Uraian Kasus :
Seorang perempun 44 tahun Ny. J dirawat diruang bedah hari pertama dengan
Diagnosis DM. Klien mengeluh nyeri pada luka dijari jempol kaki kanan,nyeri pada luka jari jempol
kaki bila saat berjalan,nyeri hilang timbul dan nyeri seperti ditusuk-tusuk .klien mengeluh luka di
jari jempol kakinya tidak sembuh-sembuh sejak 2 minggu. Balutan Nampak basah terdapat pus
bercampur darah. Perawat melakukan pemeriksaan pada luka. Terdapat nyeri skala 7. Dilakukan
pengambilan darah untuk melihat infeksi
Data Fokus
S : (Data Subjektif Pasien)
- Klien mengatakan nyeri pada jari kaki jempol sebelah kanan,nyeri seperti ditusuk-
tusuk,rasa nyeri bila digunakan untuk berjalan,nyeri hilang timbul
- Klien mengeluh luka dijari jempol kaki kanan tidak sembuh- sembuh sejak 2
minggu.
O : (Data Objektif Pasien)
klien tampak lemas dan menyeringai ,GCS 4-5-6 compos metis,terdapat balutan nampak
basah,terdapat pus bercampur darah, skala nyeri 7. Tampak luas luka 4cm di jari jempol
kaki kanan klien
TTV:
- TD: 130/100 mmhg
- N: 110x/mnt
- RR: 22x/mnt
- S: 36,8 0C
- GDA : 204 mg/dl
- Hasil pemeriksaan darah lengkap leukosit 27,31 [10^3/ul]
Hasil Pemeriksaan Penunjang :
1. Laboratorium
Hasil pemeriksaan darah,nampak leukosit 27,31 [10^3/ul]
Disusun Oleh :
Pinilih Faridatul Lazulfa
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan Bare,2015). Diabetes
karakteristik hipeglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi urin, kerja insulin,
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas
tidak cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien
menggunakan insulin itu sendiri. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula
darah. Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah, adalah efek yang tidak
terkontrol dari diabetes dan dalam waktu panjang dapat terjadi kerusakan yang
serius pada beberapa sistem tubuh, khususnya pada pembuluh darah jantung
(penyakit jantung koroner), mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat terjadi
peningkatan glukosa darah diatas normal. Dimana kadar diatur tingkatannya oleh
a. Genetik
b. Imunologi
c. Lingkungan
Faktor-faktor resiko :
Obesitas
Riwayat keluarga
C. Manifestasi klinis
seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari penderita. Tanda awal yang dapat
diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung
dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah
mencapai nilai 160-180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis
semut.
Menurut PERKENI gejala dan tanda tanda DM dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
ditunjukan meliputi:
kedalam sel sel tubuh kurang sehingga energi yang dibentuk pun
makan
Jika kadar gula melebihi nilai normal , maka gula darah akan
mulai berkurang atau berat badan turun dengan cepat (turun 5-10
kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah dan bila tidak lekas
adalah:
a) Kesemutan
e) Mudah mengantuk
f) Mata kabur
janin dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari
4kg
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih
Faktor-faktor resiko :
Obesitas
Riwayat keluarga
D. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan darah
No Pemeriksaan Normal
3. Urine
dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna
pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
4. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
E. Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan Keperawatan
pedoman 3 J yaitu:
ditambah
TB(cm) -100
Keterangan :
b. Olahraga
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka olahraga akan
c. Edukasi/penyuluhan
mengenai diabetes
d. Pemberian obat-obatan
Pemberian obat obatan dilakukan apabila pengcegahan dengan cara
h. Menjaga intake cairan elektrolit dan nutrisi jangan sampai terjadi hiperhidrasi
B. Penatalaksanaan Medis
dengan pasien dewasa sesuai dengan algoritma, dimulai dari monoterapi untuk
pengobatan insulin pada pasien lanjut usia tidak berbeda dengan pasien
lanjut usia. Alat yang digunakan untuk menentukan dosis insulin yang tepat
yaitu dengan menggunakan jarum suntik insulin premixed atau predrawn yang
dapat digunakan dalam terapi insulin. 16 Lama kerja insulin beragam antar
individu sehingga diperlukan penyesuaian dosis pada tiap pasien. Oleh karena
hiperglikemia setelah makan. Namun, karena tidak mudah bagi pasien untuk
mencampurnya sendiri, maka tersedia campuran tetap dari kedua jenis insulin
regular (R) dan insulin kerja sedang ,Idealnya insulin digunakan sesuai
kebutuhan basal dan tiga kali dengan insulin prandial untuk kebutuhan setelah
kebutuhan fisiologis.
