Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

Disusun Oleh:

Kelompok 2/PGMI B/SEM V


➢ Rizka Khailiyani 2019.246
➢ Rosalina 2019.249
➢ Saftiah 2019.25

Mata Kuliah: Media Pembelajaran


Dosen Pengampu: Drs. Hadi Susiyono, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS KEGURUAN ILMU TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAUDATUL AKMAL
BATANG KUIS
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tim penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
masih memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang dilakukan untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah Media Pembelajaran. Judul makalah yang kami buat
tentang “Sejarah dan Perkembangan Media Pembelajaran”.
Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami selaku tim penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Hadi Susiyono, M. Pd selaku dosen
program studi PGMI atas bimbingan dan arahannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang bersifat membangun kami
terima dengan senang hati. Akhirnya, hanya kepada Tuhan kami serahkan segalanya.
Mudah-mudahan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita
semua.

Batang Kuis, 15 Oktober 2021


Penulis,

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2
2.1 Pengertian Media Pembelajaran....................................................... 2
2.2 Tujuan Media Pembelajaran ............................................................ 3
2.3 Manfaat dan Kegunaan Media Pembelajaran .................................. 4
2.4 Sejarah Perkembangan Media Pembelajaran ................................... 6
2.5 Latar Belakang Media Pembelajaran ............................................... 7
2.6 Dasar atau Landasan Penggunaan Media Pembelajaran .................. 8
2.7 Urgensi Media Pembelajaran ........................................................... 11
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 12
3.2 Saran................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media
seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru atau fasilitator
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru atau fasilitator perlu
mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan
pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan
berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit
mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya
tidak perlu terjadi jika setiap guru atau fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan mengenai media pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran?
2) Apa saja tujuan dari media pembelajaran?
3) Apa saja manfaat dan kegunaan media pembelajaran?
4) Bagaimana sejarah perkembangan media pembelajaran?
5) Bagaimana latar belakang media pembelajaran?
6) Apa urgensi dari adanya media pembelajaran?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran.
2) Untuk mengetshui tujuan media pembelajaran.
3) Untuk mengetahui manfaat dan kegunaan media pembelajaran.
4) Untuk mengetahui sejarah perkembangan media pembelajaran.
5) Untuk mengetahui latar belakang media pembelajaran.
6) Untuk mrngetahui urgensi media pembelajaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media Pembelajaran


Definisi media pembelajaran. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata
medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya
komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997;
Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai
pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996).
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara
harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber
pesan dengan penerima pesan.

Berikut definisi media pembelajaran menurut para ahli diantaranya:


1. Gagne (dalam Shofyan, 2010) Media pembelajaran yaitu berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berpikir.
2. Schramm (dalam sudrajat, 2008) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
3. Briggs (dalam sudrajat, 2008) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film,
video dan sebagainya.
4. AECT (Assosiation of Education and Communication Technology, 1977) (dalam
azhie, 2007), memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran yang
dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
5. Menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005: 8) menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi
antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.

2
Berdasarkan definisi diatas, maka yang dimaksud media pembelajaran adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa berupa sarana fisik/sarana
komunikasi dalam bentuk Audio, Visual, maupun Audio Visual yang dipergunakan
dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan pesan/informasi mengenai
materi pelajaran dari guru kepada para peserta didik agar peserta didik terpacu untuk
mencurahkan pikiran, perasaan, perhatian dan minatnya dalam proses pembelajaran
sehingga proses interaksi antara guru dan peserta didik dapat berlangsung secara tepat
guna dan berdaya guna serta merangsang pikiran, perasaan, perhatian.

2.2 Tujuan Media Pembelajaran


Tujuan pembelajaran (instructional objective) adalah perilaku hasil belajar yang
diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran tertentu.

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah sebagai


berikut:
a) Mempermudah proses pembelajaran di kelas;
b) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran;
c) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar;
d) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran;
e) Membantu/memudahkan guru dalam menyampaikan pesan/informasi dari
materi pelajaran yang disampaikan agar lebih mudah dipahami oleh peserta
didik;
f) Membantu/memudahkan peserta didik dalam memahami maksud dari isi
materi pelajaran yang disajikan/disampaikan oleh guru.

Jadi intinya, tujuan media pembelajaran adalah mempermudah, meningkatkan


efisiensi, membantu konsentrasi pembelajar dalam pembelajaran, serta membantu
mempermudah guru dalam menyampaikan pesan dan peserta didik dalam menerima
pesan.

