Anda di halaman 1dari 6

1

PEMAHAMAN DAN PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING


GURU KELAS IV DAN V DI SDN SEDATIGEDE II SIDOARJO

Ainun Anugrah Aprillia


(Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya)
ainunanugrahaprillia@gmail.com

Agung Pramujiono
(Pendidikan Bahasa Sastra dan Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya)
agungpramujiono.unipasby@gmail.com

Atnuri
(Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya)
atnurish@gmail.com

Abstract
In 2013, the Education Unit Level Curriculum (SBC) has been replaced with Curriculum 2013. The government
gives a great attention in preparation for the implementation of Curriculum 2013. In the new curriculum
implementation efforts, the government through the Ministry of Education and Culture issued Decree governing
the implementation of the curriculum in 2013. In Permendikbud no. 56 in 2013, it is explained in detail about the
process of learning including learning model used. There are several models that are used in the learning process,
one of which is a Discovery Model. This model is believed to cultivate students' interest in providing active and
positive responses during the learning process. Teachers should be able to abandon old habits that always deliver
the material directly by the speeches. To prepare the teachers, the government conducts training for teachers to
be able to apply the learning models. Based on the above background description, the purpose of this study was
to determine the understanding and application of discovery learning models by the IV and V grade teachers in
the learning process in SDN Sedatigede II. This study used a qualitative research model. In this research, data
collection techniques used were observation, questionnaires, interviews, and documentation. Objects and data
sources of this research are the teachers of grade IV and V SDN Sedatigede II, amounting to 5 people. From the
analysis of the data found that teachers' understanding of grade IV and V of the model of Discovery Learning is
good. Based on questionnaires and interviews, the teachers are known to understand the learning model with a
percentage of 77.3% well as being able to apply them in the learning process as evidenced premises 89%
performance figures. In this study concluded that the level of understanding and application of discovery
learning models by IV and V grade teachers at SDN Sedatigede II is good. It's just that there are some indicators
that need to be reviewed by the teacher in order to apply it to the fullest.

Keywords: Understanding Model Discovery Learning and Discovery Learning Application Model

Pemerintah telah memajukan banyak banyak sekolah dalam aplikasinya, kurikulum 2013
kemajuan untuk bidang pendidikan, diantaranya juga dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat,
adalah pemberdayaan dana Bantuan Operasional implementasi Kurikulum 2013 melibatkan guru dalam
Sekolah (BOS), wajib sekolah 12 tahun, dan paling jumlah yang begitu besar. Ada 1.425.001 guru yang
terbaru yang dilakukan oleh pemerintahan Indonesia dilibatkan dengan rincian guru SD 783.935; guru SMP
adalah dengan memperbarui kurikulum pendidikan 415.980; guru SMA 139.398; dan guru SMK 85.688
dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang akan berpartisipasi dalam melaksanakan
menjadi Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 itu sendiri Kurikulum 2013. Sejalan dengan dengan
telah di sosialisasikan dan di implementasikan kepada ditetapkannya kurikulum 2013, pemerintah juga
beberapa sekolah dasar maupun menengah di menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Indonesia serta melibatkan banyak sekolah yang Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
melaksanakan kurikulum tersebut. Selain melibatkan 2013 yang mengatakan bahwa “Tentang Standar
2

Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa untuk METODE PENELITIAN


memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik Metode menggunakan kualitatif deskriptif.
terpadu (tematik antar mata pelajaran), dan tematik Alasan penggunaan kualitatif deskriptif karena untuk
(dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan memperoleh data secara maksimal dengan tujuan data
pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian naratif deskriptif, khususnya dalam mengetahui
(Discovery Learning/ Inkuiry dan Problem Based Pemahaman dan Penerapan Model Discovery
Learning)”. Menurut permendikbud tersebut terdapat Learning Guru Kelas 4 dan 5 di SDN Sedatigede II.
3 model yang cocok untuk digunakan dalam kegiatan Selain itu menentuan sumber data menggunakan
belajar mengajar diantaranya adalah Problem Based teknik pengambilan Purposive sampling, mengingat
Learning, Discovery Learning, Inkuiri. Sedangkan jumlah guru yang banyak di SDN Sedatigede II.
dalam pelaksanaan kegiatan belajar yang dilakukan Purposive sampling itu sendiri merupakan teknik
oleh peserta didik hampir aktifitas yang dilakukan pengambilan sampel sumber data dengan
adalah berpacu pada peserta didik, dimana peserta pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2012:218). Sumber
didik dituntut untuk menemukan jawabannya sendiri data yang diambil dari teknik Purposive sampling
sedangkan guru sebagai fasilitator. Sehingga para guru yang digunakan yaitu guru kelas IV dan kelas V.
akan lebih banyak menggunakan model Discovery penggambilan data tersebut juga menggunakan alat
Learning dibandingkan dengan model Problem Based pengumpulan data berupa angket, lembar observasi,
Learning dan Inkuiri. Model discovery sendiri lembar wawancara, serta dokumentasi. Setelah data
didefinisikan sebagi proses pembelajaran yang masih terkumpul maka akan dilakukan ke tahapan analisis
bersifat belum tuntas atau belum lengkap sehingga data. Menurut Sugiyono (2012:207) analisis data
menuntut peserta didik menyingkap beberapa merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
informasi yang diperlukan untuk melengkapi materi responden atau sumber lain terkumpul. Untuk
ajar tersebut. (Abidin, 2014:175). menjawab permasalahan dalam penelitian ini, maka
Penggunaan model discovery yang lebih data yang terkumpul dianalisis sesuai dengan jenis
banyak diterapkan karena selain mudah dalam data dan permasalahan itu sendiri. Teknik analisis data
pelaksanaanya, model tersebut juga cocok digunakan yang digunakan yaitu statistik deskriptif persentase.
di berbagai kegiatan pembelajaran, khususnya di Teknik statistik persentase digunakan untuk
tingkat Sekolah Dasar. Pernyataan tersebut sesuai menghitung hasil data pada lembar angket dan
dengan pendapat Sagala (2013:197) Mengatakan observasi. Data yang telah diperoleh selanjutnya
pendekatan discovery merupakan model komunikasi diolah dalam bentuk tabel kemudian dilakukan
yang digunakan, bukan komunikasi satu arah atau penskoran dan dihitung menggunakan rumus.
komunikasi sebagai aksi, tetapi komunikasi banyak Perhitungan untuk mengetahui persentase jawaban
arah atau komunikasi sebagai peran aksiDengan telah angket dan observasi dapat menggunakan rumus:
mampunya guru tersebut untuk mengubah mind setnya
menggunakan student centered beserta dengan Persentase = %
pengusulan dari pemerintah akan model yang
digunakan dalam kurikulum 2013, akankah hal (Trianto, 2012:63)
tersebut juga diimbangi dengan pemahaman guru
dengan model tersebut. Serta akankah kegiatan Keterangan :
pembelajaran yang diajarkan oleh guru akan sesuai P : persentase yang dicari
dengan langkah atau tahapan model yang menjadi A : jumlah responden yang memilih
acuan pokok di rancangan perencanaan pembelajaran B : jumlah seluruh responden
yang dibuat oleh guru tersebut, hal ini masih menjadi
pertanyaan besar dan dilema bagi setiap guru. Pengecekan data dari berbagai cara dan
Kenyataan di lapangan meskipun guru telah berbagai waktu dilakukan dengan cara triangulasi.
mencantumkan model Discovery Learning dalam Untuk menguji keabsahan data penelitian pemahaman
rancangan pelaksanaan pembelajarannya masih dan penerapan model discovery oleh guru kelas IV
banyak guru yang bingung dan tidak mengetahui dan V di SDN Sedatigede II, maka digunakan
runtut dari pembelajaran model tersebut. Sehingga triangulasi teknik, dimana triangulasi teknik
perlu adanya tindakan lanjut berupa penelitian untuk merupakan perpaduan antara teknik pengumpulan data
mengetahui apakah para guru telah benar-benar satu dengan teknik lainnya untuk memperoleh data
memahami dan menerapkannya sesuai dengan tahapan secara akurat, fakta, dan nyata kebenarannya.
model yang benar. Disini akan dipaparkan
menggunakan data yang akurat mengenai seberapa HASIL PENELITIAN
jauh pemahaman dan penerapan guru kelas IV dan V Temuan 1 mengenai pemahaman guru kelas
di SDN Sedatigede II mengenai model Discovery IV dan V di SDN Sedatigede II mengenai model
Learning. discovery learning. Hasil penelitian diuraikan melalui
kegiatan wawancara dan hasil angket, dalam
3

wawancara responden 1,2,3,4, dan 5 memiliki Temuan 3 mengenai Data kesulitan-kesulitan


kesesuaian dengan pendapat para ahli serta responden yang dialami oleh guru saat menerapkan model
1-5 tersebut dapat dinyatakan bahwa sudah memahami discovery learning beserta solusinya. Hasil penelitian
pengertian model discovery. Hal tersebut juga diuraikan melalui kegiatan wawancara dan hasil
didukung dengan hasil data angket pada tabel 1 angket, dalam wawancara responden 1,2,3,4, dan 5
dibawah ini. setiap responden memiliki permasalahan mengajar
Tabel 1: Hasil Angket Pemahaman Guru Kelas 4 dan yang berbeda-beda, meski ada beberapa responden
5 di SDN Sedatigede II Mengenai Model yang memiliki permasalahan yang sama pada tahapan
Discovery Learning. tertentu. Beberapa responden mengakui bahwa masih
memiliki kesulitan dalam tahapan pengolahan data,
---------------------------------------------------------------
stimulasi, media yang banyak, serta jiwa psikis peserta
No. Aspek Responden Persentase
didik yang berbeda-beda. Hal tersebut juga didukung
Pertanyaan
dengan hasil data angket pada tabel 3 dibawah ini.
angket
Tabel 3: Hasil Angket Kesulitan-kesulitan yang
------------------------------------------------------------------
Dialami oleh Guru saat Menerapkan
1. Pengertian 1-5 85%
Model Discovery
Discovery
-----------------------------------------------------------------
2. Ciri-ciri 1-5 85%
No. Aspek Responden Persentase
Discovery
penelitian angket
3. Manfaat 1-5 80%
-----------------------------------------------------------------
discovery
1. Kesulitan 1 50%
4. Langkah-langkah 1-5 72,8%
Menerapkan model
discovery
discovery
5. Keefektifan 1-5 77,5%
2. Kesulitan 2 50%
Discovery
Menerapkan model
------------------------------------------------------------------
discovery
Rata-rata keseluruhan 77,33%
3. Kesulitan 3 75%
------------------------------------------------------------------
Menerapkan model
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat disimpulkan
discovery
nilai persentase tingkat pemahaman guru kelas IV dan
4. Kesulitan 4 75%
V secara keseluruhan adalah 77,33% jika hasil
Menerapkan model
persentase tersebut dikonversikan maka tingkat
discovery
pemahaman guru kelas IV dan V di SDN Sedatigede
5. Kesulitan 5 50%
II mengenai model Discovery Learning termasuk
Menerapkan model
kategori baik.
Discovery
Temuan 2 mengenai Penerapan model
-----------------------------------------------------------------
discovery learning guru kelas IV dan V di SDN
Rata-rata 59,9%
Sedatigede II. Pemerolehan data menggunakan
-----------------------------------------------------------------
observasi yang diuraikan pada tabel 2 di bawah ini.
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat disimpulkan nilai
Tabel 2: Hasil Observasi penerapan metode
persentase tingkat pemahaman guru kelas 4 dan 5
Discovery Learning guru kelas IV danV
secara keseluruhan adalah 59,9% jika hasil persentase
di SDN Sedatigede II.
tersebut dikonversikan maka tingkat ketidaksulitan
-------------------------------------------------------------------
yang dihadapi guru kelas 4 dan 5 di SDN Sedatigede 2
No. Aspek yang diamati Responden
dalam menggunakan model Discovery Learning
--------------------------------------------------------------------
termasuk kategori cukup, artinya guru cukup
1. Stimulasi 1-5
mengalami kesulitan.
2. Identifikasi masalah 1-5
Temuan 4 mengenai Solusi yang Diharapkan
3. Pengumpulan data 1-5
Guru Kelas IV dan V dalam Mengatasi Kesulitan
4. Pengolahan data 1-5
Menerapkan Model Discovery Learning. Hasil
5. Pembuktian 1-5
penelitian diuraikan melalui kegiatan wawancara dan
6. Penarikan kesimpulan 1-5
hasil angket, dalam wawancara hasil data menyatakan
-------------------------------------------------------------------
bahwa masing-masing responden memiliki solusi
Rata-rata 89%
tersendiri dalam mengatasi kesulitannya dalam
-------------------------------------------------------------------
menerapkan model discovery learning.
Sesuai hasil data pada tabel 2 dapat disimpulkan
Hal tersebut juga didukung dengan hasil data
bahwa jumlah persentase penerapan model discovery
angket pada tabel 4 dibawah ini.
learning memperoleh nilai 89% jika hasil persentase
di konversikan termasuk sangat baik.
4

Tabel 4: Hasil Angket Solusi yang Diharapkan Guru juga didukung dengan hasil data angket pada tabel 1
Kelas IV dan V dalam Mengatasi yang mencapai nilai persentase tingkat pemahaman
Kesulitan Menerapkan Model guru kelas 4 dan 5 mengenai aspek pengertian
Discovery Learning discovery learning secara keseluruhan adalah 85%
------------------------------------------------------------------ jika hasil persentase tersebut dikonversikan maka
No. Aspek Responden Persentase tingkat pemahaman guru kelas 4 dan 5 di SDN
penelitian angket Sedatigede 2 mengenai model Discovery Learning
------------------------------------------------------------------ termasuk kategori sangat baik.
1. Solusi mengatasi 1 75% Responden 1-5 berpendapat discovery
Kesulitan memiliki manfaat yang sama yaitu dapat
2. Solusi mengatasi 2 100% mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan
Kesulitan berpendapat sama bahwa discovery memiliki ciri-ciri
3. Solusi mengatasi 3 50% yang paling utama adalah menyajikan masalah di
Kesulitan langkah pertama pembelajarannya. Menelaah dari
4. Solusi mengatasi 4 75% beberapa penadapat yang telah dituturkan oleh
Kesulitan responden 1-5 dapat ditentukan bahwa indikator
5. Solusi mengatasi 5 100% dalam memahami manfaat dan ciri-ciri model
Kesulitan discovery sudah baik meskipun dengan tanggapan dan
------------------------------------------------------------------ penilaian yang berbeda-beda pula. Pernyataan tersebut
Rata-rata 80% sesuai dengan Hosnan (2014:284) Ciri utama belajar
------------------------------------------------------------------ discovery, yaitu:
Berdasarkan tabel 4 nilai persentase tingkat 1) Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk
pemahaman guru kelas 4 dan 5 secara keseluruhan menciptakan, menggabungkan, dan
adalah 80% jika hasil persentase tersebut menggeneralisasi pengetahuan
dikonversikan maka tingkat solusi yang diharapkan 2) Berpusat pada peserta didik
oleh guru kelas 4 dan 5 di SDN Sedatigede 2 dalam 3) Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan
mengatasi kesulitan menerapkan model Discovery baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Learning termasuk kategori baik, artinya guru dapat Manfaat menggunakan metode Discovery
menemukan solusi serta menyelesaikan kesulitannya sangatlah banyak, selain dapat membuat peserta didik
dengan baik. lebih terpicu dalam kegiatan pembelajaran metode
tersebut juga dapat memberikan daya ingat yang
PEMBAHASAN tinggi karena peserta didik dituntut untuk menemukan
Pembahasan pemahaman guru mengenai jawabannya sendiri. Pernyataan tersebut sesuai dengan
model discovery dapat dikategorikan memahami Bell (Dalam Hosnan: 2014) Manfaat menggunakan
pengertian, ciri-ciri, manfaat, serta keefektifan metode Discovery tidak hanya untuk membuat peserta
penggunaan model tersebut. didik lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar akan
Berdasarkan hasil wawancara telah tetapi peserta didik juga dapat belajar untuk
dikemukakan responden 1-5 dapat disimpulkan bahwa menemukan jawabannya sendiri, berfikir konkret,
pengertian model discovery merupakan suatu model merumuskan strategi untuk menemukan jawaban,
belajar dimana peserta didik secara tidak langsung di berorganisasi, serta belajar beberapa keterampilan
hadapkan pada suatu pokok permasalahan sehingga yang sesuai dengan pembelajaran yang mereka
dapat memicu keaktifan peserta didik dalam mencari, pelajari. Hal tersebut juga didukung dengan hasil data
mengolah, menemukan jawabannya secara mandiri angket pada tabel 1 yang mencapai nilai persentase
dengan memanfaatkan sumber dan media baik yang tingkat pemahaman guru kelas 4 dan 5 mengenai
telah difasilitaskan oleh guru maupun dari aspek pemahaman ciri-ciri menggunakan model
lingkungannya. Model discovery didefinisikan sebagai discovery discovery learning secara keseluruhan
proses pembelajaran yang masih bersifat belum tuntas adalah 85% yang dikategorikan sangat baik,
atau belum lengkap sehingga menuntut peserta didik sedangkan manfaatnya mencapai 80% jika hasil
menyingkap beberapa informasi yang diperlukan persentase tersebut dikonversikan maka tingkat
untuk melengkapi materi ajar tersebut. (Abidin, pemahaman guru kelas IV dan V mengenai manfaat
2014:175). Menurut Hamdani (2011:184) Discovery model discovery termasuk baik.
(penemuan) adalah proses mental ketika peserta didik Responden memiliki pendapat dan
mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. pemahaman yang sama dalam menerapkan model
Adapun proses mental misalnya mengamati, discovery dari kegiatan stimulasi sampai penarikan
menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan, meskipun harus diakui ada beberapa
kesimpulan, dan sebagainya. Pemahaman guru kelas langkah-langkah yang berbeda antara responden satu
IV dan V mengenai model discovery learning sudah dengan lainnya, akan tetapi terlepas dari itu semua inti
memahami pengertian model tersebut. Hal tersebut dalam maksud yang ditujukan dalam langkah-langkah
5

penerapan model tersebut sudah sama dan masing- memperoleh 100% jika hasil persentase tersebut
masing responden sudah memiliki pemahamannya dikonversikan maka penerapan model Discovery
masing-masing mengenai langkah-langkah dalam Learning responden 4 termasuk kategori sangat baik.
menerapkan discovery. Beberapa ahli juga Terakhir responden 5 yang memperoleh 92% jika
memaparkan bahwa langkah-langkah penerapan hasil persentase tersebut dikonversikan maka
model Discovery Learning meliputi: stimulasi, penerapan model Discovery Learning responden 5
memberikan permasalahan, pengumpulan data/diskusi termasuk kategori sangat baik.
antar kelompok, pengolahan data, penarikan Menurut hasil data wawancara mengenai
kesimpulan. Hal tersebut juga didukung dengan hasil kesulitan-kesulitan yang dialami oleh masing-masing
data angket pada tabel 1 yang mencapai nilai responden dapat disimpulkan bahwa setiap responden
persentase tingkat pemahaman guru kelas 4 dan 5 memiliki permasalahan mengajar yang berbeda-beda,
mengenai aspek pemahaman langkah-langkah dalam melaksanakan salah satu tahapan model
menggunakan model discovery discovery learning tersebut, kendala tersebut biasanya akan berpengaruh
secara keseluruhan adalah 72,8% jika hasil persentase pada proses pembelajaran maupun pada proses
tersebut dikonversikan maka tingkat pemahaman guru interaksi antara siswa dan guru. Berdasarkan tabel 3
kelas 4 dan 5 di SDN Sedatigede 2 mengenai model nilai persentase tingkat pemahaman guru kelas IV dan
Discovery Learning termasuk kategori baik. V secara keseluruhan adalah 59,9% jika hasil
Hasil wawancara telah dikemukakan persentase tersebut dikonversikan maka tingkat
responden 1-5 mengenai keefektifan penggunaan ketidaksulitan yang dihadapi guru kelas IV dan V di
metode discovery dapat disimpulkan bahwa meskipun SDN Sedatigede II dalam menggunakan model
terdapat 3 responden yang menyatakan bahwa Discovery Learning termasuk kategori cukup, artinya
discovery merupakan model yang efektif digunakan guru cukup mengalami kesulitan.
dalam kurikulum 2013, ada 2 responden lainnya yang Menurut hasil data wawancara solusi yang
mengatakan bahwa model tersebut masih kurang diinginkan masing-masing responden dapat diketahui
efektif digunakan dan menjelaskan berbagai alasan bahwa setiap responden memiliki solusi tersendiri
ketidak efektifan model tersebut. Dari pendapat 5 dalam mengatasi kesulitannya dalam menerapkan
responden diatas menyatakan bahwa kefektifan model discovery learning. Berdasarkan tabel 4 nilai
penggunaan model discovery pada kurikulum 2013 persentase tingkat pemahaman guru kelas 4 dan 5
3:2. Pendapat tersebut sesuai dengan teori yang secara keseluruhan adalah 80% jika hasil persentase
dikemukakan oleh Bell (Dalam Hosnan: 2014) tersebut dikonversikan maka tingkat solusi yang
Manfaat menggunakan netode Discovery tidak hanya diharapkan oleh guru kelas 4 dan 5 di SDN Sedatigede
untuk membuat peserta didik lebih aktif dalam 2 dalam mengatasi kesulitan menerapkan model
kegiatan belajar mengajar akan tetapi peserta didik Discovery Learning termasuk kategori baik, artinya
juga dapat belajar untuk menemukan jawabannya guru dapat menemukan solusi serta menyelesaikan
sendiri, berfikir konkret, merumuskan strategi untuk kesulitannya dengan baik.
menemukan jawaban, berorganisasi, serta belajar
beberapa keterampilan yang sesuai dengan SIMPULAN
pembelajaran yang mereka pelajari.Hasil wawancara Berdasarkan hasil penelitian dapat
tersebut juga didukung angket mengenai tingkat disimpulkan bahwa Pemahaman guru kelas IV dan V
keefektifan guru yang memperoleh 77,5% dimana jika di SDN Sedatigede II mengenai model discovery
persentase tersebut dikonversikan termasuk kategori learning sangat baik dan sesuai sintak yang ada dalam
baik. model discovery learning. Penerapan model discovery
Penerapan model discovery learning guru learning yang dilakukan oleh guru kelas IV dan V di
kelas IV dan V di sedatigede II pada tabel 2 SDN Sedatigede II hampir 100% berkategori sangat
memperoleh nilai 89% jika hasil persentase di baik. Masing-masing responden memiliki beberapa
konversikan termasuk sangat baik. Jika dilihat dari kendala dalam melaksanakan model discovery
per-responden maka hasil tiap-tiap responden maka learning akan tetapi setiap responden juga telah
didapatkan bahwa responden 1 memperoleh 100% jika menemukan solusi yang tepat dan sesuai seperti yang
hasil persentase tersebut dikonversikan maka diharapkannya dalam mengatasi kesulitan tersebut
penerapan model Discovery Learning responden 1 dengan baik.
termasuk kategori sangat baik. Selain itu pada
responden 2 memperoleh 92% jika hasil persentase SARAN
tersebut dikonversikan maka penerapan model Berdasarkan temuan penelitian ini peneliti
Discovery Learning responden 2 termasuk kategori menyarakan sebagai berikut.
sangat baik, sedangkan responden 3 memperoleh 61% 1. Guru harus senantiasa untuk lebih aktif dalam
jika hasil persentase tersebut dikonversikan maka mengembangkan dirinya sesuai dengan
penerapan model Discovery Learning responden 3 komptensi guru yang tertera dalam UU Guru dan
termasuk kategori baik, untuk responden 4 Dosen No. 14 Tahun 2005 guna menjadi seorang
6

guru yang kompeten, unggul, dan berkarakter.


Guru juga diharapkan untuk senantiasa
menggembangkan lingkungan siswa sebagai
sumber belajar.
2. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan
mengambil sumber data yang berasal dari kelas
rendah sebagai sumber data yang hendak diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran


dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung:
Refika Aditama.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:


Pustaka Setia.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual


dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia
Indonesia.

Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna


Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar.
Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan.


Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2012. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan


Kelas Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai