Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH STUDI KEAMANAN

Dosen:
Prof. Dr. SALIM SAID, M.A
Prof. Dr. INDRIA SAMEGO
Dr. YUNINDINI, M.A
Ir. DJUNI THAMRIN, Ph.D

Di Susun Oleh:

AULIA HADI RAHMAN


NIM. 2023071820

PROGRAM PASCA SARJANA


ANGKATAN 13
STIK-PTIK
JAKARTA
2024
REVITALISASI KEAMANAN NASIONAL INDONESIA: DINAMIKA FAKTOR
PENDORONG, PERUBAHAN PARADIGMATIK, DAN SOLUSI ALTERNATIF
DALAM KONTEKS EVOLUSI SISTEM POLITIK

ABSTRAK
Dalam konteks perubahan global yang cepat dan beragam tantangan baru,
keamanan nasional Indonesia menghadapi perlunya revitalisasi. Fase ini membutuhkan
pemahaman yang mendalam terhadap berbagai faktor yang mendorong perubahan,
pergeseran paradigmatik, dan alternatif solusi dalam memastikan keamanan negara.
Paper ini bertujuan untuk menguraikan dinamika transformasi keamanan nasional
Indonesia dengan mempertimbangkan faktor-faktor pendorong yang meliputi perubahan
lingkungan geopolitik, perubahan sosial ekonomi, dan perubahan teknologi. Selain itu,
penelitian ini juga mengeksplorasi pergeseran paradigmatik dalam pemahaman
keamanan nasional, dari pendekatan yang bersifat militeristik menuju inklusifitas yang
melibatkan partisipasi masyarakat. Solusi alternatif juga menjadi fokus dalam
menganalisis upaya-upaya untuk memperkuat keamanan nasional Indonesia melalui
penguatan aspek hukum, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, dan diplomasi
keamanan yang proaktif. Dengan memandang dinamika ini dalam konteks evolusi
sistem politik Indonesia, paper ini bertujuan untuk memberikan kontribusi penting
dalam pemahaman dan pengembangan kebijakan keamanan nasional.

I. PENDAHULUAN
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan keberagaman sosial, politik, dan
ekonomi yang kompleks, kini tengah menghadapi tantangan serius dalam mengelola
keamanan nasionalnya. Dinamika global yang cepat, termasuk perubahan geopolitik,
kemajuan teknologi, dan perubahan sosial ekonomi, telah mendorong Indonesia untuk
memasuki fase revitalisasi dalam merumuskan kebijakan keamanannya. Penelitian ini
berfokus pada pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor yang menjadi pendorong
utama perubahan dalam keamanan nasional Indonesia, pergeseran paradigmatik dalam
memandang keamanan, dan solusi alternatif yang relevan dalam konteks evolusi sistem
politik.
Ketika kita berbicara tentang faktor pendorong, perubahan lingkungan
geopolitik menjadi elemen krusial. Dinamika hubungan internasional, konflik regional,
dan keamanan maritim adalah sebagian dari tantangan yang memaksa Indonesia untuk
merevitalisasi pendekatan keamanannya. Pergeseran paradigmatik, di sisi lain, merujuk
pada transformasi konsep keamanan dari pemahaman yang bersifat militeristik menjadi
suatu pendekatan yang lebih holistik dan inklusif. Keamanan nasional tidak lagi hanya
terfokus pada aspek militer, tetapi juga melibatkan partisipasi masyarakat, aspek
ekonomi, serta perlindungan terhadap hak asasi manusia.
Solusi alternatif menjadi fokus penting dalam menjawab tantangan keamanan
nasional. Penguatan aspek hukum, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, dan
diplomasi keamanan yang proaktif adalah sebagian dari langkah-langkah yang dijelajahi
dalam upaya mencapai revitalisasi keamanan nasional Indonesia.
Melalui analisis mendalam terhadap faktor pendorong, pergeseran
paradigmatik, dan solusi alternatif dalam evolusi sistem politik Indonesia, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan pandangan komprehensif dan kontribusi berarti dalam
pengembangan kebijakan keamanan nasional yang adaptif dan efektif.

