3583 13932 1 PB
3583 13932 1 PB
1 (2020)
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/JKG
Cicih Suarsih
Unit Pelaksana Teknis Dinas Puskesmas Tambaksari, Indonesia
(Sejarah artikel: Diserahkan Februari 2019, Diterima Desember 2019, Diterbitkan Maret 2020)
ABSTRAK
Sumber daya manusia yang prima menjadi target pembangunan nasional jangka panjang, sehingga
perhatian terhadap setiap perkemmbangan dan pertumbuhan generasi peerus sangat menjadi perhatian untuk
mempersiapkan generasi-generasi penerus yang sehat yang dapat meneruskan pembangunan bangsa dengan
penuh semangat dan inovatif, persiapan fisik yang sehat melalui pola hidup sehat, termasuk pola makan yang
seimbang. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus kolestrol tinggi di seluruh dunia
mencapai 16-33 juta Insiden kolestrol tinggi (Hypercholestrolomia) di Indonesia diperkirakan paling tinggi
di dunia yaitu 350-810 kasus per 100.000 penduduk. Data yang dirilis oleh Yayasan Kolestrol Indonesia
sungguh membuat kita khawatir. Dinyatakan bahwa kasus kolestrol tinggi di Indonesia menagalami kenaikan
jumlah dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000 kasus kolestrol tinggi yang diperiksa terus meningkat.
Sejumlah penelitian di layanan kesehatan mulai tahun 2004 sampai tahun 2016 menemukan kenaikan
penederita hiperkolestero dari 23.636 orang melonjak menjadi 100.231 orang. Metode atau desain potong
lintang (cross sectional) diguakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian Uji statistik didapatkan bahwa Ada
hubungan Pola makan dengan kejadian hiperkolestrol di Posbindu Karangpaningal dengan p-value sebesar
0.000.
26
Cicih Suarsih / Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Kolestrol pada Lansia
di Wilayah Kerja Puskesmas Tambaksari
Pengukuran variabel tidak terbatas harus tepat yaitu 34 orang (53,1%) dan sehat sebanyak 30
pada satu waktu bersamaan, namun orang (46,9%).
mempunyai makna bahwa setiap subjek hanya Tabel 2
dikenai satu kali pengukuran, tanpa dilakukan Distribusi Frekuensi kejadian hiperkolestrol
tindak lanjut atau pengulangan pengukuran. Posbindu Karangpaningal
Studi potong lintang dapat diterapkan pada kejadian
penelitian klinis maupun lapangan, baik hiperkolestrol F %
deskriptif maupun analitik. Populasi dalam Hiperkolestrol 35 54.7
penelitian ini adalah semua peserta Posbindu Tidak hiperkoletrol 29 45.3
Karangpaningal pada tahun 2019 yang Total 64 100.0
berjumlah 180 orang.
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Tabel 2 menunjukan bahwa kejadian
persiapan penelitian dan proposal diajukan hiperkolestrol responden paling banyak
pada bulan Februari - Maret 2019, dan termasuk hiperkolestrol yaitu 35 orang
pengumpulan data dilaksanakan pada bulan (54,7%) dan tidak hiperkolestrol yaitu 29
maret sampai dengan bulan April 2019. Dalam orang (45,3%).
penelitian ini proses pengembalian dan 2. Hasil Bivariat
pengumpulan data diperoleh dari data primer Tabel 3
dan sekunder. Data primer didapatkan dengan Tabulasi Silang Antara hubungan Pola makan
cara wawancara langsung terhadap responden dengan kejadian hiperkolestrol di Posbindu
menggunakan kuesioner dan daftar tilik Karangpaningal
berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, Kejadian Tota
hiperkolestrol l
sedangkan Data sekunder diperoleh dari
Tidak
Posbindu Karangpaningal dan penelusuran Pola Makan Hiper
hiper
P
berbagai literatur buku penunjang sesuai kolest
kolestr
dengan kebutuhan peneliti. rol
ol
Variable dalam penelitian ini adalah Pola Sehat 2 28 30
variable indevenden (bebas) yaitu pola makan, mak 6.7 93.3 100.
variable devenden nya (terkait) yaitu kejadian an %
0
hiperkolestrol. Peroses pengumpulan data Tidak 33 1 34
dilakukan selama kurang lebih empat minggu sehat 0,00
dengan berkoordinasi dengan pihak 97.1 2.9 100.