3
2.3 Manfaat dan Kegunaan Media Pembelajaran
Media Pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan:
1. Menghadirkan obyek sebenarnya dan obyek yang langkah.
2. Membuat duplikasi dari obyek yang sebenarnya.
3. Membuat konsep abstrak ke konsep konkret.
4. Memberi kesamaan persepsi.
5. Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak.
6. Menyajikan ulang informasi secara konsisten.
7. Memberi suasana yang belajar yang tidak tertekan, santai, dan menarik.

Selain fungsi diatas, Livie dan Lentz (1982) mengemukakan 4 fungsi media
pembelajaran yaitu:
1. Fungsi atensi berarti media visual merupakan inti, menarik dan mengrahkan
perhatian pembelajar akan berkosentrasi pada isi pelajaran.
2. Fungsi afekti maksudnya media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmaran
pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar.
3. Fungsi kognitif yaitu mengungkapkan bahwa lambang visual mempelancar
pencapaian tujuan dalam memahami dan mendengar informasi.
4. Fungsi kompensatoris yaitu media visual memberikan konteks untuk
memahami teks dan membantu pembelajr yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

➢ Manfaat media pembelajaran matematika.


1. Menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak nyata)
menjadi konkret nyata.
2. Memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat
berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya.
3. Mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang.
4. Memungkinkan adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar
terhadap suatu materi pembelajaran atau obyek.

4
5. Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi,
aktivitas, dan kreativitas belajar siswa.
6. Membantu siswa belajar secara individual, kelmpok, atau klasikal.
7. Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapkan
kembali dengan cepat dan tepat.
8. Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi pembelajaran
sehingga siswa mudah mengerti.
9. Mengatasi ruang, waktu dan indera.

Menurut Encylopedia of Educational Research dalam Humalik (1989: 15)


menyebutkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah:
1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret unuk berpikir, oleh karena itu
mengurangi “verbalisme”.
2. Memperbesar perhatian para siswa.
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh
karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri dikalangan siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, hal ini terutama
terdapat dalam gambar hidup.
6. Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu
perkembangan kemampuan berbahasa.
7. Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan
cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam
serta keragaman yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak
dalam belajar.

Dari berbagai macam fungsi dan manfaat dapat di ambil intisarinya bahwa
fungsi, manfaat dan kegunaan media pembelajaran menghadirkan dan membuat
duplikasi dari obyek yang sebenarnya, yang langkah, dari yang abstrak ke konkret serta
member dan mengatasi dari persepsi yang berbeda ke yang sama, dari hambatan, waktu

5
dan jarak serta menyajikan ulang informasi secara kontinew agar suasana belajar bisa
nyaman, santai, menarik dan tidak tertekan.

2.4 Sejarah Perkembangan Media Pembelajaran


Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk
memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian
bertambah dengan adanya buku. Pada masa itu kita mengenal tokoh bernama Johan
Amos Comenius yang tercatat sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar
yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku tersebut berjudul Orbis Sensualium Pictus
(Dunia Tergambar) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1657. Penulisan buku itu
dilandasi oleh suatu konsep dashjhgar bahwa tak ada sesuatu dalam akal pikiran
manusia, tanpa terlebih dahulu melalui penginderaan.
Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar yang dapat
memberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagi siswa melalui
semua indera, terutama indera pandang-dengar. Kalau kita amati lebih cermat lagi, pada
mulanya media pembelajaran hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru
dalam kegiatan mengajar (teaching aids). Alat bantu mengajar yang mula-mula
digunakan adalah alat bantu visual seperti gambar, model, grafis atau benda nyata lain.
Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkrit,
memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam belajar.
Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi
dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran. Usaha-
usaha untuk membentuk pembelajaran abstrak menjadi lebih konkrit terus dilakukan.
Dalam usaha itu, Edgar Dale membuat klasifikasi 11 tingkatan pengalaman belajar dari
yang paling konkrit sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal
dengan nama “Kerucut Penglaman” (Cone of Experience) dari Edgar Dale. Ketika itu,
para pendidik sangat terpikat dengan kerucut pengalaman itu, sehingga pendapat Dale
tersebut banyak dianut dalam pemilihan jenis media yang paling sesuai untuk
memberikan pengalaman belajar tertentu pada siswa. Pada akhir tahun 1950, teori
komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat audio visual. Dalam pandangan teori
komunikasi, alat audio visual berfungsi sebagai alat penyalur pesan dari sumber pesan
kepada penerima pesan. Begitupun dalam dunia pendidikan, alat audio visual bukan

6
hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga berfungsi sebagai
penyalur pesan belajar. Sayangnya, waktu itu faktor siswa, yang merupakan komponen
utama dalam pembelajaran, belum mendapat perhatian khusus.
Baru pada tahun 1960-an, para ahli mulai memperhatikan siswa sebagai
komponen utama dalam pembelajaran. Pada saat itu teori Behaviorisme BF. Skinner
mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini telah
mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil
proses pembelajaran. Produk media pembelajaran yang terkenal sebagai hasil teori ini
adalah diciptakannya teaching machine (mesin pengajaran) dan Programmed
Instruction (pembelajaran terprogram).
Pada tahun 1965-70, pendekatan sistem (system approach) mulai menampakkan
pengaruhnya dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Pendekatan sistem ini mendorong
digunakannya media sebagai bagian intregal dalam proses pembelajaran. Media, yang
tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu guru, melainkan telah diberi wewenang
untuk membawa pesan belajar, hendaklah merupakan bagian integral dalam proses
pembelajaran. Media, yang tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu guru,
melainkan telah diberi wewenang untuk membawa pesan belajar, hendaklah merupakan
bagian integral dari kegiatan belajar mengajar.

2.5 Latar Belakang Media Pembelajaran


Penggunaan perangkat keras di dalam kelas telah tersebar luas dan hal ini
menunjukan siswa diperlakuan seolah-olah adalah mesin dibanding manusia, ini karena
dehumanisasi dalam pengajaran atau proses pembelajaran. Bagaimanapun, penggunaan
perangkat keras dengan baik, teknologi pembelajaran modern dapat di indivualisasikan
dan dengan begitu proses ini sampai batas tertentu tidak dapat dicapai karena
mempertimbangkan kemanusiaan. Jika guru merasa pebelajar sebagai mesin, mereka
akan memperlakukan media dan teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan.
Contohnya, komputer dan internet telah mempengaruhi proses pembelajaran sampai
saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pembelajar telah berubah karena dipengaruhi
media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas. Perubahan ini sangat esensial,
karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji
media dan teknologi, dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa.

7
Learning belajar pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan
pembelajar telah berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di
dalam kelas. Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses
pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan teknologi dalam konteks
belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa. Learning belajar adalah proses
pengembangan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, atau pengembangan tingkah laku
sebagai interaksi indi.
Dalam sejarah, media dan teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan.
Contohnya, komputer dan internet telah mempengaruhi proses pembelajaran sampai
saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pembelajar telah berubah karena dipengaruhi
media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas. Perubahan ini sangat esensial,
karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji
media dan teknologi dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa.
Learning Belajar adalah proses pengembangan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan,
atau pengembangan tingkah laku sebagai interaksi individu, menyangkut fasilitas-
fasilitas fisik, psikologis, metode pembelajaran, media, dan teknologi. Belajar adalah
proses yang dilakukan sepanjang waktu oleh individu manapun.Dengan demikian,
belajar adalah proses yang melibatkan proses seleksi, pengaturan, dan penyampaian
pesan yang pantas kepada lingkungan dan bagaimana cara pebelajar berinteraksi dengan
informasi tersebut.

2.6 Dasar atau Landasan Penggunaan Media Pembelajaran


Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara
lain landasan filosofis, psikologis, teknologis dan empiris:
1. Landasan filosofis
Ada suatu pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media
hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang
kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran
akan terjadi dehumanisasi. Bukankan dengan adanya berbagai media
pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan
media yang sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain siswa
dihargai harkat kemanusiaanya diberi kebebasan untuk menentukan pilhan, baik

8
cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian,
penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat
tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap
siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak
manusia yang memiliki keprbadian, harga diri, motivasi, dan memiliki
kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain,maka baik menggunaka
media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan
tetap menggunakan pendekatan humanis.

2. Landasan psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka
ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat
mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping
memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna
persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi
hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut perlu:
Diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian
siswa serta memberikan kejelasan objek yang diamatinya. Bahan
pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Kajian psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajarai
hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan continum
konkret-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada
beberapa pendapat. Pertama, bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya
menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic
representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbol, yaitu
menggunakan kata-kata (symbolic representation). Hal ini juga berlaku tidak
hanya untuk anak, tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua, bahwa
sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses
penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang
paling nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, membuat jenjang konkrit-

9
abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman
nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan
ke siswa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media,
dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan
symbol. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk
kerucut pengalaman (cone of experiment).

3. Landasan teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan,
pengembangan, penerapan, pengelolaan, penilaian proses dan sumber belajar.
Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis
masalah, mencari cara pemecahan, melaksankan, mengevaluasi, dan mengelola
pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu
mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan
masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen system
pembalajaran yang telah disusun dalm fungsi desain atau seleksi, dan dalam
pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi system pembelajaran yang
lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media,
peralatan, teknik dan latar.

4. Landasan empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara
penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam
menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang
signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan
karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memilih tipe belajar visual
akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media
visual, seperti gambar, diagram, video, atua film. Sementara siswa yang memilih
tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio,
rekaman suara, atau ceramah guru. Akan kebih tepat dan menguntungkan siswa
dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual.

10
Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media
pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus
mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik
media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

2.7 Urgensi Media Pembelajaran


Urgensi media pembelajaran dalam era globalisasi dan peranan media sangat
penting dalam proses pembelajaran. Begitu pentingnya media dalam pendidikan, maka
sudah tentu didalam pendidikan kita perlu dilengkapi dengan media dan tidak
diterangkan saja secara verbal. Contoh lain yang biasa diambil adalah pemberian materi
tentang pelaksanaan haji. Pelajaran ini akan lebih dapat dipahami jika disajikan dalam
bentuk demonstrasi, melalui video/film, selain itu pelajaran membaca al-quran akan
lebih mantap dengan dibantu tape recorder yang merekam suara seseorang yang fasih
dalam membaca al-Quran. Begitu juga dengan pelajaran-pelajaran yang lainnya.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Definisi media pembelajaran, kata media merupakan bentuk jamak dari kata
medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya
komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997;
Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai
pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Tujuan media
pembelajaran adalah mempermudah, meningkatkan efisiensi, membantu konsentrasi
pembelajar dalam pembelajaran, serta membantu mempermudah guru dalam
menyampaikan pesan dan peserta didik dalam menerima pesan.
Fungsi dan kegunaan media pembelajaran menghadirkan dan membuat duplikasi
dari obyek yang sebenarnya, yang langkah, dari yang abstrak ke konkret serta memberi
dan mengatasi dari persepsi yang berbeda ke yang sama, dari hambatan, waktu dan
jarak serta menyjikan ulang informasi secara kontinew agar suasana belajar bisa
nyaman, santai, menarik dan tidak tertekan. Landasan penggunaan media pembelajaran,
antara lain landasasan filosofis, psikologis, teknologis dan empiris.

3.2 Saran
Dengan adanya media pembelajaran maka sudah seharusnya para pendidik harus
mampu menggunakan media pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran yang
diterapkan sehingga stimulus yang diterima oleh peserta didik dapat dengan mudah
ditangkap dan dimengerti oleh peserta didik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Website:

Sejarah dan Perkembangan Media Pembelajaran.


https://ikalestari.wordpress.com/2015/08/09/sejarah-dan-perkembangan-
media-pembelajaran/. Diakses Selasa, 12 Oktober 2021.

Sejarah Perkembangan Media Pembelajaran.


https://kelasonlineblog.wordpress.com/about/. Diakses Selasa, 12 Oktober
2021.

Jurnal:

Aurora Nandia, F., Waluyo, H. J., & Haryanto, S. (2017). Pengembangan media
pembelajaran sejarah berbasis media audio visual situs purbakala pugung
raharjo untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa kelas x sma negeri 1
kotagajah. Jurnal Ilmiah Dikdaya, 6(1), 29-45.

Mirzachaerulsyah, E. (2017). Pengembangan media pembelajaran sejarah berbasis


visualisasi situs Kota Lama Tegal untuk meningkatkan apresiasi cagar
budaya siswa SMA Negeri 3 Kota Tegal tahun 2015/2016 (Doctoral
dissertation, UNS (Sebelas Maret University)).

Munawar, A., & Suryadi, A. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah


Indonesia Berbasis Videoscribe Materi Kerajaan Islam Di Jawa Kelas X
Tahun Ajaran 2018/2019 Di SMA Negeri 3 Salatiga. Indonesian Journal of
History Education, 7(2), 174-184.

13

Anda mungkin juga menyukai