Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

PUZZLE BARSUN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS II TEMA 3 SUBTEMA 3


PEMBELAJARAN 4 DI SD HANG TUAH 10 JUANDA SIDOARJO

Anis Sa’diyah
(Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya)
email: anissadiyah80@yahoo.co.id
Drs. A. Qomaru Zaman, M.Pd
(Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya)
email: qomarpkn@gmail.com

Abstract
A model of discovery learning is a learning model that requires students to be able to understand the concept,
meaning, and relationships through a process instuitif. In performing the process of the study there are a variety
of media used, but the researchers focus on the media to be used in the 3 field of study embedded in theme 3
subtheme 3 study 4 that media puzzle barsun. The problem in this research which is the influence of the model of
discovery learning with the use of the media puzzle barsun against the results of study a student of class II theme
3 subtheme 4 study 4 and how did the activity of learning students class II elementary of Hang Tuah 10 Juanda
Sidoarjo when using media puzzle barsun. This research aims to find out the influence of the model of discovery
learning with the use of the media puzzle barsun against the results of study a student of class II theme 3
subtheme 4 study 4 elementary of Hang Tuah 10 Juanda Sidoarjo as well as to know the activity of learning
students class II when using media puzzle barsun. This research includes research quantitative with methods of
research experiment posttest-only control design. Based on the results of test-t with value significant (α ) = 0,05
and dk = 58, and t tabel ¿ 1,99, so obtained t hitung > t tabel atau 2,50 > 1,99 so H 0 denied and H 1 accepted. It is
also attested in the presence of the difference value is significant between the students in the class who were
given treatment (experiment) with the value of the average 89,3 and not given the treatment (control) with the
value of the average 84,6. Based on the observation of the activity of the students were assisted by fellow peers it
can be said that in class experiments, the percentage that stands out is the aspect of the skills students use the
media with the percentage 27%, while in the class of the control that aspect of the attitude of students when
applied to the media with the percentage 29%. So there’s the influence of the model of discovery learning using
media puzzle barsun against the results of study a student of class II theme 3 subtheme 3 study 4 at Hang Tuah
10 Juanda Sidoarjo elementary school.
Keywords: medium puzzle barsun, learning outcomes theme 3 subtheme 4 learning 4

Proses pembelajaran merupakan suatu proses pembelajaran berlangsung. Melalui penggunaan media
interaksi antara guru dan siswa dalam suatu pembelajaran yang efektif diharapkan dapat
pembelajaran, agar peserta didik dapat mencapai mempertinggi kualitas proses belajar mengajar.
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pada Menurut Musfiqon (2012: 28) menjelaskan bahwa
dasarnya tujuan pendidikan dapat mengantarkan media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat
peserta didik menuju pada perubahan-perubahan sikap bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja
atau tingkah laku, baik pada ranah kognitif, ranah digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa
afektif, maupun ranah psikomotor. Di dalam dalam memahami materi pembelajaran agar lebih
pencapaian tujuan pendidikan, tentunya peserta didik efektif dan efisien. Media pembelajaran merupakan
berinteraksi langsung dengan lingkungan belajar yang segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
telah dibuat dan dirancang guru melalui proses merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
pembelajaran. Lingkungan belajar yang dirancang kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga
oleh guru meliputi tujuan pembelajaran, bahan ajar, dapat mendorong terjadinya proses belajar.
metode pembelajaran, model pembelajaran, media Penggunaan media mengajaran sangat bergantung
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. pada tujuan pengajaran, materi pengajaran,
Dalam proses pembelajaran, media kemudahan memperoleh media serta kemampuan guru
pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting. dalam menggunakannya dalam proses pengajaran
Selain dapat memudahkan guru menyampaikan bahan (Sudjana, 2010: 4)
ajar, media pembelajaran juga dapat menumbuhkan Menurut permendikbud terdapat 3 model yang
motivasi belajar peserta didik saat proses cocok untuk digunakan dalam kegiatan belajar

