Anda di halaman 1dari 6

NAMA: RAHMATU SOLEHA

KELAS: TL 3A
NIM: 2203311010

1. Jelaskan secara singkat ketahanan ekonomi nasional


Jawab: Ketahanan ekonomi nasional merujuk pada kemampuan suatu negara untuk mengatasi
tantangan dan tekanan ekonomi serta menjaga stabilitasnya dalam jangka panjang. Hal ini
mencakup berbagai aspek, termasuk keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, diversifikasi sumber
daya, ketahanan terhadap fluktuasi pasar global, dan kemampuan untuk menghadapi krisis
ekonomi.
Aspek-aspek kunci dari ketahanan ekonomi nasional melibatkan keberlanjutan sektor ekonomi,
keberlanjutan lingkungan, keberlanjutan sosial, dan keberlanjutan keuangan. Negara yang
memiliki ketahanan ekonomi yang baik mampu mengurangi risiko terhadap guncangan eksternal,
mengelola utang dengan bijak, dan mengatasi tantangan sosial serta lingkungan.
2. Kekuatan ketahanan ekonomi indonesia
Jawab:
1. Keragaman Sumber Daya Alam: Indonesia memiliki kekayaan alam yang beragam, termasuk
migas, pertanian, pertambangan, dan keanekaragaman hayati. Ini membantu mengurangi
ketergantungan pada satu sektor ekonomi tertentu.
2. Pertumbuhan Ekonomi yang Stabil: Meskipun fluktuasi terjadi, Indonesia telah mencapai
pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini dapat
memberikan landasan yang kuat untuk menghadapi guncangan ekonomi.
3. Penduduk Muda dan Besar: Demografi Indonesia didominasi oleh penduduk muda, yang dapat
menjadi sumber daya manusia produktif. Jika dikelola dengan baik, ini dapat mendukung
pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
4. Pangsa Pasar yang Besar: Dengan populasi yang besar, Indonesia memiliki pangsa pasar yang
signifikan. Ini dapat menjadi keuntungan dalam mengembangkan sektor ekonomi dan industri.
5. Keberlanjutan Sumber Daya Alam: Langkah-langkah menuju keberlanjutan sumber daya alam
dapat meningkatkan ketahanan ekonomi jangka panjang dengan mengurangi risiko eksternal
terkait dengan fluktuasi harga komoditas.
6. Perkembangan Infrastruktur: Investasi dalam infrastruktur, seperti jalan raya, pelabuhan, dan
bandara, dapat meningkatkan konektivitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

3. Tantangan dan hambatan ketahanan ekonomi Indonesia


Jawab:
1. Ketergantungan pada Komoditas: Ekonomi Indonesia masih sangat tergantung pada ekspor
komoditas, seperti minyak dan gas, batu bara, dan produk pertanian. Hal ini membuat negara
rentan terhadap fluktuasi harga pasar global.
2. Ketidaksetaraan Ekonomi: Terdapat ketidaksetaraan yang signifikan dalam distribusi kekayaan
dan akses terhadap peluang ekonomi. Upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi antar
wilayah dan kelompok masyarakat menjadi tantangan.
3. Infrastruktur yang Belum Optimal: Meskipun ada kemajuan, infrastruktur di beberapa daerah
masih kurang memadai. Kondisi ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan investasi.
4. Korupsi dan Tata Kelola yang Buruk: Korupsi masih menjadi isu serius di Indonesia dan dapat
menghambat pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Perlu upaya lebih lanjut untuk
memperkuat tata kelola dan memerangi korupsi.
5. Perubahan Iklim: Indonesia rentan terhadap perubahan iklim, termasuk bencana alam seperti
banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Hal ini dapat merusak produksi pertanian,
menyebabkan kerugian ekonomi, dan mengancam ketahanan pangan.
6. Pendidikan dan Keterampilan Tenaga Kerja: Peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan
tenaga kerja menjadi kunci untuk mendukung sektor ekonomi yang lebih maju. Tantangan ini
melibatkan peningkatan akses pendidikan berkualitas dan penyelarasan antara kebutuhan
industri dengan keterampilan yang dimiliki tenaga kerja.
7. Kesehatan Masyarakat: Krisis kesehatan, seperti yang terjadi selama pandemi COVID-19, dapat
memberikan dampak besar pada ekonomi. Penguatan sistem kesehatan dan respons yang
cepat terhadap krisis kesehatan menjadi kunci untuk menjaga ketahanan ekonomi.

4. Ancaman ketahanan ekonomi nasional


Jawab:
1. Krisis Keuangan Global: Gangguan ekonomi di negara-negara besar atau krisis keuangan global
dapat memiliki dampak serius terhadap ekonomi nasional.
2. Fluktuasi Harga Komoditas: Negara-negara yang sangat tergantung pada ekspor komoditas
rawan terhadap fluktuasi harga pasar global, yang dapat mempengaruhi pendapatan ekspor
dan neraca perdagangan.
3. Ketidakstabilan Politik dan Konflik: Ketidakstabilan politik, konflik bersenjata, atau
ketidakpastian politik dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
4. Bencana Alam: Negara yang rentan terhadap bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, atau
badai tropis, menghadapi risiko kerugian ekonomi yang besar.
5. Pandemi dan Krisis Kesehatan: Seperti yang terjadi selama pandemi COVID-19, krisis
kesehatan dapat mengganggu kegiatan ekonomi, menyebabkan penurunan produksi dan
permintaan.
6. Tantangan Teknologi: Perubahan teknologi, seperti otomatisasi dan transformasi digital, dapat
menciptakan atau menghilangkan lapangan pekerjaan dan memerlukan adaptasi cepat dari
sektor ekonomi.
7. Ketidakseimbangan Ekonomi Internasional: Ketidakseimbangan dalam perdagangan
internasional, utang eksternal yang tinggi, atau fluktuasi mata uang dapat menciptakan risiko
ekonomi.
8. Ketidaksetaraan Sosial dan Ekonomi: Ketidaksetaraan dalam distribusi kekayaan dan akses
terhadap peluang ekonomi dapat menciptakan ketegangan sosial dan mengancam stabilitas
ekonomi.

5. Solusi meningkatkan ketahanan ekonomi


Jawab: Meningkatkan ketahanan ekonomi dapat dilakukan dengan diversifikasi ekonomi, investasi
infrastruktur, peningkatan pendidikan, penguatan sektor pertanian, manajemen keuangan
bijaksana, pengembangan sumber daya manusia, inovasi, perlindungan lingkungan, manajemen
krisis efektif, dan keterlibatan sektor swasta. Kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan
masyarakat sipil penting untuk suksesnya upaya ini.
Materi Bela Negara
1. Contoh perilaku mahasiswa yang menunjukan bela negara?
Jawab:
1. Aktif dalam Kegiatan Sosial: Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan sosial, seperti relawan
bencana, program sosial, atau aksi kemanusiaan, menunjukkan kesediaan untuk berkontribusi
pada kesejahteraan masyarakat.
2. Partisipasi dalam Proyek Pembangunan Masyarakat: Terlibat dalam proyek-proyek yang
mendukung pembangunan masyarakat lokal, seperti program pengembangan desa, pelatihan
keterampilan untuk masyarakat, atau proyek pemberdayaan ekonomi lokal.
3. Pengembangan Diri dan Keterampilan: Mahasiswa yang secara aktif mengembangkan diri dan
keterampilan, baik dalam bidang akademis maupun non-akademis, untuk menjadi sumber
daya yang lebih baik bagi negara.
4. Aktivisme Sosial dan Politik yang Positif: Terlibat dalam aktivisme sosial dan politik yang
bertujuan untuk perubahan positif dalam masyarakat, seperti advokasi hak asasi manusia,
perubahan kebijakan, atau aksi untuk keadilan sosial.
5. Pemahaman dan Penghormatan terhadap Kebudayaan Lokal: Mahasiswa yang menunjukkan
rasa bangga dan penghormatan terhadap kebudayaan lokal, serta berusaha melestarikannya,
memberikan kontribusi pada identitas nasional.
6. Kesadaran Lingkungan: Terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan, seperti partisipasi dalam
kegiatan penghijauan, kampanye anti-plastik, atau pendidikan lingkungan.
7. Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan: Mahasiswa yang mengembangkan inovasi atau
terlibat dalam kegiatan kewirausahaan dapat memberikan kontribusi positif pada
perkembangan ekonomi dan teknologi negara.\
2. Tanggapan tentang wajib militer
Jawab: Pandangan kami sebagai mahasiswa terhadap wajib militer dapat mencerminkan berbagai
perspektif. Sebagian mahasiswa mungkin melihat kewajiban ini sebagai ekspresi dari patriotisme
dan tanggung jawab nasional yang meneguhkan identitas sebagai warga negara. Di sisi lain, ada
pula mahasiswa yang mengkritik sistem wajib militer, mungkin dengan argumentasi bahwa
pelayanan militer seharusnya bersifat sukarela, sambil menekankan perlunya fokus pada alternatif
pendidikan dan pelatihan untuk membentuk kepemimpinan dan keterampilan. Kekhawatiran
tentang dampak pada pendidikan dan karir juga mungkin muncul di antara mahasiswa, yang dapat
merasa terbebani oleh penundaan studi atau pengaruh negatif terhadap perkembangan karir
mereka. Terdapat juga mahasiswa yang memandang isu ini dari perspektif hak asasi manusia,
menilai apakah wajib militer sesuai dengan prinsip demokrasi dan kebebasan individu. Beberapa
mahasiswa mungkin melihatnya sebagai peluang untuk berpartisipasi dalam diskusi dan advokasi
publik, membahas isu-isu keamanan nasional, reformasi, atau perubahan kebijakan terkait wajib
militer. Dengan demikian, respons mahasiswa terhadap wajib militer mencerminkan keragaman
opini dan nilai-nilai di kalangan mereka

3. Apa yang harus dilakukan untuk orang yang tidak mau ikut bela negara?
Jawab: Ketika seseorang menolak atau tidak ingin ikut dalam program wajib bela negara,
pendekatan yang paling efektif melibatkan pemahaman dan komunikasi yang terbuka. Pihak
berwenang perlu menyediakan informasi yang jelas mengenai tujuan dan manfaat dari program
wajib bela negara, sambil memberikan kesempatan untuk berdialog dan mendengar kekhawatiran
atau ketidaksetujuan yang mungkin dimiliki oleh individu tersebut. Seiring dengan itu, pilihan
alternatif dapat dijelaskan, seperti pelayanan sipil atau proyek-proyek pembangunan masyarakat
yang dapat menjadi alternatif bagi mereka yang tidak ingin mengikuti pelayanan militer. Penting
juga untuk memberikan informasi mengenai konsekuensi hukum dari penolakan untuk
berpartisipasi, sehingga individu dapat membuat keputusan yang berdasarkan pemahaman
penuh. Sementara itu, memberikan dukungan psikologis dan konseling dapat membantu
mengatasi kekhawatiran emosional yang mungkin muncul. Jika memungkinkan, pemangku
kepentingan dapat terlibat dalam diskusi untuk mencari solusi bersama yang dapat
mengakomodasi berbagai perspektif. Prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan harus dipegang
teguh dalam menyusun kebijakan terkait wajib bela negara, dan perubahan kebijakan bisa
menjadi pilihan jika ada pertimbangan yang cukup kuat. Dengan mempertimbangkan pilihan ini,
dapat diciptakan pendekatan yang menghormati hak-hak individu sambil mempertahankan esensi
dari program wajib bela negara.

4. Sebutkan 5 contoh perilaku bela negara di era digital


Jawab:
1. Keamanan Siber dan Kesadaran Digital:
Memperkuat keamanan siber dengan penggunaan kata sandi kuat, pembaruan perangkat lunak,
dan waspada terhadap ancaman siber untuk melindungi informasi pribadi dan nasional.
2. Pemberdayaan Ekonomi Digital:
Mendukung ekonomi digital lokal, seperti start-up dan platform e-commerce, untuk
memperkuat sektor ekonomi dalam negeri.
3. Penyebaran Informasi Positif dan Fakta:
Menanggulangi berita palsu dengan menyebarkan informasi positif, memverifikasi fakta sebelum
berbagi, dan menciptakan lingkungan digital yang jujur.
4. Partisipasi dalam Inisiatif Literasi Digital:
Meningkatkan literasi digital dengan pemahaman keamanan online, etika digital, dan
kemampuan memanfaatkan teknologi informasi secara positif.
5. Komitmen terhadap Privasi dan Etika Online:
Melibatkan diri dalam praktik online yang menghormati privasi dan etika, seperti menghindari
cyberbullying dan berpartisipasi positif dalam komunitas digital

5 . Jelaskan, mengapa bela negara itu penting bagi masyarakat Indonesia!


Jawab:
Bela negara memiliki signifikansi yang besar bagi masyarakat Indonesia karena melibatkan setiap
warga negara dalam menjaga kedaulatan, keamanan, dan keselamatan negara. Dengan partisipasi
aktif dalam bela negara, masyarakat dapat bersama-sama menjaga kedaulatan dari berbagai
ancaman, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Keamanan dan stabilitas nasional yang
dijaga melalui bela negara menjadi dasar penting bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan
bersama. Keterlibatan masyarakat dalam upaya bela negara juga merupakan bentuk perlindungan
terhadap hak dan kebebasan warga negara, yang merupakan aspek krusial dalam menciptakan
lingkungan yang adil dan beradab. Selain itu, bela negara mencerminkan semangat kebangsaan dan
kecintaan terhadap tanah air, membantu memperkuat identitas nasional, dan memupuk rasa
kebersamaan di antara warga negara. Dengan demikian, bela negara bukan hanya sebagai tanggung
jawab pemerintah atau aparat keamanan, tetapi juga sebagai kewajiban dan tanggung jawab setiap
individu dalam membangun negara yang kuat, aman, dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai