL PERAWAT KLINIS kasus etika keperawatan.docx