1
mengajar diantaranya adalah Problem Based Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai guru
Learning, Discovery Learning, Inkuiri. Persamaan adalah peneliti sendiri. Rancangan penulisan ini
dari ketiga model pembelajaran tersebut adalah sama- menggunakan True Experimental Design dalam
sama lebih menekankan pada peserta didik, dimana bentuk Posttest-Only Control Design. Penelitian ini
peserta didik dituntut untuk menemukan jawabannya menggunakan populasi siswa kelas II dengan jumlah
sendiri sedangkan guru sebagai fasilitator. Perbedaan keseluruhan sebanyak 60 siswa di SD Hang Tuah 10
inkuiri dan problem solving dengan discovery Juanda Sidoarjo. Dalam penelitian ini teknik sampling
learning ialah pada discovery learning masalah yang yang dipilih yaitu Sampling Jenuh. Sampling Jenuh
diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
direkayasa oleh guru. Sehingga para guru lebih populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2013:
banyak memilih discovery learning dalam 124). Peneliti menggunakan sampling jenuh karena
mengajarkan siswa untuk dapat memahami konsep, anggota populasi dalam kelas II C dan kelas II E
arti, dan hubungan melalui proses instuitif yang masing-masing berjumlah 30 siswa, maka anggota
digunakan didalam suatu pembelajaran. Menurut populasi kelas II C dan kelas II E digunakan sebagai
Yunus Abidin (2014: 175) discovery learning adalah sampel. Jadi sampel yang akan digunakan ialah kelas
proses pembelajaran yang terjadi bila siswa disajikan II C dengan jumlah siswa 30 siswa sebagai kelas
materi pembelajaran yang masih bersifat belum tuntas eksperimen dan kelas II E dengan jumlah 30 siswa
atau belum lengkap sehingga menuntut siswa sebagai kelas kontrol. Peneliti juga menggunakan
menyingkapkan beberapa informasi yang diperlukan teknik pengumpulan data dengan post-test yang
untuk melengkapi materi ajar tersebut. Menurut dilaksanakan setelah proses pembelajaran dan
Robert B. Sund (dalam Kemendikbud, 2014: 30) observasi selama proses pembelajaran.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, Analisis data merupakan kegiatan setelah data
pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferi. Proses dari seluruh responden atau sumber data lain
tersebut disebut cognitive process sedangkan terkumpul (Sugiono, 2013:207), untuk menjawab
discovery itu sendiri adalah the mental process of permasalahan dalam penelitian ini, maka data yang
assimilating conceps and principles in the mind. terkumpul dianalisis sesuai dengan jenis data dan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat permasalahan itu sendiri. Adapun analisis data untuk
dirumuskan rumusan masalah yakni adakah pengaruh permasalahan adalah uji normalitas, uji homogenitas,
model discovery learning dengan menggunakan media dan uji-t. Berdasarkan rumusan masalah yang kedua,
puzzle barsun terhadap hasil belajar siswa kelas II untuk menganalisis data aktivitas siswa selama
tema 3 subtema 3 pembelajaran 4 SD Hang Tuah 10 kegiatan belajar mengajar di kelas, peneliti
Juanda Sidoarjo? Serta bagaimanakah aktivitas belajar menggunakan statistik deskriptif berupa perhitungan
siswa kelas II SD Hang Tuah 10 Juanda Sidoarjo saat prosentase (%) yaitu menghitung banyaknya frekuensi
menggunakan media puzzle barsun? kejadian yang muncul selama kegiatan belajar dengan
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan frekuensi aktivitas keseluruhan dikali 100 %.
bahwa proses belajar mengajar akan lebih baik jika
menggunakan model discovery learning dan
menggunakan puzzle barsun sebagai media HASIL PENELITIAN
pembelajaran dalam menunjang kualitas Hasil penelitian ini dipaparkan dalam empat
pembelajaran. Disini peneliti akan meneliti tentang sajian. Sajian pertama uji normalitas, sajian kedua uji
adakah pengaruh model discovery learning dengan homogenitas, sajian ketiga uji-t, sajian keempat
menggunakan media puzzle barsun terhadap hasil obrservasi aktivitas siswa.
belajar siswa kelas II tema 3 subtema 3 pembelajaran Uji normalitas. Analisis uji normalitas
4 di SD Hang Tuah 10 Juanda Sidoarjo serta meneliti dilakukan untuk menguji data tersebut apakah
bagaimana aktivitas belajar siswa kelas II SD Hang berdistribusi normal atau tidak. Dengan uji normalitas
Tuah 10 Juanda Sidoarjo saat menggunakan media dapat diperoleh pada kelas eksperimen X2hitung ≤ X2tabel
puzzle barsun. atau 8,82 ≤ 11,07. Sedangkan pada kelas kontrol
. X2hitung ≤ X2tabel atau 4,42 ≤ 11,07. Jadi dapat dikatakan
bahwa perhitungan kelas eksperimen dan kelas kontrol
METODE PENELITIAN untuk uji normalitas dapat dikatakan data normal.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Uji homogenitas. Analisis uji homogenitas
kuantitatif. Rancangan penelitian ini digunakan untuk dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
menganalisa masalah pendidikan, terutama dalam hal terkumpul mempunyai varians-varians yang homogen
mengetahui pengaruh model discovery learning atau tidak. Dengan uji homogenitas diperoleh nilai
dengan menggunakan media puzzle barsun terhadap Fhitung = 1,35 sedangkan dari data distribusi F dengan
hasil belajar siswa kelas II tema 3 tugasku sehari-hari dk pembilang (n-1) = 30-1 = 29 dan dk penyebut (n-1)
subtema 3 tugasku sebagai umat beragama = 30-1 = 29 diperoleh Ftabel = 1,76. Hasil uji
pembelajaran 4 di SD Hang Tuah 10 Juanda Sidoarjo.

