Anda di halaman 1dari 62

1.

PERT/CPM Untuk Penjadwalan Proyek


2. Penentuan Tata Letak Fasilitas
3. Matching Algorithm

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


• Sebuah proyek terdiri dari beberapa
kegiatan: A, B, C, D, ..., Z. Proyek besar bisa
terdiri dari ribuan kegiatan.
• Setiap kegiatan perlu durasi waktu tertentu.
• Beberapa kegiatan hanya bisa dimulai setelah
satu atau beberapa kegiatan lain selesai
dikerjakan
 Perlu penjadwalan proyek!

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


Pertanyaan penting:
• Berapa total waktu penyelesaian proyek?
• Kapan awal/akhir setiap kegiatan?
• Kegiatan mana saja yang masuk kategori
kegiatan kritis yaitu harus dilaksanakan persis
seusai jadwal untuk memastikan jadwal
proyek sesuai rencana?
• Berapa lama kegiatan-kegiatan non kritis
boleh terlambat tanpa membuat
penyelesaian proyek secara keseluruhan
tetap sesuai jadwal?
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
START FINISH

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
No. Nama Durasi Jadwal kekritisan
A Conduct Interview 3 0-3 kritis
B Questionnairres 4 3-7 krits
C Read Report 4 0 - x (x  7) non kritis
D Analyze Data Flows 8 7 - 15 kritis
E Introduce Prototypes 5 7 - x (x  12) non kritis
F Observe Reactions 3 x - 22 (x  19) non kritis
G Perform Cost/Benefit 3 15 - 18 kritis
H Prepare Proposal 2 18 - 20 kritis
I Present Proposal 2 20 - 22 kritis
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
• PERT: Program Evaluation and Review
Technique
• CPM: Critical Path Method
• PERT/CPM: digunakan untuk merencanakan,
menjadwalkan, dan mengendalikan berbagai
proyek.
• PERT/CPM menjadwalkan setiap kegiatan
proyek
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Graf berarah: Apa yang dinyatakan simpul dan busur?
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
• Jaringan proyek = graf berarah yang
menggambarkan aktivitas-aktivitas
pendahulu (precedence) setiap aktivitas
proyek.
• Simpul = aktivitas
• Busur = hubungan pendahulu

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


• F: nama simpul aktivitas (nomor/huruf-
kode kegiatan atau nama lain)
• 3: durasi kegiatan
• 6: waktu mulai paling awal (MA)
• 9: waktu selesai paling awal (SA)
• 15: waktu mulai paling belakangan (MB)
• 18: waktu selesai paling belakangan (SB)
• Slack = SB - SA = MB - MA

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
• Dimulai dari simpul START dengan MA = SA = 0.
• MA aktivitas x = Max(SA) semua aktivitas yang tepat
mendahului aktivitas x.
• SA aktivitas x = MA aktivitas x + durasi aktivitas x
• MA = waktu mulai paling awal = earliest start time = ES
• SA = waktu selesai paling awal = earliest finish time = EF

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
• Mulai dari simpul terakhir tepat sebelum simpul FINISH,
SB = Max(SA) semua aktivitas tepat sebelum FINISH.
• SB aktivitas x = Min(MB) semua aktivitas yang tepat
didahului aktivitas x.
• MB aktivitas x = SB aktivitas x - durasi aktivitas x
• SB = waktu selesai paling belakangan = latest finish time = LF
• MB = waktu mulai paling belakangan = latest start time = LS
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Kegiatan MA SA MB SB Slack = SB-SA = MB-MA
A 0 3 0 3 0 (kritis)
B 3 6 6 9 3
C 3 5 3 5 0 (kritis)
D 6 9 9 12 3
E 5 12 5 12 0 (kritis)
F 6 9 15 18 9
G 12 12 18 0 (kritis)
H 5 7 16 18 11

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


• Lintasan Kritis (critical path) ≡ lintasan kegiatan
dari simpul START sampai FINISH dengan slack = 0.
• Lintasan Kritis: A - C - E - G
• Durasi penyelesaian proyek = Max(SA) semua
kegiatan = 18 hari

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
• Pabrik mempunyai N pekerja dan M pekerjaan.
• Setiap pekerja bisa melakukan semua
pekerjaan tapi dengan keterampilan beragam.
• Tetapkan pekerja mana mengerjakan apa agar
pabrik mendapatkan keuntungan maksimal
 Masalah penetapan (Assignment Problem)

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


Tabel Keterampilan

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


Jika dimisalkan xi adalah pekerja ke-i dan yj adalah
pekerjaan ke-j ....

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


... maka akan diperoleh graf bipartit berikut:

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


Diberikan sebuah graf G(V, E); M(V,E1)  G(V, E)
adalah sebuah matching di mana tidak ada 2 ruas
di E1 yang mempunyai simpul yang sama. (M  E)

Matching algorithm =
Masalah penetapan
(Assignment Problem)

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


• Graf G(V, E) adalah graf bipartite jika ada partisi
V = X  Y dengan X  Y =  dan E  X  Y
• M  E sebuah matching   e  M hanya ada
satu ruas M mempunyai setiap endpoint v  V.

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


• Alternating tree adalah pohon yang akarnya
adalah salah simpul bebas dan ruasnya alternate
dari pohon orisinal.

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


• Tujuan: Menyelesaikan Masalah Penugasan.
• Input: Tabel Keterampilan Pekerjaan  Karyawan
(X  Y)
Output:
Penugasan:
Alif (II), Bady (I),
Dzaki (V), Faras
(IV), Ghazy (III)
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Algoritma
1. Inisialisasi label l :
a. y  Y, l(y) = 0
b. x  X, l(x) =
maxyY{w(x,y)}
.......

 l(x) = (0, 0, 0, 0, 0), l(y) = (15, 15, 12, 16, 17)


Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Algoritma
1. ..... dan kreasi Equality subgraph Gl

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


2. Inisialisasi: Pilih sembarang matching M dari Gl
 Misal dipilih M = (x4,y4), (x5,y5) (ruas tebal)

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


3. Jika M sempurna (mencakup semua simpul V
dari Gl): Selesai.
Jika tidak: pilih sembarang simpul u  X yang
unsaturated di M (tidak ada di M). Definisikan
S = {u}, T = . (S  X, T  Y)
 Tidak  x1, x2, x3  X unsaturated  T = ,
S = {x1, x2, x3},

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Go to 3

Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma


Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Penugasan:
Alif (II), Bady (I), Dzaki (V), Faras (IV), Ghazy (III)
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Dr. Asep Juarna, Teknik Informatika Universitas Gunadarma
Masalah TaTa leTak FasiliTas
Metode Konstruksi Berbasis Graf
Dr. Desti Riminarsih
Masalah Tata Letak Fasilitas

Masalah Tata Letak Fasilitas melibatkan lokasi departemen (atau


bagian) di dalam fasilitas dan pengaturan orang dan peralatan di
dalam setiap departemen.

• Permasalahan: bagaimana menempatkan setiap departemen


ke lokasi tertentu di fasilitas
• Tujuan: Menghasilkan Block Plan yang menunjukkan posisi
relatif dari semua departemen
Masalah Tata Letak Fasilitas
§ Keputusan tata letak akan mempengaruhi Aliran bahan, biaya
Transportasi di pabrik, pemanfaatan peralatan, dan
produktivitas umum dan efektivitas bisnis.
§ Biasanya tata letak direncanakan untuk meminimalkan kriteria
tertentu:
§ Misalnya, meminimalkan total waktu perjalanan,
total biaya, total penundaan, dll.
§ Ada juga situasi di mana tata letak dapat dirancang untuk
memaksimalkan kriteria:
§ Misalnya, memaksimalkan kualitas, fleksibilitas,
atau pemanfaatan ruang.
Masalah Tata Letak Fasilitas
• Beberapa Metode yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan tata letak fasilitas:
• Systematic Layout Palnning (SPL)
• Graph Based Construction Methods (GBCM)
• Computer Reative Allocation of Facility Techniques
(CRAFT)
Graph Based Construction Methods (GBCM)
o Metode berbasis graf yang dimulai pada tahun 1960 dan awal
1970-an
o Metode ini dimulai dengan from to chart kemudian pemberian
bobot pada hubungan kedekatan antar departemen
o Suatu graf, yang disebut graf adjacency dibangun
o simpul untuk mewakili departemen
o ruas untuk mewakili kedekatan (hubungan
ketetanggaan),
o bobot pada ruas mewakili skor kedekatan
o Tujuan: untuk menemukan graf dengan jumlah bobot busur
maksimum
o Namun, tidak semua hubungan ketetanggaan dapat
diimplementasikan dalam graf seperti itu, yaitu graf tersebut tidak
boleh planar.
Graph Based Construction Methods (GBCM)
Metode Konstruksi Berbasis Graf

A. Konstruksi graf yang mewakili ketetanggaan


1. Berdasarkan from to chart, pilih dua departemen
dengan bobot terbesar,
2. pilih departemen ketiga berdasarkan jumlah bobot
relatif terhadap dua departemen yang sudah dipilih
3. pilih departemen keempat berdasarkan
memaksimalkan nilai ke tiga departemen pertama
dalam graf
4. tambahkan departemen memaksimalkan nilai ke
face sampai semua departemen telah
ditambahkan ke graf tersebut
Graph Based Construction Methods (GBCM)
Metode Konstruksi Berbasis Graf

B. Konversi ke tata letak blok


1. Pastikan bahwa graf yang terbentuk pada tahap A
adalah graf planar.
2. Gambarkan tata letak block

C. Evaluasi tata letak blok


Graph Based Construction Methods (GBCM)
Metode Konstruksi Berbasis Graf

Contoh: Permasalahan tata letak fasilitas

Diketahui From-to-chart berikut :


• FTC atau From To Chart yang
kadang disebut juga travel
chart adalah sebuah teknik
konvensional yang seacara umum
digunakan dalam perencanaan
pabrik dan material handling
dalam suatu proses produksi
• Terdapat 5 departemen pda FTC
tersebut.
• Bagaimana menentukan tata letak
blok yang paling maksimum?
Alternatif block layout

3 8 4 6 2 4 8 3
0 5 0 0
1 5 6 4 10 5
0 6
0 0 0 0 0 0
5 6
5 0 1 2 1
0

(a) (b)
Graph Based Construction Methods (GBCM)
Metode Konstruksi Berbasis Graf

Contoh:
Diketahui From-to-chart berikut
A. Konstruksi graf berdasarkan
From-to-chart

Langkah 1
pilih dua departemen (pasangan
departemen) dengan bobot terbesar,

1 3
A.Konstruksi graf Langkah 2
berdasarkan From-to- • Pilih departemen ke 3 yang akan masuk dalam
chart graf, dengan menjumlah bobot departemen yang
belum terpilih dengan departemen 1 dan 3
• Pilih pasangan yang mempunyai nilai terbesar

1 3
2 60 40 100
Langkah 1 4 50 80 130
5 0 0 0

100
1 3 4

50 80

100
1 3
A.Konstruksi graf
Langkah 2 4
berdasarkan From-to-chart
Langkah 1

100 50 80
1 3
100
1 3

Langkah 3
• Memilih departemen yang belum terpilih dalam 4
grafik
• Jumlahkan bobot departemen yang belum terpilih 65 80
50
dengan departemen 1,3 dan 4
60 2 40
1 3 4
2 60 40 65 165 100
1 3
5 0 0 10 10
A.Konstruksi graf Langkah 2 Langkah 3
berdasarkan From-to-chart
Langkah 1

Langkah 4
• Karena tinggal departemen 5 yang belum masuk grafik, maka ditentukan
bidang yang akan menjadi tempat departemen 5

1-2-3 1-2-4 1-3-4 2-3-4 4

5 0+30+0=30 0+30+10=40 0+0+10=10 30+0+10=40


10
Bidang segitiga 50 65 80
5
yang terbentuk:
1–2–3 30 2
0 40
1–2–4
1–3–4
2–3–4 60
100
1 3
Langkah 3 Langkah 4
B. Konversi ke Langkah 1 Langkah 2
tata letak blok

• Konversi ke tata letak blok setelah 10 65 80


seluruh departemen telah masuk 30
pada graf, seperti hasil pada 5 2
50
langkah 4
0 60 40

100
1 3
B. Konversi ke
tata letak blok
B. Konversi ke
C. Evaluasi tata letak blok
tata letak blok

Menyusun ulang
block layout
5 2 berdasarkan grafik
kedekatan
3

Block Layout (Tata letak blok)


Referensi
• Yaya S. Kusumah, "Metode Konstruksi Untuk Menyelesaikan Masalah Tata
Letak Fasilitas,"Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 2 No. 2 , hal.8-17, Desember 2001,

• Hassan, M. M. D., and Hogg, G. L., (1991). On constructing a block layout by


graph theory, International Journal of Production Research, 29, 1263-1278.

• Irvine, S. A., and Rinsma-Melchert, I., (1997). A new approach to the block
layout
problem, International Journal of Production Research, 35(8), 2359-2376.

• Facility Layout 3, tersedia: https://slideplayer.com/slide/9400090/

• Chapter six, Computational Facility Layout, tersedia:


https://slideplayer.com/slide/3236428/
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai