EVI DELIANA HZ
Jalan Rindang Gg Pokat No. 3 Pekanbaru
Abstrak Abstract
Anak adalah harapan bangsa yang Children are the hope of the
merupakan generasi penerus, nation which is the next
dimana ditangan merekalah generation, where the future of
nantinya masa depan bangsa ini this nation eventually will be
akan diletakkan. Sebagai penerus placed. As the successor to the
bangsa, maka kewajiban generasi nation, then the current
sekarang untuk memberikan generation obligation to provide
perlindungan kepada meraka dari protection to the They of the
kerusakan moral yang disebabkan moral damage caused by the use
penggunaankonten-konten of harmful content in the print
berbahaya dalam media cetak dan and electronic media, especially
elektronik, terutama konten yang those containing elements of
mengandung unsur kekerasan dan
violence and pornograph.
pornografi. Peraturan perundang-
Regulations governing the legal
undangan yang mengatur
protection of children from
perlindungan hukum terhadap
harmful content in the print and
anak dari konten berbahaya dalam
electronic media are still
media cetak dan elektronik
common, there are no specific
sifatnya masih secara umum,
rules intended to give legal
belum ada aturan yang khusus dan
protection of children from
spesifik yang ditujukan untuk
harmful content that may be
memberi perlindungan hukum
present in the print and electronic
terhadap anak dari konten
media
berbahaya yang mungkin ada
dalam media cetak dan elektronik.
B. Perumusan Masalah
VOLUME 3 NO. 1 JURNAL ILMU HUKUM
2 C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1989, hlm.41
VOLUME 3 NO. 1 JURNAL ILMU HUKUM
Dalam hal ini, program yang akan dibahas adalah program yang
pertama, yaitu pencegahan dan partisipasi. Program ini mempunyai
tujuan khusus, strategi dan program kerja untuk pencegahan kekerasan
terhadap anak.
Tujuan khusus dari program pencegahan dan partisipasi ini adalah:
a. Mewujudkan jaringan kerja dan kelompok yang terintegrasi dan
terkoordinasi di antara instansi pemerintah, organisasi profesi dan
organisasi sosial kemasyarakatan dalam upaya pencegahan dan
penanganan anak dari tindak kekerasan dengan melibatkan
partisipasi anak;
sedikit Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah)”.
Pasal 40 UU Pornografi selanjutnya mengatur:
(1) Dalam hal tindak pidana pornografi dilakukan oleh atau atas
nama suatu korporasi, tuntutan dan penjatuhan pidana dapat
dilakukan terhadap korporasi dan/atau pengurusnya.
G. Kesimpulan
H. Saran
I. Daftar Pustaka
VOLUME 3 NO. 1 JURNAL ILMU HUKUM
C.S.T. Kansil, 1989, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia,
Balai Pustaka, Jakarta
Peraturan Perundang-undangan