ANEMIA
OLEH :
KELOMPOK 6
1. NABILA
2. LALA ETSARI
3. INTAN PERMATA SARI
4. ULVIANDI
Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari
normal.Tingkat normal dari hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki dan wanita-
wanita.Untuk laki-laki, anemia secara khas ditetapkan sebagai tingkat hemoglobin yang kurang
dari 13.5 gram/100ml dan pada wanita-wanita sebagai hemoglobin yang kurang dari 12.0
gram/100ml.
Hemoglobin adalah pigmen merah yang memberikan warna merah yang dikenal pada sel-
sel darah merah dan pada darah.Secara fungsi, hemoglobin adalah senyawa kimia kunci yang
bergabung dengan oksigen dari paru-paru dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel
seluruh tubuh.Oksigen adalah penting untuk semua sel-sel dalam tubuh untuk menghasilkan
energi. Pada saat terjadi anemia transportasi oksigen akan terganggu dan jaringan tubuh orang
Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan sehingga
tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah yang berkualitas.
Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari
sumsum tulang yang luas juga dapat menyebabkan anemia.Pada pasien dengan gagal ginjal
mungkin kekurangan hormon yang diperlukan untuk menstimulasi produksi sel darah merah oleh
anemia.
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah,
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan
patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
a. Anemia aplastik
Anemia aplastik adalah anemia akibat penurunan tingkat sel darah merah yang disebabkan
oleh ketidakmampuan sel induk dalam sumsum tulang belakang untuk memproduksisel-sel baru.
Penyebab:
a) agen neoplastik/sitoplastik
Gejala-gejala:
Anemia pada penyakit ginjal adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi
eritropoietin. Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun
defisiensi eritopoitin
Penyebab:
Gejala-gejala:
c. Anemia pada penyakit kronis Anemia pada penyakit kronis adalah anemia yang terjadi
sekuestrasi besi di dalam system RES karena inflamasi. Sekuestrasi ini berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dependen besi atau untuk memperkuat aspek
imunitas penjamu.
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik
normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi
d. Anemia defisiensi besi Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya
cadangan besi tubuh sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis, berkurang. yang pada akhirnya
Penyebab:
hemoroid, dll.)
Gejala-gejalanya:
e. Anemia megaloblastik Anemia megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena disebabkan
Penyebab:
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi
. Penyebab:
d) Proses autoimun
e) Reaksi transfusi
f) Malaria
a) Menggigil
b) Demam
c) Perasaan melayang
2. Perdarahan
6. Penyinaran
8. Genetik
10. Obat – obatan dan zat kimia : agen kemoterapi, zat kimia toksik.
Anemia adalah sebagian akibat produksi sel darah merah yang tidak mencukupi dan
sebagian lagi akibat sel darah merah yang prematur, kehilangan darah, kurang nutrisi dan
herediter. Semuanya ini mengakibatkan gangguan atau kerusakan pada sumsum tulang.Sel darah
merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi seperti pada berbagai kelainan hemolitik.Karena
jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke
jaringan.Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih), seperti pada perdarahan,
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah gelisah, diaforesis (keringat dingin),
takikardia, sesak nafas, kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau syok.Takikardia dan bising
jantung (suara yang disebabkan oleh kecepatan aliran darah yang meningkat.Angina (sakit dada),
khususnya pada penderita yang tua dengan stenosis koroner, dapat diakibatkan karena iskemia
miokardium.Pada anemia berat, dapat menimbulkan payah jantung kongestif sebab otot jantung
kekurangan oksigen dengan beban kerja jantung yang meningkat.Dispnea, nafas pendek dan
cepat, lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman
O2.Sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinitus (telinga berdengung) dapat menggambarkan
berkurangnya oksigenisasi pada susunan saraf pusat.Pada anemia yang berat dapat juga timbul
Gejala-gejala ini adalah anoreksia, nausea, konstipasi atau diare dan stomatitis.
Penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi, dikenal dengan nama hemolisis, terjadi bila
gangguan pada sel darah merah itu sendiri yang memperpendek hidupnya atau 9 karena
perubahan lingkungan yang mengakibatkan penghancuran sel darah merah. Keadaan dimana sel
erithropoesis Kegagalan sumsum tulang belakang Kegagalan pembentukan sel darah merah
1. Pusing
2. Mudah berkunang-kunang
3. Lesu
4. Aktivitas kurang
5. Rasa mengantuk
6. Susah konsentrasi
7. Cepat lelah
9. Konjungtiva pucat
11. Anoreksia
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Retikulosit
4. Bilirubin
5. Eritrosit
6. Trombosit
7. Leukosit.
8.Pemeriksaan feses
9. Pemeriksaan urine
Secara umum :
1. Pemberian suplemen yang mengandung Zat besi, vitamin B12, dan vitamin-
1. Anemia aplastik:
ATG ) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7-10 hari. Prognosis buruk jika transplantasi
sumsum tulang tidak 12 berhasil. Bila diperlukan dapat diberikan transfusi RBC rendah leukosit
Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat Ketersediaan
eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak
mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi Dengan pemberian makanan yang adekuat.Pada defisiensi besi
diberikan sulfas ferosus 3 x 10 mg/hari. Transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang dari 5 gr
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup pasien
yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1
6. Anemia pasca perdarahan ; Dengan memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan
darurat diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.
yang hemolisis.
1. Gagal jantung Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrient dan oksigen
2. parestesia 13 parestesia adalah sensasi abnormal berupa kesemutan, tertusuk, atau terbakar
pada kulit yang umumnya dirasakan di tangan, kaki, lengan, dan tungkai.
3. Kejang Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari
aktivitas neuronal yang abnormal dan sebagai pelepasan listrik serebral yang berlebihan.
2.9 Manifestasi
Sistem organ yang dapat terkena anemia dapat menimbulkan manifestasi klinis yang luas
tergantung pada usia, mekanisme kompensasi, kecepatan timbulnya anemia, tingkat aktivitasnya,
keadaan penyakit yang mendasari dan beratnya anemia (Wijaya & Putri, 2013). Manifestasi
Pendarahan akut merupakan akibat kehilangan darah lebih cepat terjadi karena reflek
kardiovaskuler fisiologis berupa kontraksi arteriola, pengurangan aliran darah. Gejala yang
timbul tergantung cepat dan banyaknya darah yang hilang dan tubuh masih dapat melakukan
kompensasi. Kehilangan darah sebanyak 12-15% akan tampak gejala pucat, takikardi,
Kehilangan darah sebanyak 15-20% dapat mengakibatkan tekanan darah menurun dan
dapat terjadi syock yang masih reversible. Kehilangan darah lebih dari 20% dapat
menimbulkan syock yang irreversible dengan angka kematian tinggi. Pendarahan kronik,
hemodelusi.
2. Anemia defisiensi
a. Anemia defisiensi besi (DB) Pucat merupakan tanda yang paling sering, bila
hemoglobin menurun sampai 5g/dl iritabilitas dan anorexia, takikardi dan bising usus
menurun. Pada kasus berat akan mengakibatkan perubahan pada kulit dan mukosa yang
progresif seperti lidah yang halus, terdapat tanda-tanda malnutrisi. Hasil laboratorium
kepribadian dan hilangnya daya ingat. Gambaran darah seperti anemia pernisiosa tetapi kadar
vitamin B 12 serum normal dan asam folat serum rendah, biasanya kurang dari 3ng/ml.
Menentukan diagnose adalah kadar folat sel darah merah kurang dari 150ng/ml.
3. Anemia hemotolik
Anemia ini bervariasi dari yang anemia ringan sampai dengan anemia yang berat dan bisa
mengancam jiwa. Keluhan pada anemia ini adalah fatigue dapat terlihat bersama gagal jantung
kongestif dan angina. Biasanya ditemukan icterus dan spleno megali. Jika pasien mempunyai
penyakit dasar seperti LES atau Leukimia Limfositik Kronik, gambaran klinis pasien tersebut
dapat terlihat.
Manifestasi klinik beragam mulai beragam mulai dari anemia hematolik neonatus berat
sampai ringan, hemolisis yang terkompensasi dengan baik dan tampak pertama pada dewasa.
Manifestasi klinis sangat beragam tergantung dari jenis kekurangan enzim, defisiensi enzim
glutation reductase kadang disertai trombopenia dan leukopenia disertai kelainan neurologis.
Defisiensi piruvatkinase khasnya ada peningkatan kadar 2,3 difosfogliserat. Defesiensi Triose
Phosphate-Isomerase (TPI) gejala menyerupai sferositosis, tetapi tidak ada peninggian fragilitas
c. Sferositosis herediter
Sferositosis herediter menyebabkan penyakit hematolik pada bayi baru lahir dan tampak
dengan anemia dan hyperbilirubinemia yang cukup berat. Sebagian penderita tidak terdapat
gejala sampai dewasa sedangkan sebagian lainnya mungkin mengalami anemia berat yang pucat,
icterus, lesu dan intoleransi aktivitas. Hasil hemolisis yaitu retikulositosis dan hiperbirubinemia.
Kadar Hb biasanya 6-10g/dL. Angka retikulositosis sering meningkat sampai 6-20% dengan
nilai 10%. Eritrosit pada apus darah tepi berukuran bervariasi dan terdiri dari retikulosit
d. Thalasemia
Anemia berat tipe mikrositik dengan limpa dan hepar yang membesar. Pada anak
biasanya disertai keadaan gizi yang buruk dan mukanya memperlihatkan fasies mongoloid.
Jumlah retikulosit dalam darah meningkat. Hasil laboratorium thalasiemia ß HbF>90% tidak ada
Hb A. Pada thalasiemia –a anemianya tidak sampai memerlukan transfusi darah, mudah terjadi
a. Darah
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang berada dalam ruang vaskuler,
karena peranannya sebagai media komunikasi antar sel ke berbagai bagian tubuh dengan dunia
luar karena fungsinya membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari
jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrein dari saluran cerna ke jaringan
kemudian menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi seperti ginjal, menghantarkan
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen
yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan
nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem
imun yang bertujuan 7 mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari
sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah terdiri dari dua komponen,yaitu plasma
darah dan sel-sel darah. Banyaknya volume darah yang beredar di dalam tubuh manusia 8% dari
berat badan atau sekitar 5600 cc pada orang yang bobot tubuhnya 70kg. Dari 5600 cc darah
tersebut sekitar 55% adalah plasma darah dan sekitar 45% adalah sel-sel darah. Darah adalah
suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnannya merah. Warna
merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida
di dalamnya. Darah yang banyak mengandung karbondioksida warnanya merah tua. Adanya
oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada
b. Karakteristik darah
Karakteristik umum darah meliputi warna, viskositas, pH, Volume dan komposisinya
warna, darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigenyang berkaitan dengan
hemoglobin dalam sel darah merah. Viskositas, viskositas darah 3/4 lebih tinggi dari pada
viskositas air yaitu sekitar 1.048 sampai 1.066. pH, pH darah bersifat alkaline dengan pH
7.35 sampai dengan 7.45 (netral 7.00). Volume, pada orang dewasa volume darah sekitar 70
sampai 75 ml/kgBB, atau sekitar 4 sampai 5 liter darah. Komposisi, darah tersusun atas dua
komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah (Wiwik & Andi, 2009).
c. Bagian-bagian darah
1) Eritrosit (Sel darah merah) Merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti,
ukurannya 0.007 mm, tidak bergerak, banyaknya kira-kira 4,5-5 juta/mm³, warnanya
adalah 8 protein pigmen yang meberi warnamerah pada darah. Hemoglobin terdiri atas
protein yang di sebut globin dan pigmen non-protein yang disebut heme, setiap eritrosi
mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sifatnya kenyal sehingga dapat
berubah bentuk sesuai dengan pembuluh darah yang dilalui.Sel darah merah memerlukan
Wanita memerlukan lebih banyak zat besi karena beberapa diantaranya dibuang
sewaktu menstruasi. Sewaktu hsmil diperlukan zat besi dalam jumlah yang lebih banyak
lagi untuk perkembangan janin dan pembuatan susu.Sel darah merah dibentuk didalam
sumsum tulang, terutama dari tulang pendek, pipih, dan tak beraturan dari jaringan
konselus pada ujung tulang pipa dan dari sumsum dalam batang iga-iga dan dari
sternum.Perkembangan sel darah dalam sumsum tulang melalui berbagai tahap mula-
mula besar dan berisi nukleus tetapi tidak ada hemoglobin; kemudian dimuati
hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan baru diedarkan ke dalam sirkulasi
darah. Rata-rata panjang hidup sel darah merah kira-kira 115 hari. Sel menjadi usang dan
Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai
protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan
untuk digunakan dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin
diubah lagi menjadi bilirubin (pigmen kuning) dan biliverdin yaitu yang berwarna
kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada
luka memar. Bila terjadi perdarahan maka sel merah 9 dengan hemoglobinnya sebagai
pembawa oksigen, hilang. Pada perdarahan sedang, sel-sel itu diganti dalam waktu
beberapa minggu berikutnya. Tetapi bila kadar hemoglobin turun sampai 40% atau
dibawahnya, maka diperlukan tranfusi darah. Berfungsi mengikat oksigen dari paru-paru
untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan
(eritropoesis) terjadi di sumsum tulang dan memerlukan besi, Vit B12, asam folat,
piridoksin (vit B6), di pengaruhi oleh O₂ dalam jaringan, masa hidup 120 hari, eritrosit
menghasilkan bilirubin dan besi. Besi berkaitan dengan protein (transferin) dan diolah
2) Leukosit (Sel darah putih) Berbentuk bening, tidak bewarna, memiliki inti, lebih besar
dari sel drah merah (eritrosit), dapat berubah dan bergerak dengan perantaraan kaki palsu
putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat, sekitar 7000-25000 sel per tetes.
Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000 (rata-rata 8000) sel
darah putih. Leukosit selain berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh
jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini
disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar
dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. 10 Rentang
kehidupan leukosit setelah di produksi di sumsum tulang, leukosit bertahan kurang lebih
satu hari di dalam sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam jaringan
selama beberapa hari, beberapa minggu, atau beberapa bulan, tergantung jenis
leukositnya. Berfungsi sebagai pertahan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit
pembikannya di dalam limpa dan kelenjar limfe, sebagai pengangkut yaitu mengangkut
membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.
mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong,
warnanya putih, normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm³. Bagian inti yang
merupakan fragmen sel tanpa nukleus yang berasal dari sumsum tukang. Ukuran
trombosit mencapai setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu
membran plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan dengan
yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit memiliki masa hidup
dalam darah antara 5-9 hari. Trombosit yang tua atau mati di ambil dari sistem perdaran
darah, terutama oleh makrofag jaringan. Lebih dari separuh trombosit diambil oleh
makrofag dalam limpa, pada waktu darah melewati organ tersebut. Di dalam plasma
darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah
yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila 11 tubuh mendapat luka.
Ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan akan mengeluarkan zat
dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin
yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang
akan menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin ini dibuat di
dalam hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K
penting untuk pembekuan darah.Berfungsi memegang peranan penting dalam pembekuan
darah (hemostatis). Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak
bagian darah yang cair, tersusun dari air 91%, protein plasma darah 7%, asam amino,
lemak, glukosa, urea, garam sebanyak 0,9%, dan hormon, antibodi sebanyak 0,1%.
Protein Plasma mencapai 7% dari plasma dan merupakan satu-satunya unsur pokok
plasma yang tidak dapat menembus membran kapiler untuk mencapai sel. Ada 3 jenis
paling kecil. Albumin di sintesis di dalam hati dan bertanggung jawab untuk tekanan
osmotik koloid darah. Mempertahankan tekanan osmotik agar normal (25 mmHg).
b. Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma. Alfa dan beta globulin
disintesis di hati, dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid, beberapa
makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan
selain itu plasma darah juga menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit atau zat
antibodi.
2.11 WOC ANEMIA
B. ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
I. Identitas Klien meliputi : nama, tempat tanggal lahir. Agama, pekerjaan, alamat,
suku/bangsa dan nomor RM.
II. Identitas penangung jawab : nama, alamat, agama, pekerjaan, hubungan dengan
klien
III. Riwayat penyakit
DO:
· kulit klien terlihat pucat
· nafas klien cepat
· rambut klien kering, mudah
putus, menipis, tumbuh uban
secara prematur
· Kuku klien mudah patah dan
berbentuk seperti sendok
(koilonika)
· Terdapat Edema perifer pada
klien
· Membran mukosa klien tampak
kering
· Pada klien Ekstremitas terasa
dingin
DS: ketidakseimbangan antara Intoleransi Aktifitas
Klien mengatakan bahwa suplai dan kebutuhan
ia oksigen
merasakan lemah dan
letih
Klien mengatakan klien
merasanyeri dan sakit
kepala
Klien mengatakan bahwa
terjadi penurunan semangat
untuk bekerja
Klien mengatakan bahwa
klien mudah letih saat
bekerja
DO:
Klien terlihat meringis
menahan nyeri
Klien terlihat lesu, lemah
Klien terlihat mengatuk,
ptosis Kehilangan tonus
otot
Palpitasi, takikardi,
Npeningkatan
TD Parastesia, ataksia
DS: ketidakmampuan Defisit nutrisi
Klien mengeluh sulit mencerna makanan
menelan
Klien mengeluh tidak
nafsu makan
Klien menyatakan mual
Klien mengeluh mulutnya
terasa nyeri
DO:
Mukosa Mulut klien
tampak kering dan
pecah-pecah
BB klien menurun
Klien terlihat lemah
Kulit klien tampak kering
danpecah-pecah
Definisi : penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu
metabolisme tubuh