% 0
penanggung jawab program posbindu. 0
Analisa data dilakukan secara univariat, Tot 35 29 64
bivariate, dengan menggunakan uji staistik al
Chi-square. %
54.7 45.3 100.
0
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa
A. Hasil Penelitian responden yang mempunyai pola makan sehat
1. Hasil Univariat yaitu 30 orang lebih banyak yang tidak
Tabel 1 hiperkoletrol yaitu 28 orang (30,0%), dan
Distribusi Frekuensi Status pola makan di hiperkolestrol yaitu 2 orang (6,7%), dan.
Posbindu Karangpaningal Responden yang mempunyai pola makan tidak
Pola makan F % sehat yaitu sebanyak 34 orang lebih banyak
sehat 30 46.9 yang hiperkolestrol yaitu sebanyak 33 orang
Tidak sehat 34 53.1 (51,6%) dan tidak hiperkolestrol sebanyak 1
Total 64 100.0 orang (2,9%).
Hasil analisis data dengan menggunakan
Tabel 1 menunjukan bahwa pola makan statistik uji chi-square diperoleh nilai p-value
responden paling banyak termasuk tidak sehat sebesar 0.000. karena p-value < dari alpha 0.05
27
Jurnal Keperawatan Galuh, Vol.2 No.1 (2020) 25-30
maka menerima Ha, sehingga dapat dikatakan Berdasarkan data pada tabel 2 terlihat
bahwa ada hubungan Pola makan dengan bahwa kejadian hiperkolestrol responden
kejadian hiperkolestrol di Posbindu paling banyak termasuk hiperkolestrol yaitu 35
Karangpaningal. orang (54,7%) dan tidak hiperkolestrol yaitu
29 orang (45,3%)
B. Pembahasan Dari hasil penelitan terhadap pola makan
Dari tabel 1 terlihat bahwa pola makan terlebihnya responden sering kali
responden paling banyak termasuk tidak sehat mengonsumsi lemak yang mengandung lemak
yaitu 34 orang (53,1%) dan sehat sebanyak 30 hewani. Dilihat dari jenis kelamin terbesar
orang (46,9%). dialami pada perempuan (64,1%) karena,
Lemak adalah zat nutiri yang sangat wanita lebih tinggi dari laki-laki disebabkan
dibutuhkan oleh tubuh baik esensial maupun faktor hormonal, wanita lebih tinggi
non esensial yang semuanya ada di alam dan mengonsumsi makanan mengandung lemak
mudah larut dalam pelarut organic tetpi tidak lebih terjangkau dan lebih enak.
mudah laur dalam air. Suatu lemak Kolesterol adalah suatu subtansi seperti
didefinisikan sebagai senyawa organik yang lilin yang berwarna putih, secara alami
terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, ditemukan didalam tubuh kita. Kolesterol
tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar merupakan salah jenis lemak dan merupakan
seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sebagi
(Nurrahmani, 2012) sumber energy i samping zat gizi yang lain,
Ada beberapa sumber utama lemak seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan
makanan adalah lemak yang tidak terlihat mineral. Lemak merupakan salah satu sumber
adalah lemak yang secara alamiah terdapat energi yang diperlukan oleh tubuh kita yang
dalam bahan makanan. Bahan makanan memberikan kalori paling tinggi. Selain
sumber energy protein protein tidak terlihat sebagai sumber energy lemak juga berperan
adalah daging, telur, biji-bijian dan kacang- pening dalam pembentukan dinding-diding sel
kacangan, lemak kasat mata yaitu lemak yang dalam tubu manusiaterutama untuk untuk ..
terlihat oleh mata biasanya seperti minyak Kolesterol adalah zat sejenis lemak
goreng, gajih, atau jeroan, margarin, dan putih. Kolesterol dapat kita temukan dalam
lemak yang ditambahkan; lemak komersial sebagian jenis makanan yang kita konsumsi.
ditambahakan kedalam makanan seperti : pie, Kolesterol juga dibuat melalui perantara
ice cream, kue dan makanan yang digoreng semua sel-sel tubuh. Tetapi paling penting
(Nurrahmani, 2012). Dalam hal pemilihan adalah sel liver. Sebagian jenis kolesterol
makanan dan waktu makan manusia merupakan kebutuhan pokok untuk kesehatan
dipengaruhi salah satunya adalah usia. Di tubuh. Kolesterol tidak hanya berperan sebagai
posbindu tawalian rata-rata usia responden materi pembentuk dinding sel, tetapi juga
paling banyak yaitu usia < 65 tahun sebanyak menjadi kebutuhan pokok sekresi hormon-
35 orang (54,7%). hormon tertentu. Pada umumnya hati manusia
Nutrisi sangat berguna untuk menjaga memproduksi sekitar 70%-75% kolesterol
kesehatan dan mencegah penyakit. Masalah dalam darah. Sedangkan untuk 25%-30%
kelainan gizi bukan hanya kekurangan nutrisi kebutuhan lainnya dipenuhi oleh nutrisi yang
tetapi dapat juga berupa kelebihan nutrisi atau kita makan sehari- hari. Kolersterol yang
makan-makanan yang kurang seimbang. dikonsumsi secara seimbang sesuai porsi tubh
Bahkan, saat ini banyak kejadian penyakit akan memberikan manfaat yang baik bagi
yang diakibatkan oleh ketidaksesuaian pola tubuh , namun bila dikonsumsi secara
makan yang seimbang. Dimana sebagian besar berlebihan akan menimbulkan berbaga
di posbindu tawalian pola makannya tidak penyakit (Bull, 2007).
sehat dikarenakan akhir-akhir ini banyaknya Kagar kolesterol darah yang tinggi
orang lebih senang mengkomsumsi makanan menyebabkan kekentalan dara meningkat,
yang instan tanpa memperhatikan aliran darah melambat dan aliran oksigen juha
keseimbangan gizi pada makanan yang menurun. Gejala yang timbul dari
dikomsumsi. hiperkolesterol biasanya sama dengan gejala
28
Cicih Suarsih / Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Kolestrol pada Lansia
di Wilayah Kerja Puskesmas Tambaksari
kurang oksigen seperti sakit kepala dan pegal- sesuai target yang disarankan dalam panduan
pegal. Banyak juga di antara orang-orang yang pengobatan. Di Indonesia, kegagalan ini
mengalami kolesterol tinggi tanpa gejala. bahkan mencapai 70%. Jumlah yang sangat
Apabila kolesterol tidak normal akan terjadi besar. Tidak mengherankan jika penyakit-
penumpukan plaq dalam dinding pembuluh penyakit seperti jantung koroner dan stroke
darah akibat kolesterol penyakit masih menjadi salah satu faktor terbesar
kardiovaskular dan penurunan suplay darah ke terjadinya kematian di Indonesia (Misnadiarly,
otak akan terjadi.. Tidak hanya kedua penyakit 2007).
mematikan tersebut, ternyata pembuluh darah Rendang, gulai otak sapi, telur balado,
yang terganggu juga dapat menyebabkan tongseng kambing adalah contoh menu-menu
impotensi. Selain memicu terjadinya penyakit masakan asli Indonesia yang terkenal
- penyakit yang mematikan tersebut, biasanya kelezatannya. Namun, menyantap hidangan
orang-orang yang mengalami kolesterol tinggi berprotein hewani tersebut sering dibayangi
juga cenderung mudah sakit. Tanpa sebab risiko kenaikan kolesterol tinggi. Terutama
mereka sering diserang sakit kepala, badan bagi mereka yang frekuensi makannya sangat
pegal-pegal tanpa sebab, atau bahkan sesak sering dan tidak diimbangi dengan pola hidup
napas (Nurrahmani, 2012). yang sehat. Kuning telur, otak sapi, daging
Hasil analisis data dengan menggunakan sapi, daging kambing dan udang adalah
statistik uji chi-square diperoleh nilai p-value sederetan produk hewani yang jika dikonsumsi
sebesar 0.000. karena p-value < dari alpha 0.05 berlebihan dapat meningkatkan risiko
maka menerima Ha, sehingga dapat dikatakan kolesterol tinggi (Bull, 2007).
bahwa ada hubungan Pola makan dengan Kolesterol merupakan zat di dalam tubuh
kejadian hiperkolestrol di Posbindu yang berguna untuk membantu pembentukan
Karangpaningal. Hal ini juga dapat disebabkan dinding sel, garam empedu, hormon, dan
oleh Faktor gaya hidup seperti kebiasaan vitamin D serta sebagai penghasil energi.
merokok, minum alkohol, kurang olahraga Sumber utamanya berasal dari organ hati
serta makanan-makanan yang banyak (sekitar 70%) dan sisanya bersumber dari
mengandung lemak. makanan yang masuk ke dalam tubuh.
dimana semakin banyak makan makanan Kolesterol dalam kadar normal jelas
berlemak, maka semakin tinggi pula kadar berdampak positif bagi tubuh. Namun, bila
kolesterol dalam darah. Hal ini sesuai dengan sudah melewati batas normal maka akan
pendapat Nurrahmani, (2012) yang timbul dampak negatif bagi kesehatan,
menyatakan orang yang beresiko memiliki terutama dalam jangka panjang.
kadar kolesterol tinggi adalah mereka yang Penyebab utama penyakit hiperkolestrol
menerapkan pola makan yang mengandung di posbindu tawalian adalah responden
kadar lemak jenuh yang tinggi. Lemak jenuh mengkonsumsi gula dan lemak terlalu banyak,
(ditemukan di daging, mentega, keju dan malas bergerak. Kondisi ini diperparah lagi
krim). Meningkatkan kadar kolesterol LDL dengan kebiasaan manusia zaman sekarang
dalam darah. Namun, pola makan yang sehat yang maunya serba praktis sehingga
dapat menurunkan kadar kolesterol sekitar 5- cenderung tidak aktif dan sedikit bergerak
10%, bahkan lebih Mengurangi asupan lemak Upaya menekan angka penderita
jenuh (menggantinya dengan lemak tak jenuh hiperkolestrol ditempuh melalui penanganan
tunggal dan lemak tak jenuh ganda ) dan tepat, yang meliputi diet (pengaturan makan),
makan lebih banyak buah, salad, sterol olahraga terukur, dan pengobatan di bawah
tumbuhan dan kedelai juga dapat membantu. pengawasan dokter. Selain menurunkan kadar
Cara memasak seperti memanggang yang kolesterol, pengobatan dapat mencegah
lebih sehat daripada menggoreng juga dapat serangan jantung atau stroke.
dilakukan.
Survei terkini di 8 negara Asia SIMPULAN
melaporkan, 50% penduduk Asia gagal Pola makan responden paling banyak
menurunkan kadar kolesterol jahat mereka termasuk tidak sehat yaitu 34 orang (53,1%).
29
Jurnal Keperawatan Galuh, Vol.2 No.1 (2020) 25-30
Kejadian hiperkolestrol paling banyak
termasuk hiperkolestrol yaitu 35 orang
(54,7%)
Ada hubungan Pola makan dengan
kejadian hiperkolestrol di Posbindu
Karangpaningal dengan p-value sebesar 0.000.
DAFTAR PUSTAKA
Bull E, Archad. 2007. Nyeri Punggung. Jakart:
Erlangga
Misnadiarly. 2007. Obesitas Sebagai Faktor
Risiko Beberapa Penyaki. Jakarta:
Pustaka.
Nurrahmani, Ulfah. 2012. Stop Hipertensi.
Yogyakarta: Familia.
30