Anda di halaman 1dari 8

TANAM-TANAM SAHAM

Industri Farmasi

PT. Ace Hardware Indonesia Tbk Indonesia Stock Exchange (IDX)

Ticker : KAEF.JK Rekomendasi : HOLD


Date : 28 Mei 2021 Nilai Wajar : Rp335,27
Current Price : Rp2.430

Company Profile
Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di
Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun
1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien
Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi
atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada
tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan
sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara
Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16
Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi
Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi
PT Kimia Farma (Persero). Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia
Athaya Sekar Noviana Farma (Persero) kembali mengubah statusnya menjadi perusahaan
120110190049 publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya
disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut,
Athayasekar08@gmail.com
Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama
Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan
tahun, Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan dengan
pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian
diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan
pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan
masyarakat Indonesia. nama perusahaan yang semula PT Kimia
Farma (Persero) Tbk menjadi PT Kimia Farma Tbk, efektif per
tanggal 28 Februari 2020.
(Source: Annual Report)

Devania Stefani Lini Bisnis Perusahaan


120110190084 PT Kimia Farma (Persero) Tbk merupakan pioneer dalam industri
devania.stefani23@gmail.com farmasi Indonesia yang telah berkembang menjadi perusahaan
yang menyediakan pelayanan kesehatan terintegrasi dari hulu ke
hilir. Kimia Farma memiliki bidang usaha utama yaitu : Manufaktur
Farmasi yang didukung oleh Riset dan Pengembangan; Distribusi
dan Perdagangan; Pemasaran; Ritel Farmasi; Laboratorium Klinik
dan Klinik Kesehatan.
(Source: Annual Report)
Tinjauan Makroekonomi
Pada 6 Agustus 2020, PT Bursa Efek Indonesia mengumumkan
penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham PT Kimia
Farma Tbk (KAEF) sehubungan dengan terjadinya peningkatan
harga kumulatif yang signifikan pada Saham KAEF, sehingga BEI
memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara
(suspensi) perdagangan saham KAEF, pada perdagangan tanggal
7 Agustus 2020, baik di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Tahun
2020, Perseroan melakukan pengalihan kepemilikan 4.999.999.999
(empat miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta sembilan
ratus sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh
sembilan) saham Seri B atau 90,025% (sembilan puluh koma nol
(Source: Annual Report)
dua lima persen) dari seluruh saham yang telah dikeluarkan dan
disetor penuh Perseroan melalui proses inbreng yang dilaksanakan
Pemerintah Republik Indonesia pada PT Bio Farma (Persero).
Pengalihan kepemilikan 4.999.999.999 (empat miliar sembilan ratus
sembilan puluh sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh
sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan) saham Seri
B atau 90,025% (sembilan puluh koma nol dua lima persen) dari
seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh Perseroan
melalui proses inbreng yang dilaksanakan Pemerintah Republik
Indonesia kepada PT Bio Farma (Persero) merupakan pelaksanaan
PP Nomor 76 Tahun 2019 tanggal 15 Oktober 2019 tentang
Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke
Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bio
Farma (Persero) Dengan kepemilikan saham Pemerintah Republik
Indonesia pada PT Bio Farma (Persero) sebesar 100% (seratus
persen) dan kepemilikan saham preferen Perseroan yakni saham
Seri A Dwiwarna dalam Perseroan maka pelaksanaan pengalihan
saham tersebut tidak merubah pengendalian Pemerintah Republik
Indonesia pada Perseroan, dimana semula dilakukan melalui
pengendalian langsung menjadi pengendaian tidak langsung,
melalui PT Bio Farma (Persero).
(Source: Annual Report)

