NIM : 2315061004
NO. DPK : 15
1. Ketidaksetaraan Ekonomi
Ketidaksetaraan ekonomi merujuk pada disparitas atau perbedaan yang
signifikan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan di antara individu, kelompok,
atau wilayah tertentu dalam suatu negara. Ketidaksetaraan ini dapat terlihat dalam
berbagai bentuk, termasuk perbedaan upah, tingkat pendapatan, dan akses terhadap
peluang ekonomi.
Ketidaksetaraan ekonomi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk
kebijakan pemerintah, struktur ekonomi, tingkat pendidikan, dan faktor-faktor sosial
lainnya. Ketika ketidaksetaraan ekonomi tinggi, hal ini dapat mengakibatkan masalah
sosial dan ekonomi yang serius, seperti ketidakpuasan sosial, peningkatan ketegangan
antar-kelompok, dan kesulitan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan
kesehatan.
Dalam konteks pembangunan nasional, ketidaksetaraan ekonomi dapat
menjadi hambatan karena dapat menghambat upaya mencapai pembangunan yang
berkelanjutan dan merata di seluruh wilayah negara.
2. Korupsi
Korupsi adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan atau posisi yang dimiliki
oleh seseorang untuk memperoleh keuntungan pribadi, biasanya dalam bentuk uang
atau bentuk lainnya, yang merugikan kepentingan umum. Ini melibatkan perbuatan
yang tidak jujur, curang, dan bertentangan dengan norma-norma etika dan hukum.
Tindakan korupsi dapat mencakup penerimaan suap, penyuapan, nepotisme
(memberikan preferensi kepada keluarga atau teman dekat), kolusi (persekongkolan
antara pihak-pihak untuk merugikan pihak ketiga), dan berbagai bentuk
penyalahgunaan wewenang atau sumber daya publik untuk keuntungan pribadi.
Korupsi dapat merugikan pembangunan ekonomi, merusak institusi-institusi publik,
dan menciptakan ketidaksetaraan dalam masyarakat.
c. Kesehatan dan Gizi yang Buruk: Kondisi kesehatan dan gizi yang buruk dapat
memengaruhi daya kerja, produktivitas, dan kesejahteraan masyarakat.
e. Demonstrasi dan Unjuk Rasa: Aksi protes atau demonstrasi yang masif dan
terus-menerus dapat menciptakan ketidakstabilan politik.
. Keadaan ini dapat membuat sulit bagi pemerintah untuk merancang dan
melaksanakan kebijakan jangka panjang, serta menghambat pertumbuhan ekonomi
dan perkembangan sosial. Selain itu, ketidakstabilan politik juga dapat mempengaruhi
citra internasional suatu negara dan hubungan diplomatiknya dengan negara lain.
SOLUSI
Mengatasi terhambatnya faktor pembangunan di Indonesia memerlukan tindakan
holistik dan koordinasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Berikut
adalah beberapa cara yang dapat diambil untuk mengatasi faktor-faktor pembangunan yang
menghambat:
1. Reformasi Struktural dan Kebijakan Ekonomi:
a. Melakukan reformasi ekonomi untuk mengurangi ketidaksetaraan ekonomi dan
meningkatkan distribusi kekayaan.
b. Menerapkan kebijakan fiskal yang bijaksana dan berkelanjutan.
c. Mendorong diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada sektor
tertentu.
2. Pemberantasan Korupsi:
a. Memperkuat lembaga-lembaga anti-korupsi dan penegakan hukum.
b. Mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran dan sumber
daya publik.
5. Stabilitas Politik:
a. Meningkatkan stabilitas politik dengan mempromosikan dialog dan konsensus politik.
b. Mendorong kebijakan yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan inklusif.
Langkah-langkah ini memerlukan komitmen yang kuat, kepemimpinan yang efektif, dan
kerjasama lintas sektor. Dengan mengatasi hambatan-hambatan ini, Indonesia dapat
memajukan pembangunan nasional menuju masyarakat yang lebih makmur dan
berkelanjutan.