Anda di halaman 1dari 146

I PUTU ARTAYA, SE., MM.

D A S A R - D A S A R
MANAJEMEN OPERASI
DAN PRODUKSI

Diterbitkan oleh:

Narotama University Press

I Putu Artaya i
NAROTAMA University Press

Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi/disusun oleh I Putu Artaya


136 hal [xii] ; editor, Seger S.S
Ukuran Buku : B5 (17,6 x 25 cm)
Copyright © 2018 oleh I Putu Artaya

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


© All Rights Reserved
“Dilarang mengutip dan memperbanyak sebagian
atau seluruhnya dalam bentuk apapun tanpa ijin
tertulis dari Penerbit”

© Cetakan Pertama: Maret 2018

Penyusun : I Putu Artaya


Editor : Seger, S.S
Layout/Setting : Gatut Purwantoro
Design Cover : Gatut Purwantoro

Sumber Ilustrasi cover :


(rumahumkm.net, asril-arilaha.blogspot; yesseniakip.blogspot)

ISBN : 978-602-6557-29-2Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)


DIGUNAKAN UNTUK KALANGAN SENDIRI*

© HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG


Isi diluar tanggungjawab Penerbit

Diterbitkan oleh Narotama University Press


Jl. Arief Rachman Hakim No.51 Surabaya 60117
Telp: 031-5946404, 5995578 Fax: 031-5931213
Website: www.narotama.ac.id
Email: narotamapress@narotama.ac.id

ii Manajemen Operasi dan Produksi


Puji Syukur kami haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas terlesaikannya
penyusunan buku teks dengan judul “Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi”.
Manajemen operasi merupakan mata kuliah favorit di Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi, sehingga dengan kehadiran buku ini dapat membawa manfaat bagi mahasiswa,
khususnya mahasiswa semester 5 (lima) yang sedang menempuh mata kuliah tersebut.
Buku teks ini disajikan dalam bahasa yang sederhana namun sangat mudah dipahami,
harapannya adalah dapat memberikan bahan bacaan bagi mahasiswa saat mendalami mata
kuliah manajemen operasi. Walaupun buku teks manajemen operasi cukup banyak tersedia di
toko buku, namun seorang pengajar wajib mendisain
bahan ajarnya sendiri dengan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh mahasiswa dalam menguasai
manajemen operasi. Oleh karena itu niat untuk
menyusun buku teks ini di dorong oleh keinginan untuk
menyediakan bahan bacaan yang disesuaikan dengan
kebutuhan mahasiswa, sehingga pemahaman dan
penguasaan mahasiswa terhadap bidang manajemen operasi dan produksi akan lebih mudah
dicapai, serta mampu memberikan kompetensi khusus bagi mahasiswa saat bergerak di
bidang manajemen operasi dan produksi pada kondisi yang sesungguhnya.
Buku ini terdiri dari tujuh bab, dimana bab 1 akan membahas mengenai konsep
manajemen operasi dan produksi, bahwa dalam melaksanakan kegiatan operasi dan produksi
tidak boleh melupakan adanya syarat cukup dan syarat penting sehingga produk dan jasa
yang dihasilkan akan memiliki manfaat dan daya guna. Menginjak ke bab 2, akan dibahas
mengenai skema manajemen operasi, di dalamnya dibahas tentang sistem manajemen operasi
dari sudut pandang perbaikan berkelanjutan, bagian-bagian penting dari sistem manajemen
operasi yang dapat menunjang sukses kegiatan produksi.
Pemahasan selanjutnya yakni bab 3 membahas tentang cara mendisain sistem
manajemen operasi, terutama sistem manajemen operasi untuk jasa, dalam membahas disain
sistem manajemen operasi, dicoba untuk membuat skema manajemen operasi usaha jasa
secara lengkap namun tetap menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah

I Putu Artaya iii


pemahamannya. Melalui bab 3 ini mahasiswa akan memiliki kemampuan dalam menguasai
sub sistem yang terkait dalam menyusun disain sistem dalam sebuah usaha jasa. Untuk
pembahasan berikutnya di bab 4 disajikan sebuah materi mengenai analisis pemilihan disain
produk, materi ini bertujuan untuk mendiseminasi sebuah proses tentang bagaimana cara
menentukan disain terbaik bagi produk yang laku keras dipasaran untuk dikembangkan
menjadi produk baru berikutnya.
Bagi sebagian besar perusahaan, pemenuhan kebutuhan konsumen menggunakan
produk yang sesuai dengan harapan konsumen adalah sesuatu yang sangat krusial dalam
operasional perusahaan, artinya produk harus selalu dalam posisi superior, sehingga
konsumen tidak akan beralih kepada produk kompetitor. Sebagai bab penutup dalam buku ini
yakni bab 5 dibahas materi mengenai konsep service excellent dan kualitas, bahwa untuk
mendekatkan perusahaan dengan konsumen dan masyarakat, perlu melakukan perbaikan
berkala dalam jangka panjang baik pada produk maupun manajemen perusahaan yakni
melalui penerapan konsep service excellent yang pada akhirnya akan melahirkan sebuah
kualitas dan sustainable perusahaan ke depan.
Materi yang ditulis dalam buku ini untuk sementara hanya mencakup lima bab,
diharap ke depan akan ada pengembangan dan penambahan materi sesuai perkembangan
teori, penerapan dan aplikasi yang berkait dengan manajemen operasi dan produksi. Akhir
kata, semoga buku ini membawa manfaat bagi mahasiswa dan pembaca, segala kritik dan
saran harap dialamatkan ke : putu.artaya85@gmail.com, terima kasih.

Surabaya, Oktober 2017

Penulis,

iv Manajemen Operasi dan Produksi


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii


DAFTAR ISI .............................................................................................................. v

BAB 1 KONSEP MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI


Konsep Manajemen Operasi …………………………………………… 2
Sistem Manajemen Operasi ……………………………………………. 8
Konsep Manajemen Produksi ………………………………………….. 10
Lingkup Manajemen Produksi …………………………………………. 14
Manajemen Produksi Dalam Lingkup Sempit …………………………. 14
Manajemen Produksi Dalam Lingkup Luas …………………………… 16
Kapasitas Dan Potensi Dalam Kegiatan Produksi ……………………… 20
Dampak Negatif Kegiatan Produksi …………………………………… 23
Kasus Dibidang Kegiatan Produksi Dan Operasi ……………………… 26
Rangkuman …………………………………………………………….. 28
Daftar Istilah …………………………………………………………… 29
Latihan Soal ……………………………………………………………. 29

BAB 2 SKEMA MANAJEMEN OPERASI


Sistem Manajemen Operasi …………………………………………… 32
Pemahaman Sistem Manajemen Operasi Pada Industri Otomotif …….. 32
Pemahaman Sistem Manajemen Operasi Pada Rumah Sakit …………. 35
Hubungan Manajemen Produksi Dan Kegiatan Operasi ……………… 37
Manfaat Produk Dan Teknologi Bagi Konsumen …………………….. 45
Kepedulian Sosial Perusahaan ………………………………………… 47
Rangkuman ……………………………………………………………. 49
Daftar Istilah …………………………………………………………… 50
Latihan Soal …………………………………………………………… 50

I Putu Artaya v
BAB 3 MENDISAIN SISTEM MANAJEMEN OPERASI
Mendisain Sistem Manajemen Operasi ……………………………….. 51
Sistem Manajemen Operasi Pariwisata ……………………………….. 52
Faktor Pendukung Input ………………………………………. 52
Faktor Proses …………………………………………………. 53
Faktor Output atau Keluaran …………………………………. 54
Disain Sistem Manajemen Operasi Perguruan Tinggi ……………….. 58
Faktor Input atau Masukan …………………………………… 58
Bagian Proses atau Proses Utama …………………………….. 62
Output atau Keluaran …………………………………………. 64
Disain Paket Pelayanan Program Studi ………………………………. 68
Disain Sistem Manajemen Operasi Perusahaan ……………………… 69
Rangkuman …………………………………………………………… 71
Daftar Istilah ………………………………………………………….. 71
Latihan Soal …………………………………………………………… 72

BAB 4 ANALISIS PEMILIHAN DISAIN PRODUK


Pemenuhan Kebutuhan Konsumen …………………………………… 76
Arti Penting Pemenuhan Kebutuhan ………………………………… 76
Nilai Safety (keamanan) Pada Produk ……………………………….. 78
Orientasi Produsen Dalam Pengembangan Produk ………………….. 81
Produk Indonesia Yang Diterima Di Pasar Global …………………… 84
Tiga Asas Dalam Proses Produksi ……………………………………. 86
Metode Pemilihan Disain Produk ……………………………………. 87
Analisis Pemilihan Disain Produk ……………………………………. 88
Pendekatan Metode Comparisson ……………………………. 89
Pendekatan Metode MDS (Multidimension Scaling) ………… 90
Rangkuman …………………………………………………………… 92
Daftar Istilah …………………………………………………………. 92
Latihan Soal ………………………………………………………….. 92

BAB 5 KONSEP KUALITAS DAN SERVICE EXCELLENT


Definisi Kualitas ……………………………………………………... 96
Definisi Kualitas Menurut Ahli ……………………………………… 97

vi Manajemen Operasi dan Produksi


Definisi Kualitas Menurut Phillips B. Crosby ……………….. 97
Definisi Kualitas Menurut Armand V. Feigenbaum …………. 100
Definisi Kualitas Menurut Joseph M. Juran …………………. 102
Definisi Kualitas Menurut W. Gerald Mulder ………………. 103
Konsep Kualitas Dalam Pengembangan Produk …………………….. 105
Hubungan Service Excellent dan Kualitas …………………………… 107
Rangkuman …………………………………………………………… 113
Daftar Istilah …………………………………………………………. 114
Latihan Soal ………………………………………………………….. 114
Latihan Soal: Kasus …………………………………………………. 115
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….. 117
GLOSARIUM ………………………………………………………. 121
RIWAYAT HIDUP PENULIS ……………………………………... 137

I Putu Artaya vii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Proses transformasi material bangunan menjadi sebuah rumah tinggal … 2
Gambar 1.2 Kursus disain grafis bentuk transformasi secara intangible ……………. 3
Gambar 1.3 Kursus mengemudi, bentuk lain dari transformasi secara intangible …… 4
Gambar 1.4 Kursus musik, bentuk dari sebuah transformasi intangible …………….. 4
Gambar 1.5 Proses transformasi akan menciptakan nilai tambah produk …………… 5
Gambar 1.6 Unsur yang melengkapi sebuah proses transformasi …………………… 6
Gambar 1.7 Sistem manajemen operasi ……………………………………………… 8
Gambar 1.8 Disain kendaraan roda empat untuk penyandang cacat ………………… 11
Gambar 1.9 Disain kendaraan roda dua untuk penyandang cacat …………………… 11
Gambar 1.10 Mesin ATM merupakan output dari menciptakan daya guna ……………. 12
Gambar 1.11 Perubahan sistem pembakaran pada sepeda motor yang awalnya
menggunakan karburator berubah menjadi sistem full injection ………… 13
Gambar 1.12 Perubahan alat komunikasi seluler akibat dari perubahan
teknologi di bidang komunikasi ………………………………………… 14
Gambar 1.13 Empat komponen utama yang terdapat pada lingkup sempit manajemen
produksi ………………………………………………………………… 15
Gambar 1.14 Enam komponen penting yang menjadi fokus utama dalam
lingkup luas manajemen produksi ……………………………………… 17
Gambar 1.15 Salah satu metode dalam daur ulang sampah botol plastik …………….. 18
Gambar 1.16 Satu metode pengolahan limbah sampah rumah tangga dalam bentuk
sampah daur ulang di lingkungan tempat tinggal ………………………. 19
Gambar 1.17 Disain lampu kamar yang menyatu dengan Fan Cycling (kipas) ……… 21
Gambar 2.1 Sistem Manajemen Operasi Pada Sebuah Industri Otomotif …………… 32
Gambar 2.2 Bagian kendaraan yang dapat memicu terjadinya masalah …………….. 34
Gambar 2.3 Berbagai jenis mobil yang digerakkan menggunakan
bahan bakar ramah lingkungan …………………………………………. 35
Gambar 2.4 Sistem Manajemen Operasi Rumah Sakit Dalam Pelayanan Kesehatan . 36
Gambar 2.5 Kegiatan produksi dalam sebuah sistem manajemen operasi …………. 38

viii I Putu Artaya


Gambar 2.6 Berbagai Manfaat Bagi Manusia Atas Hadirnya Produk & Teknologi .. 47
Gambar 3.1 Sistem Manajemen Mutu Dalam Sebuah Sistem Manajemen Operasi .. 57
Gambar 3.2 Disain Sistem Manajemen Operasi Pariwisata ………………………… 58
Gambar 3.3 Tanah Lot Salah Satu Obyek Wisata Di Bali …………………………. 59
Gambar 3.4 Disain Sistem Manajemen Operasi Perguruan Tinggi ………………… 69
Gambar 3.5 Disain Paket Pelayanan Program Studi ……………………………….. 70
Gambar 3.6 Disain Sistem Manajemen Operasi Perusahaan ………………………. 71
Gambar 4.1 Disain Tempat Duduk Mobil Yang Ergonomis ……………………….. 78
Gambar 4.2 Perubahan model, disain, bentuk dan brand produk ………………….. 81
Gambar 4.3 Perubahan disain dan teknologi printer yang semakin modern ……….. 82
Gambar 4.4 Produk Klasik Yang Tetap Digunakan Hingga Sekarang …………….. 83
Gambar 5.1 Menciptakan keamanan dalam dunia penerbangan …………………… 97
Gambar 5.2 Faktor kualitas keamanan dalam gedung bertingkat …………………. 98
Gambar 5.3 Pelaksanaan CSR di bidang pengadaan air bersih ……………………. 110
Gambar 5.4 Pelaksanaan CSR di bidang penyelamatan lingkungan ………………. 111
Gambar 5.5 Pelaksanaan CSR di bidang perbaikan metode pertanian …………….. 111

I Putu Artaya ix
Universitas Narotama Surabaya

x Manajemen Operasi dan Produksi


HALAMAN PERSEMBAHAN
Terima kasih banyak kepada anak-anakku dan isteriku tercinta
Atas segala semangat dan spiritnya..
Dan selalu riang gembira memberikan masukan…
Kalian adalah Lenteraku…terang dan abadi

I Putu Artaya xi
SANKSI PELANGGARAN PASAL 113
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta:
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran
hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran
hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

xii Manajemen Operasi dan Produksi


BAB 1
Konsep Manajemen Operasi dan
Produksi

Deskripsi pemahaman manajemen operasi secara ringkas


sebagai sebuah kegiatan atau proses yang mengandung unsur proses
jangka pendek dan proses jangka panjang. Artinya keberhasilan
atau kemampuan perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasinya sangat tergantung pada aspek-aspek yang terkait dalam
kegiatan operasi tersebut, yaitu lingkungan, perencanaan,
pendanaan, pengawasan, evaluasi dan perbaikan. Jika aspek-aspek
tersebut terkendala maka kegiatan operasi perusahaan akan
terganggu dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sehingga
aspek-aspek yang melingkupi tersebut harus dijaga dengan baik.

Kompetensi melalui pemahaman awal ini, mahasiswa


memiliki kemampuan dan menguasai aspek-aspek kegiatan operasi
yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dalam menjaga
kontinyuitas sebuah usaha. Mahasiswa mampu untuk menguraikan
permasalahan dalam satu kondisi yang saling terkait dengan
permasalahan lain pada satu siklus kegiatan produksi. Termasuk
kendala yang timbul terhadap terjadinya faktor kelangkaan pada
sumber daya yang dibutuhkan perusahaan melalui pengadaan faktor
produksi secara baik dan terukur.

Konsep Manajemen Operasi dan Produksi 1


KONSEP MANAJEMEN OPERASI

Secara sederhana, menurut Kosasih, (2012) sebuah kegiatan operasi atau proses produksi
dalam sebuah organisasi baik manufaktur maupun jasa memiliki dua unsur mendasar yaitu:

1. Syarat Penting, artinya dalam menjalankan sebuah proses atau kegiatan operasi harus
bersungguh-sungguh melakukan proses transformasinya dari bentuk bahan menjadi
bentuk produk jadi, dihindarkan terjadinya penyimpangan dan kesalahan karena sebuah
proses yang dijalankan bermuara pada satu tujuan yaitu pemenuhan kebutuhan dasar
manusia atau konsumen. Proses transformasi dapat berbentuk nyata (tangible) dan dapat
berbentuk tidak nyata (intangible), tangible berarti produk dapat terlihat dengan jelas,
dapat dipindah, dimiliki dan disimpan, sedangkan intangible berarti sebaliknya, tidak
terlihat namun bisa dirasakan manfaatnya, namun tidak dapat dimiliki, tidak dapat
disimpan, penjelasan ini berikut akan dijabarkan dalam bentuk gambar di bawah ini:

Gambar 1.1 Proses transformasi material bangunan menjadi sebuah rumah tinggal
Sumber: http://waodeizzati.blogspot.co.id/2013/04/teori-transformasi.html
Dari gambar 1.1 di atas, untuk mewujudkan sebuah rumah tinggal tidak hanya
dibutuhkan bahan bangunan atau material saja, namun juga dibutuhkan keahlian,
kemampuan, pengalaman, teknologi, kajian/evaluasi, pengujian, dan sebagainya. Tujuan
untuk membangun rumah tidak hanya untuk memiliki rumah, namun juga untuk mencari

2 Konsep Manajemen Operasi dan Produksi


dan menemukan kenyamanan, keamanan, kedamaian dan kepuasan serta tujuan lainnya
yang tidak dapat diukur secara kasat (intangible). Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk
menciptakan sebuah produk atau jasa guna memenuhi kebutuhan konsumen, maka
diperlukan segenap unsur dalam proses transformasi sehingga produk atau jasa yang
dihasilkan menjadi sesuatu yang sempurna dan memuaskan keinginan konsumen.
Contoh di atas adalah Syarat Penting yang berwujud atau tangible. Karena produknya
dapat disimpan, diraba, dirasakan, dimiliki. Sedangkan syarat penting yang tidak tampak
oleh mata atau intangible dapat digambarkan melalui contoh di bawah ini:

Gambar 1.2 Kursus disain grafis bentuk transformasi secara Intangible


Sumber: http://kursuslesprivat.com/lesprivat/
Dalam gambar 1.2 di atas, merupakan satu contoh proses transformasi secara intangible.
Seseorang sebelumnya tidak memiliki keahlian grafis, sehingga diberikan kursus secara
kontinyu dalam kurun waktu tertentu, pada akhirnya mampu memiliki keahlian disain
grafis, namun keahlian tersebut tidak tampak oleh mata. Keahlian dapat dialihkan kepada
orang lain melalui cara yang sama yaitu pelatihan atau kursus. Keahlian tersebut dapat
tersimpan dalam bentuk transfer knowledge, tidak dapat dipindahkan dengan cara begitu
saja, namun menggunakan metode tertentu.

Konsep Manajemen Operasi dan Produksi 3


Gambar 1.3 Kursus mengemudi, bentuk lain dari transformasi secara intangible
Sumber: http://kursusmengemudimobil.com/

Gambar 1.4 Kursus musik, bentuk transformasi secara intangible


Sumber: https://www.youtube.com/channel/UCtvHQ-maWpuZikkS5k4_lrg
Gambar 1.3 dan 1.4 mengilustrasikan sebuah proses transformasi ilmu kepada seseorang
mengenai keahlian mengemudi dan keahlian musik, kedua proses tersebut hampir sama,
yaitu memindahkan atau transformasi keahlian dari instruktur kepada peserta didik, ilmu

4 Konsep Manajemen Operasi dan Produksi


yang di transfer tidak tampak oleh mata, sehingga seseorang yang telah mahir
mengemudi dan mahir musik tidak dapat dibedakan dengan seseorang yang sama sekali
belum menguasai kedua keahlian tersebut, ini contoh bentuk trasformasi secara tidak
tampak atau intangible.
Dengan berbagai ilustrasi di atas, kegiatan operasi atau proses penciptaan sesuatu baik
yang tampak secara phisik maupun tidak tampak dapat berjalan dengan baik dan
mencapai hasil yang sempurna jika terpenuhinya faktor produksi yang terdiri dari input
atau peserta atau bahan, keahlian/instruktur, alat & peralatan, media, waktu,
tempat/lokasi, dan sebagainya yang mendukung terlaksananya kegiatan proses, hingga
tercapainya hasil akhir.
2. Syarat Cukup, melalui kegiatan operasi akan tercipta sebuah nilai tambah pada obyek
yang di transformasi, maksudnya adalah sebelum dan sesudah transformasi dilakukan,
perbedaan dapat diukur dan diketahui dengan jelas, perbedaan yang muncul dan mampu
memberikan nilai tambah pada obyek tersebut kita namankan syarat cukup. Untuk lebih
jelasnya, mari perhatikan beberapa gambar di bawah ini:

Gambar 1.5 Proses transformasi akan menciptakan nilai tambah produk


Sumber: Ilustrasi penulis
Pada gambar 1.5 di atas jika diamati dengan seksama, terlihat adanya perubahan yang
mencolok sebelum dan sesudah proses transformasi dilakukan, perubahan yang tampak
pada obyek kita namankan nilai tambah, sebuah nilai yang mampu memberikan gaya
guna, manfaat, nilai lebih, daya tarik, fungsi, nilai seni sehingga membuat orang tertarik
untuk melihat, memiliki, membeli, memakai benda tersebut. Selanjutnya setelah nilai-
nilai di atas muncul maka sebuah benda (produk) akan memiliki nilai jual, harga, daya
tukar/barter, nilai ekonomi dan pada akhirnya layak diperdagangkan sehingga mampu
menghasilkan income atau devisa.

Konsep Manajemen Operasi dan Produksi 5


Kain yang dirubah menjadi pakaian, tidak asal jadi pakaian begitu saja, namun pakaian
yang bagus, jahitannya halus, disainnya menawan/memikat, awet dipakai, tidak mudah
rusak/robek, warnanya menarik, layak diperdagangkan, ini semua dinamakan nilai
tambah. Demikian contoh lain yaitu rotan mentah jika dibiarkan saja terbengkalai, maka
rotan tersebut tidak bisa memiliki nilai tambah, karena tidak memiliki fungsi, namun
setelah dirubah menjadi menjadi berbagai macam dan jenis meubel misal kursi, meja,
dengan disain menarik/memikat, ukurannya macam-macam, juga bentuknya dan warna
maka rotan telah memiliki nilai tambah, sehingga orang yang melihat tertarik untuk
memiliki dan membeli. Tanah liat jika dibiarkan ditempatnya maka tidak satupun orang
tertarik memilikinya, namun setelah dirubah menjadi berbagai bentuk barang seni
misalnya gerabah dengan berbagai jenis dan bentuk, apalagi di finishing lebih lanjut
dengan cat dan sebagainya, membuat orang tertarik untuk melihat, memiliki dan
membelinya. Bila kita simpulkan lebih lanjut maka syarat cukup maksudnya adalah jika
kita membuat menu masakan/kuliner maka buatlah masakan yang enak sehingga banyak
orang menyukainya, jika membuat pakaian maka buatlah pakaian yang berkualitas, jika
membuat bangunan maka buatlah bangunan yang berkualitas tidak mudah rusak, retak,
pecah dan sebagainya. Tujuan utama syarat cukup adalah menjamin bahwa apa saja yang
dibuat benar-benar mampu memberikan sebuah kepuasan bagi pemiliki atau
penggunanya dan mampu memberikan jaminan rasa percaya pada pemilik/konsumen
yang memakainya.

Gambar 1.6 Unsur yang melengkapi sebuah proses transformasi


Sumber: https://blogwirabuana.wordpress.com/2011/01/13/proses-produksi-manajemen-
produksi/

6 Konsep Manajemen Operasi dan Produksi


Dari gambar 1.6 di atas, dapat dijelaskan bahwa berlangsungnya proses transformasi
membutuhkan material berupa bahan baku, bahan utama, bahan pembantu, bahan
penunjang, tenaga manusia berupa keahlian, kepandaian, pengalaman yang mengatur
arah perubahan dalam transformasi, juga modal berupa lokasi/tempat, mesin, dana,
peralatan, tempat penyimpanan, termasuk dukungan teknologi dan terakhir dukungan
energi dapat berupa sumber air, listrik, bahan bakar, sinar matahari, daya energi angin,
gas alam dan sebagainya. Bergabungnya input tersebut tentu sangat membantu
kelancaran dan kesuksesan proses transformasi baik secara tradisional maupun modern,
setelah proses finishing akhir maka terbentuklah barang atau jasa yang siap digunakan.
Gambar yang ditampilkan di atas merupakan syarat cukup yang bersifat phisik atau
tangible, sedangkan syarat cukup yang berbentuk intangible dapat dijelaskan melalui
tabel di bawah ini:

Tabel 1.1 Proses trasnformasi dalam bentuk intangible


Sumber : Modul kuliah penulis

Awal Proses Akhir


Buta Komputer Dilatih dengan baik dan
Ahli komputer
benar secara intensif
Tidak dapat beladiri Dilatih beladiri hingga
Jago beladiri
tingkat tertentu
Buta Musik Dilatih bermain musik Jago bermain musik
Tidak dapat Ikut kursus mengemudi +
Mahir mengemudikan mobil
mengemudi berlatih secara kontinyu

Melalui tabel 1.1 di atas, walau seseorang telah memiliki keahlian-keahlian tertentu,
ternyata keahlian tersebut tidak dapat dilihat melalui mata, berbeda dengan benda phisik
dapat jelas terlihat, karena keahlian yang dimiliki seseorang bersifat intangible yaitu
suatu kondisi bahwa sesuatu dapat dirasakan manfaat atau daya gunanya namun tidak
dapat terlihat langsung oleh mata. Keahlian seseorang akan nampak jelas melalui mata
jika yang bersangkutan berhubungan dengan alat bantu atau sedang mengoperasikan alat
kerja yang telah membuatnya menjadi seorang ahli. Keahlian melekat pada manusia atau
individu bukan melekat pada produk. Seseorang dikatakan ahli musik ketika dia sedang
memainkan alat musik, seseorang dikatakan mahir mengemudi disaat seseorang tersebut
sedang mengemudikan kendaraan, namun disaat seseorang tersebut sedang diam tidak
mengerjakan sesuatu, maka keahliannya tidak tampak dan tidak terlihat.

Konsep Manajemen Operasi dan Produksi 7


SISTEM MANAJEMEN OPERASI

Sistem merupakan penggabungan berbagai unsur, faktor produksi, alat, pendukung, keahlian,
mesin, peralatan, peraturan-peraturan, pikiran, perasaan dan segala kebijakan untuk
melaksanakan sebuah proses dalam sebuah kegiatan yang terencana dan dikelola secara baik
pada sebuah manajemen. Sebuah kegiatan operasi dapat berjalan dan dapat dilaksanakan
dengan baik jika terpenuhinya aspek pendukung yaitu primary input/input utama,
recources/faktor produksi, dan kegiatan proses itu sendiri. Sistem operasi berguna untuk
mengatur kegiatan proses, perlu di atur agar tidak terjadi kesalahan, kerusakan atau
penyimpangan. Melalui sebuah proses maka dihasilkan service (jasa), dan atau barang
(product) untuk tujuan pemenuhan kebutuhan hidup. Untuk menjelaskan sistem manajemen
operasi secara lengkap, simak gambar di bawah ini:

Gambar 1.7 Sistem Manajemen Operasi


Sumber: Ilustrasi Penulis
Melalui gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa dalam sebuah sistem manajemen operasi,
aspek atau unsur-unsur apa saja yang terkait secara langsung di dalamnya, untuk terciptanya
sebuah produk atau jasa atau kombinasi keduanya. Dalam kondisi yang stabil, tentunya
sebuah sistem manajemen operasi dapat terlaksana dengan lancar dan baik tanpa adanya
kendala yang berarti, namun dalam kondisi sulit dan tidak menentu serta penuh
ketidakpastian maka sistem manajemen operasi akan sangat tergantung penyesuaian atau
revisi pada setiap aspek secara tepat.

8 Konsep Manajemen Operasi dan Produksi


1. Primary Input (bahan utama), meliputi bahan baku, bahan tambahan untuk kemasan dan
bahan lain yang sifatnya melengkapi bahan utama dalam upaya proses penciptaan
produk/jasa. Misal pabrik buah dalam kemasan, bahan utama adalah buah, sedangkan
bahan tambahan/pelengkap adalah tempat yang digunakan untuk mengemas buah
tersebut. Pabrik susu bahan utamanya adalah susu murni, sedangkan bahan tambahan
atau pelengkap adalah kaleng atau dos yang digunakan untuk kemasannya. Pabrik sabun
mandi, bahan utama adalah sabun, sedangkan bungkus sabun adalah bahan tambahan
atau pelengkap. Kendala yang sering terjadi pada primary input yakni adanya
kelangkaan bahan, distribusi dan pengiriman yang terganggu, regulasi yang tidak tepat,
ketersediaan stok/cadangan global, terjadinya bencana alam dan sebagainya, ini faktor
utama yang dapat mengganggu sistem operasi secara keseluruhan, sebab jika bahan
terkendala, seluruh aktifitas proses produksi terganggu.
2. Recources (faktor produksi), dalam sistem manajemen operasi, faktor produksi
diwujudkan dalam bentuk benda phisik yang terkait langsung dengan kegiatan operasi
dan produksi, seperti lokasi/tempat, gudang peyimpanan bahan atau produk, dana untuk
pembiayaan, jalur transportasi, alat angkut, mesin-mesin, peralatan penunjang, teknologi
yang diadopsi, keahlian tenaga kerja. Faktor produksi terkadang berhubungan erat
dengan kegiatan pengadaan dan investasi. Tempat dan kegiatan pelatihan karyawan,
rumah tinggal karyawan atau mess. Termasuk peralatan tambahan untuk pengiriman
barang seperti kontainer.
3. Product (produk), keluaran akhir dari suatu proses produksi, berupa produk jadi beserta
pelayanan yang menyertainya. Produk dan pelayanan menjadi satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Misal produk sepeda motor, bentuk pelayanannya adalah tempat servis
dan reparasi, kelengkapan suku cadang dan aksesoris. Bila yang dibeli adalah barang
elektronik maka pelayanannya adalah delivery barang, cara pemasangan, instalasi,
ketersediaan suku cadang, jaminan garansi, dan jaminan harga jual kembali, termasuk
event yang dilaksanakan untuk memuaskan pengguna, event biasanya berhubungan
dengan kegiatan promosi dan terakhir adalah layanan tred-in atau tukar tambah.
4. Process (Proses), sebuah aktifitas untuk mengubah bahan baku dengan tambahan
kelengkapan lainnya menjadi sebuah produk akhir yang siap digunakan, disini proses
transformasi terjadi. Transformasi terdiri dari dua jenis yakni Konversi dan Non
konversi. Proses produksi jenis konversi dilakukan dengan jalan mengubah bahan baku
menjadi produk akhir, namun perbedaan bahan baku dengan produk akhir tidak terlalu
mencolok misal kayu dirubah menjadi kursi kayu, lemari, bufet dan sebagainya, rotan
Konsep Manajemen Operasi dan Produksi 9
dirubah menjadi meubel rotan, aluminium dirubah menjadi peralatan dapur. Berbeda
dengan proses produksi berbentuk non konversi, bahan baku yang digunakan untuk
membuat produk akan memiliki tampilan yang berbeda dibandingkan produk akhir,
misal lembaran baja, mesin, kaca, kabel, tembaga, karet, aluminium, plastik digabung
menjadi satu dalam sebuah proses, kemudian keluarannya (produknya) adalah
otomotif/mobil.
5. Service (penyediaan layanan), adalah sebuah kegiatan yang sifatnya memudahkan,
menciptakan kepuasan, rasa senang, dalam mengatasi segala kebutuhan tambahan
termasuk mengatasi permasalahan yang timbul bagi konsumen dalam rangka proses
penggunaan produk yang dibelinya. Penyediaan layanan termasuk pengataran barang
sampai tempat tujuan, pemasangan suku cadang, reparasi atau perbaikan, penyediaan
suku cadang, petunjuk penggunaan/pengoperasian produk. Jaminan reparasi dan
perbaikan, perbaikan di tempat dan sebagainya yang pada intinya ingin memudahkan
konsumen dalam mengatasi segala permasalahan yang dijumpainya.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya sistem manajemen
operasi, setiap proses produksi yang dilakukan ada sebuah jaminan bahwa produk atau jasa
yang dibuat tidak akan memberikan rasa kecewa pada konsumennya dan produk atau jasa
yang digunakan cenderung memuaskan dan minim keluhan. Sistem manajemen operasi
berusaha membuat atau memproduksi produk dan atau jasa sesuai jaminan yang dijanjikan
oleh produsen. Sehingga dijamin tidak terjadi deffect (kerusakan/cacat).

KONSEP MANAJEMEN PRODUKSI

Dalam konsep manajemen produksi, kegiatan produksi dapat diartikan secara sederhana
menjadi dua bentuk pemahaman, yaitu:
1. Menambah Daya Guna, maksudnya adalah produksi tidak hanya berfokus bagaimana
menciptakan sebuah produk atau jasa, namun memiliki pengertian lain yaitu bagaimana
menambah daya guna sebuah produk atau jasa, artinya produk yang telah usang dapat di
reproduksi menjadi sesuatu yang lebih berguna, atau produk yang telah rusak dapat
diperbaiki menjadi produk utuh kembali sehingga kembali dapat difungsikan atau
digunakan seperti sedia kala. Pengertian lain adalah produk di modifikasi atau dirubah
sesuai kebutuhan dan peruntukan sehingga dapat lebih berfungsi dan memiliki manfaat
lebih bagi pengguna tertentu dalam menjalankan aktifitasnya. Misal sepeda motor
rodanya dua, dimodifikasi menjadi roda tiga sehingga motor yang telah dimodifikasi

10 Konsep Manajemen Operasi dan Produksi


tersebut dapat dipergunakan untuk beraktifitas bagi pengguna yang memiliki
keterbatasan atau cacat fisik. Sehingga motor tadi daya gunanya bertambah. Mobil
angkutan untuk penumpang dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga saat digunakan
maka penumpang yang menggunakan kursi roda bisa masuk ke dalam mobil, jelas ini
berguna bagi anggota keluarga yang memiliki cacat fisik atau bagi penumpang manula.

Gambar 1.8 Disain kendaraan roda empat untuk penyandang cacat


Sumber: https://aplikasiergonomi.wordpress.com/

Gambar 1.9 Disain sepeda motor untuk penyandang cacat


Sumber: https://aplikasiergonomi.wordpress.com/

Konsep Manajemen Operasi dan Produksi 11


2. Menciptakan Daya Guna, merupakan kegiatan untuk memproses sesuatu bahan baku
secara bersama-sama dengan bahan baku lainnya untuk kemudian di olah sedemikian
rupa menjadi sebuah produk tertentu yang memiliki manfaat dan daya guna. Pemahaman
disini adalah menghasilkan atau menciptakan benda atau barang yang awalnya tidak ada
menjadi ada menggunakan kombinasi berbagai macam faktor produksi. Proses
penciptaan barang atau produk berawal dari munculnya kebutuhan yang ada di
masyarakat konsumen. Sehingga melalui kegiatan produksi, berbagai macam bahan baku
yang memiliki potensi daya guna digabung sedemikian rupa melalui keahlian dan
teknologi tertentu hingga terciptalah sebuah produk untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan tertentu di mata konsumen. Misal sepotong kayu, karton/kertas dan kaca yang
awalnya tidak memiliki daya guna sama sekali, kemudian dirangkai, digabung dan
diproses dengan teknik dan cara tertentu, maka terciptalah sebuah pigura yang cantik dan
memiliki daya seni, yang selanjutnya dapat digunakan untuk memajang sebuah foto di
dinding. Kain dan kapuk yang awalnya tidak bermanfaat dan tidak memiliki daya guna,
kemudian digabung melalui kreasi tertentu sehingga terciptalah sebuah bantal yang
cantik. Dahulu kala jika seorang nasabah ingin menyetor dan mengambil uang di bank,
harus bersedia datang dan antri berlama-lama di bank dengan nasabah lainnya dan sangat
menyita waktu. Namun sekarang dengan hadirnya mesin dan kartu ATM, maka
semuanya menjadi mudah dan praktis serta tidak lagi menyita banyak waktu hanya untuk
sekedar menyetor, mengambil uang tunai atau urusan trasaksi keuangan lainnya.

Gambar 1.10 Mesin ATM merupakan output dari menciptakan daya guna
Sumber: www.hukumonline.com/.../struk-atm-sebagai-bukti-transfer-dana
Dengan pendekatan manajemen produksi, produk atau jasa tidak mustahil untuk dibuat,
semua berawal dari sebuah kebutuhan, lalu di sinergikan dengan kemajuan teknologi,
12 Konsep Manajemen Operasi dan Produksi
maka proses inovasi akan lahir begitu saja menuju pada sebuah proses penciptaan
produk. Kekuatan imajinasi seseorang (ahli) dapat mendorong dan memotivasi
mengembangkan sebuah pemikiran guna mewujudkan produk yang ingin dibuat
tersebut. Melalui proses pengujian dan percobaan berulang-ulang dan dukungan
teknologi yang terbarukan maka inovasi produk dapat dilakukan.

Gambar 1.11 Perubahan sistem pembakaran pada sepeda motor yang awalnya menggunakan
karburator berubah menjadi sistem full injection
Sumber: https://blkimojokerto.wordpress.com/2009/07/01/sistem-bahan-bakar
Contoh gambar 1.11 memperlihatkan ada tujuan khusus yang ingin dicapai pada sistem
pembakaran sepeda motor, yang awalnya menggunakan karburator kemudian berubah
teknologinya menjadi full injection, dengan perubahan tersebut diperoleh kualitas gas
emisi yang lebih ramah lingkungan dan konsumsi bahan bakar yang jauh lebih irit dan
ekonomis. Ini merupakan sebuah penciptaan daya guna, yang awalnya tidak ramah
lingkungan menjadi ramah lingkungan yang awalnya tidak irit menjadi lebih irit. Untuk
menciptakan daya guna dalam jangka panjang, semakin lama peran teknologi semakin
besar kontribusinya, baik teknologi bidang permesinan dan bidang teknologi informasi.
Teknologi dan perkembangannya tidak dapat dibendung namun yang harus dilakukan
adalah menyesuaikan. Karena semakin lama manusia menginginkan sesuatu yang serba
praktis dan efisien dalam menunjang segala kebutuhan hidupnya dalam kegiatan sehari-
hari.

