Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

PERTENTANGAN MASYARAKAT

NAMA: Nur Halizah

NIM:2102001010037

DIPLOMA III KESEHATAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

TA. 2020-2021
Disintegrasi Bangsa

Integrasi adalah penyatuan, keterpaduan antara elemen atau unsur yang ada di dalamnya. Sedangkan
disintegrasi adalah ketidakpaduan, keterpecahan di antara unsur-unsur yang ada. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah belah;
hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan.

Jika integrasi menimbulkan dampak berupa konsensus maka disintegrasi dapat menimbulkan konflik
atau perseteruan dan pertentangan. Disintegrasi bangsa adalah memudarnya kesatupaduan
antargolongan dan kelompok yang ada dalam suatu bangsa yang bersangkutan. Gejala disintegrasi
merupakan sesuatu hal yang dapat terjadi di masyarakat.

Disintegrasi bangsa adalah sebuah keadaan dimana tidak bersatu padu dan menghilangnya keutuhan
atau persatuan suatu bangsa yang akan menyebabkan perpecahan. Ketika hal ini terjadi, bukan tidak
mungkin akan terjadi pelepasan wilayah dari suatu negara. Salah satu contoh yang bisa kita perhatikan
adalah situasi yang terjadi di semenanjun Korea. Sebuah perbedaan ideologi yang sulit sekali untuk
dipersatukan kembali, mereka terpecah menjadi dua negara, Korea Selatan yang menganut paham
demokrasi dan Korea Utara yang memilih ideologi komunis.

Nah buat kita yang tinggal di Indonesia, tentu kita tidak ingin hal ini terjadi, apalagi belakangan ini ada
banyak konflik yang terjadi di negara kita. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan hal ini terjadi, seperti
yang dibawah ini.

 Kegagalan kepemimpinan

Kepemimpinan adalah seni memotivasi sekelompok orang untuk bertindak mencapai tujuan bersama.
Meninjau dari definisi kepemimpinan di atas, tentu seorang pemimpin perlu mempersiapkan diri untuk
dapat menginspirasi orang lain. Dengan cara demikian, tujuan yang ingin dicapai oleh pemimpin harus
dikomunikasikan dengan cara melibatkan anggota kelompok untuk dapat bertindak sesuai dengan
keinginan pemimpin tersebut.Bagaimana mungkin seorang pemimpin bisa sukses hanya dengan
mengenali apa saja yang harus mereka lakukan, tanpa mengetahui apa saja yang tidak boleh mereka
lakukan sebagai seorang pemimpin?

Berikut ini adalah daftar berbagai faktor kegagalan pemimpin, semoga dapat menjadi sebuah
pembelajaran bagi para pemimpin yang ingin sukses dalam usaha kepemimpinannya.

1. Memimpin Tampa Kasih


2. Gagal Dalam Melayani
3. Memiliki Sikap yang Buruk
4. Terlalu Sibuk
5. Berharap Hasil yang Memuaskan Hanya dari Pengetahuan
6. Hanya Mengandalkan Gelar
7. Tidak Menyatakan Kebenaran
8. Takut akan Regenerasi Kepemimpinan
9. Kurangnya Antusias
10. Melepaskan Tanggung Jawab

> Krisis Ekonomi

krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama. Krisis di sektor iniselalu merupakan faktor amat
signifikan dalam mengawali lahirnya krisis yanglain (politik-pemerintahan, hukum, dan sosial). Secara
garis besar, krisisekonomi ditandai merosotnya daya beli masyarakat akibat inflasi danterpuruknya nilai
tukar, turunnya kemampuan produksi akibat naiknya biayamodal, dan terhambatnya kegiatan
perdagangan dan jasa akibat rendahnya dayasaing. Muara dari semua ini adalah tutupnya berbagai
sektor usaha danmembesarnya jumlah penganggur dalam masyarakat.Dalam keadaan seperti ini,
harapan satu-satunya adalah investasi melalui proyek-proyek pemerintah, misalnya, untuk
pembangunan infrastruktur transportasi secara besar-besaran sebagai upaya menampung tenaga kerja
danmemutar roda ekonomi. Namun, ini memerlukan syarat adanya kepemimpinannasional yang kreatif
dan terpercaya karena integritasnya, tersedianyacadangan dana pemerintah yang cukup, serta bantuan
teknis melalui komitmeninternasional. Tanpa terobosan investasi baru, krisis ekonomi akan berlanjut.
Biasanya, krisis ekonomi yang berkepanjangan dan tak teratasiakan menciptakan ketegangan-
ketegangan baru dalam hubungan antar-elite.Mereka akan berlomba untuk saling menyalahkan dan
mencari kambing hitam.Pada saat yang sama, krisis ekonomi akan memperlemah kemampuan negara
untuk menutupi berbagai ongkos pengelolaan kekuasaan dan pemeliharaan berbagaifasilitas
umum.Akibatnya, akan terbentuk rasa tidak puas yang luas, baik dari mereka yangmenjadi bagian dari
kekuasaan itu sendiri (pegawai negeri dan tentara/ polisi) maupun warga masyarakat. Bila situasi ini
tidak berhasil diatasioleh mekanisme sistem politik yang berlaku, maka krisis politik akan sulit dihindari.

 Krisis Politik

Pengetahuan akan disintegrasi pada tingkat politik menjadi penting untuk dipahami dalam konteks
kebangsaan dan pendidikan. Selain itu, perlu diketahui pula bahwa ada beberapa faktor penyebab
disintegrasi politik atau penghambat integrasi :

Faktor Penyebab Disintegrasi politik

a. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen

b. Kurangnya toleransi antargolongan

c. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar

d. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan hasil-hasil pembangunan. Upaya untuk mencapai


proses integrasi nasional dapat dilakukan dengan cara menjaga keselarasan antarbudaya.

Sejalan dengan faktor-faktor tersebut, berikut adalah beberapa contoh dari disintergrasi politik atau
disintegrasi bangsa yang berujung pada konflik sosial di Indonesia.
1. Terbentuknya PRRI dan PERMESTA

2. Pemberontakan Andi Aziz

3. Republik Maluku Selatan (RMS)

4. PKI Madiun

 Krisis Sosial

Krisis sosial secara ringkas dapat dirumuskan sebagai berbagai bentuk penyimpangan negatif dari kontek
sosial yang dapat mengancam operasi bisnis perusahaan. Terdapat tiga hal utama dari rumusan tersebut.
Pertama, krisis sosial sebagai penyimpangan negatif. Masyarakat senantiasa berkembang, karenanya
tidak semua perubahan itu negatif. Perubahan di masyarakat menjadi negatif manakala perubahan
tersebut mengarah pada berkembangnya kekerasan dan fragmentasi sosial, pelanggaran dan
diskriminasi hak-hak dasar dari warga masyarakat, serta ketertutupan dan pengucilan masyarakat.
Kedua, krisis sosial sangat ditentukan dengan konteks sosial. Tidak ada krisis sosial yang sama serta
dapat diperlakukan sama. Setiap krisis sosial unik. Ketiga, krisis sosial dapat mengancam operasi bisnis
melalui berbagai aspek seperti tenaga kerja, pasokan bahan baku, transportasi, maupun keuangan
perusahaan.

Tiga hal utama yang harus dipahami dalam mengelola krisis sosial adalah

1. Pemahaman bahwa banyak faktor yang berkelindan dan tidak semua dalam wilayah pengaruh
perusahaan.

2. Pemahaman bahwa krisis sosial bersifat dinamis sehingga membutuhkan fleksibilitas dalam
mengatasinya.

3. Pemahaman bahwa krisis sosial berpotensi menjadi peluang sosial bagi perusahaan dan membangun
pondasi kerja sama maupun kolaborasi.

Kata krisis berasal dari bahasa Yunani, krisis yang memiliki pengertian sebagai “pilihan, keputusan,
penilaian”, dan memang pengelolaan krisis membutuhkan ketiga hal tersebut:

(a) pilihan dari berbagai alternatif yang tersedia

(b) kesediaan mengambil keputusan dengan berbagai konsekuensinya

(c) terus menerus menilai status krisis, pilihan-pilihan yang tersedia, dan dampak dari keputusan yang
diambil.
 Krisis Identitas Nasional

Karena bersifat fundamamental, maka ia bersifat tetap dan tidak ada perubahan sama sekali. Krisis
identitas bangsa adalah sebuah kondisi di mana terjadi ketidakstabilan sebuah karakter bangsa,
sehingga mengalami guncangan budaya.

Arus globalisasi yang sangat pesat ini dapat sangat mempengaruhi identitas nasional dan berpotensi
sebagai penyebab merosotnya nilai – nilai budaya asli bangsa. Masyarakat cenderung mengabaikan
budaya asli dan menerapkan budaya asing. Masyarakat menganggap bahwa budaya asing modern dan
budaya asli kuno.

Berbagai masalah seperti ketidakstabilan sosial politik, pendidikan, perbenturan etnik dan agama,
kurang bersihnya lembaga peradilan, ketenagakerjaan di luar ataupun di dalam negeri, isu terorisme,
separatisme dan disintegrasi bangsa, masalah kemiskinan dan kebodohan, kerusakan lingkungan hidup,
dan semacamnya merupakan masalah krisis nasional.

 Demoralisasi Penegak Hukum

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma
hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan- hubungan hukum
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Seluruh aparat penegak hukum, mulai dari advokat, jaksa, kepolisian, hakim dan lembaga pengadilan
memiliki peran penting. Bahkan, advokat dapat memberikan edukasi kepada kliennya untuk menempuh
upaya hukum ketimbang bertindak anarkis yang semakin merugikan dirinya.

Praktek penegakan hukum semakin sulit, karena kurang lemahnya koordinasi di antara penegak hukum,
baik pada tataran teroritis dan kaidah, maupun dalam tingkat operasionalnya. Padahal, koordinasi
hukum itu adalah salah satu faktor penting bagi pemberdayaan hukum kepada masyarakat.

 Intervensi Asing

Intervensi adalah sebuah istilah dalam dunia politik di mana ada negara yang mencampuri urusan
negara lainnya yang jelas bukan urusannya. Mengirimkan prajurit suatu negara ke negara-negara yang
bertikai yang jelas bukan urusannya. Melakukan embargo pada suatu negara yang dimusuhi oleh
lembaga negara lainnya.

Dalam hukum internasional sebuah negara dilarang untuk melakukan intervensi dalam urusan domestik
negara lain (non-intervention principle)

Pencegahan disintegrasi

Untuk mempertahankan konsep negara kesatuan dan mencegah disintegrasi maka perlu dilakukan
sejumlah upaya, yaitu:
1. Taraf pendidikan sumber daya manusia harus semakin tinggi dan merata

2. Kesempatan kerja yang terbuka dan proses rekrutmen tidak nepotisme

3. Distribusi sumber daya ekonomi relatif merata

4. Partisipasi politik meluas

Anda mungkin juga menyukai