2
TEORI SEKURITISASI DAN
KEAMANAN LINGKUNGAN
HIDUP
Konsep sekuritisasi berpendapat bahwa
pemahaman tentang “keamanan (dalam)” pada
mulanya bersandar pada konstruksi yang terpisah
dari berbagai isu sebagai ancaman dan masalah
keamanan.
Langkah sekuritis didasarkan pada urgensi
ancaman dan berpendapat bahwa kelangsungan
hidup akan terancam jika prioritas tindakan tidak
diberikan.
langkah sekuritisasi hanya dapat dianggap berhasil
jika diterima oleh “audiens yang cukup” selama
tahap kedua dari proses sekuritisasi. Penerimaan
audienslah yang mengangkat isu di luar ranah
politik normal dan dengan demikian mengizinkan
penggunaan langkah-langkah dan sumber daya 3
yang luar biasa untuk mengatasi ancaman.
MASALAH KABUT ASAP di
INDONESIA PASCA - SOEHARTO
1
•Gerakan Sekuritas
4
• Asumsi umum dalam literatur sekuritisasi yaitu • Perubahan dalam distribusi otoritas negara
pemerintah pusat mempertahankan agensi utama atas telah menjadi subyek dari banyak perdebatan
proses sekuritisasi karena mereka mampu "berbicara ilmiah sejak berakhirnya rezim Suharto di mana
tentang keamanan" serta meluncurkan tindakan luar saat itu Indonesia telah membuat langkah
biasa. signifikan ke arah demokrasi.
• Dikatakan bahwa distribusi wewenang dalam masalah • Transisi negara ini menampilkan perombakan
negara khususnya di bidang politik lingkungan karena umum dan liberalisasi sistem politik, termasuk
“sifat beragam kerusakan lingkungan dan polusi,” yang pembentukan sistem multipartai, peningkatan
dapat berkisar “dari urusan terlokalisasi sepenuhnya kebebasan pers, dan pengenalan pemilihan
hingga sesuatu dengan dampak pada skala global” dan umum yang terbuka.
dengan demikian melibatkan berbagai aktor. • Lebih jauh lagi, demokratisasi Indonesia
mensyaratkan transformasi salah satu sistem
• Dengan demikian cara di mana otoritas lingkungan politik paling sentral di dunia (di mana
didistribusikan di dalam negara dikatakan memiliki kekuasaan politik sebagian besar
pengaruh mendalam pada "proses penetapan standar, terkonsentrasi di tangan Suharto dan kroni-
pemantauan, dan menjatuhkan sanksi untuk melindungi kroninya*) menjadi salah satu yang paling
lingkungan terdesentralisasi.
5
KESIMPULAN
Pemerintah Indonesia telah berupaya mengamankan kabut asap, sebuah fenomena yang
berdampak buruk bagi kesehatan jutaan orang di Indonesia, Singapura, dan Malaysia, sebagaimana serta
ekonomi negara-negara tersebut dengan mendeklarasikan "perang melawan kabut asap" dan kabut
sebagai ancaman terhadap kesejahteraan rakyatnya. Dalam konteks "perang melawan kabut asap"
adanya serangkaian hukum dan peraturan yang mengkriminalisasi pembukaan lahan gambut secara ilegal
oleh api dan juga melarang konversi sebagian besar lahan gambut Indonesia menjadi kelapa sawit
perkebunan minyak. Faktanya, kabut asap tetaplah sebuah fenomena tahunan terlepas dari upaya
sekuritising pemerintah dan meskipun tingkat kesadaran lingkungan meningkat di antara masyarakat
Indonesia. Tampaknya aktor penting dari negara dan di dalam sektor bisnis terus mengurangi urgensi
retorika kabut asap dan mungkin yang terpenting dari respons kebijakan terhadap ancaman. Tekanan
publik untuk perlindungan hutan Indonesia telah gagal melemahkan kekuatan mereka yang mendapat
manfaat dari eksploitasi sumber daya alam di Indonesia.
6
april@www.proseware.com