Pengantar
Ekologi Politik REDD+:
Kontestasi Politik, Modal,
dan Pengetahuan
Rini Astuti
Victoria University of Wellington, Selandia Baru
riniastuti1@gmail.com
N
arasi mengenai krisis perubahan iklim tidak hanya mendominasi
tajuk-tajuk berita utama di media, tetapi juga telah mengubah
peta pengaturan sumberdaya alam global, terutama hutan tropis
di negara berkembang. Hal ini didasari oleh berbagai kajian saintiik
yang menyebutkan bahwa angka deforestasi hutan tropis telah mencapai
level yang mengancam kehidupan manusia (Houghton 2003, 2005; FAO
2006; Corbera dan Schroeder 2011). Dalam artikelnya, Köhl et al. (2009)
menggambarkan bagaimana pengetahuan saintiik dimobilisasi oleh institusi-
institusi transnasional seperti International Panel for Climate Change
(IPCC) untuk mengembangkan inisiatif internasional guna menahan laju
deforestasi dan degradasi hutan yang kian berkembang. Salah satu inisiatif
tersebut dikenal sebagai Reducing Emissions from Deforestation and Forest
Degradation Plus (REDD+). REDD+ adalah salah satu upaya penyerapan
karbon dan mekanisme pencegahan emisi yang secara aktif diusulkan oleh
negara berkembang untuk disertakan dalam mekanisme protokol Post-
Kyoto (Miles dan Kapos 2008; Wertz-Kanounnikof dan Angelsen 2009).
REDD+ berbasis pada gagasan bahwa negara-negara berkembang akan
dibayar untuk meningkatkan stok karbon dengan melakukan konservasi
4 wacana JURNAL TRANSFORMASI SOSIAL 30/XV/2013
Isi Jurnal
Terdapat lima tulisan yang mengisi Jurnal WACANA kali ini. Kajian
utama merupakan terjemahan Indonesia dari artikel “Trajectories of Land
Acquisition and Enclosure: Development Schemes, Virtual Land Grabs, and
Green Acquisitions in Indonesia’s Outer Islands” (he Journal of Peasant
Studies, Vol. 39, No. 2, April 2012, 521–549). Artikel ini ditulis oleh John
F. McCarthy, Jacqueline A.C. Vel, dan Suraya Aif (2012). Penerjemahan
artikel ini dilakukan oleh Hery Santoso. Artikel ini mengupas REDD+
sebagai salah satu skema pengambilalihan semu lahan berskala besar. Skema
ini tidak murni melakukan akuisisi lahan, tetapi menggunakannya untuk
kepentingan investasi spekulatif dan akses terhadap pembiayaan bank.
Diskursus kelangkaan pangan, energi, dan perubahan iklim digunakan
sebagai rasionalitas untuk memuluskan proses-proses akuisisi. McCarthy,
Vel, dan Aif menggunakan Indonesia, terutama wilayah pedalaman,
sebagai contoh tempat kepentingan-kepentingan penguasaan lahan saling
menegasikan. Artikel ini membahas secara mendalam pergulatan antara
klaim pribumi terhadap lahan mereka yang diadu dengan konsesi untuk
sektor bisnis, konservasi, dan penataan ruang.
Tulisan kedua ditulis oleh Rini Astuti, mahasiswa tingkat doktoral yang
saat ini sedang melakukan penelitian lapangan mengenai ekologi politik
REDD+ di Indonesia. Tulisan ini mengulas REDD+ dengan menggunakan
pendekatan Foucauldian, terutama dengan kerangka teori governmentality.
Daftar Pustaka
Angelsen, A. dan S. Wertz-Kanounnikof. 2008. “What Are the Key Design Issues
for REDD and the Criteria for Assessing Options?” Dalam Moving Ahead with
REDD: Issues, Options, and Implications, disunting oleh A. Angelsen, 11–21.
Bogor: Center for International Forestry Research (Cifor).
Bäckstrand, K. dan E. Lövbrand. 2006. “Planting Trees to Mitigate Climate Change:
Contested Discourses of Ecological Modernization, Green Governmentality
and Civic Environmentalism.” Global Environmental Politics 6 (1): 50–75.
Brown, D., F. Seymour, dan L. Peskett. 2008. “How do We Achieve REDD Co-
Beneits and Avoid Doing Harm?” Dalam Moving Ahead with REDD: Issues,
Options, and Implications, disunting oleh A. Angelsen, 107–118. Bogor: Center
for International Forestry Research (Cifor).
Bumpus, A.G. dan D.M. Liverman. 2008. “Accumulation by Decarbonisation and
the Governance of Carbon Ofsets.” Economic Geography 84 (2): 127–155.
Corbera, E. dan H. Schroeder. 2011. “Governing and Implementing REDD+.”
Environmental Science & Policy 14 (2): 89–99. DOI: 10.1016/j.envsci.2010.11.002.
Escobar, A. 1995. Encountering Development: he Making and Unmaking of the
hird World. New Jersey: Princeton University Press.
Food and Agriculture Organization (FAO). 2006. Global Forest Resources Assessment
2005: Progress towards Sustainable Forest Management. Roma: FAO.
Forsyth, T. 2003. Critical Political Ecology: he Politics of Environmental Science.
London: Routledge.
___ dan T. Sikor. 2013. “Forests, Development and the Globalization of Justice.”
he Geographical Journal 179 (2): 114–121. DOI: 10.1111/geoj.12006.