Tinjauan Industri
PT Kimia Farma Tbk, mengalami penurunan penjualan neto hingga
4,25% pada kuartal 1 2021 dibanding kuartal yang sama pada tahun
lalu. Sepanjang tiga bulan pertama 2021, KAEF mencatatkan
penjualan hingga Rp 2,3 triliun. Padahal, di kuartal I 2020 KAEF
mampu mencetak penjualan hingga Rp 2,40 triliun. Tekanan dari sisi
top line itu turut menyeret bottom line-nya. Tercatat, laba tahun
berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
tertekan hingga 33,90% yoy menjadi Rp 17,29 miliar. Sebelumnya,
laba tahun berjalan KAEF tercatat Rp 26,16 miliar. penurunan
disebabkan segmen distribusi dan ritel terdampak pandemi Covid-
19. Ia mengingatkan, pada kuartal I 2020, dampak pandemi Covid-
19 baru dimulai pada awal Maret 2020 saat warna negara Indonesia
pertama yang terinfeksi Covid-19 resmi diumumkan oleh
pemerintah, penurunan kinerja di sektor distribusi dipicu oleh
penurunan kunjungan ke rumah sakit karena Bed Occupancy Rate
(BOR) rumah sakit juga mengalami. Hal ini mempengaruhi
penjualan di sektor distribusi rumah sakit, sisi ritel juga mengalami
penurunan karena kunjungan pelanggan ke outlet menurun.
Layanan klinik kesehatan juga terbatas karena adanya pembatasan
kontak fisik antara tenaga kesehatan dengan pasien.
Namun, KAEF optimis target pertumbuhan kinerja sepanjang tahun
ini akan tercapai. pendapatan KAEF diharapkan bisa menyentuh Rp
11,27 triliun tahun ini. target tersebut akan tercapai mengingat
peluang penjualan yang positif pada produk obat dan alat kesehatan
serta multivitamin serta jasa layanan kesehatan lainnya. Baik
produk yang berkaitan dengan Covid-19 maupun produk dan
layanan kesehatan secara keseluruhan. Di sisi lain KAEF
berpartisipasi dalam kegiatan vaksinasi baik program pemerintah
maupun program Gotong Royong. KAE juga terlibat dalam
pemenuhan produk obat dan alat kesehatan program pemerintah
dalam rangka peningkatan kebutuhan masyarakat. Adapun KAEF
juga tengah melakukan optimalisasi penjualan digital agar sejalan
dengan consumern behavior saat ini, melalui penjualan di Kimia
Farma Mobile maupun market place
(Source: Portal berita Investasi Kontan.co.id)

Porter’s Five Forces


Rivalry among Existing Firms (High)
Masukkan grafik
Kimia Farma masih menempati market share tertinggi dan memiliki
diamond porter five jumlah retail outlet terbesar sebanyak 924 outlet sebagai BUMN
forces. Farmasi. Kompetitor PT. Kimia Farma Apotek ialah Kalbe farma,
Indofarma, K24, serta Viva. Dalam mengatasi persaingan PT. Kimia
Farma Apotek melakukan peningkatan pelayanan, efektifitas dan
kerja disetiap level. Penguatan positioning pada pasar dengan
dukungan media digital dan ahli IT menjadi pengembangan isu
strategi yang penting dalam mempertahankan market share dan
brand equity. Apotek kimia farma juga memiliki kompetensi human
capital yang baik dan Inventory management sistem terintegrasi
(SAP-ERP) sebagai competitive advantage.
(Source: Annual Report)
Threat of New Entrants (Low)
Kekuatan PT. Kimia Farma Apotek ini dipengaruhi rendahnya
hambatan masuk ke dalam industry retail health-care dalam hal ini
Apotek (low barrier enterance. Biaya Investasi yang besar,
kompleksitas perijinan, kemudahan akses terhadap bahan mentah,
akses terhadap saluran distribusi dan ekuitas merek menjadi faktor
penghambat untuk masuk kedalam industry ini. Ancaman lain ialah
kehadiran Principle dan distributor dengan sistem penjualan retail
baik competitor local maupun competitor asing yang
mengembangkan bisnis di Indonesia.
(Source: Annual Report)
Threat of Substitutes (Low)
Perkembangan E-Commerce dan Multi Level Marketing dengan
produk Health-care menjadi ancaman yang perlu disikapi oleh PT.
Kimia Farma Indonesia. E-commerce dengan karakteristik yang
mudah digunakan dapat menjangkau area layanan lebih luas
dibanding outlet Kimi Farma yang dibatasi oleh wilayah. Ancaman
eksistensi Multi Level Marketing produk Health-care dengan konsep
menghilangkan bisnis retail juga menjadi isu dalam analisis industry
PT. Kimia Farma Apotek.
(Source: Annual Report)
Bargaining Power of Supplier (Medium)
Supplier/Pemasok pada studi kasus PT. Kimia Farma Apotek
merupakan Distributor. Distributor memiliki nilai tawar lebih dominan
dalam rantai bisnis PT. Kimia Farma Apotek dalam melakukan Term
of Payment dari pihak principal. Ancaman lain ialah setiap
distributor ditetapkan Minimum Order Quantity dalam setia produk
penjualan, sehingga dibuthukan sistem Manajemen Requirement
Planning yang tepat bagi setiap outlet terkait ketersedian produk.
Ancaman selanjutnya terkait servis area. Servis area outlet Kimia
Farma dibatasi oleh wilayah dimana suatu outlet/apotek hanya
focus melayani wilayah tersebut.
(Source: Annual Report)
Bargaining Power of Customer (High)
Kekuatan ini menilai daya tawar atau kekuatan penawaran dari
pembeli/konsumen. Daya tawar konsumen terhadap bisnis Apotek
menjadi semakin kuat akibat kemudahan akses informasi era digital
dampaknya tingkat konsumen terdidik semakin besar dan tuntutan
konsumen berorientasi kepada pelayanan terbaik. Selain itu,
fasilitas BPJS dengan segala kemudahan membuat sebagian besar
konsumen nyaman dengan fasilitas preskipsi obat oleh asuransi
yang dikelola Rumah Sakit. Kemudahan tersebut kemudian
menimbulkan kekuatan sensitifitas harga di benak konsumen
terhadap konsumsi preskripsi dengan biaya lebih tinggi pada
Apotek Kimia Farma. Konsumen cenderung beralih diakibatkan
sensitifitas harga.
(Source: Annual Report)
Risiko Bisnis
Tahun 2021 PT. Kimia Farma mengalami masalah karena memakai
alat test rapid antigen untuk didaur ulang yang menyebabkan
pemecatan jajaran direksi dari PT Kimia Farma. Hal tersebut
membawa dampak kepada kepercayaan masyarakat
menggunakan produk dari PT. Kimia Farma.
(Source: Portal Berita Investasi)

Analisis Keuangan
Profitability Ratio
Rasio profitabilitas perusahaan untuk 2019:
• Gross Profit Margin = 37,27%
• Operating Profit Margin = 5,34%
• Net Profit Margin = 0,17%
• ROA = 0,09%
• ROE = 0,21%
Liquidity Ratio (2020)
Rasio likuiditas perusahaan untuk tahun 2019:
• Current Ratio = 0,99
• Quick Ratio = 0,61
• Cash Ratio = 0,18
Solvability Ratio (2020)
Rasio solvabilitas perusahaan untuk tahun 2019:
• Debt to Equity Ratio = 1,48
• Debt to Asset Ratio = 0,60
Activity Ratio (2020)
Rasio aktivitas perusahaan untuk tahun 2019:
• Total Asset Turnover = 0,51
• Fixed Asset Turnover = 1,01
Valuation
Dengan menggunakan Dividend Discount Model (DDM) dengan
asumsi zero-growth rate, diperoleh nilai wajar dari harga saham
KAEF adalah sebesar Rp335,27. Dividen dibagikan oleh PT Kimia
Farma Tbk. pada 16 Mei 2019 sebesar Rp14,98/lembar. Tingkat
diskonto (rs) ditentukan dengan menggunakan CAPM yang terdiri
dari return market sebesar -0,03%; koefisien beta sebesar 0,3; dan
risk-free rate sebesar 6,43%. Sehingga diperoleh rs sebesar 4,47%.
Harga saham KAEF pada tanggal 28 Mei 2021 adalah
Rp2.430/lembar. Jika dibandingkan nilai wajarnya, harga saham
KAEF saat ini dapat dibilang overvalued karena harga saham saat
ini, yaitu sebesar Rp2.430/lembar lebih besar dibandingkan nilai
wajarnya, yaitu sebesar Rp335,27/lembar. Hal tersebut
menunjukkan bahwa harga saham saat ini sudah 7x lebih mahal
dibandingkan dengan nilai wajarnya. Menurut kami seorang
investor yang sudah memiliki saham KAEF dapat melakukan hold
walaupun harga saham sudah 7x lebih mahal dibanding nilai
wajarnya karena KAEF optimis target pertumbuhan kinerja akan
tercapai mengingat peluang penjualan yang positif pada produk
obat dan alat kesehatan serta multivitamin serta jasa layanan
kesehatan lainnya. Baik produk yang berkaitan dengan Covid-19
maupun produk dan layanan kesehatan secara keseluruhan. Di sisi
lain KAEF berpartisipasi dalam kegiatan vaksinasi baik program
pemerintah maupun program Gotong Royong. KAEF juga terlibat
dalam pemenuhan produk obat dan alat kesehatan program
pemerintah dalam rangka peningkatan kebutuhan masyarakat.
P/E Ratio perusahaan untuk tahun 2019 adalah sebesar 437,06.
Sedangkan, P/E Ratio kompetitornya, yaitu Kalbe Farma Tbk.
adalah sebesar 30,29. Jika dibandingkan dengan kompetitornya,
bukan kesempatan bagus untuk membeli saham karena P/E Ratio
perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan P/E Ratio
kompetitornya.
(Source: Laporan Keuangan PT Kimia Farma Tbk. 2019, Laporan
Keuangan Kalbe Farma Tbk. 2019, finance.yahoo.com)

Kesimpulan
Untuk saat ini, harga saham KAEF sudah 7x lebih mahal
dibandingkan nilai wajarnya. Meskipun demikian, menurut
pandangan kami, saham KAEF masih layak untuk di-hold oleh
investor yang sudah memilikinya karena dilihat dari data-data
tinjauan makroekonomi dan industri yang menunjukkan prospek
perusahaan yang cukup baik kedepannya. PT Kimia Farma Tbk.
juga optimis dapat mencapai target pertumbuhan kinerja mengingat
peluang penjualan yang positif pada produk obat dan alat
kesehatan serta multivitamin serta jasa layanan kesehatan lainnya.
Selain itu, KAEF berpartisipasi dalam kegiatan vaksinasi baik
program pemerintah maupun program Gotong Royong.
Appendix
1.
KAEF.JK
Financial Ratios Perhitungan
Q1 2021 2020 2019
Profitability
Gross Profit Margin Gross Profit/Sales 36,12% 36,55% 37,27%
Operating Profit Margin Operating Profit/Sales 6,79% 6,53% 5,34%
Net Profit Margin Net Profit/Sales 0,66% 0,20% 0,17%
Return on Asset Net Profit/Total Asset 0,09% 0,12% 0,09%
Return on Equity Net Profit/Total Equity 0,21% 0,29% 0,21%
Liquidity
Current Ratio Current Asset/Current Liabilities 1,01 0,90 0,99
Quick Ratio (Current Asset - Inventory)/Current Liabilities 0,59 0,54 0,61
Cash Ratio Cash and Cash Equivalent/Current Liabilities 0,11 0,18 0,18
Solvability
Debt to Equity Ratio Total Liabilities/Total Equity 1,45 1,47 1,48
Debt to Asset Ratio Total Liabilities/Total Asset 0,59 0,60 0,60
Activity
Total Asset Turnover Sales/Total Asset 0,13 0,57 0,51
Fixed Asset Turnover Sales/Fixed Asset 0,25 1,06 1,01

Profitability:
● Gross Profit Margin → MENURUN dari tahun 2019 sampai dengan Q1 2021
● Operating Profit Margin → MENINGKAT dari tahun 2019 sampai dengan Q1 2021
● Net Profit Margin → MENINGKAT dari tahun 2019 sampai dengan Q1 2021
● ROA → MENINGKAT pada tahun 2020 lalu MENURUN pada Q1 2021
● ROE → MENINGKAT pada tahun 2020 lalu MENURUN pada Q1 2021
Liquidity:
● Current Ratio → MENURUN pada tahun 2020 lalu MENINGKAT pada Q1 2021
● Quick Ratio → MENURUN pada tahun 2020 lalu MENINGKAT pada Q1 2021
● Cash Ratio → STAGNAN pada tahun 2020 lalu MENURUN pada Q1 2021
Solvability:
● Debt to Equity Ratio → MENURUN dari tahun 2019 sampai dengan Q1 2021
● Debt to Asset Ratio → STAGNAN pada tahun 2020 lalu MENURUN pada Q1 2021
Activity:
● Total Asset Turnover → MENINGKAT pada tahun 2020 lalu MENURUN pada Q1 2021
● Fixed Asset Turnover → MENINGKAT pada tahun 2020 lalu MENURUN pada Q1 2021

2. Hasil perhitungan valuasi:


● Nilai wajar berdasarkan DDM
𝐷1 𝑅𝑝14,98
𝑃0 = = = 𝑅𝑝335,27
𝑟𝑠 4,47%
● P/E Ratio perusahaan
𝑚𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑅𝑝1.250
2019 𝑃/𝐸 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐾𝐴𝐸𝐹 = = = 437,06
𝐸𝑃𝑆 𝑅𝑝2,86
● P/E Ratio industry (kompetitor: Kalbe Farma Tbk. (KLBF))
𝑚𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑜𝑓 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑅𝑝1.620
2019 𝑃/𝐸 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐾𝐿𝐵𝐹 = = = 30,29
𝐸𝑃𝑆 𝑅𝑝53,48

Anda mungkin juga menyukai