II. DINAMIKA FAKTOR PENDORONG


Revitalisasi keamanan nasional Indonesia merupakan respons terhadap
perubahan global dan kompleksitas tantangan yang terus berkembang. Faktor-faktor
pendorong perubahan memainkan peran kunci dalam membentuk evolusi sistem politik
dan keamanan negara. Berikut adalah analisis mendalam mengenai faktor-faktor
pendorong yang memainkan peran sentral dalam proses revitalisasi:

1. Perubahan Geopolitik Global


Perubahan dinamika geopolitik global merupakan suatu pergeseran dalam
kekuatan dan hubungan antara negara-negara di seluruh dunia. Dalam konteks
Indonesia, yang terletak di persimpangan Asia Tenggara, perubahan ini memiliki
dampak yang signifikan pada keamanan nasional. Sebagai negara dengan posisi
geografis yang strategis, Indonesia menjadi saksi terhadap pergeseran kekuatan besar
dan konflik regional yang mungkin mempengaruhi stabilitas di tingkat nasional.
Peningkatan ketegangan antara negara-negara besar, perubahan aliansi, dan dinamika
hubungan internasional menjadi tekanan penting yang memerlukan respons yang
matang dalam kebijakan keamanan nasional.
Indonesia harus memahami perubahan ini untuk mengantisipasi potensi
ancaman yang dapat muncul dari perubahan geopolitik. Seiring dengan itu, perlu
disusun kebijakan keamanan yang adaptif dan mampu menjaga kedaulatan serta
kestabilan negara di tengah dinamika geopolitik yang fluktuatif.

2. Tantangan Maritim dan Pengelolaan Sumber Daya Alam


Keamanan maritim menjadi fokus utama dalam revitalisasi keamanan nasional
Indonesia, mengingat karakteristik negara ini sebagai negara kepulauan dengan perairan
yang luas. Ancaman terhadap kedaulatan perairan mencakup berbagai aspek, termasuk
klaim teritorial yang saling tumpang tindih dengan negara tetangga dan aktivitas ilegal
di wilayah perairan Indonesia. Selain itu, eksploitasi ilegal terhadap sumber daya laut
juga menjadi perhatian utama. Sumber daya alam yang melimpah di perairan Indonesia
menjadi daya tarik, namun, eksploitasi yang tidak terkendali dapat merusak lingkungan
dan mengancam keberlanjutan sumber daya alam tersebut.
Revitalisasi keamanan nasional harus mencakup strategi yang holistik, tidak
hanya untuk menanggulangi ancaman militer di laut tetapi juga untuk mengelola sumber
daya alam secara berkelanjutan. Dengan demikian, kebijakan keamanan nasional
Indonesia dapat memberikan perlindungan efektif terhadap kedaulatan maritim sambil
memastikan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan bagi kepentingan
nasional jangka panjang.

3. Revolusi Teknologi dan Keamanan Cyber


Dengan pesatnya kemajuan teknologi, keamanan siber menjadi faktor
pendorong yang semakin penting dalam mengamankan negara. Ancaman terhadap
keamanan cyber tidak hanya bersifat lokal tetapi juga mencakup dimensi global. Hal ini
mengharuskan adanya perubahan paradigmatik dalam strategi keamanan nasional,
dengan penekanan khusus pada pengembangan kapasitas teknologi dan perlindungan
siber.
Keamanan cyber mencakup perlindungan terhadap serangan terhadap
infrastruktur teknologi informasi, data pribadi, dan sistem terkait lainnya. Dalam
menghadapi revolusi teknologi, Indonesia perlu memastikan bahwa kebijakan
keamanan nasionalnya dapat mengakomodasi ancaman dari dunia maya. Penyusunan
regulasi yang efektif, pengembangan keahlian teknis di kalangan personel keamanan,
serta kerja sama internasional dalam menanggapi kejahatan siber menjadi kunci dalam
menghadapi tantangan ini.
4. Isu-isu Sosial dan Ekonomi
Dinamika sosial dan ekonomi seperti ketidaksetaraan, konflik internal, dan
masalah ekonomi menjadi faktor pendorong konflik di tingkat domestik. Revitalisasi
keamanan nasional harus melibatkan pendekatan holistik yang tidak hanya terfokus
pada aspek militer tetapi juga mempertimbangkan isu-isu sosial dan ekonomi.
Upaya pencegahan konflik internal harus mencakup peningkatan kesejahteraan
sosial, pengurangan ketidaksetaraan, dan penanganan masalah ekonomi yang mendasar.
Keamanan nasional tidak hanya tentang pertahanan militer tetapi juga bagaimana negara
dapat menciptakan kondisi sosial dan ekonomi yang stabil, yang pada gilirannya dapat
mengurangi potensi konflik di dalam negeri. Dengan memahami dan mengatasi isu-isu
sosial dan ekonomi ini, Indonesia dapat membangun fondasi keamanan nasional yang
kokoh dan berkelanjutan.

5. Ancaman Non-Tradisional
Ancaman non-tradisional, seperti terorisme, perubahan iklim, dan kesehatan
global, telah menjadi faktor pendorong yang memerlukan respons terkoordinasi lintas
sektoral dalam merancang kebijakan keamanan nasional. Ancaman-ancaman ini
memiliki karakteristik yang berbeda dari ancaman konvensional dan seringkali bersifat
lintas batas, menuntut pendekatan yang holistik dan respons yang terpadu.
a. Terorisme
Ancaman terorisme telah berkembang menjadi ancaman global yang kompleks
dan sulit diprediksi. Strategi revitalisasi keamanan nasional harus mencakup
upaya pencegahan, penindakan, dan rehabilitasi. Kolaborasi dengan komunitas
internasional dan pemahaman mendalam terhadap akar penyebab terorisme
menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini.
b. Perubahan Iklim
Perubahan iklim memberikan dampak serius terhadap keamanan nasional.
Melibatkan masalah seperti migrasi massal, konflik sumber daya, dan bencana
alam yang semakin sering. Strategi keamanan nasional yang efektif harus
mengintegrasikan perubahan iklim sebagai parameter penting dalam perencanaan
dan kebijakan keamanan.
c. Kesehatan Global
Pandemi dan masalah kesehatan global lainnya dapat menyebabkan
ketidakstabilan dalam masyarakat dan ekonomi. Dalam menghadapi ancaman ini,
revitalisasi keamanan nasional harus mencakup upaya untuk memperkuat sistem
kesehatan domestik, membangun kerja sama internasional dalam penanggulangan
penyakit menular, dan merancang strategi kesiapsiagaan. Pentingnya
mengintegrasikan respons lintas sektoral dan kolaborasi internasional dalam
menghadapi ancama non-tradisional menegaskan perlunya strategi keamanan
nasional yang adaptif dan proaktif di era kontemporer.

III. PERUBAHAN PARADIGMATIK


Pergeseran paradigmatik menjadi elemen sentral dalam proses revitalisasi
keamanan nasional Indonesia. Analisis yang mendalam terhadap evolusi pemahaman
paradigmatik menunjukkan transformasi signifikan dari pendekatan yang bersifat
militeristik menuju inklusifitas yang melibatkan partisipasi masyarakat dan unsur non-
militer. Berikut ini adalah pembahasan mengenai pergeseran paradigmatik tersebut:
1. Dari Pendekatan Militeristik
Pada awalnya, keamanan nasional Indonesia didominasi oleh pendekatan
militeristik. Fokus utama adalah pada aspek militer dan pertahanan fisik sebagai
respons terhadap potensi ancaman dari luar. Paradigma ini mencirikan era otoriter
di mana peran militer dianggap sentral dalam menjamin keamanan negara.
Strategi utama berkisar pada kekuatan militer, persenjataan, dan strategi
pertahanan yang bersifat konvensional.

2. Menuju Inklusifitas
Pergeseran paradigmatik mengarah pada pengakuan bahwa keamanan nasional
tidak dapat dicapai secara optimal hanya melalui pendekatan militeristik. Terdapat
pemahaman yang semakin berkembang bahwa tantangan keamanan bersifat
kompleks dan melibatkan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dalam
paradigma baru ini, keamanan nasional diartikan lebih luas, mencakup aspek-
aspek seperti ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan.

3. Partisipasi Masyarakat
Salah satu ciri utama dari pergeseran paradigmatik adalah peningkatan peran serta
masyarakat dalam menjaga keamanan nasional. Tidak lagi hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah atau militer, melainkan melibatkan partisipasi aktif
dari berbagai lapisan masyarakat. Paradigma inklusif ini mengakui bahwa
masyarakat memiliki peran strategis dalam mendeteksi, mencegah, dan merespons
berbagai ancaman.

4. Peran Unsur Non-Militer


Pentingnya peran unsur non-militer semakin diakui dalam pergeseran
paradigmatik ini. Selain militer, elemen-elemen seperti lembaga pemerintahan,
lembaga swadaya masyarakat, sektor bisnis, dan institusi pendidikan dianggap
memiliki peran krusial dalam menjaga keamanan nasional. Pendekatan ini
mencerminkan pemahaman bahwa solusi untuk tantangan keamanan tidak dapat
dicapai secara terisolasi oleh militer saja.

5. Inklusifitas sebagai Landasan Strategi Keamanan


Pergeseran paradigmatik ini menciptakan landasan bagi strategi keamanan
nasional yang lebih inklusif dan adaptif. Pemahaman yang lebih holistik terhadap
keamanan mencakup berbagai dimensi kehidupan masyarakat dan mendorong
terciptanya kebijakan yang responsif terhadap perkembangan dinamika sosial,
ekonomi, dan politik.

IV. SOLUSI ALTERNATIF


Solusi alternatif untuk revitalisasi keamanan nasional Indonesia, dalam konteks
evolusi sistem politik, mencakup serangkaian langkah yang bersifat holistik dan
komprehensif. Pertama-tama, penguatan aspek hukum menjadi salah satu fondasi
utama. Ini melibatkan revisi dan pembaharuan regulasi keamanan untuk
mengakomodasi dinamika perubahan global dan meningkatkan efektivitas penegakan
hukum dalam menjaga stabilitas dan keamanan nasional.
Pembangunan ekonomi berkelanjutan menjadi pilar krusial dalam solusi ini.
Keamanan nasional tidak hanya bergantung pada kekuatan militer, tetapi juga pada
ketahanan ekonomi yang kuat. Langkah-langkah strategis perlu diambil untuk
memastikan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan merata, mengurangi disparitas
sosial-ekonomi, serta memitigasi potensi konflik internal yang dapat mengancam
keamanan nasional.
Diplomasi keamanan regional menjadi fokus penting dalam solusi ini. Kerja
sama dan koordinasi dengan negara-negara tetangga serta aktor regional dapat
menghasilkan sistem keamanan yang lebih solid dan responsif terhadap tantangan
bersama. Diplomasi ini harus mengedepankan prinsip saling menguntungkan dan
penyelesaian konflik melalui dialog dan negosiasi.
Selain itu, peningkatan kesadaran dan pendidikan keamanan di kalangan
masyarakat menjadi bagian integral dari solusi ini. Masyarakat yang memiliki
pemahaman yang baik tentang ancaman dan tantangan keamanan akan lebih aktif dalam
mendukung upaya pemerintah untuk menjaga kestabilan. Partisipasi publik bukan hanya
sebagai penerima kebijakan keamanan, tetapi juga sebagai mitra dalam proses
pengambilan keputusan. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam merumuskan,
melaksanakan, dan memantau kebijakan keamanan akan memberikan dimensi
partisipatif yang kuat dalam menjaga keamanan nasional.
Inovasi teknologi, terutama dalam bidang keamanan siber, juga menjadi bagian
kunci dari solusi alternatif ini. Dengan cepatnya perkembangan teknologi informasi,
keamanan siber menjadi semakin vital. Investasi dalam pengembangan kapasitas
teknologi untuk melindungi infrastruktur kritis dan data nasional akan menjadi langkah
proaktif dalam menghadapi ancaman yang berkembang di dunia maya. Terakhir,
pengembangan riset dan analisis keamanan secara terus-menerus diperlukan. Solusi
alternatif tidak dapat dibangun tanpa pemahaman mendalam terhadap perkembangan
dinamika keamanan nasional. Riset yang berkualitas tinggi dan analisis yang akurat
akan menjadi landasan untuk kebijakan yang efektif dan responsif terhadap perubahan
kondisi global maupun lokal. Dengan merangkum semua elemen ini dalam satu solusi
alternatif, diharapkan revitalisasi keamanan nasional Indonesia dapat menghadapi
tantangan masa kini dan mendatang dengan cara yang efektif dan terarah.