Konsep Manajemen Operasi dan Produksi 13


Gambar 1.12 Perubahan alat komunikasi seluler akibat dari perubahan
teknologi di bidang komunikasi
sumber: https://astiyana.wordpress.com/5-alat-alat-komunikasi

Awal berkembangnya teknologi komunikasi seluler, kebanyakan perangkat seluler masih


berbentuk monochrome, perangkat masih terbatas hanya untuk komunikasi dan berkirim
SMS, daya guna dan fungsi sangat terbatas, teknologi belum seberapa berkembang. Namun
kini telah berubah dengan pesat dan semakin multiguna. Bahkan mampu memenuhi berbagai
kebutuhan transaksi bisnis hanya melalui perangkat seluler tersebut.

LINGKUP MANAJEMEN PRODUKSI

Untuk mengenal lebih lanjut tentang lingkup manajemen di bidang kegiatan produksi, maka
dapat dijelaskan dari sudut pandang dua hal, lingkup sempit dan lingkup luas.

Manajemen Produksi Dalam Lingkup Sempit

Manajemen produksi dalam lingkup sempit, menyangkut mengenai segala bentuk persiapan
dan kegiatan inti serta tujuannya menciptakan produk, dan didalamnya terdapat aspek sebagai
berikut:

1. Penggagasan ide, merupakan langkah paling awal dalam merencanakan pembuatan


barang dan jasa yang meliputi: masalah yang timbul ditengah masyarakat dan
merupakan sebuah isu yang berhubungan dengan kehidupan ekonomi, apa yang hendak
dibuat, berapa banyak membuatnya, siapa orang yang paling membutuhkan, apa

14 Konsep Manajemen Operasi dan Produksi


kegunaan atau fungsi barang dan jasa yang akan dibuat, siapa saja yang terlibat dalam
membuatnya. Setelah selesai dibuat, siapa yang paling berhak menggunakannya.
2. Menyiapkan cara atau metode, menyangkut dengan cara atau metode atau peralatan
yang bagaimana sebuah barang dan jasa dapat dihasilkan, bagaimana tingkat
kerumitannya, apa diperlukan metode khusus, bagaimana cara memperbaiki jika terjadi
kerusakan, bagaimana spesifikasinya. Dan seterusnya.
3. Waktu (timing) pembuatan, tahap ini meliputi hal-hal sebagai berikut: apakah
produk/jasa yang dibuat dilakukan secara terus-menerus, atau mengikuti musim tertentu
sesuai kebutuhan, apakah perlu disain ukuran, model, tipe, varian tertentu saja ataukah
malah sebaiknya all size. Timing juga mencakup peluang waktu, kapan saat yang tepat
untuk memulai usaha dan kegiatan produksi.
4. Lokasi atau tempat yang tepat, artinya dimana sebaiknya barang dan jasa tersebut di
produksi/dihasilkan, ditengah kota, di pedesaan atau deket daerah dataran tinggi, atau
daerah pesisir, lokasi memang erat hubungannya dengan ketersediaan jalur transportasi
dan efisiensi biaya pengiriman. Bagaimana menjaga keselamatan pekerja, apakah ada
rencana relokasi ke depan sebagai syarat pengembangan usaha/produksi. Barang dan jasa
yang dihasilkan orientasi ekport atau untuk konsumsi domestik.

Gambar 1.13 Empat komponen utama yang terdapat pada lingkup sempit manajemen produksi
Sumber: Ilustrasi Penulis

Konsep Manajemen Operasi dan Produksi 15


Manajemen Produksi Dalam Lingkup Luas

Selain memiliki lingkup sempit, kegiatan manajemen produksi juga memiliki lingkup luas,
komponen/unsur yang tercakup dalam lingkup luas adalah:

1. Raw materials/Bahan baku, seluruh kegiatan operasi yang bertujuan untuk mencari
dan menciptakan bahan baku pengganti atau substitusi jika bahan baku utama kelak
habis, maka kegiatan produksi tidak akan terhenti atau terganggu, bahan baku pengganti
meliputi bahan baku yang hampir sama jenisnya, bentuknya atau wujudnya atau
mengganti bahan baku yang benar-benar berbeda dan terbarukan. Ini semua dilakukan
untuk menjaga kelangsungan proses produksi. Dalam kegiatan industri secara umum,
bahan kayu kemungkinan dapat digantikan menggunakan plastik, atau kayu buatan dari
sisa limbah kayu, atau menggunakan bahan karet. Kegiatan di bidang pengadaan bahan
baku tidak saja melibatkan antar wilayah dalam sebuah negara, bahkan bisa melibatkan
antar negara.
2. Teknologi, bagian yang paling krusial dalam sebuah kegiatan teknologi adalah
bagaimana melakukan adopsi teknologi dalam jangka panjang, mengingat hal ini
membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Teknologi pada umumnya akan membuat
sebuah produk atau jasa semakin modern saat digunakan, menjadi lebih mudah, praktis
dan cepat, bahkan mampu multifungsi. Teknologi akan membuat harga produk semakin
murah dan di sisi konsumen akan menghemat biaya.
3. Kebijakan, otoritas yang mengeluarkan kebijakan adalah pemerintah, mengingat segala
kegiatan yang berlangsung dalam sebuah negara di atur oleh undang-undang sehingga
dapat dihindarkan praktek monopoli dan persaingan tidak sehat. Undang-undang yang
mendasari lahirnya sebuah kebijakan bertujuan mengatur kegiatan operasi dan produksi
yang tidak menyimpang dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat luas. Misal
terjadinya pencemaran limbah lindustri dalam bentuk polusi udara, tanah, air dan
dampak negatif pada kesehatan. Atau kebijakan berusaha untuk melindungi terjadinya
kerusakan lingkungan di lokasi industri/perusahaan. Kebijakan juga bertujuan mengatur
dengan baik tingkat harga produk secara wajar sehingga dapat dihindari praktek yang
dapat merugikan masyarakat luas sebagai konsumen akhir. Dengan demikian tercipta
produk yang memberi manfaat tinggi namun tidak menimbulkan dampak kerusakan bagi
alam dan lingkungan ketika proses produksi dilakukan oleh industrinya.

16 Konsep Manajemen Operasi dan Produksi


Gambar 1.14 Enam komponen penting yang menjadi fokus utama dalam
lingkup luas manajemen produksi
Sumber: Ilustrasi penulis

4. Sumber energi, salah satu ketergantungan kegiatan proses produksi adalah tersedianya
sumber energi yang mencukupi dan berlangsung dalam jangka panjang, karena kegiatan
produksi dan operasi memang membutuhkan energi. Sumber energi yang tidak dapat
dilepaskan dari kehidupan industri meliputi energi listrik, sumber air bersih, energi
matahari, energi gas, bahan bakar minyak. Namun di sisi lain penyediaan sumber energi
di atas cenderung selalu terkendala sehingga mudah menjadi langka dan semakin mahal.
Untuk memenuhi kebutuhan energi ke depan, banyak riset yang dikembangkan untuk
menciptakan sumber energi terbarukan misal sumber energi panas bumi namun hingga
sekarang belum optimal, sehingga belum dapat dimanfaatkan secara layak.
5. Limbah Industri, pengolahan limbah industri dan pabrik, menjadi suatu hal yang tidak
dapat dikendalikan dengan mudah, walaupun beberapa negara manju mampu mengelola
limbah industri dengan baik, akan tetapi di negara berkembang persoalan limbah industri
masih menjadi masalah besar yang belum teratasi dengan sempurna sehingga
dampaknya jelas merusak lingkungan karena menimbulkan pencemaran udara, tanah dan
pencemaran air sungai dan air laut. Menanggulangi limbah industri butuh inovasi dan
bantuan teknologi, agar proses pengelolaan limbah industri tidak menimbulkan dampak
negatif berkelanjutan pada kehidupan manusia dan lingkungan. Pembuangan limbah
pabrik ke sungai dan gas polutan ke udara, pembukaan lahan perkebunan pada lahan

Konsep Manajemen Operasi dan Produksi 17


hutan, pertambangan, pengeboran minyak mentah di tengah laut merupakan kontributor
terbesar dalam pencemaran lingkungan. Belum ada metode yang benar-benar aman
dalam mengatasi dampak pencemaran ini.
6. Proses Daur Ulang, kegiatan ini hanya berlaku bagi produk industri yang memang
dapat di daur ulang (recycle) karena fisik bahan baku yang menungkinkan untuk di daur
ulang disaat produk mulai using atau tidak lagi memiliki nilai ekonomis. Adanya
kegiatan daur ulang sampah industri akan memberikan nilai positif terhadap
meningkatnya limbah atas produk bekas. Namun kegiatan daur ulang juga membutuhkan
investasi dan dana yang tidak sedikit, membutuhkan lokasi, teknologi tepat guna, dan
metode yang teruji bahkan peran tenaga yang ahli dibidangnya. Tidak semua produk
hasil industri yang telah usang dapat di daur ulang, terbatas pada bahan-bahan tertentu,
misal kayu, kaca, karet, logam, plastik dan produk cair. Namun jika kegiatan daur ulang
dapat dilakukan dengan tepat, aka nada beberapa manfaat secara ekonomi yaitu:
1. Penghematan sumber daya alam,
2. Penghematan sumber energi,
3. Penghematan lahan pembuangan sampah atau tempat penyimpanan sampah,
4. Lingkungan yang lebih bersih dan nyaman,
5. Dan yang terakhir mengurangi resiko pencemaran

Gambar 1.15 Salah satu metode dalam daur ulang sampah botol plastik
Sumber: www.PETlastic.com

18 Konsep Manajemen Operasi dan Produksi


Gambar 1.16 Satu metode pengolahan limbah sampah rumah tangga dalam bentuk
sampah daur ulang di lingkungan tempat tinggal
Sumber: https://jujubandung.wordpress.com/2011/03/27/pengelolaan-sampah
Dari kedua gambar di atas, dapat dilihat bagaimana proses daur ulang sampah atau barang
bekas dalam kegiatanm operasi suatu usaha agar sisa barang bekas tidak menjadi sampah
yang dapat merusak lingkungan, gambar 1.15 menunjukkan sebuah ilustrasi dalam
melaksanakan daur ulang sampah plastik di sebuah perusahaan, sedangkan gambar 1.16 di
bawahnya menunjukkan bagaimana cara cerdas mengelola sampah dan melakukan daur ulang
dari hasil sampah rumah tangga di pemukiman penduduk sehingga dari proses daur ulang
tersebut di peroleh manfaat ekonomi berupa penghasilan dari hasil penjualan sampah daur
ulang untuk menambah kas desa.
Proses daur ulang sampah yang berasal dari barang bekas merupakan satu upaya secara
eksplisit dalam mengatasi masalah sampah yang dapat mencemari dan merusak ekosistem
pada lingkungan. Dengan adanya kegiatan daur ulang maka dampak negatif dan perusakan
lingkungan akibat sampah barang industri dapat ditekan dan dikurangi sedemikian rupa,
sehingga proses daur ulang sampah barang bekas merupakan salah satu solusi dalam
mengatasi permasalahan sampah terutama sampah yang ditimbulkan dari kegiatan produksi
dan operasi industri.

Konsep Manajemen Operasi dan Produksi 19


KAPASITAS DAN POTENSI DALAM KEGIATAN PRODUKSI
Kegiatan memproduksi barang dan jasa dalam manajemen produksi tidak dapat dilepaskan
dari faktor krusial yakni ketersediaan bahan, ketersediaan bahan yang memadai akan
membuat proses produksi dan inovasi dapat berjalan dengan baik tanpa kendala, terlebih
ketersediaan faktor produksi dan pendukung. Karena dalam kegiatan produksi salah satu
peran penting yang dapat dijalankan dengan baik adalah penelitian dan pengembangan
(research and development). Melalui kegiatan penelitian dan pengembangan, beberapa
teknologi terbaru akan dapat ditemukan dan disempurnakan, semua bertujuan untuk
kesejahteraan manusia sebagai pengguna produk akhir. Dalam keterkaitannya dengan hal ini
maka ada dua aspek yang menjadi perhatian menurut Herjanto, (2014) menyatakan:
1. Kapasitas Produksi, perusahaan harus jeli dalam mencermati perencanaan dalam
kegiatan produksi dengan cara melakukan prediksi secara baik terhadap jumlah barang
yang di produksinya, tujuannya adalah untuk menghindari dampak negatif atas
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan dan permasalahan lain yang dapat terjadi
ketika proses produksi berlangsung. Karena kapasitas produksi tidak berhubungan linier
dengan jangka waktu produksi namun berhubungan searah dengan ketersediaan bahan,
inovasi alternatif bahan pengganti, atau bahan substitusi. Ini jelas penting bagi
manajemen produksi jangka panjang. Jika kita amati industri otomatif, baik roda empat
atau roda dua, pasti kapasitas produksi nampak seolah-olah tak terbatas, semakin
meningkat, bahkan target penjualan dipaksa meningkat, namun satu hal yang kita tidak
sadari bahwa persediaan minyak bumi semakin terbatas. Teknologi mesin otomatif
masih menggunakan bahan bakar konvensional atau minyak bumi, jika minyak bumi
semakin langka, semakin mahal maka ini akan menjadi bumerang bagi industri otomotif
tersebut. Apalagi dampak polusi udara dampak dari gas emisi kendaraan bermotor.
Sesuatu yang bagus bagi perusahaan otomotif namun tidak bagus (merusak) bagi
lingkungan. Banyak pihak yang belum sadar penuh atas dampak bahaya tersebut di masa
mendatang, hingga kapan industri otomotif memaksakan diri memproduksi kendaraan
bermotor dengan bahan bakar minyak bumi. Dalam ilmu ekonomi ada teori kelangkaan,
jika satu unsur atau komponen pendukung menjadi langa dalam proses produksi maka
produk akan memiliki nilai tambah yang semakin menurun dan akhirnya daya guna juga
rendah. Disisi lain jalan raya semakin padat karena populasi kendaraan bermotor,
mobilitas kendaraan jadi berkurang, boros bahan bakar sehingga terjadi inefisiensi
berkelanjutan, kecuali ditemukan alternatif bahan baku yang ramah lingkungan dan lebih
20 Konsep Manajemen Operasi dan Produksi
murah, jelas berbeda persoalannya. Kapasitas atau kemampuan produksi sebuah
perusahaan sebenarnya memiliki peluang sangat luas dalam usaha melakukan inovasi
secara kreatif, efektif, terbarukan dan lebih modern sehingga lebih mampu menghemat
sumber daya energi ke depan dalam jangka panjang jika memiliki tenaga ahli yang
berkualifikasi, ditopang teknologi terbarukan/modern, kaya akan kegiatan riset dan
pengembangan, teknologi berorientasi ke depan, lebih ramah lingkungan, ini akan
menjadi nilai tambah dan keunggulan bagi perusahaan tersebut dalam menciptakan
produk dan berorientasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan kondisi ini
dapat menjadi keunggulan bersaing di masa depan. Dapat disimpulkan bahwa ke depan
kapasitas produksi sebuah perusahaan harus mampu digunakan untuk mengembangkan
dan memproduksi produk yang memiliki keunggulan multi fungsi dan dapat di
sinergikan dengan daya guna produk lain yang tidak sejenis. Sebagai contoh, dahulu
lampu flash (senter) dengan handphone adalah dua benda yang tidak berhubungan sama
sekali, namun dengan kemajuan teknologi, maka sekarang lampu flash menyatu dengan
handphone, karena banyak handphone yang telah dilengkapi dengan lampu flash. Dapat
terjadi hal demikian karena teknologi lampu flash ternyata dapat disinergikan dengan
perkembangan teknologi perangkat seluler. Contoh lain adalah kipas angin di kamar
tidur, sekarang diproduksi dan dilengkapi menggunakan lampu tidur sehingga nampak
lebih menyatu dan simple.

Gambar 1.17 Disain lampu kamar yang menyatu dengan Fan Cycling (kipas)
Sumber: https://listrikdirumah.com/membagi-penerangan-dalam-rumah

Konsep Manajemen Operasi dan Produksi 21


2. Potensi Dalam Produksi, yang dimaksud potensi produksi, menurut Irawan (2011)
dalam bukunya mengatakan potensi dapat menyangkut peluang berkembang,
kesempatan untuk menjalin kerjasama, bersinergi dengan perusahaan lain untuk
memproduksi produk atau jasa tertentu. Menjalin hubungan kerjasama dengan
perusahaan lain untuk memungkinkan diciptakannya produk tertentu yang merupakan
komplementer dua produk berlainan dari dua perusahaan yang berbeda. Sebagai contoh
Sony pernah menciptakan perangkat seluler setelah bersinergi dengan perusahaan
Ericsson, kemudian terciptalah perangkat seluler dengan nama Sony Ericsson. Potensi
disini mencakup kemampuan dua perusahaan atau lebih, dalam kerjasama guna
menciptakan produk baru untuk meraih peluang pasar secara bersama, apakah
menciptakan produk yang sejenis (mix) yang awalnya merupakan dua produk atau brand
yang saling terpisah dan saling berkompetisi di pasar, atau menciptakan produk baru
yang bersifat komplementer guna menciptakan fungsi produk yang lebih baik. Contoh
lain adalah sebuah gebrakan yang dilakukan dua perusahaan otomotif untuk menciptakan
mobil kembar dengan brand yang berbeda yaitu Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza, dan
akhirnya sukses di pasar otomotif serta mampu diterima dengan baik oleh masyarakat
kosumen otomotif, namun kedua brand ini tidak saling mematikan dalam merebut
pangsa pasar otomotif. Karena walau brand berbeda, kedua jenis mobil ini sama-sama
memiliki keunggulan yang ternyata cukup ampuh memikat konsumen dan mampu
mendongkrak penjualan otomotif di kelasnya, dalam beberapa tahun belakangan malah
kedua jenis kendaraan ini merajai pasar otomotif di Indonesia. Mengingat konsumen
otomotif di tingkat ASEAN, Indonesia menempati nomor urut pertama, sehingga potensi
berkembangnya industri otomotif sangat terbuka lebar, termasuk peluang ekspor produk
otomotif Indonesia kenegara lain di ASEAN.
Potensi perusahaan untuk menciptakan peluang dan berkembang, tidak hanya tergantung
pada produk yang dihasilkannya, namun juga tergantung dari kekuatan internal
perusahaan pada semua aspek. Jika aspek kekuatan internal perusahaan (faktor produksi)
mampu mengantisipasi kendala yang muncul, besar kemungkinan perusahaan akan
mampu bersaing untuk memanfaatkan peluangnya dalam mengembangkan produk dan
meluaskan pangsa pasar termasuk pasar ekspor.
Perusahaan di Indonesia yang memiliki peluang dan potensi untuk melakukan
pengembangan produk serta kegiatan ekspor meliputi beberapa industri yang bergerak di
22 Konsep Manajemen Operasi dan Produksi
bidang fashion/pakaian, produk perikanan (udang, lobster dan kepiting), produk atau
hasil agribisnis (sayur dan buah), produk perkebunan (lada dan pala dan karet), minyak
sawit, agro industri (kopi dan teh), industri permesinan dan komponen mesin, produk
hasil pertanian yakni ubi kayu atau singkong, rumput laut dan yang sedang booming
adalah industri pengrajin batu permata ekspor utama komoditi ini ke negara-negara
Afrika dan Timur Tengah.
Potensi dalam kegiatan produksi dapat dikembangkan oleh sebuah perusahaan untuk
mendapatkan peluang dan cara mengembangkan pasar, jika perusahaan mampu
menciptakan kerjasama antar produsen, bukan dengan jalan melakukan persaingan.
Karena dengan demikian kekuatan internal dua perusahaan atau lebih dalam sinergi
tersebut akan memberikan dampak positif terhadap optimalisasi kapasitas produksi
masing-masing perusahaan dalam jangka panjang. Sehingga beberapa perusahaan yang
bersinergi, akan berusaha dengan maksimum untuk saling memberikan kontribusi demi
terciptanya sebuah produk, kemudian saling berbagi pangsa pasar di antara perusahaan
tersebut.

DAMPAK NEGATIF KEGIATAN PRODUKSI


Setiap aktifitas atau kegiatan produksi dalam usaha menghasilkan barang dan jasa,
perusahaan harus memperhatikan tingkat keamanan produk dan jasa tersebut sebelum benar-
benar tiba ditangan konsumen, agar saat produk dan jasa tersebut dikonsumsi dapat di
eliminir dampak negatif yang bisa timbul sewaktu-waktu. Melalui evaluasi, pengawasan,
pengujian dan mungkin juga eksperimen dapat diketahui secara akurat tingkat keamanan
produk, apakah memang aman atau sebaliknya saat produk dan jasa dipasarkan. Dilain sisi,
produk dan jasa harus bisa dan dapat memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan
konsumen, ini merupakan sebuah kewajiban bagi produsen, agar produk dan jasa yang dibuat
mampu menciptakan daya guna, manfaat, fungsi dan faedah bagi masyarakat konsumen
secara umum. Ada beberapa dampak negatif yang dapat terjadi dalam aktifitas perusahaan
menghasilkan produk dan jasa, antara lain:
1. Bidang perbankan, penggunaan kartu kredit dan kartu sejenisnya yang berguna sebagai
alat transaksi elektronik, tingkat keamanan nasabah masih belum optimal, tingkat
proteksi transaksi belum memadai, karena kartu kredit dan kartu sejenisnya masih dapat
dipalsukan, digandakan, dicuri, dibobol dan akhirnya merugikan hak konsumen secara
material dan non material dalam kegiatan transaksi terutama yang melibatkan pihak
perbankan.,
Konsep Manajemen Operasi dan Produksi 23
2. Dalam proses tarik tunai dan setor tunai, pihak perbankan telah memberikan layanan
berupa mesin ATM (anjungan tunai mandiri) kepada nasabahnya, agar proses transaksi
dapat dilakukan dengan efisien dan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan nasabah, sehingga
tidak selalu bergantung dengan petugas bank setiap melakukan transaksi di luar jam
kerja bank. Keamanan di lokasi mesin ATM sering tidak terjamin dengan baik, sehingga
uang di ATM sering kosong, mesin ATM yang bermasalah, penggandaan pin atau
password oleh orang yang tidak bertanggungjawab dan kartu ATM yang tertelan oleh
mesin. Peraturan dan undang-undang yang menjamin hak konsumen/nasabah belum
maksimum dalam memberikan perlindungan dan sering masih bersifat parsial.
3. Bidang otomotif, masih sering kita jumpai, bahkan pihak pabrikan otomotif sendiri yang
memberikan informasi, beberapa jenis kendaraan mengalami keselahan spesifikasi
pabrik saat kendaraan di produksi sehingga sebagian kendaraan harus ditarik dari
peredaran untuk kemudian diperbaiki kerusakannya. Kejadian seperti ini sering
merugikan konsumen otomotif tersebut, bahkan bisa mengancam keselamatan mereka.
4. Produsen makanan dan minuman, sering terjadi produk makanan dan minuman
berbahaya yang ternyata lolos ke pasar, dampak mekanisme pengawasan yang tidak
maksimal, atau produk makanan dan minuman yang diproduksi secara ilegal oleh
produsen tanpa memperdulikan tingkat keamanan dan keselematan serta kesehatan
konsumen yang mengkonsumsinya.
5. Bidang pertambangan, kegiatan eksplorasi hasil tambang, dan eksplorasi sumber daya
alam yang cenderung merusak lingkungan, penebangan hutan tanpa gerakan
penghijauan, perusakan hutan lindung menjadi perkebunan, pencemaran air sungai dan
sumber mata air oleh pabrik/industri, benar-benar telah merusak ekosistem dan
lingkungan tempat tinggal manusia, karena telah menimbulkan pencemaran udara,
pencemaran air (termasuk laut), dan pencemaran tanah, pada ahirnya merusak kesehatan
manusia.
6. Bidang energi, terutama energi listrik, voltase dan arus listrik yang tidak stabil dapat
merusak dan mengganggu segala jenis peralatan elektronik yang digunakan oleh
konsumen. Dengan naik turunnya voltase dan tidak stabilnya arus listrik dari PLN,
konsumen merasa dirugikan. Terganggunya kegiatan sehari-hari dan menghambat
aktifitas konsumen.
7. Bidang kehutanan, pengelolaan hutan yang tidak benar, dilakukan sembarangan, tidak
terkontrol, hanya mengejar keuntungan ekonomi semata, telah menghancurkan fungsi
hutan secara besar-besaran, mengakibatkan daya serap hutan terhadap air hujan menjadi
24 Konsep Manajemen Operasi dan Produksi
hilang, merusak kemampuan hutan untuk menampung air bersih, dampak negatifnya
sering terjadi tanah longsor, kekeringan di musim kemarau dan merusak kesuburan
tanah. Yang lebih parah, merusak dan membuat punah beberapa species hewan tertentu
yang hidup di hutan. Untuk mengembalikan fungsi hutan tidak dapat dilakukan dengan
mudah dan membutuhkan waktu belasan tahun.
8. Bidang transportasi dan lalu-lintas, karena tidak ada peraturan khusus untuk mengatur
dan mengendalikan populasi kendaraan yang melintas di jalanan, maka dampak
kemacetan akan semakin parah karena populasi kendaraan yang tidak terkontrol,
lemahnya penerapan hukum di bidang lalu-lintas, sehingga penyimpangan dan
pelanggaran semakin sering terjadi, mengakibatkan kerugian moril dan immaterial bagi
pengguna jalan secara umum belum termasuk pencemaran udara akibat polusi gas emisi
kendaraan. Kualitas udara semakin memburuk, kesehatan masyarakat menurun dampak
dari polusi udara berkepanjangan.
9. Bidang kesehatan, terjadinya kasus mal praktek oleh tenaga medis, tenaga medis
menjalankan prakteknya tanpa ijin, kasus-kasus di bidang kedokteran, metode
penanganan pasien yang salah oleh rumah sakit, salah diagnose dan pengobatan, telah
lama terjadi namun penanganan kasus seperti ini tidak maksimum, bahkan masih sering
berulang terjadi, padahal resikonya adalah nyawa pasien atau cacat tetap. Bagi keluarga
pasien yang merasa dirugikan tidak mendapatkan solusi/penanganan yang
mencerminkan rasa keadilan.
Dari beberapa kejadian di atas, yang merupakan dampak negatif kegiatan manajemen operasi
dan produksi, dapat disimpulkan bahwa apa yang selama ini dilakukan oleh produsen belum
sepenuhnya mampu menciptakan kesejahteraan bagi konsumen, mengingat masih sering
terjadi pelanggaran atau penyimpangan dalam kegiatan proses produksi dan kegiatan operasi
perusahaan. Padahal tujuan awal menciptakan produk dan jasa adalah untuk memenuhi segala
kebutuhan konsumen, mengawasi, menyempurnakan dan mengarahkan serta membantu demi
tercapainya kepuasan dan kesejahteraan.
Sampai dengan saat ini peran pemerintah dalam meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan
produksi dan operasi perusahaan dalam industri besar dan industri rumahan belum maksimal,
karena kasus penyimpangan yang berujung kerugian bagi konsumen masih sering terjadi.
Satu-satunya jalan yang dilakukan pemerintah adalah melakukan pengawasan dan penerapan
sanksi dan hukum bagi industri yang melakukan pelanggaran baik disengaja maupun tidak
disengaja. Namun penerapan hukum yang dilakukan belum mampu memberikan keadilan
bagi konsumen yang dirugikan.
Konsep Manajemen Operasi dan Produksi 25
KASUS DIBIDANG KEGIATAN PRODUKSI DAN OPERASI

ES BALOK MENGANDUNG BAKTERI DAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

JAKARTA – Kamis, 26 Maret 2015. Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Wahyu
Hadiningrat mengungkap adanya peredaran es balok tidak layak konsumsi yang mengandung
bakteri coliform. Kepastian itu berdasarkan hasil pemeriksaan Balai Besar Laboratorium
Kesehatan (BBLK) Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
terhadap es balok tersebut. Kapolres menjelaskan, bahan baku es balok yang diambil dari
aliran air anak Sungai Kalimalang Bekasi tersebut diangkut menggunakan truk tanki menuju
lokasi PT EU di Jalan Rawagelam, Jakarta Timur, yang berjarak sekira 10 kilometer. Di
dalam pabrik tersebut, es balok diproduksi dengan tidak memenuhi standar baku yang
higienis dan es balok tersebut dijual di warung, depo, dan langsung ke masyarakat. Kapolres
menjelaskan, dalam kasus tersebut, polisi berhasil menangkap dua tersangka berinisal DNN,
55 tahun, pemilik alat angkut air; dan AL, 55 tahun, penanggung jawab PT EU yang
memproduksi es balok. Dari tangan keduanya, polisi mengamankan barang bukti berupa tiga
truk; 116 es balok; tiga alat cetak batu es; amoniak; serta bahan kimia seperti kaporit, soda
api, tawas, ANP, dan antifoam. Jajaran kepolisian Polres Metro Jakarta Selatan masih
melanjutkan penyelidikan lebih dalam untuk menelusuri kasus itu. Informasi yang dihimpun,
pengungkapan kasus ini berawal dari adanya laporan masyarakat ke Polsek Metro Setiabudi.
Seorang warga yang membeli es teh manis di warung di kawasan Jl. Setiabudi I, Karet,
Jakarta Selatan, setelah mengkonsumsi minuman tersebut mengalami sakit perut. Laporan
kemudian ditindaklanjuti dengan penyelidikan bekerjasama dengan melakukan uji laboratoris
di BBLK Dirjen Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Jakarta dan hasilnya
terbukti terdapat bakteri Coliform dan dinyatakan tidak memenuhi standar atau tidak layak
untuk dikonsumsi. Tersangka bakal terancam Pasal berlapis yaitu Pasal 94 (3) Pasal 45 (3)
UU No. 7 Tahun tentang SDA dengan ancaman tiga tahun dendan Rp 500 juta, Pasal 62 UU
No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen ancaman lima tahun penjara atau denda
Rp 2 Miliar, dan Pasal 135, Pasal 140 UU No. 18 Tahun 2012 tentang pangan ancaman dua
tahun dan denda maksimal Rp 4 Miliar.

ANALISIS PENULIS

Tanggapan penulis atas terjadinya kasus di atas, adalah jika pabrik es balok tersebut telah
mengetahui bahwa sumber bahan baku yang digunakan untuk memproduksi es balok diambil
dari air sungai Kalimalang Bekasi sudah pasti dan jelas pihak pabrik mengetahui bahwa es
balok yang di produksinya bukan untuk konsumsi manusia. Seharusnya pihak manajemen
pabrik melakukan pengawasan secara ketat agar jangan sampai es balok yang diproduksinya
tidak dijual untuk konsumsi masyarakat. Selain itu, pihak pabrik harus melakukan uji
labotatorium untuk mengetahui kandungan atau zat berbahaya yang ada di dalam es balok
yang diproduksinya dan semua pekerja pabrik harus mengetahui, agar tidak disalah gunakan.

26 Konsep Manajemen Operasi dan Produksi


Mengingat es balok adalah salah satu campuran minuman yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat. Jika pengawasan secara internal cukup ketat, maka kasus ini tidak mungkin
terjadi, karena es balok produksi pabrik ini sebenarnya di tujukan untuk konsumsi industri,
yaitu sebagai alat untuk pendingin mesin pabrik. Karena telah terjadi kasus dan jatuhnya
korban maka pihak pabrik harus bersedia bertanggungjawab secara apapun baik secara
material, moril dan hukum. Kemudian secara yuridis, pabrik es balok apakah memiliki ijin
resmi dari pemerintah, jika tidak maka pabriknya harus segera ditutup dan tidak layak untuk
beroperasi.

BISKUIT KADALUARSA ASAL PASURUAN – JAWA TIMUR

PASURUAN – 08 September 2010, Selang sehari melakukan penyitaan ratusan kaleng


biskuit kadaluarsa yang dijual oleh pasutri asal Sidoarjo, Polres Pasuruan kembali menyita
satu truk berisi ratusan kardus jajanan serupa pada Selasa (7/9). Polisi juga mengamankan
satu orang tersangka lagi yang diduga sebagai penjualnya. Satu truk makanan ringan berupa
biskuit ini disita dari sebuah gudang milik H Nawawi di Desa Buaran, Kecamatan Krian,
Kabupaten Sidoarjo. Seluruh makanan ringan tersebut tidak layak dikonsumsi karena telah
kadaluarsa. Jenis makanan yang disita sebagian besar diantaranya produk Nissin, terdiri dari
biskuit, wafer stik, dan sejumlah jajanan kemasan. Masa kadaluarsa makanan ini bervariasi
antara 5 bulan hingga 3 tahun. Makanan tersebut terlihat banyak yang rusak, lengket dan
mengeluarkan aroma tidak sedap. Kapolres Pasuruan, AKBP Syahardiantono mengatakan,
terbongkarnya kasus peredaran makanan kadaluarsa tersebut didasarkan atas penangkapan
pasutri asal Sidoarjo, yakni Sujianto (51) dan Sumintra (45) yang kedapatan tengah memasok
ratusan kaleng biskuit kadaluarsa di Pasar Ngopak, Rejoso, pada Senin (6/9). Dari lokasi
tersebut, polisi kemudian mengembangkannya dan berhasil menangkap pelaku lainnya
bernama Mujiono (47), warga asal Desa Watu Kenongo, Kecamatan Pungging, Kabupaten
Mojokerto, yang diduga sebagai penjual. Setelah diselidiki, Mujiono ternyata karyawan dari
H Nawawi, pemilik gudang. Hingga kini pemilik gudang belum bisa dimintai keterangan
karena tengah menjalankan ibadah umrah, menurut penjelasan Kapolres Syahardiantono.
Dijelaskan lagi oleh Kapolres, sasaran para tersangka ini adalah toko-toko kecil khususnya
pasar-pasar tradisional, karena banyak konsumen yang tidak tahu dan tertarik dengan harga
murah. Dari hasil keterangan sementara, Mujiono mengelak kalau makanan kadaluarsa
tersebut bebas diperdagangkan di pasaran untuk dikonsumsi, alasannya bahwa makanan tidak
layak konsumsi tersebut sengaja dijual untuk campuran makanan ternak. Sementara Sujianto
mengaku kalau perkalengnya dia beli dari Mujiono seharga Rp 5000,-. Dari harga
pengambilan tersebut, Sujianto menjualnya kembali dengan harga Rp 6000,- per-kaleng.
Sebelum dijual, terlebih dahulu dipilah kaleng biskuit yang masih bagus untuk selanjutnya
label tanggal kadaluarsa dihapus. Pihak kepolisian menjerat kedua tersangka dengan Undang-
undang Perlindungan Konsumen Nomer 8 Tahun 1999, dengan ancaman pidana maksimal 5
tahun penjara.

Konsep Manajemen Operasi dan Produksi 27


ANALISIS PENULIS

Bila prosedurnya jelas atas pemusnahan makanan atau minuman yang telah kadaluarsa
dilakukan secara benar dan diawasi secara baik tentu kasus seperti di atas kecil kemungkinan
dapat terjadi, ada satu lembaga yang terkait dan punya kewajiban terhadap peredaran
makanan atau minuman, terutama makanan dan minuman kadaluarsa di tengah masyarakat,
namun jika masih bisa terjadi peredaran makanan dan minuman kadaluarsa berarti
pengawasan makanan, minuman, atau obat-obatan berbahaya masih lemah dan cenderung
lengah sehingga situasi ini dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk meraih keuntungan
secara pribadi. Padahal apa yang dilakukan yaitu menjual makanan atau minuman atau obat-
obatan yang berbahaya (kadaluarsa) beresiko terhadap kesehatan dan nyawa konsumen.
Lembaga BP.POM harusnya jeli melakukan pengawasan atau inspeksi ke pabrik biskuit,
melalui suatu prosedur agar tidak terbuka celah bagi seseorang untuk melakukan
pelanggaran, yakni mengedarkan dan menjual makanan atau minuman yang kadaluarsa.
Tetapi jika masih ada masyarakat yang dengan sengaja atau diam-diam melakukan
pelanggaran tersebut dengan alasan apapun, pihak kepolisian wajib memberikan tindakan
tegas sesuai undang-undang dan hukum yang berlaku guna melindungi keselamatan
masyarakat luas atau konsumen.

RANGKUMAN

Setelah mempelajari dan mendalami bab 1 di atas, beberapa hal penting yang dapat dijadikan
rangkuman adalah sebagai berikut:
1. Dalam kegiatan manajemen operasi dikenal dua istilah penting yakni syarat cukup dan
syarat penting, syarat cukup artinya menciptakan produk atau jasa dari awalnya tidak ada
menjadi ada dengan tujuan utama memenuhi kebutuhan hidup konsumen, sedangkan
syarat penting adalah dalam setiap proses penciptaan barang atau jasa, diupayakan untuk
menciptakan barang atau jasa yang berkualitas sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan konsumen.
2. Untuk terlaksananya kegiatan manajemen operasi, bagian terpenting yang harus
dipertimbangkan dengan baik adalah kemampuan perusahaan untuk menyediakan faktor
produksi secara baik sehingga produk dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan harapan
dan keinginan konsumen.
3. Kegiatan produksi pada sebuah perusahaan identik dengan kegiatan untuk menambah
daya guna dan menciptakan daya guna, menambah daya guna adalah mampu melakukan
maintenance (pemeliharaan) dengan baik terhadap produk yang rusak atau usang
sehingga dapat dimanfaatkan kembali, tujuannya untuk menghemat recourcess (faktor
produksi) yang semakin langka.

