Artikel Ainun
Artikel Ainun
Agung Pramujiono
(Pendidikan Bahasa Sastra dan Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya)
agungpramujiono.unipasby@gmail.com
Atnuri
(Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya)
atnurish@gmail.com
Abstract
In 2013, the Education Unit Level Curriculum (SBC) has been replaced with Curriculum 2013. The government
gives a great attention in preparation for the implementation of Curriculum 2013. In the new curriculum
implementation efforts, the government through the Ministry of Education and Culture issued Decree governing
the implementation of the curriculum in 2013. In Permendikbud no. 56 in 2013, it is explained in detail about the
process of learning including learning model used. There are several models that are used in the learning process,
one of which is a Discovery Model. This model is believed to cultivate students' interest in providing active and
positive responses during the learning process. Teachers should be able to abandon old habits that always deliver
the material directly by the speeches. To prepare the teachers, the government conducts training for teachers to
be able to apply the learning models. Based on the above background description, the purpose of this study was
to determine the understanding and application of discovery learning models by the IV and V grade teachers in
the learning process in SDN Sedatigede II. This study used a qualitative research model. In this research, data
collection techniques used were observation, questionnaires, interviews, and documentation. Objects and data
sources of this research are the teachers of grade IV and V SDN Sedatigede II, amounting to 5 people. From the
analysis of the data found that teachers' understanding of grade IV and V of the model of Discovery Learning is
good. Based on questionnaires and interviews, the teachers are known to understand the learning model with a
percentage of 77.3% well as being able to apply them in the learning process as evidenced premises 89%
performance figures. In this study concluded that the level of understanding and application of discovery
learning models by IV and V grade teachers at SDN Sedatigede II is good. It's just that there are some indicators
that need to be reviewed by the teacher in order to apply it to the fullest.
Keywords: Understanding Model Discovery Learning and Discovery Learning Application Model
Pemerintah telah memajukan banyak banyak sekolah dalam aplikasinya, kurikulum 2013
kemajuan untuk bidang pendidikan, diantaranya juga dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat,
adalah pemberdayaan dana Bantuan Operasional implementasi Kurikulum 2013 melibatkan guru dalam
Sekolah (BOS), wajib sekolah 12 tahun, dan paling jumlah yang begitu besar. Ada 1.425.001 guru yang
terbaru yang dilakukan oleh pemerintahan Indonesia dilibatkan dengan rincian guru SD 783.935; guru SMP
adalah dengan memperbarui kurikulum pendidikan 415.980; guru SMA 139.398; dan guru SMK 85.688
dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang akan berpartisipasi dalam melaksanakan
menjadi Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 itu sendiri Kurikulum 2013. Sejalan dengan dengan
telah di sosialisasikan dan di implementasikan kepada ditetapkannya kurikulum 2013, pemerintah juga
beberapa sekolah dasar maupun menengah di menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Indonesia serta melibatkan banyak sekolah yang Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
melaksanakan kurikulum tersebut. Selain melibatkan 2013 yang mengatakan bahwa “Tentang Standar
2
Tabel 4: Hasil Angket Solusi yang Diharapkan Guru juga didukung dengan hasil data angket pada tabel 1
Kelas IV dan V dalam Mengatasi yang mencapai nilai persentase tingkat pemahaman
Kesulitan Menerapkan Model guru kelas 4 dan 5 mengenai aspek pengertian
Discovery Learning discovery learning secara keseluruhan adalah 85%
------------------------------------------------------------------ jika hasil persentase tersebut dikonversikan maka
No. Aspek Responden Persentase tingkat pemahaman guru kelas 4 dan 5 di SDN
penelitian angket Sedatigede 2 mengenai model Discovery Learning
------------------------------------------------------------------ termasuk kategori sangat baik.
