PPDGJ
dr. Warih Andan Puspitosari, Sp. KJ (K), M.Sc
Editor: Fajariska KJ
رضيت ابهلل راب وابالسالم دينا ومبحمد نبيا و رسوال ريب زدين علام وارزقين فهام
Haloo olefams, kita berjumpa lagi dalam tulisan ini menandakan EB sudah tinggal
menghitung hari. Nah biar lebih mudah memahami materi ini jangan lupa baca do’a dulu ya,
semoga diberikan hasil EB yang memuaskan juga.
Sesuai dengan judulnya materi ini berisi tentang pengantar dan pengenalan tentang
mental disorder. Karena pengantar tentu yang dibahas hanya superficialnya saja, dan akan
dibahas secara mendetail pada materi-materi lain.
Nah mari kita awali materi ini dengan sebuah pertanyaan “siapakah yang disebut
dengan orang sehat?”. Supaya dapat menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu mengetahui
definisi sehat. Menurut WHO sehat adalah kondisi yang baik pada fisik, mental, dan sosial;
tidak hanya tidak adanya penyakit ataupun kelemahan. Sedangkan menurut Komisi Presiden
kesehatan bukanlah sebuah kondisi yang statis, melainkan sebuah proses adaptasi. Proses
adaptasi seseorang tidak hanya pada tubuhnya tetapi juga pada lingkungan sosialnya.
Jadi sudah terjawab ya bahwa orang yang sehat itu bukan hanya orang yang sehat
secara fisik nya saja, tetapi harus sehat secara mental dan sosial juga. Berikut ini adalah
komponen-komponen sehat.
physical
social spiritual
Wellness
emotion
intelectual al
Pertanyaan kedua “siapakah yang disebut dengan orang yang sehat jiwa?”. Sehat
jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup,
dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap
diri dan orang lain. Lanjut ke pertanyaan ketiga “bisakah sehat jiwa mengalahkan
ketidaksempurnaan fisik?”. Jawabannya ya bisa. Temen-temen masih pada inget kan
sama video yang diputar dokter Warih waktu mengajar, beliau memperlihatkan kepada
kita mas mas Andi Lau yang dari lahir udah gapunya tangan. Tapi ternyata sang mas-mas
Andi Lau bisa menjalani kehidupannya dengan baik, bahkan dia bisa berprestasi dengan
memainkan piano menggunakan kakinya. Kenapa sih mas-mas Andi Lau bisa demikian?
Karena kondisi mental yang sejahtera, hidup harmonis dan produktif sebagai bagian
yang utuh dari kualitas hidup seseorang (alias sehat jiwa) memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
– Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya
– Mampu menghadapi stres kehidupan secara wajar
– Mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya
– Dapat berperan serta dalam lingkungan hidup
– Menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya
– Merasa nyaman bersama dengan orang lain.
Rentang sehat dan sakit itu berada dalam satu garis berikut ini.
Lalu “jika disebut gangguan jiwa, apa yang secara spontan muncul dalam pikiran
kita?”. Orang awam beranggapan gangguan jiwa identik dengan gila (psikotik/skizofrenia).
Padahal gangguan jiwa berat hanya 1% dari populasi, selebihnya adalah gangguan jiwa
ringan sampai sedang. Nah gangguan jiwa itu bukan hanya gangguan jiwa psikotik
(gangguan jiwa berat) saja ya gaess, justru jumlah penderita gangguan jiwa non psikotik itu
jauh lebih banyak. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013), jumlah
gangguan jiwa psikotik sebanyak 0,17% dan ganguan mental emosional sebanyak 6%. Fyi aja
nih, DIY ternyata menempati ranking 1 jumlah gangguan jiwa berat/psikotik.
Selanjutnya “apakah yang disebut gangguan jiwa?”. Gangguan jiwa adalah
gangguan pikiran, gangguan perasaan atau gangguan tingkah laku sehingga menimbulkan
penderitaan (distress) dan terganggunya fungsi sehari-hari (fungsi pekerjaan dan sosial dari
orang tersebut)/disabilitas.
Konsep utama gangguan jiwa adalah sebagai berikut:
1. Adanya gejala klinis yang bermakna berupa:
Sindrom/pola perilaku
Sindrom.pola psikologik
2. Gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress)
3. Gejala klinis tersebut menimbulkan disabilitas (disability) dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari.
Terus pertanyaan selanjutnya “Manifestasi apa yang bisa terjadi pada gangguan
jiwa?”. Manifestasi gangguan jiwa bisa berupa gangguan pikiran, perasaan, tingkah laku dan
beragam keluhan fisik. Maksudnya gimana sih? Jadi biar lebih faham kita langsung masuk ke
contoh dari masing-masing gangguan ya.
Contoh gangguan pikiran:
• Pikiran yang berulang-ulang
e.g: pada seseorang yg mengalami OCD(obsessive compulsive disorder) ia ragu
apakah saat wudhu semua anggota wudhunya sudah terbasuh atau belum, sehingga
mengulang wudhunya. Dan terjadi tidak hanya 1x atau 2x, tetapi terus menerus.
• Pikiran tentang sakit dan penyakit yang berlebihan
e.g: pada seseorang yg mengalami gangguan cemas ia takut bahwa dirinya
menderita sakit keras (jantung karena dada kirinya sering nyeri)
• Pikiran tentang ketakutan yang tidak masuk akal (irasional)
e.g: pada seseorang yang mengalami paranoid (kecurigaan berlebih) misalnya tidak
mau makan selain masakan ibunya karena takut diracuni.
• Keyakinan yang tidak sesuai dengan realitas/kenyatan)
e.g: Waham kebesaran (mengaku memperoleh wahyu dari Tuhan bahwa ia nabi.
• Gangguan persepsi; mendengar atau melihat sesuatu yang sebenarnya obyek
tersebut tidak ada
e.g: Halusinasi auditori (merasa dibisiki bahwa dirinya akan dibunuh jika keluar
kamar)
Contoh gangguan perasaan:
• Cemas berlebihan dan tidak masuk akal
• Sedih yang berlarut-larut
• Gembira yang berlebihan
• Marah yang tidak beralasan
Contoh gangguan perilaku:
• Gaduh gelisah, mengamuk
• Perilaku yang terus diulang
• Perilaku yang kacau
• Gangguan perilaku pada anak
Contoh keluhan fisik:
• Gangguan tidur
(sulit tidur atau terlalu banyak tidur)
• Gangguan makan; tak nafsu makan atau makan berlebihan
• Sulit berkonsentrasi
• Pusing, tegang, sakit kepala, berdebar-debar dan keringat dingin
• Sakit ulu hati, diare, mual, muntah dLL
• Berkurangnya gairah kerja dan gairah seksual
Nah gaes selain manifestasi-manifestasi di atas yang berkaitan dengan tubuh
sebenernya masih ada satu lagi manifestasi pada gangguan jiwa, yaitu adanya gangguan
fungsi dirinya. Contoh dari gangguan fungsi adalah sebagai berikut:
• Tidak mampu bekerja seperti biasanya, tidak mampu bergaul sebagaimana mestinya.
• Sering melakukan kesalahan dalam pekerjaan
• Sering bolos sekolah dan prestasi turun
• Pekerjaan tidak selesai-selesai, hasil kerja harus sempurna
• Sering ditegur atasan, sering bentrok dengan teman sekerja
• Tidak ingin bertemu orang lain, menarik diri dari pergaulan.
“Bagaimanakah penggolongan gangguan jiwa?”
Gangguan Jiwa terbagi menjadi:
1. Psikogenik: gangguan jiwa yang bukan disebabkan karena adanya gangguan
fisik/penyakit fisik yang menyertai. Contohnya pada gangguan cemas, skizofrenia, dll.
2. Fisiogenik: gangguan jiwa yang disebabkan karena adanya gangguan fisik/penyakit
fisik yang menyertai. Contohnya pada demensia, delirium, orang gagal ginjal yg telat
hemodialisis.
Pembagian ini tidak berarti bahwa gangguan psikogenik terjadi tanpa melibatkan faktor
biologi. Keduanya terjadi karena adanya gangguan pada SSP, tetapi pada gangguan
fisiogenik disebabkan karena adanya kelainan di organ tubuh lainnya sehingga memicu SSP
terganggu. Pasien dengan gangguan psikogenik murni harus dalam keadaan compos mentis
sedangkan pasien dengan gangguan fisiogenik dapat disertai penurunan kesadaran.