28 Konsep Manajemen Operasi dan Produksi


4. Sedangkan proses menciptakan daya guna adalah sebuah kegiatan yang diawali sebuah
perencanaan mengenai apa produk atau jasa yang sebaiknya diproduksi, siapa yang
melakukan kegiatan produksi, menggunakan metode apa, teknologi yang bagaimana,
ditujukan untuk siapa dan siapa saja yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
kegiatan produksinya.
5. Setiap kegiatan manajemen operasi dan produksi berpeluang menimbulkan dampak
negatif bagi lingkungan, berupa terciptanya pencemaran udara, air dan tanah serta
pencemaran laut beserta pencemaran ekosistem. Dampak kesehatan bagi konsumen
sebagai pihak pengguna produk dan jasa yang dihasilkan produsen.
6. Untuk meminimalkan dampak negatif atas kegiatan operasi dan produksi, produsen dan
industri harus mencari dan menemukan cara-cara atau metode yang lebih ramah
lingkungan dalam usahanya memproduksi barang dan jasa. Tujuannya untuk efisiensi,
mencegah kerusakan lingkungan dan menjaga kesehatan dan keselamatan konsumen.

DAFTAR ISTILAH

Operasi Produksi
Syarat Cukup Syarat Penting
Efisiensi Maintenance
Metode Produsen
Ekosistem Pencemaran
Recourcess Faktor Produksi
Kadaluarsa Daya Guna
Konsumsi Energi
Password Parsial
Transformasi Konversi
Sumber Daya Alam Terbarukan
Tangible Intangible
Devisa Nilai Tambah
Transfer Knowledge Instruktur
Konsep Polusi
Raw Materials Kebijakan
Keahlian Kepuasan
Kesejahteraan Konsumen
Moril Imaterials
Deffect Grafis

Konsep Manajemen Operasi dan Produksi 29


LATIHAN SOAL

1. Jelaskan proses penerapan manajemen operasi pada sebuah perusahaan jasa agar syarat
cukup dan syarat penting dapat dipenuhi!
2. Dalam sebuah kegiatan produksi untuk menghasilkan produk dan jasa, mengapa harus
memperhatikan syarat penting dan syarat cukup?
3. Bila terjadi permasalahan yang timbul dalam proses menghasilkan produk, jelaskan
faktor-faktor yang dapat memicu timbulnya masalah!
4. Apa yang dimaksud dengan :
a. Menambah daya guna sebuah produk atau jasa
b. Kapan menambah daya guna dibutuhkan?
c. Apa tujuan utama pentingnya menambah daya guna?
5. Gambarkan skema manajemen operasi secara lengkap, kemudian tentukan pada bagian
mana saja dapat timbul masalah, disaat proses produksi dilakukan?
6. Menurut anda, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kapasitas produksi jika
dihubungkan dengan peluang?
7. Kapan sebuah perusahaan dapat mengukur atau menilai potensi yang dimilikinya ketika
melakukan proses produksi?
8. Berikan penjelasan mengenai arti manajemen produksi dalam lingkup sempit dan dalam
lingkup luas! Berikan contoh penerapan yang sederhana!
9. Berikan penjelasan singkat, dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari kegiatan proses
produksi! Langkah-langkah nyata apa yang menurut anda telah dilakukan hingga
sekarang dalam upaya meminimalkan dampak negatif tersebut!

30 Konsep Manajemen Operasi dan Produksi


BAB 2
Skema Manajemen Operasi

Deskripsi pada bab 2 ini, dibahas kelanjutan materi dari bab


pertama, yakni membahas seputar kegiatan manajemen operasi, inti
materi adalah pembahasan mengenai lingkungan luar atau eksternal
dari kegiatan proses produksi. Karena kegiatan proses produksi
tidak dapat dilepas dari peran dan pengaruh lingkungan eksternal
selain bergantung pada lingkungan internal perusahaan. Lingkungan
eksternal merupakan salah satu faktor yang memiliki peran penting
terhadap kelangsungan hidup perusahaan baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Semakin bagus usaha perusahaan dalam
mengelola pengaruh lingkungan eksternalnya, maka perusahaan
semakin survive (mampu bertahan hidup).

Kompetensi melalui pembahasan materi di bab 2 ini, maka


mahasiswa mampu memahami, mendalami dan menguasai segala
bentuk perbaikan terhadap masalah yang terjadi pada kegiatan
proses produksi yang dipengaruhi lingkungan eksternal perusahaan.
Mahasiswa mampu memberikan pemikiran pada kasus yang terjadi
di lingkungan kegiatan proses produksi, terutama segala
permasalahan yang terkait langsung melalui konsep pemecahan
yang berfokus pada kegiatan pembelajaran pada sistem manajemen
operasi di perusahaan.

Skema Manajemen Operasi 31


SISTEM MANAJEMEN OPERASI

Pemahaman Sistem Manajemen Operasi Pada Industri Otomotif

Setelah selesai mempelajari bab 1, sekarang dibahas mengenai sistem dalam manajemen
operasi, sistem merupakan satu kesatuan langkah dalam sebuah rangkaian kegiatan dan di
dalamnya berisi interaksi masing-masing langkah atau proses dalam upaya menghasilkan
sebuah tindakan dan akhirnya menghasilkan sebuah keluaran (output), baik berupa produk
atau benda phisik atau jasa. Untuk memperjelas sebuah interaksi dalam sebuah rangkaian
sistem, berikut akan ditampilkan ilustrasi pada sebuah industri / pabrikan otomotif roda
empat seperti tampak pada gambar 2.1 di bawah ini:

Gambar 2.1 Sistem Manajemen Operasi Pada Sebuah Industri Otomotif


Sumber: https://niganku.wordpress.com/2011/02/15/proses-pembuatan-mobil
Dari gambar di atas, menurut Daryanto (1985) yang perlu diperhatikan adalah merakit dan
membangun sebuah mobil yang kokoh dan berkualitas harus memperhatikan unusr-unsur
bahan dan bagian pada setiap proses yang dijalankan dalam sistem terutama proses dan
kegiatan yang dijalankan pada setiap tahapan. Jika dalam proses merakit mobil tersebut ada
bagian tertentu yang secara tidak sengaja terabaikan (terlupakan) maka mobil berkualitas
tidak akan pernah dapat untuk dibuat atau diselesaikan karena telah terjadi unsur kelalaian
sehingga nilai safety (keamanan) akan berkurang akibat kelalaian tersebut, walaupun
akhirnya mobil dapat diselesaikan namun mobil tersebut menjadi tidak sempurna untuk
menjamin keselamatan penggunanya atau pengendara serta penumpangnya. Sehingga sangat
perlu ketelitian dan pengawasan yang ketat dalam sebuah industri perakitan mobil, sebab satu

32 Skema Manajemen Operasi


sistem proses akan saling berhubungan dengan sistem proses yang lainnya. Mobil berkualitas
dengan zero deffect, dapat diwujudkan jika unsur utama dengan unsur penunjang saling
berhubungan dan saling mendukung dengan sempurna. Setiap cacat (sekecil apapun) yang
terjadi pada saat mobil telah finishing, harus dapat ditemukan dengan jeli melalui sebuah
pengujian dan test ketat, kemudian dicarikan solusinya agar cacat pada mobil tidak terulang,
dalam proses ini diperlukan sebuah continueus improvement (perbaikan berkelanjutan) tanpa
henti sampai terciptanya proses yang sempurna ditandai dengan semakin berkurangnya
peluang terjadinya cacat, munculnya masalah, atau permasalahan yang dapat muncul sewatu-
waktu ketika kendaraan di kendarai di jalan raya. Menciptakan mobil yang sempurna dari
sudut fungsi dan keamanan memang tidak mudah karena juga membutuhkan dukungan
teknologi yang memadai saat mobil di proses di dalam pabrik. Selama ini jika mobil
dikendarai di jalan raya, kerusakan yang sering muncul yang diakibatkan kesalahan
spesifikasi pabrik adalah pada sistem kelistrikan, sistem penggerak dan kemudi, sistem
penerangan atau kelistrikan yang berhubungan langsung dengan mesin dan kerusakan sistem
pendingin (AC), kerusakan pada sistem shockbreaker, maupun sistem pengereman.
Misi untuk membuat sebuah mobil yang aman dan berkualitas tentu melalui sebuah proses
dan evolusi yang teliti, kondisi aman dapat diciptakan jika bagian kendaraan yang bergerak
dan saling berhubungan senantiasa dapat di periksa kemungkinan terjadinya kerusakan
terutama ketika kendaraan di pergunakan di jalanan. Namun harus dipahami adalah bahwa
mobil yang berkualitas memiliki pengertian yang relatif, tentu kondisi tidak aman dapat
muncul dari faktor pengendaranya saat berada di jalan, mobil yang aman dapat memberikan
peluang tidak aman jika dikendarai apabila kondisi jalan raya tidak memungkinkan untuk
memaksakan kendaraan melalui jalan tersebut. Selain itu kondisi fisik pengendara juga
berperan dalam menciptakan kondisi tidak aman. Terjadinya beberapa kasus kecelakaan,
penyebabnya dapat muncul karena faktor kendaraan yang tidak aman, faktor pengemudi yang
tidak mendukung (lelah, sakit, mabuk, lalai), faktor kondisi jalan raya (menikung, tanjakan,
jalanan menurun, jalan tidak rata, jalan berlubang), faktor lain adalah kurangnya rambu lalu-
lintas dan petunjuk, faktor cuaca (panas, berkabut, hujan, angin kencang) dan faktor alam
(banjir, tanah longsor). Sehingga untuk menjaminnya sebuah mobil yang berkualitas,
tentunya mobil tersebut benar-benar aman saat dikendarai dan faktor eksternal kendaraan
(kondisi jalan, cuaca, dan pengemudinya) harus menjamin terciptanya sebuah keamanan pada
kendaraan. Jika faktor internal kendaraan dan eksternal kendaraan sama-sama mendukung
sebuah kondisi aman maka mobil berkualitas secara eksplisit dapat diwujudkan (Sutantra,
2001).
Skema Manajemen Operasi 33
Menurut Kosasih (2012), pentingnya mendisain sebuah sistem dalam kegiatan manajemen
operasi tujuannya adalah:
1. Menjamian seluruh sumber daya yang terpakai mampu memiliki fungsi dan daya guna
yang optimal,
2. Memudahkan terjadinya pengawasan dan kontrol terhadap terjadinya deffect atau
penyimpangan pada kegiatan operasi dalam sistem,
3. Menjamin peningkatan kinerja pada setiap unsur/komponen sistem yang terlibat
langsung pada kegiatan operasi
4. Memudahkan langkah dalam pemecahan masalah secara parsial jika terjadi gangguan
pada kegiatan yang telah di estimated.
Sebagai ilustrasi, jika kita kembali mengambil contoh sistem manajemen operasi pada
perusahaan otomotif di atas maka kinerja sebuah kendaraan dianggap bagus jika semua
komponen yang terikat dalam sistem bersifat zero deffect (tidak pernah bermasalah),
sedangkan bagian-bagian komponen dalam sistem yang dapat memicu terjadinya masalah
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.2 Bagian kendaraan yang dapat memicu terjadinya masalah


Sumber: Ilustrasi penulis

34 Skema Manajemen Operasi


Sehingga dapat disimpulkan, menciptakan mobil yang berkualitas, tidak hanya berkualitas
dan safety bagi pemilik dan penumpangnya, namun juga harus berkualitas dan safety bagi
lingkungan, aman bagi lingkungan maksudnya kendaraan tersebut harus menggunakan bahan
bakar yang ramah lingkungan, gas buangnya juga ramah lingkungan, minim kandungan gas
beracunnya sehingga aman bagi kesehatan manusia dan aman bagi lingkungan. Selama bahan
bakar yang digunakan masih mengeluarkan gas emisi yang berbahaya bagi manusia dan
lingkungan, berarti kendaraan yang diproduksi tersebut belum berkualitas. Di masa
mendatang, kemungkinan kendaraan dengan menggunakan sumber energi seperti: tenaga
matahari, energi listrik dan energi gas yang benar-benar ramah lingkungan karena tidak
mengeluarkan gas emisi yang berbahaya (Daryanto, 1985).

Gambar 2.3 Berbagai jenis mobil yang digerakkan menggunakan


bahan bakar ramah lingkungan
Sumber: https://niganku.wordpress.com/2011/02/15/proses-pembuatan-mobil
ke depan, teknologi mobil akan cenderung menggunakan bahan bakar yang ramah
lingkungan, berbagai riset, pengembangan teknologi dan berbagai eksperimen dilakukan
untuk mengembangkan dan menemukan jenis bahan bakar baru yang memiliki tingkat gas
emisi nol persen. Sementara hingga kini tiga jenis tipe teknologi bahan bakar yang sedang
gencar dikembangkan adalah mobil dengan bahan bakar tenaga listrik, bahan bakar tenaga
surya dan bahan bakar gas, dengan tiga jenis bahan bakar tersebut teknologi kendaraan dan
sistem pembakaran mesin kendaraan cenderung ramah lingkungan (Go Green).

Pemahaman Sistem Manajemen Operasi Pada Rumah Sakit

Hal yang sangat krusial (penting dan menjadi perhatian) pada sebuah pelayanan rumah sakit
dalam fungsinya memberikan pelayanan, kesembuhan, pengobatan kepada masyarakat umum
menurut Adikoesoemo (2002) adalah:

1. Tersedianya ruang pemeriksaan pasien secara khusus berupa ruang laboratorium lengkap
di area rumah sakit dan dibangun secara terpadu,
2. Tersedianya ruang tindakan khusus, untuk bentuk tindakan darurat berupa ruang operasi,

Skema Manajemen Operasi 35


3. Penyediaan layanan mobil ambulan, bagi pasien atau masyarakat yang membutuhkan
atau bagi tindakan yang bersifat emergency,
4. Tersedianya ruang inap bagi pasien, terutama pasien yang membutuhkan pertolongan
berkelanjutan di rumah sakit,
5. Tersedianya tenaga medis, berupa tenaga dokter spesialis.

Untuk memberi ilustrasi yang lebih jelas, berikut disajikan sebuah sistem manajemen operasi
rumah sakit sesuai gambar di bawah ini:

Gambart 2.4 Sistem Manajemen Operasi Rumah Sakit Dalam Pelayanan Kesehatan
Sumber: Ilustrasi penulis
Seperti gambar 2.4 di atas, pada sebuah sistem manajemen operasi sebua rumah sakit,
tersedianya tempat, sarana dan prasarana, peralatan medis, tenaga medis, yang sangat
memadai dapat dan mampu menciptakan pelayanan kesehatan yang prima atau berkualitas,
artinya mayoritas pasien akan berpeluang untuk sembuh. Namun jika yang terjadi sebaliknya,
sulit bagi rumah sakit tersebut untuk dapat memberikan pelayanan prima, karena banyak
keterbatasan. Jika dipaksakan maka cenderung akan terjadi kegagalan, penyimpangan, mall
praktek, atau pasien berpeluang tidak sembuh. Dalam gambar di atas, satu sistem akan saling
berkait dengan sistem lainnya dan membentuk sebuah kinerja sistem dalam satu kesatuan
yang tidak dapat dipisah dalam upaya menghasilkan layanan prima di bidang kesehatan dan
pengobatan pasien. Menurut Hatta (2008) kurang lengkapnya sarana dan prasarana dan tidak

36 Skema Manajemen Operasi


didukung tenaga medis yang memadai dari faktor skill, akan banyak menyebabkan mall
praktek misal terjadi salah diagnosa gejala penyakit, pelayanan dan tindakan medis yang
lambat, dan berbelitnya prosedur pengobatan dan tindakan medis lain disaat terjadi kondisi
emergency (darurat), banyak menyebabkan kerugian moril bagi pasien dalam proses
pengobatan dan penyembuhan penyakit. Kondisi ini jika terus menerus seperti itu, bukan
hanya mendatangkan resiko kesehatan bagi pasien namun juga resiko ketidakpercayaan
masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit yang bersangkutan. Meskipun tenaga medis
memiliki organisasi induk yang mengatur dan menaungi profesi seorang tenaga medis,
namun penyimpangan selalu saja tetap terjadi, berupa kesalahan dalam melakukan
penanganan pasien ketika membutuhkan sebuah diagnosa. Kejadian seperti ini bersumber
dari dua hal yaitu tindakan yang salah (human error) dan prosedur yang salah (prosedur
error). Oleh karena itu, perampingan prosedur kadang dianggap perlu untuk memangkas
birokrasi yang tidak perlu sehingga tindakan dapat lebih cepat dilakukan dan menghemat
waktu, terutama tindakan yang bersifat emergency. Dalam sistem manajemen operasi di
rumah sakit, bagian paling krusial menurut Adikoesoemo (2002) adalah bagian proses yakni
di dalamnya berisi sistem seperti ruang periksa, kesiapan tenaga medis, ruang perawatan,
ruang inap, ruang laboratorium dan tenaga laboratnya, proses tindakan operasi medis, beserta
penyiapan segala jenis obat di apotek.

HUBUNGAN MANAJEMEN PRODUKSI DAN KEGIATAN OPERASI

Kegiatan proses produksi dalam sebuah sistem operasi ternyata bersifat sangat kompleks,
karena sebuah proses produksi memiliki keterkaitan dengan banyak hal dan aspek dalam
sistem manajemen operasi, interaksi yang terjadi harus bersifat positif dan normal agar proses
produksi dalam sebuah sistem dapat berjalan dengan sempurna sesuai estimasi yang
ditetapkan. Proses produksi dalam sebuah manajemen operasi tidak dapat di gambarkan
secara sederhana, karena banyak faktor yang terlibat dan perlu dipertimbangkan di dalamnya.
Menurut Tanjung (2006), peran faktor produksi dan peran lingkungan eksternal yang
memadai, ketersediaan (daya serap) pasar, dan kolaborasi (sinergi) pelaku kegiatan produksi
juga menjadi pertimbangan yang wajar guna menjaga kelancaran proses. Tanpa adanya
interelasi yang bagus antara faktor internal dan faktor eksternal, maka kegiatan produksi tidak
dapat berjalan dalam jangka panjang. Kondisi ini dapat berlangsung apabila faktor produksi
yang dibutuhkan tidak mengalami kelangkaan atau hambatan distribusi dari pemasok. Jika
semua faktor produksi dapat berjalan dengan baik dan relatif tidak ada masalah pada setiap
sistem operasi maka kondisi ini dapat dijadikan sebagai keunggulan komparatif dalam
Skema Manajemen Operasi 37
menghadapi segala bentuk persaingan di dalam sebuah industri. Keterkaitan proses produksi
dalam sebuah sistem manajemen operasi dapat disajikan berikut:

Gambar 2.5 Kegiatan produksi dalam sebuah sistem manajemen operasi


Sumber: Ilustrasi penulis
Menurut Ishak (2010), fokus utama dan perhatian pada sebuah sistem manajemen operasi
untuk menunjang kelancaran dan suistanable kegiatan produksi, ada beberapa hal yang yakni:

1. Bahan baku, pesatnya pertumbuhan industri akan membuat persediaan bahan baku
dunia semakin menipis, karena terbentur alokasi, suplay dan permintaan. Ketersediaan
bahan baku akan menjadi kunci operasi kegiatan produksi dalam jangka panjang,
selain kuantitas juga kualitas bahan baku yang harus senantiasa dijaga
peruntukkannya dengan baik, sebagai misal industri makanan di seluruh dunia
membutuhkan suplay gandum dengan kualitas tertentu untuk kebutuhan secara
kontinyu, bahkan beberapa negara mencoba untuk menanam gamdum sendiri agar
ketergantungan terhadap pemasok dapat dikurangi. Industri dan pabrik semen
senantiasa membutuhkan bahan baku gunung kapur, sebagai salah satu komposisi
bahan dalam proses pembuatan semen. Jika gunung kapur telah habis di ekplorasi,
maka dengan terpaksa pabrik semen akan mencari gunung kapur yang baru, agar
kelancaran proses produksi tidak terganggu.
2. Internal customer, terjadinya perubahan kehidupan bidang ekonomi dan
kesejahteraan buruh membuat kalangan pekerja di dunia industri selalu menuntut
perbaikan hidup dan perubahan tingkat upah dari tahun ke tahun. Untuk industri di
Indonesia, umumnya masih bersifat labour intensive hingga sekarang. Sehingga

38 Skema Manajemen Operasi


terjadinya gejolak sosial pekerja di dalam perusahaan akan mengganggu kegiatan
proses produksi. Tuntutan pekerja selalu terjadi setiap tahun akan adanya perubahan
perbaikan penghasilan dan kehidupan, namun kemampuan perusahaan belum optimal
dalam memberikan kesejahteraan.
3. Tools dan Teknologi, memproduksi barang dan jasa tidak lagi dapat dilakukan
dengan teknologi ala kadarnya, karena pasar menuntut sebuah atau syarat spesifikasi
ketat atas barang dan atau jasa yang dipesan pada perusahaan. Negara lain yang
mengimport produk dari Indonesia tidak akan bersedia menerima produk yang dikirim
oleh Indonesia jika produk tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi kualitas yang di
persyaratkan, kondisi ini akan memberikan tekanan terhadap semakin rumitnya
penerapan spesifikasi produk/jasa, dan produk yang diminta atau dibeli negara lain
dari Indonesia harus ramah lingkungan sehingga tidak membawa dampak atau efek
negatif bagi negara pembeli jika digunakan produk tersebut oleh penduduknya. Ini
merupakan perhatian serius bagi negara berkembang jika ingin menempatkan atau
memasarkan produk-produknya di pasar global. Barang yang dikirim/dijual harus
disertai dokumen yang jelas mengenai bahan yang digunakan, sumber asal bahan,
proses atau cara membuatnya, kandungan yang mungkin berbahaya yang terdapat
pada produk, bagaimana cara mendaur ulangnya. Disinilah peran dan kontribusi
teknologi dalam memproses pembuatan barang agar barang yang dihasilkan dapat
diterima oleh pasar luar negeri sesuai dengan standart minimum negara pemesannya.
4. Pemasok bahan baku, bagi industri besar dalam sebuah negara, ketersediaan bahan
baku dalam jangka panjang merupakan sebuah syarat yang tidak dapat diabaikan,
karena akan menjamin kelangsungan kegiatan produksi perusahaan jauh ke depan.
Banyak negara sudah mulai memikirkan bahkan telah coba merancang, mendisain,
mencari sumber bahan baku baru sebagai bahan baku alternatif pengganti jika bahan
baku utama suatu saat langka dan tidak dapat lagi diperoleh. Proses pengembangan
bahan baku pengganti (substitusi) mulai banyak dilakukan negara lain. Contoh yang
paling krusial disini yang dipikirkan kebanyakan industri dunia adalah sumber bahan
energi alternatif pengganti minyak bumi (bahan bakar minyak), banyak negara telah
mengembangkan sumber energi yang terbarukan dan telah mulai di ujicobakan seperti
sumber energi panas matahari sebagai pengganti sumber energi listrik dan mulai
diterapkan untuk pemukiman, pabrik dan industri secara luas, sumber energi gas
geothermal (panas bumi), untuk kebutuhan bahan energi pembangkit listrik, sumber
energi untuk industri dan pabrik, dan rumah tangga, serta pengembangan sumber
Skema Manajemen Operasi 39
energi dari limbah rumah tangga menjadi biothermal (bio gas). Sumber energi
pengganti ternyata lebih ramah lingkungan dan memiliki resiko terkecil
kemungkinannya merusak lingkungan.
5. Peraturan Pemerintah, peran negara dalam kegiatan proses produksi dan industri
adalah mengeluarkan aturan dan tata kelola yang lebih baik bagi kegiatan industri
agar mampu menyerap dan menggunakan segala jenis sumber daya alam secara
efektif demi kemajuan industri itu sendiri. Pembangunan infrastruktur, penyesediaan
sumber energi (listrik, air dan gas serta bahan bakar), sarana dan prasarana
transportasi bagi industri, jalur distribusi (darat, laut dan udara), peraturan pajak, tata
niaga dan eksport-import produk jadi maupun bahan baku, dan peraturan tentang
sumber daya manusia atau pekerja yang terlibat di dunia industri. Bidang ini memang
di atur oleh Pemerintah dengan mengeluarkan regulasi, tata cara dan birokrasi untuk
mengatur efisiensi dan efektifitas pemanfaatan sumber daya alam untuk industri.
Termasuk mengelola dan mengatasi segala jenis hambatan dan masalah yang
mungkin timbul dan menjadi penghambat kegiatan proses produksi tersebut.
6. Produk Yang Kompetitif, konsistensi dalam mengelola perusahaan di Indonesia
untuk mencapai visi yang diharapkan sebagai competitive advantage atau sebagai
Learning Organization, maka jawabannya adalah konsistensi kecepatan terhadap
proses transformasi perusahaan tersebut menjadi Knowledge Base Organization. Jika
tidak berubah maka status quo dan berlari ditempat. Menurut Muhardi (2013)
konsistensi kecepatan dalam inovasi produk yang dilakukan beberapa perusahaan di
Asia seperti China, india, taiwan dengan melakukan replikasi dari produk terkenal hal
ini dapat kita peroleh pasarannya di Indonesia. Suatu perusahaan yang inovative
dalam melakukan replikasi tidak terlepas dari wisdom yang berorientasi pada produk
yang berkesinambungan dengan tetap menjaga harga dan kualitas, sehingga untuk
jangka panjang perlu melakukan strategi research and developt serta memacu staf
untuk berani melakukan inovasi. Hal ini menjadi hambatan dalam implementasi suatu
perusahaan karena menyangkut perilaku manusia. Untuk menjadi key success factor
suatu perusahaan dalam competitive advantage adalah 1). Berapa persen alokasi
anggaran untuk learning & growth, 2). Berapa besar penetrasi Internet sebagai
wahana akses informasi dan pengetahuan ? Untuk menjawab tantangan perusahaan
menuju Competitive advantage dan learning organization adalah memberikan
kemampuan dan mengolahnya kepada perusahaan untuk beradaptasi terhadap
kehidupan yang selalu berubah (exsternal structure) yang secara konkrit menciptakan
40 Skema Manajemen Operasi
kondisi pada taraf level mana management dan employees menimplementasikannya
dan bagaimana menjaga supaya implementasi jalan terus sampai ke tingkat
perusahaan yang memungkinkan terjadinya inovasi produk yang dapat berpengaruh
pada kinerja perusahaan. Ada 4 hal yang perlu diperhatikan korelasi antara produk
inovasi dan keunggulan bersaing :
1. Basis kompetisi perusahaan yang menjadi produk unggulan (inovasi tidak harus
berupa produk)
2. Inovasi produk di perusahaan tersebut yang amat dinamis ini sangat dipengaruhi
oleh SLC (Sharing, Learning dan Collaboration) dengan bertujuan melakukan
akuisisi dan utilisasi pengetahuan-pengetahuan baru (bukan dilakukan
berdasarkan Judgement)
3. Problem utama dalam perusahaan, adalah hal yang kedua di atas. Seringkali
perusahaan tidak tahu persis apa hubungan antara basis kompetisi perusahaan
dengan manfaat yg dapat diberikan pada keunggulan bersaing. Sebagai contoh, di
sebuah perusahaan di Indonesia, tergambar relatif jelas hubungan antara aspek-
aspek keunggulan bersaingnya dengan inovasi produk, oleh sebab itu aktivitas
berinovasipun berjaya. Hal ini menunjukan hubungan antara keunggulan bersaing
dengan inovasi produk dengan full competition dengan menunjukkan pola
penerapan keunggulan bersaing yang berbeda
4. Perusahaan-perusahaan skala besar mengembangkan strategi akuisisi dan utilisasi
pengetahuannya secara sistematis (Mendefinisikan, mengukur, menganalisa dan
memperbaiki (Knowledge assets). Perusahaan-perusahaan skala besar memiliki
pola group sharing activites yang cukup sistematis (Perusahaan ini mempunyai
aktivitas knowledge sharing yang benar dengan kriteria-kriteria tertentu, juga
mempunyai communities of practices (CoP) yang berkelanjutan.
Dalam melakukan kegiatan inovasi produk untuk menghasilkan keunggulan
bersaing sebagai strategi untuk pengembangan usaha, maka sebelumnya kita
jangan melupakan untuk melakukan pre-requisite adalah melakukan analysis utk
menentukan strategic position. Artinya harus jelas lingkup jenis usaha apa (scope
of industry), harus tahu betul siapa kompetitor, apa keunggulan kompetitor.
Analysis ini jelas membutuhkan banyak informasi dan pengetahuan yang relevan.
Aspek ini akan membedakan antara perusahaan yang satu dengan lainnya.

Skema Manajemen Operasi 41


7. Eksternal Customer, Customer external, merupakan pelanggan yang memang diluar
perusahaan, seperti masyarakat umum yang menjadi pembeli sebuah produk atau
yang menggunakan jasa yang diberikan. Selain masyarakat umum perusahaan juga
berhubungan dengan customer external lainnya yaitu, distributor (penyalur) baik yang
berskala besar, menengah hingga kecil. Konsumen dari waktu ke waktu selalu
mencari produk yang lebih bagus, lebih mampu memenuhi keinginan dan
kepuasannya, dan mampu memberikan nilai tambah dalam hidupnya. Agar
perusahaan dapat survive maka perusahaan atau industri harus mampu merespon
secara positif keinginan konsumen tersebut. Artinya konsumen punya keinginan dan
perusahaan mampu memnajwab keinginan tersebut. Produk yang tidak laku dapat
dianggap sebagai produk yang tidak mampu memenuhi keinginan konsumen. Sistem
operasi dan proses produksi perusahaan bermuara pada konsumen individu atau
konsumen corporate.
8. Pasar Global, dalam jangka panjang, perusahaan tidak dapat menggantungkan
hidupnya hanya dengan melayani pasar domestik untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri saja, namun juga membutuhkan terobosan dan perluasan pasar, untuk melayani
konsumen yang lebih luas hingga ke pasar global, melayani konsumen lintas negara.
Karena pasar domestik daya serap produk tidak terlalu besar dan mudah jenuh,
sehingga dibutuhkan daya serap pasar yang lebih besar, dan terkadang daya serap
pasar global jauh lebih besar dibanding pasar dalam negeri. Perusahaan yang
senantiasa mampu memelihara pangsa pasar di luar negeri, mampu bertahan hidup
jangka panjang, dibanding perusahaan kelas domestik.
Alasan masuk pasar global:
1. Skala ekonomi: standardisasi akan diperoleh dengan skala ekonomi yang tinggi,
karena tidak tergantung pada pasar domestik, namun volume produk bisa dijual
hingga ke seluruh dunia.
2. Konsumen memiliki persepsi yang sama terhadap produk yang dipakainya.
3. Rendah Biaya Tenaga Kerja / Bahan baku: untuk masuk ke negara yang memiliki
biaya rendah. sebagai contoh perusahaan komputer untuk membeli komponen dari
korea selatan dan singapura, mendapatkan bahan baku dari Amerika Selatan, dan
dirakit di negara berkembang, karena biaya dapat ditekan lebih rendah.
4. Insentif nasional: perusahaan dapat memperoleh insentif khusus, misalnya
penurunkan pajak, fasilitas lengkap, menyederhanakan izin, dan lokasi usaha yang
lebih strategis.
42 Skema Manajemen Operasi
5. Subsidi silang: memungkinkan perusahaan untuk subsidi silang alokasi sumber
daya yang diperoleh dari satu negara ke negara lain untuk memperkuat daya saing.
6. Dodge Perdagangan Barries: mengatasi hambatan dalam perdagangan
internasional dengan mendirikan pabrik dan komponen perakitan. misalnya,
kuota, tarif, kebijakan pemerintah untuk menggunakan komponen lokal dalam
proses produksi barang.
7. Strategis Pasar: dianggap strategis karena lokasi memiliki keunggulan tertentu,
misalnya sebuah pemasok bahan baku yang baik dengan harga lebih murah
menguntungkan perkembangan teknologi, fashion, dan produk makanan.
8. Pemerhati Lingkungan, Sebelumnya orang menduga masalah lingkungan global
lebih banyak dipengaruhi faktor alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur,
curah hujan, kelembaban, tekanan udara dan lain-lain. Belakangan orang mulai
menyadari bahwa aktifitas manusia dominan mempengaruhi iklim dan lingkungan
secara signifikan, contoh penebangan hutan, mempengaruhi perubahan suhu dan
curah hujan secara lokal. Ketika area hutan yang hilang semakin luas, maka akibat
yang ditimbulkan bukan lagi lokal tapi sudah berskala regional. Kenapa hutan
ditebang? Tentu saja ada motivasi-motivasi manusia yang membuat mereka
menebang hutan, misalnya motivasi ekonomi. Untuk skala negara, negara
membutuhkan devisa untuk menjalankan roda pembangunan. Karena industri negara
belum mapan dan kuat, maka yang bisa diekspor untuk menambah devisa adalah
menjual kayu. Dampak kehadiran industri dalam sebuah negara antara lain:
1. Pemanasan Global : Pemanasan Global / Global Warming pada dasarnya
merupakan fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun karena
terjadinya efek rumah kaca yang disebabkan oleh meningkatnya emesi gas
karbondioksida, metana, dinitrooksida, dan CFC sehingga energy matahari
tertangkap dalam atmosfer bumi. Dampak bagi lingkungan biogeofisik :
mencairnya es di kutub, kenaikan mutu air laut, perluasan gurun pasir,
peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna, migrasi
fauna dan hama penyakit. Dampak bagi aktiitas sosial ekonomi masyarakat:
gangguan pada pesisir dan kota pantai, gangguang terhadap prasarana fungsi jalan,
pelabuhan dan bandara. Gangguan terhadap pemukiman penduduk, ganggungan
produktifitas pertanian. Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.
2. Penipisan Lapisan Ozon : dalam lapisan statosfer pengaruh radiasi ultraviolet,
CFC terurai dan membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat penguraia ozon
Skema Manajemen Operasi 43
menjadi gas oksigen yang mengakibatkan efek rumah kaca. Beberapa atom lain
yang mengandung brom seperti metal bromide dan halon juga ikut memeperbesar
penguraian ozon. Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak kasus kanker kulit
melanoma yang bisa menyebabkan kematian, meningkatkan kasus katarak pada
mata dan kanker mata, menghambat daya kebal pada manusia (imun), penurunan
produksi tanaman jagung, kenaikan suhu udara dan kematian pada hewan.
3. Hujan Asam : Proses revolusi industri mengakibatkan timbulnya zat pencemaran
udara. Pencemaran udara tersebut bisa bereaksi dengan air hujan dan turun
menjadi senyawa asam. Dampaknya : proses korosi menjadi lebih cepat, iritasi
pada kulit, sistem pernafasan, menyebabkan pengasaman pada tanah.
4. Pertumbuhan populasi : pertambahan penduduk dunia yang mengikuti
pertumbuhan secara ekponsial merupakan permasalahan lingkungan. Dampaknya:
terjadinya pertumbuhan penduduk akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan
sumber daya alam dan ruang tempat tinggal.
5. Desertifikasi : merupakan penggurunan, menurunkan kempampuan daratan. Pada
proses desertifikasi terjadi proses pengurangan produktifitas yang secara bertahap
dan penipisan lahan bagian atas karena aktivitas manusia dan iklim yang
bervariasi seperti kekeringan dan banjir. Dampak : awalnya berdampak local
namun sekarang isu lingkungan sudah berdampak global dan menyebabkan
semakin meningkatnya lahan kritis di muka bumi sehingga penangkap CO2
menjadi semakin berkurang.
6. Penurunan keaneragaman hayati : adalah keaneragaman jenis spesies makhluk
hidup. Tidak hanya mewakili jumlah atau sepsis di suatu wilayah, meliputi
keunikan spesies, gen serta ekosistem yang merupakan sumber daya alam yang
dapat diperbaharui. Dampaknya: karena keaneragaman hayati ini memeliki
potensi yang besar bagi manusia baik dalam kesehatan, pangan maupun ekonomi.
7. Pencemaran limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun): bahan yang
diindentifikasi memiliki bahan kimia satu atau lebih dari karasteristik mudah
meledak, mudah terbakar, bersifai reaktif, beracun, penyabab infeksi, bersifat
korosif. Dampak : dulunya hanya bersifat lokal namun sekarang antar negara pun
melakukan proses pertukaran dan limbanya di buang di laut lepas. Dan jika itu
semua terjadi maka limbah bahan berbahaya dan beracun dapat bersifat akut
sampai kematian makhluk hidup. (sumber: Humariah,
http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-lingkungan/).
44 Skema Manajemen Operasi
MANFAAT PRODUK DAN TEKNOLOGI BAGI KONSUMEN

Ada beberapa hal yang bisa diperoleh konsumen akibat kehadiran produk dan teknologi yang
dilakukan oleh perusahaan atau industri, antara lain:

1. Manfaat Teknologi, hal ini dapat terjadi dan dirasakan oleh konsumen karena adanya
kemajuan di bidang teknologi, efek positif ini akan menjadikan individu konsumen
menjadi semakin mudah dalam mengelola segala bentuk kebutuhan hidupnya dengan
jalan memilih dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginannya. Contoh
sederhana, semenjak komputer mulai dikenal dan mulai digunakan secara luas di
Indonesia, peran mesin ketik manual dan mesin ketik elektronik menjadi semakin
berkurang, karena kehadiran komputer dianggap lebih mampu menjawab tantangan dan
problem hidup dan teknologinya lebih maju dibanding produk sebeleumnya. Sehingga
semua urusan pekerjaan dirumah, dikantor dan dimana saja menjadi lebih praktis dan
lebih cepat sehingga tidak makan waktu dan sumber daya yang lebih boros dibandingkan
sebelumnya. Lompatan kemajuan yang demikian, membuat hidup dan kehidupan jauh
berkembang lebih praktis dan penuh manfaat. Kondisi ini semakin mendatangkan mafaat
hidup yang lebih baik, terhadap seluruh aktifitas hidup dan urusan bisnis/pekerjaan,
kegiatan ekonomi dan perekonomian secara luas. Bidang komunikasi dan informasi yang
makin berkembang melalui jaringan internet, membuat pelayanan dan pemenuhan
kebutuhan hidup dapat di akses melalui jaringan secara online. Untuk teknologi
komunikasi bidang seluler, membawa dampak signifikan terhadap tingkat kemajuan
bisnis secara individu maupun industri, sebelum teknologi seluler di kenalkan secara
bebas, komunikasi hanya dapat dilakukan melalui analog dan tingkat mobilitas manusia
dalam berkomunikasi sangat terbatas. Namun sejak tahun 1997 di Indonesia semakin
maju dan berkembang hingga sekarang komunikasi seluler telah menjadi kebutuhan
primer sehari-hari dalam setiap aktifitas manusia.
2. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan, hadirnya produk dan jasa, membawa perubahan
mendasar pada semua sendi kehidupan manusia secara luas terutama perubahan dalam
pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan dasar konsumen dapat terpenuhi oleh sebuah
pergeseran manfaat yang semakin sempurna sepanjang waktu secara tiada henti, ini
merupakan dampak dari perubahan fisik dan manfaat produk. Dahulu (1970) manusia
untuk berkomunikasi jarak jauh lebih mengutamakan telegram, karena saat itu telegram
dianggap paling cepat dan akurat dalam proses penyampaian informasi penting dan
emergency. Kemudian bentuk komunikasi menjadi lebih sempurna dengan hadirnya
Skema Manajemen Operasi 45
telepun rumah atau PSTN (1975), kemudian teknologi ini menjadi lebih sempurna lagi
dengan hadirnya serat kabel konvensional (1984) mejadikan kualitas komunikasi
semakin jernih. Tidak berhenti sampai disitu, tahun 1989 kembali komunikasi
mengalami kemajuan teknologi menjadi komunikasi melalui jaringan satelit dan
berkembangnya jaringan komunikasi melalui seluler walaupun masih dalam bentuk
sederhana (monochrome), kemudian semenjak tahun 1990 kembali hadir teknologi baru
dalam era berkomunikasi melalui email, faksimile, SMS, MMS dan jalur online chatting.
Apapun bentuk teknologi komunikasinya, yang jelas konsumen menjadi lebih mudah
dan lebih cepat, akurasi komunikasi semakin tepat karena kontribusi teknologi yang
digunakan. Sehingga antara individu satu dengan lainnya menjadi lebih dekat. Ini jelas
sangat bermanfaat dalam kehidupan pribadi dan bisnis konsumen.
3. Perkembangan budaya, selain mudah untuk mengakses informasi yang kita butuhkan,
kita dapat dengan mudah mencari lowongan pekerjaan, karena pada jaman sekarang
banyak sekali perusahaan yang memasang iklan lowongan pekerjaan di web dan dapat
diakses oleh semua orang tanpa batasan, pada jaman sekarang orang-orang dapat bekerja
dirumah saja tanpa harus pergi ke kantor karena mereka dapat bekerja secara online yang
biasanya disebut dengan freelance online dan bagi para mereka pengusaha rumahan,
mereka dapat menawarkan atau menjual produk atau baran mereka secara online dan
para pembeli dapat memesan dan membelinya secara online. Dampak positif terhadap
bidang komunikasi adalah semua orang dapat berkomunikasi dengan lancar dan cepat
tanpa terhalang oleh waktu dan jarak jauh, yang pada jaman dulu sangat menganggu
seseorang jika ingin berkomunikasi dengan orang lain dan penyebaran informasi dengan
mudah dan kita juga dapat dengan mudah mengirimkan informasi atau bertukar
informasi , kita juga bisa mendapatkan banyak teman akibat pekembangan teknologi
komunikasi dan informasi, bisa melalui jejaring sosial atau media sosial. Dampak positif
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi terhadap budaya adalah kita dapat
dengan mudah mengetahui dan mempelajari budaya – budaya asing yang ada di dunia.
Dampak positif dalam bidang pendidikan adalah banyak munculnya web yang berisi
tentang informasi pendidikan dan ilmu pengetahuan sehingga semua murid atau
mahasiswa bisa belajar tidak hanya dibuku saja tetapi juga bisa belajar melalui internet.
Munculnya metode belajar yang baru, karena murid atau mahasiswa tidak lagi harus
memperhatikan papan tulis karena guru atau dosen pada jaman sekarang bisa
menjelaskan materi pembelajaran mereka melalui power point dan mahasiswa tinggal
mencatat apa yang penting yang disampaikan oleh dosen atau guru. Sistem pembelajaran
46 Skema Manajemen Operasi
tidak harus melalui tatap muka, karena proses belajar pada jaman sekarang dengan
melihat sebuah video atau rekaman suara dari sebuah file saja kita bisa mendapatkan
pelajaran penting yang disampaikan.

Gambar 2.6 Berbagai Manfaat Bagi Manusia Atas Hadirnya Produk & Teknologi
Sumber: Ilustrasi penulis
4. Peningkatan Penghasilan dan Kesejahteraan, dengan kehadiran produk bagi kehidupan
manusia atau konsumen, perilaku sosial dan budaya pada manusia mulai berubah menuju
ke arah yang lebih modern. Tidak terbatas pada bidang kehidupan tertentu, namun telah
mencakup bidang kehidupan lainnya. Produk memiliki nilai ekonomi, yang dapat
dipertukarkan, dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, sehingga muncul trading
atau perdagangan, motivasi bagi individu adalah memperoleh keuntungan.
Menggunakan kehadiran produk yang semakin modern dan teknologi yang semakin
memadai maka otomatis keuntungan finansial begitu mudah diperoleh, karena adanya
kegiatan suplay and demand untuk jenis produk tertentu yang dibutuhkan oleh
masyarakat konsumen, semakin tinggi permintaan jenis produk tertentu, akan
menyebabkan semakin tinggi pertumbuhan bisnis produk tersebut. Dengan kemajuan
teknologi informasi, individu dapat menjalankan bisnisnya secara online dari mana saja,
bahkan seseorang dapat membuka kantor secara online untuk melayani kebutuhan bisnis
dan pelanggan yang membutuhkan pelayanan tertentu.
Skema Manajemen Operasi 47
KEPEDULIAN SOSIAL PERUSAHAAN

Bagi sebagian besar negara maju, kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility)
merupakan suatu wadah dan gerakan kepedulian sosial dari beberapa perusahaan besar dan
atau negara yang peduli akan peruabahan bagi sebuah ketertinggalan. Tujuan ke depan CSR
memperbaiki taraf hidup, kesejahteraan, tingkat pendidikan, taraf kesehatan dan sanitasi.
Gerakan CSR di motori oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang telah mewajibkan
beberapa perusahaan besar untuk menyisihkan sebagian penghasilannya atau keuntungannya
guna membantu memperbaiki taraf hidup masyarakat miskin di seluruh dunia. Menurut
Fahmi (2012), Gerakan ini mendapat dukungan dari banyak negara, fokus gerakan dalam
CSR yakni memberikan kontribusi :

1. Bantuan teknologi untuk lebih membangkitkan kegiatan ekonomi produktif dalam


sebuah negara sehingga mampu memperbaiki dan membantu peningkatan dan perbaikan
kehidupan masyarakat, misal petani, nelayan, pelaku usaha kecil atau anggota koperasi
dimana produk yang dihasilkannya memiliki nilai jual tinggi,
2. Kegiatan untuk membantu usaha pengadaan bahan pahan dan produksi pangan bagi
masyarakat, serta budidaya keragaman pangan, dalam upaya perbaikan sumber pangan
dan swasembada pangan sehingga ke depan akan tercipta perbaikan gizi bagi
masyarakat,
3. Pelayanan, perbaikan penerapan hukum bagi masyarakat tidak mampu dan dalam upaya
perbaikan dan perlindungan HAM,
4. Pengolahan hasil kelautan bagi nelayan pesisir, dan sumber daya ekonomi kelautan bagi
kebanyakan nelayan miskin yang tinggal di pesisir pantai Indonesia,
5. Perbaikan pengadaan air bersih, sanitasi lingkungan bagi masyarakat perkotaan dan
pedesaan dalam upaya menunjang kehidupan masyarakat yang lebih sehat.

Secara nyata gerakan CSR di negara Indonesia mampu diterapkan secara baik, mengingat
beberapa perusahaan besar yang ada di Indonesia menyatakan dukungannya dalam gerakan
ini. CSR sebenarnya sebuah gerakan kemanusiaan yang mencakup wilayah luas tanpa batas
dan merupakan respon balik bagi konsumen tertentu yang membutuhkan bantuan secara
ekonomi dan sosial dalam hidupnya, tujuan utama CSR di Indonesia adalah golongan
massyarakat miskin baik perkotaan dan pedesaan, misal kebutuhan akan sarana tempat
tinggal yang lebih baik dan sehat, perbaikan sarana dan media belajar bagi anak putus
sekolah, sarana dan media kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu berobat, dan

48 Skema Manajemen Operasi


golongan masyarakat yang ingin mandiri dengan jalan membuka usaha kecil dalam
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Walaupun CSR mampu diterapkan dengan baik
namun perangkat hukum yang digunakan untuk menjerat pelaku usaha yang nakal dan curang
dalam hal perusakan lingkungan dan pencemaran belum dapat diterapkan dengan optimal.
Hanya sedikit pelaku usaha besar yang berhasil dijatuhi sanksi, namun pelaku usaha lainnya
masih bebas melakukan perusakan, seperti halnya kejadian setiap tahun di Sumatera dan Riau
pada umumnya dan sebagian hutan Kalimantan berupa kebakaran dan pembakaran hutan,
adalah sebuah cara yang salah dalam membuka lahan perkebunan disana, dampak negatifnya
adalah terjadinya polusi gangguan asap yang mengotori udara sebagian wilayan Indonesia
hingga ke negara tetangga (Malaysia dan Singapura). Ini menunjukkan penerapan dan
penegakan hukum di Indonesia tidak tegas dalam memberi sanksi pelaku usaha yang
melakukan pelanggaran perusakan alam dan lingkungan hidup.

RANGKUMAN

Setelah mempelajari dan mendalami bab 2 di atas, kesimpulan yang dapat diambil atas
beberapa penjelasan materi di atas adalah:

1. Dalam memproduksi suatu produk atau jasa, fokus perhatian utama produsen adalah
memperhatikan faktor safety, sehingga produk atau jasa aman dikonsumsi,
2. Faktor produksi yang digunakan sebagai komponen dalam kegiatan produksi harus
berkualitas, sehingga memungkinkan terciptanya produk atau jasa yang bagus, aman dan
ramah lingkungan,
3. Dalam kegiatan proses produksi kendaraan, yang perlu diciptakan bukan hanya
kendaraan yang aman dan nyaman, namun gas emisi yang dihasilkan kendaraan harus
ramah lingkungan,
4. Kegiatan proses produksi dalam sebuah sistem manajemen operasi, jika dilakukan tanpa
kontrol ketat oleh pihak manajemen, cenderung menimbulkan penyimpangan berupa
limbah industri yang dapat merusak ekosistem dan lingkungan,
5. Produk atau jasa yang berkualitas, tidak hanya disukai oleh pasar domestik, namun juga
harus disukai oleh pasar eksport,
6. Sistem manajemen operasi dapat berjalan dengan baik dan dikatakan bagus, apabila
tidak menimbulkan efek negatif bagi konsumen dan lingkungannya,
7. Industri mampu bertahan dan bersaing dalam jangka panjang, jika dalam proses
memproduksi produk, selalu melibatkan aspek kemajuan teknologi yang terkini,

Skema Manajemen Operasi 49


8. CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan perwujudan rasa peduli perusahaan
kepada konsumen dan lingkungan dalam upaya memenuhi segala bentuk keinginan
konsumen,

DAFTAR ISTILAH

Corporate Social Responsibility Industri


Ekosistem Safety
Emisi Domestik
Finansial Produktif
Swasembada Trading
Fokus Freelance
Online Media Sosial
Monochrome Emergency
Signifikan Suplay
Demand Desertifikasi
Hayati Reaktif
Proaktif Species
Metal Bromide Labour Intensive
Internal Customer External Customer
Human Error Estimated
Procedur Error Skill
Go Green Zerro Deffect
Shockbreaker Continueus Improvement
Output Ilustrasi
Ekspansi Cafe
Fluktuasi Waralaba

LATIHAN SOAL

1. Apa yang dimaksud dengan skema dalam manajemen operasi, berikan uraian singkat
dengan menggunakan contoh!
2. Mengapa dalam setiap kegiatan manajemen operasi, senantiasa dihubungkan dengan
kualitas produk atau jasa?
3. Untuk mendapatkan sebuah hasil yang memuaskan dan sesuai yang diinginkan
konsumen, faktor apa saja yang perlu menjadi perhatian khusus dalam kegiatan operasi?
4. Buatlah skema manajemen operasi tempat wisata, menggunakan input-proses-output!
Jelaskan bagian-bagian input-proses-output pada skema tersebut secara detil ! sehingga
jelas maknanya!
5. Menurut pendapat anda, apa saja yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi
tingkat kesalahan dalam kegiatan proses produksi?

50 Skema Manajemen Operasi


6. Jelaskan! Dimana letak sebuah tindakan safety pada sebuah rumah sakit dalam melayani
pengobatan pasien?
7. Ada istilah Continueus Improvement dalam kegiatan manajemen operasi dan produksi,
bagian mana dari skema manajemen operasi yang perlu mendapatkan tindakan
Continueus Improvement tersebut?
8. Apa tujuan utama sebagian perusahaan besar melakukan CSR (Corporate Social
Responsibility) baik kepada konsumen atau kepada masyarakat?
9. Jelaskan secara singkat manfaat positif dan negatif dari sebuah kegiatan proses produksi,
baik bagi konsumen atau masyarakat luas!

SOAL KASUS : STRATEGI HARD ROCK CAFÉ

Skema Manajemen Operasi 51


BAB 3
Mendisain Sistem
Manajemen Operasi
Deskripsi pada bab 3 ini, dibahas mengenai, bagaimana cara
membuat atau mendisain sistem manajemen operasi pada sebuah
perusahaan secara memadai, mahasiswa diajarkan tentang
mendisain sebuah sistem manajemen operasi beserta faktor
pendukung yang terdapat dalam sistem, dengan disain yang baik
maka minimal output atau keluaran dari sistem tersebut dapat
bermanfaat dan berdaya guna dalam upaya memenuhi harapan,
keinginan dan kebutuhan konsumen. Walaupun tidak 100% disain
dapat dijalankan, namun minimal kerangka dari sebuah sistem
secara lengkap dapat diciptakan untuk kemudian dibenahi jika
terdapat beberapa kekurangan dan penyimpangan.

Kompetensi melalui pembahasan materi di bab 3 ini, maka


mahasiswa akan memiliki sebuah kemampuan dan mampu
menguasai, tentang bagaimana mendisain atau menyusun sebuah
sistem manajemen operasi secara detil dalam sebuah kegiatan
operasi pada sebuah perusahaan. Selain mendisain sistem
manajemen operasi, mahasiswa juga akan mampu melakukan
evaluasi terhadap penyimpangan dan kekurangan yang terjadi pada
pelaksanaan sistem manajemen operasi tersebut, sekaligus mampu
melakukan pembenahan dengan baik.

Mendisain Sistem Manajemen Operasi 53


MENDISAIN SISTEM MANAJEMEN OPERASI

Disain Sistem Manajemen Operasi Pariwisata

Dalam mendisain sistem manajemen operasi, yang perlu diperhatikan adalah segala bentuk
sub sistem yang terkait langsung dengan sistem manajemennya, agar sistem dapat berjalan
dengan baik dan tidak berpeluang menimbulkan masalah saat sistem tersebut dioperasikan.
Menurut Jasfar (2010) dalam bukunya manajemen jasa, mengatakan tujuan utama
mencermati sub sistem adalah dapat dihindarkannya segala bentuk permasalahan yang
mungkin timbul ketika manajemen operasi di laksanakan dan langsung berhubungan dengan
customer (user, konsumen). Dalam mendisain sistem manajemen operasi bidang usaha atau
perusahaan jasa, output cenderung intangible dan tidak tampak oleh mata, oleh karena itu
peraturan dan standart operasi yang menyertai pelaksanaan sistem membutuhkan sebuah
pengawasan dan ketelitian, untuk meminimalkan penyimpangan. Jika mendisain sistem
manajemen operasi pariwisata, atau obyek wisata maka beberapa hal penting yang terkait
langsung dengan obyek wisata tersebut harus disediakan secara lengkap, tujuannya untuk
melengkapi pelayanan yang diberikan kepada pengunjung obyek wisata tersebut.
FAKTOR PENDUKUNG INPUT
Pada bagian ini seluruh faktor input tidak memiliki keluaran yang tampak oleh mata, keluaran
hanya dapat dirasakan oleh hati dan perasaan dan bersifat intangible. Unsur-unsur dalam
input dalam sistem manajemen operasi pariwisata adalah:
1. Obyek wisata, yaitu lokasi wisata yang dijadikan obyek kunjungan para wisatawan,
sekedar untuk menikmati pemandangan atau untuk tujuan lain.
2. Penginapan, sarana tempat bermalam bagi wisatawan jika kunjungan dilakukan selama
lebih dari sehari di tempat lokasi wisata.
3. Restaurant, kedai makanan, ini merupakan obyek penunjang bagi wisatawan untuk tempat
beristirahat sambil menikmati kuliner.
4. Lokasi parkir, tempat bagi pengunjung untuk menitipkan kendaraannya dengan aman saat
ditinggal menelusuri obyek wisata.
5. Agen perjalanan, institusi atau lembaga yang membidangi dan mengurus perjalanan dari
dan ke obyek wisata dan mengatar kembali wisatawan menuju kembali ke tempat asal.
6. Art shop, tempat menjual cindera mata, merupakan sarana yang digunakan untuk menjual
barang-barang seni atau produk yang dapat dijadikan buah tangan dan oleh-oleh ketika
wisatawan berkunjung ke obyek wisata.

54 Mendisain Sistem Manajemen Operasi


7. Pusat informasi, lembaga yang bertugas memberikan layanan informasi kepada seluruh
pengunjung tentang riwayat atau keberadaan tempat wisata atau informasi lain yang
berhubungan dengan obyek wisata yang dikunjungi.
8. Pemandu wisata, orang atau individu yang bertugas, mengawasi keamanan pengunjung,
atau petugas yang memberikan pertolongan atau panduan jika sewaktu-waktu terjadi
masalah selama proses berwisata berlangsung, sehingga dapat dihindarkan sesuatu yang
dapat mengganggu kunjungan atau kepuasan pengunjung.
9. Sarana transportasi, sarana yang disediakan oleh manajemen untuk mengatur mobilitas
wisatawan dari lokasi wisata menuju ke tempat penginapan atau sebaliknya sehingga
wisatawan dapat menghemat waktu dan tenaga saat berkunjung tempat wisata. Atau
sarana transportasi dapat digunakan untuk mengunjungi lokasi wisata yang tempatnya
terpisah satu sama lain, seperti di kepulauan seribu.
10. Security, tenaga keamanan yang berada di lokasi wisata dan sekitarnya, membantu
mengamankan pengunjung dari gangguan keamanan atau tindak kriminal saat wisatawan
berkunjung atau menikmati lokasi wisata.
11. Rest area, lokasi yang sengaja diperuntukkan bagi pengunjung jika ingin beristirahat
sejenak atau menikmati suasana, ketika hendak atau selesai menikmati obyek wisata.
FAKTOR PROSES
Selain unsur input yang telah didisain dengan baik dan terpadu di lokasi wisata, maka dari
sudut pengelolaan secara internal, faktor proses yang perlu mendapat perhatian secara teliti
untuk menciptakan kepuasan dan kepercayaan pengunjung adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan obyek wisata yang terawat, bersih, rapi, tertata dan didisain sedemikian rupa
dengan harapan mampu menciptakan rasa senang, betah dan nyaman bagi pengunjung
ketika datang dan melihat obyek wisata.
2. Keamanan pengunjung, tersedia sarana dan prasarana yang diperuntukkan bagi
pengunjung, agar pengunjung dapat aman dan nyaman saat menikmati tempat wisata,
faktor ini sangat krusial khususnya obyek wisata yang terdapat di wilayah pantai,
pegunungan, arung jeram, atau wilayah tertentu dan membutuhkan faktor keamanan yang
sangat memadai. Dalam kondisi seperti ini, faktor keselamatan pengunjung menjadi
sangat penting dan menjadi paling utama atau diutamakan.
3. Minimarket, swalayan atau pusat perbelanjaan, didalam area wisata, tempat ini begitu
terasa penting bagi pengunjung ketika mereka secara mendadak membutuhkan barang-
barang sepele dan tidak terduga misal: sandal, baju, pulsa, atau barang tertentu yang
dibutuhkan ketika berkunjung.
Mendisain Sistem Manajemen Operasi 55
4. Jaminan asuransi, setiap pengunjung yang datang ke obyek wisata dapat saja sewaktu-
waktu mengalami kejadian tidak terduga atau musibah, oleh karenanya pihak manajemen
wisata harus mampu menyediakan sarana atau jaminan keamanan dan keselamatan bagi
pengunjung jika menemui atau mengalami kejadian yang berbahaya atau yang mampu
mengancam keselamatan.
5. ATM atau tempat untuk menarik/mengambil uang secara tunai bila sewaktu-waktu
membutuhkan uang secara cash, sehingga pengunjung tidak mengalami kesulitan ketika
melakukan pembayaran atau transaksi.
6. Dekat dengan rumah sakit, atau layanan kesehatan, diperuntukkan bagi pengunjung jika
mengalami masalah kesehatan ketika mereka berada di area obyek wisata.
7. Kantor polisi atau pos polisi, tempat ini sebagai jaminan keamanan bagi pengunjung
selama melakukan mobilitas di area tempat wisata, terhadap gangguan dari tindak
kriminal yang dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa terpikir sebelumnya.
8. Money changer, sebuah tempat yang disediakan bagi pengunjung jika ingin menukarkan
mata uang mereka dengan mata uang lokal jika ingin bertransaksi langsung ditempat
wisata secara bebas.
Seluruh sub sistem pada proses di atas, satu sama lain harus berinteraksi dan terintegrasi
nyata secara baik dan kontinyu untuk menciptakan keamanan, keselamatan, kenyamanan
pengunjung.
OUTPUT ATAU KELUARAN
Sisi output atau keluaran merupakan pencapaian hasil yang diinginkan oleh manajemen dan
disetujui oleh customer, jika itu terjadi maka output atau keluaran mampu mencapai targetnya
yakni terciptanya kepuasan konsumen atau customer. Unsur apa saja yang seharusnya terjadi
atau tercapai pada bagian keluaran atau output. Karena yang didisain adalah perusahaan jasa
maka unsur-unsur tersebut menurut Nurdin (2014) mengandung hal-hal sebagai berikut:
1. Nyaman, senang, puas, betah dan rasa suka, suatu keluaran yang tidak tampak namun
dapat dirasakan dalam diri dan dalam hati yang merupakan tolok ukur kepuasan bagi
wisatawan (pengunjung) dan hal ini merupakan respon positif, sikap dan persepsi dari
penilaian langsung oleh wisatawan setelah merasakan secara langsung tentang lokasi,
suasana dan keadaan di obyek wisata. Rasa senang, puas, betah dan rasa suka merupakan
keluaran yang dirasakan setelah dan atau saat menikmati obyek wisata tersebut. Semakin
banyak pengunjung yang merasakan senang dan puas berarti obyek wisata tersebut
bagus, baik dan memiliki kualitas untuk dikunjungi, namun jika sebaliknya yang terjadi
maka obyek wisata tersebut harus banyak dibenahi atau di tata kelola dengan lebih baik.
56 Mendisain Sistem Manajemen Operasi
Semakin tinggi prosentase pengunjung yang merasa senang dan puas, berarti tempat
wisata tersebut memiliki kelayakan untuk direkomendasikan kepada pengunjung lain
yang belum pernah datang kesana. Bahkan menurut Nahmias (2008) dalam standart ISO
9001-2008 sebuah obyek wisata dikatakan memiliki daya tarik dan layak dikunjungi jika
tingkat kepuasan rata-rata pengunjung yang pernah datang kesana adalah 80%, jika
angka berada di bawah 80% maka dapat dianggap tempat wisata tersebut, kurang
menarik dan perlu perbaikan dalam banyak hal agar dapat menjadi menarik.
2. Kunjungan kembali, merupakan sebuah reaksi wajar dan bagus dari pengunjung yang
pernah datang ke obyek wisata. Kunjungan kembali merupakan respon positif yang
dapat dijadikan tolok ukur untuk menilai bahwa obyek wisata tersebut bagus dan
membuat wisatawan merasa suka, sehingga akhirnya melakukan kunjungan kembali atau
kunjungan ulang. Ini merupakan keluaran yang tidak dapat dinilai secara fisik namun
wujudnya nyata dan nampak, karena kunjungan kembali atau kunjungan ulang bisa
dihitung secara matematis. Jika kunjungan ulang meningkat berarti ada indikasi obyek
atau tempat wisata tersebut disukai sehingga direkomendasikan oleh pengunjung
sebelumnya kepada orang terdekat, keluarga, teman dan orang lain. Semakin besar
tingkat kunjungan ulang menandakan bahwa sistem manajemen operasi tempat wisata
tersebut baik dan mampu mencapai sasaran dan tujuan.

Gambar 3.1 Sistem manajemen mutu dalam sebuah sistem manajemen operasi
Sumber: About.com/Iso 9001 Certification
Untuk menjamin sistem manajemen operasi pada sebuah tempat wisata dapat bertahan secara
baik dalam jangka panjang maka sesuai tampilan gambar 3.1 di atas, harus ada

Mendisain Sistem Manajemen Operasi 57


tanggungjawab yang jelas dari pihak manajemen pengelola untuk memperbaiki segala
sesuatu kekurangan melalui sebuah perbaikan berkelanjutan ke depan. Agar realisasi produk
atau jasa yang dijanjikan dapat terwujud dan dapat diterima atau dirasakan oleh pengunjung.
Secara detil skema manajemen operasi pada sistem pariwisata tampak seperti gambar di
bawah ini:

Gambar 3.2 Disain Sistem Manajemen Operasi Pariwisata (Obyek Wisata)


Sumber: Ilustrasi penulis
Menurut Nugroho (2011) pengelolaan obyek pariwisata dalam jangka panjang membutuhkan
sebuah telah dan analisis secara menyeluruh dalam sebuah strategi yang terpadu, Strategi
pengembangan obyek wisata alam meliputi pengembangan :
1. Aspek Perencanaan Pembangunan obyek wisata yang antara lain mencakup sistem
perencanaan kawasan, penataan ruang (tata ruang wilayah), standarisasi, identifikasi
potensi, koordinasi lintas sektoral, pendanaan, dan sistem informasi obyek wisata alam.
2. Aspek Kelembagaan meliputi pemanfaatan dan peningkatan kapasitas institusi, sebagai
mekanisme yang dapat mengatur berbagai kepentingan, secara operasional merupakan
organisasi dengan SDM dan peraturan yang sesuai dan memiliki efisiensi tinggi.
3. Aspek Sarana dan Prasarana yang memiliki dua sisi kepentingan, yaitu (1) alat
memenuhi kebutuhan pariwisata, (2) sebagai pengendalian dalam rangka memelihara

58 Mendisain Sistem Manajemen Operasi


keseimbangan lingkungan, pembangunan sarana dan prasarana dapat meningkatkan daya
dukung sehingga upaya pemanfaatan dapat dilakukan secara optimal.
4. Aspek Pengelolaan, yaitu dengan mengembangkan profesionalisme dan pola
pengelolaan obyek wisata yang siap mendukung kegiatan pariwisata dan mampu
memanfaatkan potensi obyek wisata secara lestari.
5. Aspek Pengusahaan yang memberi kesempatan dan mengatur pemanfaatan obyek wisata
untuk tujuan pariwisata yang bersifat komersial kepada pihak ketiga dan membuka
lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
6. Aspek Pemasaran dengan mempergunakan teknologi tinggi dan bekerja sama dengan
berbagai pihak baik dalam negeri maupun luar negeri.
7. Aspek Peran Serta Masyarakat melalui kesempatan-kesempatan usaha sehingga ikut
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
8. Aspek Penelitian dan Pengembangan yang meliputi aspek fisik lingkungan, dan sosial
ekonomi dari obyek wisata. Diharapkan nantinya mampu menyediakan informasi bagi
pengembangan dan pembangunan kawasan, kebijaksanaan dan arahan pemanfaatan
obyek wisata.

Gambar 3.3 Tanah Lot, Salah Satu obyek wisata di Bali


Sumber: www.agoda.com/Hotel_Tanah_Lot
Obyek wisata merupakan salah satu bentuk sistem manajemen operasi yang berbentuk jasa
dan output yang dihasilkan melalui obyek wisata ini adalah persepsi dari pengunjung,

Mendisain Sistem Manajemen Operasi 59


persepsi rasa puas, rasa senang, rasa suka yang diharapkan muncul dari pikiran pengunjung
setelah menikmati obyek wisata yang dikunjunginya. Karena luaran perusahaan jasa
umumnya bersifat intangible, sangat sulit diukur secara fisik, sehingga yang dapat dinilai
adalah respon dan pendapat pengunjung tentang obyek wisata.
Disain Sistem Manajemen Operasi Perguruan Tinggi
Setelah mempelajari contoh mengenai disain sistem manajemen operasi pariwisata,
selanjutnya akan diberikan ilustrasi lain berupa contoh disain sistem operasi manajemen
perguruan tinggi, sistem manajemen operasi pariwisata dan sistem manajemen operasi
perguruan tinggi adalah sama-sama perusahaan jasa, namun berbeda luaran atau output. Jika
sistem manajemen operasi pariwisata luaran atau outputnya adalah rasa gembira, senang,
puas dan suka. Sedangkan untuk sistem manajemen operasi perguruan tinggi, luaran atau
outputnya adalah skill, kompetensi dan ijasah. Untuk memberikan ilustrasi yang jelas maka
berikut akan disajikan mengenai disain sistem manajemen operasi perguruan tinggi sebagai
berikut:
INPUT ATAU MASUKAN
Untuk unsur input atau masukan dalam sistem manajemen operasi perguruan tinggi terdiri
dari tiga unsur utama, yang masing-masing unsur dapat diuraikan/dijabarkan sebagai berikut:
1. Lingkungan, berisikan Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan
1. Visi, merupakan angan-angan ke depan mengenai harapan untuk bisa mencapai
tujuan ideal dari perguruan tinggi yang bersangkutan, misal akan dijadikan apa raw
material atau peserta didik yang menempuh studi di perguruan tinggi dan
kompetensi apa sekiranya kelak yang bisa dimiliki oleh peserta didik setelah selesai
menempuh studi di perguruan tinggi. Visi adalah sebuah mimpi yang akan
mengarahkan perguruan tinggi menjadi sebuah lembaga dengan kondisi dan posisi
tertentu di masa depan melalui sebuah pengembangan, dan perbaikan jangka
panjang.
2. Misi merupakan wujud spesifik dan detil dari visi yang telah disusun, jika visi
menggambarkan hal yang bersifat umum maka Misi justru akan menggambarkan
sebuah kondisi khusus yang ingin diwujudkan dan dicapai secara sungguh-sungguh
dan fokus tentang apa yang harus dimiliki peserta didik setelah usai menempuh studi
dan dapat mandiri dalam bekerja atau berwirausaha. Misi merupakan sebuah kondisi
nyata yang akan diciptakan pada diri mahasiswa kelak setelah mereka lulus.
3. Sasaran, merupakan sebuah kondisi yang ideal tentang bagaimana kemampuan
mahasiswa atau alumni ketika mereka selesai menempuh studi. Karya apa yang dapat
60 Mendisain Sistem Manajemen Operasi
dibuat oleh alumni saat berkiprah atau kembali ke masyarakat, tentunya mereka
(mahasiswa) harus dapat mandiri, mampu berkompetensi, atau mampu
mengembangkan sesuatu yang merupakan manifestasi dari kemampuan mahasiswa.
Sasaran merupakan ilmu secara praktis yang harus dimiliki oleh lulusan ketika
mereka mewujudkan keinginan secara keilmuan ketika mereka berada di tengah
masyarakat atau dunia kerja.
4. Tujuan, merupakan sasaran akhir yang ingin dicapai oleh perguruan tinggi pada
setiap individu, baik peserta didik, tenaga kependidikan, tenaga edukatif maupun
lingkungan internal kampus lainnya. Mampu mengimplementasikan cita-cita dan
keinginan yang telah dicantumkan dalam misi perguruan tinggi. Termasuk
kemampuan bersaing perguruan tinggi dengan lembaga sejenis dalam dunia
pendidikan tinggi. Jika kondisi ini dapat dicapai maka akan timbul kepercayaan
masyarakat terhadap kemampuan dan keberadaan perguruan tinggi tersebut, dan ini
membawa manfaat bagi almamater, masyarakat dan alumni.
2. Peserta Didik (Mahasiswa), berisikan kemauan dan motivasi
1. Kemauan, merupakan motor penggerak diri yang mendorong individu peserta didik
untuk mau dan bersedia menempuh dan melaksanakan serta mengikuti pendidikan
dari awal hingga akhir studi, dengan anggapan tidak ada faktor penghambat yang
menghalangi proses studi. Kemauan merupakan stimulan awal bagi mahasiswa
dalam mewujudkan komitmennya meningkatkan kemampuan diri melalui keilmuan.
Tanpa kemauan maka kegiatan dan proses studi yang dijalani mahasiswa berpeluang
terhenti ditengah jalan, terlebih saat muncul hambatan yang sulit di atasi oleh peserta
didik.
2. Motivasi, merupakan dorongan dalam diri dari pengaruh eksternal untuk melakukan
sesuatu secara berkesinambungan sampai dengan tercapainya sasaran tertentu dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan. Motivasi dapat diciptakan dan dikendalikan
selama mahasiswa memiliki konsistensi dalam melaksanakan sesuatu. Melalui
motivasi, proses dan kegiatan belajar dan pembelajaran dapat berjalan sesuai
rencana. Motivasi mendorong seseorang bersedia dengan penuh tanggungjawab
melakukan sesuatu untuk kepentingan dirinya sendiri. Dalam sistem manajemen
operasi perguruan tinggi, motivasi dan kemauan merupakan sesuatu yang memiliki
faktor krusial.
3. Instrumen, terdiri dari Kurikulum, Tenaga Pengajar, Sarana dan Prasarana

Mendisain Sistem Manajemen Operasi 61


1. Kurikulum, merupakan inti muatan studi yang berisikan kumpulan mata kuliah
yang diajarkan dalam program studi, berisi materi pembelajaran sesuai sasaran, misi,
kompetensi program studi pada peserta didik dan berfungsi sebagai kaidah
pengembangan ilmu dan penerapannya. Melalui muatan kurikulum, peserta didik
akan dilatih dan ditempa menjadi tenaga keilmuan yang memiliki wawasan dan
pengetahuan sesuai yang telah digariskan dalam misi. Kurikulum di dalamnya juga
berisikan muatan praktikum laboratorium, untuk mendidik mahasiswa agar memiliki
kompetensi melalui pendekatan software dengan menggunakan aplikasi komputer.
2. Tenaga Pengajar, merupakan pelaku proses dalam kegiatan belajar-mengajar, yakni
individu yang bertindak sebagai perantara dalam kegiatan transfer ilmu kepada
peserta didik, pengajar memiliki sebuah kecakapan secara konigtif, afektif dan
psikomotorik dalam kegiatan mengajar dan pengembangan ilmu.
3. Sarana dan Prasarana, merupakan tempat berlangsungnya kegiatan proses dan
bertindak sebagai alat dalam menunjang proses kegiatan belajar dan mengajar di
kelas dan laboratorium (sarana) dan gedung yang digunakan untuk kegiatan
akademik (prasarana). Ketiga komponen di atas, satu sama lain saling terkait
membentuk interaksi yang mengakibatkan berfungsinya sistem perkuliahan di
perguruan tinggi.
Selain ketiga komponen dalam input di atas, dalam sistem manajemen operasi perguruan
tinggi juga dikenal istilah faktor produksi yang memungkinkan lembaga dapat
melakukan fungsinya secara baik dan benar. Yang dimaksud dengan faktor produksi
adalah:
1. Tanah/Lahan, yaitu media yang dijadikan lokasi untuk tempat mendirikan
gedung/bangunan tempat berlangsungnya kegiatan perkuliahan maupun kegiatan
pendukung lainnya misal: unit kegiatan mahasiswa (seni, rohani, olah raga, dan
lainnya). Lahan merupakan kebutuhan mutlak bagi perguruan tinggi terutama
berkaitan dengan kegiatan pengembangan fisik/bangunan kampus ke depan. Misal
untuk menambah ruang kuliah, ruang dosen, ruang seminar, ruang perpustakaan,
cafeteria, sarana fitness, kebun percobaan, dan lainnya.
2. Karyawan, merupakan internal customer, selain tenaga pengajar, kontribusi dan
keberadaan karyawan atau tenaga kependididkan berperan penting dalam menunjang
kegiatan pembelajaran atau proses perkuliahan, di dalam sistem, karyawan adalah
pelaku proses yang mengelola kegiatan administrasi dan pelaporan, dan unit

62 Mendisain Sistem Manajemen Operasi


pelayanan lainnya dan saling terkait dengan sistem pendukung yang ada pada
lembaga.
3. Pendanaan atau sumber dana, ketersediaan sumber dana dalam jangka panjang
sangat menudukung pengembangan dan kemajuan perguruan tinggi secara mandiri,
dana digunakan untuk membiayai operasional lembaga, pemeliharaan sarana dan
prasarana, membayar honor pegawai, membayar gaji tenaga pengajar, pengadaan
peralatan secara fisik misal laboratorium beserta peralatannya, termasuk kebutuhan
lain misal riset dan beasiswa untuk peserta didik.
4. Rencana Operasional & Rencana Strategis, yang dimaksud dengan Renop adalah
rencana operasional 10 tahun ke depan untuk membangun, mengembangkan, dan
meningkatkan daya saing lembaga. Dalam renop terdapat beberapa hal penting yang
menyangkut operasional lembaga seperti: pengembangan kurikulum, pengembangan
fisik/gedung, pengembangan kerjasama (antar perguruan tinggi atau lembaga lain),
pengaturan dan pengelolaan anggaran, rencana pengembangan unit kerja/kegiatan
baru, pengembangan jenjang pendidikan tenaga pengajar, peningkatan riset,
peningkatan jenjang tenaga kependidikan. Sedangkan renstra berisi hal penting
antara lain: rencana pengembangan organisasi beserta strukturnya, meningkatkan
kompetensi pada aktifitas fungsional lembaga, peningkatan efisiensi, peningkatan
kualitas pengajaran, inovasi kegiatan, dan perbaikan serta peningkatan pelayanan
akademik. Termasuk di dalamnya rencana mengenai diversifikasi yakni dengan cara
apa perusahaan melakukan alokasi, distribusi, dan penugasan kepada individu dan
sumber daya manusianya dalam tugas keorganisasian, antara lain menyediakan
fasilitas kepada masyarakat dengan jalan memberikan fasilitas pendidikan dengan
biaya yang terjangkau, mengefektifkan kegiatan dan aktifitas marketing dan humas
kepada masyarakat luas. Memberikan layanan kepada masyarakat bahwa inovasi
yang dilakukan oleh lembaga/perguruan tinggi dapat menjamin terlaksananya
kegiatan pendidikan dengan biaya yang lebih ringan bagi masyarakat tertentu agar
misi universitas bisa diwujudkan secara efektif seperti yang telah digariskan, dan
mampu mencapai sasaran pada target yang telah ditetapkan. Renop dan Renstra
senantiasa berubah setiap sepuluh tahun sekali, untuk menyesuaikan perkembangan
lembaga dengan perubahan lingkungan dunia pendidikan serta tuntutan masyarakat
akan kualitas pendidikan yang diinginkannya.

Mendisain Sistem Manajemen Operasi 63


BAGIAN PROSES ATAU PROSES UTAMA
Menurut Abbas (2014) Dalam kegiatan sistem manajemen operasi perguruan tinggi, proses
berisikan segala bentuk kegiatan yang menjadi kegiatan inti bagi perguruan tinggi dalam
kegiatan operasional, sedangkan kegiatan lain hanya merupakan support facility (fasilitas
pendukung). Fasilitas pendukung antara lain: perpustakaan (kampus maupun fakultas),
laboratorium, unit kegiatan kampus dan mahasiswa, unit pelayanan keuangan, pelayanan
administrasi BAR, front office, security, studio musik, cafeteria, tempat ibadah, sarana lokasi
parkir, area olah raga.
Pada bagian utama ini yakni bagian proses berisi komponen kegiatan utama dalam bentuk
atau wujud antara lain:
1. Program Pengelolaan kegiatan, mencakup penerimaan mahasiswa baru, perwalian
mahasiswa, perkuliahan, ujian, penyusunan tugas mandiri, pengelolaan nilai ujian dan
transkrip nilai, kartu hasil studi, penulisan proposal, seminar mahasiswa, magang kerja
mahasiswa, kuliah kerja nyata, yudisium, wisuda dan pengelolaan alumni, survey
kepuasan pelanggan dan pengembangan kurikulum. Selain kegiatan tersebut, masih ada
kegiatan akademis yang lain yakni: seminar, workshop, lokakarya, dan pelatihan.
Penggalangan kerjasama dengan pihak eksternal kampus dan terakhir kegiatan pelaporan
akademik ke Dikti berupa program EPSBED.
2. Metode Pembelajaran, penyusunan dan penerapan metode dalam kegiatan belajar
mengajar yang melibatkan dosen dan mahasiswa, diskusi ilmiah, kuliah tatap muka,
dengan metode SCL (student center learning) menggunakan sarana overhead projector,
aplikasi dan perangkat multimedia berbasis audio video, termasuk evaluasi keberhasilan
studi mahasiswa dan kegiatan konsultasi bagi mahasiswa setiap semester.
3. Kegiatan Penelitian, merupakan kegiatan wajib bagi dosen dan mahasiswa, penelitian
merupakan pengembangan khasanah ilmu, keilmuan dan pengayaan bahan ajar yang
dilakukan berdasar landasan teori yang telah dipelajari dalam kegiatan pengajaran dan
pembelajaran. Sehingga teori dapat dijadikan landasan dalam mendisain tindakan atau
terapan dalam sebuah ilmu yang dikembangkan, diperbaiki, dan di aplikasikan serta di uji
dilapangan untuk kemudian diadopsi menjadi bahan ajar dalam mendalami suatu
keilmuan. Hasil penelitian merupakan fundamen dalam mengembangkan bahan ajar dan
bahan untuk materi kuliah.
4. LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat), merupakan
bagian dari kegiatan akademik yang membidangi secara khusus penelitian dan segala
kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan sosial dan kegiatan yang
64 Mendisain Sistem Manajemen Operasi
membawa dampak positif bagi masyarakat melalui lembaga Universitas. Dikemas dalam
bentuk pelatihan, penyuluhan, bakti sosial, dan penyediaan layanan kepada masyarakat
terutama masyarakat yang membutuhkan bantuan, dengan tujuan ikut berupaya secara
nyata dalam mengatasi segala bentuk permasalahan yang ada di masyarakat, termasuk
kegiatan edukatif bagi kepentingan masyarakat berupa: kegiatan penanganan buta huruf,
kebersihan lingkungan tempat tinggal dan sanitasi kesehatan, gerakan gemar membaca,
pengobatan gratis, penyuluhan bahaya narkoba dan obat-obat terlarang, kenakalan remaja
dan lain-lain. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat tercipta senergi antara
masyarakat umum dengan perguruan tinggi, kadang dilingkungan perusahaan istilah ini
dikenal dengan CSR (corporate Social Responsibility).
5. Kecepatan Pelayanan, istilah ini dikenal dengan customer responsiveness yakni suatu
tindakan yang bertujuan memperbaiki kualitas pelayanan kepada user (mahasiswa) dalam
hal pelayanan administrasi, perkuliahan, informasi, transaksi pembayaran, yang
kesemuanya menunjang kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan perkuliahan. Seluruh
unit pelayanan yang ada di perguruan tinggi merupakan support unit dalam pelayanan
secara keseluruhan, artinya satu unit pelayanan bermasalah akan membawa dampak bagi
mahasiswa secara keseluruhan. Dengan melibatkan kemajuan teknologi, maka proses
pelayanan menjadi lebih fleksibel, akurat dan cepat.
6. Evaluasi Kegiatan Akademik, mahasiswa yang menempuh mata kuliah tiap
semesternya, membutuhkan sebuah mekanisme dan prosedur untuk memantau kegiatan
perkuliahan mereka, memantau segala kendala yang bisa muncul sewaktu-waktu, dan
memantau hambatan dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan, bentuk hambatan yang
dapat muncul pada diri mahasiswa, antara lain: kontinyuitas mengikuti perkuliahan
karena mahasiswa sakit atau sebab lain, mahasiswa memiliki keterbatasan dana,
mahasiswa memiliki mobilitas terbatas menju ke kampus, keterbelakangan daya serap
dan kemampuan dalam mengikuti kegiatan perkuliahan, keterbatasan kemampuan
mendalami materi kuliah, hambatan saat mengikuti ujian, praktikum, magang yang
sifatnya wajib. Melalui sebuah mekanisme kontrol dan evaluasi, data setiap mahasiswa
akan terrekam dengan baik, jika ada masalah maka perlu diberi jalan keluar untuk
mengatasi masalah tersebut, misal kuliah remedial, ujian perbaikan, semester pendek,
pemberian tugas tambahan pengganti praktikum dan lain-lain. Melalui evaluasi
diharapkan proses studi mahasiswa tidak terhambat dan mampu selesai tepat waktu.
7. Basis Data dan Informasi, meyimpan, mengelola, mendisain, memelihara data yang
menyangkut informasi pribadi mahasiswa merupakan hal penting, harus ada system data
Mendisain Sistem Manajemen Operasi 65
personal (file data pribadi) setiap mahasiswa yang sedang studi di perguruan tinggi,
direkam dan disimpan, dijaga keamanannya dan dikelola dengan baik menjadi sebuah
dasar informasi yang jelas. Data seperti ini, akan terasa manfaatnya jika ada kegiatan
kerjasama antar lembaga, pengajuan beasiswa, penugasan mahasiswa dalam studi
banding, kegiatan KKN, mewakili kampus untuk mengikuti acara (event) tertentu dil;uar
kampus dan menyusun data base alumni yang akurat dan akuntable. Data base
mahasiswa dan lulusan juga bermanfaat bila terjadi kasus tertentu yang tidak terduga
yakni kehilangan ijasah atau transkrip nilai akademik, jika data base bagus maka identitas
mahasiswa terlacak dengan cepat dan jelas, sehingga bisa diberi solusi. Atau melacak
lulusan enam tahun lalu, jika data base bagus maka seluruh data bisa diperoleh melalui
sistem dengan cepat dan akurat.
8. Survey Kepuasan Pelanggan, merupakan sebuah penilaian untuk kepentingan internal
yang dilakukan oleh customer (mahasiswa) dalam menilai seberapa bagus kinerja dan
hasil yang dicapai oleh program studi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
dikelas. Penilaian terdiri dari dua bidang, yang pertama tingkat kepuasan dalam
pelayanan akademik di fakultas, berupa pelayanan administrasi dan yang kedua tingkat
kepuasan kegiatan belajar mengajar di kelas. Untuk menilai tingkat kemampuan tenaga
edukatif dalam memimpin sebuah perkuliahan, dinilai setiap tengah semester dan akhir
semester. Melalui penilaian ini, jika ada kekurangan, penyimpangan, kesalahan dapat
segera di evaluasi dan dibenahi melalui sebuah metode action plan oleh program studi.
Tingkat survey kepuasan pelanggan dikatakan bagus jika prosentase yang dicapai berada
dikisaran > 80% (Abbas, 2014).
OUTPUT ATAU KELUARAN
Menurut Uno (2011), dalam bukunya dijelaskan bahwa beberapa output atau keluaran atas
pelaksanaan sistem manajemen operasi perguruan tinggi baik yang tampak (tangible)
maupun yang tidak tampak (intangible) meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1. Lulusan (alumni) yang berkualitas, memiliki ketrampilan yang cukup untuk digunakan
sebagai bekal dalam mengembangkan dirinya sendiri ketika berkiprah dibidangnya dan
mampu memotivasi orang lain menjadi maju dan mau berusaha secara mandiri sesuai
kemampuan yang telah dikembangkan dalam dirinya. Jika seorang lulusan mampu
mengimplementasikan apa yang dia dapatkan dalam menempuh studi dan mampu
berdikari secara emosional dan spiritual, berarti lembaga pendidkannya mampu
mencapai misinya. Karena keberhasilan misi universitas dapat dilihat dari kemampuan
lulusannya dalam mengembangkan diri dan ini bersifat intangible (tidak tampak secara
66 Mendisain Sistem Manajemen Operasi
fisik) pada diri seseorang. Atau dapat diukur secara matematis, jika prosentase lulusan
semakin banyak yang berhasil dan sukses, hal tersebut menandakan kinerja universitas
dalam kegiatan akademik dianggap bagus. Meskipun sebenarnya masih banyak tolok
ukur lain yang dapat digunakan sebagai kriteria dalam menilai lulusan.
2. Hasil Penelitian, luaran lain yang dapat dijadikan output dalam sistem manajemen
operasi perguruan tinggi adalah jumlah hasil penelitian yang dilaksanakan oleh masing-
masing prodi dalam universitas tersebut, hasil penelitian yang didanai pemerintah,
swasta atau lembaga lain yang diajak kerjasama. Kinerja atau produktivitas universitas
untuk unsur yang satu ini diukur secara sederhana yaitu jumlah hasil penelitian
keseluruhan dibagi jumlah dosen total dalam satu universitas. Jika prosentasenya
mendekati 1 (satu) itu berarti bagus, jika melebihi satu berarti sangat bagus. Hasil
penelitian dapat dijadikan bahan untuk mengembangkan pengayaan bahan ajar, dan
digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan bahan bacaan bagi peserta didik.
3. Pengembangan Kurikulum, kegiatan pembelajaran dalam universitas mengacu pada
kurikulum, melalui kurikulum dapat diketahui dan diukur sekiranya kompetensi apa
kelak yang bakal di dapat, diperoleh peserta didik, termasuk kemampuan diri alumni
dalam mengembangkan diri dan membuka lapangan kerja secara mandiri. Melalui
pengembangan kurikulum diharapkan peran nyata perguruan tinggi untuk membantu
mengatasi persoalan masyarakat dapat direalisasikan secara nyata. Kurikulum berubah
setiap empat tahun, tujuannya untuk lebih mampu mengantisipasi perubahan lingkungan
sosial kemasyarakatan dan lingkungan dunia bisnis dan dunia kerja. Output dari proses
pembelajaran adalah kompetensi yakni sebuah kemampuan yang dimiliki individu untuk
dapat menolong dirinya sendiri pasca selesai menempuh studi, dan mengembangkan
karir di tengah masyarakat. Melalui kurikulum, sebuah universitas akan mampu
melakukan gerakan pembaharuan melalui perantara lulusan.
4. Suasana Akademik, menurut Wijatno (2009) suasana akademik merupakan sebuah
kondisi yang mampu memacu dan memicu semangat seseorang untuk mau melakukan
keberanian dalam menguasai sesuatu demi sebuah perubahan ke depan, baik bagi dirinya
sendiri maupun bagi orang lain. Suasana akademik harus mampu membangkitkan
motivasi seseorang peserta didik untuk serius dan tekun dalam mendalami sebuah
disiplin ilmu secara berkelanjutan. Membangkitkan suasana akademik yang baik harus
diikuti penyediaan fasilitas yang memadai dan mampu menimbulkan dampak rasa
senang dalam proses kegiatan pembelajaran. Sehingga dalam jangka panjang sebuah
kampus dapat dijadikan barometer dalam mengukur kemanfaatan proses studi seseorang
Mendisain Sistem Manajemen Operasi 67
dalam belajar mengatasi segala bentuk permasalahan sosial yang terjadi pada sebuah
negara atau pemerintahan melalui sumbangan pemikirannya secara logis dan konsisten.
5. Manfaat bagi Stakeholder, stakeholder adalah pihak lain yang merasa peduli dengan
dunia pendidikan dan terlibat secara langsung dalam mengelola kehidupan kampus
melalui kontribusi tertentu sesuai bidang keahliannya. Stakeholder disini adalah orang
tua lulusan, pengguna lulusan, individu yang terlibat dalam dunia pendidikan, praktisi
dunia pendidikan, kalangan industri, pemerintah. Manfaat apa yang bisa dirasakan oleh
stakeholder dengan berdirinya atau hadirnya sebuah lembaga universitas di lingkungan
mereka. Manfaat ini dapat ditampilkan jika universitas mau melakukan kerjasama dan
melakukan event tertentu yang akan memperkenalkan kegiatan kampus beserta
manfaatnya kepada publik.
6. Alumni yang Sukses, lulusan yang mampu menjaga eksistensinya ditengah aktifitas dan
pekerjaannya disaat menyelesaikan studi, mampu berinteraksi secara positif di
masyarakat luas, mampu berkontribusi dalam mengatasi persoalan yang terjadi di
masyarakat, secara individu ataupun lembaga, membangun konsep untuk sebuah
perubahan melalui sumbangan pemikiran secara positif ketika tenaga dan pikirannya
dibutuhkan. Sebuah universitas perlu membangun komunitas berupa ikatan alumni
dengan efektif dan aktif, agar komunikasi dan informasi dapat terbangun dengan baik
antara almamater dengan alumninya. Alumni punya fungsi ganda, dapat memberikan
masukan dalam membangun almamaternya, dan dapat membangun segala manfaat untuk
kepentingan masyarakat.
7. Jalinan Kerjasama, berkembangnya sebuah lembaga pendidikan dapat ditandai dengan
hadirnya sejumlah kerjasama yang dapat dijalin dengan pihak eksternal, misal dengan
pemerintah, pihak swasta, dengan kelompok masyarakat, dengan kelompok pelaku
ekonomi atau dengan pihak luar negeri. Tujuannya ada dua sisi, yakni (1) memberikan
kontribusi nyata bagi pihak eksternal dalam mengembangkan, menciptakan sesuatu,
mengatasi permasalahan tertentu atau kerjasama dalam mengembangkan sebuah
kegiatan yang bermanfaat bagi semua pihak. (2) selain memberikan sumbangsih atau
kontribusi tertentu kepada pihak luar, pihak universitas juga memiliki peluang untuk
memperoleh manfaat atau benefit hasil dari kerjasama tersebut dalam bentuk apapun
baik moril ataupun materiil. Karena kerjasama pada dasarnya harus bisa menguntungkan
kedua belah pihak secara seimbang. Bahkan beberapa kegiatan kampus, mampu
diimplementasikan untuk memajukan kehidupan masyarakat pedesaan dalam wujud desa
binaan, atau menumbuhkan budaya mengembangkan kegiatan usaha kecil yang dapat
68 Mendisain Sistem Manajemen Operasi
mendatangkan keuntungan finansial bagi masyarakat desa itu sendiri. Misal bidang
peternakan, budidaya jamur, ikan air tawar, tanaman obat, kerajinan berbahan limbah
bekas industri, dan melatih masyarakat golongan tidak mampu agar mengenal dunia
wirausaha secara sederhana. Masyarakat desa, memiliki potensi besar untuk berkembang
jika diberi transfer knowledge yang tepat dengan metode yang tepat pula, sehingga
masyarakat desa mampu mengangkat harkat dan martabat secara mandiri untuk
berkembang secara sosial dan ekonomi demi kemajuan dan kesejahteraan mereka
sendiri. Melalui JKIT (jaringan kerja institusi terkait) maka kerjasama antara universitas,
masyarakat, pemerintah dan dunia perbankan akan mampu menggerakkan potensi
pembangunan desa jika pendanaan disediakan dengan baik.
8. Produk LPPM (lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat), output
yang dapat dihasilkan melalui LPPM adalah hasil penelitian, diseminasi keilmuan
berupa kegiatan seminar (nasional dan internasional), penerbitan jurnal (lokal, nasional
maupun international), buku ajar dan pengayaan bahan ajar, Haki (Hak kekayaan
Intelektual), MoU / kerjasama antar lembaga, hasil penelitian untuk pengembangan
produk industri, dan hasil kegiatan abdimas yang dapat membantu masyarakat dalam
mengatasi permasalahan dan memperbaiki taraf hidup mereka. Termasuk penelitian
kerjasama dengan pihak luar negeri dalam mengembangkan metode, keilmuan, temuan
dan inovasi antar negara untuk kepentingan bersama.

Gambar 3.4 Disain Sistem Manajemen Operasi Perguruan Tinggi


Sumber: Ilustrasi penulis

Mendisain Sistem Manajemen Operasi 69


Terbentuknya disain sistem manajemen operasi perguruan tinggi di atas merupakan interaksi
antara input proses dan output dalam satu kesatuan integritas. Hambatan pada input jelas akan
mengganggu proses, gangguan pada proses akan mempengaruhi keluaran, dan memicu
terjadinya penyimpangan yang lain. Agar sistem manajemen operasi perguruan tinggi di atas
dapat berjalan sesuai dengan aturan, prosedur dan tatanan yang telah dibentuk maka
dibutuhkan sistem manajemen penjaminan mutu (Aisyah, 2011).
Disain Paket Pelayanan Program Studi
Disain paket pelayanan program studi yang merupakan pusat kegiatan proses utama pada
sistem manajemen operasi perguruan tinggi dapat diilustrasikan pada gambar 3.5 di bawah
ini:
Nama Komponen Isi Komponen
Support Facility Gedung Perkuliahan
Ruang Perkuliahan ber AC
Raung Laboratorium
Media Belajar: Multimedia
Sarana Tempat Ibadah
Cafetaria
Lokasi Parkir
Jaringan Wifi
Facilitating Goods Modul/Bahan Ajar
Handout
Jurnal/Publikasi Ilmiah
Perpustakaan
Buku/Literatur
Explicit Service Proese Transfer Knowledge:
Perkuliahan
Praktikum Lab
Diskusi, Tugas, Presentasi
Evaluasi dan Kemajuan Studi
Implicit Service Lulusan Berkualitas
Pelayanan Memuaskan
Kepuasan dan rasa Bangga

Gambar 3.5 Disain Paket Pelayanan Program Studi


Sumber: Ilustrasi penulis
Pada gambar di atas, interaksi antara support facility, facilitating goods dan explicit service
akan menyebabkan munculnya implicit service yaitu suatu kondisi, persepsi, penilaian, dan
refleksi dari customer terhadap kemanfaatan yang diperoleh setelah proses pendidikan selesai
dilaksanakan. Mahasiswa mampu menerapkan keilmuannya pada tempat kerja atau tempat
mereka melakukan kegiatan wirausaha secara mandiri.

70 Mendisain Sistem Manajemen Operasi


Disain Sistem manajemen Operasi Perusahaan

Gambar 3.6 Disain Sistem Manajemen Operasi Perusahaan


Sumber: Ilustrasi penulis

Mendisain Sistem Manajemen Operasi 71


Disain sistem manajemen operasi perusahaan jika perusahaan tersebut berbentuk BUMN
maka tidak ada istilah pemasaran dalam memasarkan produknya, yang ada hanyalah istilah
distribusi dan jaringannya. Untuk contoh ini adalah: pabrik gula, Telkom, PDAM, dan PLN.
Tidak istilah menciptakan pasar, karena perusahaan ini cenderung monopoli atau pelaku
pasar tunggal, dan pasar sudah tercipta dengan sendirinya, sehingga unsur dalam sistem
terdiri dari estimasi demand dan distribusi. Fokus utama penyampaian produk kepada
konsumen adalah bagaimana cara mendistribusikan produk dengan baik dan aman hingga
sampai ke tangan konsumen. Kemudian bagaimana melakukan estimasi untuk mencukupi
demand (permintaan) dari konsumen (publik) secara tepat dan efektif. Jika perusahaan
bersifat BUMN maka harga jual untuk produknya bersifat price maker, harga ditetapkan
secara sepihak dan tidak ada harga yang bersifat price taker, karena tidak ada pesaing sama
sekali. BUMN dapat bekerja dengan baik jika ketersediaan faktor produksi juga tersedia
secara cukup, misal raw materials, handling bahan baku, sumber energi, capital dan
infrastruktur serta regulasi pemerintah yang berfungsi sebagai aturan dalam pengelolaan bagi
manajemennya.
Berbeda sekali dengan perusahaan swasta, tergantung dari kemampuan perusahaan dalam
melakukan pemasaran produknya, kualitas produk, kecepatan distribusi, kecepatan
pelayanan, keamanan produk dan tingkat persaingan dalam industri akan sangat
mempengaruhi perusahaan dalam menetapkan inovasi produk, kualitas, harga, dan pelayanan.
Karena semakin bagus ke-empat hal tersebut, perusahaan akan semakin mampu bersaing dan
produknya cenderung diterima pasar. Agar mampu bersaing maka perusahaan harus mampu
mengelola keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif selain kemampuan adopsi
teknologi yang di gunakan dalam memproduksi produk/barang. Jika konsumen BUMN tidak
memiliki pilihan atau peluang untuk memilih produk alternatif karena tidak ada produk
subtitusi dari perusahaan yang sejenis, konsumen akan menerima apa adanya segala
keputusan perusahaan BUMN dalam segala hal. Publik tidak memiliki kesempatan untuk
menolak segala bentuk perubahan tersebut, walaupun keputusan BUMN cenderung
merugikan konsumennya (publik), berbeda dengan perusahaan swasta, jika harga berubah
dan cenderung merugikan konsumen, maka konsumen akan menggunakan produk substitusi
yang sejenis dari kompetitor.

72 Mendisain Sistem Manajemen Operasi


RANGKUMAN
Setelah membahas bab 3 mengenai disain sistem manajemen operasi, dengan menampilkan
beberapa contoh, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Disain sistem manajemen operasi bertujuan untuk memperjelas hubungan antara input
proses output dalam sebuah sistem
2. Melalui disain sistem manajemen operasi, dapat di identifikasi, dilacak dan ditelusuri
kemungkinan terjadinya deffect dalam sebuah sistem, sehingga dapat diantisipasi
permasalahannya melalui sebuah action plann
3. Disain sistem manajemen operasi untuk perusahaan jasa, seperti pariwisata, perguruan
tinggi membutuhkan kontrol kualitas secara fokus dan ketat karena produk bersifat
intangible
4. Untuk sistem manajemen operasi perusahaan jasa, perbaikan sistem terletak pada
penerapan prosedur yang ketat, kontrol kualitas pada mekanisme pelaksanaan proses dan
penjaminan mutu
5. Sistem manajemen operasi untuk perusahaan jasa membuthkan sebuah survey kepuasan
pelanggan untuk mengukur dan mengestimasi tingkat kepuasan pengguna jasa
6. Luaran proses atau output sangat berkait erat dengan peningkatan dan perbaikan
pelayanan yang diberikan kepada pelanggan
7. Kualitas mutu output (luaran) pada sistem manajemen operasi perusahaan jasa sangat
bergantung pada ketepatan dan keakuratan mekanisme kinerja proses dan input
DAFTAR ISTILAH
Customer Intangible
Obyek Wisata Security
Luaran Deffect
Action Plann Raw Materials
Handling Capital
Publik Support Facility
Facilitating Goods Explicit Service
Implicit Service Distribusi
Price Maker Price Taker
Kontrol Paket Pelayanan
Haki Benefit
Transfer Knowledge Data Base
Akuntable Remedial
Survey Kepuasan Pelanggan Alumni
Obyek Wisata Tata Ruang Wilayah
Inovasi Money Changer

Mendisain Sistem Manajemen Operasi 73


LATIHAN SOAL
1. Jelaskan apa perbedaan antara sistem manajemen operasi dan sistem manajemen
produksi, berikan contoh masing-masing!
2. Menurut anda, antara sistem manajemen operasi dan sistem manajemen produksi,
diantara keduanya mana yang lebih penting untuk dikendalikan?
3. Bagaimana hubungan faktor produksi dan sistem manajemen produksi dalam upaya
menghasilkan produk yang berkualitas?
4. Jelaskan hambatan yang dapat terjadi pada sistem manajemen operasi, terutama untuk
perusahaan jasa!
5. Anda telah mengenal disain sistem manajemen operasi pariwisata, bagian mana yang
harus senantiasa dikontrol untuk terciptanya sebuah pelayanan yang baik kepada
pengunjung?
6. Apa yang dimaksud Facilitating Goods dalam sistem manajemen operasi pariwisata?
Berikan penjelasan!
7. Buatlah sebuah disain sistem manajemen operasi untuk salah satu pelayanan publik!
8. Dalam mendisain sistem manajemen operasi perusahaan BUMN, mengapa berbeda jika
dibandingkan dengan sistem manajemen operasi perusahaan swasta? Dapatkah anda
tunjukkan bagian yang berbeda dalam mekanisme pelaksanaan proses?
9. Apa yang dimaksud proses eksplorasi bahan baku substitusi bagi perusahaan yang rentan
mengalami kelangkaan bahan?
10. Buatlah sebuah paket pelayanan untuk sebuah apotek!

74 Mendisain Sistem Manajemen Operasi


BAB 4
Analisis Pemilihan Disain
Produk
Deskripsi pada bab 4 ini, dibahas materi kuliah mengenai
pemenuhan kebutuhan konsumen mengenai produk yang dianggap
berkualitas menggunakan sebuah pendekatan yaitu analisis
pemilihan disain produk. Melalui analisis ini, akan dapat ditetapkan
produk mana yang memiliki disain terbaik, dengan menggunakan
kriteria pemilihan dan perbandingan yang didasarkan pada persepsi
konsumen dalam menentukan pilihan produknya. Sehingga manfaat
lain dari analisis pemilihan disain produk ini yakni ke depan
perusahaan akan dapat menentukan, produk mana saja yang layak
dikembangkan untuk dapat memberikan sebuah nilai kepuasan bagi
konsumen.

Kompetensi melalui pembahasan materi di bab 4 ini,


mahasiswa akan memiliki sebuah kemampuan dan dapat menguasai
sebuah metode tentang bagaimana memenuhi kebutuhan konsumen
terhadap produk yang dianggap berkualitas melalui sebuah
penerapan analisis pemilihan disain produk. Karena setiap individu
konsumen berhak untuk memilih dan mendapatkan produk tertentu
yang oleh mereka paling mampu memenuhi harapannya dalam
menggunakan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Melalui
analisis ini, mahasiswa akan tahu arti penting sebuah disain produk
dalam usaha memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

Analisis Pemilihan Disain Produk 75


PEMENUHAN KEBUTUHAN KONSUMEN

Arti Penting Pemenuhan Kebutuhan

Perusahaan dan konsumen merupakan sebuah ikatan jangka panjang yang bersifat
mutualisme, saling menguntungkan dari sudut pandang kedua pihak, dari perusahaan akan
terjadi aliran barang dan jasa kepada konsumen, sedangkan dari konsumen akan ada aliran
uang dan kepercayaan kepada perusahaan, ini akan terus berlangsung seperti itu selama
kedua pihak saling membutuhkan. Alasan klasik bagi perusahaan untuk meciptakan barang
dan jasa adalah karena ada kebutuhan dari masyarakat konsumen. Sehingga muncul berbagai
macam produk dan pilihan bagi konsumen untuk menyukainya dalam memenuhi kebutuhan.
Menurut Wijaya (2012) dari sudut pandang kepentingan perusahaan, tujuan menciptakan
produk atau jasa, dapat dinilai dari dua sisi, yakni:
1. Kemampuan produk untuk menciptakan kepuasan, dengan menggunakan atau
mengkonsumsi sebuah produk, konsumen bukan hanya terpenuhi kebutuhannya namun
konsumen juga mendapatkan kepuasan dari produk atau jasa yang dikonsumsinya. Rasa
puas konsumen merupakan sesuatu yang intangible (tidak tampak secara langsung).
Karena konsumen memiliki sebuah outcome yaitu rasa puas maka sebuah produk atau
jasa akhirnya dapat diperbandingkan satu sama lain, hasil dari perbandingan adalah
ditemukannya sebuah produk atau jasa yang dianggap (secara persepsi) paling memiliki
kegunaan yang paling tinggi diantara produk lain yang dipilih. Kepuasan merupakan
efek tidak langsung yang timbul karena proses penggunaan produk atau jasa yang
dilakukan konsumen. Jika sebuah produk memiliki tingkat kepuasan yang semakin
menurun di mata konsumen, maka produk tersebut dalam kurun waktu tertentu akan
ditinggalkan oleh konsumennya, dan konsumen beralih ke produk lain yang sejenis dan
memilih produk kompetitor. Kondisi ini sering disebut sebagai brand war, atau product
war di pasar. Sampai akhirnya muncul metode pemilihan produk untuk menetapkan
produk terbaik, tentu berdasarkan persepsi dan penilaian dari customer yang pernah
menggunakan produk tersebut, sudut pandang pengukuran sebuah produk diantara
produk lainnya seperti tampilan fisik produk, disain, model, tipe, fitur, kelengkapan,
kinerja atau kemampuan, harga, kemanfaatan, nilai jual kembali, prestise termasuk cara
pembelian. Jika sebuah produk mampu menciptakan sebuah kepuasan bagi pemakainya,
maka yang terjadi di pasar adalah semakin banyak konsumen menggunakan produk
tersebut, dengan demikian produk tersebut berhasil menjadi benchmarking karena
memiliki tingkat utilitas tertinggi.

76 Analisis Pemilihan Disain Produk


2. Kemampuan produk untuk memenuhi kebutuhan, disini aspek tangible lebih menonjol
dibanding point pertama di atas, karena fungsi produk dapat diukur kemampuan atau
kinerjanya secara menyeluruh oleh pengguna. Semakin mampu difungsikan produk
tersebut maka semakin tinggi kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan usernya
(konsumen). Faktor atau kriteria sebagai dasar pengukuran secara persepsi adalah:
model, daya tahan, kekuatan, masa pakai, kemasan, casing, volume, kehandalan atau
ketersediaan spare part dan lainnya. Produk dianggap berhasil atau tidak dalam
memenuhi kebutuhan konsumen, dinilai dari kemampuan yang tercermin dari atribut
produk itu sendiri, jika setiap atribut memiliki utilitas yang tinggi berarti sebuah produk
dianggap semakin mampu memenuhi kebutuhan. Produk yang laku keras dipasaran,
dimata konsumen dianggap sebagai produk yang memiliki utilitas tertinggi dalam
memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga produk ini cenderung dikembangkan lebih
lanjut sesuai perkembangan atau perusahaan teknologi yang diadopsi oleh produk
tersebut sehingga kemampuannya dalam memnuhi kebutuhan konsumen dapat
ditingkatkan, seperti yang diungkapkan oleh Render (2013) dalam bukunya yakni
produk yang baik dalam kemampuannya memenuhi kebutuhan konsumen memiliki
enam ciri utama yaitu:
1. Mampu mengadopsi kemajuan teknologi yang di adaptasi pada proses produksinya
2. Memiliki daya komplementer tinggi, sehingga saat digunakan produk tersebut
bersifat saling melengkapi dengan produk lain, misal sebuah industri spare part
mobil membuat sebuah komponen mobil yang dapat digunakan untuk berbagai merk
mobil, dan tidak mengacu pada satu merk saja,
3. Produk dapat dikembangkan lebih lanjut, jika perkembangan teknologi berubah, dan
perkembangan produk mengikuti perkembangan teknolginya,
4. Mempunyai nilai kompetitif tinggi jika produk tersebut dikomparasi dengan produk
lain yang sejenis,
5. Mampu mengadopsi segala bentuk keinginan dan kebutuhan konsumen yang selalu
berubah,
6. Memiliki nilai keamanan yang tinggi bagi penggunanya.
NILAI SAFETY (KEAMANAN) PADA PRODUK
Menurut Nurmianto (2008) bagi setiap produsen, dalam proses menghasilkan produk hal
penting yang harus mendapat perhatian adalah bagaimana mendisain bentuk produk agar
menjadi lebih ergonomy bagi penggunanya dan mampu mendatangkan keamanan yang baik
bagi penggunanya terutama faktor kesehatan konsumen. Produk elektronik cenderung dapat
Analisis Pemilihan Disain Produk 77
mendatangkan efek tidak bagus bagi kesehatan penggunanya karena timbulnya radiasi saat
produk elektronik digunakan. Dengan menggunakan teknologi tertentu dan bahan tertentu,
faktor radiasi tersebut dapat diminimalkan. Dalam meningkatkan keamanan produk dari
sudut pandang ergonomi, ada empat fokus utama yang harus diperhatikan agar produk tidak
mendatangkan resiko bagi konsumen, yakni:

Gambar 4.1 Disain tempat duduk pada mobil dengan disain ergonomi
Sumber: https://www.creativebloq.com/how-to/11-tips-for-ergonomic
1. Resiko yang minimum bagi kesehatan konsumen, resiko ini muncul dari bahaya bahan,
alat, kemasan, pengaman produk yang cenderung mengandung zat kimia, seperti cat
mobil, dan sejenisnya, cairan pembersih noda, produk kosmetika, bahan pengawet pada
makanan dan minuman.
2. Produk atau bahan pembuat produk harus ramah lingkungan, sebagaimana perannya
dalam memenuhi kebutuhan konsumen dan saat produk menjadi usang, tidak
menimbulkan sampah yang dapat membahayakan bagi lingkungan tempat tinggal.
Limbah yang berbahaya tersebut perlu mendapatkan penanganan agar tidak merusak
lingkungan, terutama pencemaran yang sulit dideteksi, misal produk pelumas, deterjen,
obat-obatan yang telah kadaluarasa.
3. Teknologi harus lebih berperan dalam proses pembuatan produk sehingga produk yang
dihasilkan lebih ramah lingkungan (Go Green), maka komponen yang digunakan untuk
proses produksi harus dapat di daur ulang dan tidak menimbulkan pencemaran atau
sampah bagi lingkungan, sebagaimana konsep produksi yang dianut negara di benua
Eropa. Kondisi ini merupakan tantangan serius bagi industri di negara berkembang
termasuk Indonesia. Jerman dikenal sebagai negara yang paling ramah lingkungan
karena hampir 90% produk yang ada dinegara tersebut senantiasa berbentuk daur ulang.

78 Analisis Pemilihan Disain Produk


Sedangkan kebutuhan energinya hampir 100% menggunakan tenaga surya dan energi
listrik alternatif (batrey) untuk melayani kebutuhan penduduknya.
4. Menggunakan bahan substitusi bagi dunia industri, lebih fokus kepada penggunaan
bahan baku yang tidak menimbulkan efek genatif bagi lingkungan, dengan
menggunakan bahan tertentu yang mudah didaur ulang, pemakaian bahan plastik telah
banyak dikurangi agar tidak menimbulkan efek terhadap pemanasan global. Amerika
adalah negara maju yang tinggi kontribusinya dalam pemanasan global karena
keberadaan industrinya yang masih bergantung pada sumber energi minyak bumi,
namun Amerika belum mampu mengatasi pemanasan global secara baik.
Dalam perannya memenuhi kebutuhan konsumen, kegiatan proses produksi harus
mengandung tiga aspek utama, yakni:
1. Aceptable, artinya barang yang diproduksi harus terukur jangka waktu penyelesaiannya,
sehingga pihak manajemen mampu memenuhi tuntutan dan permintaan sesuai
spesifikasi yang ditetapkan atau yang dijanjikan. Tidak ada kesalahan, cacat atau
penyimpangan saat barang tersebut di produksi sampai proses produksi selesai
dilakukan. Ini jelas sesuai dengan konsep manajemen mutu.
2. On Time, proses delivery atau penyampaian barang sesuai waktu yang dijanjikan atau
tepat waktu, tanpa mengurangi kualitas penyampaian dan kualitas barang yang
dijanjikan, sesuai yang disepakati oleh pemesan/konsumen. Disini berlaku prinsip
kehati-hatian, artinya penyampaian barang tepat waktu namun kualitas barang tetap
selalu terjaga, ini bagian dari sebuah keunggulan bagi perusahaan dalam menjaga citra
dimata konsumennya.
3. Economicelly, ketika produk mulai di proses, perusahaan harus bisa menekan biaya atau
ongkos produksi sesuai kemampuannya, agar nilai jual tetap terjaga dan tidak
terpengaruh oleh perubahan ekonomi di lingkungan eksternal perusahaan. Sehingga
dalam jangka waktu tertentu, produk perusahaan mampu memberikan nilai daya saing.
Konsumen cenderung akan mencari produk yang berkualitas namun harga jual relatif
terjangkau dan cenderung sedikit lebih murah dibanding produk kompetitor. Adaptasi
dibidang ini, untuk sementara negara China mampu mengantisipasi perubahan
lingkungan dan perubahan tuntutan konsumen sedikit lebih bagus dibanding negara maju
lainnya dalam persaingan pasar global.
Menurut Ginting (2010), dalam rangka meningkatkan kepuasan dan mutu layanan kepada
konsumen, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh produsen, antara lain:

Analisis Pemilihan Disain Produk 79


1. Ide Pengembangan, terutama yang menyangkut kegiatan dan aktifitas pemasaran, baik
secara horisontal maupun secara vertikal, pemanfaatan teknologi terkini agar mutu
produk semakin tinggi daya saingnya dan memiliki nilai jual yang meningkat, mencari
masukan dan kritikan dari praktisi dan konsumen termasuk kompetitor untuk bahan
perbaikan aspek dan komponen produk, konsentrasi internal dalam perbaikan mutu,
memperbanyak kotak saran atau layanan bebas pulsa atau melalui riset pasar yang
terfokus, tujuannya produk baru nantinya tetap diminati dan diterima pasar dengan baik.
2. Potensi Pasar, setiap produsen ingin mengembangkan pasar bagi produk-produknya
dengan jalan memperluas market sharenya, namun upaya ini tidak mudah karena adanya
persepsi konsumen yang telah melekat pada produk kompetitor. Jalan utama yang
ditempuh adalah lebih mengutamakan keringanan cara pembelian, jaminan purna jual
yang lebih baik dan jaminan safety seperti jaminan asuransi terhadap produk tertentu.
Fasilitas pameran agar konsumen dapat berinteraksi langsung saat produk diperkenalkan
kepada publik atau masyarakat luas.
3. Kelayakan Finansial, sebuah produk mampu atau tidak memenuhi keinginan dan
harapan konsumen secara jangka panjang, layak atau tidak diproduksi secara kontinyu,
ataukah hanya didasarkan pada job order saja proses produksinya, bagaimana rekasi
masyarakat terhadap penggunaan produk dibandingkan kelayakan produknya
kompetitor, semua tergantung pada sumber pendanaan dan investasi perusahaan yang
bersangkutan, karena pengembangan produk membutuhkan riset, pendanaan dan metode
dalam investasi.
4. Kesesuaian Proses, terkadang sebuah proses produksi dan kegiatan operasi dalam sebuah
perusahaan dapat terhenti jika bahan baku utama mengalami gangguan seperti
kelangkaan, gangguan distribusi/pengiriman, musibah/bencana alam, atau bahan baku
habis, tentu ini harus dipertimbangkan secara baik dengan alternatif bahan pengganti jika
masalah tersebut benar-benar terjadi pada lingkungan perusahaan, dan segera ditemukan
bahan baku pengganti.
5. Economic of Scale, produk yang dihasilkan oleh produsen dan dipasarkan kepada
konsumen, ditujukan untuk kebutuhan massa atau untuk kebutuhan pesanan. Untuk
kebutuhan semua konsumen atau untuk konsumen tertentu saja. Ditujukan untuk pasar
domestik atau pasar eksport. Ini membutuhkan pertimbangan tertentu dalam
melaksanakan proses produksi, termasuk spesifikasi produk agar sesuai benar dengan
kebutuhan konsumen yang dituju. Karena jika produk orientasinya adalah pasar eksport,

80 Analisis Pemilihan Disain Produk


tentu spesifikasi produk yang diminta oleh konsumen di setiap negara tujuan bisa
berbeda, beda kemasan, volume, disain & warna, ukuran/dimensi dan sebagainya.

ORIENTASI PRODUSEN DALAM PENGEMBANGAN PRODUK


Ciri khas perusahaan yang bagus dan mampu berkembang adalah perusahaan yang mampu
berinovasi pada produk-produknya, mampu menghasilkan produk baru, selalu
memperbaharui layanannya, selalu ada yang baru dalam layanan dan kesemuanya itu
senantiasa dapat diterima oleh konsumen dengan senang hati, produk yang dihasilkan
senantiasa mampu memberikan nilai tambah pada kehidupan konsumennya (Irawan, 2011).
Dalam melayani konsumen, ada tigaC bentuk orientasi pengembangan produk:
1. New Product Oriented, perusahaan selalu berusaha untuk menciptakan produk baru, dari
sisi model, kegunaan dan teknologi dan berbeda generasi dengan produk sebelumnya,
perusahaan seperti ini selalu berusaha mengadopsi perubahan dan perkembangan
teknologi. Yang diperbaharui pada produk adalah: model, disain, spesifikasi, utilitas,
manfaat, teknologi. Seperti contoh gambar di bawah ini:

Gambar 4.2 Perubahan model, disain, bentuk dan brand produk


Sumber: https://www.physioadvisor.com.au/health/ergonomics/mobile-phone
Dalam beberapa generasi, produk handphone cenderung senantiasa berubah, yang
mengalami perubahan adalah model, disain, teknologi, daya guna, kemanfaatan (utilitas)
dan beberapa atribut lainnya, tujuannya untuk semakin mempermudah penggunanya
dalam menggunakan perangkat tersebut dalam berkomunikasi atau aktifitas lainnya
dalam berinteraksi dengan pengguna lainnya maupun dalam kegiatan transaksi dan
bisnis. Bahkan tidak mengherankan jika perangkat seluler semakin dilengkapi teknologi

Analisis Pemilihan Disain Produk 81


mutakhir terkini agar kehidupan penggunanya lebih efisien waktu dan semakin mobile.
Contoh lain yang dapat kita jumpai adalah teknologi elektronik pada jenis printer,
teknologinya senantiasa berubah dan mampu menghasilkan berbagai kinerja yang
semakin memudahkan kehidupan manusia dikantor maupun dalam kehidupan sehari-
hari.

Gambar 4.3 Perubahan disain dan teknologi printer yang semakin modern
Sumber: https://bliexperience.wordpress.com/tag/ergonomi
Perkembangan teknologi lain di bidang elektronik yakni printer, semakin lengkap,
modern, utilitas tinggi, serbaguna, dan sangat membantu tugas dan pekerjaan manusia.
Ini semua akan meningkatkan nilai hidup penggunanya, dan segala kebutuhan akan jadi
semakin mudah.
2. Modified Product Oriented, jenis atau tipe produk dalam kategori ini, bukan produk baru
yang dihasilkan melainkan melakukan modifikasi produk asli ke bentuk yang sesuai
diminta oleh konsumennya, istilah ini dikenal dengan nama product custom. Ini dapat
terjadi karena produk original yang digunakan oleh konsumennya belum mampu
memberikan nilai tambah optimal dalam kehidupan konsumen, sehingga perlu dilakukan
sedikit perombakan (variasi dan modifikasi) agar tampilan dan bentuk atau model lebih
mengena sesuai keinginan konsumen. Walaupun untuk merubah dan memodifikasi
sebuah produk kadang dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Contoh yang bisa dilihat
untuk jenis ini adalah perubahan atau modifikasi pada produk otomotif, baik roda empat
maupun roda dua, yang divariasi adalah modelnya, bentuknya, disain atau tampilannya,
atau bentuk spare part, dari spare part asli ke bentuk custom. Kenapa perlu di
modifikasi, banyak alasan sebenarnya, misal tampilan menjadi lebih prestice dan
elegant, meningkatkan gengsi dan gaya hidup pemiliknya, atau alasan lainnya. Karena

82 Analisis Pemilihan Disain Produk


kita semua tahu bahwa kegunaan sebuah produk dapat juga dilihat dari kepuasan pemilik
produk, jika dilakukan modifikasi akan mampu memberikan kepuasan lebih bagi
pemilik.

3. Clasical Product Design Oriented, produk untuk jenis ini mengalami perkembangan
yang sangat evolosi (lambat) dan cenderung mempertahankan bentuk dan karakteristik
tertentu dari jaman ke jaman. Produk tipe ini memiliki penggemar tertentu dari
kelompok konsumen yang ada di masyarakat. Disain produk memang dibuat klasik
karena memang ada penggemar tertentu yang menghendaki produk dengan model seperti
ini. Bahkan model senantiasa dipertahankan dari tahun ke tahun untuk memenuhi
kebutuhan tertentu sebagian kecil konsumen yang menyukainya. Jika kita amati
umumnya produk seperti ini merupakan evolosi dan modifikasi produk keluaran tempo
dulu, yang telah mengalami perbaikan pada bagian tertentu, agar senantiasa memiliki
daya guna.

Gambar 4.4 Produk otomotif, sepeda dan telepon antik yang


masih digemari oleh masyarakat hingga sekarang
Sumber: Ilustrasi penulis

seperti tampak pada gambar di atas, walau model lama dan keluaran tahun lama, produk
di atas hingga sekarang tetap memiliki penggemar setia, bisa disebabkan karena nilai
sejarahnya, nilai produknya yang klasik maupun atribut tertentu yang melekat pada
produk tersebut. Dari tahun ke tahun produk klasik selalu dicari oleh penggemar tertentu
untuk disimpan atau dikoleksi sebagai barang yang memiliki daya seni yang tidak dapat
Analisis Pemilihan Disain Produk 83
dinilai nominalnya. Justru produk yang telah langka atau telah tidak diproduksi lagi akan
memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena memang sulit di dapat, tidak diperdagangkan
secara bebas di pasaran, atau hanya orang tertentu saja yang memilikinya, sehingga
harga jual menjadi begitu tinggi.

PRODUK INDONESIA YANG DITERIMA DI PASAR GLOBAL


Seperti yang telah dijelaskan di depan, untuk memproduksi produk yang berkualitas,
dibutuhkan pengawasan bahan baku yang ketat, proses produksi, finishing, dan sumber daya
manusia yang handal serta sistem jaminan mutu, agar tidak terjadi deffect atau penyimpangan
proses dalam memproduksi barang. Selain hal tersebut, perusahaan harus senantiasa mampu
menghasilkan produk baru agar konsumen tidak beralih kepada produk competitor. Serta
meningkatkan pelayanan kepada konsumen dalam proses penggunaan barang yang dibelinya,
sehingga muncul rasa suka, senang, puas dan percaya dari konsumen kepada perusahaan.
Faktor di atas, mampu membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang disegani dunia
dalam hubungannya memproduksi produk tertentu terutama untuk melayani pasar eksport
atau pasar global. Beberapa produk Indonesia yang telah sukses masuk pasar dunia dan
mendapat pengakuan dari masyarakat internasional adalah:
1. Sepeda Polygon, di Indonesia, merk sepeda yang satu ini sudah tidak asing lagi. Mulai
dari sepeda biasa, sepeda mini, sampai sepeda gunung juga ada. Semua sepeda itu di
buat di Sidoarjo, Jawa timur. Kualitas produknya berkaliber dunia, sangat digemari di
luar negeri. Banyak digunakan oleh komunitas sepeda mulai dalam negeri hingga ke
mancanegara, harganya bervariasi mulai kisaran dua juta hingga sepuluh juta.
2. Produk Maspion, Iklan Maspion terkenal dengan ungkapan “Cintailah produk-produk
Indonesia”. Maspion memang perusahaan lokal yang terkenal dengan produk elektronik
kebutuhan rumah tangga. Mulai dari setrika, blender, kipas angin, sampai AC.
Perusahaan yang berpusat di Surabaya ini telah menghasilkan produk-produk elektronik
sejak tahun 1960 dan produknya senantiasa laku keras di pasar dunia.
3. Produk Elektronik Polytron, mungkin anda memiliki alat-alat eektronik bermerk
Polytron. Ini ternyata produk asli buatan Indonesia. Pabriknya berlokasi di Semarang
dan Kudus. Produk Polytron telah merajai pasar produk elektronik di Indonesia sejak
tahun 1970 hingga sekarang, bahkan telah diakui kualitasnya di luar negeri, selalu
berinovasi dengan berbagai jenis produk andalannya, bahkan sekarang telah masuk pasar
smartphone.

84 Analisis Pemilihan Disain Produk


4. Byon, Perkembangan teknologi yang sangat cepat ternyata tidak membuat negara kita
hanya menjadi penonton belaka. Merk Byon turut meramaikan tren komputer dan
notebook. Dengan harga yang terjangkau, bukan berarti Byon produk yang tidak
bermutu. Malahan memiliki konsep yang cukup tinggi. Kehadiran Byon membuktikan,
bahwa Indonesia juga bisa membuat produk teknologi yang berkelas dunia. Kehadiran
produk ini telah diakui kualitasnya oleh pasar dunia, dan mendapat apresiasi yang bagus
di pasar global sebagai salah satu produsen komputer dan notebook terkemuka.
5. Produk Jeans Lea, jika melihat merknya seolah-olah celana jeans ini buatan asing,
bahkan ada yang menyebut buatan negara Amerika, jeans Lea sebenarnya buatan asli
Indonesia, model tidak kalah dibandingkan produk jeans asli buatan luar negeri, produk
Lea Indonesia ini sangat digemari oleh konsumen di luar negeri.
6. Produk Sepatu Tomkins, mulai dari sepatu sekolah, sepatu olahraga, sepatu futsal,
sampai sepatu bikers diproduksi dan disediakan oleh Tomkins. Kita tidak usah bingung
dari namanya yang terkesan Luar Negeri. Padahal Tomkins sebenarnya asli produk
produksi Indonesia, dan mulai digemari oleh pasar di luar negeri.
7. Bodypack dan Eiger, Kedua produk ini bernaung pada satu induk yang sama. Bedanya,
Bodypack sekarang memfokuskan diri pada tas laptop dan gadget, sedangkan Eiger setia
pada produk-produk berbau aktivitas alam bebas. Kualitas Eiger dan Bodypack sudah
tidak perlu diragukan lagi, karena beberapa produsen kelas dunia untuk jenis produk
yang sama menganggap Bodypack dan Eiger merupakan produk berkualitas yang
banyak konsumennya di luar negeri.
8. J.C.O Donuts dan Coffee, Tahun 2005 Outlet pertama J.C.O donuts and Coffee di
Supermall Karawaci di buka. Perlahan, J.C.O donuts and Coffee berkembang ke seluruh
Indonesia. Bahkan sekarang, J.C.O donuts and Coffee sudah memiliki Outlet di luar
negeri, seperti di Malaysia dan Singapura, makin tahun penggemarnya semakin banyak,
hingga terkenal ke seluruh dunia.
9. California Fried Chicken (CFC), Restoran ayam satu ini memang dari namanya sudah
menggambarkan merk Amerika, padahal sebenarnya itu salah besar. CFC memiliki 178
gerai di seluruh Indonesia. Yang terdiri dari 108 Outlet milik perusahaan dan 70 Outlet
milik Waralaba. Hingga sekarang mampu konsisten bersaing dengan usaha sejenis yang
ada di Indonesia, terutama Waralaba milik asing.
10. Hoka Hoka Bento, Hoka Hoka Bento merupakan restoran Masakan Jepang. Restoran
yang dinaungi oleh PT. Eka Bogainti ini pertama kali membuka Outletnya di Kebun
Kacang, Jakarta. Kehadirannya mendapat hati di dalam negeri dan terus digemari oleh
Analisis Pemilihan Disain Produk 85
pasar dalam negeri. Bahkan wisatawan asing banyak yang menyukai masakan Indonesia
yang satu ini. Bahkan sekarang malah digemari oleh konsumen dunia.
Dan masih banyak lagi produk buatan Indonesia yang telah mendapat pengakuan dunia
internasional karena selain berkualitas ternyata produk buatan Indonesia mampu memenuhi
kebutuhan konsumen dan masyarakat dunia.
Tiga Asas Dalam Proses Produksi
Menurut Fahmi (2012), perkembangan teknologi tidak dapat dibendung atau dihindari,
namun yang dapat dilakukan adalah mengadopsinya dan mengikuti perkembangannya agar
tidak tertinggal dalam persaingan. Teknologi diciptakan sebenarnya untuk mempermudah
kegiatan dan aktifitas manusia, menjadi lebih efisien dan tepat waktu serta mampu
menghemat biaya. Dalam upaya melakukan pelayanan kepada user atau pelanggan, kehadiran
teknologi menjadi semakin penting, karena dengan teknologi akan tercipta kemudahan,
kecepatan, akurasi tindakan, penghematan, akuntabilitas, dan efektifitas. Untuk menenuhi
kebutuhan pelanggan, peranan teknologi tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan pelayanan,
dan menurut Nasution (2008) guna melengkapi dan menyempurnakan pelayanan kepada
pelanggan, ada tiga asas utama yang harus dilakukan oleh perusahaan:
1. Asas Manfaat, customer membutuhkan suatu pelayanan yang mampu membawa manfaat
bagi dirinya, usahanya, keluarganya, kolega dan rekan. Sehingga dalam melakukan
pelayanan tidak dapat hanya memberikan janji, namun harus diikuti oleh sebuah upaya
atau tindakan nyata sehingga janji tersebut dapat diwujudkan kepada
konsumen/pelanggan, dan yang diberikan kepada konsumen bukan sesuatu yang
mengada-ada, namun merupakan sebuah karya atau inovasi atau tindakan untuk benar-
benar memuaskan keinginan konsumen dalam membutuhkan sesuatu sesuai yang
diminta ataui yang diminatinya.
2. Asas Layanan, setiap konsumen senantiasa menginginkan produk yang handal dan
mampu memberikan kebahagiaan hidup baginya, untuk itu bagi setiap perusahaan,
memberikan produk yang bagus saja tidak cukup, namun harus diikuti oleh sebuah
transfer knowledge yang memadai dan tepat dalam waktu, tenaga, tempat dan pikiran
kepada customer dalam rangka penyempurnaan proses penggunaan produk dan
pemenuhan kebutuhan. Sebagai contoh: pengguna otomotif, menginginkan ban mobil
yang bagus, aman dan nyaman digunakan pada kendaraan yang mereka gunakan,
kewajiban perusahaan adalah menyediakan produk ban yang diminta tersebut secara baik
dan cepat. Sehingga pada saat ban tersebut dibutuhkan, perusahaan benar-benar mampu
memberikan dan meyediakan. Seorang pasien yang berobat ke rumah sakit
86 Analisis Pemilihan Disain Produk
menginginkan sebuah kesembuhan yang diharapkan, pihak rumah sakit harus mampu
mengkondisikan pasien dalam kurun waktu tertentu untuk pulih seperti sedia kala,
melalui proses pengobatan dengan metode tertentu. Ini merupakan fungsi perusahaan
dalam sistem manajemen operasi dapat berjalan sesuai fungsinya. Seorang penjahit harus
mampu merubah bahan baku kain menjadi busana yang sesuai dengan yang diminta
pelanggan, pada saat digunakan, busana tersebut mampu memberikan rasa senang dan
bahagia bagi pemakainya. Bukan hanya sekedar menyelesaikan pekerjaan menjahit
busana saja, namun busana tersebut harus mampu menciptakan daya guna bagi
pemiliknya. Ini berarti penjahit tersebut telah bekerja dan berfungsi sesuai profesinya.
3. Asas Tindak Lanjut, jika pelanggan melakukan klaim kepada perusahaan, maka harus
ditindak lanjut sesuai apa yang diinginkan oleh pelanggan. Perusahaan melalui SDM
yang dimilikinya dituntut untuk mampu berkinerja agar apa yang diminta oleh telah
diklaimkan oleh pelanggan dapat terwujud dan dipenuhi dengan baik. Yang sering
terjadi, perusahaan malah berusaha menghindar dengan dalih yang tidak logis, sehingga
pelanggan akan menderita kerugian secara moril dan materiil karena klaimnya tidak
dapat dipenuhi. Jelas ini merupakan tindakan yang tidak etis dan tidak
bertanggungjawab. Melayani pelanggan membutuhkan sebuah keberanian, ketulusan,
keihklasan, keseriusan dan kesabaran. Ini merupakan fungsi dalam menciptakan kualitas
yang bersifat intangible karena tidak tampak dipermukaan.
METODE PEMILIHAN DISAIN PRODUK
Analisa ini digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam menilai keunggulan sebuah
produk yang dinilai oleh konsumen/pelanggan, melalui penilaian akan diketemukan sebuah
produk atau brand produk yang dianggap lebih superior dibanding produk sejenis lainnya,
sehingga produk yang berhasil dipilih oleh konsumen tersebut dapat menjadi rekomendasi
bagi konsumen lain untuk memilihnya atau rekomendasi bagi perusahaan untuk
mengembangkan lebih lanjut produk tersebut. Pada akhirnya nanti, produk yang
dikembangkan tersebut akan memiliki keunggulan kompetitif dan merupakan peningkatan
daya saing produk tersebut.
Tujuan analisa pemilihan disain produk antara lain:
1. Mengukur persepsi konsumen terhadap suatu produk, diantara produk yang dinilai,
dikembangkan, dikenalkan, dijual dan digunakan oleh konsumen, produk mana yang
dianggap mampu memenuhi kebutuhan konsumen,
2. Sebagai tolok ukur bagi produsen, mengenai produk mana saja yang dianggap memiliki
kinerja terbaik dan lebih mampu memenuhi kebutuhan spesifik konsumen,
Analisis Pemilihan Disain Produk 87
3. Sebagai bahan masukan bagi pengembangan, perbaikan, dan peningkatan kualitas
produk berikutnya,
4. Untuk dasar dalam melakukan perbaikan produk, terutama kinerja, konten, disain, unjuk
kerja, teknologi sehingga produk mampu berkompetisi lebih bagus dan meningkatkan
nilai tambah produk sesuai nilai ekonomisnya,
5. Bahan penilaian terhadap kekurangan produk melalui penilaian atribut guna
memperbaiki perencanaan pengembangan produk lebih lanjut ke depan sesuai perubahan
teknologi.
Seberapa penting pengembangan produk sangat tergantung seberapa mau pasar menerima
produk tersebut, karena jika produk gagal maka produk tersebut tidak akan dapat
dikembangkan menjadi produk baru. Produk tidak laku di pasaran bisa jadi karena sebab-
sebab kekalahan disain, teknologi, kegunaan, fungsi dibandingkan produk kompetitor yang
telah ada di pasaran.
Analisis Pemilihan Disain Produk
Untuk keperluan ilustrasi, akan disajikan bagaimana analisis pemilihan disain produk ini
dapat dilakukan dengan mengambil sampel produk seluler. Penilaian dilakukan oleh
konsumen/pelanggan dengan berdasarkan beberapa atribut yang digunakan untuk mengacu
kinerja produk seluler tersebut. Sehingga nantinya diperoleh satu produk seluler yang
dianggap paling bagus kinerjanya oleh pelanggan.
Atribut yang digunakan untuk menilai perbandingan merek seluler oleh konsumen:
1. Performance yaitu bentuk dan tampilan, termasuk kehandalan produk saat digunakan
2. Styling yaitu kesesuaian produk dengan gaya hidup user, memiliki nilai prestice atau
tidak ketika seluler tersebut digunakan
3. Use Friendly yaitu kemudahan cara penggunaan, tidak repot dan nyaman saat digunakan
beraktifitas
4. Comfort yaitu tidak menimbulkan dampak buruk pada kesehatan penggunanya, tidak
menimbulkan cidera ketika digunakan
5. Dimensi yaitu bobot produk, berat, lebar dan panjang sesuai atau tidak dengan karakter
penggunanya
6. Price atau harga, semua fitur atau fasilitas yang ditanamkan pada produk seluler, sudah
sesuai atau tidak dengan harga jualnya
Atribut yang digunakan di atas tidak terlalu luas namun atribut tersebut sudah dapat dianggap
mewakili kinerja sebuah produk seluler dan layak digunakan untuk bahan penilaian melalui
persepsi penggunanya (Usman, 2008).
88 Analisis Pemilihan Disain Produk
Untuk skala penilaian kinerja dari atribut produk seluler di atas, menurut Sugiyono (2010)
menggunakan skala yaitu:
1. Memuaskan skor 1
2. Tidak memuaskan skor 0

Analisis Pemilihan Disain Produk Metode Comparisson


Untuk menilai unjuk kerja lima buah smartphone yang berlainan merek di bawah ini pada
sebuah counter handphone, pemilik counter melakukan pooling pendapat kepada customer
yang datang berkunjung ke counternya, dan berdasarkan penilaian 12 pengunjung yang
datang, di peroleh hasil berikut:
Tabel 4.1 Perbandingan nilai Atribut produk Smartphone yang di analisis

Proses perhitungan untuk skor di atas pada tabel 4.1 tertera seperti di bawah ini:
Samsung-Galaxy-Mega = [(4x1)x3] + [(3x2)x4] + [(7x3)x1] + [(4x4)x6] + [(2x5)x5] x 0.3 = 60.9

Microsoft Lumia 640 LTE = [(2x1)x3] + [(1x2)x4] + [(3x3)x1] + [(3x4)x6] + [(3x5)x5] x 0.4 = 68.0

LG-G3 = [(6x1)x3] + [(4x2)x4] + [(3x3)x1] + [(3x4)x6] + [(4x5)x5] x 0.4 = 92.4

iphone 6 = [(8x1)x3] + [(2x2)x4] + [(4x3)x1] + [(4x4)x6] + [(4x5)x5] x 0.6 = 148.8

Sony Z3 = [(3x1)x3] + [(2x2)x4] + [(2x3)x1] + [(1x4)x6] + [(3x5)x5] x 0.5 = 65.0

Berdasarkan hasil analisa tabel 4.1 sekarang dapat dilihat dengan jelas, produk yang mana
memiliki nilai skor tertinggi. Skor tertinggi menunjukkan produk tersebut mendapat apresiasi
paling bagus dari konsumennya melalui penilaian enam atribut yang digunakan untuk
membandingkan produk-produk tersebut. Produk dengan nilai skor total tertinggi berarti
sangat disukai oleh konsumennya, memiliki kehandalan, layak dikembangkan menjadi
produk generasi berikutnya, atau dengan kata lain produk ini dinilai superior oleh konsumen
yang menggunakannya.
Analisis Pemilihan Disain Produk Metode Multidimension Scaling (MDS)
Selain menggunakan metode perbandingan atau comparison, analisis pemilihan disain produk
juga dapat dilakukan menggunakan metode MDS (Multidimension Scaling). Melalui metode
ini beberapa produk yang diperbandingkan, diukur dan di nilai atributnya satu sama lain
Analisis Pemilihan Disain Produk 89
menggunakan persepsi user atau pengguna. Bedanya dengan metode pertama, metode kedua
menggunakan dua sisi dimensi dalam analisa, satu dimensi mengukur atribut tertentu,
sedangkan satu dimensi lagi, mengukur atau menilai produk berdasarkan atribut tertentu yang
lain. Sebagai misal dimensi 1 berisi atribut tentang : performance, styling, use friendly.
Sedangkan satu dimensi yang lain berisi atribut: comfort, price dan reliability.
Data yang digunakan dalam analisis dengan menggunakan metode MDS masih sama dengan
data awal di atas, hanya metode analisanya yang berubah. Skala yang digunakan dalam
pengukuran persepsi adalah sebagai berikut:
1. Sama-sama bagus diantara produk yang dibandingkan skor 1
2. Agak lebih bagus satu produk dibanding produk lain skor 3
3. Lebih bagus satu produk dibandingkan produk lain skor 5
4. Sangat lebih bagus dibandingkan produk lain skor 7
5. Mutlak lebih bagus dibandingkan produk lain skor 9
Hasil analisa dengan menggunakan metode MDS, dapat disajikan seperti di bawah (hasil
analisa hanya ditampilkan bagian penting saja):

Grafik 4.1 Hasil Analisa MDS untuk tampilan Indivudal difeerences


Berdasarkan hasil grafik 4.1 di atas, menunjukkan bahwa produk seluler yang termasuk
superior dan memiliki persepsi bagus di mata user/konsumen adalah yang terletak pada
kuadran 1 yaitu bidang kanan atas. Produk seluler yang tampak disana adalah iPhone 6 dan
90 Analisis Pemilihan Disain Produk
LG-G3. Berarti kedua produk seluler ini layak dipilih untuk dibeli atau layak untuk
dikembangkan lebih lanjut tipe berikutnya. Karena digemari oleh penggunanya dan dianggap
paling bagus dibanding produk lainnya. Namun alternatif lain yang layak dikembangkan
selain kedua produk tersebut adalah Sony Z3, terletak pada kudran 2 yaitu bidang kiri atas.
Hasil grafik berikutnya yang dapat ditampilkan pada hasil analisa MDS ini adalah:

Grafik 4.2 Hasil MDS untuk linieritas pendapat atau persepsi responden yang menilai kelima
produk seluler tersebut dapat dilihat pada bentuk grafik 4.2 di atas, tampilan data yang
bergerak dari sisi kiri atas bergerak ke kanan bawah menunjukkan bahwa responden dalam
menilai kelima produk seluler tersebut bersifat konsisten dan logis. Sehingga hasil akhir
analisa MDS ini dapat diambil keputusan hanya ada dua merek seluler yang memiliki kualitas
superior dan layak dikembangkan disainnya ke depan oleh vendor yaitu iPhone 6 dan LG G3.
RANGKUMAN
Setelah selesai membahas materi di bab 4 ini, beberapa kesimpulan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut:
1. Fungsi produk dalam memenuhi kebutuhan konsumen ada dua yaitu : fungsi produk
untuk memenuhi kebutuhan, dan fungsi produk untuk menciptakan kepuasan

Analisis Pemilihan Disain Produk 91


2. Dalam fungsinya menciptakan kepuasan, sebuah produk tidak dapat dilepaskan dari
peran dan konstribusi teknologi
3. Produk dalam perannya memberikan manfaat kepada kebutuhan konsumen, harus
memiliki nilai keunggulan bersaing (competitive advand)
4. Tujuan analisa pemilihan disain produk adalah untuk menentukan satu produk yang
unggul diantara produk sejenis untuk dikembangkan lebih lanjut oleh perusahaan
5. Analisa pemilihan disain produk ada dua yakni metode perbandingan biasa (comparison
model) dan metode MDS (Multidimension Scaling),
6. Kemampuan produk dilihat dari atributnya, yaitu atribut produk tersebut ketika produk
sedang digunakan oleh user/pelanggan/pengguna
DAFTAR ISTILAH
Multidimension Scaling Comparisson Model
Competitive Advand Fungsi Produk
Superrior Performance
Styling Use Friendly
Comfort Price
Reliability Atribut Produk
Disain Produk Pasar Global
Outlet New Product Oriented
Modified Product Oriented Clasical Design Oriented
LATIHAN SOAL
SOAL KASUS
Dalam sebuah studi dibidang otomotif, telah dilakukan sebuah bentuk survey yang dilakukan
oleh sebuah konsultan bidang lingkungan dan lalu-lintas, yakni sebuah penelitian mengenai
persepsi konsumen terhadap beberapa merek sepeda motor, dengan data berikut:

Atribut yang digunakan untuk menilai ke lima merek otomotif roda dua tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Ramah lingkungan, minim gas emisi
2. Keiritan bahan bakar
92 Analisis Pemilihan Disain Produk
3. Ketersediaan suku cadang
4. Harga jual kembali
5. Adopsi teknologi
6. Kenyamanan berkendara

Pertanyaan :
1. Coba anda lakukan analisa pemilihan disain produk menggunakan metode
comparison dan dengan metode MDS (Multidimension Scaling) secara terpisah!
2. Berikan komentar anda berupa penjelasan singkat, atas hasil kedua analisa pemilihan
disain yang telah anda lakukan!

Analisis Pemilihan Disain Produk 93


BAB 5
Konsep Kualitas dan Service
Excellent

Deskripsi pada bab 5 ini, materi berisi pembahasan mengenai


kualitas produk beserta ruang lingkup yang mempengaruhinya,
termasuk di dalamnya adalah pembahasan mengenai sudut pandang
internal organisasi dan eksternal organisasi, dan sudut pandang
pakar manajemen yang membidangi tentang konsep kualitas
produk. Kualitas merupakan keluaran atau output yang melekat
pada atribut produk, kualitas muncul dari proses produksi yang
benar dan terukur dari kegiatan proses produksi. Kualitas yang
menetapkan adalah customer dan diukur sesuai harapan dan
keinginan customer. Jika produk dapat diterima dengan baik oleh
customer, maka produk tersebut dianggap berkualitas.

Kompetensi melalui pembahasan bab 5 ini, akan mampu


mengubah pola pikir mahasiswa mengenai konsep kualitas
termasuk sikap kritis mahasiswa yang dapat muncul atas
pemahaman dan penguasaan makna kualitas dari sebuah produk
yang diciptakan guna memenuhi keinginan konsumen. Pemahaman
ini dapat memberikan stimulan positif dalam merubah budaya
mahasiswa terkait dengantidakan nyata pada kegiatan proses untuk
belajar menguasai cara melakukan perbaikan yang berhubungan
dengan atribut produk, termasuk memperbaiki penyimpangan dalam
proses pelayanan, terutama bidang produksi manufaktur dan jasa.

Konsep Kualitas dan Service Excellent 94


DEFINISI KUALITAS
Kualitas dapat di definisikan secara sederhana, namun untuk memvisualkan sebuah makna
kualitas tergantung definisi apa yang kita gunakan. semakin tepat definisi yang digunakan,
maka semakin dekat arti kualitas yang dimaksud. Pemahaman mengenai kualitas sangat
beragam dan memiliki sifat relatif. Belum ada definisi kualitas yang dapat diterapkan secara
mutlak, karena untuk mewujudkan kualitas dalam arti yang mutlak sangat sulit sebab banyak
kendala internal dan kendala eksternal yang menjadi penghambat (Constraint) dalam proses
mewujudkan kualitas tersebut. Ada ahli yang menghubungkan kualitas dengan tingkat
kepuasan, artinya jika semakin puas maka dianggap semakin berkualitas. Ada juga yang
mengukur sebuah kualitas berdasarkan tingkat kesalahan, artinya semakin kecil kesalahan
yang terjadi berarti proses tersebut semakin berkualitas. Dalam kegiatan proses produksi
produk atau jasa, produk atau jasa dikatakan berkualitas jika customer bersedia menerima
produk dan jasa tersebut, sebaliknya jika customer menolaknya artinya produk atau jasa yang
diproduksi belum dapat dikatakan berkualitas. Membentuk persepsi kualitas harus dilakukan
secara bersama antara produsen dengan konsumen, artinya setiap produk yang dihasilkan dan
di persembahkan kepada konsumen mendapat persetujuan dan dapat diterima dengan baik
oleh konsumen. Atau sebuah definisi kualitas harus disepakati secara bersama oleh produsen
dan konsumen melalui sebuah persyaratan yang ketat dan tertentu, tanpa melalui kondisi
tersebut maka kualitas hanya diakui secara sepihak dan hal tersebut cenderung menyimpang
dan tidak konsisten. Menurut Yamit (2010) manajemen kualitas bisa dikatakan
merupakan sekumpulan kegiatan seperti merencanakan kualitas, mengorganisasi kualitas,
mengkoordinasi kualitas, mengendalikan dan mengevaluasi kualitas yang dilakukan oleh
setiap fungsi manajemen yang ada dalam organisasi untuk meningkatkan kinerja dalam artian
kualitas kerja dan hasil kerja. Meningkatkan kinerja di sini tidak hanya pada satu kegiatan
atau bagian tertentu saja tetapi pada setiap level operasi atau proses dan dalam setiap area
kerja fungsional dari suatu organisasi. Karena manajemen kualitas menyangkut semua
kegiatan dari semua orang, semua bagian, semua fungsi yang ada dalam organisasi, maka
tanggung jawab terkait manajemen kualitas ada pada semua orang, semua bagian, semua
fungsi dari semua level manajemen, tetapi harus dikendalikan oleh manajemen puncak (top
management), dan implementasinya harus melibatkan semua anggota organisasi. Yang perlu
diketahui, meski manajemen kualitas menyangkut sekumpulan kegiatan, tetapi tidak setiap
sekumpulan kegiatan dapat dikatakan sebagai manajemen kualitas. Sekumpulan kegiatan
baru dapat dikatakan sebagai sekumpulan kegiatan yang berkaitan dengan manajemen
kualitas bila Manajemen puncak menjadikan kualitas sebagai bagian dari agenda kerja.
95 Konsep Kualitas dan Service Excellent
DEFINISI KUALITAS MENURUT AHLI
Ada beberapa definisi yang dianggap paling popular tentang kualitas dari beberapa pakar
manajemen antara lain:
Phillip B. Crosby “Quality Is Zero Deffects”
Makna yang terkandung dalam definisi tersebut adalah suatu proses atau kegiatan dikatakan
memiliki kualitas apabila dalam sistem manajemen operasinya (input-proses-output) tidak
ada atau tidak terjadi sama sekali kesalahan atau penyimpangan mulai dari persiapan,
perencanaan hingga input berjalan, kemudian demikian juga dengan proses yang dilakukan
sama sekali tidak ada penyimpangan, cacat atau kendala, maka jika hal tersebut dapat
dipenuhi dengan baik otomatis keluaran yang dihasilkan (output) tentu memenuhi persyaratan
kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya akan mudah tercapai. Definisi menurut Crosby ini
menuntut sebuah persyaratan ketat antara produsen dan konsumen. Bila kita ambil contoh,
yang paling sesuai dengan definisi kualitas tersebut adalah dunia penerbangan. dalam dunia
penerbangan faktor utama yang harus dijaga adalah keselamatan penumpang dan keselamatan
awak serta pesawatnya, oleh karena itu harus dipenuhi hal-hal sebagai berikut:
1. Maskapai yang bertindak sebagai operator (penyedia jasa) penerbangan, perusahaan
yang memiliki lisensi penyedia layanan penerbangan komersial, hak pengoperasian
pesawat, pemilik perusahaan, produsen pesawat dan mesin pesawat dan peralatan
pendukung lainnya.
2. Peraturan / regulasi yang dikeluarkan pemerintah setempat di mana maskapai tersebut
berdomisili, dimana di dalamnya mengatur tentang:
1. Batas usia pesawat
2. Peraturan tentang keselamatan penumpang
3. Peraturan tentang pemeliharaan pesawat
4. Ijin operasional perusahaan penerbangan, domestik maupun internasional
3. Infrastruktur penerbangan, yaitu pihak yang mengelola bandara udara domestik maupun
internasional, termasuk ijin pengelolaan bandara udara. Kelayakan bandara udara serta
pemeliharaan bandara udara, termasuk jadwal penerbangan dan pengaturan lalu lintas
penerbangan via ATC.
4. Dinas perhubungan, merupakan lembaga pemerintah yang mengatur, mengeluarkan dan
menghentikan perijinan penerbangan maskapai jika terjadi masalah yang disebabkan
oleh kelalaian maskapai.

Konsep Kualitas dan Service Excellent 96


5. BMKG lembaga yang berfungsi memberikan informasi tentang kondisi cuaca yang
berhubungan langsung dengan faktor keselamatan penerbangan dan keselamatan
penumpang ketika menggunakan jasa penerbangan dari maskapai.
6. Pilot adalah pihak yang ikut bertanggungjawab terhadap keselamatan penerbangan dan
penumpang dari satu tujuan ke tujuan lain.

Gambar 5.1 Menciptakan kualitas dalam dunia penerbangan


Sumber: Ilustrasi penulis
Menurut definisi Crosby, betapa terasa sulitnya menciptakan suatu kondisi yang memenuhi
unsur kualitas dalam proses menghasilkan sebuah penerbangan, karena ada faktor yang
mungkin tidak dapat dikendalikan oleh kekuatan manusia yaitu alam dan cuaca. banyak
terjadi kecelakaan dalam dunia penerbangan, penyebab utama adalah faktor alam dan cuaca,
karena pilot tidak mampu mengantisipasi akhirnya terjadi musibah. Menurut Crosby, apabila
setiap proses, setiap kegiatan dan setiap penyelesaian memiliki potensi untuk terjadinya
penyimpangan sekecil apapun maka proses atau kegiatan tersebut dianggap tidak memenuhi
persyaratan kualitas dan membawa resiko tinggi pada aspek keselamatan.
contoh lain yang dapat diilustrasikan disini masih dalam konteks penciptaan kualitas menurut
definisi Crosby adalah gedung pencakar langit. Sistem keamanan yang didisain dalam gedung
harus ketat dan tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun, karena musibah yang dapat
mengancam dalam gedung terhadap keselamatan manusia adalah bencana alam, kebakaran

97 Konsep Kualitas dan Service Excellent


dan kejadian darurat lainnya yang dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa teridentifikasi oleh
manusia.

Gambar 5.2 Faktor kualitas keamanan dalam gedung bertingkat


Sumber: Ilustrasi penulis
Seperti tampak dalam gambar di atas, penghuni gedung bertingkat membutuhkan sebuah
keamanan tingkat tinggi terhadap segala jenis gangguan yang dapat terjadi sewaktu-waktu,
disaat penghuni gedung sedang melakukan aktifitas. Keamanan dan tindakan penyelematan
menjadi faktor utama dan krusial ketika sebuah pertolongan dibutuhkan saat gedung
mengalami sebuah masalah yang dapat membahayakan penghuninya. Sehingga diperlukan
tindakan tepat untuk melakukan evakuasi dan penyelamatan jika kejadian berbahaya benar-
benar terjadi pada gedung tersebut. Selain prosedur yang teruji, juga dibutuhkan kelengkapan
peralatan yang sangat memadai untuk menunjang keamanan, sehingga gedung memiliki
unsur kualitas yang tinggi terhadap penghuninya.
Bagaimana definisi kualitas dalam pelayanan menurut Crosby, kegiatan pelayanan
merupakan satu bentuk kegiatan yang berwujud intangible (tidak tampak oleh mata), indikasi
utama secara umum adalah semakin rendah tingkat komplain, kegiatan pelayanan dianggap
semakin bagus dan mengena pada sasaran yang dituju. Dalam kegiatan pelayanan, faktor
utama yang sangat berperan terletak pada unsur manusianya yang berfungsi sebagai

Konsep Kualitas dan Service Excellent 98


pemegang kendali, misal pelayanan pengurusan KTP, sertifikat tanah, pengurusan SIM dan
STNK kendaraan bermotor. Selain faktor sarana yang menunjang, faktor manusia sebagai
pemegang kendali dalam proses pemberian pelayanan menjadi faktor utama dalam
menciptakan pelayanan yang berkualitas tanpa adanya penyimpangan dan cacat. Dikatakan
berkualitas jika semakin cepat pelayanannya namun semakin kecil tingkat penyimpangannya.
Masih menurut Yamit (2010), berkait dengan kegiatan pelayanan, beberapa faktor yang
melekat dalam pelayanan tersebut adalah:
1. Proses pelaksanaan kegiatan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
2. Memiliki satuan ukur yang jelas sebagai alat evaluasi jika terjadi kegagalan atau
penyimpangan
3. Memiliki evaluasi tindak lanjut berupa action plan dalam mengatasi masalah
4. Memiliki satuan ukur yang jelas untuk identifikasi gap antara pengharapan dan
penyampaian
5. Ada definisi mutu yang jelas, yang disepakati antara perusahaan dan customer
6. Evaluasi secara periodik terhadap proses, kegiatan, pencapaian mutu dan besarnya
penyimpangan yang mungkin telah terjadi
Armand V. Feigenbaum: “Quality is whatever the buyer say it”
Respon customer terhadap kualitas produk yang diberikan oleh perusahaan dapat diberikan
dalam bentuk apa saja, berbagai bentuk dan cara untuk mengungkapkannya, sebagai sebuah
reaksi wajar dari sikap customer terhadap perusahaan. Definisi Armand V. Feigenbaum
cenderung tidak kasat mata, bersifat abstrak, lebih tidak terukur dan cenderung lebih sulit
penerapannya serta bersifat jauh lebih relatif, berbeda dengan definisi yang diberikan Crosby
jauh lebih terukur karena sesuatu yang berkualitas harus dapat diukur dan di evaluasi
sehingga ke depan ada action plan untuk perbaikan jika ada penyimpangan. Menurut Armand
sebuah kualitas sulit diwujudkan secara nyata untuk dapat diterima oleh pelanggan, karena
sifat pelanggan yang beragam dalam perilaku, namun yang dapat dilakukan untuk mendekati
definisi yang sebenarnya adalah memberikan sesuatu kepada pelanggan yang mendekati
keinginan dan harapannya. jika dicontohkan dalam sebuah kegiatan perkuliahan, ada berbagai
sifat dan perilaku mahasiswa di dalam kelas ketika menempuh mata kuliah. Ada mahasiswa
mengikuti perkuliahan karena ingin mendalami materi kuliahnya secara sungguh-sungguh,
ada juga mahasiswa mengikuti perkuliahan namun hanya sekedar mengisi presensi kehadiran
saja, mampu atau tidak mendalami materi kuliah, itu urusan nomor dua, namun ada
mahasiswa yang datang ke kampus hanya untuk aktif dalam kegiatan mahasiswa di kampus,
dan kurang menaruh perhatian pada kegiatan perkuliahan. ini merupakan berbagai bentuk
99 Konsep Kualitas dan Service Excellent
respon perilaku mahasiswa yang dapat kita jumpai di kampus, pertanyaannya adalah
mahasiswa yang memiliki perilaku bagaimana yang harus diutamakan untuk dilayani oleh
pengajar atau dosennya. Tentunya dalam meningkatkan kualitas perkuliahan tidak dapat
didasarkan pada sifat mahasiswa saja, namun untuk menciptakan sebuah perkuliahan yang
mengandung kualitas, perlu kegiatan pendukung yang memadai sehingga sesuatu yang
diinginkan mahasiswa untuk berhasil dalam studinya dapat dicapai atau minimal mendekati.
Misal selain tatap muka perkuliahan, mahasiswa juga perlu diberi materi tambahan atau
pendukung seperti kuliah praktikum, kuliah lapangan, kuliah magang, studi kasus, kuliah
kebun, kegiatan outbond dan kegiatan lain yang relevan. Dengan demikian, kualitas
perkuliahan baru dapat diukur dengan memadai, mengingat banyak metode yang diterapkan
dalam mendalami materi bagi mahasiswa di kelas maupun di luar kelas pada kegiatan
studinya.
Sesuai dengan pendapat Sentana (2006), secara eksplisit indikator kualitas dapat ditelusur dan
diwujudkan apabila diterapkan dalam bentuk:
1. Memberikan perhatian kepada customer tentang apa yang diinginkan mulai dari hal yang
bersifat umum, menjurus kepada hal yang bersifat khusus,
2. Cenderung renponsif, artinya jika customer mendapatkan masalah pelayanan harus
bersifat fokus kepada sumber permasalahan,
3. Kecepatan, artinya menyelesaikan sebuah permasalahan dengan singkat dan akurat,
4. Mudah dalam berkomunikasi dan selalu saja ada solusi,
5. Ketepatan waktu, pelanggan memiliki waktu yang sangat terbatas dan berharga, maka
dari itu manfaatkan waktu yang dimiliki pelanggan tersebut secara efisien
6. Bila memberikan solusi, maka dasarnya adalah saling menguntungkan kedua pihak,
antara perusahaan dengan pelanggannya.
Sedangkan dari sudut pandang manajemen bisnis, menurut pendapat Nawawi (2014) sebuah
pelayanan dapat diartikan sebagai hal yang mengandung:
1. Melayani bukanlah sebuah kewajiban, namun melekat pada kegiatan sehari-hari
2. Pelayanan yang dilakukan dengan baik makaperlu dilandasi oleh sebuah budaya kerja
yang baik juga
3. Budaya kerja yang baik merupakan alat untuk menciptakan citra atau image perusahaan
di lingkungan eksternalnya, dan semua level kerja harus terlibat secara menyeluruh
4. Agar kepuasan, kualitas layanan, dan budaya kerja dapat terpelihara perlu diterapkan
konsep service excellent
5. Pelayanan memiliki nyawa, nyawa pelayanan adalah kualitas
Konsep Kualitas dan Service Excellent 100
6. Dalam menyiapkan sebuah paket pelayanan dalam sebuah kerja, membutuhkan
pemahaman bersama antar semua level kerja
7. Memberikan pelayanan merupakan sebuah pembelajaran, belajar ramah, belajar senyum,
belajar sabar, belajar mengerti, belajar berkomunikasi dan belajar bersikap tanggap.
Salah satu dasar pengembangan kualitas yang ditanamkan oleh Armand adalah total quality
control yakni suatu proses terkendali yang melibatkan orang, sistem serta alat-alat dan
teknik-teknik pendukung, dan juga metode dengan demikian TQC merupakan suatu agen
perubahan yang menyiapkan suatu organisasi untuk berorientasi pada kepentingan pelanggan,
ke depan TQC ini akan menjadi pilar atau dasar dalam mengembangkan konsep service
excellent.
Joseph M. Juran: “Quality is fitness for use”
Menurut M. Juran kualitas merupakan perwujudan segala sesuatu yang dinginkan atau yang
diharapkan oleh customer dan perusahaan mampu memenuhi keinginan atau harapan tersebut
secara pas tanpa ada kekurangan. Definisi M. Juran ini membawa sebuah perjanjian antara
produsen dan konsumen yaitu konsistensi perusahaan dalam menyediakan segala pemenuhan
kebutuhan konsumen melalui produk dan jasa yang diberikan atau disediakan oleh
perusahaan. Kualitas dalam model ini menuntut sebuah keseriusan secara profesional,
profesional pada SDM dan profesional pada kegiatan. Sehingga hasil yang dicapai dan
kemudian diserahkan kepada pelanggan sedikitpun tanpa cacat. Dalam dunia nyata penerapan
konsep kualitas model M. Juran ini kerap ditemui pada jenis usaha seperti perusahaan
asuransi, persewaan apartemen dan rumah mewah, perusahaan produsen alat-alat kedokteran,
jasa perawatan kecantikan, variasi dan usaha modifikasi kendaraan/otomotif. Semua jenis
usaha tersebut menuntut sebuah konsekuensi tinggi yang dilandasi oleh sebuah kesepakatan
antara kedua pihak, yakni perusahaan yang menyediakan dan pelanggan yang meminta.
Menurut Juran, apapun obyek kualitas yang dituju, selama user atau pelanggan mau
menerimanya sepenuh hati, itulah sebenarnya kualitas secara absolut dimata pelanggan.
Dapat diambil ilustrasi yang sering terjadi di Indonesia, perusahaan koperasi, MLM atau yang
sejenisnya dengan berkedok investasi jangka panjang dengan setoran tunai dalam jumlah
tertentu setiap bulan, dimana masyarakat yang menjadi peserta atau anggota diiming-iming
sejumlah manfaat atau return dari hasil investasi tersebut secara periodic dalam kurun waktu
tertentu sesuai kesepakatan dan perjanjian, namun kenyataan yang sering terjadi adalah
setelah usaha investasi tersebut telah berjalan beberapa lama dan masyarakat yang menjadi
anggota mulai merasakan manfaatnya, timbul permasalahan yang sulit diselesaikan dan
sering anggota masyarakat dijadikan atau menjadi korban. Karena masyarakat akhirnya
101 Konsep Kualitas dan Service Excellent
kehilangan uang dan manfaat investasi yang telah dijalaninya selama kurun waktu tertentu,
jika terjadi kasus seperti ini payung hukum sulit dapat dijadikan solusi bagi masyarakat
dalam menuntut haknya. Terlebih jika pemilik usaha investasi tersebut kemudian melakukan
wan-prestasi dengan dalih berbagai macam alasan. Jerat hukum tidak mampu mengatasi
kasus ini secara win-win solution. Karena pemilik usaha investasi mengelak dari
tanggungjawab dan kewajibannya dalam mengembalikan hak dan nilai investasi anggota.
Harusnya masyarakat diberikan sebuah pembelajaran bahwa segala bentuk investasi yang
tidak ada ijin dari pemerintah dan tidak dijamin maka masyarakat secara umum harus
menghindari model investasi seperti itu, mengingat resiko yang dapat terjadi sewaktu-waktu
dapat mendatangkan kerugian material dan moril bagi anggotanya. Bukan karena masyarakat
dianggap bersalah karena kekurang hati-hatian namun jika usaha investasi model seperti itu
diam-diam dilakukan dan dijalankan di Indonesia maka untuk antisipasi jika terjadi
permasalahan tertentu dikemudian hari maka pemerintah layak menyediakan payung hukum
agar pemilik usaha investasi tidak melakukan tindakan kecurangan yang dapat mendatangkan
kerugian bagi masyarakat.
W. Gerald Mulder: “Quality is continuously good product which a customer can trust”
Kualitas kapanpun dapat diciptakan jika produsen atau perusahaan mampu menghasilkan
produk dan mengembangkannya menjadi lebih bagus sesuai tuntutan dan perubahan
kebutuhan customer serta mau dan bersedia diterima secara baik oleh pelanggan. Definisi
Mulder ini dapat diterapkan bagi produk dalam sebuah metode pengembangan apabila
tersedia sejumlah sarana yang menunjang proses pengembangan tersebut. Inti utama
keberhasilan pengembangan kualitas adalah pada konsistensi research and development
jangka panjang. Contoh ilustrasi penerapan konsep kualitas berdasarkan definisi Mulder
adalah:
1. Pabrikan Honda telah menerapkan metode dalam menciptakan sebuah kendaraan dengan
menggunakan pendekatan dreamteam dan earthdream. Yang dimaksud dengan
dreamteam adalah sebuah semboyan riset manufaktur alat transportasi (otomotif) roda
empat yang ramah lingkungan, kendaraan ini tidak bergantung dan tidak menggunakan
bahan bakar minyak namun bahan bakarnya menggunakan gas dan bahan bakar alternatif
yaitu gas hidro, tujuannya adalah agar gas emisi yang dikeluarkan kendaraan tidak
mencemari lingkungan (udara), bahkan Honda berhasil membuat kendaraan jenis sedan
yang digerakkan menggunakan tenaga batrey. Meskipun tenaga batrey masih memiliki
kemampuan terbatas sebagai tenaga penggerak kendaraan namun teknologi dan inovasi
ini telah menjanjikan sebuah kemajuan di bidang otomotif, ditengah maraknya issu
Konsep Kualitas dan Service Excellent 102
mengenai pemanasan global (global warming). Earthdream merupakan sebuah gerakan
kampanye dari Honda untuk menggencarkan penggunaan segala jenis produk yang
ramah lingkungan, tidak menimbulkan efek pemanasan global dan tidak merusak
lingkungan. Ditengah gencarnya kampanye tentang penghematan penggunaan bahan
bakar minyak (bahan bakar fosil), Honda telah selangkah lebih maju dalam inovasi yakni
melakukan kemungkinan digunakakannya bahan bakar alternatif yang tidak
mengeluarkan gas polutan. Jika kelangkaan bahan bakar minyak terjadi, bisa jadi
terobosan teknologi Honda ini menjadi sumber daya energi dalam industri otomotif.
2. Kegiatan yang sama juga dilakukan oleh pabrikan otomotif lain yakni Toyota. Melalui
gerakan kampanye yang bertitel “cultivating Toyota way” dimana cultivating dapat
diartikan sebagai membudayakan cara kerja yang bagus, efisien dan efektif. Melalui cara
ini, perusahaan Toyota mampu melakukan penghematan terhadap sumber daya yang
dimilikinya. Perkembangan otomotif ke depan akan berangsur-angsur beralih kepada
bahan bakar alternatif untuk menghilangkan ketergantungan terhadap bahan bakar
minyak. Gerakan Toyota ini bertujuan: (1) Mengurangi ketergantungan bahan bakar
otomotif yang diproduksinya pada bahan bakar minyak karena menguras biaya dan tidak
menunjang efisiensi, (2) Membangun budaya kerja di lingkungan Toyota agar menjadi
lebih baik dengan mengutamakan gerakan penghematan, (3) Meningkatkan pengakuan,
kepercayaan dan loyalitas konsumen bahwa produk yang dihasilkan Toyota semakin
berkualitas untuk menunjang kehidupan yang lebih baik dalam memenuhi tuntutan
hidup, (4) Menghasilkan produk yang mampu menjawab tantangan perubahan dan
mampu memenuhi harapan konsumen akan produk yang memberikan nilai tambah
namun mampu menghemat biaya hidup.
KONSEP KUALITAS DALAM PENGEMBANGAN PRODUK
Seperti yang dikupas dalam bukunya Atmadjati (2012), ada lima konsep kualitas dalam
proses pengembangan produk, jasa dan pelayanan, kelima konsep pengembangan kualitas
tersebut adalah:
1. Trancendent Based, dalam konsep ini dijelaskan sebuah kualitas dapat diterima dan
diakui apabila ada pengembangan lebih lanjut dari kondisi sebelumnya dan perubahan
kualitas tersebut dapat dirasakan dan dibuktikan, memberikan kemudahan dan daya guna
yang lebih baik dari daya guna sebelumnya secara fleksibel. Contoh produk yang masuk
kategori Trancendent Based antara lain:
1. Dahulu sebelum kartu ATM di pergunakan secara umum, nasabah jika mengambil
uang secara cash harus rela datang ke kantor bank dan rela mengantri untuk
103 Konsep Kualitas dan Service Excellent
mendapat layanan dari bank tersebut. Namun sekarang sudah tidak perlu lagi
berhubungan dengan kantor bank jika ingin mengambil dana secara cash.
2. Teknologi seluler jaman dahulu hanya dapat digunakan untuk menelepon dan SMS,
namun sekarang semua kegiatan dapat diakses dengan menggunakan seluler
semenjak hadirnya teknologi smasrtphone, mulai dari aplikasi perkantoran, i-
Banking, SMS-Banking, e-Mail, transaksi online dan banyak lagi.
3. Model pembelajaran dahulu cenderung mengutamakan tatap muka di kelas, namun
kini telah banyak pembelajaran model online, bahkan dapat dilakukan antar negara.
Sehingga proses pembelajaran tidak terbatas ruang, tempat dan waktu.
2. Product-Based, dianggap berkualitas jika produk memiliki atribut tertentu yang dapat
menjamin kepuasan konsumen dalam penggunaan produk yang bersangkutan. Kualitas
disini dapat diartikan sebagai pemenuhan sebuah tuntutan dengan konsekuensi tinggi
atas atribut keamanan ketika produk atau jasa digunakan. Tidak berbahaya dan tidak
menimbulkan celaka bagi pemakai produk, misal untuk contoh product-based antara
lain: jasa penerbangan, tidak boleh sering delay, aman selama penerbangan berlangsung,
kompor gas tidak mudah bocor gas LPG nya, tidak menimbulkan bahaya kebakaran
yang dapat mengancam keselamatan jiwa, produk handphone tidak memiliki radiasi bagi
penggunanya ketika digunakan berkomunikasi dan tidak menimbulkan dampak negatif
bagi kesehatan. Obat-obatan harus aman dikonsumsi, dan tidak mengakibatkan efek
samping bagi pasien yang mengkonsumsinya. Produk harus memiliki kualitas dari segi
atribut tertentu, yang menjamin keselamatan bagi pemakai.
3. Manufacturing-Based, kualitas dapat diterima dan diakui, apabila produk yang dibuat
mampu memenuhi harapan dan keinginan secara spesifik bagi konsumen yang
membelinya dan memakainya. Misal produk televise, walaupun harus menggunakan
tambahan antenna baik di dalam maupun di luar, semua konsumen pasti menginginkan
kualitas gambar dan warna serta kejernihannya terjamin sehingga nyaman ditonton
ketika menyaksikan tayangan tertentu. Kualitas suara jernih dan hemat konsumsi listrik.
Contoh lain adalah otomotif, selain aman dan nyaman dikendarai, kendaraan mampu
memberikan perlindungan prima saat sewaktu-waktu terjadi benturan dalam perjalanan,
memiliki sistem keamanan yang memadai sehingga saat di parkir di suatu tempat, barang
yang ada di dalam mobil benar-benar aman dan terhindar dari aksi pencurian.
4. User-based, untuk kualitas pendekatan user-based, kriteria kualitas lebih bersifat umum,
artinya produk atau jasa dikatakan berkualitas jika terdapat atribut yang mampu
memenuhi permintaan konsumen. Barang atau jasa diproduksi disesuaikan dengan
Konsep Kualitas dan Service Excellent 104
permintaan atau keinginan konsumen. Sehingga saat produk digunakan, mampu
memberikan keinginan apa yang diharapkan terjadi jika menggunakan produk tersebut.
Untuk user-based, contoh yang dapat ditampilkan adalah produk kosmetika antara lain
bedak, parfum, lipstik, pewarna rambut, alis buatan, kitek/cat kuku dan lainnya, baik
untuk remaja, dewasa atau ibu rumah tangga yang selalu ingin tampil beda saat mereka
beraktifitas di luar rumah. Produk kosmetik mampu merubah penampilan seseorang
yang awalnya biasa-biasa menjadi lebih menarik dan beda sehingga bisa meningkatkan
rasa percaya diri pemakainya.
5. Value-based, untuk kategori kualitas dalam jenis ini, produk atau jasa diciptakan
disesuaikan kemampuan dan kemauan membayar konsumen. Produk jenis ini tergolong
memiliki harga special dan tidak sembarang orang dapat membeli atau memakainya.
Karena sifat produk yang special sehingga kualitas sangat disesuaikan dengan harganya.
Produk yang masuk kategori ini dapat diklasifikasikan sebagai barang mewar, misal
perhiasan batu permata, mobil mewar, perumahan mewah, sekolah bertaraf internasional,
hotel bintang lima dengan VVIP room, dan sejenisnya, yang kesemuanya memiliki
kualitas jarena harganya yang benar-benar berbeda.
HUBUNGAN SERVICE EXCELLENT DAN KUALITAS
Dalam lingkup yang lebih luas, bagaimana cara sebuah perusahaan menciptakan kualitas bagi
produk, jasa atau pelayanannya. Salah satu metode umum yang dapat digunakan sebagai alat
untuk menciptakan kualitas di mata konsumen atau masyarakat luas adalah metode service
excellent. Bagaimana sebuah perusahaan mendisain service excellent. Untuk mendisain
pelayanan yang bersifat service excellent, tentu melibatkan lingkungan luar perusahaan yang
disebut stakeholder, dapat terdiri dari konsumen, pemerintah daerah, praktisi, pelanggan,
kelompok masyarakat yang memiliki keterkaitan atau piahk-pihak tertentu yang memiliki
kepedulian terhadap pelayanan sebuah lembaga atau perusahaan. Pihak stakeholder diundang
dan diajak untuk berdiskusi atau memberikan masukan tentang segala sesuatu yang dirasakan
kurang bagus dalam sebuah pelayanan, kemudian dari masukan tersebut, perusahaan
membuat sebuah misi atau janji untuk memperbaiki atau memberikan pelayanan yang akan
dijanjikan dan kemudian direalisasikan secara nyata kepada stakeholder dan masyarakat
umum yang menjadi pelanggan agar kualitas pelayanan menjadi baik dan dapat diterima oleh
pelanggan dan masyarakat. Untuk merealisasikan service excellent, internal lembaga atau
perusahaan harus membenahi keseluruhan unit atau bagian yang terlibat langsung dengan
kegiatan pelayanan tersebut, menyangkut pelatihan sumber daya manusianya, perbaikan
prosedur, perbaikan kegiatan atau proses, perbaikan peralatan, sarana penunjang dan
105 Konsep Kualitas dan Service Excellent
prasarana lainnya yang terlibat. Tujuannya agar pelayanan mampu dilaksanakan secara cepat,
akurat dan efisien. Guna menunjang pelayanan yang cepat, akurat dan efisien dibutuhkan
peran serta dan keterlibatan keamajuan teknologi dibidang informasi, sehingga semua
informasi dan data yang berkait dengan lembaga/perusahaan dapat diakses melalui online.
Yang memanfaatkan pelayanan cepat, akurat dan efisien ada beberapa level, yakni pelayanan
di ring 1 tingkat kelurahan dimana lembaga atau perusahaan tersebut berlokasi, kemudian
ring 2 tingkat kecamatan, ring 3 tingkat kabupaten, ring 4 tingkat propinsi dan terakhir ring 5
tingkat nasional. Semua informasi dan layanan harus bisa diakses dari lima ring tersebut
secara akurat. Jika kondisi ini bisa diciptakan dan dapat berjalan dengan baik maka
perusahaan dapat dimasukkan dalam jenis pelayanan yang bersifat internasional. Tentunya
pelayanan yang demikian merupakan muara dari sebuah pelayanan mengarah pada kualitas
prima. Salah satu kunci sukses dalam menerapkan service excellent, adalah melalui sebuah
gerakan yang disebut CSR (Corporate Social Responsibility) yakni sebuah gerakan dari
perusahaan untuk memberikan tanggangujawab perusahaan secara sosial kepada masyarakat.
Dengan jalan memberikan bantuan berupa barang, peralatan, bahan atau segala sesuatu yang
dirasa sangat dibutuhkan oleh masyarakat namun bukan dalam wujud uang. Gerakan CSR
bagi perusahaan dimanapun berada di atur dalam sebuah undang-undang, perpu dan perda,
yang diketahui dan disetujui oleh DPR/DPRD. Gerakan CSR bersifat himbauan dan bukan
merupakan paksaan, dana CSR besarnya 2,5% berasal atau diambilkan dari laba bersih
perusahaan. Dengan pemberlakuan CSR maka pemberdayaan masyarakat yang berada di
sekitar perusahaan (Ring 1) akan lebih fokus dalam peningkatan kesejahteraannya. Yang
menjadi fokus bidang penerapan CSR adalah bidang kemiskinan, sanitasi, kesehatan,
pendidikan, perbaikan pemukiman dan bidang lainnya (Azheri, 2011).
Perkembangan CSR tidak bisa terlepas dari konsep pembangunan berkelanjutan
(sustainability development), definisi pembangunan berkelanjutan menurut The World
Commission On Environment and Development yang lebih dikenal dengan The Brundtland
Comission, bahwa pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi
kebutuhan manusia saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang
dalam memenuhi kebutuhan mereka (Solihin, 2009).
The Brundtland Comission dibentuk untuk menanggapai keprihatinan menyangkut
peningkatan kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang semakin cepat. Selain
itu komisi ini juga dibentuk untuk mencermati dampak kerusakan lingkungan hidup dan
sumber daya alam terhadap ekonomi dan pembangunan sosial. Oleh karenanya, konsep
sustainability development dibangun diatas tiga pilar yang berhubungan dan saling
Konsep Kualitas dan Service Excellent 106
mendukung satu dengan lainnya, Ketiga pilar tersebut adalah sosial, ekonomi, dan
lingkungan, sebagaimana ditegaskan kembali dalam The United Nation 2005 World Summit
Outcome Document (Solihin, 2009).
Lembaga lain yang memberikan rumusan CSR adalah The World Business Council for
Sustainability Development. Menurut organisasi ini CSR adalah komitmen berkelanjutan dari
para pelaku bisnis untuk berprilaku secara etis dan memberikan kontribusi bagi pembangunan
ekonomi, sementara pada saat yang sama meningkatkan kualitas hidup dari para pekerja dan
keluarganya demikian pula masyarakat lokal dan masyarakat secara luas (Solihin, 2009).
CSR dapat diterapkan sesuai dengan areal tanggung jawab perusahaan dalam tiga level, yaitu:
1. Basic Responsibility merupakan tanggung jawab yang muncul karena keberadaan
perusahaan tersebut, misalnya kewajiban membayar pajak, mematuhi hukum, memenuhi
standar pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham.
2. Organizational Responsibility menunjukkan tanggung jawab perusahaan untuk
memenuhi perubahan kebutuhan stakeholders seperti: pekerja, konsumen, pemegang
saham, dan masyarakat sekitarnya.
3. Societal Responsibility menjelaskan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan
lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan
berkembang secara berkesinambungan.
Economic Cooperation and Development dalam Wibisono (2007) menyepakati pedoman
bagi perusahaan multinasional. Pedoman tersebut berisi kebijakan umum yang meliputi:

1. Memberikan kontribusi untuk kemajuan ekonomi, sosial, dan lingkungan berdasarkan


pandangan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan,
2. Menghormati hak-hak asasi manusia yang dipengaruhi kegiatan yang dijalankan
perusahaan tersebut sejalan dengan kewajiban dan komitmen pemerintah di negara
tempat perusahaan beroperasi,
3. Mendorong pembangunan kapasitas lokal melalui kerja sama yang erat dengan komunias
lokal, termasuk kepentingan bisnis, selain mengembangkan kegiatan perusahaan di pasar
dalam dan luar negeri sejalan dengan kebutuhan praktik perdagangan,
4. Mendorong pembentukan human capital, khususnya melalui penciptaan kesempatan
kerja dan memfasilitasi pelatihan bagi para karyawan,
5. Menahan diri untuk tidak mencari atau menerima pembebasan di luar yang dibenarkan
secara hukum yang terkait dengan sosial lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja,
perburuhan, perpajakan, insentif finansial, dan isu-isu lain,

107 Konsep Kualitas dan Service Excellent


6. Mendorong dan memegang teguh prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)
serta mengembangkan dan menerapkan praktik-praktik tata kelola perusahaan yang baik,
7. Mengembangkan dan menerapkan praktik-praktik sistem manajemen yang mengatur diri
sendiri secara efektif guna menumbuhkembangkan relasi saling percaya diantara
perusahaan dan masyarakat tempat perusahaan beroperasi,
8. Mendorong kesadaran pekerja yang sejalan dengan kebijakan perusahaan melalui
penyebarluasan informasi tentang kebijakan-kebijakan itu pada pekerja termasuk melalui
program-program pelatihan,
9. Menahan diri untuk tidak melakukan tindakan tebang pilih (diskriminatif) dan
indispliner,
10. Mengembangkan mitra bisnis, termasuk para pemasok dan subkontraktor, untuk
menerapkan aturan perusahaan yang sejalan dengan pedoman tersebut,
11. Bersikap abstain terhadap semua keterlibatan yang tak sepatutnya dalam kegiatan-
kegiatan politik lokal
Wibisono (2007) membagi manfaat yang akan diterima dari pelaksanaan CSR, baik bagi
perusahaan, masyarakat (termasuk buruh/pekerjanya), lingkungan ataupun negara:
1. Bagi Perusahaan, ada empat manfaat yang diperoleh bagi perusahaan dengan
mengimplementasikan CSR. Pertama, keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan
berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra (image) yang positif dari masyarakat
luas. Kedua, perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap modal (capital).
Ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human resources)
yang berkualitas. Keempat, perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan
pada hal-hal yang kritis (critical decision making) dan mempermudah pengelolaan
manajemen risiko (risk management),
2. Bagi masyarakat, praktik CSR yang baik akan meningkatkan nilai-tambah adanya
perusahaan di suatu daerah karena akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan kualitas
sosial di daerah tersebut. Pekerja lokal yang diserap akan mendapatkan perlindungan
akan hak-haknya sebagai pekerja. Jika terdapat masyarakat adat atau masyarakat lokal,
praktek CSR akan mengharagai keberadaan tradisi dan budaya lokal tersebut,
3. Bagi lingkungan, praktik CSR akan mencegah eksploitasi berlebihan atas sumber daya
alam, menjaga kualitas lingkungan dengan menekan tingkat polusi dan justru perusahaan
terlibat mempengaruhi lingkungannnya,
4. Bagi negara, praktik CSR yang baik akan mencegah apa yang disebut “corporate
misconduct” atau malpraktik bisnis seperti penyuapan pada aparat negara atau aparat
Konsep Kualitas dan Service Excellent 108
hukum yang memicu tingginya korupsi. Selain itu, negara akan menikmati pendapatan
dari pajak yang wajar (yang tidak digelapkan) oleh perusahaan.
Wibisono (2007) menyatakan bahwa sulit untuk menentukan benefit perusahaan yang
menerapkan CSR, karena tidak ada yang dapat menjamin bahwa bila perusahaan yang telah
mengimplementasikan CSR dengan baik akan mendapat kepastian benefit-nya. Oleh karena
itu terdapat beberapa motif dilaksanakanya CSR, diantaranya:
1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, Perbuatan
destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan. Begitupun sebaliknya, konstribusi
positif pasti juga akan mendongkrak reputasi dan image positif perusahaan. Inilah yang
menjadi modal non-financial utama bagi perusahaan dan bagi stakeholdes yang menjadi
nilai tambah bagi perusahaan untuk dapat tumbuh secara berkelanjutan.
2. Layak mendapatkan social licence to operate, Masyarakat sekitar perusahaan merupakan
komunitas utama perusahaan. Ketika mereka mendapatkan benefit dari keberadaan
perusahaan, maka pasti dengan sendirinya mereka ikut merasa memiliki perusahaan.
Sebagai imbalan yang diberikan ke perusahaan paling tidak adalah keleluasaan
perusahaan untuk menjalankan roda bisnisnya di wilayah tersebut. Jadi program CSR
diharapkan menjadi bagian dari asuransi sosial (social insurance) yang akan
menghasilkan harmoni dan persepsi positif dari masyarakat terhadap eksistensi
perusahaan.
3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan, Perusahaan mesti menyadari bahwa kegagalan
untuk memenuhi ekspektasi stakeholders pasti akan menjadi bom waktu yang dapat
memicu risiko yang tidak diharapkan. Bila itu terjadi, maka disamping menanggung
opportunity loss, perusahaan juga mesti mengeluarkan biaya yang mungkin justru
berlipat besarnya dibandingkan biaya untuk mengimplementasikan CSR.
4. Melebarkan akses sumber daya, Track record yang baik dalam pengelolaan CSR
merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu untuk
memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan.
5. Membentangkan akses menuju market, Investasi yang ditanamkan untuk program CSR
ini dapat menjadi tiket bagi perusahaan menuju peluang pasar yang terbuka lebar.
Termasuk didalamnya akan memupuk loyalitas konsumen dan menembus pangsa pasar
baru.
6. Mereduksi biaya, Banyak contoh yang dapat menggambarkan keuntungan perusahaan
yang didapat dari penghematan biaya yang merupakan buah dari implementasi dari

109 Konsep Kualitas dan Service Excellent


penerapan program tanggung jawab sosialnya. Contohnya adalah upaya untuk mereduksi
limbah melalui proses recycle atau daur ulang kedalam siklus produksi.
7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders, Implementasi program CSR tentunya akan
menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholders. Nuansa seperti itu dapat
membentangkan karpet merah bagi terbentuknya trust kepada perusahaan.
8. Memperbaiki hubungan dengan regulator, Perusahaan yang menerapkan program CSR
pada dasarnya merupakan upaya untuk meringankan beban pemerintah sebagai
regulator. Sebab pemerintahlah yang menjadi penanggungjawab utama untuk
mensejahterakan masyarakat dan melestarikan lingkungan. Tanpa bantuan dari
perusahaan, umumnya terlalu berat bagi pemerintah untuk menanggung beban tersebut.
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan, Kesejahteraan yang diberikan para
pelaku CSR umumnya sudah jauh melebihi standar normatif kewajiban yang dibebankan
kepada perusahaan. Oleh karenanya wajar bila karyawan menjadi terpacu untuk
meningkatkan kinerjanya.
10. Peluang mendapatkan penghargaan. Banyak reward ditawarkan bagi penggiat CSR,
sehingga kesempatan untuk mendapatkan penghargaan mempunyai kesempatan yang
cukup tinggi

Gambar 5.3 Pelaksanaan CSR di bidang pengadaan air bersih


Sumber: dinkes.jakarta.go.id

Konsep Kualitas dan Service Excellent 110


Gambar 5.4 Pelaksanaan CSR di bidang penyelamatan lingkungan
Sumber: www.pertamina-ptc.com/csr/lingkungan

Gambar 5.5 Pelaksanaan CSR di bidang perbaikan metode pertanian


Sumber: www.pertamina-ptc.com/csr/pemberdayaan-masyarakat

111 Konsep Kualitas dan Service Excellent


RANGKUMAN
Setelah mempelajari dan mendalami bab 5 tentang service excellent dan kualitas, ada
beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan pada bab ini, antara lain:
1. Kualitas sebenarnya perwujudan dari sebuah peningkatan manfaat dan daya guna produk
atau jasa secara berkesinambungan, yang dapat diterima oleh pelanggan,
2. Untuk meningkatkan kualitas dibutuhkan perbaikan internal perusahaan, perbaikan
proses, sumber daya, human recourcess, sarana dan prasarana yang mengarah pada
penciptaan perubahan dan perbaikan,
3. Kualitas tidak dapat diciptakan begitu saja, namun kualitas merupakan muara dari
sebuah perubahan, perbaikan, inovasi secara jangka panjang dan tanpa berhenti,
4. Kualitas dapat diukur dari penyimpangan, kesesuaian, konsistensi, komitmen, dan sikap
konsumen dalam menyikapi,
5. Kualitas dapat dibentuk dan diwujudkan dengan sudut pandang yang berbeda yakni:
pendekatan transcendent, produk, user, manufaktur dan nilai (value),
6. Perbaikan kualitas dapat diciptakan secara sustainable melalui service excellent untuk
memperbaiki semua unsur pelayanan secara total,
7. Dasar yang digunakan oleh perusahaan untuk membangun service excellent dan kualitas
adalah CSR (Corporate Social Responsibility),
8. Perusahaan yang berhasil membangun atau melaksanakan CSR dengan baik, ke depan
perusahaan akan sustainable.
DAFTAR ISTILAH
Corporate Social Responsibility Sustanaible
Service Excellent Value
Konsistensi Trust
Human Recources Regulator
Stakeholder Recycle
Track Record Opportunity Loss
Social Insurance Constraint
Risk Management Good Corporate Governance
Critical Decision Making Diskriminatif
Indisipliner Human Capital
Economic Cooperation Sustainability
Total Quality Control Top Management

LATIHAN SOAL
1. Dalam mengembangkan kualitas secara sederhana, faktor apa saja yang dapat menjadi
penghambat ?

Konsep Kualitas dan Service Excellent 112


2. Apakah ada hubungan yang erat antara kinerja dan proses penciptaan kualitas pada
sebuah perusahaan ?
3. Ada berapa macam konsep kualitas menurut ahli ? dan bagaimana hubungan diantara
konsep-konsep kualitas tersebut!
4. Sesuai konsep kualitas yang telah dikembangkan oleh para ahli seperti Crosby, Armand,
Mulder, dan Juran, konsep kualitas yang mana lebih cocok diterapkan untuk perusahaan
di Indonesia ?
5. Berikan penjelasan singkat mengenai hubungan atau keterkaitan antara proses
peningkatan kualitas dengan pelaksanaan service excellent!
6. Apakah pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility) di Indonesia memiliki
keterkaitan dengan service excellent, dimanakah letak keterkaitannya ? jelaskan.
LATIHAN SOAL: KASUS
Peningkatan pelayanan kesehatan di Indonesia yang dilaksanakan semakin intensif
membutuhkan peran secara konsisten Puskesmas yang menyebar merata hampir di seluruh
wilayah Indonesia. Bahkan setiap tahun perannya semakin ditingkatkan terlebih dengan
bergulirnya pelayanan BPJS bagi masyarakat tidak mampu. Tentunya agar pelaksanaan BPJS
dapat sukses dan tidak terkendala maka dibutuhkan peran dan tanggungjawab pemerintah
untuk lebih memfokuskan pelayanan BPJS tersebut terutama dalam mengatasi berbagai
persoalan yang dapat menghambat kinerja BPJS ke depan.
1. Bagaimana cara meningkatkan pelayanan kesehatan secara umum di Indonesia ?
2. Apakah BPJS dapat dikembangkan menjadi sebuah service excellent dalam melayani
kesehatan masyarakat di Indonesia ?
3. Kualitas apa yang harus dibangun agar pelayanan BPJS di Indonesia menjadi lebih baik
ke depan terutama dalam meningkatkan pelayanan yang berfokus pada peningkatan
kesehatan masyarakat ?

113 Konsep Kualitas dan Service Excellent


DAFTAR PUSTAKA

[1] Abbas, Syahrial, (2014), Manajemen Perguruan Tinggi, Jakarta: Prenada Media.
[2] Adikoesoemo, Suparto, (2002), Manajemen Rumah Sakit, Jakarta: Sinar Harapan.
[3] Aisyah, (2011), Manajemen Mutu, From https://eprints.walisongo.ac.id/1312/,
diakses tgl. 28 Januari 2015.
[4] Anggara, Bayu, (2012), Manajemen Operasi, From
http://bayu.blogspot.com/2012/11/definisi-manajemen-operasional, diakes tgl. 17
Februari 2015.
[5] Ariani, D. Wahyu., (2009), Manajemen Operasi Jasa, Jakarta: Graha Ilmu.
[6] Asdhi, Andi, (2012), Kasus: Strategi Global Hard Rock Café, From http:
//www.academia.edu /6191943/Manajemen_operasi_studi_kasus_hard_rock_cafe,
diakses tgl. 04 April 2015.
[7] Assauri, Sofjan., (2010), Manajemen Produksi dan Operasi, Jakarta: LP FEUI.
[8] Atmadjati, Arista, (2012), Meraih Kunci Sukses Service Excellent, Jakarta: Leutika
Prio.
[9] Azheri, Busyra, (2011), Corporate Social Responsibility, Jakarta: Setara Press.
[10] Daryanto, (1985), Teknik Otomotif, Jakarta: Bina Aksara.
[11] Deitiana, Tita, (2011), Manajemen Operasioanl – Service and Manufactur, Jakarta:
Mitrawacanamedia.
[12] Dharma, Surya, (2014), Manajemen Kinerja, Jakarta: Pustaka Pelajar.
[13] Dyambi, Yuni, (2010), Manajemen Produksi Lintas 5 Dalam Menjaga Eksistensinya
Ditengah Persaingan Industri Penyiaran Indonesia, From
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/950, diakses tgl. 06 Februari
2015.
[14] Fahmi, Irham., (2012), Manajemen Produksi dan Operasi, Bandung: Alfabeta.
[15] Ginting, Rosnani, (2007), Sistem Produksi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
[16] Ginting, Rosnani, (2010), Perancangan Produk, Yogyakarta: Graha Ilmu.
[17] Haming, Murdifin., (2012), Manajemen Produksi Modern, Edisi Kedua, Jakarta:
Bumi Aksara.
[18] Handoko, Hani., (2010), Era Baru Manajemen, Jakarta: Salemba Empat.

Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi 114


[19] Hartanto, F. Mardi., (2009), Paradigma Baru Manajemen Indonesia, Jakarta: Mizan.
[20] Hatta, Gemala. R, (2008), Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan, Jakarta:
Universitas Indonesia.
[21] Herjanto, Eddy, (2014), Manajemen Operasi, Jakarta: Grasindo.
[22] Irawan, Dandan., (2011), Manajemen Operasi, Jakarta: Ikopin Press.
[23] Isa, Irwan., (2014), Manajemen Operasional Pendukung Sistem Informasi, Jakarta:
Graha Ilmu.
[24] Ishak, Aulia., (2010), Manajemen Operasi, Jakarta: Graha Ilmu.
[25] Jasfar, Farida., (2010), Manajemen Jasa, Jakarta: Ghalia Indonesia.
[26] Kosasih, Subarsa, (2012), Manajemen Operasi – Bagian Pertama, Jakarta:
Mitrawacanamedia.
[27] Kumalaningrum, Maria P., (2011), Manajemen Operasi, Yogyakarta: STIM YKPN.
[28] Liba, Sahban, (2009), Kebijakan Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi di Indonesia,
Perspektif Teoritis dan Empiris, Ujung Pandang: AS Publishing.
[29] Muhardi, (2013), Manajemen Operasi – Suatu Pendekatan, Jakarta: Pustaka
Hidayah.
[30] Muslich, Muhammad., (2012), Manajemen Resiko Operasional, Jakarta: Repository
UI.
[31] Nahmias, Steven, (2008), Production & Operations Analysis, 6 edition, New Jersey:
McGraw-Hill/Irwin.
[32] Nasution, A. H. dan Y. Prasetyawan, (2008), Manajemen Operasi, Jakarta: Salemba
Empat, From http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60778/, diakses
tgl. 24 Maret 2015.
[33] Nawawi, Ismail Uha, (2014), Manajemen Perubahan, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Niko, Demusimu, (2014), Manajemen Operasional, From http:
//repository.perbanasinstitute.ac.id /xmlui/handle/123456789/1454, diakses tgl. 09
Maret 2015.
[34] Nugroho, Iwan, (2011), Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan, Jakarta:
Pustaka Pelajar.
[35] Nurdin, (2014), Manajemen Operasional Manufacturing and Services, From http:
//repository. unhas.ac.id /handle /123456789/11732, diakses tgl. 30 Januari 2015.
[36] Nurmianto, Eko, (2008), Ergonomi – Konsep Dasar dan Aplikasinya, Surabaya:
Gunawidya.

115 Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi


[37] Pardede, P., Mangarinsan., (2007), Manajemen Produksi dan Operasi, Yogyakarta:
Andi Offset.
[38] Poerwanto, Hendra, (2011), Peran Manajemen Operasi, From https:
//sites.google.com/site /operasiproduksi/operations-management-
views/peranoperationsmanagement, diakses tgl. 16 Januari 2015.
[39] Poerwanto, Hendra, (2012), Proses Produksi dan Transformasi Barang dan Jasa,
From https: //sites.google.com/site/ operasiproduksi /operations- management-
views/proses_produksi_transformasi_barang_jasa, diakses tgl. 16 Maret 2015.
[40] Prasetya, Hery., Lukiastuti, Fitri., (2011), Manajemen Operasi, Digital Library,
Malang: Indocakti.
[41] Puspopranoto, Sawaldjo, (2006), Manajemen Bisnis, Jakarta: PPM.
[42] Putu Oka, Dewa, (2012), Destinasi Pariwisata Berbasis Masyarakat, Jakarta:
Salemba Empat.
[43] Rai Utama, I Gusti Bagus, Eka Mahadewi, Ni Made, (2013), Metodologi Penelitian
– Pariwisata dan Perhotelan, Yogyakarta: Andi.
[44] Rangkuti, Freddy., (2002), Manajemen Persediaan, Jakarta: Rajawali Press.
[45] Ratnasari, Ririn T., Aksa, Mastuti H., (2011), Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta:
Ghalia Indonesia.
[46] Render, Barry and Heizer, Jay., (2014), Manajemen Operasi – Manajemen
Keberlangsungan dan Rantai Pasokan, Jakarta: Salemba Empat.
[47] Render, Barry., Heizer, Jay., 2013, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, Jakarta:
Salemba Empat.
[48] Ridwan, (2013), Pengantar Statistik Sosial, Bandung: Alfabeta.
[49] Rusdiana, A.H., (2014), Manajemen Operasi, Jakarta: Pustaka Setia.
[50] Sabarguna, H. Boy S., (2009), Manajemen Rumah Sakit, Jakarta: Sagung Seto.
[51] Santosa, Rudy, (2008), Pengawasan Mutu Untuk Mengurangi Tingkat Kerusakan
Produk Pada PT. CREATIVINDO PROMOCIPTA, Reposiroty Manajemen Operasi,
From http://repository.ubm.ac.id:8080/80/, diakses tgl. 20 Januari 2015.
[52] Santoso, Gempur, (2014), Ergonomi Terapan, Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
[53] Sentana, Aso, (2006), Service Excellent & Customer Satisfaction, Semarang: Elex
Media Komputindo.
[54] Setiadi, Dhimas, (2014), Manajemen Operasi, From repository.ipb.ac.id/handle
/123456789/113/browse? Value=Manajemen+Operasi&type, diakses tgl. 04 Januari
2015.
Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi 116
[55] Solihin, Ismail, (2009), Corporate Social Responsibility, Jakarta: Salemba Empat.
[56] Sholeh, Redyarman, (2015), Manajemen Produksi dan Operasi, From http:
//www.academia.edu/8838022/Makalah_Manajemen_Produksi_dan_Operasi, diakes
tgl. 27 Maret 2015.
[57] Stevensen, William. J., Sum Chee Cuong, (2014), Manajemen Operasi Perspektif
Asia, Jakarta: Salemba Empat.
[58] Sugian, Syahu., (2006), Kamus Manajemen Mutu, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
[59] Sugiyono, (2010), Statistik Untuk Penelitian, Jakarta: Alfabeta.
[60] Sutantra, I Nyoman, (2001), Teknologi Otomotif – Teori dan Aplikasinya, Edisi
Pertama, Surabaya: Guna Widya.
[61] Tanjung, Henry., (2006), Manajemen Operasi, Jakarta: PT. Grasindo.
[62] Uno, B. Hamzah, (2011), Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
[63] Untung, Hendrik Budi, (2008), Corporate Social Responsibility, Jakarta: Sinar
Grafika.
[64] Usman, Kurniawan., Uke, (2008), Pengantar Ilmu Telekomunikasi, Jakarta:
Informatika.
[65] Wibisono, Gunawan., Dwi H. Gunadi, (2008), Konsep Teknologi Seluler, Jakarta:
Informatika.
[66] Wibisono, Yusuf, (2007), Corporate Social Responsibility, Jakarta: Fascho
Publishing.
[67] Widjaja, Amin., (2009), Pokok-Pokok Manajemen Operasi – Meningkatkan
Produktivitas dan Daya Saing Organisasi, Jakarta: Harvarindo.
[68] Wijatno, Serian, (2009), Pengelolaan Perguruan Tinggi Secara Efisien, Efektif &
Ekonomis, Jakarta: Salemba Empat.
[69] Wijaya, Tony, (2012), Manajemen Jasa, Jakarta: Indeks.
[70] Yamit, Zulian, (2010), Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Jakarta: Ekonisia.
[71] Yoeti, Oka A., (2009), Manajemen Pemasaran Hotel, Jakarta: Perca.

117 Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi


Action Plann Sebuah rencana yang dijalankan jika ada
problem dalam proses, sebagai jalan keluar atau
solusi

Akuntable Meyakinkan, handal dan terpecaya dalam


pelaksanaan sebuah proses, karena sifatnya
akurat

Alumni Peserta didik yang telah selesai mengikuti


sebuah proses pendidikan

Atribut Produk Unsur yang digunakan untuk menilai manfaat


sebuah produk ketika produk digunakan

Benefit Manfaat yang diperoleh atas penggunaan barang


atau output dari perusahaan

Café Usaha waralaba yang menjual menu makanan


dan minuman, sering digunakan sebagai tempat
bersantai bagi pengunjungnya

Capital Modal utama dalam proses produksi, bisa dalam


bentuk uang atau benda fisik, termasuk segala
jenis peralatan

Clasical Design Oriented Proses produksi dengan disain meniru


mempertahankan model klasik atau model lama
agar nampak artistik di mata kosnumen

Comfort Nyaman, aman dan tidak berbahaya terutama


yang berkait dengan kesehatan

Comparisson Model Analisis untuk membandingkan satu produk


dengan produk lain menggunakan perspesi
pelanggan/konsumen

Competitive Advand Keunggulan bersaing yang dimiliki sebuah


produk dinilai dari atribut-atributnya

Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi 118


Constraint Hambatan, kendala yang timbul dalam sebuah
proses dalam melaksanakan sebuah kegiatan

Continueus Improvement Continuous improvement adalah usaha-usaha


berkelanjutan yang dilakukan untuk
mengembangkan dan memperbaiki produk,
pelayanan, ataupun proses. Usaha-usaha tersebut
bertujuan untuk mencari dan mendapatkan
kualitas terbaik dari produk yang disempurnakan

Corporate Social Responsibility Sistem pengaturan diri perusahaan dalam


memberikan pertanggungjawaban dan pelayanan
kepada pemegang saham, karyawan, masyarakat
luas, dan lingkungan

Corporate Social Responsibility Suatu konsep bahwa organisasi, khususnya


(namun bukan hanya) perusahaan adalah
memiliki berbagai bentuk tanggung jawab
terhadap seluruh pemangku kepentingannya,
yang di antaranya adalah konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan pelanggan

Critical Decision Making Kemampuan berpikir kritis di saat diperlukan,


ketika manajemen mengalami masalah sewaktu-
waktu tanpa bisa diestimasi

Customer Pihak akhir yang menggunakan atau


mengkonsumsi produk atau jasa yang dihasilkan
perusahaan

Data Base Proses atau alat yang digunakan untuk


menyimpanan data secara terpusat

Daya Guna Kemampuan untuk mendatangkan hasil dan


manfaat, kemampuan menjalankan tugas,
perbandingan antara tenaga yang diperoleh
dengan tenaga yang dihasilkan.

Deffect Penyimpangan atau kondisi cacat yang terjadi


pada bagian proses atau pada output/produk
yang dihasilkan

Deffect Tingkat kesalahan, penyimpangan, kerusakan


dalam melakukan sebuah proses, pekerjaan atau
tugas yang diukur dari hasil atau output atau
hasil pekerjaan.
119 Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi
Demand Kebutuhan, sesuatu yang dibutuhkan dalam
upaya memenuhi keinginan dalam melakukan
sebuah kegiatan

Desertifikasi Adalah tipe degradasi lahan di mana lahan yang


relatif kering menjadi semakin gersang,
kehilangan badan air, vegetasi, dan juga
kehidupan liar

Devisa Adalah semua barang yang dapat digunakan


sebagai alat pembayaran internasional, devisa
umumnya berbentuk mata uang asing.

Disain Produk Model, bentuk, tipe yang memiliki nilai seni dan
estetika dari sebuah produk

Diskriminatif Pembatasan, pembedaan, pelecehan, pengucilan


dan/atau pengabaian, yang langsung atau pun
tak langsung, didasarkan pada pembedaan
manusia atas dasar apapun, termasuk agama,
suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status
sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa,
keyakinan politik, yang berakibat pengurangan,
penyimpangan atau penghapusan pengakuan,
pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia
dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik
individu maupun kolektif dalam bidang politik,
ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek
kehidupan lainnya

Distribusi Proses pemindahan bahan atau barang dari


lokasi perusahaan sampai dengan lokasi
konsumen

Domestik Lingkungan sendiri, tidak berhubungan dengan


lingkungan lain, untuk keperluan sendiri, atau
melayani konsumen sendiri

Economic Cooperation Kerjasama antar negara di bidang ekonomi


untuk meghasilakn kesepakatan bersama di
bidang perdagangan, pertumbuhan ekonomi

Efisiensi Proses berkelanjutan yang dilakukan perusahaan


dalam usaha menghemat faktor produksi

Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi 120


Ekosistem Adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik tidak terpisahkan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya,
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan
kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi.

Ekosistem Suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh


hubungan timbal balik tidak terpisahkan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya

Ekspansi Perluasan sebuah area atau wilayah perusahaan


agar dapat memiliki kekuatan lebih dalam
bidang penjualan dan pemasaran

Emisi Sisa kegiatan, sisa pembakaran berupa sampah,


cederung merusak dan berbahaya yang
dihasilkan kendaraan bermotor atau industri

Energi Sebagai daya atau kekuatan yang diperlukan


untuk melakukan berbagai proses kegiatan.
Energi merupakan bagian dari suatu benda tetapi
tidak terikat pada benda tersebut. Energi bersifat
fleksible artinya dapat berpindah dan berubah.

Estimated Sebuah perkiraan dalam menilai atau


menentukan sesuatu benda, obyek, tindakan,
pekerjaan yang mendekati nilai sebenarnya

Explicit Service Bentuk pelayanan yang benar-benar nyata dan


telah dilakukan dengan benar

External Customer Pelanggan adalah orang atau instansi/kantor


yang membeli barang maupun jasa secara
berulang. Pelanggan dapat berupa individu
(perorangan) maupun kolektif (organisasi).

Facilitating Goods Peralatan penunjang dalam kegiatan proses


produksi

Finansial Mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan


organisasi meningkatkan, mengalokasi, dan
menggunakan sumber daya moneter sejalan
dengan waktu, dan juga menghitung resiko
dalam menjalankan proyek mereka
121 Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi
Fluktuasi Adalah ketidak tetapan atau guncangan, sebagai
contoh terhadap harga barang dan sebagainya,
atas segala hal yang bisa dilihat di dalam sebuah
grafik

Fokus Kemampuan untuk konsentrasi pada satu tujuan


atau obyek tanpa kehilangan atau mengurangi
kepekaan konsentrasi

Freelance Adalah seorang pekerja yg tidak terikat pada


aturan formal perusahaan, sebab ia tidak
dikontrak untuk menjadi karyawan tetap
didalamnya. freelancer identik juga dengan
pekerja part time atau yang sudah disepakati
clien.

Fungsi Produk Fungsi untuk menunjukkan perannya dalam


kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen

Go Green Kegiatan untuk menghidupkan lingkungan


dengan menggunakan tanaman, tumbuh-
tumbuhan agar tidak terjadi kerusakan

Good Corporate Governance Tata kelola pemerintahan yang baik, sehingga


meninimalkan terjadinya penyimpangan

Grafis Adalah suatu bentuk komunikasi visual yang


menggunakan gambar untuk menyampaikan
informasi atau pesan seefektif mungkin kepada
pihak-pihak tertentu.

Haki Hak Kekayaan Intelektual, hak kepemilikan


terhadap inovasi yang telah berhasil diciptakan
oleh pemiliknya

Handling Kegiatan penanganan bahan dalam proses


distribusi atau penyimpanan agar tidak rusak
atau cacat

Hayati Sesuatu yang berhubungan dengan hidup,


mahkluk hidup atau berhubungan dengan
kehidupan secara luas di bumi

Human Capital Human capital merupakan pengetahuan,


ketrampilan dan kemampuan seseorang yang

Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi 122


dapat di gunakan untuk menghasilkan layanan
professional

Human Error Tindakan, kesalahan yang disebabkan oleh


manusia dalam mengoperasikan sesuatu hal

Human Recources Sumber daya manusia, perkembangan dan


pengelolaannya dalam usaha meningkatkan
kinerja dalam perusahaan

Ilustrasi Sebuah gambaran, atau hasil visualisasi dari


suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan,
fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang
lebih menekankan hubungan subjek dengan
tulisan yang dimaksud daripada bentuk

Imaterials Sesuatu yang tidak dapat dinilai atau diukur,


namun dapat dirasakan secara nyata bentuk atau
keberadaannya.

Implicit Service Bentuk keluaran/output yang nyata dan memiliki


kegunaan atau kualitas

Indisipliner Tindakan yang secara nyata melawan atau


melanggar peraturan dan mengakibatkan sebuah
kerugian

Industri Kumpulan perusahaan dalam sebuah area


dengan kegiatan memproses atau mengolah
barang dengan menggunakan sarana dan
peralatan

Inovasi Temuan yang berhasil dilakukan, pada bahan


baku, produk, atau proses pada sebuah sistem
operasi atau produksi

Instruktur Orang yang bertugas mengajarkan sesuatu dan


sekaligus memberikan latihan dan bimbingannya
kepada peserta didik atau kepada orang-orang
tertentu.

Intangible Bentuk tidak nyata dari sesuatu, namun bisa


dirasakan, tidak dapat dilihat secara langsung
oleh pancaindra.

123 Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi


Intangible Segala sesuatu yang tidak tampak secara fisik
namun dapat dirasakan keberadaannya atau
manfaatnya

Internal Customer Customer internal merupakan, pelanggan yang


ada didalam perusahaan, biasanya departemen
atau divisi lain yang membutuhkan barang atau
jasa

Kadaluarsa Masa habis pakainya dari sebuah fungsi atau


manfaat produk sehingga tidak mungkin lagi
memiliki nilai tambah dan daya guna.

Keahlian Merupakan kemampuan untuk melakukan


sesuatu terhadap sebuah peran, pekerjaan, tugas.

Kebijakan Adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi


pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
bertindak.

Kepuasan Dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa


senang dan kelegaan seseorang dikarenakan
mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk
mendapatkan pelayanan suatu jasa.

Kesejahteraan Keadaan yang baik, kondisi manusia di mana


orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam
keadaan sehat dan damai.

Konsep Pengertian konsep adalah ide abstrak yang dapat


digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau
penggolongan yang pada umumnya dinyatakan
dengan suatu istilah atau rangkaian kata.

Konsistensi Melakukan suatu kegiatan secara terus menerus


dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur /
batasan batasan yang telah di tentukan maupun
sesuai dengan ucapan yang telah digariskan

Konsumen Pengguna akhir suatu produk yang dihasilkan


oleh produsen. Pihak akhir yang menggunakan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Konsumsi Suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau


menghabiskan daya guna suatu benda, baik

Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi 124


berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan secara langsung.

Kontrol Pengawasan, umumnya dilakukan pada bahan


baku, proses produksi atau proses penyimpanan
barang/output

Konversi Perubahan dari suatu sistem ke sistem lainnya,


perubahan kepemilikan atas suatu benda, tanah,
atau barang, perubahan dari satu rupa ke rupa
lainnya.

Labour Intensive Kegiatan usaha yang lebih mengutamakan


penggunaan tenaga kerja padat karya dibanding
menggunakan teknologi modern dalam kegiatan
proses produksi

Luaran Hasil, atau output yang dihasilkan oleh sebuah


proses berbentuk nyata atau tidak nyata dalam
memenuhi sebuah kebutuhan

Maintenance Proses perbaikan pada beberapa hal yang berkait


dengan kegiatan produksi meliputi: perbaikan
kualitas bahan, mesin, peralatan dan perbaikan
pelayanan kepada konsumen.

Media Sosial Adalah sebuah media online, dengan para


penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,
jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.
Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk
media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia

Metal Bromide Barang tambang, biasanya berupa bahan dasar


berat dan padat, mempunyai sifat tertentu, msl
berkilau, dapat dibengkokkan, dapat ditempa,
dapat dilebur (dicor) dng menggunakan panas
api dan listrik, spt besi, baja, perak; logam

Metode Cara atau jalan bagaimana sebuah proses


produksi dapat dilakukan agar hasilnya
memuaskan.

Modified Product Oriented Merubah sebagian atau hampir keseluruhan


produk lama oleh pabrik agar produk bisa tampil
125 Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi
beda dengan produk sebelumnya, atau untuk
menambah daya guna produk sebelumnya

Money Changer Tempat untuk menukar valuta asing

Moril Tingkat kebaikan, tingkat kebenaran dari suatu


tindakan, perasaan dan jiwa pelaku produksi
termasuk budi pekertinya dalam memberikan
pelayanan.

Multidimension Scaling Salah satu metode yang digunakan untuk


melakukan uji perbandingan dalam menentukan
produk yang superior

New Product Oriented Usaha untuk memproduksi produk yang


senantiasa selalu baru dibanding produk-produk
sebelumnya

Nilai Tambah Nilai tambah adalah nilai yang ditambahkan


oleh produsen terhadap bahan baku atau
pembelian ( selain tenaga kerja ) sebelum
menjual produk atau jasa baru atau yang
diperbaharui.

Obyek Wisata Sebuah lokasi yang dijadikan tujuan oleh


individu untuk berlibur atau menikmati suasana
yang sifatnya menyenangkan

Obyek Wisata Sebuah tempat yang dijadikan tempat tujuan


berlibur atau untuk menikmati
suasana/pemandangan tertentu oleh individu

Online Keadaan komputer yang terkoneksi/ terhubung


ke jaringan Internet. Sehingga apabila komputer
kita online maka dapat mengakses internet/
browsing, mencari informasi-informasi di
internet

Operasi Sebuah kegiatan yang dilakukan dalam upaya


menjalankan proses tertentu secara terencana
dan teratur, dalam upaya menghasilkan sesuatu.

Opportunity Loss Peluang yang hilang karena salah dalam


mengambil kebijakan atau keputusan

Outlet Tempat menyediakan barang atau jasa, tempat


menjual, tempat memperoleh
Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi 126
Output Keluaran, hasil, produk yang diperoleh dari
sebuah kegiatan produksi atau proses produksi
industri

Paket Layanan Fasilitas yang diberikan dalam melaksanakan


kegiatan tertentu dan sifatnya untuk memenuhi
kebutuhan secara langsung

Parsial Sebuah besaran atau nilai yang merupakan


bagian dari keseluruhan, bagian-bagian terkecil
dari keseluruhan.

Pasar Global Pasar asing, internasional, pasar antar negera,


atau pasar tingkat dunia

Password Kumpulan karakter atau string yang digunakan


oleh pengguna jaringan atau sebuah sistem
operasi yang mendukung banyak pengguna
(multiuser) untuk memverifikasi identitas
dirinya kepada sistem keamanan yang dimiliki
oleh jaringan atau sistem tersebut. Kata sandi
juga dapat diartikan sebagai kata rahasia yang
digunakan sebagai pengenal.

Pencemaran Proses perusakan alam dan lingkungan karena


terjadinya emisi atau limbah yang tidak
terkontrol dengan baik, sehingga sifatnya
merusak.

Performance Penampilan, sosok tampilan, bentuk atau rupa


dari sisi luar sebuah produk

Polusi Berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan


manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.

Price Maker Kebijakan untuk menetapkan harga sendiri,


umumnya dilakukan oleh perusahaan monopoli

Price Taker Kebijakan menetapkan harga, dengan jalan


mengikuti harga yang ada di pasar

Price Harga jual, nilai pengorbanan secara fisik

127 Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi


Proaktif Tindakan atau sikap yang sifatnya mendahului,
tidak menunggu, atau tidak mengabaikan

Procedur Error Kesalahan dalam menjalankan sebuah prosedur,


tindakan, operasi atau kegiatan di internal
perusahaan

Produksi Sebuah kegiatan untuk melaksanakan proses


operasi, dengan menggunakan metode tertentu
dalam upaya menghasilkan produk atau jasa.

Produktif Dilihat dari arti kata, produktif adalah suatu


kegiatan yang menghasilkan sesuatu, berupa hal
baru yang didapat dari membaca, benda, tulisan,
dan hal baik lainnya

Produsen Pelaku proses produksi, yang menghasilkan


produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.

Raw Materials Bahan baku untuk input dalam kegiatan proses

Raw Materials Bahan yang langsung digunakan untuk diolah,


sehingga bahan tersebut nantinya akan menjadi
barang jadi yang merupakan produk dari
perusahaan.

Reaktif Sifat cenderung, tanggap, atau segera bereaksi


terhadap sesuatu yang timbul atau muncul secara
sewaktu-waktu dan segera

Recourcess Merupakan faktor produksi yang berfungsi


mendukung terlaksananya kegiatan proses
produksi meliputi: tanah, mesin, dana, keahlian,
lokasi/tempat, termasuk bahan baku.

Recycle Proses daur ulang

Regulator Adalah orang atau pihak yang mempunyai hak


dan kewajiban dalam membuat atau menetapkan
aturan

Reliability Handal, dapat diandalkan, terpercaya, memiliki


keunggulan

Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi 128


Remedial Proses pengulangan sebuah kegiatan agar
didapat hasil yang lebih bagus dari kegiatan
sebelumnya

Risk Management Akibat yang kurang menyenangkan (merugikan,


membahayakan) dari suatu perbuatan atau
tindakan dalam manajemen

Safety Tindakan atau kegiatan dalam melakukan


sesuatu dengan panduan atau prosedur yang
ketat agar tidak terjadi penyimpangan,
kerusakan atau kerugian

Security Petugas keamanan yang menjaga atau


mengawasi sebuah kegiatan atau tempat untuk
menjaga kelancaran kegiatan

Service Excellent Pelayanan yang paling baik atau pelayanan yang


sangat baik tanpa cacat

Shockbreaker Peredam kejut atau getaran, yang terdapat pada


kendaraan bermotor untuk menahan guncangan
saat kendaraan dikendarai

Signifikan adalah nyata, sesuatu yang nyata, sesuatu yang


benar, atau obyek yang benar-benar nyata, tidak
memiliki penyimpangan secara absolute

Skill Ketrampilan, kemampuan, keahlian, kemahiran


dalam menjalankan sebuah pekerjaan yang
dimiliki oleh individu

Social Insurance Merupakan komitmen dan piranti negara dalam


mewujudkan keadilan sosial melalui mekanisme
income transfer atau redistribusi pendapatan

Species Satuan dasar dari klasifikasi biologi, atau jenis


sesuatu yang hidup atau bergerak pada suatu
tempat

Stakeholder Merupakan individu, sekelompok manusia,


komunitas atau masyarakat baik secara
keseluruhan maupun secara parsial yang
memiliki hubungan serta kepentingan terhadap
perusahaan. Individu, kelompok, maupun
komunitas dan masyarakat dapat dikatakan

129 Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi


sebagai stakeholder jika memiliki karakteristik
yaitu mempunyai kekuasaan, legitimasi, dan
kepentingan terhadap perusahaan

Styling Gaya hidup, sesuai dengan karakter

Sumber Daya Alam Segala sesuatu yang berasal dari alam yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia. Yang tergolong di dalamnya
tidak hanya komponen biotik, seperti hewan,
tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga
komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas
alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.

Superrior Unggul, lebih handal dibanding kompetitor

Suplay Pasokan, persediaan, perbekalan, barang-barang


yang dibutuhkan dan dapat dipernuhi secara
mudah oleh pihak tertentu kepada yang
membutuhkan

Support Facility Fasilitas penunjang dalam kegiatan proses


produksi

Survey Kepuasan Pelanggan Sebuah proses yang dilakukan untuk mengukur


atau estimasi tingkat kepuasan pengguna produk

Sustainability Mampu bertahan dan berkembang dalam jangka


panjang karena memiliki kekuatan atau
keunggulan

Sustanaible bentuk kegiatan berkelanjutan dalam jangka


panjang tanpa dibatasi oleh waktu

Swasembada Kemampuan untuk mencukupi segala kebutuhan


secara mandiri tanpa bantuan atau dukungan
pihak lain

Syarat Cukup Kegiatan yang dilakukan untuk meminimalkan


terjadinya kesalahan dalam proses produksi,
sehingga produk atau jasa yang dihasilkan
mampu memenuhi kebutuhan konsumen.

Syarat Penting Meningkatkan nilai tambah produk atau jasa


dalam kegiatan proses produksi, dengan jalan
meningkatkan kualitasnya.

Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi 130


Tangible Bentuk nyata benda atau obyek secara nyata,
dapat dilihat, dirasakan oleh panca indra dan
dapat disimpan serta dipindah-pindah.

Tata Ruang Wilayah Sebuah perencanaan untuk menata sebuah


wilayah sesuai peruntukannya agar tidak terjadi
proses pembangunan yang timpang tindih

Terbarukan Menjadikan lebih baru, tidak seperti kondisi


sebelumnya sehingga mampu meningkatkan
fungsi, manfaat dan daya gunanya.

Top Management Pemimpin tertinggi dalam sebuah perusahaan


yang membuat kebijakan mengenai arah dan
pencapaian tujuan perusahaan ke depan

Total Quality Control Adalah sistem manajemen yang dinamis yang


mengikut sertakan seluruh anggota organisasi
dengan penerapan konsep dan teknik
pengendalian kualitas untuk tercapainya
kepuasan pelanggan dan yang mengerjakannya

Track Record Rekaman mengenai hasil kerja, catatan, riwayat,


atau sesuatu yang pernah terjadi dan
berhubungan dengan manusia

Trading Trading atau Perdagangan adalah pengalihan


kepemilikan barang dan jasa dari satu orang atau
badan lain dengan mendapatkan sesuatu sebagai
imbalan dari pembeli

Transfer Knowledge Proses perpindahan ilmu, keahlian, ketrampilan


dari satu individu ke individu lain menggunakan
pendekatan metode atau cara-cara tertentu.

Transformasi Perubahan rupa atau bentuk, dari satu bentuk


asal ke bentuk lainnya, perubahan struktur
gramatikal menjadi struktur gramatikal lain
dengan menambah, mengurangi, atau menata
kembali unsur-unsurnya.

Trust Kepercayaan dalam menerima atau menjalani


sesuatu kegiatan yang menimbulkan rasa puas

Use Friendly Mudah digunakan, tidak rumit dan sederhana

131 Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi


Value Nilai, bentuk yang dapat diberikan agar menjadi
lebih baik dalam sebuah pelayanan

Waralaba Perikatan yang salah satu pihaknya diberikan


hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak
dari kekayaan intelektual (HAKI) atau
pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki
pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan
persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain
tersebut dalam rangka penyediaan dan atau
penjualan barang dan jasa

Zero Deffect Sebuah kegiatan yang mengutamakan sebuah


kesempurnaan dan tidak memiliki cacat, atau
penyimpangan, dan berhubungan dengan
kualitas atau mutu

Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi 132


Pendidikan, Memperoleh gelar magister manajemen dalam bidang
manajemen sumber daya manusia dari Universitas Narotama
Surabaya Tahun 2002, sarjana ekonomi program studi manajemen
bidang Manajemen pemasaran dari Universitas Narotama Surabaya
Tahun 1991. Kegiatan rutin di kampus adalah mengajar di program
studi S1.
Kegiatan, Selain sibuk pada bidang kegiatan akademik yang lain, juga sibuk menulis
jurnal dan menulis buku ajar, termasuk melatih teman-teman dosen yang lebih muda
dalam kegiatan menulis buku. Rutin melakukan kegiatan penelitian hibah
Kemenristekdikti bersama-sama dosen lain yang bersifat multidisiplin. Baik bidang
kajian ekonomi, sumber daya manusia, dan bidang ilmu seperti aplikasi teknologi
informasi dalam pengembangan sistem informasi manajemen dan aplikasi bidang
manajemen yang lain. Suatu hal yang paling fenomenal dalam kegiatan akademik
adalah ketika mendapat Hibah Insentif Penulisan Buku Teks dari DP2M Ditjen Dikti
tahun 2012. Selanjutnya menjadi cinta dan menyukai kegiatan menulis buku, terutama
buku ajar atau buku literasi dalam meningkatkan pengayaan bahan ajar (deposit bahan
pustaka kampus).
Abstraksi buku, sebenarnya buku ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan bahan
bacaan ke mahasiswa ketika mereka menempuh mata kuliah manajemen operasi,
sehingga mereka memiliki tambahan buku untuk dibaca dan dipahami selain buku
utama dan buku yang wajib. Pembelajaran untuk mahasiswa memang sebaiknya lebih
banyak menggunakan peraga (disisipkan dalam buku dalam bentuk gambar) atau
peraga lain berupa animasi atau video yang relevan dengan materi ajar yang mereka
dalami. Sehingga mampu memicu daya imajinasi mahasiswa ketika berkreasi dalam
proses pembelajaran.

133 Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi

Anda mungkin juga menyukai