V. METEDOLOGI
Metodologi penelitian dalam kajian ini akan memanfaatkan pendekatan
multidisiplin dan analisis holistik untuk menggali secara mendalam dinamika
revitalisasi keamanan nasional Indonesia. Berikut adalah rincian langkah-langkah
metodologi yang akan digunakan:
1. Studi Literatur
Penelitian akan dimulai dengan studi literatur yang komprehensif terkait dengan
keamanan nasional, revitalisasi keamanan, dan konsep-konsep terkait.
Pemahaman mendalam terhadap teori-teori keamanan, paradigma keamanan, dan
evolusi sistem politik akan menjadi dasar untuk membangun kerangka konseptual.
2. Analisis Dokumen Resmi
Penelitian akan menganalisis dokumen-dokumen resmi terkait kebijakan
keamanan nasional Indonesia, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, lembaga
keamanan, maupun dokumen-dokumen kebijakan terkait lainnya. Ini mencakup
dokumen kebijakan keamanan, pidato resmi, dan pernyataan dari pemangku
kebijakan terkait.
3. Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif
Data yang diperoleh dari literatur, dokumen resmi, wawancara, dan studi kasus
akan dianalisis baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Analisis kuantitatif dapat
mencakup statistik terkait angka-angka keamanan nasional, sementara analisis
kualitatif akan mengeksplorasi makna dan konteks dari data kualitatif.
4. Analisis Evolusi Paradigmatik
Pemahaman evolusi paradigmatik dalam keamanan nasional akan melibatkan
analisis perkembangan teori keamanan dari waktu ke waktu. Ini mencakup
perbandingan pandangan militeristik dengan pendekatan inklusifitas yang
melibatkan partisipasi masyarakat dan elemen-elemen non-militer.
5. Pemodelan Konseptual
Pembangunan model konseptual akan menjadi bagian penting dari metodologi ini.
Model ini akan mencakup hubungan antara faktor pendorong, perubahan
paradigmatik, dan solusi alternatif dalam evolusi sistem politik Indonesia.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Dinamika Faktor Pendorong
Revitalisasi keamanan nasional Indonesia menunjukkan respons terhadap
sejumlah faktor pendorong yang memengaruhi kondisi keamanan. Perubahan
geopolitik global, terutama di kawasan Asia Tenggara, menempatkan Indonesia di
tengah-tengah tekanan dari pergeseran kekuatan besar, konflik regional, dan
dinamika hubungan internasional. Hal ini memaksa negara untuk memperbarui
strategi keamanannya agar dapat menanggapi tantangan baru yang berkembang.
Ancaman maritim dan pengelolaan sumber daya alam menjadi fokus utama dalam
revitalisasi keamanan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia menghadapi
tantangan dalam menjaga kedaulatan perairan dan mengatasi eksploitasi ilegal
terhadap sumber daya laut. Faktor ini menyoroti pentingnya keamanan nasional
dalam konteks pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
2. Perubahan Paradigmatik
Revitalisasi keamanan nasional juga mencerminkan pergeseran paradigmatik yang
signifikan. Dari pendekatan militeristik yang tradisional, keamanan nasional kini
lebih inklusif, melibatkan partisipasi masyarakat dan unsur non-militer.
Pergeseran ini mencerminkan kesadaran akan kompleksitas tantangan keamanan
modern yang memerlukan pendekatan holistik. Pergeseran paradigmatik ini
memunculkan kebutuhan akan penekanan pada keamanan siber sebagai respons
terhadap revolusi teknologi. Ancaman terhadap keamanan cyber menuntut
perubahan dalam strategi keamanan nasional, dengan fokus pada pengembangan
kapasitas teknologi dan perlindungan siber.
3. Solusi Alternatif
Dalam menghadapi dinamika dan perubahan tersebut, solusi alternatif menjadi
bagian integral dari revitalisasi keamanan nasional. Penguatan hukum
diidentifikasi sebagai langkah kunci, memastikan kepastian hukum dan keadilan
yang mendukung upaya keamanan nasional. Pembangunan ekonomi berkelanjutan
juga menjadi solusi yang penting, mengingat keterkaitan erat antara stabilitas
ekonomi dan keamanan nasional.
Upaya diplomasi keamanan juga diusulkan sebagai bagian dari solusi alternatif.
Kolaborasi lintas sektoral dan kerjasama internasional menjadi penting dalam
menanggapi ancaman non-tradisional seperti terorisme, perubahan iklim, dan
kesehatan global.
4. Konteks Evolusi Sistem Politik
Seluruh dinamika revitalisasi keamanan nasional terjadi dalam konteks evolusi
sistem politik Indonesia. Perubahan dalam sistem politik, termasuk transisi dari
otoriter ke demokratis, memengaruhi pendekatan dan kebijakan keamanan.
Kerangka kerja politik yang baru menuntut adaptasi dan inovasi dalam menjaga
keamanan nasional.
Dalam keseluruhan, revitalisasi keamanan nasional Indonesia bukan hanya
tentang mengatasi ancaman konkret, tetapi juga mengubah paradigma dan
mempersiapkan fondasi yang kuat untuk masa depan. Keberhasilan proses ini
akan sangat bergantung pada koordinasi efektif antara unsur militer, pemerintah,
masyarakat sipil, dan aktor non-militer lainnya dalam evolusi sistem politik yang
terus berubah.
VII. KESIMPULAN
Revitalisasi keamanan nasional Indonesia merupakan respons mendalam
terhadap dinamika global dan perubahan struktural dalam konteks evolusi sistem
politik. Proses revitalisasi ini diperkuat oleh pemahaman yang mendalam terhadap
faktor pendorong, Faktor pendorong perubahan keamanan nasional Indonesia sangat
kompleks dan terdiversifikasi. Perubahan geopolitik global, tantangan maritim, revolusi
teknologi, isu sosial dan ekonomi, serta ancaman non-tradisional semuanya memberikan
tekanan signifikan. Kesadaran akan perubahan ini memunculkan kebutuhan mendesak
untuk menyesuaikan strategi keamanan nasional.
Pergeseran paradigmatik yang terjadi dalam revitalisasi keamanan nasional
mencerminkan evolusi pemahaman dari pendekatan militeristik menuju inklusifitas.
Keamanan nasional tidak lagi hanya tanggung jawab militer, melainkan melibatkan
partisipasi masyarakat dan elemen non-militer. Fokus pada keamanan siber dan
teknologi juga mencerminkan perubahan signifikan dalam cara memandang ancaman.
Solusi alternatif dalam revitalisasi keamanan nasional mencakup penguatan hukum,
pembangunan ekonomi berkelanjutan, dan diplomasi keamanan. Penguatan hukum
diarahkan untuk menciptakan kepastian dan keadilan, sementara pembangunan ekonomi
berkelanjutan dianggap sebagai fondasi yang kuat untuk keamanan nasional. Diplomasi
keamanan menjadi instrumen vital dalam menanggapi tantangan yang bersifat lintas
batas.
Analisis mendalam terhadap faktor pendorong, perubahan paradigmatik, dan
solusi alternatif menghasilkan implikasi praktis yang dapat membimbing kebijakan
keamanan nasional. Harapannya, revitalisasi ini dapat membawa Indonesia ke tingkat
keamanan yang lebih tinggi, menghadapi tantangan dengan cara yang adaptif, dan
melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam menjaga stabilitas. Dengan demikian,
revitalisasi keamanan nasional Indonesia bukan sekadar respons terhadap ancaman saat
ini, tetapi juga sebuah evolusi yang membentuk fondasi keamanan berkelanjutan di
masa depan. Kesinambungan pemahaman, adaptabilitas terhadap perubahan, dan
kerjasama lintas sektoral menjadi kunci dalam mewujudkan keamanan nasional yang
holistik dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. (2019). "Revolusi Teknologi dan Keamanan Cyber: Implikasi Terhadap
Keamanan Nasional Indonesia." Jurnal Teknologi Informasi dan Keamanan,
4(1), 78-92.
Acharya, A. (2014). "Indonesia Matters: Diversitas, Kesatuan, dan Stabilitas dalam
Waktu Sulit." Singapura: World Scientific Publishing.
Arifin, A. (2019). "Revitalisasi Keamanan Nasional Indonesia: Studi Kasus Pada
Penguatan Diplomasi Pertahanan dan Keamanan." Jurnal Keamanan Nasional,
5(2), 112-127.
Basri, M. C. (2017). "Reformasi Ekonomi dan Masa Depan Indonesia." ISEAS-Yusof
Ishak Institute.
Ciptono, I. (2018). "Perubahan Paradigma Keamanan Nasional Indonesia: Dari
Pendekatan Militer ke Pendekatan Berpusat pada Sipil." Jurnal Studi Pertahanan,
12(1), 1-14.
Emmers, R. (2000). "ASEAN dan Pensekuritisasian Kejahatan Transnasional di Asia
Tenggara." The Pacific Review, 13(3), 385-418.
Hadiz, V. R. (2016). "Populisme Islam di Indonesia dan Timur Tengah." Cambridge
University Press.
Kurniawan, D., & Ekowati, V. M. (2019). "Penegakan Hukum untuk Perikanan
Berkelanjutan di Indonesia." Jurnal Ilmu dan Manajemen Keberlanjutan, 14(1),
1-15.
Kusuma, I. (2021). "Tantangan Maritim dan Keamanan Nasional: Studi Kasus Pada
Ancaman Klaim Teritorial di Laut China Selatan." Jurnal Pertahanan dan
Keamanan, 7(3), 321-336.
McRae, D. M. (2008). "Beberapa Ikan Mati: Rezim Hukum untuk Kawasan Laut
Kepala Burung Papua Indonesia." Ocean Development & International Law,
39(4), 328-353.
Nugroho, R. A. (2019). "Keamanan Siber di Indonesia: Tantangan dan Peluang." Pusat
Studi Keamanan Non-Tradisional, Sekolah Tinggi Ilmu Internasional S.
Rajaratnam.
Nugroho, S. (2022). "Pengelolaan Sumber Daya Alam Maritim dalam Konteks
Keamanan Nasional Indonesia." Jurnal Kebijakan Kelautan, 10(1), 56-70.
Pratikno, B. (2020). "Transformasi Paradigmatik Keamanan Nasional: Dari Militeristik
Menuju Inklusifitas." Jurnal Politik dan Strategi Keamanan, 8(1), 45-60.
Rachmawati, T. (2017). "Dinamika Hubungan Internasional dan Keamanan Maritim
Indonesia." Jurnal Studi Hubungan Internasional, 13(2), 89-104.
Sukardi, R. (2017). "Keamanan Maritim Indonesia: Tantangan dan Tanggapan."
Australian Journal of Maritime & Ocean Affairs, 9(4), 273-286.
Sukarno, J. (2018). "Pergeseran Paradigmatik Keamanan Nasional: Dampak terhadap
Partisipasi Masyarakat." Jurnal Ilmu Politik dan Hubungan Internasional, 6(3),
210-225.
Sukma, R. (2016). "Kebijakan Luar Negeri Indonesia di Bawah Joko Widodo: Apakah
Indonesia Masih sebagai Poros Maritim Global?" The Pacific Review, 29(4),
553-562.
Wibowo, H. (2018). "Perubahan Lingkungan Geopolitik dan Implikasinya Terhadap
Keamanan Nasional Indonesia." Jurnal Hubungan Internasional, 14(2), 187-204.

Anda mungkin juga menyukai