1. Sulfonilurea
Pada pasien lanjut usia lebih dianjurkan menggunakan OAD generasi
kedua yaitu glipizid dan gliburid sebab resorbsi lebih cepat, karena adanya
metabolit yang lebih pendek atau metabolit tidak aktif yang lebih sesuai
selain merangsang pelepasan insulin dari fungsi sel beta pankreas juga
memiliki tambahan efek ekstrapankreatik.
tanpa obat lain, namun harus digunakan secara hati-hati pada pasien lanjut
kretinin yang rendah disebakan karena massa otot yang rendah pada
orangtua.
enzim pada lapisan sel usus, yang mempengaruhi digesti sukrosa dan
kurang efektif dibandingkan golongan obat yang lain, obat tersebut dapat
terganggu pada dosis tinggi, tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah
klinis.
4. Thiazolidinediones Thiazolidinediones
memiliki tingkat kepekaan insulin yang baik dan dapat meningkatkan efek
terbukti aman dan efektif untuk pasien lanjut usia dan tidak menyebabkan
F. Komplikasi
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada penderita DM tipe II akan
a. Komplikasi Akut
kadar glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dl), disertai dengan adanya
tanda dan gejala asidosis dan plasma keton (+) kuat. Osmolaritas plasma
(PERKENI,2015).
o Hipoglikemi
(berdebar, banyak keringat, gemetar, rasa lapar) dan gejala neuro- glikopenik
darah otak
serat saraf menjadi rusak sebagai akibat dari cedera atau penyakit
tuberkolusis paru, infeksi saluran kemih,infeksi kulit dan infeksi kaki. dan
disfungsi ereksi.
G. Patway
Nekrosis luka
Nyeri Akut Ganggren
Resiko syok
Protein dan
Merangsang BB menurun keletihan
lemak dibakar
hipotalamus
Pusat lapar
dan haus
Polidipsi Katabolisme Pemecahan
polipagi lemak protein
Ketidak seimangan
Asam lemak
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh keton Ureum
ketoasidosis
H. Diagnosa yang mungkin muncul :
1. Nyeri akut
2. Resiko infeksi
4. Keletihan
5. Resiko syok
I. Intervensi
1.Tingkat Nyeri
Definisi: pengalaman sensorik atau emosional yang berkaiatan dengan kerusakan jaringan aktual atau
fungsional,dengan onset mendadak atau lambat dan beritensitas ringan hingga berat dan konstan.
SLKI:
- Gelisah menurun
SIKI:
Managemen nyeri
Observasi
ruangan,pencahayaan,kebisingan)
Edukasi
Kolaborasi
2.Resiko Infeksi
SLKI:
- Demam menurun
- Kemerahan menurun
- Bengkak menurun
Pencegahan infeksi
Observasi
Terapeutik
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Edukasi
Kolaborasi
American Diabetes Association (ADA), (2013). Diakses tgl 11 juni 2017 Diabetes bacic.