1. Solusi mengatasi 1 75% Responden 1-5 berpendapat discovery
Kesulitan memiliki manfaat yang sama yaitu dapat
2. Solusi mengatasi 2 100% mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan
Kesulitan berpendapat sama bahwa discovery memiliki ciri-ciri
3. Solusi mengatasi 3 50% yang paling utama adalah menyajikan masalah di
Kesulitan langkah pertama pembelajarannya. Menelaah dari
4. Solusi mengatasi 4 75% beberapa penadapat yang telah dituturkan oleh
Kesulitan responden 1-5 dapat ditentukan bahwa indikator
5. Solusi mengatasi 5 100% dalam memahami manfaat dan ciri-ciri model
Kesulitan discovery sudah baik meskipun dengan tanggapan dan
------------------------------------------------------------------ penilaian yang berbeda-beda pula. Pernyataan tersebut
Rata-rata 80% sesuai dengan Hosnan (2014:284) Ciri utama belajar
------------------------------------------------------------------ discovery, yaitu:
Berdasarkan tabel 4 nilai persentase tingkat 1) Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk
pemahaman guru kelas 4 dan 5 secara keseluruhan menciptakan, menggabungkan, dan
adalah 80% jika hasil persentase tersebut menggeneralisasi pengetahuan
dikonversikan maka tingkat solusi yang diharapkan 2) Berpusat pada peserta didik
oleh guru kelas 4 dan 5 di SDN Sedatigede 2 dalam 3) Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan
mengatasi kesulitan menerapkan model Discovery baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Learning termasuk kategori baik, artinya guru dapat Manfaat menggunakan metode Discovery
menemukan solusi serta menyelesaikan kesulitannya sangatlah banyak, selain dapat membuat peserta didik
dengan baik. lebih terpicu dalam kegiatan pembelajaran metode
tersebut juga dapat memberikan daya ingat yang
PEMBAHASAN tinggi karena peserta didik dituntut untuk menemukan
Pembahasan pemahaman guru mengenai jawabannya sendiri. Pernyataan tersebut sesuai dengan
model discovery dapat dikategorikan memahami Bell (Dalam Hosnan: 2014) Manfaat menggunakan
pengertian, ciri-ciri, manfaat, serta keefektifan metode Discovery tidak hanya untuk membuat peserta
penggunaan model tersebut. didik lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar akan
Berdasarkan hasil wawancara telah tetapi peserta didik juga dapat belajar untuk
dikemukakan responden 1-5 dapat disimpulkan bahwa menemukan jawabannya sendiri, berfikir konkret,
pengertian model discovery merupakan suatu model merumuskan strategi untuk menemukan jawaban,
belajar dimana peserta didik secara tidak langsung di berorganisasi, serta belajar beberapa keterampilan
hadapkan pada suatu pokok permasalahan sehingga yang sesuai dengan pembelajaran yang mereka
dapat memicu keaktifan peserta didik dalam mencari, pelajari. Hal tersebut juga didukung dengan hasil data
mengolah, menemukan jawabannya secara mandiri angket pada tabel 1 yang mencapai nilai persentase
dengan memanfaatkan sumber dan media baik yang tingkat pemahaman guru kelas 4 dan 5 mengenai
telah difasilitaskan oleh guru maupun dari aspek pemahaman ciri-ciri menggunakan model
lingkungannya. Model discovery didefinisikan sebagai discovery discovery learning secara keseluruhan
proses pembelajaran yang masih bersifat belum tuntas adalah 85% yang dikategorikan sangat baik,
atau belum lengkap sehingga menuntut peserta didik sedangkan manfaatnya mencapai 80% jika hasil
menyingkap beberapa informasi yang diperlukan persentase tersebut dikonversikan maka tingkat
untuk melengkapi materi ajar tersebut. (Abidin, pemahaman guru kelas IV dan V mengenai manfaat
2014:175). Menurut Hamdani (2011:184) Discovery model discovery termasuk baik.
(penemuan) adalah proses mental ketika peserta didik Responden memiliki pendapat dan
mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. pemahaman yang sama dalam menerapkan model
Adapun proses mental misalnya mengamati, discovery dari kegiatan stimulasi sampai penarikan
menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan, meskipun harus diakui ada beberapa
kesimpulan, dan sebagainya. Pemahaman guru kelas langkah-langkah yang berbeda antara responden satu
IV dan V mengenai model discovery learning sudah dengan lainnya, akan tetapi terlepas dari itu semua inti
memahami pengertian model tersebut. Hal tersebut dalam maksud yang ditujukan dalam langkah-langkah
5
penerapan model tersebut sudah sama dan masing- memperoleh 100% jika hasil persentase tersebut
masing responden sudah memiliki pemahamannya dikonversikan maka penerapan model Discovery
masing-masing mengenai langkah-langkah dalam Learning responden 4 termasuk kategori sangat baik.
menerapkan discovery. Beberapa ahli juga Terakhir responden 5 yang memperoleh 92% jika
memaparkan bahwa langkah-langkah penerapan hasil persentase tersebut dikonversikan maka
model Discovery Learning meliputi: stimulasi, penerapan model Discovery Learning responden 5
memberikan permasalahan, pengumpulan data/diskusi termasuk kategori sangat baik.
antar kelompok, pengolahan data, penarikan Menurut hasil data wawancara mengenai
kesimpulan. Hal tersebut juga didukung dengan hasil kesulitan-kesulitan yang dialami oleh masing-masing
data angket pada tabel 1 yang mencapai nilai responden dapat disimpulkan bahwa setiap responden
persentase tingkat pemahaman guru kelas 4 dan 5 memiliki permasalahan mengajar yang berbeda-beda,
mengenai aspek pemahaman langkah-langkah dalam melaksanakan salah satu tahapan model
menggunakan model discovery discovery learning tersebut, kendala tersebut biasanya akan berpengaruh
secara keseluruhan adalah 72,8% jika hasil persentase pada proses pembelajaran maupun pada proses
tersebut dikonversikan maka tingkat pemahaman guru interaksi antara siswa dan guru. Berdasarkan tabel 3
kelas 4 dan 5 di SDN Sedatigede 2 mengenai model nilai persentase tingkat pemahaman guru kelas IV dan
Discovery Learning termasuk kategori baik. V secara keseluruhan adalah 59,9% jika hasil
Hasil wawancara telah dikemukakan persentase tersebut dikonversikan maka tingkat
responden 1-5 mengenai keefektifan penggunaan ketidaksulitan yang dihadapi guru kelas IV dan V di
metode discovery dapat disimpulkan bahwa meskipun SDN Sedatigede II dalam menggunakan model
terdapat 3 responden yang menyatakan bahwa Discovery Learning termasuk kategori cukup, artinya
discovery merupakan model yang efektif digunakan guru cukup mengalami kesulitan.
dalam kurikulum 2013, ada 2 responden lainnya yang Menurut hasil data wawancara solusi yang
mengatakan bahwa model tersebut masih kurang diinginkan masing-masing responden dapat diketahui
efektif digunakan dan menjelaskan berbagai alasan bahwa setiap responden memiliki solusi tersendiri
ketidak efektifan model tersebut. Dari pendapat 5 dalam mengatasi kesulitannya dalam menerapkan
responden diatas menyatakan bahwa kefektifan model discovery learning. Berdasarkan tabel 4 nilai
penggunaan model discovery pada kurikulum 2013 persentase tingkat pemahaman guru kelas 4 dan 5
3:2. Pendapat tersebut sesuai dengan teori yang secara keseluruhan adalah 80% jika hasil persentase
dikemukakan oleh Bell (Dalam Hosnan: 2014) tersebut dikonversikan maka tingkat solusi yang
Manfaat menggunakan netode Discovery tidak hanya diharapkan oleh guru kelas 4 dan 5 di SDN Sedatigede
untuk membuat peserta didik lebih aktif dalam 2 dalam mengatasi kesulitan menerapkan model
kegiatan belajar mengajar akan tetapi peserta didik Discovery Learning termasuk kategori baik, artinya
juga dapat belajar untuk menemukan jawabannya guru dapat menemukan solusi serta menyelesaikan
sendiri, berfikir konkret, merumuskan strategi untuk kesulitannya dengan baik.
menemukan jawaban, berorganisasi, serta belajar
beberapa keterampilan yang sesuai dengan SIMPULAN
pembelajaran yang mereka pelajari.Hasil wawancara Berdasarkan hasil penelitian dapat
tersebut juga didukung angket mengenai tingkat disimpulkan bahwa Pemahaman guru kelas IV dan V
keefektifan guru yang memperoleh 77,5% dimana jika di SDN Sedatigede II mengenai model discovery
persentase tersebut dikonversikan termasuk kategori learning sangat baik dan sesuai sintak yang ada dalam
baik. model discovery learning. Penerapan model discovery
Penerapan model discovery learning guru learning yang dilakukan oleh guru kelas IV dan V di
kelas IV dan V di sedatigede II pada tabel 2 SDN Sedatigede II hampir 100% berkategori sangat
memperoleh nilai 89% jika hasil persentase di baik. Masing-masing responden memiliki beberapa
konversikan termasuk sangat baik. Jika dilihat dari kendala dalam melaksanakan model discovery
per-responden maka hasil tiap-tiap responden maka learning akan tetapi setiap responden juga telah
didapatkan bahwa responden 1 memperoleh 100% jika menemukan solusi yang tepat dan sesuai seperti yang
hasil persentase tersebut dikonversikan maka diharapkannya dalam mengatasi kesulitan tersebut
penerapan model Discovery Learning responden 1 dengan baik.
termasuk kategori sangat baik. Selain itu pada
responden 2 memperoleh 92% jika hasil persentase SARAN
tersebut dikonversikan maka penerapan model Berdasarkan temuan penelitian ini peneliti
Discovery Learning responden 2 termasuk kategori menyarakan sebagai berikut.
sangat baik, sedangkan responden 3 memperoleh 61% 1. Guru harus senantiasa untuk lebih aktif dalam
jika hasil persentase tersebut dikonversikan maka mengembangkan dirinya sesuai dengan
penerapan model Discovery Learning responden 3 komptensi guru yang tertera dalam UU Guru dan
termasuk kategori baik, untuk responden 4 Dosen No. 14 Tahun 2005 guna menjadi seorang
6
DAFTAR PUSTAKA