com
Diterjemahkan dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris - www.onlinedoctranslator.com
Dharmasisya
3-24-2021
internasionalmilik bersama
Abstrak
Fenomena privatisasi di dunia telah lama digagas oleh Amerika Serikat dan Inggris. Privatisasi
merupakan peralihan pengelolaan oleh negara kepada swasta, hal ini sangat wajar karena upaya
ini dinilai mampu menghasilkan perbaikan yang signifikan terkait peningkatan efisiensi
perusahaan negara yang dinilai kurang efisien dibandingkan perusahaan swasta. Privatisasi juga
telah dilakukan di Indonesia sejak tahun 1997 pasca krisis ekonomi dan dengan tujuan yang
sama untuk meningkatkan efisiensi BUMN. Dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3)
disebutkan bahwa negara menguasai cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menyangkut hajat hidup orang banyak yang dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. orang orang. Tidak semua bidang usaha yang dapat diprivatisasi di
Indonesia karena ada ketentuan konstitusi yang membatasi bidang-bidang yang dapat
diprivatisasi dan bidang-bidang usaha yang hanya dapat dilakukan oleh negara untuk
kesejahteraan rakyat. Tulisan ini akan membahas tentang konsep privatisasi di Indonesia
berdasarkan UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah yuridis-normatif dengan
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan. Data sekunder ini terdiri dari
bahan hukum primer berupa undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan privatisasi dan badan usaha milik negara, bahan hukum sekunder yang terdiri dari buku-
buku hukum dan pendapat ahli terkait privatisasi, dan bahan hukum tersier yang terdiri dari
kamus. hukum,
Kata kunci: BUMN; Efisiensi; Kesejahteraan Rakyat; Privatisasi
Abstrak
Fenomena privatisasi di dunia telah lama digagas dan dipelopori oleh Amerika Serikat dan Inggris. Privatisasi
merupakan peralihan pengelolaan oleh negara kepada swasta, hal ini sangat wajar karena upaya ini dinilai akan
menghasilkan perbaikan yang signifikan terkait peningkatan efisiensi BUMN yang dinilai kurang efisien
dibandingkan dengan perusahaan swasta. Privatisasi juga telah diterapkan di Indonesia sejak 1997 pasca krisis
ekonomi dan dengan tujuan yang sama untuk meningkatkan efisiensi BUMN. Dalam Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3)
UUD 1945 disebutkan bahwa negara menguasai suatu cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menyangkut hajat hidup orang banyak digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. orang orang.
Bidang usaha yang dapat diprivatisasi di Indonesia tidak seluruhnya karena ada ketentuan konstitusi yang
membatasi bidang yang dapat diprivatisasi dan bidang usaha yang hanya dapat dilakukan oleh negara untuk
kemakmuran rakyat. Tulisan ini akan membahas tentang konsep privatisasi di Indonesia berdasarkan UUD 1945 dan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Metode yang digunakan dalam penulisan
ini adalah yuridis-normatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan. Data
sekunder ini terdiri dari bahan hukum primer seperti UUD dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan privatisasi dan badan usaha milik negara, bahan hukum sekunder yang terdiri dari buku-buku hukum dan
pendapat ahli terkait privatisasi, serta bahan hukum tersier yang terdiri dari kamus hukum,
Kata kunci: BUMN;Efisiensi; Kesejahteraan Rakyat; Privatisasi
I. Pendahuluan
Fenomena privatisasi di dunia dimulai pada tahun 1980-an. Di Amerika Serikat,
pemerintahan Reagan mengeluarkan perintah baru: "Jangan hanya berdiri di sana, batalkan
sesuatu"Prinsip utama"kehancuran" adalah privatisasi aset dan layanan pemerintah. 1Di Inggris,
1Harvard Business Review, Apakah Privatisasi Melayani Kepentingan Umum?, diunduh pada
18
310
DHARMASISYA Vol. saya N0. 1 (Maret 2020)
DHARMASISYA
Jurnal Program Magister Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia
Volume 1 Nomor 1 (Maret 2020) 310-319
e-ISSN: xxxx-xxxx; p-ISSN: xxxx-xxxx
Pemerintah Perdana Menteri Margaret Thatcher menjual lebih dari 50 perusahaan (negara bagian) ke
sektor swasta.2Pergeseran pengelolaan oleh negara ke swasta sangat wajar karena akan menghasilkan
banyak perbaikan yang signifikan, seperti peningkatan efisiensi dan kualitas sisa kinerja pemerintah,
pengurangan pajak, dan pengurangan ukuran pemerintahan. 3
II. DISKUSI
1. Konsep Privatisasi
Dewasa ini konsep negara kesejahteraan (welfare state) mendominasi
perkembangan konsep negara hukum. Konsep ini lahir sebagai reaksi atas kegagalan
konsep negara penjaga malam (Nachtwachker). Pengertian negara kesejahteraan Lahir pada
abad ke-20, konsep ini berpandangan bahwa negara memiliki kewajiban dan menjamin
terciptanya kesejahteraan bersama dalam kehidupan masyarakat, baik yang menyangkut
kepentingan ekonomi, sosial, budaya, hukum, pendidikan, maupun politik. 5Sejak negara
berpartisipasi aktif dalam interaksi sosial, pekerjaan pemerintah menjadi lebih luas dan
banyak.6
Menanggapi pekerjaan pemerintah yang lebih luas, banyak negara di dunia telah
mengambil jalan untuk memberikan sebagian tanggung jawab mereka kepada sektor
swasta dengan melakukan privatisasi. Sebagai contoh, di Inggris, mantan perdana
menteri Margaret Thatcher memprakarsai privatisasi sektor publik pada tahun 1979,
sebagai tanggapan atas pergeseran paradigma dalam manajemen sektor publik sejak
Drucker meramalkan “kebangkrutan pemerintahan birokrasi”. Privatisasi Thatcher
adalah untuk memotong pemerintah untuk efisiensi dalam keuangan negara dan
layanan birokrasi yang lebih baik. Selama pemerintahan Thatcher, pemerintah Inggris
menjual lebih dari 40 BUMN besar termasuk British Petroleum, Britoil, Jaguar, British
Airways, Roll-Royce, dll, yang membantu Thatcher menyeimbangkan empat tahun
4Badan Pengembangan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Analisis dan Evaluasi Hukum
tentang Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), (Jakarta: BPHN RI, 2005)
5SF. Marbun, dkk, Dimensi Pemikiran Hukum Tata Usaha Negara, (Yogyakarta: UII Press, 2001),
Hal. 38.
6Ridwan HR,Hukum Tata Usaha Negara, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 11.
311
DHARMASISYA Vol. saya N0. 1 (Maret 2020)
DHARMASISYA
Jurnal Program Magister Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia
Volume 1 Nomor 1 (Maret 2020) 310-319
e-ISSN: xxxx-xxxx; p-ISSN: xxxx-xxxx
7David Osborne dan Peter Plastic, Mengusir Birokrasi: Lima Strategi untuk Menciptakan Kembali Pemerintahan,
diterjemahkan oleh Abdul Rosyid dan Ramelan, Pemangkasan Birokrasi: Lima Strategi Menuju Tata Kelola Wirausaha,
(Jakarta: Penerbit PPM, 2000), hlm. 67.
8Indra Bastian,Privatisasi di Indonesia: Teori dan Implementasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), hlm. 65.
Rian Nugroho Dwidjowijito dan Randy R. Wrihatnolo, Manajemen Privatisasi BUMN, (Jakarta: PT Elex
9
12Ibid.,Hal. 15.
13 David Osborne dan Ted Gaebler, Reinventing Government: Bagaimana Semangat Wirausaha Berubah
Sektor Publik, diterjemahkan oleh Abdul Rashid,Birokrasi Kewirausahaan: Transformasi Jiwa Wirausaha menjadi
sektor publik, (Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1995), hlm. 52-53.
312
DHARMASISYA Vol. saya N0. 1 (Maret 2020)
DHARMASISYA
Jurnal Program Magister Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia
Volume 1 Nomor 1 (Maret 2020) 310-319
e-ISSN: xxxx-xxxx; p-ISSN: xxxx-xxxx
e. Tata kelola yang berorientasi pada hasil: membiayai hasil, bukan input.
f. Tata kelola berorientasi pelanggan: memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan
birokrasi.
g.Entrepreneurial government: menghasilkan daripada membelanjakan.
h. Tata kelola antisipatif: mencegah daripada mengobati.
i. Tata kelola yang terdesentralisasi: dari hierarki ke partisipasi dan kerja tim.
j. Tata kelola berorientasi pasar: mendorong perubahan melalui pasar.
14Ibid.,Hal. 322-324.
15 David Osborne dan Ted Gaebler,Op. Cit., Benda. 54-55.
16Aminuddin Ilmar,Hak Menguasai Negara dan Privatisasi BUMN,(Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 15-16.
313
DHARMASISYA Vol. saya N0. 1 (Maret 2020)
DHARMASISYA
Jurnal Program Magister Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia
Volume 1 Nomor 1 (Maret 2020) 310-319
e-ISSN: xxxx-xxxx; p-ISSN: xxxx-xxxx
17Mohammad Hatta, Pelaksanaan UUD 1945 Pasal 33 dalam penjabaran Pasal 33 UUD 1945 Konstitusi, (Jakarta:
Mutiara, 1980), hlm. 28.
18Aminuddin Ilmar,Op.Cit., Hal. 48.
Dian Cahya Ningrum, Politik Hukum Peraturan Privatisasi dalam Undang-Undang Nomor
19
19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara,(Skripsi, Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, 2004), hlm. 27.
20Ibid,Hal. 28.
314
DHARMASISYA Vol. saya N0. 1 (Maret 2020)
DHARMASISYA
Jurnal Program Magister Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia
Volume 1 Nomor 1 (Maret 2020) 310-319
e-ISSN: xxxx-xxxx; p-ISSN: xxxx-xxxx
nasional, baik melalui regulasi sektoral maupun melalui kepemilikan negara atas unit-unit usaha tertentu dengan tujuan memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Penguasaan unit-unit tertentu oleh negara dilakukan dengan mendirikan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN). Selain menjalankan fungsi sosial yaitu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, BUMN juga
memposisikan diri sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian nasional bersama-sama dengan dunia usaha swasta dan
koperasi. Dwifungsi BUMN dapat dilihat dari maksud dan tujuan pendirian BUMN sebagaimana tertuang dalam rumusan Pasal 2 Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (UU BUMN) yang pada intinya memberikan kontribusi bagi pembangunan.
ekonomi nasional, mengejar keuntungan, melakukan manfaat. umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan
memadai untuk memenuhi kebutuhan banyak orang; menjadi pelopor kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh swasta dan koperasi;
berpartisipasi aktif dalam memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pengusaha dari golongan ekonomi lemah, koperasi, dan
masyarakat. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat banyak; menjadi pelopor kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh swasta dan koperasi;
berpartisipasi aktif dalam memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pengusaha dari golongan ekonomi lemah, koperasi, dan
masyarakat. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat banyak; menjadi pelopor kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh swasta dan koperasi;
berpartisipasi aktif dalam memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pengusaha dari golongan ekonomi lemah, koperasi, dan
masyarakat. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat banyak; menjadi pelopor kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh swasta dan koperasi;
berpartisipasi aktif dalam memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pengusaha dari golongan ekonomi lemah, koperasi, dan
masyarakat. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat banyak; menjadi pelopor kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh swasta dan koperasi;
berpartisipasi aktif dalam memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pengusaha dari golongan ekonomi lemah, koperasi, dan
masyarakat.
BUMN dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu Perusahaan Umum (Perum) dan
Perseroan Terbatas (Persero).22Perum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh
negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kepentingan umum berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip perseroan pengelolaan.23Sedangkan Persero adalah BUMN yang
berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi atas saham-saham yang seluruh atau
paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh Negara yang tujuan utamanya mengejar
keuntungan.24
Berdasarkan data Kementerian BUMN, hingga tahun 2016 total ada 118 BUMN yang
beroperasi di hampir semua sektor perekonomian. Namun, BUMN belum mampu
sepenuhnya menyediakan barang dan/atau jasa yang berkualitas tinggi kepada masyarakat
dengan harga terjangkau, dan belum mampu bersaing secara global, serta fungsi BUMN
sebagai pionir/pelopor dan sebagai penyeimbang kekuatan. sektor swasta besar belum
sepenuhnya dilaksanakan. Di sisi lain, perkembangan ekonomi dunia sangat dinamis,
terutama terkait dengan liberalisasi dan globalisasi perdagangan yang telah disepakati
oleh dunia internasional seperti kesepakatan World Trade Organization (WTO), ASEAN
Free Trade Area (AFTA) ,Perjanjian Kerangka Kerja ASEAN tentang Layanan, dan
Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC).25
BUMN perlu menumbuhkan budaya perusahaan dan profesionalisme guna
mengoptimalkan peran dan mempertahankan eksistensinya dalam perkembangan ekonomi
dunia yang semakin terbuka dan kompetitif dengan meningkatkan pengelolaan dan
pengawasannya. Pengelolaan dan pengawasan BUMN harus dilakukan berdasarkan prinsip-
prinsip tata kelola yang baik
21Aminuddin Ilmar,Op.Cit., Hal. 46.
22Pasal 9 UU BUMN.
23Pasal 1 angka 4 UU BUMN.
24Pasal 1 angka 2 UU BUMN.
25 Penjelasan Umum UU BUMN.
315
DHARMASISYA Vol. saya N0. 1 (Maret 2020)
DHARMASISYA
Jurnal Program Magister Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia
Volume 1 Nomor 1 (Maret 2020) 310-319
e-ISSN: xxxx-xxxx; p-ISSN: xxxx-xxxx
26Ibid.
27Ibid.
316
DHARMASISYA Vol. saya N0. 1 (Maret 2020)
DHARMASISYA
Jurnal Program Magister Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia
Volume 1 Nomor 1 (Maret 2020) 310-319
e-ISSN: xxxx-xxxx; p-ISSN: xxxx-xxxx
Persero.31
Privatisasi di Indonesia dilakukan dengan memperhatikan prinsip transparansi,
independensi, akuntabilitas, tanggung jawab, dan kewajaran. 32Secara tegas diatur
mengenai kriteria perusahaan yang dapat dan tidak dapat diprivatisasi sebagaimana
tercantum dalam Pasal 76 dan 77 UU BUMN. Persero yang dapat diprivatisasi harus
memenuhi kriteria industri/sektor usaha yang berdaya saing; atau yang elemen
teknologinya berubah dengan cepat. Beberapa aset/kegiatan Persero yang melaksanakan
kewajiban pelayanan publik dan/atau yang berdasarkan Undang-undang kegiatan usahanya
dilakukan oleh BUMN, dapat dipisahkan untuk digunakan sebagai penyertaan dalam
pendirian perusahaan dan dapat diprivatisasi. jika diperlukan.
Persero yang tidak dapat diprivatisasi adalah Persero yang bidang usahanya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dikelola oleh
BUMN, Persero yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara; Persero yang
bergerak di bidang tertentu yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat, Persero
yang bergerak di bidang sumber daya alam yang secara tegas dilarang untuk
diprivatisasi. Dalam amanat UU BUMN disebutkan bahwa privatisasi dapat dilakukan
dengan beberapa cara, seperti: i) penjualan saham berdasarkan ketentuan pasar modal,
ii) penjualan saham secara langsung kepada investor; dan iii) penjualan saham kepada
pimpinan dan/atau pegawai yang bersangkutan.33
Tata cara privatisasi BUMN menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi
Perseroan Terbatas adalah sebagai berikut.
31Pasal 74 UU BUMN.
32Pasal 75 UU BUMN.
33Pasal 78 UU BUMN.
317
DHARMASISYA Vol. saya N0. 1 (Maret 2020)
DHARMASISYA
Jurnal Program Magister Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia
Volume 1 Nomor 1 (Maret 2020) 310-319
e-ISSN: xxxx-xxxx; p-ISSN: xxxx-xxxx
kepemilikan aset.", dalam pengertian ideologis privatisasi "sebuah preferensi untuk kepemilikan
pribadi daripada kepemilikan publik. Para ekonom mengklaim bahwa efisiensi adalah ide utama
privatisasi karena perusahaan swasta selalu lebih efisien daripada perusahaan publik.
Menciptakan kembali Tata Kelolaadalah gagasan penataan kembali
pemerintahan, dengan reinventing birokrasi berdasarkan sistem kewirausahaan, yaitu
menciptakan organisasi dan sistem publik yang update terus menerus, meningkatkan
kualitas, melakukan reformasi yang bertujuan untuk membuat pemerintah siap
menghadapi tantangan dan menciptakan organisasi yang mampu meningkatkan
efektivitas mereka di masa depan. ..KeduaUUD 1945 memberikan dasar bahwa
penyelenggaraan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara dengan mendirikan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Selain menjalankan fungsi sosial yaitu
memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, BUMN juga
memposisikan diri sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian
nasional bersama-sama dengan dunia usaha swasta dan koperasi.
Bibliografi
Artikel
Maro'ah, Siti. (2008). Kebijakan Privatisasi dan Pengaruhnya Terhadap Makroekonomi
Indonesia,
Jurnal Neraca Ekonomi, Bisnis, Manajemen dan Akuntansi Volume 5 Nomor 9 2008,
Fakultas Ekonomi Muhammadiyah Surabaya.
Ningrum, Dian Cahya. (2004). Politik Hukum Peraturan Privatisasi dalam Undang-
Undang Nomor
19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Skripsi, Pasca Sarjana, Fakultas
Hukum Universitas Indonesia.
318
DHARMASISYA Vol. saya N0. 1 (Maret 2020)
DHARMASISYA
Jurnal Program Magister Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia
Volume 1 Nomor 1 (Maret 2020) 310-319
e-ISSN: xxxx-xxxx; p-ISSN: xxxx-xxxx
Nugraha, Safri. (2004).Privatisasi BUMN di Abad 20: Sebuah Langkah Maju atau
Ke belakang?. Jakarta: Lembaga Studi Hukum dan Ekonomi Fakultas
Hukum Universitas Indonesia.
Shirley, Mary M. Apa, Mengapa, dan Bagaimana Privatisasi: Perspektif Bank Dunia, Fordham
Tinjauan Hukum, Vol. 60 1992.
Tjager, I Nyoman,Dampak Privatisasi BUMN, Newsletter PPH, UU dan
Pembangunan, No. 70, September 2007.
Buku
Bastian, Indra. (2002). Privatisasi di Indonesia: Teori dan Implementasi, Jakarta: Salemba Empat HR, Ridwan.
(2011).Hukum Tata Usaha Negara. Jakarta: Raja Grafindo Persada Ilmar, Aminuddin. 2012. Hak Menguasai Negara
dan Privatisasi BUMN.Jakarta: Laporan Kencana Biro Analisis Anggaran dan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Sekjen DPR RI Tahun 2014
Mangkusbroto, Kuntoro. (2011).Privatisasi Sebagai Tren di Lingkungan Bisnis
BUMN.Jurnal Manajemen Teknologi, Volume 10, Nomor 2.
Marbun, SF. Dll (2001). Dimensi Pemikiran Hukum Tata Usaha Negara. Yogyakarta:
Pers UII
Plastik, Peter dan David Osborne. (2000). Mengusir Birokrasi: Lima Strategi untuk Menemukan Kembali
Pemerintah, diterjemahkan oleh Abdul Rosyid dan Ramelan, Pemangkasan Birokrasi:
Lima
Strategi Menuju Tata Kelola Kewirausahaan, Jakarta: Penerbit PPM.
PT. Danreksa. (1994). Pengalaman dan Tantangan Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Institusi
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rasyid, Abdul. (1995). Birokrasi Kewirausahaan: Transformasi Jiwa Wirausaha menjadi
Sektor publik, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Sibuea, Hotma P. (2010). Asas Rule of Law, Policy Regulation, dan Asas Umum Good
Governance, Jakarta: Erlangga Publisher.
Surya, Indra, dan Irsan Nasarudin. (2004). Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta:
tanggal.
Wrihatnolo, Randy R Randy R Rian Nugroho Dwidjowijito. (2008).Privatisasi Manajemen
BUMN. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Internet
Harvard Bisnis ulasan, melakukan Privatisasi Melayani Itu
publik Minat?,
Peraturan
Indonesia, UUD 1945
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara, Asing Nomor 7 Tahun 2003, TLN 4297
Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan
Perusahaan (Persero), LN Nomor 79 Tahun 2005, TLN 4528
319
DHARMASISYA Vol. saya N0. 1 (Maret 2020)