Http://www.diabetes.org/ diabetes-bacics
(IDF). (2015) . Idf diabetes altas sixth edition. Diakses pada tanggal 15 april 2016 dari
http://www.idf.org/sites/default/files/Atlas-poster-2015_EN.pdf
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC
Tarwoto, dkk, 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta:
Trans Info Mediaq
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor :
113/D/O/2009
I. IDENTITAS
1. Nama : Ny.J
2. Umur : 44 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
6. Bahasa : Indonesia
7. Pendidikan : SMP
8. Pekerjaan : Tani
9. Alamat : Desa.Campurdarat, Kec.Campurdarat, Kab.Tulungangung
10. Alamat yg mudah dihubungi : Desa. Campurdarat,Kec.Campurdarat, Kab.Tulungangung
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
b. Keluhan Utama :
klien mengatakan nyeri pada jari jempol kaki kanan seperti tertusuk-tusuk,nyeri saat
berjalan dan nyeri hilang timbul
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Pada saat pengkajian klien mengeluh nyeri pada jari jempol kaki sebelah kanan. nyeri
seperti ditusuk-tusuk,nyeri hilang timbul saat berjalan,klien mengatakan luka pada jari
jempol kaki kanannya tidak kunjung sembuh sejak 2 minggu yang lalu pada tanggal 29-
08-2021, hasil pemeriksaan skala nyeri 7,pasien mengatakan tidak nyaman dengan luka
jari kakinya, balutan nampak basah terdapat pus dan darah,luas luka pada jempol kaki
klien 4cm karna tak kunjung sembuh keluarga klien memutuskan untuk membawa
pasien ke RSUD dr.Iskak Tulungangung pada tanggal 30-08-2021
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Kurang lebih 3-4 tahun yang lalu pasien tidak pernah MRS
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan mempunyai keturunan penyakit DM
B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna -Kuning -Kuning
- Bau -Khas -Khas
- Konsistensi -Padat -Padat
- Jumlah -200 gram -100 gram
- Frekwensi -1 hari sekali -2 hari sekali
- Kesulitan BAB -Normal -Normal
- Upaya mengatasi -Tidak ada -Tidak ada
2. B AK -Spontan -Spontan
- Warna -Jernih -Jernih
- Bau -Khas -Khas
- Konsistensi -Cair -Cair
- Jumlah -1500 cc -1000 cc
- Frekwensi -4x sehari -3x sehari
- Kesulitan BAK -Tidak ada -Tidak ada
- Upaya mengatasi -Tidak ada -Tidak ada
C. Pola Makan dan Minum
1. Makan
- Frekwensi -1 porsi habis -1 porsi habis
- Jenis -Nasi, lauk, sayur -nasi, sayur,lauk
- Diit -Semua makanan -TKTP
- Pantangan -Tidak ada -Minum dan makan yang
- Yang Disukai -Semuanya terlalumanis dan tinggi kalori
- Yang Tdk -Tidak ada -Semuanya
disukai -Tidak ada alergi -Tidak ada
- Alergi -Tidak ada -Tidak ada alergi
- Masalah makan -Tidak ada -Tidak ada
- Upaya mengatasi -Tidak ada
-
2. Minum
- Frekwensi -250 cc/hari -250 cc/hari
- Jenis -Air putih, the -Air putih
- Diit -Tidak ada -Tidak ada
- Pantangan -Tidak ada -Minum yang tinggi kalori
- Yang Disukai -Teh -Semua suka
- Yang Tdk -Tidak ada -Tidak ada
disukai -Tidak ada alergi -Tidak ada alergi
- Alergi -Tidak ada masalah -Tidak ada masalah
- Masalah minum -Tidak ada -Tidak ada
- Upaya mengatasi
D. Kebersihan diri /
personal hygiene :
1. Mandi 1. 3x sehari 1. 2x sehari (dilap)
2. Keramas 2. 3x sehari 2. Selama opname di Rs
3. Pemeliharaan gigi dan 3. Bersih 2x sehari belum keramas
mulut 3. Bersih 1x sehari
4. Pemeliharaan kuku 4. Bersih/dipotong bila Panjang 4. Bersih
5. Ganti pakaian 5. Bersih 2x sehari 5. Bersih 1x sehari
F. Kebiasaan
- Merokok -Tidak merokok -Tidak
- Alkohol -Tidak -Tidak
- Jamu, dll -Tidak -Tidak
V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri : Pasien menerima semua kekurangan
d. Pupil :
Kanan dan kiri sama besar (isokor)
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi :
Tulang hidung simetris dan posisi septum nasi lurus ditengah rongga hidung
b. Lubang Hidung :
Lubang hidung simetris, tidak ada polip dan agak kotor
c. Cuping hidung :
Tidak ada pernapasan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris kanan kiri
Ukuran telinga : Sedang Ketenggangan
Ketegangan telinga : Elastis
c. Ketajaman pendengaran :
Ketajaman pendengaran menurun karena factor usia, pasien mendengarkan pakai
arloji sama keras antara telinga kanan dan kiri
b. Keadaan gusi dan gigi :Tidak ada caries, digusi tidak ada pendarahan, warna
gusi merah muda
6. Leher
a. Posisi trakhea : Simetris
b. Tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid
c. Suara : Terdengar jelas
d. Kelenjar Lymphe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
e. Vena jugularis : Tidak ada distensi vena jugularis
f. Denyut nadi coratis : Reguler
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) :
Antara paru-paru kanan dan kiri getarannya sama
c. Auskultasi
Suara Nafas : Vesikuler
Suara Ucapan : Normal, intensitas dan kualitas suara kanan dan kiri sama
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : Tidak terlihat adanya pulsasi
- Ictus cordis : ICS V Linea Mid Clavikula Sinistra
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
Kanan atas ICS II Linea Sternalis Dextra, kiri atas ICS II Linea Sternalis
Sinistra
Kanan bawah ICS IV Linea Sternalis Sinistra, kiri bawah ICS IV Mid
Clavikula Sinistra
c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : Lup tergengar tunggal
- Bunyi jantung II : Dup terdengar tunggal
- Bunyi jantung Tambahan : Tidak ada bunyi jantung tambahan
- Bising / Murmur : Tidak ada
-Frekwensi denyut jantung : 80 x/menit
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Simetris /normal
- Benjolan / Massa : Tidak ada benjolan
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen : Tidak ada
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : Normal <5 x/menit
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
- Benjolan / massa : Tidak ada benjolan
- Tanda-tanda ascites : Tidak ada ascites
- Hepar : Tidak ada pembesaran pada hepar
- Lien : Tidak ada pembesaran pada lien
- Titik Mc. Burne : Tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen : Timpani
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS : 4-5-6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) : Tudak ada kaku kuduk
c. Motivasi ( Kemauan ) :
Pasien mengatakan ingin sembuh dan segera pulang kerumah
d. Persepsi :
Baik
e. Bahasa :
Jelas, mudah dipahami, bahasanya jawa dan Bahasa Indonesia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. E C G : Tidak terlampir
4. U S G : Tidak terlampir
Infus RL 10 Tpm
Inj .insulin 3x6 unit SC
Metronidasol 3x1 /hari
Na – Diklofenak 50 mg setiap 8 jam
Mahasiswa
Pinilih Faridatul L
NIM. A2R17025
KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH
KEPERAWATAN
Mayor faktor generik Nyeri akut
S: -infeksi virus
Ny. J mengatakan nyeri -pengerusakan imunologi
pada jari jempol kaki
sebelah kanan Kerusakan sel beta
O:
- Klien tampak Ketidak seimbangan
menyeringai produksi insulin
- Frekuensi
nadi Gula dalam darah tidak
meningkat dapat dibawa masuk
- Sulit tidur kedalam sel
- TTV :
TD:130/100mmH Anabolisme protein
g RR :22x/mnt menurun
S:36,8oC
N:110x/mnt Kerusakan pada antibody
- Skala nyeri 7
Minor Kekebalan tubuh menurun
S: -
O: Neuropati sensori perifer
- Tekanan darah meningkat
- Pola nafas berubah Nekrosis luka
- Nafsu makan berubah
Ganggren
P: bila berjalan
Q: seperti ditusuk tusuk Nyeri akut
R: jari jempol kaki kanan
S:7
T: nyeri hilang timbul
Anabolisme protein
menurun
Resiko Infeksi
ANALISA DATA
Edukasi
- Anjurkan untuk
meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny.J Umur: 44 Tahun No. Register: 1234567 Kasus : DM (Diabetes Millitus)
4. Mengajarkan cara
memeriksa kondisi luka
11.1
7 Hasil: Klien diajarkan
merawat luka sendiri
dirumah
Hari ke-2