Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PRAKTEK KGD

PENATALAKSANAAN PADA TRAUMA KEPALA

Oleh:
1. Alex Wibowo
2. Geby Ulfatmi
3. Dea Melva Sari
4. Lola Herlina Fitri
5. Nadiah Ulfa Rahayun
6. Nurhofifah Hidayat
7. Pamela Yulandari
8. Ridatul Aulia

Dosen Pengampu: Ns. Vino Rika Novia, M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA
PADANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PENATALAKSANAAN

PADA TRAUMA KEPALA.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Praktek

Keperawatan Gawat Darurat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah

wawasan tentang Penatalaksanaan Pada Trauma Kepala bagi para pembaca dan juga bagi

penulis.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan

makalah ini.

Padang, 12 Oktober 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
1. Tujuan umum.........................................................................................................................5
2. Tujuan khusus........................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Defenisi.....................................................................................................................................6
B. SOP Trauma Kepala..................................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Trauma Kepala atau Cidera Kepala merupakan salah satu penyebab kematian
dan kecacatan utama pada usia reproduktif, sebagian besar terjadi akibat kecelakaan
lalu lintas. Penanganan yang tepat dan adekuat mulai dari tempat kejadian, selama
transportasi ke rumah sakit serta penanganan awal di ruang gawat darurat sangat
menentukan perjalanan klinis pasien serta prognosis penyakitnya (Mansyour, 2007).
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau
tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya
kontinuitas otak. (Muttaqin, 2008), cedera kepala biasanya diakibatkan salah satunya
benturan atau kecelakaan. Sedangkan akibat dari terjadinya cedera kepala yang paling
fatal adalah kematian. Akibat trauma kepala pasien dan keluarga mengalami
perubahan fisik maupun psikologis, asuhan keperawatan pada penderita cedera kepala
memegang peranan penting terutama dalam pencegahan komplikasi. Komplikasi dari
cedera kepala adalah infeksi, perdarahan. Cedera kepala berperan pada hampir
separuh dari seluruh kematian akibat trauma-trauma. Cedera kepala merupakan
keadaan yang serius. Oleh karena itu, diharapkan dengan penanganan yang cepat dan
akurat dapat menekan morbiditas dan mortilitas penanganan yang tidak optimal dan
terlambatnya rujukan dapat menyebabkan keadaan penderita semakin memburuk dan
berkurangnya pemilihan fungsi (Tarwoto, 2007).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2004) sekitar 16.000 orang
meninggal di seluruh dunia setiap hari yang diakibatkan oleh semua jenis cedera.
Cedera mewakili sekitar 12% dari beban keseluruhan penyakit, sehingga cidera
penyebab penting ketiga kematian secara keseluruhan. Sepuluh penyebab kematian
utama di dunia salah satunya karena kecelakaan jalan raya dan diperkirakan akan
menjadi tiga penyebab utama kecacatan seumur hidup. Kecelakaan jalan raya
merupakan masalah kesehatan yang sangat besar diberbagai belahan dunia yaitu
sekitar 45% berasal dari pasien trauma yang rawat inap di rumahsakit disebabkan
karena kecelakaan sepeda motor (Artikova, 2011). Di dunia diperkirakan sebanyak
1,2 juta jiwa nyawa melayang setiap tahunnya sebagai akibat kecelakaan bermotor,
diperkirakan sekitar 0,3- 0,5% mengalami cedera kepala. Cedera kepala merupakan
penyebab kematian tetinggi untuk usia 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita
adalah 2:1 yang 70% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Setiap tahun di Amerika
Serikat mencatat 1,7 Juta kasus trauma kepala, 52.000 pasien meninggal dan
selebihnya dirawat inap. Trauma kepala juga merupakan penyebab kematian ketiga
dari semua jenis trauma yang dikaitkan dengan kematian. Sekitar 40% penderita
cedera multiple akan mengalami cedera cedera susuan syaraf pusat. Kelompok ini
akan mengalami angka kematian dua kali lebih tinggi (35% banding 17%)
dibandingkan dengan kelompok tanpa cedera SSP.
Di Indonesia kesadaran berlalu lintas masih rendah. Penegakkan hukum lalu
lintas yang tidak konsisten, perkembangan sistem dan sarana transportasi yang
semakin meningkat dengan populasi yang semakin bertambah menyebabkan
meningkatnya angka kejadian kecelakan lalu lintas. Faktor lain yang berpengaruh
terhadap kecelakaan jalan raya sebagaimana dilaporkan oleh Qirjako (2008) adalah
mengemudi dengan kecepatan tinggi, mengkonsumsi alkohol sewaktu mengendarai
dan pengemudi dibawah umur.
Penanganan awal trauma kepala sangat penting karena dapat mencegah
terjadinya cedera otak sekunder sehingga dapat menekan morbiditas dan
mortalitasnya. Dua hal penting dalam penanganan awal ini adalah penanganan segera
ditempat kejadian dan proses transportasi saat merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi.
Tujuan dari penanganan trauma kepala bukan lagi sekedar menolong jiwa, akan tetapi
juga menyembuhkan penderita dengan sequele yang seminimal mungkin. Petugas
medis di fasilitas tenaga kesehatan sebagai ujung tombak penyedia pelayanan
kesehatan terdepa, memiliki tanggung jawab yang penting untuk melakukan
penanganan awal yang seoptimal mungkin dan mempersiapkan rujukan penderita ke
tingkat fasilitas yang lebih tinggi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari trauma kepala?


2. Apa saja SOP atau prosedur pelaksanaan untuk Trauma Kepala?

C. Tujuan
1. Tujuan umum

Mengetahui konsep teori, masalah keperawatan dan asuhan keperawatan

pasien dengan trauma kepala.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui pengertian trauma kepala

b. Mengetahui Prosedur Pelaksanaan Trauma Kepala


BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi

Cidera kepala yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau

penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi,

decelerasi) yang merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh perubahan

peningkatan pada percepatan faktor dan penurunan kecepatan, serta notasi yaitu

pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada

tindakan pencegahan (Musliha, 2010)

Cidera kepala merupakan trauma mekanik terhadap kepala baik secara

langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis,

yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik bersifat temporer maupun

permanen (Perdosi, 2006).

Cidera kepala adalah serangkaian kejadian patofisiologis yang terjadi setelah

trauma kepala, yang dapat melibatkan kulit kepala , tulang dan jaringan otak atau

kombinasinya. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

utama pada lelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu

lintas (Masjoer, 2000)

B. SOP Trauma Kepala

Pengertian Trauma kepala adalah cedera mekanik yang secara

langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang

mengakibatkan luka dikulit kepala, fraktur tulang

tengkorak, robekan selaput otak, dan kerusakan

jarinagn otak itu sendiri, serta mengakibatkan

gangguan neurologis
Tujuan Dapat mengerti dan memahami tentang penaganan

trauma kepala
Alat-alat Sarana:

1. Tandu

2. Ambulance

Alat Kesehatan:

1. OPA

2. NPA

3. ETT

4. BVM + Face Mask

5. Tabung O2

6. Pulse Oxymetri

7. Tensimeter + Stetoskop

8. Paket Infus

9. Collar neck

10. Spuit

11. Penlight

12. Bedah minor set

13. Kassa steril

14. Suction

15. Long spine board

16. Folley catheter & urine bag


Obat-Obatan 1. Cairan infus (RL/NaCL 0,9%)

2. Manitol

3. Furosemid

4. Antikonvulsan : Fenitoin ampul


5. Analgetik

6. Diazepam ampul
Penatalaksanaan 1. Cek kesadaran dengan melihat AVPU (Alert,

Verbal, Pain, dan Unresponsive) sambil minta

bantuan.

2. Imobilisasi dan stabilisasi servikal

menggunakan collar neck, kemudian

pindahkan korban pada tempat yang aman.

3. Cek A,B,C (jalan napas, dan sirkulasi),

lakukan resusitasi.

4. Lihat lagi kesadaran, cek pupil.

5. Buka semua pakaian penderita, cari cedera

lain.

6. Lakukan reevaluasi.

7. Lakukan evakuasi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Cidera kepala yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau


penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi,
decelerasi) yang merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh perubahan
peningkatan pada percepatan faktor dan penurunan kecepatan, serta notasi yaitu
pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada
tindakan pencegahan (Musliha, 2010)
Cidera kepala adalah serangkaian kejadian patofisiologis yang terjadi setelah
trauma kepala, yang dapat melibatkan kulit kepala , tulang dan jaringan otak atau
kombinasinya. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan
utama pada lelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu
lintas (Masjoer, 2000). Penyebab dari trauma kepala, antara lain:
 Kecelakaan industri
 Kecelakaan olahraga
 Kecelakaan karena terkena tembakan dan bom
 Kecelakaan karena kejatuhan benda tumpul
 Kecelakaan karena terjatuh maupun membentur benda keras
Semua ini bisa jadi akan menyebabkan terjadinya cedera pada kepala terutama
bagian otak yang sangat vital.
DAFTAR PUSTAKA

Musliha.2010.Keperawatan Gawat Darurat.Yogyakarta:Nuha Medika


Hernanta, I. 2013. Ilmu Kedokteran Lengkap tentang Neurosains. Jogjakarta: D-MEDIKA

Clevo, M. Rendy dan Margareth TH. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan
Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika

Dr. M.Z. Arifin,Sp.Bs (K),dkk. 2013. Cedera Kepala. Jakarta : Sagung Seto

Badan Pendidikan & Pelatihan Persatuan Perawat Nasional Indonesia Dewan Pengurus
Wilayah Jawa Timur. 2017. Pelatihan BTCLS. Surabaya: PPNI Jatim

Morton, P. G., Dorrie, F., Carolyn, M. H., & Barbara, M. G. (2008). Keperawatan Kritis:
Pendekatan Asuhan Holistik, Ed. 8, Vol. 2. Jakarta: EGC.
Heardman, T. Heather.2015. Nanda Inc. Diagnosis Keperawatan defisit klasifikasi 2005-
2007. Jakarta :EGC
Moorhead,Sue dkk.2013. Nursing Outcomes Clasification (NOC) Edisi Kelima. Yogyakarta :
Moco media
Bulechek, Gloria M. Dkk.2013.Nursing Intervention (NIC) edidi ke Enam. Yogyakarta:
Moco Media

Anda mungkin juga menyukai