2
homogenitas menunjukkan nilai Fhitung < Ftabel pada tidak diberi perlakuan (kontrol) dengan nilai rata-rata
taraf signifikan 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa 84,6.
data mempunyai varian yang sama atau homogen. Selain dilakukan analisis menggunakan uji-t,
Uji-t. Pengujian hipotesis yang digunakan peneliti juga melakukan pengamatan aktivitas siswa
dalam penelitian ini adalah uji-t komparatif dua yang dibantu oleh rekan sejawat. Hal ini dilakukan
sampel independen, dengan menguji dua pihak. Uji-t untuk mengetahui secara keseluruhan aktivitas siswa
dilakukan untuk mengetahui pengaruh model saat proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
discovery learning dengan media puzzle barsun pengamatan tersebut dapat disimpulkan, bahwa siswa
terhadap hasil belajar siswa kelas II tema 3 sub tema 3 selama proses pembelajaran di kelas eksperimen dan
pembelajaran 4 di SD Hang Tuah 10 Juanda Sidoarjo. di kelas kontrol memiliki perbedaan tingkat persentase
Dengan uji-t dapat diperoleh hasil bahwa thitung = 2,50 yang paling menonjol. Pada kelas eksperimen
lebih besar dari nilai t tabel = 1,99 maka Ho ditolak dan persentase yang menonjol yaitu pada aspek keahlian
Ha diterima. Karena harga Ho signifikan pada taraf siswa menggunakan media dengan persentase 27%,
5% ditolak dan sebagai konsekuensinya H 1 diterima, sedangkan pada kelas kontrol yaitu pada aspek sikap
maka membuktikan bahwa pembelajaran dengan peserta didik saat diterapkan media dengan persentase
model discovery learning menggunakan media puzzle 29%.
barsun berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas Dari proses yang dilakukan peneliti dapat
II tema 3 subtema 3 pembelajaran 4 SD Hang Tuah 10 dikatakan penerapan model discovery learning
Juanda Sidoarjo. menggunakan media puzzle barsun dapat
Observasi Aktivitas Siswa. Setelah dilakukan menumbuhkan antusiasme siswa untuk belajar
pengamatan dengan menggunakan lembar observasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar menjadi
aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran lebih baik lagi. Jadi, “Ada pengaruh model discovery
model discovery learning dengan menggunakan media learning menggunakan media puzzle barsun terhadap
puzzle barsun, peneliti dengan bantuan rekan hasil belajar siswa kelas II tema 3 subtema 3
sejawatnya mendapatkan hasil persentase aktivitas pembelajaran 4 di SD Hang Tuah 10 Juanda”.
peserta didik. Berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan, maka dapat diperoleh bahwa aktivitas
siswa pada kelas eksperimen persentase keaktifan SIMPULAN
peserta didik yang paling menonjol yaitu pada aspek C Berdasarkan hasil penelitian dapat
dengan indikator keahlian peserta didik menggunakan disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model
media dengan nilai persentase 27%. Sedangkan discovery learning dengan menggunakan media
persentase keaktifan siswa yang paling rendah yaitu puzzle barsun terhadap hasil belajar siswa kelas II
pada aspek B dengan indikator interaksi peserta didik tema 3 subtema 3 pembelajaran 4 di SD Hang Tuah 10
menggunakan media dengan nilai persentase 24%. Juanda Sidoarjo. Dan aktivitas siswa dalam proses
Sedangkan aktivitas siswa pada kelas kontrol pembelajaran dengan model discovery learning
persentase keaktifan siswa yang paling menonjol yaitu dengan menggunakan media puzzle barsun sangat
pada aspek D dengan indikator sikap siswa saat aktif. Hal ini dibuktikan dari hasil presentase lembar
diterapkan media dengan nilai persentase 29%. observasi aktivitas peserta didik yaitu sebesar 82,5%
Sedangkan persentase keaktifan siswa yang paling
rendah yaitu pada aspek A dengan indikator antusias
peserta didik terhadap media dengan nilai persentase SARAN
23%. Berdasarkan temuan penelitian ini peneliti
menyarakan untuk menggunakan media puzzle barsun
diperlukan persiapan yang matang, sehingga guru
PEMBAHASAN harus mampu memilih materi dan soal-soal yang
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis melalui sesuai dengan tema, subtema, dan pembelajaran yang
uji-t dengan taraf signifikan (α ) = 0,05 dan dk = 58, akan diajarkan ke peserta didik. Dan menerapkan
media puzzle barsun berpengaruh terhadap hasil
dan t tabel ¿ 1,99, sehingga diperoleh t hitung > t tabel atau
belajar dan keaktifan siswa, hendaknya guru dapat
2,50 > 1,99 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal berperan aktif dalam pembuatan puzzle-puzzle
tersebut membuktikan bahwa “ada pengaruh edukatif yang bisa membantu siswa dalam memahami
penerapan model discovery learning dengan materi-materi pelajaran yang pelu divisualisasikan.
menggunakan media puzzle barsun terhadap hasil Serta untuk penelitian yang serupa hendaknya
belajar siswa kelas II tema 3 subtema 3 pembelajaran dilakukan perbaikan agar ke depannya dapat
4 di SD Hang Tuah 10 Juanda Sidoarjo”. Hal ini telah dihasilkan penelitian yang lebih berkualitas.
dibuktikan dengan adanya perbedaan nilai yang
signifikan antara peserta didik pada kelas yang diberi
perlakuan (eksperimen) dengan nilai rata-rata 89,3 dan

3
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran


Dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: Refika Aditama
Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013. 2014.
Jakarta: Badan PSDMPK-PMP
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber
Pembelajaran. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai