Guru : “Assalamualaikum wr. wb... Selamat pagi anak-anak, bagaimana kabarnya?”
Siswa : “Waalaikum salam wr. wb... Selamat pagi, baik, Bu..” Guru : “Ibu akan memeriksa kehadiran kalian terlebih dahulu” (Mengabsen satu per satu) Guru : “sebelum memulai pelajaran ibu minta ketua kelas untuk memimpin doa” Siswa :teman-teman, sebelum memulai pelajaran hari ini marilah kita berdo’a menurut kepercayaan masing-masing, berdo’a dimulai”(semua siswa berdo’a) Siswa : “berdo’a selesai” Guru : “minggu lalu ibu sudah memberitahu kalian hari ini kita akan mempelajari materi apa, ada yang tahu kita akan mempelajari materi apa hari ini?” Siswa : “Tentang Ikatan Kimia, Bu..” Guru :“Ya, benar sekali anak-anak. Siswa : “Iya, Bu...” Guru : “Pada pertemuan minggu kemarin kita sudah belajar tentang Sistem Periodik Unsur kan? Ada yang masih ingat berdasarkan apa penyusunan unsur-unsur dalam tabel periodik? Siswa : “Berdasarkan konfigurasi elektron, Bu..” Guru : “Ya, tepat sekali.. Nah, saat kita akan mempelajari sebuah Ikatan Kimia, kita sama sekali tidak boleh melupakan tentang konfigurasi elektron. Belum lupa kan tentang konfigurasi elektron?” Siswa : “Masih ingat kok, Bu..” Guru : “Coba (menunjuk 1 siswa) bagaimana konfigurasi dari unsur Na?” Siswa : “Kan nomor atom Na nya 11 Bu, jadi konfigurasinya dikulit K ada 2 elektron, dikulit L ada 8 elektron dan dikulit M ada 1 elektron, Bu...” Guru : “Ya, bagus sekali,,, berarti kalian masih ingat pelajaran yang lalu”. Guru : “berarti sekarang kalian telah siap mempelajari ikatan kimia. Lalu Ibu mau bertanya lagi, ada yang masih ingat apa itu elektron valensi? ”(siswa mengangkat tangan) Siswa : “Elektron valensi menyatakan jumlah elektron pada kulit terluar, Bu..” Guru : “Ya, bagus sekali. Nah, kali ini Ibu akan menampilkan suatu tabel periodik unsur” Guru menampilkan slide yang berisi tabel periodik Guru : “Nah, sembari mengingat apa yang telah dipelajari, dapat dilihat pada gambar, (menunjuk 1 siswa) berapa jumlah elektron valensi pada golongan IA, IIIA, VA?” Siswa : “Jumlahnya yang 1A ada 1 elektron valensi, yang golongan IIIA ada 3 elektron valensi, dan golongan VA elektron valensinya ada 5, Bu..” Guru : “Ya, jadi yang dapat disimpulkan antara hubungan golongan dengan jumlah elektron valensi apa?” (siswa mengangkat tangan) Siswa : “Golongan menunjukkan jumlah elektron valensi, Bu..” Guru : “Ya, tepat sekali. Ada yang masih bingung atau lupa?” Siswa : “Tidak, Bu...” Guru : “Baiklah, kalau begitu kita lanjutkan. Pada pertemuan sebelumnya Ibu sudah pernah mengatakan unsur-unsur pada golongan mana yang stabil? Siswa : “Lupa, Bu...” Guru : “Ya, sebelum masuk pada pembahasan mekanisme pembentukan sebuah ikatan kimia, kita harus memahami keadaan stabil suatu unsur. Jadi anak-anak... unsur-unsur yang sudah berada dalam keadaan stabil adalah unsur-unsur pada golongan VIII. Sekarang kalian amati golongan VIII A, kenapa mereka stabil? Siswa : (Hening----Bingung) Guru : “Ya, kalau dilihat dari jumlah elektron valensi?”(siswa mengangkat tangan) Siswa : “Pada golongan VIIIA ada yang elektron valensinya 2 dan 8, Bu...” Guru : “Ya, bagus sekali. Itulah kenapa mereka mengalami kestabilan, karena terdapat elektron valensi yang sudah berpasang-pasangan, yang berjumlah 2 dan 8. Stabil dalam arti tidak terdapat dalam bentuk mineral atau bersenyawa atau bereaksi dengan unsure/atom lain melainkan berdiri sendiri. Dari sini dapat dibahas suatu aturan, yaitu duplet dan oktet. senyawa yang memenuhi aturan duplet (elektron luarnya/sekelilingnya jumlah penuhnya 2 elektron, sedangkan oktet apabila terdapat maksimal 8 elektron pada kulit terakhir. ” Siswa : “Bu, yang jadi pertanyaan saya, kenapa golongan II A tidak stabil, padahal kan elektron valensinya juga 2 seperti He? ..” Guru : “Pertanyaan yang bagus sekali, jadi pada kenyataannya golongan II A adalah unsur logam yang cenderung melepaskan elektron, dan meskipun elektron valensinya ada 2, namun keduanya tidak berpasangan. Berbeda dengan Helium yang ditemukan dalam keadaan kedua elektron valensinya berpasangan. Dan Helium ditemukan dalam bentuk gas yang sangat sukar bereaksi, karena kestabilannya.” Siswa : “Oooo... begitu ya...” Guru : “Ya, Menurut kalian..Unsur-unsur lain selain pada golongan gas mulia ingin stabil juga atau lebih memilih sendiri dalam keadaan tidak stabilnya?” Beberapa siswa menjawab ‘stabil”, beberapa siswa menjawab ‘sendiri’, beberapa siswa terdiam kebingungan. Guru : “Yah, jadi anak-anak pada dasarnya semua unsur akan cenderung mencapai suatu keadaan kestabilan. Unsur yang tidak stabil akan berikatan dengan unsur lain dengan cara melepas/menerima electron atau dengan pemakaian bersama elektron sehingga keadaannya stabil.”